Anda di halaman 1dari 65

GEOFISIKA KEBENCANAAN

Yurda Marvita, S.T, M.T


Rencana Pembelajaran

1. Pendahuluan 10.Vulcanoes
2. Natural hazard and Disaster 11. Sinkholes and Land Subsidence
3. Disaster Management 12.Climate Change and Weather
4. Mitigation of disaster Relate to hazard
5. Plate Tectonics and Physical 13.Wildfire
Hazards 14.Thunderstorms and Tornadoes
6. Earthquake 15.Wave, Beaches, and Coastal
7. Tsunami Erosion
8. Streams and Flood Processes
9. Landslides and Other Downslope
Movements 2
PENILAIAN

▰ QUIZ = 5%
▰ PRESENTASI = 10%
▰ TUGAS = 15%
▰ UTS = 20%
BUKU

▰ Donald Hyndman and David Hyndman, (2011), Natural Hazards and


Disasters, Third Edition, Brooks/cole.
▰ Edward Bryant (2005), Natural Hazards, Second Edition, Cambridge
University Press The Edinburgh Building, Cambridge,
▰ Wisner, Blaikie, Cannon and Davis (2003), At Risk: natural hazards,
people’s vulnerability and disasters, Second edition.
▰ Puspito, Nanang T (2012), Catatan Kuliah: Mitigasi Bencana, Bandung:
ITB
Pendahuluan

5
Pengantar

▰ Jumlah kematian dan kerugian akibat bencana alam yang terjadi di planet
bumi ini sudah sangat banyak. Kejadian bencana alam tersebut terjadi di
seluruh belahan bumi.
▰ Statistik terjadinya bencana alam pada tahun 1945 s/d 1986 menunjukkan
bahwa:
– korban meninggal dunia akibat bencana alam rata-rata mencapai
sekitar 56.000 orang per tahun,
– sedangkan jumlah kejadian bencana alam yang signifikan rata-rata
mencapai 30 buah per tahun.
▰ Kejadian bencana alam pada tahun 1985 bukanlah suatu kondisi “luar
biasa”, tetapi merupakan kondisi yang “normal” saja.
▰ Bahkan ada kecenderungan bahwa jumlah korban meninggal semakin 6
meningkat dari tahun ke tahun.
▰ Bencana alam tersebut terjadi berulang-ulang di seluruh belahan bumi, dari
tahun ke tahun dan sebagian sudah berlangsung sejak ribuan bahkan jutaan
tahun yang lalu.
▰ Dengan sendirinya bencana-bencana alam serupa pasti akan selalu datang
kembali dan selalu mengancam planet bumi kita ini, biasanya pada tempat-
tempat yang sama
▰ Adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita hindari bahwa kita memang
ditakdirkan untuk hidup di suatu planet yang mempunyai potensi bencana
alam yang sangat besar.
▰ Dan dengan sendirinya kita memang mesti harus belajar untuk hidup
berdampingan dengan bencana alam.

7
Kejadian Bencana di Dunia

Bagaimana dengan di
Indonesia?

8
Persentase Kejadian Bencana Indonesia Tahun 1815-2015

Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia Tahun 1815-2015 (BPBA,


2015)
9
10
Karakteristik ancaman bencana geologi dan
hidrometeorologi di Indonesia

11
Hidrometeorologi
Indonesia juga terletak di garis khatulistiwa sehingga wilayahnya beriklim tropis.
Akibat posisi geografis ini, Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau.

▰ Pada saat musim penghujan apabila curah hujan tinggi, kondisi ini memicu
terjadinya putting beliung, banjir dan tanah longsor.
▰ Sedangkan pada musim kemarau, dan curah hujan rendah terjadi bencana
kekeringan, kebakaran hutan dan lahan.
▰ Sementara pada musim peralihan, fenomena alam puting beliung menjadi
ancaman bencana.

12
Living in Harm’s way

13
Natural Hazard
and Disaster

14
Hazard (Bahaya atau Ancaman)

▰ Bahaya atau ancaman (hazard) adalah suatu fenomena alam atau buatan
manusia yang berpotensi menimbulkan kerugian/kerusakan fisik dan ekonomi
atau mengancam jiwa manusia dan kesejahteraannya.
▰ Ancaman bencana menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 adalah
“Suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana”.
▰ Sebagai potensi bahaya atau ancaman yang merupakan hasil interaksi antara
kejadian alam ekstrim (yang masih berupa potensi) dengan sistem lingkungan
manusia (yang berupa potensi atau kenyataan).

15
Disaster (Bencana)

Definisi Bencana Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2007

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam


dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.

16
Catastrophes (katastropik)

▰ Istilah Catastrophes (katastropik) mengandung pengertian disaster dengan


korban manusia dan kerugian materi yang besar, melebihi angka tertentu.
▰ Ada yang menyebutkan minimal menimbulkan korban 500 orang dan kerugian
materi 10 juta $ US.
Contoh:
– Letusan Krakatau 1883, korban 36.000
– Gempa San Fransisco 1906, korban 2.500
– Gempa Tokyo 1923, korban 143.000
– Gempa Tangshan 1976, korban 700.000
– Tsunami Aceh 2004, korban 250.000
17
18
19
20
Jenis - Jenis Bencana

21?”:>+/.
Jenis-jenis bencana menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana, yaitu:
▰ Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor;
▰ Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa gagal teknologi, dan wabah
penyakit;
▰ Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antar kelompok atau antar komunitas masyarakat.

22
23
Klasifikasi Temporal
▰ Waktu (timing) saat terjadinya suatu disaster dapat mempengaruhi besar-
kecilnya dampak (korban manusia, kerugian materi, kerusakan infrastruktur,
kerusakan lingkungan) yang diakibatkan.
▻ Misalnya gempa Northridge 17 Januari 1994 terjadi pada pukul 04.30
pagi menyebabkan korban 57 orang. Jumlah korban (kemungkinan) akan
bertambah banyak seandainya gempa terjadi pada saat-saat jam kerja
dimana banyak orang melakukan aktifitas (perkantoran, lalu lintas,
pertokoan, sekolah, dll).

24
▰ Disaster ada yang berlangsung secara cepat dan ada juga yang berlangsung
secara perlahan-lahan dalam waktu yang relatif lama.
▻ Misalnya gempa, tsunami, tanah longsor, atau badai akan berlangsung
dengan cepat menyerang suatu daerah. Bencana-bencana alam tersebut
mungkin berlangsung dalam hitungan menit atau sampai beberapa puluh
menit saja.
▻ Sedangkan banjir, kekeringan, gelombang panas, dan gelombang dingin
berlangsung dengan perlahan-lahan. Bencana-bencana alam tersebut
bisa berlangsung dalam hitungan jam sampai beberapa puluh hari atau
minggu.

25
Klasifikasi Spasial
▰ Disaster mempunyai distribusi spasial yang khas. Misalnya gempa,
aktivitas volkanik, tsunami hanya akan terjadi di daerah tektonik aktif;
sedangkan gelombang dingin hanya ada di daerah lintang tinggi.
▰ Disaster ada yang menyebar secara luas (misalnya kekeringan), dan ada juga
yang terkonsentrasi di suatu tempat (misalnya gempa).

26
Dampak Bencana

➢ Terganggunya kehidupan secara permanen maupun temporal


➢ Terganggunya komunitas secara permanen maupun temporal
➢ Korban manusia
➢ Kerusakan infrastruktur
➢ Kerugian properti
➢ Melemahnya sumber daya lokal
➢ Problem yang berkepanjangan pada kehidupan normal
➢ Terganggunya lingkungan
➢ Dampak sosial dan psikologi
➢ Komunitas yang bersangkutan tidak sanggup menangani secara sendiri saja
(perlu bantuan luar)

27
Faktor Penyebab Terjadinya Bencana
Bencana alam dapat disebabkan oleh peristiwa alamiah ataupun akibat dari
aktifitas manusia. Berikut ini adalah interaksi antara faktor-faktor yang berperan
pada terjadinya bencana:
▰ Faktor alamiah, meliputi kondisi geografi, geologi, hidro-meteorologi, biologi,
dan degradasi lingkungan.
▰ Komunitas yang padat, infrastruktur dan elemen-elemen dalam wilayah / kota
yang berada di kawasan yang rawan bencana.
▰ Rendahnya kapasitas dari elemen-elemen masyarakat.

28
Secara umum faktor penyebab terjadinya bencana
adalah karena adanya interaksi antara ancaman
(hazard) dan kerentanan (vulnerability).

Apa yang dimaksud dengan kerentanan?

29
30
31
32
Kerentanan (Vulnerability)

Kerentanan terhadap dampak adalah “Kondisi atau


karateristik biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik,
budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah
untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
kemampuan masyarakat untuk mencegah, meredam,
mencapai kesiapan, dan menanggapi dampak bahaya
tertentu” (MPBI, 2004:5).

33
34
35
Risk (Risiko)

Definisi Risiko Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2007

Risiko bencana adalah potensi kerugian yang


ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dalam
kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka,
sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau harta, kehilangan an gangguan kegiatan
masyarakat.

36
▰ Istilah “risk” (risiko) terkandung dalam pengertian hazard.
▰ Risiko mengandung makna probabilitas terjadinya kematian atau
korban manusia dan kerugian materi yang diakibatkan oleh suatu
bencana alam tertentu.
▰ Risiko menghubungkan secara langsung antara kejadian bencana alam
dengan korban/kerugian yang diakibatkan.
▰ Besarnya kerugian yang mungkin terjadi (kehilangan nyawa, cedera,
kerusakan harta, dan gangguan terhadap kegiatan ekonomi) yang
disebabkan oleh suatu fenomena tertentu.

RISIKO BENCANA = ANCAMAN BENCANA X KERENTANAN

37
Hazard, Vulnerability, Disaster

38
39
40
Semakin besar ancaman dan kerentanannya
maka semakin besar pula risiko bencana yang
terjadinya.

41
42
Dimensi Fisik

▰ Hazard dan Disaster merupakan hasil interaksi antara kejadian alam


ekstrim dengan sistem lingkungan manusia.
▰ Untuk mengetahui besar-kecilnya hazard dan disaster, salah satu
faktor yang penting untuk diperhatikan adalah “dimensi fisik dari
kejadian alam ekstrim” yang menyebabkan hazard dan disaster
tersebut.
▰ Pendekatan tradisional yang selama ini dilakukan dalam studi hazard
dan disaster lebih ditekankan pada faktor fisik dari kejadian alam
ekstrim saja. Pendekatannya lebih bersifat physical science
perspective.

43
▰ Setiap jenis kejadian alam ekstrim mempunyai proses fisika yang spesifik/unik yang
berbeda antara yang satu dengan yang lain. Didahului dengan adanya tanda-tanda
yang signifikan sehingga dapat diantisipasi:
– Erupsi gunungapi
– Banjir
– (tsunami)
– (longsor)
– .......?

▰ Tidak didahului dengan adanya tanda-tanda yang signifikan sehingga sulit untuk
diantisipasi:
– gempa
– Petir
44
– ......?
Sehingga upaya mitigasi setiap jenis hazard dan
disaster juga berbeda-beda.
Oleh karena itu upaya mitigasi yang bersifat
komprehensif untuk menangani semua jenis hazard
belum mungkin dapat dilakukan.

45
Parameter Fisik

▰ Ukuran besar
▰ Durasi
▰ Cakupan spasial
▰ Distribusi temporal
▰ Distribusi spasial
▰ Countdown interval

46
▰ Ukuran Fisik
Menunjukkan ukuran fisik (besar) dari kejadian alam ekstrim.
Misalnya:
▻ Ukuran fisik gempa dinyatakan dengan magnitudo dan energi,
▻ Ukuran fisik tornado dan badai dinyatakan dengan kecepatan,
▻ Ukuran fisik tsunami dinyatakan dengan tinggi tsunami dan
inundation (luas genangan) tsunami,
▻ Ukuran fisik banjir dinyatakan dengan kecepatan arus, kedalaman
banjir dan luas genangan,
▻ Ukuran fisik heat wave dan cold wave dinyatakan dengan temperatur,
▻ dll
47
48
Tinggi tsunami, Run-Up (Rayapan), dan Inundation (Genangan/jangkauan)

49
Ukuran fisik dari kejadian alam ekstrim biasanya menjadi salah satu faktor
penentu utama besarnya disaster.
Misalnya:
▻ Gempa dengan magnitudo M=8.0 berpotensi menimbulkan disaster
lebih besar bila dibandingkan gempa dengan magnitudo M=5.0.
▻ Badai dengan kecepatan 150 mph berpotensi menimbulkan disaster
lebih besar dibandingkan dengan badai yang mempunyai kecepatan
50 mph.
▻ Tsunami dengan tinggi 20 meter berpotensi menimbulkan disaster
lebih besar dibandingkan dengan tsunami yang mempunyai tinggi 10
meter.
▻ Dll.
50
▰ Durasi
Menunjukkan lamanya kejadian alam ekstrim berlangsung. Durasi kejadian
alam ekstrim juga merupakan salah satu faktor penentu utama besarnya
disaster.
Misalnya:
▻ Kejadian gempa (getaran gempa) berlangsung hanya alam hitungan
detik.
Contoh: getaran gempa San Fransisco 1906 hanya dirasakan selama
40 detik (korban 2.500), dan getaran gempa Kobe 1995 dirasakan
selama 22 detik (korban 6.000).

51
52
Terjadinya tsunami juga dirasakan dalam waktu yang tidak terlalu lama,
biasanya dalam hitungan menit air laut yang masuk ke daratan akan surut
kembali ke laut.
Di lain pihak ada juga kejadian alam ekstrim yang berlangsung lama, misalnya
kekeringan yang bias berlangsung selama berbulanbulan bahkan tahunan.
Contoh:
▻ Kekeringan di Great Plains USA tahun 1930 - 1936,
▻ Kekeringan di Afrika Timur tahun 1972 - 1974 dan 1982 – 1984, dan
▻ Beberapa kekeringan yang terjadi di Indonesia yang disebabkan oleh
fenomen El Nino.

53
▰ Cakupan Spasial
Menunjukkan cakupan spasial/luasan area yang terkena dampak dari kejadian
alam ekstrim.
Misalnya:
▻ Dampak kekeringan bisa mencakup daerah yang sangat luas
(provinsi, negara), dampak gempa mencakup daerah yang tidak
terlalu luas (kota), sedangkan dampak and slide mencakup daerah
yang lebih sempit (lokal). Luas tidaknya cakupan spasial diantaranya
bergantung pada besar-kecilnya ukuran fisik.
Cakupan spasial juga menjadi salah satu faktor penentu besarnya disaster;
semakin luas cakupan spasial semakin besar disaster yang ditimbulkan.

54
▰ Distribusi Temporal
Menunjukkan sebaran waktu terjadinya kejadian alam ekstrim. Hal ni meliputi
frekuensi dan perioda ulang. Frekuensi dan perioda ulang terjadinya kejadian
alam ekstrim tidak sama:
– Relatif konstan, misalnya banjir terjadi tiap musim hujan.
– Relatif acak, misalnya terjadinya letusan gunung api.
Dari data frekuensi dan perioda ulang dapat diturunkan probabilitas terjadinya
suatu kejadian alam ekstrim pada lokasi tertentu dan waktu tertentu.
Misalnya: tentang iklim dan gempa

55
56
57
58
▰ Distribusi Spasial
Menunjukkan sebaran lokasi geografi terjadinya kejadian alam ekstrim. Setiap
kejadian alam ekstrim mempunyai “lingkungan alam” yang tersendiri.
Misalnya:
▻ Gempa dan erupsi volkanik hanya terjadi di jalur-jalur tektonik aktif,
tornado/hurricane terjadi di daerah lintang menengah, cold wave
terjadi di daerah lintang menengah dan tinggi, banjir akan terjadi
didataran rendah atau cekungan, dll.

59
60
61
62
▰ Countdown Interval
Menunjukkan selang waktu antara saat tanda/gejala awal
muncul dengan saat terjadinya kejadian alam ekstrim. Selang
waktu tersebut bervariasi, ada yang singkat ada yang sangat
panjang.
Misalnya,
▻ Selang waktu untuk kekeringan jauh lebih lama bila
dibandingkan dengan selang waktu untuk tornado atau
siklon.

63
Informasi tentang distribusi temporal, distribusi
spasial dan countdown interval dari kejadian alam
ekstrim sangat diperlukan bagi upaya mitigasi.
Terutama bagi pembuatan peta-peta hazard.
Pada countdown interval, semakin singkat selang waktu,
semakin sulit mitigasinya.

64
Penutup

▰ Disaster dipengaruhi oleh Hazard dan Vulnerability.


▰ Pemahaman tentang Hazard, Vulnerability dan Risk
penting untuk mitigasi bencana.

65

Anda mungkin juga menyukai