Anda di halaman 1dari 11

Nama: Nesi Pinari

Kelas: 3a keperawatan

Nim : PO72201181465

1. Perfenazin HCL

Perphenazine adalah obat untuk mengobati kelainan mental/mood tertentu


(contohnya skizofrenia, kelainan bipolar fase mania, kelainan skizoafektif). Obat
ini membantu Anda berpikir lebih jernih, mengurangi rasa gugup, dan lebih
mampu beraktivitas sehari-hari.

Perphenazine mampu mengurangi kebiasaan agresif dan keinginan menyakiti diri


sendiri/orang lain. Obat ini mungkin juga mengurangi halusinasi (misalnya
mendengarkan/melihat hal-hal tidak kasat mata). Perphenazine adalah obat
psikiatris (jenis antipsikotik) yang bekerja dengan membantu mengembalikan
keseimbangan zat-zat alami tertentu (misalnya dopamin) di dalam otak.

a. Indikasi: mual, muntah berat.

b. Peringatan: lihat obat antipsikotik.

c. Interaksi: lihat obat antipsikotik. Gejala ekstrapiramidal dapat terjadi,


terutama pada dewasa muda, lansia dan debil.

d. Kontraindikasi: lihat obat antipsikotik.

e. Efek Samping:

1. Kejang-kejang atau pergerakan tidak terkendali pada mata, bibir, lidah, wajah,
lengan, atau kaki

2. Gemetaran tidak terkendali, mengeluarkan air liur, sulit menelan, gangguan


keseimbangan atau sulit berjalan

3. Gelisah, gugup, atau mudah marah


4. Kebingungan, pikiran atau kebiasaan tidak wajar

5. Merasa ingin pingsan

6. Kejang-kejang

7.Berkurangnya penglihatan malam, penglihatan menyempit, mata berair,


sensitivitas terhadap cahaya meningkat

8. Mual dan sakit perut, ruam, dan sakit kuning

9. Demam tinggi, otot kaku, kebingungan, berkeringat, detak jantung cepat atau
tidak teratur, bernapas sangat cepat

10.Kulit pucat, mudah memar atau berdarah, demam, radang tenggorokan, gejala
flu

11.Urin sedikit atau tidak keluar sama sekali

12.Otot nyeri atau bengkak disertai demam, kelenjar bengkak, nyeri otot, sesak
napas, muntah, pikiran atau kebiasaan tidak wajar, dan warna kulit belang; atau

13. Denyut jantung lambat, denyut nadi lemah, pingsan, pernapasan lambat
(mungkin berhenti).

Efek samping yang lebih ringan mungkin termasuk:

1.Pusing, mengantuk, cemas

2. Penglihatan buram, sakit kepala

3. Gangguan tidur (insomnia), mimpi aneh

4. Sembelit

5. Mulut kering atau hidung tersumbat

6. Payudara bengkak atau mengeluarkan cairan

7. Perubahan siklus menstruasi

8. Berat badan bertambah, bengkak pada tangan atau kaki


9. Impotensi, sulit orgasme

10. Gatal-gatal atau ruam ringan

f. Dosis: 4 mg, 3 kali/hari, sesuaikan dengan respons. maksimal 24 mg/hari.


LANSIA: seperempat sampai setengah dosis dewasa. ANAK di bawah 14 tahun
tidak dianjurkan.

g. Tindakan keperawatan atas efek samping

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat
darurat lokal (118/119) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

2. Haloperidol

Haloperidol adalah obat golongan antipsikotik yang bermanfaat untuk


mengatasi gejala psikosis pada gangguan mental, seperti skizofrenia. Obat ini juga
dapat membantu mengurangi gejala sindrom Tourette, seperti gerakan otot yang
tidak terkontrol.

A. Indikasi :

1. Minumlah obat ini dengan atau tanpa makanan sesuai anjuran dokter.

2. Sementara, cara mengonsumsi haloperidol dalam bentuk cair adalah dengan


menggunakan alat pengukur dosis untuk mengukur dosis yang tepat sesuai yang
diresepkan. Jika Anda tidak memiliki alat tersebut, mintalah pada apoteker
sehingga dosis Anda dapat tepat.

3. Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapatkan manfaat maksimal. Untuk
membantu Anda, gunakan setiap hari dalam waktu yang sama.

4. Jangan berhenti minum obat secara mendadak tanpa sepengetahuan dokter.


Beberapa kondisi dapat memburuk saat obat dihentikan mendadak.
5. Cara terbaik untuk berhenti dari penggunaan haloperidol adalah dengan
menurunkan dosis secara bertahap.

B. Kontra indikasi :

Haloperidol dikontraindikasikan pada pasien dengan hipersensitivitas obat


serta pasien yang memiliki kondisi sistem saraf pusat lain yang berat; dan perlu
diperhatikan secara khusus terutama pada pasien demensia karena dapat
meningkatkan risiko kematian dan pemberian intravena karena dapat
menyebabkan interval QT.

C. Efek samping :

1. Disfungsi ereksi.

2. Gangguan siklus menstruasi.

3. Keinginan untuk terus bergerak (akathisia).

4. Gangguan pada gerakan otot (distonia).

5. Gerakan tidak terkendali pada lidah, wajah, dan bibir (tardive dyskinesia).

6. Berat badan bertambah.

7. Otot kaku.

8.Gejala seperti penyakit Parkinson.

9.Sakit kepala.

10.Sulit tidur.

11. Lemas.

D. Tindakan keperawatan atas efek samping :

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat
lokal (118/119) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
E. Dosis

Dosis:

oral: Skizofrenia dan psikosis lain, mania, terapi tambahan jangka pendek untuk
agitasi psikomotor, eksitasi, perilaku kekerasan atau impulsif yang berbahaya:
dosis awal 1,5-3 mg, 2-3 kali sehari atau 3-5 mg, 2-3 kali sehari pada kasus berat
atau resisten. Pada skizofrenia resisten sampai 100 mg (jarang sampai 120 mg)
per hari mungkin diperlukan. Sesuaikan dengan respons, dosis pemeliharaan
efektif serendah mungkin (sampai serendah 5-10 mg/hari). LANSIA (atau debil)
dosis awal setengah dosis dewasa. ANAK: dosis awal 25-50 mcg/kg bb/hari
dalam 2 dosis terbagi, maksimal 10 mg. Remaja sampai 30 mg/sehari. Terapi
tambahan jangka pendek pada ansietas berat, DEWASA: 500 mcg, 2 kali sehari.
ANAK: tidak dianjurkan. Pada kasus cegukan yang sulit diobati: 1,5 mg, 3 kali
sehari. Sesuaikan dengan respons. ANAK tidak dianjurkan.Injeksi intramuskular
2-10 mg diberi tiap 4-8 jam sesuai respons (bila perlu tiap jam) sampai total
maksimum 60 mg. Kasus yang berat mungkin memerlukan dosis awal sampai 30
mg. ANAK: tidak dianjurkan. Mual dan muntah: 0,5-2 mg.

3. Chlorpromazine

Chlorpromazine adalah obat untuk menangani gejala psikosis pada skizofrenia.


Selain untuk mengatasi gejala psikosis, chlorpromazine juga digunakan untuk
menangani mual, muntah, dan cegukan yang tidak kunjung berhenti. Obat ini
bekerja dengan menghambat zat kimia di otak yang dinamakan dopamin, sehingga
dapat mengurangi gejala psikosis berupa perilaku agresif yang membahayakan
diri sendiri atau orang lain (disorganized behaviour), serta halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Chlorpromazin juga
menghambat dopamine di pusat muntah di otak, sehingga dapat meringankan
gejala mual dan muntah.
A. Indikasi :

Indikasi chlorpromazine adalah untuk psikosis, gangguan perilaku, mual-muntah,


migraine, dan intractable hiccup. Psikosis yang dapat ditatalaksana dengan
chlorpromazine adalah skizofrenia dan depresi.

B. Kontra indikasi :

Kontraindikasi chlorpromazine adalah pada orang yang memiliki riwayat


hipersensitivitas terhadap fenotiazin. Penggunaan pada pasien lanjut usia harus
berhati-hati dan diperlukan penyesuaian dosis hingga ½ atau 1/3 dosis dewasa.

C. Efek samping:

Penggunaan chlorpromazine menimbulkan efek samping yang bervariasi pada tiap


pasien. Efek samping yang mungkin muncul adalah:

1.Gejala extrapiramidal, seperti tremor dan bicara pelo.

Efek antikolinergik, seperti mulut kering dan penglihatan kabur.

2.Hilang nafsu makan.

3.Cemas.

4.Depresi.

5.Gangguan menstruasi.

6.Disfungsi ereksi.

7.Kejang.

8.Tubuh mudah lelah.

9.Berat badan naik.

10.Sulit tidur.

11. Sakit kepala.


12.Pusing.

13.Pembengkakan otak.

14.Hipotensi ortostatik.

15.Jantung berdebar.

16. Dispepsia.

D. Tindakan keperawatan atas efek samping:

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat
lokal (118/119) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

E. Dosis :

Injeksi

- Dewasa: 25-50 mg, tiap 6-8 jam. Ganti ke bentuk tablet setelah memungkinkan.

- Anak usia 1-12 tahun: 500 mcg/kgBB, tiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 75
mg per hari.

- Anak usia 1-5 tahun: 40 mg per hari.

- Lansia: Dosis awal 1/3 - ½ dosis normal dewasa.

Tablet

- Dewasa: 25 mg, 3 kali sehari, atau 75 mg, sekali sehari pada malam hari.Dosis
perawatan adalah 25-100 mg, 3 kali sehari, bisa ditingkatkan hingga 1 g per hari.

- Anak usia 1-12 tahun: 500 mcg/kgBB, tiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 75
mg per hari.

- Anak usia 1-5 tahun: 40 mg per hari.

- Lansia: Dosis awal 1/3 - ½ dosis normal dewasa.

4. Maprotiline
Maprotiline adalah obat yang digunakan untuk mengatasi depresi dan gangguan
kecemasan. Obat ini termasuk dalam kelas antidepresan trisiklik, bekerja dengan
cara menyeimbangkan senyawa kimia alami dalam otak yang memengaruhi
suasana hati. Dengan minum obat ini, orang yang mengalami depresi dan
gangguan kecemasan akan lebih rileks dan tenang.

A. Indikasi

Obat depresi

B. Kontra indikasi

1.Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap maprotiline

2.Pasien yang memiliki riwayat penyakit ayan/kejang dan memiliki riwayat


penyakit jantung

3.Sedang menggunakan obat-obat golongan MAOI.

C. Efek samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah kecemasan yang berlebihaan (anxiety),
insomnia, agresif, implusif (melakukan sesuat tanpa memikirkan risikonya,
pusing, sakit kepala, kejang, mulut kering, mual, muntah, konstipasi, nyeri perut
bagian atas, kenaikan berat badan yang tidak normal, terbentuk ruam, gatal,
kelelahan, deman

D. Tindakan keperawatan atas efek samping

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat
lokal (118/119) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

E. Dosis:

Depresi: Dosis awal 75 mg per hari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi
selama 2 minggu, dosis dapat ditingkatkan sebanyak 25 mg, maksimal 150 mg per
hari.
Penyakit depresi yang butuh penanganan khusus: Dosis awal 100-150 mg per hari,
dosis dapat ditingkatkan maksimal 225 mg per hari.

5. maprotiline

Maprotiline adalah obat yang di gunakan untuk mengatasi depresi dan gangguan
kecemasan. Obat ini termasuk dalam kelas antidepresan trisiklik, bekerja dengan
cara menyeimbangkan senyawa kimia alami dalam kotak yang memengaruhi
suasana hati.
Kontra Indikasi :

1. Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap maprotiline


2. Pasien yang memiliki riwayat penyakit ayan atau kejang dan memiliki
riwayat penyakit jantung
3. Sedang mengguanakn obat-obat golongan MAOI
indikasi :

1. Depresi, terutama bila diperlukan sedasi


Efek samping :

1. Mengantuk
2. Pusing
3. Sakit kepala ringan
4. Mulut kering
5. Pandangan buram
6. Mual
7. Muntah
8. Sembelit
9. Kleyengan
10. Tremor
Tindakan keperawatan pada efek samping :

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat
lokal (118/119) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Gunawan SG, Setabudy R, Nafrialdi, dan Elysabeth. Farmakologi dan terapi.


Edisi ke-lima. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2007. hal.
171-7

2. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Synopsis of Psychiatry : Behavioral


Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007.

3.Maslim R. Panduan Praktis : Penggunaan Obat Psikotropik(Psychotropic


Medication). Edisi ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Ama

4.Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. Lippincott’s Illustatrated Reviews:


Pharmacology. 2nd ed.

Philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins; 2000. 5.Lieberman JA, Tasman A.

Handbook of Psychiatric Drugs. Chester city : JohnWiley&Sons Ltd ; 2006.

6.Hollister LE. Obat antidepresan. Dalam: Farmakologi dasar dan klinik. Katzung
BG. Edisi ke-enam.1998. Jakarta: EGC. hal. 467-77.

7.Richard F, Michelle C, and Luigi C. Antidepressants; in Lippincott's Illustrated


Reviews: Pharmacology. Harvey AR and Champe PC. 4th Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2009. p. 142-50.

8.Departemen Kesehatan Ditjen Bina Pelayanan Medik Direktorat Bina Pelayanan


kesehatan Jiwa. Buku pedoman pelayana kesehatan jiwa di fasilitas pelayanan
kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan Ditjen Bina Pelayanan Medik
Direktorat Bina Pelayanan kesehatan Jiwa.2006. hal. 59-64.
9.Elvira SD, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
2010. hal. 356-60.

10.Support Hope Inc.Antipsychotic : Haloperidol, Haldol . Disitasi tanggal : 05


Mei2009 dari http://www.supporthope.com/medication/anti_anxiety/index.html.
Last update: Januari 2008

Anda mungkin juga menyukai