Anda di halaman 1dari 5

Manusi purba Meganthropus Palaejavanicus adalah manusia purba yang paling besar dan

tertua di Indonesia. Manusia purba ini ditemukan oleh seorang arkeolog dari Belanda yang
bernama Van Koenigswald. Ia merupakan orang yang pertama kali menemukan fosil di
daerah Sangiran pada tahun 1936.
Meganthropus Palaeojavani memiliki arti manusia besar tua yang berasal dari Jawa. Ini
unsur-unsur namanya yang terdiri dari kata megan berarti besar, anthropus = manusia,
paleo = tua, dan javanicus = berasal dari Jawa.
Diperkirakan Meganthropus Palaeojavanicus hidup sejak 1 juta sampai 2 juta tahun yang
lalu. Hal tersebut dibuktikan dari fosil yang ditemukan tekniknya dengan peluruhan
karbon. Maka dari itu, usia dari fosil tersebut dapat diketahui.
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba jenis Meganthropus Palaeojavanicus :
Memiliki tulang pipi yang sangat tebal
Memiliki otot rahang yang kuat sekali
Tidak memiliki dagu dan memiliki hidung yang lebar
Memiliki tonjolan belakang yang tajam dan melintang sepanjang pelipis
Memiliki tulang kening menonjol dan mempunyai otot kunyah, gigi, serta rahang yang besar kuat
Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
Berbadan tegap dan volume otok 900cc
Makanannya jenis tumbuh-tumbuhan
Manusia Purba Pithecanthropus Erectus
Homo Sapiens ini dapat dianggap sebagai manusia purba yang umurnya paling muda dan cerdas
dibandingkan dengan lainnya. Bentuk tubuh Homo Sapiens sudah mirip dengan manusia pada
umumnya.
Pada zaman itu, golongan Homo Sapiens sudah mempunyai struktur organisasi dan pembagian
tugas. Berdasarkan penelitian tersebut, tidak hanya bentuk fisik dari manusia purba. Namun,
kehidupan sosialnya juga dapat dikaji, tentunya dengan penelitian yang intens dan dalam jangka
waktu lama.
Manusia purba Homo sapiens dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu Homo Soloensis, Homo
Wajakensis, dan Homo Floresiensi. Diantara beberapa fosil yang telah ditemukan, menjadikan
perdebatan dikalangan para ahli. Karena, kerangkanya dianggap seperti manusia modern dan
bukan lagi manusia purba.
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba Homo Sapiens :
Mempunyai volume otak antara 1.000 cc – 1.200 cc
Tinggi badan sekitar 130 – 210 cm
Otot tengkuk sudah mengalami penyusutan
Alat kunyah, gigi serta rahang mengalami penyusutan
Tonjolan di bagian kening berkurang dan sudah mempunyai dagu
Berdiri dan berjalan dengan tegak
Mempunyai ciri seperti ras Mongoloid dan Austramelanosoid.
Manusia Purba Homo Wajakensis

Pada tahun 1889 Fosil dari Manusia Purba Homo Wajakensisi telah ditemukan di Wilayah Wajak.
Lebih lengkapnya di dekat Campur Darat, Tulungagung, Jawa Timur dan ditemukan oleh Eugene
Dubois.
Hasil dari penemuan tersebut, berupa tulang paha, rahang atas dan bawah, tulang kering. Dan
fragmen tengkorak yang mempunyai volume sekitar 1.600 cc. Dalam penelitian diperkirakan
manusia purba jenis ini sudah dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang. Serta
sudah mengerti caranya untuk memasak.
Dibawah ini adalah ciri-ciri manusia purba Homo Wajakensis, sebagai berikut :
Memiliki muka datar dan lebar
Memiliki hidung lebar dan bagian mulut menonjol
Dahinya sedikit miring dan diatas mata terdapat kerutan dahi yang nyata
Pipinya menonjol ke samping
Berat badan sekitar 30 – 150 kg
Tinggi badan sekitar 130 -210 cm
Jarak antara hidung dan mulut masih jauh
Berdiri dan berjalan sudah tegak

Manusia Purba Pithecanthropus Soloensisi

Pithecanthropus Soloensisi merupakan salah satu jenis manusia purba yang ditemukan di
Indonesia. Fosil-fosil manusia purba ini dapat ditemukan di wilayah sekitar Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh sejarawan, yaitu Oppenort, Ter Harr, dan G.H.R.
Koenigswald di wilayah Ngandong, Jawa Tengah.
Pithecantropus Soloensis adalah salah satu manusia purba khas Indonesia. Yang memiliki
beberapa ciri khusus yang tidak dimiliki oleh semua manusia purba pada umumnya. Berikut ini
ciri dari pithecantropus soloensis.
Makanannya berupa hewan buruan dan tumbuhan
Mempunyai gigi geraham yang besar dan rahang yang kuat
Bentuk hidung lebar dan tidak berdagu
Terdapat tonjolan pada kening tebal dan melintang di sepanjang pelipis
Volume otak sekitar 750-1350 cc
Berbadan tegap
Tinggi tubuh sekitar 165-180 cm.
Manusia Purba Homo Floresiensis
Homo Floresiensis adalah termasuk salah satu dari manusia purba yang berjenis Homo di
Indonesia. Manusia purba ini ditemukan saat penggalian di Liang Bua, di Pulau Flores oleh tim
arkeolog gabungan. Yang terdiri dari Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of
New England.
Homo Floresiensis biasanya disebut disebut dengan manusia kerdil. Manusia purba ini
diperkirakan hidup sekitar 12.000 tahun yang lalu. Pada saat ditemukan oleh tim gabungan dari
Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England, Australia pada tahun
2003.
Kerangka dari manusia purba ini belum me’\mbatu atau belum menjadi fosil. Selain kerangka
Homo Floresiensis, juga ditemukan kerangka homo sapiens dan berbagai hewan mamalia lainnya.
Seperti Gajah Stegodo, Biawak, dan Tikus besar. Dan alat-alat batu seperti pisau, tulang yang
terbakar, arang, beliung dan mata panah.
Seorang Ahli yang menemukan kerangka ini menyatakan dugaannya bahwa Homo Floresiensis ini
hidup berdampingan. Atau hidup bersama dengan jenis spesies manusia purba Homo Sapiens,
dan manusia modern lainnya. Berikut ini ciri-ciri manusia purba Homo Floresiensis :
Kepala dan badan memliki ukuran yang kecil
Ukurab bentuk otak yang sangat kecil
Volume otak 380 cc
Mempunyai rahang yang menonjol atau berdahi sempit
Berat badan sekitar 25 kg
Tinggi badan diperkirakan sekitar 1,06 m

Anda mungkin juga menyukai