Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

PENTINGNYA MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN REPRODUKSI PADA SAAT


MENSTRUASI

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan

Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

Diajukan oleh

Nur Isnaeni

A11701594

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja atau masa adolescence adalah suatu fase tumbuh kembang
yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini
merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, psikologis,
emosional, dan sosial (Ali & Asrori, 2010).
Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Menurut World Health Organisation (WHO)
mendefisinikan batas usia remaja adalah 10 sampai 19 tahun (Fauzi,
2001). Sedangkan menurut Haditono (2006), yang secara global
berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun dengan pembagiannya di
bagi menjadi tiga yaitu masa remaja awal 12 sampai 15 tahun, masa
remaja dewasa 15 sampai 18 tahun dan masa remaja akhir 18 sampai
21 tahun (Haditono dkk, 2006). Masa remaja awal disebut masa
pubertas karena pada periode ini remaja akan mengalami
pematangan organ reproduksi dan mengalami perubahan fisik yang
sangat cepat yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan yang
meliputi mental dan emosional (Depkes RI, 2001).
Adapun pentingnya menjaga dan merawat tubuh agar perkembangan masa
remaja dapat terjadi dengan baik, terutama pada kesehatan
reproduksi seseorang. Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat
secara fisik, mental dan sosial yang berkaitan dengan sistem, fungsi
dan proses produksi (Depkes RI). Salah satu yang sangat ditekankan
bagi perempuan yang tengah mengalami menstruasi adalah
pemeliharaan kebersihan diri. Untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama menstruasi harus
diganti secara teratur 2 sampai 3 kali sehari atau setiap 4 jam sekali,
apalagi 4 jika sedang banyak-banyaknya. Setelah mandi atau buang
air, vagina harus dikeringkan dengan tisu atau handuk agar tidak
lembab. Selain itu pemakaian celana dalam hendaknya bahan yang
terbuat dari yang mudah menyerap keringat (PKBI DIY, 2000).
Meskipun sedang menstruasi, tentunya seorang wanita harus tetap
bersih dan sehat untuk menghindari pembusukan dan
berkembangnya jamur yang bisa menimbulkan keputihan dan
sebagainya (Najmi, 2011). Dampak yang terjadi apabila perilaku
personal Hygiene tersebut tidak dilakukan antara lain remaja putri
tidak akan bisa memenuhi kebersihan alat reproduksinya,
penampilan dan kesehatan sewaktu menstruasi juga tidak terjaga,
sehingga dapat terkena infeksi saluran kemih, keputihan, kanker
serviks dan kesehatan reproduksi lainnya (Nugroho, 2013).
Berdasarkan data WHO tahun 2010, angka kejadian infeksi saluran
reproduksi (ISR) tertinggi di dunia adalah pada usia remaja (35%-
42%) dan dewasa muda (27%- 33%), angka prevalensi candidiasis
(25- 50%), bacterialvaginosis (20-40%) dan trichomoniasis (5-
15%). Negara Indonesia memiliki iklim yang panas dan lembab,
sehingga wanita Indonesia lebih rentan mengalami ISR, berdasarkan
data statistik di Indonesia tahun 2012 dari 43,3 juta jiwa remaja putri
berusia 10-14 tahun berperilaku hygiene sangat buruk (Priyitno,
2014). Di Indonesia, prevalensi terjadinya infeksi saluran reproduksi
akibat kurangnya hygiene pada organ genitalia masih cukup tinggi,
jumlah penderita infeksi saluran reproduksi di Indonesia adalah 90-
100 kasus per 100.000 penduduk pertahun (Depkes RI, 2014).
Penyebabnya karena kurangnya pengetahuan dan informasi tentang
personal hygiene pada saat menstruasi. Salah satu akibat kurangnya
pemahaman personal hygiene genetalia adalah terjadinya gangguan
kesehatan reproduksi seperti keputihan, infeksi saluran reproduksi
(ISR), penyakit radang panggul (PRP) dan kemungkinan terjadi
kanker leher rahim (Wakhidah, 2014). Pengetahuan seseorang
tentang personal hygiene juga memiliki pengaruh bagi perilaku
seseorang dalam menjaga dan merawat kesehatan reproduksinya.
Pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi penting untuk
remaja agar mereka mempunyai informasi dan pengetahuan yang
benar tentang kesehatan reproduksi. Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS) dan Bappenas (2010), personal hygiene yang kurang pada saat
menstruasi, serta penggunaan pembalut yang tidak sehat merupakan
penyebab utama dari penyakit Infeksi Saluran Reproduksi (ISR).
Oleh karena itu kebersihan daerah genetalia harus lebih dijaga
karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit
pada saluran reproduksi dengan adanya keluhan yang dirasakan
seperti rasa gatal yang disebabkan oleh jamur candida yang
akantumbuh subur pada saat menstruasi. Dengan demikian penulis
tertarik untuk mengkaji permasalahan ini dengan judul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pentingnya Menjaga
Kebersihan Organ Reproduksi Pada Saat Menstruasi”.

B. Rumusan Masalah
Terjadinya infeksi mengakibatkan dampak penyakit pada organ reproduksi
pada remaja putri. Hal ini tentu berdampak pada tingkat kesehatan warga
Indonesia khususnya remaja putri. Kurangnya edukasi dan pengetahuan
pada remaja putri akan menambah jumlah presentase timbulnya penyakit
dan infeksi pada organ reproduksi pada remaja putri
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah diatas,
maka penting untuk dilakukan penelitian terhadap remaja putri
dengan rumusan masalah “Apakah ada hubungan antara tingkat
pengetahuan remaja putri tentang pentingnya menjaga kebersihan
organ reproduksi pada saat menstruasi?”.

Anda mungkin juga menyukai