Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hidrosefalus


Sub Pokok Bahasan : Pentalaksanaan Pasien Hidrosefalus
Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang Bedah Syaraf Anak
Waktu : 20-30 menit
Tempat : RSUP Haji Adam Malik
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Oktober 2019

I.   Tujuan instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga pasien diharapkan mampu mengenal penyakit
hidrosefalus dan dapat melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit
hidrosefalus.
II. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga pasien diharapkan mampu :
 Menyebutkan pengertian hidrosefalus
 Menyebutkan penyebab hidrosefalus
 Menyebutkan tanda dan gejala hidrosefalus
 Menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi.
 Menyebutkan sumber makanan/minuman yang dapat dikonsumsi pada penderita penyakit
hidrosefalus
III. Sasaran
Seluruh anggota keluarga pasien di ruang bedah syaraf anak
IV. Materi
Penyakit Hidrosefalus
V. Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi / tanya jawab
VI. Media
Leaflet: Hidrosefalus
VII. Kriteria evaluasi
1.      Evaluasi struktur
 Semua anggota keluarga pasien hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di ruang bedah syaraf anak
2.      Evaluasi proses
 Keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan
 Keluarga pasien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
 Keluarga pasien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3.      Evaluasi hasil
Keluarga pasien mengerti tentang penyakit hidrosefalus, dapat menyebutkan pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, hal – hal yang memperberat penyakit hidrosefalus. Menjelaskan
akibat hidrosefalus. Menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi. Menyebutkan
sumber makanan/minuman yang dapat dikonsumsi pada penderita hidrosefalus

VIII.        KEGIATAN PENYULUHAN


WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 5 menit Pembukaan :
        Membuka kegiatan dengan        Menjawab salam
mengucapkan salam.
        Memperkenalkan diri         Mendengarkan
        Menjelaskan tujuan dari        Memperhatikan
penyuluhan
        Menyebutkan materi yang akan        Memperhatikan
diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
        Menjelaskan tentang pengertian        Memperhatikan
penyakit hidrosefalus
        Menjelaskan tentang hal-hal        Memperhatikan
baik penyebab, tanda-tanda dan
gejala penyakit hidrosefalus
        Memberi kesempatan kepada        Bertanya dan menjawab
peserta untuk bertanya pertanyaan yang diajukan
        Menjelaskan hal-hal yang        Memperhatikan
berhubungan dengan pencegahan
terjadinya hidrosefalus
        Memberi kesempatan kepada        Bertanya dan menjawab
peserta untuk bertanya pertanyaan yang diajukan
3. 10 menit Evaluasi :
        Menanyakan kepada peserta        Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan
4. 2 menit Terminasi :
        Mengucapkan terimakasih atas        Mendengarkan
peran serta peserta.
        Mengucapkan salam penutup         Menjawab salam
HIDROSEFALUS

1.      Pengertian
Hidrocephalus adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak
seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam sistem
ventricular. Ketika produksi CSF lebih besar dari penyerapan, cairan cerebrospinal
terakumulasi di dalam sistem ventricular.
2.      Klasifikasi
Hidrosefalus Non Komunikan (tipe tak berhubungan ):
Apabila obstruksinya terdapat terdapat didalam sistem ventrikel sehingga
menghambat aliran bebas dari CSF.
Biasanya gangguan yang terjadi pada hidrosefalus kongenital adalah pada sistem
vertikal sehingga terjadi bentuk hidrosefalus non komunikan.
·    Hidrosefalus Komunikan (tipe berhubungan ) :
Apabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga terdapat
aliran bebas CSF dal;am sistem ventrikel sampai ke tempat sumbatan.
3.      Penyebab Hidrosefalus :
·    Kelainan bawaan (konginetal)
·    Infeksi
·    Neoplasma
·    Perdarahan.
4.  Tanda Dan Gejala Hidrosefalus
v  Tanda-tanda awal:
o    Mata juling
o    Sakit kepala
o    Lekas marah
o    Lesu
o    Menangis jika digendong dan diam bila berbaring
o    Mual dan muntah yang proyektil
o    Melihat kembar
o    Ataksia
o    Perkembangan yang berlangsung lambat
o    Pupil edema
o    Respon pupil terhadap cahaya lambat dan tidak sama
o    Biasanya diikuti: perubahan tingkat kesadaran, opistotonus dan spastik pada
ekstremitas bawah
o    Kesulitan dalam pemberian makanan dan menelan
o    Gangguan cardio pulmoner
v  Tanda-tanda selanjutnya:
o    Nyeri kepala diikuti dengan muntah-muntah
o    Pupil edema
o    Strabismus
o    Peningkatan tekanan darah
o    Denyut nadi lambat
o    Gangguan respirasi
o    Kejang
o    Letargi
o    Muntah
o    Tanda-tanda ekstrapiramidal/ataksia
o    Lekas marah
o    Lesu
o    Apatis
o    Kebingungan
o    Sering kali inkoheren
o    Kebutaaan
5.   Komplikasi / Bahaya yang dapat ditimbulkan pada pemasangan VP Shunt
Komplikasi sering terjadi karena pemasangan VP shunt adalah infeksi dan
malfungsi. Malfungsi disebakan oleh obstruksi mekanik atau perpindahan didalam
ventrikel dari bahan – bahan khusus ( jaringan /eksudat  ) atau ujung distal dari
thrombosis sebagai akibat dari pertumbuhan. Obstruksi VP shunt sering menunjukan
kegawatan dengan manifestasi klinis peningkatan TIK yang lebih sering diikuti
dengan status neurologis buruk. 
Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi VP shunt. Infeksi umumnya akibat
dari infeksi pada saat pemasangan VP shunt. Infeksi itu meliputi septik, Endokarditis
bacterial, infeksi luka, Nefritis shunt, meningitis, dan ventrikulitis. Komplikasi VP
shunt yang serius lainnya adalah subdural hematoma yang di sebabkan oleh reduksi
yang cepat pada tekanan ntrakranial dan ukurannya. Komplikasi yang dapat terjadi
adalah peritonitis abses abdominal, perforasi organ-organ abdomen oleh kateter atau
trokar (pada saat pemasangan), fistula hernia, dan ilius.
6.  Penatalaksanaan Pada Penyakit Hidrosefalus
Hal – hal yang harus dilakukan dalam rangka penatalaksanaan post – operatif dan
penilaian neurologis adalah sebagai berikut :
1)  Post – Operatif : Jangan menempatkan klien pada posisi operasi.
2)   Pada beberapa pemintasan, harus diingat bahwa terdapat katup (biasanya terletak
pada tulang mastoid) di mana dokter dapat memintanya di pompa.
3)   Jaga teknik aseptik yang ketat pada balutan.
4)   Amati adanya kebocoran disekeliling balutan.
5)   Jika status neurologi klien tidak memperlihatkan kemajuan, patut diduga adanya
adanya kegagalan operasi (malfungsi karena kateter penuh);gejala dan tanda yang
teramati dapat berupa peningkatan ICP.
7.   Nutrisi Pada Psien Hidrosefalus
Tidak ada pantangan makanan untuk dikonsumsi pada psien hidrosefalus selama dia
tidak memiliki alergi pada makanan tertentu. Semua makanan dapat dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

Ropper, Allan H. And Robert H. Brown. 2005. Adams And Victor’s Principles Of


Neurology: Eight Edition. USA. 

Muttaqin, arief. 2008, ‘’Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan System


Persyarafan hal 396-399”.Jakarta, Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai