Hery Firmansyah
(Dosen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara. Meraih Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah
Mada, Magister Hukum Universitas Gadjah Mada, dan Master of Public Administration Universitas Gadjah Mada)
(E-mail: heryf@fh.untar.ac.id)
Abstract
Along with the development of this era due to the tecnological advances, it grows the variety types of
criminal modus operandi including the trafficking of women for sexual purposes. The rise of trafficking of
women for sexual purposes was recorded at 1.359 cases since 1998-2010, it shown that Indonesia is
vulnerable to this issue. The amount mentioned above only shows the cases which has exposed, in fact
there are a lot of unexposed cases relating to the hidden victims who do not want to report their cases.
Therefore, the urgency to seek for solutions in order to minimizing this crime will be very needed. One of
the efforts is by improving the legal system by emphasizing on Legal Empowerment Community concept.
The purpose of this concept is empowering the community based on participatory theory to persuade them
for participating together to minimizing this crime. Thus, the prevention and repression on the Trafficking
of Womer for Sexual Purposes not only done by Government but the community as well.
Keywords: Trafficking of Women for Sexual Purposes, Hidden Victims, Legal Empowerment Community
16
Komnas Perempuan. Perempuan dalam
18
Jeratan Impunitas: Pelanggaran dan Merujuk pada definisi penyiksaan
Penanganan, Dokumentasi Pelanggaran HAM sebagaimana tercantum dalam UU No 5 Tahun
Perempuan Selama Konflik Bersenjata di Poso 1998 tentang Ratifikasi Konvensi Menentang
1998-2005, 2009, hal. 132 Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman
17
Merujuk pada Pasal 1 angka 8 lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Merendahkan Martabat Manusia, Pasal 1.
19
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Dirumuskan dari pengertian penyiksaan
Orang seksual dalam Pasal 7(2)(c) Statuta Roma
Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 238
Hansel Kalama Ng & Hery Firmansyah
Urgensi Sistem Hukum Berbasis Legal Community Empowerment
Dalam Upaya Meminimalisasi Korban Perdagangan Untuk Tujuan Seksual
Terhadap Perempuan di Indonesia
surat, sms, email, dan lain-lain; 20 (7) agama, hal ini mencakup berbagai tindak
Prostitusi paksa; (8) Pemaksaan kekerasan secara langsung maupun tidak
kehamilan; (9) Pemaksaan aborsi, langsung, dan tidak hanya melalui
pengguguran kandungan yang dilakukan kontak fisik, yang dilakukan untuk
karena adanya tekanan, ancaman, mengancam atau memaksakan
maupun paksaan dari pihak lain;21 (10) perempuan mengenakan busana tertentu
Pemaksaan perkawinan; (11) atau dinyatakan melanggar hukum
Perdagangan perempuan untuk tujuan karena cara ia berbusana atau berelasi
23
seksual, merupakan tindakan perekrutan sosial dengan lawan jenisnya; (13)
pengangkutan, penampungan, Penghukuman tidak manusiawi dan
pengiriman, pemindahan, atau bernuansa seksual, cara menghukum
penerimaan seseorang dengan ancaman yang menyebabkan penderitaan,
kekerasan, penggunaan kekerasan, kesakitan, ketakutan, atau rasa malu yang
penculikan, penyekapan, pemalsuan, luar biasa yang tidak bisa tidak termasuk
penipuan, penyalahgunaan kekuasaan dalam penyiksaan;24 (14) Praktik tradisi
atau posisi rentan, penjeratan utang atau bernuansa seksual yang membahayakan
memberi bayaran atau manfaat, sehingga atau mendiskriminasi perempuan; (15)
memperoleh persetujuan dari orang yang Pemaksaan kontrasepsi/sterilisasi.
memegang kendali atas orang lain Berkenaan dengan itu, pembahasan
tersebut, baik yang dilakukan di dalam akan difokuskan kepada pembahasan
negara maupun antar negara, untuk mengenai tindak pidana perdagangan
tujuan prostitusi ataupun eksploitasi perempuan atau poin ke-11 dari
seksual lainnya; 22 (12) Kontrol seksual bentuk-bentuk kekerasan seksual diatas
termasuk pemaksaan busana dan tetapi hal tersebut terkait kepada poin
kriminalisasi perempuan lewat aturan ke-3 dan ke- 7 yaitu mengenai eksploitasi
diskriminatif beralasan moralitas dan seksual dan prostitusi paksa.
20
Dikutip dari buku Perempuan Pembela HAM,
23
Komnas Perempuan, 2007 Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap
21
Pelapor Khusus Komnas Perempuan Untuk Perempuan (Komnas Perempuan) KEKERASAN
Poso. Hal. 132 SEKSUAL: KENALI&TANGANI
22 24
Definisi perdagangan orang yang diadopsi Lihat penjelasan Konvensi Menentang
dalam Pasal 1 Angka 1 Undang Undang No. 21 Penyiksaan dan Perlakuan Atau Penghukuman
Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Lain Yang Kejam, Tidak Manusiawi dan
Pidana Perdagangan Orang. Merendahkan Martabat Manusia 1984.
Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 239
Hansel Kalama Ng & Hery Firmansyah
Urgensi Sistem Hukum Berbasis Legal Community Empowerment
Dalam Upaya Meminimalisasi Korban Perdagangan Untuk Tujuan Seksual
Terhadap Perempuan di Indonesia
tujuan seksual, pada bulan Februari 2016 Tentang Eksploitasi Seks Komersil Dan
perdagangan orang untuk tujuan seksual ditemukan ada banyak gadis yang
komersil wanita berumur kurang dari 18 Oleh karena itu penulis merasa ada
tahun. Bahkan ada beberapa yang masih suatu urgensi yang mendesak dalam
berumur 10 tahun. Sekitar 40.000-70.000 membuat suatu formulasi untuk dapat
anak menjadi korban eksploitasi seks dan meminimalisasi kejahatan perdagangan
sekitar 100.000 anak diperdagangkan orang untuk tujuan seksual terhadap
tiap tahun. Sebagian besar dari mereka perempuan yang terjadi di negeri ini.
telah dipaksa masuk dalam perdagangan Agar jangan sampai berikutnya terjadi
seks.28 lagi angka yang demikian tinggi
Lebih lanjut, walaupun tidak ada menimpa para perempuan di Indonesia.
data memadai untuk memberikan Merujuk kepada teori hukum
penjelasan mengenai jumlah pasti dari integratif yang dikemukakan oleh Prof.
pekerja seks anak di Indonesia, Irwanto Romli Atmasasmita bahwa perlu
dari PKPM Atma Jaya, Jeffry Anwar dari dilakukan usaha untuk mewujudkan law
Mitra Masyarakat Kota jakarta dan in books dengan law in action yang
Mohamad Farid aktivis hak-hak anak diturutsertakan tindakan pengendalian
Yogyakarta memperkirakan 30% pekerja masyarakat dengan metode social
seks anak di Indonesia berusia di bawah engineering dan social control untuk
18 tahun. Presentasi ini apabila dapat mencapai suatu keadilan, kepastian
digunakan perkiraan yang dilakukan oleh hukum, dan ketertiban di dalam
Jones, Sulistyaningsih dan Hull maka masyarakat. Perlu dipahami bahwa
sebesar 40.000 sampai dengan 70.000 tindak pidana perdagangan orang untuk
orang anak perempuan dan jika tujuan seksual yang terjadi terhadap
menggunakan perkiraan data yang dibuat perempuan salah satunya dikarenakan
oleh Wanger dan Yatim berarti 150.000 mereka sebagai kaum rentan (potential
perempuan di Indonesia yang menjadi victim) dikarenakan sebagai target yang
pekerja seks.29 rendah atau mudah dilumpuhkan atau
dikuasai oleh pelaku kejahatan. Sehingga
dalam mencegah dan meminimalisasi
28
Lembar Fakta Tentang Eksploitasi Seks
Komersil Dan Perdagangan Anak, UNICEF. terjadinya kejahatan ini khususnya
29
Yustinus Suhardi Ruman, Exploitasi Seks terhadap perempuan penulis merasa
Terhadap Anak Perempuan Yang Menjadi
Korban Perdagangan Orang Di Lokasi
Prostitusi. Jurnal Humanoria Vol. 2 No. 2
Oktober 2011: 932-943. hal. 932.
Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 241
Hansel Kalama Ng & Hery Firmansyah
Urgensi Sistem Hukum Berbasis Legal Community Empowerment
Dalam Upaya Meminimalisasi Korban Perdagangan Untuk Tujuan Seksual
Terhadap Perempuan di Indonesia
perlu untuk melakukan kajian yang lebih System Theory, maka upaya untuk
mendalam terhadap permasalahan ini. meminimalisasi kejahatan perdagangan
Berdasarkan hal diatas, dalam upaya orang untuk tujuan seksual terhadap
melakukan minimalisasi terhadap tindak perempuan dapat ditinjau dari 3 sudut
pidana perdagangan orang untuk tujuan pandang:
seksual maka penulis mencanangkan 2 1. Pertama, dari instansi-instansi serta
langkah dalam pencegahan tindak pidana aparatur negara yang berwenang
a quo antara lain dengan metode legal dalam hal ini;
empowerment serta upaya-upaya 2. Kedua, dari peraturan
pembenahan sistem hukum yang perundang-undangan itu sendiri
dilakukan untuk dapat meminimalisasi (dalam hal ini pengaturan secara
tindak pidana perdagangan perempuan khusus ada di dalam
dalam konteks perdagangan seksual. Undang-Undang Nomor 21 Tahun
Langkah pertama, legal 2007 tentang Pemberantasan Tindak
empowerment community yakni langkah Perdagangan Orang beserta dengan
ini berfokus pada pemberdayaan kepada peraturan perundang-undangan
masyarakat sebagaimana pandangan lainnya); dan
Profesor Romli Atmasasmita mengenai 3. Ketiga, dari masyarakat itu sendiri,
social enginering. Dalam upaya ini, sejauh mana mereka memahami,
maka akan dilakukan berbagai macam mengerti, serta mencegah tindak
program melalui kegiatan-kegiatan yang pidana tersebut.
dapat mengedukasi masyarakat sehingga Merujuk pada hal diatas, penulis
kemudian masyarakat dapat ikut akan membahas langkah-langkah untuk
berperan aktif / berpartisipasi di dalam memaksimalkan dan memperbaiki
pencegahan tindak pidana a quo dan sistem hukum diatas dalam konteks
tidak akan mudah untuk terkena tipu tindak pidana perdagangan orang untuk
daya sehingga menjadi korban tujuan seksual terhadap perempuan
selanjutnya. Hal ini akan dijelaskan lebih melalui 3 sudut pandang tersebut sesuai
lanjut pada Bab II Pembahasan Poin A. dengan teori sistem hukum diatas yang
Langkah kedua, sebagaimana teori berada pada Bab II Pembahasan Poin B.
Lawrence M. Friedman mengenai Legal
merupakan cakupan dari bidang hukum 464 tahun setelah itu yaitu tahun 1679
pidana internasional, dimana menurut berhasil dibuat Habeas Corpus Act.
hukum pidana internasional kejahatan yang merupakan dokumen bersejarah
ini termasuk sebagai Delicta Jure dalam perjuangan menegakkan HAM.
Gentium atau kejahatan terhadap Kemudian setelah zaman Glorius
masyarakat internasional.32 Revolution, pada tahun 1689 lahir Bill of
Sebelum memasuki penjelasan Rights. 87 tahun setelah Bill of Rights
mengenai perdagangan seksual dalam lahir, maka tahun 1776 di Amerika lahir
kacamata hukum positif Indonesia Bill of Rights of Virginia yang membuat
(nasional) penulis ingin memberikan daftar HAM agak lengkap yang pertama.
penjelasan singkat mengenai kejahatan 13 tahun setelah itu sebagai hasil
terhadap kemanusiaan yang merupakan revolusi Prancis pada tahun 1789 lahir
pelanggaran terhadap hak asasi manusia Declaration des droit des hommes et des
sebagaimana yang diakui dan diatur citoyens, deklarasi ini dijadikan
secara internasional yang kemudian pedoman bagi banyak pernyataan
menimbulkan kesadaran bagi setiap mengenai HAM. Kemudian pada
negara untuk memberikan pengaturan tanggal 10 Desember 1948 majelis
terhadap hal ini, salah satunya Indonesia Umum PBB akhirnya telah menerima
dengan hukum positifnya. konsepsi HAM yang dibuatkan suatu
Secara Internasional, perjuangan deklarasi yang disebut sebagai Universal
menegakkan hak asasi manusia telah Declaration of Human Rights
melalui perjalanan sejarah yang panjang. (“UDHR”).
Pada tahun 1215 di Inggris para Penetapan UDHR dilakukan pada
bangsawan berhasil memaksa raja untuk tanggal 10 Desember 1948 UDHR yang
memberikan Magna Charta Libertatum. juga dijadikan sebagai hari peringatan
hak asasi manusia yang diperingati oleh
merupakan kejahatan terhadap hukum domestic
dari negara tempat kejahatan-kejahatan itu berbagai bangsa setiap tahunnya.
dilakukan. Pada perkembangannya kejahatan
kemanusiaan tidak hanya dari kejahatan Instrumen-instrumen internasional
genosida, seiring dengan berkembangnya zaman
dan bertambahnya kejahatan di dunia ini, maka tersebut tentunya menjadi pemicu bagi
kejahatan perdagangan seksual pun masuk dalam negara-negara di dunia terutama
klasifikasi kehatan terhadap kemanusiaan yang
menunjukkan adanya pelanggaran dari hak asasi Indonesia, untuk melakukan penegakkan
manusia yang diakui secara internasional.
32
Eddy O.S Hiarej, 2009, Lok. Cit., hlm. 5.
Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 245
Hansel Kalama Ng & Hery Firmansyah
Urgensi Sistem Hukum Berbasis Legal Community Empowerment
Dalam Upaya Meminimalisasi Korban Perdagangan Untuk Tujuan Seksual
Terhadap Perempuan di Indonesia
masalah ekonomi, politik dan sosial yang memacari, menculik, menyekap, atau
serius; anggota keluarga yang memperkosa. Modus lain berkedok
menghadapi krisis ekonomi; korban mencari tenaga kerja untuk mendapatkan
kekerasan fisik, psikis, seksual; para upah besar.
pencari kerja (termasuk buruh migran). Melihat mirisnya kondisi ini, tentu
Faktor lain dikarenakan banyak perlu dilakukan suatu upaya-upaya untuk
tempat-tempat yang membutuhkan meminimalkan terjadinya perdagangan
perempuan sebagai objek untuk menarik orang untuk tujuan seksual ini khususnya
pengunjung (di kafe, bar dan terhadap perempuan yang akan dibahas
sebagainya), atau yang lebih parah lagi pada bagian berikut.
perempuan yang digunakan sebagai alat Konsep Meminimalisasi dengan
untuk memperoleh keuntungan finansial metode pembenahan sistem hukum dan
dengan melakukan eksploitasi terhadap legal empowerment community:
mereka dan memperjual belikannya
Upaya
termasuk prostitusi. Hal ini tidak dapat Meminimalisasi
dipungkiri dikarenakan lebih banyak Kejahatan
Perdagangan Seksual
jumlah laki-laki berhidung belang yang
suka mencari perempuan untuk
memuaskan hasrat mereka, daripada
perempuan yang mencari laki-laki.
Sehingga ketertarikan oknum dan pelaku
untuk memanfaatkan kondisi ini sebagai
usaha untuk memperoleh keuntungan
dilakukan mereka dengan berbagai
modus operandi rekrutmen terhadap Legal Sistem
Empowerment Hukum
kaum rentan tersebut yang berupa Community (Menekankan kepada
(Menekankan kepada aspek pemerintah)
rayuan, menjanjikan berbagai aspek masyarakat)
49
Dengan adanya hal tersebut, maka
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana menurut penulis penyuluhan dapat
Perdagangan Orang.
50
Hal ini dikarenakan tidak semua korban berjalan lebih efektif karena selain
bersifat terbuka dan langsung mau berbicara
mengenai hal itu, ada tipe korban yang tidak mau adanya pemaparan yang diberikan oleh
berbicara karena takut, malu maupun tidak para ahli dari berbagai sudut pandang
berani. Sehingga pelatihan ini dibutuhkan bagi
pihak-pihak yang melaksanakan agar korban pun dalam teori dan praktis, namun
mau untuk berbicara terbuka mengenai
pengalamannya.
Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 252
Hansel Kalama Ng & Hery Firmansyah
Urgensi Sistem Hukum Berbasis Legal Community Empowerment
Dalam Upaya Meminimalisasi Korban Perdagangan Untuk Tujuan Seksual
Terhadap Perempuan di Indonesia
yang tepat agar korban dapat berterus penunjuk arah atau tahapan yang
terang untuk membantu dalam berbentuk seperti peta atau mapping agar
kepentingan penyelidikan maupun korban yang ingin melakukan pelaporan
penyidikan agar para pelaku dapat kasus terkait dapat lebih mengerti dan
diungkap atas tindakan kejahatan tahu kemana mereka harus melaporkan
tersebut. perkara yang menimpanya.
Misalnya, dalam hal ini korban Hal-hal yang telah disebutkan diatas
adalah perempuan dan pasti akan merupakan sangat penting mengingat
merasakan tabu untuk membahas adanya tipe korban yang tak nampak,
persoalan terkait karena berkaitan sebagaimana telah dibahas sebelumnya.
dengan permasalahan keintiman Bahwa terkadang kondisi korban tidak
pribadinya (hidden victim). Tentu dalam melaporkan karena korban merasa malu
hal ini penyidik yang menjadi lawan untuk melaporkan atau korban tidak
bicara dari korban akan lebih pantas mengerti harus melaporkan kemana atau
apabila perempuan (penyidik bahkan korban merasa tidak nyaman
perempuan) juga sehingga penyidik pun untuk berbicara hal tersebut kepada
dapat lebih mengerti akan persoalan yang penyidik karena pelayanan yang
dihadapi oleh korban, dan korban pun diberikan.
dapat merasa lebih nyaman dalam Selain permasalahan terkait,
bercerita permasalahan tersebut. penyidik juga harus lebih sigap dalam
Kemudian, untuk jam terbang dari bertindak agar permasalahan tersebut
penyidik yang menangani tentu akan dapat secepatnya terpecahkan. Penyidik
berbeda antara penyidik yang telah juga siap membantu korban dalam hal
memiliki jam terbang ataupun memiliki korban mendapatkan ancaman atau
pendidikan lebih tinggi ketimbang dari tekanan dari pihak pelaku sesuai dengan
penyidik yang lulusan SMP/SMA saja. Pasal 43 UU TPPO mengenai
Hal ini akan menjadi salah satu upaya perlindungan saksi dan korban.
yang dapat dilakukan oleh pihak Instansi-instansi lain seperti
penyidik yang menangani agar kasus Komnas Perempuan dan Komnas
tersebut dapat terungkap. Penyidik juga Perlindungan Anak Indonesia (dalam hal
dapat menyiapkan fasilitas seperti korban dibawah umur) juga dapat
54
Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Profesor Romli Atmasasmita, S.H., LL.M. Op.
Cit. Hlm. 5.
Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 257
Hansel Kalama Ng & Hery Firmansyah
Urgensi Sistem Hukum Berbasis Legal Community Empowerment
Dalam Upaya Meminimalisasi Korban Perdagangan Untuk Tujuan Seksual
Terhadap Perempuan di Indonesia
Indonesia dapat meminta bantuan kepada pencegahan ini maka masyarakat harus
negara lain dalam hal penyelesaian ikut berperan aktif demi terwujudnya
masalah pidana yang melibatkan upaya ini.
yurisdiksi negara lain.59 Masyarakat juga harus
mendapatkan edukasi yang cukup dan
(c) Edukasi Terhadap Masyarakat tepat agar dapat mengetahui mengenai
(Legal Culture) permasalahan perdagangan orang
Permasahalan ini bukan hanya khususnya tujuan seksual ini. Apabila
menjadi masalah pemerintah untuk masyarakat dapat mengerti dan berperan
melakukan upaya-upaya untuk aktif tentu ini akan menjadi hal yang
menanggulangi dan meminimalisasinya, efektif dalam membantu menekan angka
tetapi juga peran serta masyarakat kriminalitas terhadap kejahatan ini.
menjadi hal yang krusial. Edukasi ini berkaitan erat dengan
Tentu tindakan pencegahan adalah konsepsi legal community empowerment
lebih baik daripada tindakan represif dan yang telah dijelaskan sebelumnya.
koreksi60, hal ini berkaitan dengan teori Namun, mengingat bahwa kondisi
relatif dimana pidana bertujuan untuk pendidikan yang masih tergolong rendah
melakukan penertiban terhadap di Indonesia khususnya di daerah-daerah
masyarakat dan bersifat mencegah terpencil yang jarang terjangkau oleh
dalam 2 hal yakni pencegahan umum pemerintah. Maka penting untuk
(general preventie) dan pencegahan dilakukannya berbagai macam edukasi
61
khusus (speciale preventie), karena oleh kaum akademisi, lembaga bantuan
dengan melakukan pencegahan maka hukum 62 , dan instansi-instansi lainnya
tidak akan perlu adanya kerugian yang baik negara maupun swasta.
diderita terlebih dahulu, serta proses Penyuluhan hukum merupakan
yang berbelit di dalam proses acara salah satu alternatif yang dapat
pidana yang diketahui akan memakan dilakukan untuk dapat mengedukasi
waktu yang lama. Dalam hal masyarakat khususnya masyarakat yang
59 62
Lihat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2006 Sebagaimana salah satu tugas dari Lembaga
Tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Bantuan Hukum untuk memberikan penyuluhan
Pidana. hukum dan pemberdayaan terhadap masyarakat
60
Arif Gosita. Op. Cit. Hlm. 7. sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
61
Adami Chazawi, Op. Cit. hlm. 158-161. 2011 tentang Bantuan Hukum
Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 261
Hansel Kalama Ng & Hery Firmansyah
Urgensi Sistem Hukum Berbasis Legal Community Empowerment
Dalam Upaya Meminimalisasi Korban Perdagangan Untuk Tujuan Seksual
Terhadap Perempuan di Indonesia
berada jauh dari perkotaan. Hal ini dapat mengetahui bahwa ada ancaman
dilakukan agar masyarakat dapat pidananya apabila mereka berbuat
memahami mengenai apa itu tindak tindakan seperti itu. Serta dapat
pidana perdagangan orang khususnya dijelaskan bahwa bagaimana kondisi
tujuan seksual, dan agar masyarakat para pelaku yang telah diadili dan
cermat dalam melihat suatu peluang dipidana agar masyarakat pun juga lebih
pekerjaan yang ditawarkan agar tidak memahami agar jangan sampai mereka
salah dalam memilih pekerjaan yang mengalami posisi seperti itu menjadi
ternyata merupakan penipuan dan pelaku dari tindak pidana perdagangan
diberdayakan untuk dieksploitasi secara orang.
fisik bahkan seksual atau lainnya. Masyarakat juga diajarkan untuk
Metode ini dapat dilakukan juga untuk mengajari keluarganya sedari kecil
mengedukasi masyarakat apa saja yang mengenai edukasi yang berkaitan
menjadi hak-hak korban dalam hal dengan seksual. Masyarakat sering
sudah terjadinya tindak kejahatan keliru dalam hal memahami edukasi
tersebut dan kewajiban korban dalam seksual yang diartikan dalam konotasi
membantu proses penyidikan agar dapat negatif dan membiarkan seorang anak
terselesaikannya perkara tersebut. mengetahuinya sendiri ketika besar
Melalui penyuluhan hukum juga nanti. Padahal hal itu akan menjadi
dapat diajarkan mengenai apa dampak berbahaya karena anak tersebut tidak
daripada tindak pidana perdagangan mengerti mengenai apa yang benar atau
orang khususnya tujuan seksual tersebut salah, apa yang boleh atau tidak boleh.
dan apa ancaman pidananya. Sehingga Sehingga penting bagi orangtua ataupun
bukan hanya pencegahan agar sekolah melakukan pendidikan tersebut
masyarakat tidak menjadi korban tetapi guna memberikan pemahaman terhadap
juga agar masyarakat tidak menjadi masyarakat dimulai dari kecil sudah
63
pelaku. Karena mereka sudah mengerti dan diajarkan mengenai
berpakaian yang sopan dan rapi,
63
Hal ini mengacu kepada sifat pencegahan
khusus dari teori relatif, yang mana mencegah mengenai bagian-bagian tidak boleh
agar orang yang telah memiliki niat untuk disentuh atau ditampilkan dan lain
melakukan kejahatan dapat mengurungkan
niatnya untuk tidak mewujudkannya dalam sebagainya.
perbuatan nyata. Adami Chazawi, Op. Cit. hlm.
161.
Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 262
Hansel Kalama Ng & Hery Firmansyah
Urgensi Sistem Hukum Berbasis Legal Community Empowerment
Dalam Upaya Meminimalisasi Korban Perdagangan Untuk Tujuan Seksual
Terhadap Perempuan di Indonesia
luas dan jumlah penduduk yang besar. pencegahan pun dapat dilakukan
tindak pidana perdagangan untuk tujuan Berikut ini saran yang dapat disampaikan
masyarakat juga akan ikut terlibat dalam Agar dapat dilakukan revisi
terhadap Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang
ues/Women/WRGS/Paper_Prosecutio l-terjadi-di-sukabumi-sejak-awal-201
n_of_Sexual_Violence.pdf 6-371346 diakses pada tanggal
Ruman Suhardi Yustinus, Exploitasi Seks 01/09/2016
Terhadap Anak Perempuan Yang http://www.suara.com/news/2016/05/31/104
Menjadi Korban Perdagangan Orang 804/dari-21-pemerkosa-bocah-sd-di-s
Di Lokasi Prostitusi. Jurnal emarang-6-berhasil-ditangkap diakses
Humanoria Vol. 2 No. 2 Oktober pada tanggal 01/09/2016
2011: 932-943.
Internet
http://www.cnnindonesia.com/nasional/201
60217192853-12-111634/bareskrim-u
ngkap-perdagangan-dan-eksploitasi-s
eks-perempuan/ diakses pada tanggal
12/09/2016
http://www.dw.com/id/pemerkosaan-berjam
aah-indonesia-darurat-kekerasan-seks
ual/a-19233807 diakses pada tanggal
01/09/2016
http://ecpatindonesia.org/berita/studi-kasus-
perdagangan-anak-untuk-tujuan-seks
ual-di-indonesia-3/ diakses pada
tanggal 12/09/2016
http://www.komnasperempuan.go.id/wp-co
ntent/uploads/2013/12/Kekerasan-Sek
sual-Kenali-dan-Tangani.pdf diakses
pada tanggal 01/09/2016
http://www.komnasperempuan.go.id/wp-co
ntent/uploads/2016/03/Lembar-Fakta-
Catatan-Tahunan-_CATAHU_-Komn
as-Perempuan-2016.pdf diakses pada
tanggal 01/09/2016
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2
016/06/09/61-kasus-kekerasan-seksua