Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AKHIR MODUL PEDAGOGIK 3

PEMBELAJARAN INOVATIF

Nama : AHMAD MUKHAROM ROZAQ


NIM : 203154772316

a. Seorang guru SD menyelenggarakan pembelajaran STEAM dimana siswa diberikan


masalah untuk dipecahkan secara berkelompok. Masalah yang harus dipecahkan siswa
adalah bagaimana tiap kelompok dapat membentuk 3 (tiga) struktur bangunan apa saja
yang mampu menyanggah sebuah bola basket. Siswa dibekali peralatan seperti karet
gelang, lidi, dan koran dengan jumlah yang sama antar kelompok. Selain membentuk
struktur bangunan, siswa harus melakukan uji coba ketiga struktur yang telah dibuat
untuk mengetahui daya tahan saat menyangga bola basket dalam waktu tertentu.
Sebagian besar siswa terlihat antusias untuk memecahkan permasalahan yang diberikan
oleh guru, tetapi ada beberapa kelompok siswa yang terlihat tidak memiliki minat atau
tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah tersebut bisa dipecahkan. Menurut Anda,
bagaimana agar siswa yang tidak berminat menjadi berminat dan mampu menyelesaikan
masalah dengan baik?

Jawab :
Menurut pendapat Saya untuk meningkatkan minat peserta didik yang dapat dijadikan
alternatif adalah sebagai berikut :
1) Memberikan stimulus baik berupa contoh salah satu bentuk struktur bangunan
maupun pancingan- pancingan logis berupa pertanyaan apa itu daya tahan? kepada
peserta didik sehingga membuat rasa penasaran mereka itu muncul untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada.
2) Memberikan apresiasi dan hukuman bagi siapa saja yang dapat menyelesaikan
permasalahan dengan penilaian yang terukur misalnya dari segi kecepatan, kekuatan,
maka akan diberikan nilai 100. Khusus untuk hukuman diberikan kepada yang gagal
dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama sesuai dengan
kesepakatan sebelumnya antar kelompok.
3) Memberikan pendampingan secara khusus bagi mereka yang tidak berminat. Peserta
didik di level SD akan sangat merasa dihargai apabila gurunya mendampingi di
sampingnya dalam menyelesaikan permasalahan yang ia hadapai.
4) Selalu memberikan motivasi akan pentingnya pengalaman belajar agar dapat
menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.
b. Penting sekali setiap guru memiliki rancangan dokumen pembelajaran STEAM sebelum
ia melaksanakan pembelajaran. Buatlah desain pembelajaran STEAM menggunakan
model Project Based Learning (Pembelajaran Berpusat pada Masalah), berdasarkan level
pendidikan yang menjadi tanggung jawab Saudara dalam menyelenggarakan
pembelajaran.

Jawab :
Desain pembelajaran STEAM menggunakan model Project Based Learning di tingkat
SMK dengan materi Analisa Kerusakan CVT Sepeda Motor.
1. Guru membuat modul/PPT/Video pembelajaran yang dapat dijadikan sumber belajar
bagi peserta didik yang dapat diakses secara online dimanapun dan kapanpun.
2. Guru membagikan sumber belajar tersebut di Google Classroom kemudian diberikan
penugasan secara berkelompok.
3. Setiap kelompok mencatat jenis-jenis kerusakan yang sering terjadi pada CVT sepeda
motor dan menganalisanya. (science )
4. Pengambilan data diberikan batasan untuk penggunaan 10.000 km sampai dengan
30.000 km.
5. Kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk tabel maupun diagram dan mereka
juga menghitung berapa kisaran harga untuk perbaikannya. (mathematics)
6. Data yang dibuat tidak boleh tulisan tangan melainkan menggunakan salah satu dari
microsoft word, excell maupun power point. (technic and technology)
7. Guru menyampaikan bahwa sistem penilaian juga memperhatikan seni dalam hal
komposisi warna dan kerapian dari tabel maupun diagram yang dibuat. (art)
8. Untuk produk siswa berupa presentasi hasil dapat dilaksanakan secara offline di kelas
tetapi jika dilaksanakan secara online bisa menggunakan zoom, webex atau google
meet sehingga kelompok yang lain dapat menanggapi dan terjadi forum diskusi.
9. Pengumpulan hasil presentasi yang sudah mendapatkan perbaikan maupun tanggapan
dikumpulkan melalui google drive.
c. Coba Anda lakukan identifikasi terkait ragam model “blended learning” yang
memungkinkan dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah Anda.
Jawab :
Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan “blended learning “ yang memungkinkan dapat
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah Saya:
1) Setiap guru diberikan pelatihan tentang pembuatan video pembelajaran yang nantinya
akan diupload di channel youtube sekolah.
2) Setiap guru membuat google classroom yang kemudian dibagikan ke masing-masing
kelas.
3) Guru membagikan sumber belajar baik berupa video pembelajaran, modul, ataupun
PPT di google classroom untuk dipelajari oleh peserta didik dimanapun dan
kapanpun mereka berada karena dapat diakses secara online.
4) Di google classroom juga difasilitasi dengan forum diskusi atau chat room sehingga
peserta didik dapat memberikan komentar kapan saja sebagaimana grup Whatsapp.
5) Di jam KBM baik secara offline maupun online guru membuka forum diskusi secara
tatap muka barang kali ada bagian yang kurang jelas sehingga membutuhkan
penjelasan yang sangat detail. Nah kalau secara offline bisa dijelaskan di dalam kelas
hanya saja untuk online bisa via zoom , webex ataupun google meet. Peserta didik
juga bisa mempresentasikan hasil pekerjaannya untuk didiskusikan bersama melalui
aplikasi tersebut.
6) Setelah adanya interaksi di point nomor 5, guru memberikan penugasan di google
classroom dengan batas waktu tertentu. Dan nilai dari penugasan dapat ditampilkan
sehingga peserta didik dapat melihat hasilnya sejak tugas pertama hingga tugas
terakhir. Guru pun dapat merekap secara rapi tanpa harus menulis satu-satu cukup
copy paste saja dari google classroom ke excel.
7) Untuk penilaian harian apabila dilaksanakan secara online guru dapat membuat soal
melalui google form. Untuk soal pilihan ganda nilai dapat langsung dimunculkan.
Tetapi utuk essai nilai dapat diumumkan setelah koreksi secara online sudah selesai.
8) Peserta didik juga bisa memberikan umpan balik ataupun tanggapan tentang
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang sudah berlangsung.
Berikut Saya lampirkan contoh penerapan google classroom di sekolah saya.
d. Coba Anda lakukan identifikasi terkait ragam platform atau aplikasi yang dapat
digunakan untuk mendukung model pembelajaran blended learning di sekolahmu?
Jawab :
Untuk mendukung model pembelajaran blended learning platform atau aplikasi yang
Kami gunakan di sekolah ada 2 macam:
1) Google Classroom
Aplikasi bawaan google ini menyediakan beberapa fitur tidak sekedar chat group saja
melainkan ada fitur penugasan yang dapat dijadikan untuk pengambilan nilai dan
peserta didik juga langsung mengetahui berapa nilai yang didapatkan serta tugas mana
yang belum dikerjakan. Google Classroom kami gunakan untuk mengupload sumber
pembelajaran seperti modul, PPT, link Youtube, video pembelajaran dan lain
sebagainya. Meskipun tersedia chat room yang bisa kami gunakan untuk diskusi,
namun diskusi disana tidak dapat berjalan dengan sempurna dikarenakan tidak semua
peserta didik membuka google classroom pada waktu yang bersamaan.
Pembahasan materi ataupun sesi diskusi dilaksanakan pada saat jam KBM meskipun
dilaksanakan secara virtual via google meet ataupun zoom. Otomatis peserta didik
yang belum membaca modul yang sudah dishare oleh bapak ibu guru akan nampak
kurang aktif dalam forum diskusi. Disana kami bisa menilai keaktifan belajar peserta
didik. Akan tetapi karena google meet ataupun zoom ini memerlukan paket data yang
cukup banyak maka tidak semua anak dapat mengikutinya karena keterbatasan paket
data.
2) WhatsApp
Aplikasi ini kami gunakan untuk mendampingi google classroom, dimana ketika anak
belum ikut dalam classroom maka guru mengingatkan di group whatsApp kelas
masing-masing. Ada dua group whatsApp yang biasanya kami buat, yang pertama
adalah group kelas kemudian yang kedua adalah group wali murid. Group kelas
digunakan untuk koordinasi pembelajaran di dalam kelas sedangkan group wali murid
digunakan untuk koordinasi dan penyampain informasi tentang keaktifan peserta didik
dalam belajar.
3) Google Drive
Aplikasi ini kami gunakan untuk layanan penyimpanan file berbasis online dengan
berbagai jenis dan ukuran melalui internet dengan akun Gmail yang dimiliki masing-
masing peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai