Anda di halaman 1dari 13

Elektrokimia

A.Karakteristik Reaksi Oksidasi dan Reduksi

Pada sebuah reaksi oksidasi dan reduksi electron, elektron ditransfer dari satu
reaktan ke reaktan lainnya. Contoh yaitu oksidasi dari ion Fe(II) oleh ion Ce (IV).
Reaksinya,
Ce4+ + Fe2+ ↔ Ce3+ + Fe3+

Pada reaksi ini, Ce4+ disebut dengan agen pengoksidasi atau sebuah oksidan dan Fe2+
disebut dengan agen pereduksi atau reduktan.

CARA MENULIS SETENGAH REAKSI

Ce4+ + e- ↔ Ce3+ (reduksi dari Ce4+)

Fe2+ ↔ Fe3+ + e- (oksidasi dari Fe2+)

Aturan-aturan dalam menyetimbangkan setengah reaksi adalah sama dengan


jenis reaksi lainnya, disana terdapat jumlah atom dari setiap unsur serta besar
muatannya, pada setiap sisi persamaan itu harus sama. Jadi, untuk oksidasi dari Fe2+
oleh MnO4-, setengah reaksinya yaitu

MnO4- + 5e- + 8H+ ↔ Mn2+ + 4H2O

5Fe2+ ↔ 5Fe3+ + 5e-

Pada setengah reaksi pertama, nilai muatan pada sisi kiri yaitu (-1-5+8) = +2
yang mana sama dengan jumlah muatan pada sisi kanan. Pada setengah reaksi kedua
juga dikalikan dengan 5 sehingga jumlah elektron yang telah hilang oleh Fe2+ sama
dengan jumlah elektron yang diperoleh oleh MnO4-. Sehingga persamaan ion yang
seimbang untuk reaksi keseluruhan menjadi

MnO4- + 5Fe2+ + 8H+ ↔ Mn2+ + 5Fe3+ + 4H2O


Menyeimbangkan Persamaan Redoks
Mengetahui bagaimana cara menyeimbangkan reaksi oksidasi/reduksi sangat penting untuk
memahamisemua konsep yang tercakup dalam bab ini. Kami menyajikan ulasan singkat untuk
mengingatkan anda tentang bagaimana prosesnya bekerja. Untuk latihan, kita akan menyetarakan
persamaan berikutsetelah menambahkan H+, OH-, atau H2O sesuai kebutuhan.

MnO4- + NO2- Mn2+ + NO3-


Pertama kita tulis dan setarakan setengah reaksi, untuk MnO4-, kita tulis

MnO4- Mn2+
Untuk mengimbangi 4 atom Oksigen sebelah kiri, kita tambahkan H2O di sisi kanan.
Kemudian, untuk menyetarakan atom hidrogen, kita menambahkan 8 H+ disebelah kiri:

MnO4- + 8H+ Mn2+ + 4H2O

Untuk menyeimbangkan muatan kita tambahkan 5 elektron ke sisi kiri, maka

MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O

Untuk setengah reaksi lainnya,

NO2- NO3-
Untuk menyetarakan kita tambahkan satu H2O kesisi kiri dan 2H+ kesisi kanan untuk
menyetarakan atom hidrogen:
NO2- + H2O NO3- + 2H+
Kemudian kita tambahkan dua elektron ke sebelah kanan untuk menyeimbangkan muatan:

NO2- + H2O NO3- + 2H+ +2e-

Sebelum menggabungkan kedua persamaan, kita harusmengalikan persamaan pertama


dengan 2 dan persamaan kedua dengan 5 sehingga jumlah elektron yang hilang akan sama
dengan jumlah elektron yang diperoleh.

2MnO4- + 16H+ + 10e- + 5NO2- + 5H2O 2Mn2+ + 8H2O + 5NO3- + 10H+ +10e-

Persamaan ini diatur ulang menjadi persamaan seimbang

2MnO4- + 6H+ + 5NO2- 2Mn2+ + 5NO3- + 3H2O

Contoh

Reaksi berikut ini spontan dan berlanjut ke kanan,seperti yang tertulis :


2H+ + Cd(s) H2 + Cd2+

2Ag+ + H2(g) 2Ag(s) + 2H+

Cd2+ + Zn(s) Cd(s) + Zn2+

Apa yang dapat disimpulkan berdasarkan kekuatan H+ , Ag+, Cd2+, dan Zn2+ sebagai penerima
elektron/ agen pereduksi?

Solusi

Pada reaksi kedua menetapkan bahwa Ag+ adalah penerima elektron yang lebih baik
dari pada H+, Reaksi pertama menunjukkan bahwa H+ lebih efektif daripada Cd2+. Yang
terakhir Persamaan ketiga menunjukkan bahwa Cd2+ lebih efektif daripada Zn2+. Jadi urutan
kekuatan oksidasinya yaitu Ag+ > H+ > Cd2+ > Zn2+.

B.SEL ELEKTROKIMIA
Sebuah sel elektrokimia terdiri dari dua konduktor yang disebut elektroda,setiap
elektroda dibenamkan dalam larutan elektrolit. larutan yang berada disekitar dua elektroda
umumnya adalah berbeda dan harus dipisahkan untuk mencegah reaksi antara reaktan-
reaktan. Caranya dengan memasukkan jembatan garam antara larutan. Biasanya, dua ujung
jembatan itu dilengkapi dengan disk kaca sinteratau bahan berpori lainnya untuk mencegah
agar cairan dari satu bagian sel tidak tersedot ke sel yang lain.

KATODA DAN ANODA

Katoda dalam sel elektrokimia adalah elektroda dimana reduksi terjadi

Contoh,
Sedangkan Anoda adalah elektroda yang dimana tempat terjadinya oksidasi

Contoh :

JENIS SEL ELEKTROKIMIA

1. Sel galvani / sel volta.


Sel galvani / sel volta menyimpan energi listrik. Contohnya baterai. Baterai
biasanya dibuat dari beberapa sel yang dihubungkan secara seri untuk
menghasilkan tegangan yg lebih tinggi daripada yang dapat dihasilkan oleh satu
sel. Reaksi pada dua elektroda dalam sel seperti itu (sel galvanik) cenderung
berlangsung / beroperasi secara spontan dan menghasilkan aliran elektron dari
anoda ke katoda melalui konduktor eksternal.
2. Sel elektrolisis
Sel elektrolitik, berbeda dengan sel volta, ia memerlukan sumber energi listrik
eksternal untuk pengoperasiannya.

NOTASI SEL VOLTA


Susunan sel volta dapat dinyatakan dengan notasi sel volta yang disebut juga
diagram sel. Untuk contoh sel volta di atas, notasi selnya dapat dinyatakan sebagai
berikut.

Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu

Atau

Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)

Penulisan notasi sel volta mengikuti konvensi umum sebagai berikut.

 Komponen-komponen pada kompartemen anoda (setengah sel oksidasi) ditulis pada


bagian kiri, sedangkan komponen-komponen pada kompartemen katoda (setengah sel
reduksi) ditulis pada bagian kanan.
 Tanda dua garis vertikal ( || ) melambangkan jembatan garam yang memisahkan
kedua setengah sel.
 Tanda satu garis vertikal ( | ) melambangkan batas fase antara komponen-komponen
dengan fase berbeda. Sebagai contoh, Ni(s) | Ni2+(aq) mengindikasikan bahwa Ni padat
berbeda fase dengan larutan Ni2+.
 Tanda koma (,) digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dalam fase yang
sama. Sebagai contoh, suatu sel volta dengan anoda Co dan katoda inert Pt, di mana
terjadi oksidasi Co menjadi Co2+ dan reduksi Fe3+ menjadi Fe2+, dinotasikan sebagai
berikut.
Co(s) | Co2+(aq) || Fe3+(aq), Fe2+(aq) | Pt(s)
 Jika diperlukan, konsentrasi dari komponen-komponen terlarut ditulis dalam tanda
kurung. Sebagai contoh, jika konsentrasi dari larutan Zn2+ dan Cu2+ adalah 1 M
keduanya, maka dituliskan seperti berikut.
Zn(s) | Zn2+(aq, 1 M) || Cu2+(aq, 1 M) | Cu(s)

ARUS PADA SEL ELEKTROKIMIA

Elektroda-elektroda dihubungkan dengan sebuah kawat sehingga terjadi


reaksi sponttan sel. Muatan dipindahkan dengan sel elektrokimia dengan tiga
mekanisme :
1. Elektron membawa muatan dalam elektroda yang juga konduktor eksternal
Terlihat, arus yang biasa disimbolkan I, arahnya berlawanan dengan pergerakkan
elektron
2. Anion dan kation adalah muatan yang dibawa dalam sel, pada elektroda sebelah kiri,
tembaga dioksidasi menjadi ion tembaga, melepaskan elektron ke elektroda. Seperti
yang terlihat pada gambar 18-3, ion tembaga terbentuk menjauhi elektroda tembaga
menjadi sebagian besar dari larutan, sedangkan anion, seperti sulfat dan ion
hidrogen sulfate berpindah mendekati anoda tembaga. Dalam jembatan garam, ion
klorida berpindah mendekati dan ke dalam kompartmen tembaga, dan ion kalium
pindah dengan arah berlawanan. Pada bagian kanan, ion perak bergerak ke
elektroda perak dimana terjadi reduksi menjadi logak perak, dan ion nitrat bergerak
menjauhi elektroda dan menjadi sebagian besar larutan.
3. Konduksi ionik dari larutan digabungkan dengan konduksi elektronik dalam elektroda
yang pada reaksi reduksi terjadi di katoda dan reaksi oksidasi di anoda.

POTENSIAL SEL ELEKTRODA


Arus listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan elektron mengalir dari
elektroda negatif ke elektroda positif. Hal ini disebabkan karena perbedaan potensial
antara kedua elektroda. Andaikan kita mengukur perbedaan potensial (∆V) antara dua
elektroda dengan menggunakan potensiometer ketika arus listrik yang dihasilkan
mengalir sampai habis. Maka akan diperoleh nilai limit atau perbedaan potensial saat arus
listriknya nol  yang disebut sebagai potensial sel (E°sel). Untuk menjadikan keadaan
larutan yang tidak setimbang menjadi larutan setimbang, Potensial sel Ecell berhubungan
dengan reaksi energi bebas

dimana R adalah konstanta gas dan T adalah suhu Absolut.

POTENSIAL SETENGAH SEL

Potensi sel seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah perbedaan
antara dua potensial setengah sel atau elektroda tunggal, satu berhubungan dengan
setengah reaksi pada elektroda kanan (Eright) dan yang lainnya terkait dengan setengah
reaksi di eklektroda kiri (Eleft). Menurut konvensi tanda IUPAC, selama potensial
junction larutan diabaikan atau tidak ada, dapat kita tuliskan sebagai berikut :
ELEKTRODA STANDART HIDROGEN (SHE)

Dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu electrode


pembanding (reference electrode) yang memiliki syarat harga potensial setengah sel
yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak berpengaruh terhadap komposisi
larutan yang sedang diselidiki. Elektroda pembanding ini digunakan untuk
menentukan nilai potensial standar reduksi pada reaksi sel volta.

Potensial standar reduksi masing-masing elektroda dapat ditentukan dengan


membandingkannya terhadap elektroda standar (acuan), yaitu elektroda hydrogen
standar (SHE= Standard Hydrogen Electrode). Keadaan standar yang dimaksud
adalah saat tekanan gas H2 sebesar 1 atm, konsentrasi larutan ion H+ sebesar 1 M, dan
pengukuran dilakukan pada suhu 25 C. Sesuai dengan kesepakatan, SHE memiliki
potensial standar reduksi sebesar nol (Ered SHE = 0) pada semua suhu.

Potensial Elektroda dan Potensial Elektroda Standar

Potensial elektroda diartikan sebagai potensial sel yang elektroda yang


dimaksud adalah elektroda sebelah kanan dan elektroda hidrogen standar adalah
elektroda sebelah kiri. Jadi jika kita ingin mendapatkan potensi elektroda perak yang
bersentuhan dengan larutan Ag+, kita akan membuat sel seperti ini,
Di sel ini, setengah sel di sebelah kanan terdiri dari strip perak murni yang
bersentuhan dengan larutan yang mengandung ion perak; elektroda di sebelah kiri
adalah elektroda hidrogen standar. Karena elektroda kiri adalah elektroda hidrogen
standar dengan potensial yang telah diberi nilai 0,000 V, kita dapat menulisnya
dengan :

Ecell = Eright – Eleft

Ecell = EAg – ESHE

Ecell = EAg – 0,000

Ecell = EAg

Dimana EAg adalah potensial elektroda perak.

Potensial elektroda standar, E0 dari setengah reaksi diartikan sebagai


potensial elektrodanya ketika aktivitas reaktan dan produk semuanya dalam satu
kesatuan. Dari gambar tersebut, nilai E0 untuk setengah reaksi dapat diperoleh dengan
mengukur Ecell dengan aktivitas Ag+ sama dengan 1,00 sehingga dapat
direpresentasikan secara skematis sebagai berikut,

atau secara alternatif sebagai :

Sehingga reaksi spontannya menjadi,


Sel galvanik ini memiliki potensial +0.799 V dengan elektroda perak di
sebelah kanan, sehingga potensial elektroda perak bertanda positif terhadap elektroda
hidrogen standar. Oleh karena itu,

Berbeda dengan elektroda perak, elektroda


kadmium negatif terhadap elektroda
hidrogen standar. Oleh karena itu, potensial
elektroda standar pasangan Cd / Cd2+ dengan
konvensi diberi tanda negatif, dan E 2+ ¿
=
Cd /Cd 0 ¿

-0,403 V. Karena potensial sel negatif, reaksi


sel spontan bukanlah reaksi seperti yang
tertulis (yaitu adalah, oksidasi di kiri dan
reduksi di kanan). Sebaliknya, reaksi
spontannya berlawanan arah.
Gambar 18.8 Pengukuran potensial elektroda
Standar untuk Cd2+ + 2e- ↔ Cd(s) Cd(s) + 2H+ ↔

Elektroda seng yang direndam dalam larutan yang memiliki aktivitas ion seng
kesatuan mengembangkan potensial -0.763 V jika elektroda sebelah kanan dipasangkan
dengan elektroda hidrogen standar di sebelah kiri. Jadi, kita dapat menuliskan E Zn
2+ ¿
/ Zn0 ¿ =
-0,763 V.
Potensial elektroda standar untuk empat setengah sel yang baru saja dijelaskan
dapat diatur dalam urutan berikut:

Besarnya potensial elektroda ini menunjukkan kekuatan relatif keempat spesi ionik
sebagai akseptor elektron (oksidator), yaitu, dalam menurunkan kekuatan, Ag + > H+ > Cd2+ >
Zn2+.

Pengaruh Konsentrasi pada Potensi Elektroda : Persamaan Nernst


Potensial elektroda adalah ukuran sejauh mana konsentrasi spesies dalam setengah sel
berbeda dari nilai kesetimbangannya. Misalnya, ada kecenderungan yang lebih besar untuk
prosesnya
Ag+ + 2e- ↔ Ag(s)

terjadi dalam larutan pekat perak (I) daripada dalam larutan encer ion itu. Oleh karena itu, besarnya
potensial elektroda untuk proses ini juga harus menjadi lebih besar (lebih positif) karena konsentrasi
ion perak suatu larutan meningkat. Kami sekarang memeriksa hubungan kuantitatif antara
konsentrasi dan potensial elektroda.

aA + bB + … + ne- ↔ cC + dD +
….. c d
RT [C ] [ D ] … ..
E=E0− ln a
nF [ A] ¿¿

Dimana :

E0 =potensial elektroda standar , yang merupakan karakteristik untuk setiap setengah reaksi

R=konstanta gas ideal , 8,314 J K −1 mol−1

T =suhu , K

n= jumlah mol elektron yang muncul di setengahreaksi untuk proses elektroda seperti yang tertulis

F=faraday=96.485C (coulomb) per mol elektron

ln ¿ logaritma natural=2.303 log

Jika kita mengganti nilai numerik untuk konstanta, mengubahnya menjadi logaritma basis 10, dan
d
0 0,0592 [C ]c [ D ] … ..
menentukan suhu 25 ° C, kita dapatkan E=E − log
n [ A]a ¿ ¿

Jadi, jika beberapa spesies A yang berpartisipasi adalah zat terlarut, [A] adalah konsentrasi A dalam
mol per liter. Jika A adalah gas, [A] dalam Persamaan diatas diganti dengan PA, tekanan parsial A di
atmosfer. Jika A adalah cairan murni, padatan murni, atau pelarut, aktivitasnya adalah satu, dan
tidak ada suku A yang dimasukkan dalam persamaan. Alasan untuk asumsi ini sama dengan yang
dijelaskan dalam Bagian 9B-2, yang membahas ekspresi konstan kesetimbangan. Persamaan diatas
dikenal sebagai persamaan Nernst untuk menghormati ahli kimia Jerman Walther Nernst, yang
bertanggung jawab atas perkembangannya.

Contoh,
Pada kedua elektrode sel volta terdapat larutan asam yang menghasilkan gas hidrogen pada
anode dan katode. Aliran elektron mengalir dari konsentrasi 0,05 M ke konsentrasi yang lebih
tinggi yaitu 0,5 M. Jika batang pada anode dan katode yang digunakan adalah platina (Pt),
maka potensial sel volta yang terukur pada voltmeter adalah …

A. 0,1184 V
B. 0,0592 V
C. 0,1776 V
D. 0,5092 V
E. Di atas 1 V

Penyelesaian :

Potensial Sel Standar (E°sel)


Adanya arus listrik berupa aliran elektron pada sel volta disebabkan oleh adanya beda
potensial antara kedua elektrode yang disebut juga dengan potensial sel (Esel) ataupun gaya
gerak listrik (ggl) atau electromotive force (emf). Potensial sel yang diukur pada keadaan
standar (suhu 25°C dengan konsentrasi setiap produk dan reaktan dalam larutan 1 M dan
tekanan gas setiap produk dan reaktan 1 atm) disebut potensial sel standar (E°sel). Nilai
potensial sel sama dengan selisih potensial kedua elektrode. Menurut kesepakatan, potensial
elektrode standar mengacu pada potensial reaksi reduksi.

Katode adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih besar (positif), sedangkan anode
adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih kecil (negatif). Data nilai potensial elektrode
standar dapat dilihat pada tabel berikut.

Dalam Tabel 18-1, ada beberapa reaksi yang melibatkan Ag (I) termasuk,

Masing-masing memberikan potensi elektroda perak di lingkungan yang berbeda. Sehingga


persamaan Nernst untuk setengah reaksi pertama adalah

Jika kita mengganti [Ag+] dengan Ksp / [Cl2], kita mendapatkan


Sehingga jika [Cl-] = 1,00 maka

sehingga jika kita substitusi,

Anda mungkin juga menyukai