berdirilah kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur, abad ke-14 - ke-15 M.
Berdirinya kerajaan ini sebenarnya sudah direncanakan oleh Kertarajasa Jayawarddhana
(Raden Wijaya). Ia mempunyai tugas untuk melanjutkan kemegahan Singhasari yang
saat itu sudah hampir runtuh. Saat itu dengan dibantu oleh Arya Wiraraja seorang
penguasa Madura, Raden Wijaya membuka hutan di wilayah yang disebut dalam kitab
Pararaton sebagai hutannya orang Trik. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya
diambil dari buah maja, dan rasa “pahit” dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol
tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan
Jayakatwang.
Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan
Mongol sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya. Pada masa
pemerintahannya Raden Wijaya mengalami pemberontakan yang dilakukan oleh
sahabat-sahabatnya yang pernah mendukung perjuangan dalam mendirikan Majapahit.
1. Rakryan Mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja, terdiri atas Rakryan i
Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan I Halu.
2. Dewan Pelaksana terdiri atas Rakryan Mapatih atau Patih Mangkabumi,
Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung, Rakryan Rangga dan Rakryan
Kanuruhan.
Kelima pejabat ini dikenal sebagai Sang Panca ring Wilwatika. Di antara kelima pejabat
itu Rakryan Mapatih atau Patih Mangkubumi merupakan pejabat yang paling penting. Ia
menduduki tempat sebagai perdana menteri. Bersama sama raja, ia menjalankan
kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu terdapat pula dewan pertimbangan yang disebut
dengan Batara Sapta Prabu.
Struktur tersebut ada di pemerintah pusat. Di setiap daerah yang berada di bawah raja-
raja, dibuatkan pula struktur yang mirip. Untuk menciptakan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa, dibentuklah badan peradilan yang disebut dengan Saptopapati. Selain
itu disusun pula kitab hukum oleh Gajah Mada yang disebut Kitab Kutaramanawa.
Gajah Mada memang seorang negarawan yang mumpuni. Ia memahami pemerintahan
strategi perang dan hukum.
Untuk mengatur kehidupan beragama dibentuk badan atau pejabat yang disebut
Dharmadyaksa. Dharmadyaksa adalah pejabat tinggi kerajaan yang khusus menangani
persoalan keagamaan. Di Majapahit dikenal ada dua Dharmadyaksa sebagai berikut.