Anda di halaman 1dari 20

ISLAMISASI NUSANTARA

Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Mujtahid,M.Ag

Disusun Oleh :

DWI AQIDAHTUL SYAHRO

19110121

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AJARAN 2019/ 2020

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

1
Daftar Isi

Abstrak.....................................................................................................................................3

A. Pendahuluan......................................................................................................................4
B. Pembahasan.......................................................................................................................4
1. Kondisi Sosial, budaya, politik, dan ekonomi Nusantara sebelum Islam..............4
2. Teori- teori masuknya Islam di Indonesia.............................................................6
3. Strategi Penyebaran Agama Islam di Indonesia....................................................9
4. Penyebaran Agama Islam di tanah Jawa Oleh Wali Songo.............................................15
C. Kesimpulan......................................................................................................................17
Daftar Pustaka........................................................................................................................19

2
ISLAMISASI NUSANTARA
Dwi Aqidahtul Syahro

(19110121)

Abstract

Muslims in Indonesia are the largest in the world. Islam entered this country by
peaceful means in accordance with the mission of Islam as a blessed religion. There are
three five theories of the entry of Islam into the archipelago, namely the Persian theory,
Chinese theory, Arabic theory, Indian theory. Especially when viewed from the aspect of the
place of origin of the carrier. The strategy of spreading Islam in the archipelago is carried
out through trade, indictment, marriage, education, cultural Islamization. The figures who
are the centers of the spread of Islam in the archipelago are the scholars and kings. In Tahan
Java, we know the Islamic propagating scholar as Wali Songo.

Keywords: Islam, archipelago, theory, strategy, scholars, walisongo

Abstrak

Umat Islam di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Islam masuk ke negri ini
dengan jalan damai sesuai dengan misi Islam sebagai agama yang dirahmati. Ada tiga lima
teori masuknya Islam ke Nusantara, yaitu teori Persia, teori Cina, Teori Arab, Teori India.
Terutama jika dilihat dari aspek tempat asal pembawanya. Adapun strategi penyebaran
Islam di Nusantara dilakukan melalui jalur perdagangan, dakwa, perkawinan, pendidikan,
islamisasi kultural. Tokoh yang merupakan sentra penyebaran Islam di Nusantara ialah para
ulama dan raja. Di Tahan Jawa, ulama penyebar Islam kita kenal sebagai Wali Songo.

3
Kata kunci : Islam, nusantara, teori, strategi, ulama, walisongo

A. Pendahuluan
Proses Islamisasi nusantara adalah yang kita kenal dengan proses masuknya
Islam ke nusantara yang sangat penting untuk ita ketahui, namun hal itu menjadi
ketidakjelasan daam Sejarah Indonesia. Ketidakjelasan ini terdapat pada pertanyaan
kapan Islam itu datang ke Indonesia, darimana Islam berasal, dan siapa saja yang
menyebarkan Islam di Indonesia yang pertama kali. Sampai saat ini hal itu masih
menjadi simpang siur karena minimnya data yang menunjukkan pendapat para
peneliti. Kurangnya bukti-bukti yang mendukung untuk pengulasan sejarah agar
lebih jelas juga menjadi hambatan untuk mencari kejelasan sejarah Islamisasi
Nusantara. Selain itu banyak dikenal teori-teori masuknya Islam ke Indonesia yang
menjadi kebingungan darimana sebenarnya Islam pertama kali datang ke Indonesia.
Kesulitan mencari kapan waktu pertama Islam datang di Indonesia juga dikarenakan
wilayah Indonesia yang luas penyebarannya. Dalam tulisan ini akan diulas mengenai
Islamisasi Nusantara, teori masuknya Islam ke Indonesia, strategi penyebaran agama
Islam , dan Wali Songo. Tulisan ini berdasarkan metode analisis historis.

B. Pembahasan

Pada awal masuknya Islam di Indonesia banyak rakyat Indonesia yang memeluk agama
Hindu-Budha. Misi yang dilakukan agama Islam untuk menyebarkan ajaran tanpa kekerasan
dilakukan dengan tanpa memaksa. Proses Islamisasi yang terjadi di Indonesai sangat
ditentukan oleh kondisi sosial, budaya, politik, dan ekonomi yang ada sebelumnya. Dilihat
dari kondisi geografisnya wilayah nusantara memiliki arti penting bagi masuknya unsur
negara lain, karena menjadi jalur lalu lintas perdagangan dunia.1Hal ini membuka
kesempatan yang besar bagi rakyat Indonesia maupun orang luar untuk saling berinteraksi.

1. Kondisi Sosial, budaya, politik, dan ekonomi Nusantara sebelum Islam


a. Kondisi sosial budaya

1
Husaini Husda, 2016, “ISLAMISASI NUSANTARA (Analisis Terhadap Discursus Para Sejarawan)”, Jurnal
Adabiya, vol.18 no.35, hal. 17

4
Pada masa sebelum penyebaran agama Islam ke nusantara, pelayaran yang
banyak dilakukan dengan tujuan untuk perdagangan menggantungkan arah angin
yang mendorong kapal untuk berlabuh.2 Dilihat dari kondisi wilayah Indonesia yang
memiliki angin muson atau dikenal dengan angin musim baik muson timur maupun
muson barat. Hal ini menyebabkan kapal-kapal perdagangan luar akan selalu
berlayar melalui Indoensia sehingga menjadi jalur lalu lintas perdagangan.
Perdagangan di Indonesia telah dilakukan sejak masa kerajaan Hindu-Budha.
Melalui perdaanga tersebut muncullah interaksi yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia di sekitarnya.3 Berkat masuknya peradaban yang dipengaruhi
dari interaksi, maka terciptalah tatanan masyarakat.4 Dengan demikian, kehiduan
masyarakat menjadi terbuka. Hal ini terjadi sebelum Islam datang ke Indonesia. Pada
masa Hindu-Budha terbentuk struktur perdaapan yang didasari oleh lapisan sosial
yang ketat yang kita kenal sebagai sistem kasta. Masyarakat pada masa ini dibagi
menjadi empat lapisan sosial yaitu brahmana, ksatria, wisya, sudra.
Penerapan sistem kasta mempersempit interaksi antar manusia, karena
interaksi dilakukan hanya yang se kelompok kastanya saja. Kasta Brahmana berasal
dari kaum pemuka agama berinteraksi dengan golongannya saja , dan lain-lainnya
juga sama. Dalam sistem kasta ini sangat dilarang untuk adanya percampuran
dengan kasta lain. Kekurangan dari adanya sistem kasta adalah dapat menurunkan
nilai kebersamaan dan kerukunan diantara orang orang yang berbeda kasta, dapat
membuat jarak tali persaudaraan antara kasta Sudra (miskin) dan Brahmana (kaya)
menjadi kian renggang dan memicu munculnya kecemburuan sosial,terjadi
masyarakat dengan sistem kelompok yang terpisah pisah berdasarkan kasta yaitu
menengah atas, kalangan menengah dan kalangan menengah kebawah, kondisi ini
dapat memicu gerakan diskriminasi yang sebenarnya ridak perlu terjadi
dimasyarakat Indonesia yang terkenal majemuk dengan berbagai ras dan agama,
lemahnya rasa saling menghargai dan menghormati jika sistem kasta masih berlaku
dan masih diberlakuakan, berbeda dengan masalah kasta yang dilakukan oleh tradisi
kaku dan ketat yang dimiliki Bangsa India, tak heran jika kehidupan masyarkat
disana tidak selaras dan seindah seperti yang ada di Indonesia yang sejak dulu tidak
mengenal kasta seseorang dan lebih mengutamakan kebersamaan didalam perbedaan
2
Azis,2015, “ ISLAMISASI NUSANTARA PERSPEKTIF NASKAH SEJARAH MELAYU”, Jurnal
Thaqafiya, vol.6, no.1 hal.54
3
Ibid
4
Ibid

5
untuk bisa saling hidup rukun berdampingan, mengurangi sikap toleransi dalam
pergaulan dikarenakan adanya perbedaan kasta, sehingga kebebasan dalam
mengemukakan pendapat menjadi terbatasi.
b. Kondisi politik dan ekonomi
Masa sebelum masuknya Islam ke Nusantara, kerajaan Hindu-Budha yaitu
Sriwijaya yang awalnya mengalami kemajuan pesat dalam perdagangan serta
membawa interaksi yang mempengaruhi peradaban baru mulai mengalami
kemunduran karena adanya konflik internal dalam kerajaan tersebut.Pada mulanya
kerajaan Sriwijaya yang menguasai pelayaran maritim kapal perdagangan dari Cina,
Arab, Persia menerapkan bea cukai yang mahal dengan tujuan mendapatkan
keuntungan yang banyak, akan tetapi hal tersebut malah membuat kapal dagang
asing menghindari untuk melewati jalur pelayaran kerajaan Sriwijaya.

2. Teori- teori masuknya Islam di Indonesia


a. Teori Persia
Teori ini menyatakan bahwa Islam yang datang ke Nusantara ini berasal dari
Persia. Teori ini didasarkan pada beberapa unsur kebudayaan Persia, khususnya
Syi’ah yang ada dalam kebudayaan Islam di Nusantara. Alasan pertamanya yaitu
pengaruh sufisme Persia terhadap beberapa ajaran mistik Islam Indonesia.
Seperti ajaran dari Syeikh Siti Jenar yang terkenal dengan manunggaling kawula
gusti ini merupakan pengaruh ajaran wahdat al-wujud al-Hallaj dari Persia.5
Alasan kedua, penggunaan istilah bahasa Persia dalam sistem mengeja huruf
Arab, terutama untuk tanda-tanda bunyi harakat dalam pengajaran Al-Qur’an.6
Jabar (Arab-fathah) untuk mengahasilkan bunyi “a” (Arab; kasrah) untuk
menghasilkan bunyi “i” dan “e”; serta pes (Arab,dhammah) untuk menghasilkan
bunyi “u” atau “o”. Dengan demikian, pada awal pelajaran membaca Al-Qur’an,
para santri harus menghafal alifjabar “a”, alifjer “i” dan alif pes “u”/”o”. Cara
pengajaransepertiini, pada masa sekarang masih dipraktekkan di beberapa
pesantren dan lembaga pengajian Al-Qur’an di pedalaman Banten.Juga, huruf
sin tanpa gigi merupakan pengaruh Persia yang membedakan dengan hurufsin
dari Arab yang bergigi.7
5
Husaini Husda, 2016, “ISLAMISASI NUSANTARA (Analisis Terhadap Discursus Para Sejarawan)”, Jurnal
Adabiya, vol.18 no.35, hal. 21.
6
Ibid
7
Ibid

6
Ketiga, peringatan Asyura atau 10 Muharram sebagai salah satu hari yang
diperingati oleh kaum Syi’ah, yakni hari wafatnya Husain bin Abi Thalib di
Padang Karbala. Di Jawa dan juga di Aceh, peringatan ini ditandai dengan
pembuatan bubur Asyura.8 Di Minangkabau dan Aceh, bulan Muharram disebut
dengan bulan Hasan-Husain. Di Sumatera Tengah sebelah barat, ada upacara
Tabut, yaitu mengarak ”keranda Husain” untuk dilemparkan ke dalam sungai
atau perairan lainnya.Keranda tersebut disebut dengan Tabut yan berasal dari
bahasa Arab.
b. Teori Arab
Islam di Indonesia juga dibawa oleh para peagang dari Arabia. Para
pedagang Arab terlibat aktif dalam penyebaran Islam ketika mereka dominan
dalam perdagangan Barat-Timur sejak awal abad ke-7 dan ke-8 Masehi 9. Asumsi
ini didasarkan pada sumber-sumber China yang menyebutkan bahwa menjelang
perempatan ketiga abad ke-7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin
pemukiman Arab Muslim di pesisir barat Sumatra. Bahkan, beberapa orang Arab
ini telah melakukan perkawinan campur dengan penduduk pribumi yang
kemudian membentuk int sebuah komunitas Muslim yang anggotanya telah
memeluk agama Islam.
Teori Arab ini, semula dikemukakan oleh Crawfurd yang mengatakan bahwa
Islam dikenalkan pada masyarakat Nusantara langsung dari tanah Arab. 10 Teori
Arab ini sedikit pengembangan didasrakan pada persamaan Mazhab Syafi’i
Mesir. Hal senada juga dikemukakan oleh Nieman dan de Hollander, dengan
sedikit revisi, Veth berpendapat bahwa hanya orang-orang Arab yang melakukan
perkawinan campur dengan penduduk pribumi yang berperan menyebarkan
Islam di permukiman baru mereka di Nusantara. Sejumlah ahli Indonesia
mendukung teori Arab ini. Islam datang pertama kali menurut teori ini adalah
pada abad pertama hijriah atau abad ke-7 Masehi.
c. Teori India (Gujarat)

Gujarat adalah salah satu wilayang di India yang diyakini membawa ajaran
agama Islam ke Nusantara pertama kalinya. Teori ini menyatakan bahwa Islam
masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang tersampaikan melalui
8
Ibid
9
Husaini Husda, 2016, “ISLAMISASI NUSANTARA (Analisis Terhadap Discursus Para Sejarawan)”, Jurnal
Adabiya, vol.18 no.35, hal. 20.
10
Ibid

7
pedagang Gujarat. Teori Gujarat pertama kali dicetuskan oleh J. Pijnapel, W.F.
Sutterheim, dan Sucipto Wirjosuparto. Menurut J.Pijnapel, orang Arab
bermazhab Syafi’i telah bermukim di Gujarat sejak abad 7 Masehi.11 Penyebaran
Islam di Indonesia tidak langsung dilakukan pedagang Arab, melainkan oleh
pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam, kemudian berdagang di Indonesia.

Snouck Hurgronje menjelaskan Islam masuk ke Indonesia melalui kota-kota


di anak benua India seperti Gujarat, karena Islam terlebih dahulu berkembang di
kota tersebut. Dalam bukunya berjudul L’arabie et Les Indes Neerlandaises,
Snouck menjelaskan bahwa teori Gujarat didasarkan pada peranan orang-orang
Gujarat yang telah membuka hubungan dagang dengan Indonesia sebelum
pedagang Arab.

Menurut Sucipto Wiryosuparto, teori Gujarat didasarkan atas bukti berikut.


1.    Corak batu nisan Sultan Malik As-Saleh dan Maulana Malik Ibrahim
memiliki kemiripan dengan corak nisan yang ada di Gujarat.
2.    Hubungan dagang penduduk Indonesia dengan India telah lama terjalin,
melalui jalur perdagangan Indonesia – Cambay - Timur Tengah – Eropa

Dalam perkembangannya, teori Gujarat dibantah oleh banyak ahli. Bukti-bukti


yang lebih akurat seperti berita dari Arab, Persia, dan Indonesia memperkuat
keterangan bahwa Islam masuk di Indonesia bukan dibawa pedagang Gujarat.
Sejarawan Azyumardi Azra menjelaskan bahwa Gujarat dan kota-kota di anak
benua India hanya tempat persianggahan bagi pedagang Arab sebelum
melanjutkan perjalanan ke Asia Tenggara dan Asia Timur. Selain itu, pada abad
7-8 Masehi wilayah Gujarat masih dikuasai pengaruh Hindu yang kuat.

d. Teori Cina
Teori lain tentang masuknya Islam di Indonesia ialah teori China. Teori ini
menyatakan, Islam masuk di Indonesia melalui China, tentunya dibawa oleh para
saudagar China yang sejak dahulu kala dikenal sebagai pedagang yang sangat
akrab. Apalagi daratan China dan Indonesia relatif lebih dekat. Kalangan ilmuan
11
Husaini Husda, 2016, “ISLAMISASI NUSANTARA (Analisis Terhadap Discursus Para Sejarawan)”, Jurnal
Adabiya, vol.18 no.35, hal. 18.

8
China, terutama ilmuan China muslim mengklaim China sudah sangat akrab den-
gan kota Mekkah dan Madinah. Pernyataan Nabi: “Tuntutlah ilmu walau sampai
di tanah China” dijadikan bukti akan kedekatan itu. Dari mana Nabi Muhammad
SAW tahu tentang China kalau tidak ada wawasan tentang China yang sudah
berkembang di kawasan itu jauh sebelumnya.12
Persamaan budaya atau pengaruh budaya China di dalam tradisi kesenian
Sumatera bagian Selatan sangat kuat pengaruh China-nya.13 Bukti historis yang
dapat menguatkan hal ini ialah penyeberangan China muslim ke Pulau Jawa
seperti Kerajaan Demak pernah mempunyai keturunan darah China (Raden
Patah). Hal yang sama juga bisa dilacak dalam sejumlah ulama yang memiliki
darah China. Termasuk yang amat populer ialah kisah nyata Laksamana Cheng
Ho. Namun masih perlu dibuktikan lebih lanjut apakah Islam pertama kali masuk
ke Nusantara dari China ataukah yang lainnya.

3. Strategi Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Agama Islam menjadi Agama yang paling banyak pemeluknya di Indonesia


karena penyebaran dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

 Perdagangan

Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari
Gujarat/India, Persia, dan Bangsa Arab. Interaksi yang terjadi saat melakukan
jual beli menjadi pemicu lahirnya agam Islam di Nusantara. Telah kita ketahui
bahwa menjadi seorang muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah, oleh
karena itu para pedagang Islam mulai menyebarkan ajaran Islam kepada
pedagang lainnya yang non muslim. Dari sini , mulai banyak pedagang yang
masuk Islam. Inilah menjadi latar belakang penyebaran Islam melalui jalur
perdagangan. Mreka yang telah masuk Islam juga menyebarkan agama Islam
dan budaya Islam yang baru dianutnya kepada orang lain. Secara bertahap
agama dan budaya Islam tersebar dari pedagang Gujarat/India, Persia, dan

12
Husaini Husda, 2016, “ISLAMISASI NUSANTARA (Analisis Terhadap Discursus Para Sejarawan)”, Jurnal
Adabiya, vol.18 no.35, hal.22.
13
Ibid

9
Bangsa Arab kepada bangsa Indonesia. Proses penyebaran Islam melalui
perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif dibanding cara lainnya.

 Perkawinan

Sebagian pedagang yang menetap di Indonesia menikahi penduduk pribumi


dan menyalurkan ajaran agama Islam. Para pedagang banyak juga menikahi
putri-putri dari kerajaan sehingga bisa membawa raja memeluk Islam juga. Pada
masa kerajaan, rakyat akan selalu mengikuti rajanya. Sehingga apabila seorang
raja memeluk agama Islam maka rakyatnya pun akan banyak yang ikut
memeluk agama Islam. Dengan demikian Islam semakin cepat berkembang.

 Pendidikan

Perkembangan agama Islam yang ceat dapat emunculkan ulama-ulama yang


kemudian mendirikan pondok pesantren. Para pemuda di wilayah tersebut
belajar ilmu agama di pesantren . Setelah para pemuda menyelesaikan belajar
ilmu agama di pondok pesantren, kemudian menyebarkan ajaran agama Islam
kepada masyarakat sekitar untuk ikut memeluk agama Islam. Walau begitu
metode ini dilakukan tanpa paksaan. Dari sini semakin banyaklah rakyat
pribumi yang memeluk agama Islam.

 Politik

Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan


memegang peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam tersebut.
Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam, maka rakyatnya akan
memeluk agama Islam juga. Alasannya karena masyarakat Indonesia
memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap rajanya. Demi kepentingan politik
maka Raja akan mengadakan perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti
dengan penyebaran agama Islam.

10
 Melalui Dakwah di Kalangan Masyarakat

Masyarakat Indonesia sendiri memilki para pendakwah yang menyebarkan


Islam di lingkungannya, seperti Dato’ri Bandang menyebarkan agama Islam di
daerah Gowa, Sulawesi Selatan; Tua Tanggang Parang menyebarkan Islam di
daerah Kutai, Kalimantan Timur; Penghulu dari Demak menyebarkan agama
Islam di kalangan para bangsawan Banjar, Kalimantan Selatan; Para Wali
menyebarkan agama Islam di Jawa dan ada 9 wali yang terkenal, mereka
memegang beberapa peran di kalangan masyarakat sebagai penyebar agama
Islam, pendukung kerajaan-kerajaan Islam, penasihat raja-raja Islam dan
pengembang kebudayaan daerah yang telah disesuaikan dengan budaya Islam.
Atas perannya para wali sangat terkenal di kalangan masyarakat.

 Seni Budaya

Perkembangan Islam juga melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid),


seni pahat, seni tari, seni musik, dan seni sastra. Seni ini dibuat dengan cara
mengakrabkan budaya daerah setempat dengan ajaran Islam yang disusupkan
ajaran tauhid yang dibuat sederhana, sehalus dan sedapat mungkin memanfaatkan
tradisi lokal.

Islam sangat cepat menyebar di Indonesia pasti memiliki alasan yang kuat.
Berikut alasan mengapa agama Islam mudah di terima di Nusantara adalah :

1. Syarat Masuk Islam yang Mudah

Alasan pertama mengapa Islam bisa cepat diterima oleh masyarakat Indonesia
adalah persyaratannya yang begitu mudah. Seseorang sudah menjadi penganut agama
Islam apabila telah mengucapkan dua kalimat syahadat dan menyakininya dari hati.

Selain itu, para penyebar agama Islam dari golongan wali Allah juga memiliki
strategi yang bijaksana dan sabar. Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat
Indonesia jaman dulu telah memiliki kepercayaan yang melekat bahkan hingga kini
yaitu animisme dan dinamisme.

11
Maka dari itu, wali Allah tersebut memodifikasi agama Islam dengan kepercayaan
tersebut agar mudah diterima dan dipahami. Namun tetap dalam ajaran Islam dan
tidak menyimpang. Jadi pada alasan yang ini mengajak tanpa menjurus mengahruskan
memeluk Islam dan langsung menyalahkan semua ajaran yang dianut pada masa
sebelumnya

2. Disebarkan Dengan Cara Damai

Tidak memerlukan kekerasan maupun pemaksaan, para penyebar agama Islam di


tanah Indonesia ini justru menggunakan cara yang damai dan aman. Selain itu, ajaran
Islam pada awalnya juga disesuaikan dengan kepercayaan dan budaya bangsa
Indonesia yang berbau klenik.

Contoh dari kedamaian dan perpaduan ajaran Islam dengan budaya bangsa Indonesia
adalah tetap memperbolehkan acara kenduri atau acara kirim leluhur untuk nenek
moyang namun tetap menyelipkan doa-doa dengan menyebut nama Allah.

Selain wali Allah, Islam juga dibawa masuk ke Indonesia oleh saudagar Gujarat
India. Karena berasal dari india tentu masih mengandung ajaran Hindu yang cukup
kental. Hal tersebutlah yang menyebabkan agama Islam mudah dipahami dan diterima
masyarakat Indonesia.

3. Islam Tidak Mengenal Kasta

Selain animism dan dinamisme, terdapat dua agama besar lain yang dulu menjadi
agama dengan pemeluk terbesar yaitu agama Hindu dan Budha. Dalam ajaran Hindu
terdapat beberapa kasta yang membedakan satu golongan dengan golongan lainnya.

Dengan adanya kasta yang membedakan golongan dan kturunan, sedangkan agama
Islam memiliki pandangan bahwa semua manusia memiliki derajat yang sama dimata
tuhan. Hanya keimanan dan ketaqwaan yang membedakannya. Oleh karena itu
masyarakat pribumi yang berkasta rendah banyak yang memeluk agama Islam karena
menuntut persamaan derajat.

12
4. Ibadah yang Sederhana

Tidak hanya karna syarat masuk agama yang mudah, tapi cara beribadah
dalam ajaran agama Islam sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya yang
mahal. Hal ini sangat mudah diterima dengan baik oleh rakyat Indonesia yang
kurang mampu secara finansial. Berbeda dengan ajaran agama yang lain yang
membutuhkan biaya setiap melakukan ibadah.

Dalam ajaran agama Islam terdapat rukun Islam yaitu : syahadat, sholat,
puasa, zakat, dan naik haji. Melaksanakan ibadah sholat dan puasa sangatlah
sederhana dan tanpa mengeluarkan biaya. Selain itu bagi yang tidak mampu
memenuhi ibadah tersebut mendapatkan keringanan dalam kondisi tertentu.
Sedangkan zakat dan Naik Haji tidak diwajibkan bagi yang kurang mampu.
Sehingga tidak memaksa bagi pemeluk ajaran Islam. Jadi dalam agama Islam
terdapat aturan yang sangat memudahkan bagi penganutnya dalam menjalankan
ibadahnya.

5. Syariat Islam Bersifat Fleksibel

Selain syarat dan cara ibadahnya yang begitu mudah, terdapat satu faktor lain
yang menjadi penyebab Islam mudah diterima masyarakat Indonesia yaitu syariat
atau peraturannya yang bersifat fleksibel dan tidak kaku.

Salah satu contoh dari fleksibilitas syariat Islam terdapat dalam hal cara


peribadatan, di mana ketika sedang sakit umat Islam diperbolehkan untuk melakukan
sholat dengan duduk, tidur, atau bahkan hanya melalui kedipan mata.14

6. Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Majapahit sebagai kerajaan terbesar di nusantara memiliki pengaruh yang


cukup besar terhadap kepercayaan masyarakat Indonesia di jaman dulu. Majapahit
sebagai kerajaan yang menganut agama Hindu dan Budha menyebabkan
masyarakatnya juga menganut agama tersebut. Dengan runtuhnya kerajaan

14
https://www.prelo.co.id/blog/6-cara-penyebaran-agama-islam-di-indonesia/

13
Majapahit pada abad ke-15 menyebabkan penyebaran agama Islam menjadi lebih
mudah dan tidak mendapat kendala.

Apalagi dengan runtuhnya kerajaan Majapahit di Indonesia, disertai dengan


masuknya agama Islam di Indonesia dan munculnya kerajaan Demak. Kerajaan
Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang menjadi cikal bakal semakin
berkembangnya Islam di Jawa. Karena sejak adanya kerajaan Demak, terdapat
anggota Walisongo yang dengan gencar menyebarkan agama Islam di Jawa dan di
Indonesia.

7. Disebarkan Melalui Kesenian

Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki beragam suku, etnik, ras, dan
kesenian yang berbeda-beda. Menyadari hal tersebut para penyebar agama Islam
tentu tak mau menyia-nyiakan kesempatan dengan melakukan akulturasi agama
Islam dan kesenian yang berkembang.15 Contohnya adalah penyebaran agama Islam
di tanah jawa oleh sunan Kalijaga dengan mempertunjukan kesenian wayang kulit
yang dipadukan dengan filosofi dan syariat Islam agar mudah untuk dipahami.
Selain Sunan Kalijaga dengan wayang kulitnya, terdapat satu wali Allah yang
memadukan agama Islam dengan kesenian Indonesia. Beliau adalah sunan
Bonang yang menggunakan alat musik gamelan dan gending untuk menyebar agama
Islam. Hal ini dijadikan upaya penyebaran tanpa masuk untuk menyalahi ajaran
agama Islam yag lurus, namun melakukan pendekatan lebih halus kepada penduduk
pribumi yang memiliki kesenganan terhadap seni.

8. Memiliki Nilai yang Sama dengan Sifat Masyarakat Indonesia

Berbicara mengenai bangsa Indonesia pasti terkenal akan sifat keramah-


tamahannya dan sifat tolong menolong. Selain itu, masyarakat Indonesia juga memiliki
filosofi untuk terus bergotong royong membantu sesame yang membutuhkan. Nilai-
nilai tersebut sama persis dengan inti sari dari agama Islam yaitu menyebar kebaikan
dan saling tolong-menolong satu sama lain tanpa membedakan ras, suku, dan agama.
Selain itu, sifat masyarakat bangsa Indonesia yang ramah tamah juga mempermudah
15
Ibid

14
dalam melakukan penyebaran agama Islam karena tak menemukan perlawanan yang
berarti.

4. Penyebaran Agama Islam di tanah Jawa Oleh Wali Songo

Walisongo diartikan sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Wali bukanlah nama, melainkan sebutan julukan yang mengadung perlambang suatu dewan
para wali. Angka Sembilan sebelum islam berkembang dianggap angka keramat. Peran
walisongo dan ulama sengaja untuk berdakwah, mengajar, dan mendirikan pesantren.
Melalui pendidikan proses penyebaran Islam lebih cepat dan berhasil. 16 Dari berbagai
daerah berdatangan utusan untuk belajar di sekolah atau pesantren dan setelah selesai
pendidikannya kembali ke daerah asal atau daerah lain untuk menyebarkan agama Islam.

Contoh seperti yang dilakukan oleh pesantren Sunan Giri. Itu mendorong penduduk
pribumi ikut berdakwah. Peran Ulama dan para wali sangat penting dalam proses
penyebaran Islam terutama di lingkungan pedalaman yang masih menganut kepercayaan
lama sehingga dapat memeluk agama Islam. Mereka menggunakan kebudayaan dan
kesenian untuk berdakwah, seperti wayang, lagi macapat. Bahkan sampai sekarang masih
tetap eksis dipakai masyarakat. Walisongo Walisongo atau sembilan wali merupakan tokoh
pembawa Islam di tanah Jawa.17 Secara harfiah "wali" diartikan wakil, sedangkan "sanga"
dalam bahasa Jawa artinya sembilan. 18 Mereka menyebarkan Islam diberbagai daerah di
Pulau Jawa. Cara atau pendekatan ke masyarakat yang dipakaipun berbeda-beda.

Berikut walisongo:

 Sunan Gresik Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim menyebarkan Islam di
wilayah Gresik, Jawa Timur. Dia, berdakwah dengan cara pergaulan di masyarakat.
Budi pekerti dan ramah tamah selalu diperlihatkan saat pergaulan sehari-hari dengan
masyarakat. Sunan Gresik juga mengajarkan cara bercocok tanam ke masyarakat
untuk mengambil hathati. Sunan Gresik juga mendirikan pondok pesantrena dan

16
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/15/110000569/peran-walisongo-dalam-penyebaran-islam-
di-tanah-jawa?page=all#page2.

17
Ibid
18
Ibid

15
masjid sebagai tempat untuk mengajarkan agama Islam. Banyak sumber jika Sunan
Gresik berasal dari Timur Tengah, yakni Persia. Banyak dianggap sebagai wali yang
pertama kali menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Ia merangkul masyarakat Jawa yang
tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit.19

 Sunan Ampel Sunan Ampel dikenal juga dengan nama Raden Rahmat. Ia
menyebarkan Islam melalui pendidikan pesantren di wilayah Surabaya. Sunan Ampel
juga sebagai perencana berdirinya Kerajaan Islam Demak.20

 Sunan Giri Sunan Giri atau Raden Paku tidak hanya menyebarkan Islam di tanah Jawa
tapi juga sampai ke Maluku. Sunan Giri menyebarkan Islam melalui dunia seni dan
sangat berpengaruh terhadap pemerintahan di Kerajaan Demak yang merupakan
kerajaan Islam pertama di Jawa.21

 Sunan Bonang Sunan Bonan yang disebut juga Raden Makdum Ibrahim menyebarkan
Islam melalui kesenian. Ia menciptakan tembang tombo ati yang terkenal hingga saat
ini. Gamelan Jawa yang merupakan salah satu budaya Hindu diubah dengan nuansa
Islam. Di mana dengan memasukan rabab dan bonang sebagai pelengkap dari gamelan
Jawa.

 Sunan Drajat Sunan Drajat atau Raden Qasim menggunakan kegiatan sosial sebagai
media untuk berdakwah. Ia yang mempelopori penyantunan kepada anak-anak yatim
dan orang-orang sakit. Di bidang politik Sunan Drajat sangat mendukung Kerajaan
Demak.

 Sunan Kalijaga Sunan Kalijaga atau Raden Mas Syahid dalam dakwahnya dengan
memanfaatkan media wayang. Di mana memasukan cerita-cerita tentang ajaran-ajaran
Islam. Tidak hanya lewat wayang, tapi juga lewat seni ukir atau seni suara. Beberapa
lagu yang berhasil diciptakan seperti Lir Ilir atau Gundul Pacul. Cara itu dipakai untuk
menarik dan mengambil hati masyarakat. Bahkan terkesan efektif.22

 Sunan Muria Sunan Muria atau Raden Umar Said ikut membantu berdirinya Kerajaan
Islam Demak. Ia banyak menyebarkan Islam di sekitar Jawa Tengah. Sarana yang
19
Ibid
20
Ibid
21
Ibid
22
Ibid

16
dipakai untuk berdakwah sama yang dipakai Sunan Kalijaga, yakni lewat kesenian
dan kebudayaan.

 Sunan Gunung Jati Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah berasal dari
Palestina.23 Ia belajar agama diberbagai negara sejak usia belia. Sunan Gunung Jati
merupakan satu-satunya wali yang menjadi kepala pemerintah. Ia mendirikan
Kasultanan Cirebon dan Banten. Posisinya tersebut dimanfaatkan untuk menyebarkan
dan mengembangkan Islam. Cara berdakwah yang dipakai cenderung seperti Timur
Tengah yang lugas dan mendekati masyrakat dengan membangun infrastruktur.

 Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq cara mendekati masyarakat dengan memanfaatkan
simbol-simbol Hindu dan Budha. Itu bisa terlihat pada arsitektur Masjis Kudus yang
memiliki keunikan. Ia berasal dari Palestina dan menyebarkan agama Islam di pesisir
Jawa Tengah. Ia pernah menjadi Senapati atau panglima perang Kerajaan Islam
Demak.

C. Kesimpulan

Islam masuk ke nusantara pada masa akhir perkembangan kerajaan Hindu-


Budha. Telah kita ketahui dari pembahasan diatas bahwa teori masuknya agama
Islam ke Indonesia memiliki banyak pendapat. Pendapat tersebut tentunya telah
disertai bukti-bukti, namun masih simpang siur teori mana yang paling benar
mengungkapkan kapan sebenarnya Islam datang. Teori-teori tersebut menyampaikan
tahun yang berbeda-beda, sehingga masih perlu pembuktian melalui penelitian-
penelitian yang dilakukan oleh para sejarahwan.

Islam memiliki peluang besar untuk berkembang setelah banyak kerajaan


besar Hindu-Budha yang mengalami kemunduran. Ajaran slam semakin cepat
menyebar ke seluruh Indonesia melalui banyak strategi yaitu, perdagangan,
perkawinan, pendidikan, politik, dan kesenian. Agama Islam mudah diterima oleh
penduduk pribumi karena banyak alasan, diantaranya adalah syarat masuk yang
mudah, ibadah yang sederhana, ajaran yang fleksibel, dan lain sebagainya.
Pendekatan yang dilakukan dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa melalui
ulama yang dikenal sebagai WaliSongo. Wali Songo menyebarkan ajaran islam

23
Ibid

17
melalui pendekatan yang halus tanpa paksaan, yaitu melalui kesenian-kesenian
karena pada dasarnya penduduk Jawa menyukasi kesenian. Walaupun begitu,
kesenian diselipi dengan penyampaian dakwah dengan tujuan agar lebih mudah
dipahami.

18
Daftar Pustaka

Azis. 2015. ISLAMISASI NUSANTARA PERSPEKTIF NASKAH SEJARAH MELAYU.


Yogyakarta. Jurnal Thaqafiya. vol.6. no.1.

Husda,Husaini. 2016, ISLAMISASI NUSANTARA (Analisis Terhadap Discursus Para


Sejarawan). Jurnal Adabiya. vol.18 no.35

https://www.prelo.co.id/blog/6-cara-penyebaran-agama-islam-di-indonesia/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/15/110000569/peran-walisongo-dalam-
penyebaran-islam-di-tanah-jawa?page=all#page2

19
20

Anda mungkin juga menyukai