Anda di halaman 1dari 73

Cerita kiriman dewasa:

BERCINTA DENGAN TETANGGAKU

Perkenalkan namaku Sintia, ini adalah pengalaman kisahku yang akan aku ceritakan disini. Cerita
mesum perselingkuhanku ini bermula ketika aku dan suamiku sudah pindah kerumah kami sendiri. Kami
pindah ke sebuah kompleks perumahan yang masih baru dan belum banyak penghuni yang
menempatinya. Di gang rumahku yang terdiri dari 12 rumah baru 2 rumah yang ditempati, yaitu
rumahku dan rumah mas Hengki. Rumah mas Hengki hanya berjarak 2 rumah dari rumahku. Karena
tidak ada tetangga lain, jadi mereka cepat sekali akrab dengan suamiku.

Aku dan Winda, istri Hengki seperti sahabat lama, kebetulan kami seumuran. Hampir tiap hari kami
saling curhat tentang apa saja, termasuk soal seks. Biasa kami berbincang di teras depan rumah Winda
kalau sore sambil Winda menyuapi Aria, anak mereka. Aku kurang “happy” soal urusan ranjang ini
dengan suamiku. Bukannya suamiku ada kelainan, tapi dia senangnya tembak langsung tanpa
pemanasan dahulu, sangat konservatif tanpa variasi dan sangat egois. Begitu sudah ngecret ya sudah,
dia tidak peduli dengan aku lagi. Sehingga aku sangat jarang mencapai kepuasan dengan suamiku.
Sebaliknya Winda bercerita kalau dia sangat “happy” dengan kehidupan seksnya. Hengki hampir selalu
bisa memberikan kepuasan kepada istrinya. Kami saling berbagi cerita dan kadang sangat mendetail
malah. Sering aku secara terbuka menyatakan iri pada Winda dan hanya ditanggapi dengan tawa
terkekeh2 oleh Winda.

Jum’at petang itu kebetulan aku sendirian di rumah. Terdengar ketukan di pintu sambil memanggil2
nama suamiku.Aku membukakan pintu. “Eh .. Mas. Masuk Mas,” sapaku ramah. Aku baru selesai mandi
sehingga tanpa make up dengan rambut yang masih basah tergerai sebahu. Aku mengenakan daster
batik mini warna hijau tua dengan belahan dada rendah, tanpa lengan yang memperlihatkan pundak
dan lengan yang putih dan sangat mulus. “Nnng … suamimu mana Sin?” “Wah ke luar kota Mas.”
“Tumben Sin dia tugas luar kota. Kapan pulang?” “Iya Mas, kebetulan ada acara promosi, jadi dia harus
ikut sampai Minggu baru pulang.

Mas Hengki ada perlu ama suamiku?” “Enggak kok, cuman pengin ngajak catur aja. Lagi kesepian nih,
Winda ama Aria nginep dirumah ibunya.” “Wah kalo cuman main catur ama Sintia aja Mas.” “Emang
Sintia bisa catur?” “Eit jangan menghina Mas, biar Sintia cewek belum tentu kalah lho ama Mas.” kata ku
sambil tersenyum. “Ya bolehlah, aku pengin menjajal Sintia,” katanya dengan nada agak nakal.Aku
hanya tersenyum menjawab godaanku. Aku membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan dia duduk
di kursi tamu. “Sebentar ya Mas, Sintia ambil minuman. Mas susun dulu caturnya.”

Aku melenggang ke ruang tengah. Pas aku melangkah sambil membawa baki yang berisi 2 cangkir teh
dan sepiring kacang goreng kegemarannya dan suamiku kalau lagi main catur, dia sedang menyusun
biji2 catur dipapannya. Aku membungkuk meletakkan baki di meja, mau tak mau belahan dada dasterku
terbuka dan menyingkap dua bukit toketku yang putih dan sangat padat. Aku tidak memakai bra.
Kemudian aku duduk di kursi sofa di seberang meja. “Siapa jalan duluan Mas?” “Sintia kan putih, ya jalan
duluan dong,” jawabnya. Beberapa saat kami mulai asik menggerakkan buah catur. Aku membuktikan
bahwa aku cukup menguasai permainan ini. Beberapa kali langkah ku membuat dia harus berpikir keras.
Tapi aku pun kerepotan dengan langkahnya.

Beberapa kali aku harus memutar otak. Kadang2 aku membungkuk di atas meja yang rendah itu dengan
kedua tanganku bertumpu di pinggir meja. Posisi ini tentu saja membuat belahan dasterku terbuka lebar
dan kedua toketku yang aduhai itu menjadi santapan empuk kedua matanya. Satu dua kali dalam posisi
seperti itu aku mengerling kepadanya dan memergoki dia sedang menikmati toketku. Aku membiarkan
matanya menjelajahi toketku sehingga aku sama sekali tidak mencoba menutup daster dengan
tanganku. “Cckk cckk cckk Sintia memang hebat, aku ngaku kalah deh.” “Ah dasar Mas aja yang ngalah
dan nggak serius mainnya. Konsentrasi dong Mas,” jawab ku sambil tersenyum menggoda. “Ayo main
lagi, Sintia belum puas nih.” kataku rada genit.

Kami main lagi, permainan berjalan lebih seru, sehingga suatu saat ketika sedang berpikir, tanpa sengaja
tanganku menjatuhkan biji catur yang sudah “mati” ke lantai. Dengan mata masih menatap papan catur
aku mencoba mengambil biji catur tsb dari lantai dengan tangan kananku. Rupanya dia juga melakukan
hal yang sama, sehingga tanpa sengaja tangan kami saling bersenggolan di lantai. Entah siapa yang
memulainya, tapi kami saling meremas lembut jari tangan di sisi meja sambil masih duduk di kursi
masing2. Aku melihat ke arah nya. dia masih dalam posisi duduk membungkuk . Jari tangan kirinya
masih terus meremas jari tangan kananku.

Dia menjulurkan kepalaku dan mencium dahi ku dengan sangat mesra. Aku sedikit terperanjat dengan
langkahnya, tapi hanya sepersekian detik saja. Aku melenguh pelan, “oooohhh …”Dia tak menyia-
nyiakan kesempatan ini. Dia mengkulum lembut bibir ku sambil tangan kanannya melingkar di belakang
leherku. Aku menyambutnya dengan mengulum balik bibirnya. Kami saling berciuman dengan posisi
duduk berseberangan dibatasi oleh meja. Kuluman bibirnya ke bibirku berubah menjadi lumatan. Bibirku
disedot pelan, dan lidahnya mulai menyeberang ke mulutku. Aku pun menyambutnya dengan
permainan lidahku.

Merasa tidak nyaman dalam posisi ini, dia lepaskan ciumannya. Dia bangkit berdiri, berjalan mengitari
meja dan duduk di sisi kiri ku. Belum sedetik dia duduk aku sudah memeluknya dan bibirnya kembali
melumat kedua bibirku. Lidahnya terus menjelajah seluruh isi mulutku sepanjang yang bisa dia lakukan.
Aku pun tak mau kalah bereaksi. Harus aku akui bahwa aku belum pernah berciuman begini hot, bahkan
dengan suamiku sekalipun. Dia menciumi sisi kiri leher ku yang putih jenjang. Rintih kegelian yang keluar
dari mulut ku dan bau sabun yang harum semakin memompa semangatnya. Ciumannyabergeser ke
belakang telinga ku, sambil sesekali menggigit lembut cupingnya. Aku semakin menggelinjang penuh
kegelian bercampur kenikmatan. “Aaahhhh … aaaahhhhh,” aku merintih pelan. Dia merangkul leherku
dengan lengan kanannya.

Tangan kanannya mulai menelusup di balik dasterku dan merayap pelan menuju puncak toket ku yang
sebelah kanan. Toketku memang sangat padat. Bentuknya sempurna, ukurannya cukup besar karena
tangannya tak mampu mengangkup seluruhnya. Jari2nya mulai menari di sekitar pentil ku yang sudah
tegak menantang. Dengan ibu jari dan telunjuknya dia memelintir lembut pentilku yang mungil itu. Aku
kembali menggelinjang kegelian. Aku menolehkan wajah ke kiri dengan mata yang masih terpejam. Dia
melumat bibirku. Kami kembali berciuman dengan panasnya sambil tangannya terus bergerilya di toket
kananku. Ciumannya semakin ganas dan sesekali menggigit lembut bibirku.

Tangan kirinya digerakkan ke paha kiri ku yang mulus. Lambat namun pasti, usapan tangan diarahkannya
semakin keatas mendekati pangkal pahaku. Ketika jarinya mulai menyentuh cd ku di sekitar memekku,
dia menghentikan gerakanku. Tangan kirinya kembali diturunkan, dia mengusap lembut pahaku mulai
dari atas lutut. Gerakan ini diulang beberapa kali sambil tangan kanannya masih memelintir pentil kanan
ku dan mulut kami masih saling berpagutan.

Ciumannya semakin mengganas. Dia pun mulai meraba memekku yang masih terbalut cd itu. memekku
berdenyut lembut . Dengan jari tengah tangan kirinya, dia menekan pelan tepat di tengah memekku.
Denyutan itu semakin terasa. “Aaahh … Mas… aahhh .. iya .. iya,” aku melenguh sambil sedikit meronta
dan kedua tanganku menyingkap daster miniku serta menurunkan cdku sampai ke lutut. Serta merta
matanya bisa menatap leluasa memekku. Bukitnya menyembul indah, jembutku cukup lebat. Di antara
kedua gundukan memekku itu terlihat celah sempit yang kentara sekali berwarna merah kecoklatan.

Kemudian jari2 tangan kirinya mulai membelai semak2 yang terasa sangat lembut itu. Aku bereaksi
terhadap belaiannya dengan menciumi leher dan telinga kanannya. Aku semakin erat memeluknya.
Tangan kanannya dari tadi tak berhenti meremas2 toket ku yang sangat berisi itu. Jari2nya mulai
mengusap lembut memekku yang sangat halus itu. Perlahan dia menyisipkan jari tengah kirinya di celah
memekku. Aku rasakan sedikit lembab dan agak berlendir. Dia menyusup lebih dalam lagi sampai dia
menemukan it ilku yang sangat mungil . Dengan gerakan memutar lembut dia mengusap it ilku. “Ahhhh
… iya … Mas .. ahhhh .. ahhhh.” Jari tengahnya ditekan sedikit lebih kuat ke it ilku, sambil digosokkan
naik turun. Aku meresponsnya dengan membuka lebar kedua pahaku, namun gerakanku terhalang cd
yang masih bertengger di kedua lututku.

Sejenak ia menghentikan gosokan jarinya, dia menggunakan tangan kirinya untuk menurunkan cdku.
Aku membantu dengan mengangkat kaki kiriku hingga cdku terlepas dan hanya menggantung di lutut
kanan ku. Gerakan ku sudah tak terhalang lagi. Dengan leluasa aku membuka lebar kedua pahaku.
Jarinya sekarang leluasa menjelajah seluruh memekku yang sudah sangat licin berlendir itu. Dia
menggosok2 it il ku dengan lebih kuat sambil sesekali mengusap ujung memekku dan digesek keatas
kearah it ilku. Aku menggelinjang semakin hebat. “Aaaaaahhhhh …. Mas .. Mas ….. ahhhhh .. terus …
ahhhhh,” pintaku sambil merintih. Intensitas gosokannya semakin dia tingkatkan. Dia mulai mengorek
bagian luar lubang memekku. “Iya … ahhh … iya .. Mas …”

Aku hanya tergolek bersandar di sofa yang empuk itu. Kepalaku terdongak kebelakang, mataku tertutup
rapat. Mulutku terbuka lebar sambil tak henti mengeluarkan erangan penuh kenikmatan. Tanganku
terkulai lemas tak lagi memeluknya. Tangan kanannya pun sudah berhenti bekerja karena merangkul
aku dengan erat agar aku tidak melorot ke bawah. Daster ku sudah terbuka sampai keperut, menyingkap
kulit yang sangat putih mulus tak bercacat. Cdku masih menggantung di lutut kananku. Pahaku
mengangkang maksimal. Jarinya masih menari-nari di seluruh bagian luar memekku.
Dia sengaja belum menyentuh bagian dalam memekku. Aku sekarang menggeleng2 kepala ke kiri kanan
dengan liar. Rambut basahku yang sudah mulai kering tergerai acak2an. “Mas … Mas …. ahhhhh …. enak
…. ahhhh nggak tahaaann .. ahhhh.” Aku sudah hampir mencapai puncak kenikmatan birahiku. Dengan
lembut dia mulai menusukkan jari tengahnya ke dalam memekku yang sudah sangat basah itu. Dia
menyorongkan sampai seluruh jarinya tertelan memekku yang cukup sempit itu. Dia tarik perlahan
sambil sedikit dibengkokkan keatas sehingga ujung jarinya menggesek lembut dinding atas memekku.
Gerakan ini dilakukannya berulang kali, masuk lurus keluar bengkok, masuk lurus keluar bengkok, begitu
seterusnya. Tak sampai 10 kali gerakan ini, tubuhku menjadi kaku, kedua tanganku mencengkeram erat
pinggiran sofa. Kepalaku semakin mendongak kebelakang. Mulutku terbuka lebar. Gerakannya
dipercepat dan ditekan lebih dalam lagi. “Aaaaaahhhhhhhhhh.”

Aku melenguh dalam satu tarikan nafas yang panjang. Tubuhku sedikit menggigil. Aku bisa merasakan
jari tangannya makin terjepit kontraksi otot memekku, dan bersamaan dengan itu cairan memektku
menyiram jarinya. Aku telah nyampe. Dia tidak menghentikan gerakan jarinya, hanya sedikit mengurangi
kecepatannya. Tubuh ku masih menggigil dan menegang. Mulutku terbuka tapi tak ada suara yang
keluar sepatahpun, hanya hembusan nafas kuat dan pendek2 yang keluar lewat mulutku. Kondisi
demikian berlangsung selama beberapa saat. Kemudian tubuh ku berangsur melemas, dia pun
memperlambat gerakan jarinya sampai akhirnya dengan sangat perlahan dia cabut dari memekku.

Mata ku masih terpejam rapat, bibirku masih sedikit ternganga. dengan lembut dan pelan dia
mendekatkan bibirnya ke mulut ku. Dia mencium mesra bibirku yang sensual itu. Akupun menyambut
dengan tak kalah mesranya. Kami berciuman bak sepasang kekasih yang saling jatuh cinta. Agak berbeda
dengan ciuman yang menggelora seperti sebelumnya. “Nikmat Sin?” dengan lembut dia berbisik di
telinga ku. “Mas … ah … Sintia belum pernah merasakan kenikmatan seperti tadi ..sungguh Mas. Mas
sangat pinter … Makasih Mas … Winda sungguh beruntung punya suami Mas.” “Aku yang beruntung Sin,
bisa memberi kepuasan kepada wanita secantik dan semulus kamu.” “Ah Mas bisa aja … Sintia jadi
malu.”

Akhirnya aku sadar akan kondisiku saat itu. Dasterku awut2an, pahaku masih terbuka lebar, dan cdku
tersangkut di lututku. Aku segera duduk tegak, menurunkan dasterku sehingga menutup pangkal
pahaku. Akhirnya aku bangkit berdiri. “Sintia mau cuci dulu Mas.” “Aku ikut dong Sin, ntar aku cuciin,”
dia menggodaku. “Ihhh Mas genit.” Sambil berkata demikian aku menggamit tangannya dan menariknya
ke kamarku. Sampai di kamarku dia berkata: “Aku copot pakaianku dulu ya Sin, biar nggak basah.” Aku
tidak berkata apa2 tetapi mendekatinya dan membantu melepas kancing celananya semantara dia
melepaskan kaosnya.

Dia kemudian melepaskan juga celananya dan hanya memakai cd saja. Aku melirik ke arah cdnya.
Tampaknya kontolnya yang besar dan panjang (dibandingkan dengan kontol suamiku yang kecil) sudah
menegang. Dia maju selangkah dan mengangkat ujung bawah dasterku sampai keatas dan aku
mengangkat kedua tangannya sehingga dasternya mudah terlepas. Dia tampak mengagumi tubuhku.
Toket yang dari tadi hanya diraba sekarang terpampang dengan jelas di hadapannya. Bentuknya bundar
kencang, cukup besar, tapi masih proporsional dengan ukuran tubuh ku yang sexy itu. Pentilku sangat
kecil bila dibanding ukuran bukit toketku. Warna pentilku coklat agak tua, sungguh kontras dengan
warna kulit ku yang begitu putih.

Perut ku sungguh kecil dan rata, tak tampak sedikitpun timbunan lemak disana. Pinggulku sungguh
indah dan pantatku sangat sexy, padat dan sangat mulus. Pahaku sangat mulus dan padat, betisku tidak
terlampau besar dan pergelangan kakiku sangat kecil. “Mas curang … Sintia udah telanjang tapi Mas
belum buka cdnya.” Tanpa menunggu reaksinya, aku maju selangkah, agak membungkuk dan
memelorotkan cdnya. Dia membantu dengan melangkah keluar dari cdnya. kontolnya yang sedari tadi
sudah berdiri tegak langsung menyentak. Besar dan panjang, mengangguk2 saking kerasnya. Kami
berdua berdiri berhadapan sambil bertelanjang bulat saling memandangi. Tak tahan melihat tubuh
molek ku, dia maju langung memeluk tubuhku erat. Kulit tubuhku langsung bersentuhan dengan kulit
tubuh nya tanpa sehelai benangpun yang menghalangi. “Kamu cantik dan seksi sekali Sin.” “Ah Mas
ngeledek aja.” “Bener kok Sin.”

Sambil berkata demikian dia merangkul aku lalu masuk ke kamar mandi. Dia menyemprotkan sedikit air
dengan shower ke memekku yang masih berlendir itu. Kemudian dia memeluk ku dari belakang dan
menyabuni seluruh permukaan memekku dengan lembut. Aku suka dengan apa yang dia lakukan, aku
merapatkan punggungku ke tubuhnya sehingga kontolnya menempel rapat ke pantatku. Dengan
gerakan lambat dan teratur dia menggosok selangkangan ku dengan sabun. Aku mengimbanginya
dengan mengggerakkan pinggulku seirama dengan gerakannya. Akhirnya selesai juga dia membantu ku
mencuci selangkanganku dan mengeringkan diri dengan handuk. Sambil saling rangkul kami kembali ke
kamar dan berbaring bersisian di tempat tidur. Kami saling berpelukan dan berciuman penuh
kemesraan. Dia meraba seluruh permukaan tubuh mulus ku, aku pun beraksi mengelus kontolnya yang
semakin menegang itu. Aku

ditelentangkan, kemudian dia melorot mendekati kakiku. Dia mulai menciumi betisku, perlahan keatas
ke pahalu yang mulus. Akhirnya mulutnya mulai mendekati pangkal pahaku. “Ahhhhh Mas …. ah ..
jangan .. nanti Sintia nggak tahan lagi .. ah.” Sekalipun aku berkata “jangan” namun justru aku membuka
kedua pahaku semakin lebar seakan menyambut baik serangan mulutnya itu. “Nikmati saja Sin …. aku
akan memberikan apa yang tidak pernah diberikan suamimu padamu.” Dia meneruskan jilatan dan
ciumannya ke daerah selangkangan ku yang sudah menganga lebar. Bibir memekku yang begitu tebal
dan sensual. Perlahan dia mengkatupkan kedua bibirnya ke bibir memekku. Sambil “berciuman” dia
menjulurkan lidahnya mengorek ujung memekku. “Ahhhh …. Mas … aaaaahhh .. please .. please.” Begitu
mudahnya kata2ku berubah dari “jangan” menjadi “please”. Bibirnya digeser sedikit keatas sehingga
menyentuh it ilku yang berwarna pink. Perlahan dia menjulurkan lidahnya dan menjilatinya berkali2.

Aku membuka selangkanganku semakin lebar dan menekuk lututku serta mengangkat pantatku. Dia
segera memegang pantatku sambil meremasnya. Lidahnya semakin leluasa menari di it il ku.
“Aaaaaahhhhhh …. enak Mas …. enak …. ahhhh .. iya …. ahhhh.” Hanya itu yang keluar dari mulut ku
menggambarkan apa yang sedang kurasakan saat ini. Dia semakin meningkatkan kegiatan mulutnya, dia
mengkatupkan kedua bibirnya ke it il ku yang begitu mungil, dia menyedot lambat2 benda sebesar
kacang hijau itu. “Maaaaasss …. nggak tahaaaan … ahhhhh .. Maassss.” Dia melepaskan tangan
kanannya dari pantat ku, kemudian jari tengahnya kembali beraksi menggosok it ilku. Lidahnya
dijulurkan mengorek seluruh lubang memekku sejauh yang dia bisa. Tubuhku menegang sehingga pantat
dan selangkanganku semakin terangkat, kedua tanganku mencengkeram kain sprei. “AAAaaaaahhhhh …
maaaaassssssss.”

Bersamaan dengan erangan ku dia merasakan ada cairan hangat dan agak asin yang keluar dari
memekku dan langsung membasahi lidahnya. Dia menjulurkan lidahnya semakin dalam dan semakin
banyak cairan yang bisa dia rasakan. Aku memberontak, segera menarik dia mendekatiku. Tangan
kanannya kupegang dan sentuhkan ke memekku. Sambil terpejam, aku memeluknya dan langsung
mencium bibirnya yang masih belepotan dengan lendir kenikmatanku. Dia biarkan bibir dan lidahku
menari di mulutnya menyapu semua sisa lendir yang ada disana. Jari tangannya terbenam kedalam
memekku dan digerakkan masuk keluar dengan cepat. Tubuh ku kembali menggigil dan memekku
mengeluarkan cairan lagi. Rupanya itu adalah sisa orgasmeku.

Kami masih berciuman sampai tubuh ku mulai melemas. perlahan dia mengangkat tangan kanannya dari
selangkanganku, memeluk ku dengan lembut. Bibirnya perlahan dilepaskan dari cengkeraman mulut ku.
Tubuh ku tergolek lemah seakan tanpa tulang. Mataku sedikit terbuka menatapnya mesra. Di bibirku
sedikit menyungging senyum penuh kepuasan. “Mas …. itu tadi luar biasa Mas … Sintia belum pernah
digituin … Mas hebat .. makasih Mas … Sintia hutang banyak ama Mas.” “Sin aku juga sangat senang kok
bisa membuat Sintia puas seperti itu” sambil dia mengkecup lembut keningku. Mata ku berbinar penuh
rasa terima kasih. Kami berbaring telentang bersebelahan untuk beberapa saat. kontolnya masih tegang
berdiri. Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Kali ini aku membersihkan diriku
sendiri. Dia tetap berbaring sambil mengenangkan keindahan yang baru aku alami. Tak berapa lama
kemudian aku kembali dan langsung berbaring di sampingnya. Mataku menatap lekat ke kontolnya.

“Mas pengin diapain?” tanyaku manja. “Terserah kamu Sin, biasanya ama suamimu gimana dong?” dia
coba memancingku. “Biasa ya langsung dimasukin aja Mas. Sintia jarang puas ama dia.” “Oh … terus
Sintia penginnya gimana?” “Ya kayak ama Mas tadi, Sintia puas banget. … Sintia pengin cium punya Mas
boleh nggak?” “Emang Sintia belum pernah?” “Belum Mas,” agak jengah aku menjawab, “Suamiku
nggak pernah mau.” “Ya silahkan kalau Sintia mau.” Tanpa menunggu komando aku segera merangkak
mengarahkan kepalaku mendekati selangkangannya. Aku pegang kontolnya, kuamati dari dekat sambil
sedikit melakukan gerakan mengocok.

Sangat kaku dan canggung, maklum baru pertama melakukannya. “Ayo Sin ,, aku ngak apa2 kok. Kalau
Sintia suka, lakuin apa yang Sintia mau.” Dengan penuh keraguan aku mendekatkan mulutnya ke kepala
kontolnya. Pelan2 kubuka bibirku dan memasukkan kepalanya kedalam mulutku. Hanya sampai sebatas
leher kemudian kusedot perlahan. Aku tetap melakukan itu untuk beberapa saat tanpa perubahan.
Dengan lembut dia memegang tangan kiriku. Dia menggenggam jemariku yang lentik dan ditariknya
mendekat ke mulutnya. Dia memegang telunjukku kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia
menggerakkan masuk keluar dengan lambat sambil sesekali dijilat dengan lidahnya saat jari lentikku
masih dalam mulutnya. Aku segera paham bahwa dia sedang memberi “bimbingan” bagaimana
seharusnya yang kulakukan.
Tanpa ragu aku mempraktekkan apa yang dia lakukan dengan jariku. kontolnya kumasukkan kedalam
mulutku, kemudian kepala kuangguk2kan sehingga kontolnya tergesek keluar masuk mulutku yang
sensual itu. Sekalipun masih agak canggung tapi dia mulai bisa merasakan “pelayanan” yang kuberikan.
Semakin lama aku semakin tenang dan tidak kaku lagi. Kadang kumainkan lidahku di sekeliling kepala
kontolnya dalam mulutku. Sepertinya aku sendiri mulai bisa merasakan sensasi dari apa yang kulakukan
dengan mulut dan lidahku. Aku mulai berani bereksperiman. Kadang kukeluarkan kontolnya dari
mulutku, menciumi batangnya kemudian memasukkannya kembali. Sesekali aku hanya menghisap
kepalanya sambil mengocok batangnya. “Gimana Sin rasanya?” “Mas… Sintia merasakan rangsangan
yang luar biasa, kontolnya Mas enak .. Sintia suka, besar – panjang lagi.” Dia bangkit berdiri di atas kasur
sambil bersandar di dinding kepala ranjang. Aku langsung tahu harus bagaimana.

Aku duduk bersimpuh dihadapannya dan kembali menghisap kontolnya. Kepala tetap kugerakkan maju
mundur. Dan sekarang aku menemukan cara baru. Aku menjepit batang kontolnya diantara kedua
bibirku yang terkatup. Kemudian aku mengangguk2kan kepalaku. Batang dan kepala kontolnya aku
gesek dengan bibir tebalku yang terkatup. Dia membantu dengan menggerakkan pantatnya maju
mundur. “Ohhh Sin …. mulutmu enak sekali … terus Sin.” “Mas suka? Winda sering ya giniin Mas ?” “Iya
Sin …tapi aku lebih suka kamu … bibirmu seksi sekali .. ooohhh Sin .. Winda juga suka .. isep bijiku dan
jilati semuanya Sin .. ohhh.” Aku nggak mau kalah, segera kulepaskan kontolnya dari mulutku dan mulai
menjilati dan menghisap bijinya sambil mengocok kontolnya. Dia membelai rambut ku dan mengusap
kepalaku. Aku suka sekali dan masih terus menggerayangi seluruh selangkangannya dengan lidahku.

Kemudian kami berganti posisi. Dia kembali tidur telentang dan aku dimintanya merangkak diatasnya
dengan posisi kepala terbalik. Kami di posisi 69. Aku segera mengulum kontolnya, dia pun mulai
menjilati memekku. Dengan posisi ini memekkusangat terbuka dihadapannya dan dia lebih leluasa
menikmati dengan bibir dan lidahnya. Dia menjilat dan hisap it il ku yang sudah menantang dan jarinya
mengorek memekku. Sesekali dia menciumi bibir memekku yang begitu merangsang. Akupun tak mau
kalah, aku melakukan segala cara yang aku tahu terhadap kontolnya. Aku mainkan pakai lidah, kukocok
sambil kuhisap, kumainkan kepala kontolnya- mengitari dengan kedua bibirku. Sungguh nikmat sekali.
Tak terlalu lama aku mulai merasakan bahwa aku sudah tidak bisa menahan lagi. Pantatku mulai
bergoyang limbung kegelian, namun dia menjilati terus it ilku sambil jarinya menusuk2 memekku.
Akhirnya aku sampai juga di puncak nikmatku. Tubuhku menegang, gerakan anggukan kepalaku sambil
menghisap kontolnya semakin menggila. Tubuhku gemetaran tapi aku tetap tak rela melepas kontolnya
dari mulutku. Dia semakin giat mencium it ilku dan mengorek memekku dengan jarinya.

Tubuhku tiba2 mematung dan dia merasakan cairan hangat meleleh keluar dari memekku. Dia langsung
menutup memekku dengan mulutnya dan membiarkan cairan kenikmatanku membasahi lidahnya.
Rasanya asin tapi sama sekali tidak amis sehingga dia tak ragu menelan cairan itu sampai tandas.
Kemudian perlahan dia mulai lagi menciumi dan menjilati seluruh permukaan memekku. Otot ku sudah
agak mengendur juga. Aku mulai lagi melakukan segala eksperimen dengan mulut dan lidahku ke
kontolnya. Kami mulai lagi dari awal. Perlahan namun pasti, aku mulai mendaki lagi puncak kenikmatan
birahiku. Dia menangkupkan kedua tangannya ke bukit pantat ku dan mulai membelai dan meremas
lembut. Aku menanggapinya dengan sedotan panjang di kontolnya. Lidahnya kembali menelusuri segala
penjuru selangkangan ku. Beberapa saat kemudian tubuh ku kembali gemetaran. Dia mencium bibir
memekku dan menyorongkan lidahnya sedalam mungkin ke dalam memekku yang merangsang. Dia juga
mulai merasa kalau pertahanannya mulai goyah dan bendungannya akan segera ambrol.

Aku mempercepat gerakan kepalaku dan diapun menghisap makin kuat memekku. Dia akhirnya sudah
tak kuat menahan amarah pejunya dan …”Croooottsss crooots croots.” Peju hangatnya menyembur
didalam mulut ku. Untuk sedetik aku agak kaget tapi aku cepat tanggap. Aku segera mempercepat
gerakan kepalaku sambil menelan seluruh pejunya. “Croots .. croots.” Sisa pejunya kembali menyembur,
dan kali ini aku menyambutnya dengan hisapan kuat di kontolnya, seakan ingin menyedot apa yang
masih tersisa didalam sana. Dia merasakan nikmat yang luar biasa. Ekspresi kenikmatan ini dia
lampiaskan dengan semakin gila menjilati dan menyedot memekku sehingga aku juga sudah hampir
mencapai klimaks. Belaian lidahnya di memekku membuat puncak itu semakin cepat tercapai. Akhirnya
sekali lagi tubuh ku menegang dan cairan hangat kembali meleleh dari memekku. Lidahnya kembali
menerima siraman lendir kenikmatan itu yang segera ditelannya.

Beberapa saat kemudian, dengan enggan aku bangkit dan berbaring telentang disampingnya. kontolnya,
walaupun masih berdiri, tapi sudah tidak setegak tadi. Aku memeluknya dengan manja dan kami
berciuman dengan mesra. “Sin … gimana? .. puas? … sorry tadi aku nggak tahan keluar di mulut kamu.”
“Sintia puas sekali Mas .. sampai dua kali gitu lho …. Sintia suka peju Mas … asin2 gimana gitu. Kapan2
boleh minta lagi dong Mas.” Aku mulai berani mengungkapkan apa yang kurasakan. “Boleh aja Sin ,,,
asal disisain buat Winda .. hehehe,” Aku mencubit genit lengannya. “Ihhh … Mas … paling bisa deh …
emang Mas sering gaya gituan dengan Winda?” “Enggak lah … ini baru pertama dengan kamu Sin.” “Ah
Mas bohong ..

Winda kan sering cerita ke Sintia, katanya Mas pinter ngeseks. Makanya diam2 Sintia pengin main ama
Mas.” “Udah kesampian kan keinginanmu Sin.” “Iya sih … tapi Mas jangan marah ya … Sintia sering
bayangin kita main bertiga dengan Winda .. Mas mau nggak?” Dia kaget mendengar keinginan ku ini.
Jujur saja aku sering berfantasi membayangkan alangkah nikmatnya bercinta dengan dia dan Winda
sekaligus. “Mau sih Sin .. tapi kan nggak mungkin … Winda pasti marah besar.” “Iya ya … Winda kan
orangnya agak alim.” Kami terus berbincang hal2 demikian sampai kira2 10 menit. Kemudian dengan
malas kami ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di kamar mandi kami saling menyabuni dan saling
membersihkan tubuh kami. Dia jadi semakin mengagumi tubuh ku. Tak ada segumpal lemakpun di
tubuhku dan semuanya padat berisi.

Setelah mengeringkan diri kami kembali ke atas ranjang dan berpelukan mesra. Sambil saling berciuman
dia mulai menggerayangi tubuh molek ku, tak bosan2nya dia meremas dan mengusap toketku yang
sangat segar itu. Perlahan dia mulai menghujani leher dan pundak ku dengan ciuman. Tak sampai disitu
saja, mulutnya mulai mengarah ke dadaku. Toketku yang tegak mulai diciumi dan digigit2 lembut. Aku
sangat menyukai apa yang dia lakukan. “Ahhhh … iya Mas …. disitu Mas … ahhhhh Sintia terangsang
Mas.” Lidahnya menjilati pentilku yang mungil dan keras itu. Aku semakin menggelinjang.

Tanganku menyusup ke bawah ke selangkangannya. Kupegang kontolnya yang masih agak lemas.
Kumainkan kontolnya dengan jari2ku yang lentik. Mau tak mau kontolnya mulai hidup kembali. Aku
dengan lembut mengocok kontolnya. Sambil masih mengulum pentilku, tangan kanannya kembali
bergerilya di daerah memekku. Jarinya dirapatkan dan ditekan ke bukit memekku sembari digerakkan
memutar. Aku juga menimpali dengan menggoyangkan pantatku dengan gerakan memutar yang
seirama. “Mas …. aaahhhh Mas …. enak Mas … ahhh terus … iya.” Sambil mendesah aku menarik
pantatnya mendekat ke kepalaku. Akhirnya dia terpaksa melepaskan hisapannya di pentilku dan duduk
berlutut di sisiku.

Aku terus menekan pantatnya sampai akhirnya mulutku mencapai kontolnya yang sudah tegak
menantang. Tangan kirinya ditempatkan dibelakang kepalaku untuk menyangga kepalaku yang agak
terangkat. kontolnya kembali kukulum dan kujilati. “Oooh Sin … enak Sin … aku suka Sin …” Diapun
menggerakkan pantatnya maju mundur. Aku membuka lebar mulutku dan menjulurkan lidahku sehingga
kontolnya meluncur masuk keluar mulutku tergesek lidahku. Sementara itu tangan kanannya terus
menekan dan memutari memekku. Kadang jarinya diselipkan ke celah memekku dan mengusap it il ku.
“Ahhh Mas … Sintia nggak tahan Mas … ahhhhh .. iya …aaahhhh.”

Dia segera merubah posisi. Kedua tangan ku diletakkan di belakang lututku dan membuka kedua
lututku.Dia mengangkat pahaku sehingga memekku menganga menghadap ke atas. Aku menahan
dengan kedua tangan di belakang lututku. Dia duduk bersimpuh di hadapan memekku. kontolnya
diarahkannya ke memekku yang sudah menganga itu. Dia menusukan kepala kontolnya ke memekku
dan dia tahan disana. Kemudian dengan tangan kanannya digerakkannya kontolnya memutari mulut
memekku. “Maassss .. ahhhhh … nggak tahan … ayo … ahhhhhh.” Dia sengaja tidak mau terlalu cepat
menusukkan kontolnya ke memekku. Dia menggesek2an kepala kontolnya ke it il ku. Aku semakin
menggelinjang menahan nikmat. Akhirnya tanggul ku bobol juga. Tak heran, dengan gosokan jari saja
aku tadi bisa mencapai orgasme apalagi ini dengan kepala kontolnya, tentu rangsangannya lebih
dahsyat. “Aaaahhhhhhhhhhhhhh..ahhhhhhhhhhhhh Massssssss.” Rintihan itu sekaligus menandai
melelehnya cairan bening dari memekku. Aku kembali mengalami puncak orgasme hanya dengan
gosokan di itilku.

Kali ini dia memasukkan batang kontolnya seluruhnya kedalam memekku. Dia berbaring telungkup
diatas tubuh molek ku sambil menumpukan berat badannya di kedua sikunya. Dia mencium lembut
mulutku yang masih terbuka sedikit. Aku membalas ciumannya dan mengulum bibirnya. Dia
membiarkan kontolnya terbenam dalam memekku. Dia berbisik : “Sin … nikmat ya …” “Oh Mas … Sintia
sampai nggak tahan … nikmat Mas ..” Perlahan dengan gerakan yang sangat lembut dia mulai memompa
batang kontolnya ke dalam memekku yang sudah basah kuyup. Dia tahu aku pasti bisa orgasme lagi dan
kali ini dia ingin merasakan semburan lumpur panas di batang kontolnya. “Ayo Sin ….nikmati lagi …
jangan ditahan .. aku akan pelan2.”

“Ahhhh .. iya Mas …. Sintia pengin lagi ..ahhhhh.” Masih dengan sangat pelan dia memompa terus
kontolnya ke memekku yang ternyata masih sempit untuk ukuran wanita yang sudah menikah 2 tahun.
Toketku yang menyembul tegak menggesek2 dadanya ketika dia turun naik. Sungguh sensasi yang luar
biasa. Sengaja dia menggesekkan dadanya ke toketku. “Aaaahhhhh … ahhhhhhh … iya … ahhhhh .. Sintia
terangsang lagi Mas …iya …. .” Kali ini dia memompa sedikit lebih kuat dan cepat. Aku menanggapinya
dengan memutar pantatku sehingga kontolnya rasanya seperti di peras2 dalam memekku.
Gerakkan ku semakin liar, tanganku sudah tidak lagi menahan lututku tapi memegang pantatnya dan
menekannya dengan keras ke tubuhku. “Aaaaahhhhhh …. Mas ….. aaaahhhhhhh” Dia semakin kencang
dan dalam memompa pantatnya. Mata ku sudah terpejam rapat, kepalaku menggeleng2 liar ke kiri ke
kanan seperti yang kulakukan di sofa tadi. Gerakanku semakin ganas dan
“Aaaaaaaaa.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ………” Aku melenguh panjang sambil menegangkan
seluruh otot di tubuhku. Dia menekan dalam2 kontolnya ke memekku. Jelas dia merasakan aliran hangat
di sekujur batang kontolnya. Tubuh ku masih terbujur kaku. Dia pun menghentikan seluruh gerakannya
sambil terus menekan memekku dengan kontolnya. Beberapa saat sepertinya waktu terhenti. Tidak ada
suara, tidak ada gerakan dari kami berdua. Dia memberi kesempatan kepada ku untuk menikmati
klimaks yang barusan aku dapat.

Akhirnya badan ku mulai mengendur. Tanganku membelai lembut kapalanya. Bibirku mencari bibirnya
untuk dihadiahi ciuman yang sangat lembut dan panjang. “Mas …. Sintia sungguh nikmat …. Mas jago
deh … Mas belum keluar ya?” “Jangan pikirkan aku Sin …. yang penting Sintia bisa menikmati kepuasan.”
Kemudian dengan lambat dia mulai memompa lagi. memekku menjadi sangat licin. Selama beberapa
saat dia terus memompa lambat2. “Aaaahhhhhh … iya .. iya …. Mas …. Sintia mau lagi .. iya … ahhhh”.
Aku kembali memutar pantatku mengiringi irama pompaannya. Aku mulai mendesah2 penuh
kenikmatan. Dia mencabut kontolnya dari memekku. Dia lalu berbaring telentang di sebelahku. “Kamu
diatas Sin.” Aku segera berjongkok diatas selangkangannya. Dia mengarahkan kepala kontolnya ke
memekku. Aku kemudian duduk diatas tubuhnya dan bertumpu pada kedua lututku. Pantatku mulai
bergerak maju mundur. “Ayo Sin … kamu sekarang yang atur .. ohhh iya nikmat Sin.” Aku semakin
bersemangat memajumundurkan pantatku.

Kedua toketku berguncang indah dihadapannya. Secara reflek kedua tangannya meremas toketku.
Tangan kuletakkan dibelakang pantatku sehingga tubuhku agak meliuk kebelakang membuat dadaku
semakin membusung. “Ohhh Sin … toketmu sexy sekali … terus Sin … ohhhh … lebih keras Sin.”
“Aaaaahhhh Mas … Sintia sudah mau sampai lagi … ahhhhh ahhhhhh Mas” “Ayo Sin …. terus Sin … cepat
…. ohhhhh iya .. iya Sin … memekmu enak sekali.” “Mas .. ahhhh … Sintia nggak tahan … puasi Sintia lagi
mas .. ahhhh.” Gerakan pantat ku semakin cepat dan semakin cepat. Dia merasa kontolnya tergesek2
dinding memekku yang sempit dan licin itu. Dengan sekuat tenaga dia mencoba menahan agar dia tidak
ngecret tapi pertahanannya semakin rapuh. “Sin … oooohhhh Sin …. aku nggak tahan … ohhh Sin …. enak
..enak.” “Ahhhh … ayo .. Mas …..

Sintia juga udah nggak tahan … sekarang mas ..ahhh sekarang.” Tepat pada detik itu bendungannya
ambrol tak mampu menahan terjangan pejunya yang menyemprot kuat. “Oooooooohhhhhhh Sin …..
crooots crooots croots” “Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Mas …. ahhhhhhhhhhh ..” Kami mencapai
puncak kenikmatan bersama. kontolnya terasa hangat dimemekku. Aku masih duduk diatasnya tapi
sudah kaku tak bergerak. memek kuhunjamkan dalam melahap seluruh batang kontolnya. “Oooohhh Sin
…. nikmat sekali .. makasih Sin .. kamu pinter membuat aku puas.” Dia menggapai tubuh ku dan ditarik
menelungkup diatas tubuhnya. Toketku yang masih keras menghimpit dadanya. Dia menciumi seluruh
wajahku yang ditetesi keringat. “Mas … ahhhhh … Sintia sungguh puas Mas … ” Kemudian kami
berbaring sambil berpelukan. Badan kami mulai terasa penat tapi bathin kami sangat puas.
Hari sudah beranjak malam. “Mas Sintia laper”. “Ya udah, kita mandi dulu, terus baru cari makan
malem”. Dikamar mandi, kita saling menyabuni. kontolnya ngaceng lagi, kukocok2 kontolnya pelan2.
“Mas kontolnya besar banget sih”. Aku mulai berani bicara vulgar kepadanya, sudah tidak sungkan lagi.
Selesai mandi, aku memakai kaos oblong merah dengan celana gombrang khaki.

Kemudian aku pergi dengannya ke warung didepan komplex untuk cari makan malam. Selesai makan
malam, kita kembali kerumah lagi. Aku memutar film biru yang baru dipinjam suamiku. Suamiku
memang hobi nonton film begituan. Dengan 2 bantal besar diatas karpet tebal kami berdua duduk
berdampingan sambil nonton film. Permainan panas di film itu membuat aku mulai bergerak menempel
kebadannya dan kemudian rebah diatas pahanya. Dia mengulum bibirku dengan lembut sambil
tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke toketku yang tanpa bra itu. Aku menggelinjang
saat dia mulai agresif memainkan pentilku.

“Ayo mas..gesek lagi ya..!” pintaku bernafsu. Aku mencium dan menjilati jari-jarinya. Kemudian dia
melepaskan tangannya dari ciumanku dan kembali meremas toketku dari balik kaosku. Dipilinnya
pentilku secara bergantian. Aku makin menggeliat karena napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik
menjauh dari toketku. Kubawa ke arah perutku. Segera dia mengilik2 puserku sampai aku menggeliat
kegelian, “Mas geli”. Tangannya segera menyusup ke bawah dan menemukan karet celana gombrongku.
Tangannya berusaha merayap terus ke bawah menyelip kedalam cdku sampai menyentuh jembutku.
Jangkauannya kini maksimal, padahal target belum tercapai.

Aku menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa mencapai belahan memekku. memekku sudah
basah, sehingga jari tengahnya dengan mudah menyusup ke dalam dan menemukan it ilku yang sudah
mengeras. Dia lalu memainkan jari tengahnya. Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari tengahnya. Aku
menggelinjang. “Mas, lepasin pakean Sintia, mas, semuanya”, pintaku. Segera dia mengangkat kaosku
keatas, aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia membuka kaosku. Kemudian dia
menarik celana gombrangku bersama cdku, aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia
melepasnya. Setelah aku berbugil ria, segera diapun melepas semua yang menempel dibadannya.

kontol besarnya sudah tegak dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2 bantal susun dipunggungnya.
Aku menunduk mengulum kepala kontolnya. Hanya sebentar karena dia menyuruhku menduduki
kontolnya dengan posisi membelakangi dia. Aku mulai bergerak pelan memaju-mundur pantatku untuk
menggesekkan memekku ke kontolnya. Tangannya dari belakang mulai beraksi memijit-mijit toketku.

Aku menjadi sangat liar, menggeliat sambil tak henti-hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan dan
sentakanku makin cepat dan keras sampai suatu saat kuundurkan pantatku agak kebelakang dan
kontolnya lepas dari jepitan bibir memekku. kontolnya yang agak terangkat sudah berhadapan dengan
bibir memekku yang basah itu dan….bleeessss..kepala dan separuh kontolnya yang tegang keras itu
amblas kedalam memekku. “Maas”, seruku. “Kenapa Sin, sakit”, tanyanya.

Aku hanya menggelengkan kepala, bukannya sakit tapi nikmat banget. Sesek rasanya memekku
kemasukan kontolnya yang besar banget itu. memekku berdenyut mencengkeram kontolnya, giliran dia
yang mendesis, “Sin, nikmat banget memekmu, bisa ngemut kontolku”. Dia membalikkan badanku dan
sehingga aku terlentang diatas karpet. Dia menundukkan mukanya dan mengulum bibirku sambil
menggeser badannya keatas.

Dengan pelan ditusukkannya kontolnya kememekku. Diteruskannya dorongannya dan kepala kontolnya
mulai memaksa menerobos masuk keliang memekku. “Ouuhh..” kembali aku melenguh. Dikocoknya
kontolnya pelan sehingga kian dalam memasuki memekku. Pelan tapi pasti dan akhirnya kurasakan
seluruh memekku penuh terisi kontolnya. memekku yang sudah basah itu masih terasa sempit buatnya,
“Sin, sudah basah gini masih sempit aja memekmu, nikmat banget deh, mana terasa banget
empotannya. Terus diempot ya Sin”.

Dihunjamkannya lagi kontolnya, walau terasa sangat sesak tapi nikmat, “Ooohhh…” aku mulai
menggeliat, kaki kuangkat, melingkar kepahanya sementara kepalaku terangkat, mendongak kebelakang
dengan mataku membelalak. Tangannya bereaksi cepat, toketku diremas pelan sembari pentilnya dipijit,
membuat aku makin menggila, berdesah panjang kenikmatan, “uhhh, peluk Sintia mas”. Dirapatkannya
badannya kebadanku dan aku merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun naik makin
cepat sehingga bersuara “plook..ploook” karena begitu banyak cairan yang mengalir dari memekku.

Dia kemudian mengganti posisi. Aku disuruh nungging pada sandaran sofa dengan posisi pantat sedikit
terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya kepala kontolnya ke bibir memeknya beberapa saat, baru
dihunjamkannya pelan. Doggy Style ! “Maas”, erangku ketika kepala kontolnya mulai menekan dan
menerobos masuk ke liang memekku. Baru setengah kontolnya masuk, “Aaauuhhh….” mataku
terbelalak saking nikmatnya.

Kemudian dia mulai mengocok kontolnya keluar masuk memekku. Aku kembali mengelinjang, menahan
enjotan pantatnya. Terasa kontolnya makin keras dan kepalanya makin membesar karena gesekan di
dinding memekku. “Ooohhh..oooohhhh” gumamku, karena dia mempercepat enjotannya. Tiba-tiba dia
menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga hanya sebagian kontolnya yang masih
terbenam lalu disentakkannya cepat dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat kepantatku
hingga semua kontolnya tertanam dalam memekku, lalu dibuatnya gerakan memutar.

Otomatis kepala kontolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding memekku. “Uuaahhh….terus mas…
enaaakkk!” desahku. Tidak puas hanya menikmati putaran “bor” nya, aku ikut mengenjot keras pantatku
ke belakang dan… “uuhhh..uuuhhh” kami berdua sama-sama mengerang nikmat. Selang lebih dari 20
menit kami berpacu dengan posisi demikian, aku makin keblingsatan dengan erangan-erangan tak
keruan. Dia tahu kalau aku sudah akan nyampe.

Aku ditelantangkan diatas sofa dengan kaki kiri menjuntai lantai dan kaki kanan bergantung pada
sandaran sofa. Paha ku terbuka lebar dan bibir memek ku sedikit membuka setelah disodok kontolnya
sejak tadi. Kini dia mulai membungkuk diatas badanku dan dengan tangan kiri menopang badannya,
tangan kanannya menuntun kontolnya kearah bibir memekku.

“Ayo..masukin mas..!” pintaku. Kepala kontolnya mulai menghunjam. “Aaahhhh..!” erangku saat seluruh
kontolnya disodok masuk dan mulai dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi dan cepat.
“Ah..ah..ah..ah.” aku tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan kepala sebentar naik
sebentar turun menahan geli dan nikmat yang amat sangat.

Dia terus mengocok dengan kecepatan tinggi dan menggila. Kenikmatanku sudah memuncak.
“Auuuh..m..m..” tanganku melingkar ketat dipunggungnya dengan paha dan kakiku ikut membelitnya.
“Tahan dikit Sin..!” bisiknya dikupingku sambil mempercepat sodokannya. “Aaaahhhhhhh..!” aku
menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya, mengiringi puncak kenikmatanku.
Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia menyodok keras kontolnya ke memekku diimbangi dengan
goyangan kencang pantatku yang berusaha mengapung keatas, .

Otot-otot bibir memekku serasa berdenyut-denyut seperti meremas-remas kontolnya. Crreeeettt…


pejunya ngecret didalem memekku, hangat, membuat aku merem melek sejenak. Kami berdua sama-
sama nyampe. “Oh Sin, puas sekali ngentot denganmu..!” desahnya. Kami masih berpelukan sebentar
dengan kontolnya masih terbenam di memekku, berciuman.

Cerita Sex Dewasa Mesum Ngentot Selingkuh Terbaru Hot 2017 – Aku mempunyai sahabat namaknya
Rifki, dia sudah mempunyai istri namanya Hana. Mereka berpacaran sejak mereka kuliah. Rifki orangnya
pendek namun penuh humor dan Hana orangnya cantik serta memiliki body yg sangat menawan yg
mampu membuat setiap lelaki yg melihatnya berdecak kagum. Kami bertiga adalah teman baik sejak
SMA. Rifki dan Hana hidup bahagia sejak pernikahan mereka sampai suatu ketika saat Rifki mulai
selingkuh dengan seorang perempuan bernama Alia, kehidupan rumah tangga mereka mulai tidak
harmonis. Hampir setiap hari Rifki pergi berkencan dengan Alia dan dia selalu bilang ke Hana, istrinya,
kalau dia sedang kerja lembur, terkadang dia juga beralasan sedang keluar denganku. Pada awalnya,
Hana tidak pernah curiga sampai akhirnya Hana tahu hubungan mereka. Dengan mata kepala sendiri,
beberapa kali dia melihat suaminya jalan dengan perempuan tersebut dan itulah awal dari semua ini.

Pelampiasan Istri Teman

Pelampiasan Istri Teman Sex nyata

Tepatnya jumat sore, Rifki meneleponku dan mengatakan kepadaku kalo dia sedang kencan dengan Alia
dan akan mematikan HPnya. Dan seperti yang sudah2, dia berpesan padaku jika Hana meneleponku,
maka aku diminta memberitahunya bahwa dia(Rifki) berada di rumahku sedang di kamar mandi dan
akan meneleponnya kembali nanti. Namun ternyata kali ini tidak seperti biasanya, Alia mendadak
datang ke rumahku dan mengetuk pintu. Ketika aku membuka pintu, aku tidak dapat berkata-kata. Aku
tidak tahu apa yang harus aku katakan dan apa yang harus aku perbuat. Saat aku masih dalam
kebingungan, Hana langsung menyerbu masuk dan memeriksa seluruh ruangan di rumahku. Setelah
tidak menemukan suaminya, Hana menghampiriku dengan berlinang air mata dan berkata,

“Oh Tuhan, selama ini ternyata aku dibohongi” kata Hana penuh kekesalan. Aku hanya diam, sama sekali
tak tahu apa yg harus aku lakukan.
“Heru, sebenarnya kamu tau semua tentang hal ini bukan? aku yakin kamu sudah lama tau dengan
semua ini” ucapnya dengan menangis.

“Aku tau kamu adalah sahabatnya, tapi kamu juga sahabatku, kenapa kamu tidak mencegahnya, kenapa
kamu biarkan hal ini terjadi, kenapa Heru, kenapa?” ucapnya lagi dgn nada kesal.

“Apakah aku sudah tak menarik lagi sehingga Rifki harus membohongiku dan berselingkuh dgn
perempuan lain?” lanjut Hana.

“Kamu adalah perempuan yg sangat menarik Han, lelaki manapun pastinya akan tertarik padamu, tak
terkecuali aku” jawabku berusaha menghiburnya. Karena rasa bersalahku, aku tak berani menatap
wajahnya.

Hana duduk terdiam di kursi sofaku, hampir setengah jam dia dia tak berkata sepatahpun. Tiba2 Hana
berdiri dan berjalan menghampiriku. Aku berpikir Hana akan marah dan menamparku, tp diluar
dugaanku dia malah menciumku.

“Aku akan buat dia menyesali apa yg sudah dia lakukan kepadaku” katanya disela-sela menciumiku.

“Hana…ingat Hana.. kendalikan dirimu jangan terbawa perasaan emosi sehingga kamu berbuat nekad
diluar kesadaranmu” kataku sambil mendorong tubuhnya dan berusaha mengingatkan dan
menenangkannya agar dia tidak berbuat nekad seperti ini.

“Ayo Heru setubuhi aku, jika Rifki bisa tidur dgn wanita lain, maka aku pun bisa, aku akan membiarkan
diriku ditiduri sahabatnya sendiri” kata Hana semakin bernafsu melumat bibirku. Mendapat serangan
tersebut, akhirnya akupun terbawa suasana, gairah nafsuku mulai timbul. Kubalas lumatan bibir Hana,
kusedot-sedot lidahnya dan kugelitik rongga mulutnya dgn lidahku.

Sejenak Hana menghentikan lumatannya dan kemudian melepas semua pakaiannya yg menempel di
tubuhnya. Dalam sekejap kini dia sudah telanjang bulat dihadapanku. Sungguh luar biasa tubuh Hana,
sangat seksi dan mempesona. Kulitnya putih mulus, dengan toketnya yg montok. Sementara itu tepat
ditengah selangkangannya tampak bukit memek yg tembem yg ditumbuhi oleh bulu2 yg lumayan tebal.
Disaat aku sedang bengong terpana dgn keindahan tubuhnyaa, tiba2 dia menyergapku dan melumat
bibirku kembali dgn ganasnya sambil menarik celana boxer dan CDku dan melemparnya ke lantai.
Seketika mata Hana terbelalak melihat kontol besarku yg telah berdiri tegang.

“Wow, gede sekali kontolmu, besarnya dua kali lipat dgn kantol Rifki” kata Hana kagum.

“Boleh aku menyentuhnya” pinta Hana.

“Boleh, lakukan apa yg saja yg kamu suka dgn kontolku” jawabku.

Hana mulai meremas perlahan kedua biji pelirku, membuatku semakin terangsang dan semakin
membuat kontolku mengeras dan bertambah besar.
“Tadi kau sempat menolak dgn apa yg aku lakukan padamu tp mengapa sekarang kamu jadi bernafsu?”
tanya Hana.

“Ah lupakanlah… sekarang isap kontolku, Hana…” perintahku. Aku sudah tidak peduli lagi kalau Hana
adalah sahabatku dan sekaligus juga istri dari sahabatku. Aku sudah benar2 sudah dikuasai nafsu birahi
untuk segera menyetubuhi tubuh montok Hana. Tanpa disuruh dua kali Hana pun langsung melahap
batang kontolku. Kudorong kepala Hana dan kudorong batang kontolku agar semakin masuk ke dalam
mulutnya. Awalnya mulut mungil Hana kesulitan untuk mengulum dan menjilati setiap bagian kontol
besarku, namun setelah beradaptasi diapun mulai menikmatinya. Dengna liar dia menghisap dan
menjilati kontolku, akupun tak hanya diam, tanganku mulai meraba dan menggosok-gosok memek Hana
yg sudah sangat basah, aku mencoba memasukan jari tengahku ke dalam liang memeknya.

“Ssssttthhh…aaahhhh…sodok terus Heruuu…aahhh…enak sekaliii….” rintih Hana. Terasa memeknya


semakin basah dan dia terus-terusan mendesah merasakan kenikmatan yg dia terima.

“Masukan kontolmu sekarang Heruuu…aku sudah ga tahan….entotin memekku…aahhh…” pinta Hana yg


mulai binal.

“Kenapa kamu sangat ingin aku entotin, bukankah Rifki selama ini sudah memuaskanmu?” tanyaku
penasaran.

“Iya sih, tapi kontol Rifki ga sebesar kontolmu, aku ingin kamu puaskan memekku dgn kontolmu yg besar
dan panjang ini Heru” jelas Hana.

“Baikah Hana aku kan puaskan kamu dgn kontolku yg besar ini” ucapku.

Begitu mendengar perkataanku, Hana langsung mendorong tubuhku hingga aku terduduk di sofa,
kemudian dgn cepat dia mengangkangi pahaku dan segera memasukan kontolku ke dalam lubang
memeknya. Awalnya dia mengalami kesulitan memasukkan batang kontolku yang besar tersebut ke
liang memeknya. Begitu dia berhasil memasukkan kontolku ke dalam lubang memeknya, bagaikan
seorang cowboy yang sedang menunggangi kuda liar, dia bergerak liar sambil mendesah-desah
keenakan.

“Aaaaahhhhhhhh… enaknya Heruuu… gede banget kontolmu… mmmmmmmhhh… ssssssshhh… nikmat


banget kontolmu sayang… aaaaaaahhh…” Hana terus mengerang dan mendesah sambil terus menaik
turunkan pantatnya sehingga kontolku keluar masuk di lubang memeknya.

“Nikmat, ga Han?” tanyaku.

“Nikmat banget Her, kamu memberiku kenikmatan yang luar biasa yang belum pernah aku dapatkan
dari Rifki selama ini” jawabnya.

“Oooohhhh…aahhhh….Heruuuu aku mau keluar sayaaang….” erang Hana. Dia langsung menggenjot
kuat2 pantatnya sehingga kontolku masuk sampai menyentuh dinding rahimnya. Tiga menit kemudian
Hana melenguh panjang sambil tubuhnya mengejang mendandakan dia telah meraih orgasmenya yg
pertama. Sembari mengigit bibir bawahnya, punggungnya melengkung, pantatnya menekan kontolku.

Hana masih menikmati kepausannya dgn kontolku yg masih menancap di dalam memeknya. Kemudian
kuangkat tubuh Hana sehingga kontolku keluar dari dalam memeknya. Lalu kusuruh dia untuk
menungging,

“Mau kamu apain aku Heru? Aku masih lemas karena keganasan kontol besarmu” tanya Hana.

Aku diam tak menjawab pertanyaan Hana. Aku langsung saja mengarahkan batang kontolku untuk
menerjang ke dalam lubang memek Hana. Kusodok memek Hana dgn kecepatan sedang. Kulihat Hana
sangat menikmatinya, apalagi saat toketnya aku remas dari belakang sambil kusodok memeknya.

“Ooooohhhh Heruuu…kamu nakal sekali siihh…aaahhh…” desah Hana.

Mendengar celotehan2 Hana aku semakin bergairah. Sodokanku semakin kupercepat sambil terus
meremas toket montoknya dan sesekali kutampar bokongnya krena gemas.

“Aaaaaooowww… aaaaaaahhh… ssssssshhhh… aaaaaaaaaahhh…Heruuuu… terus Heerrrr… enaaaaaaak…


ooooooohhh… ya ampun enaaaaaknyaaaaaaa…” erang Hana semakin tak karuan.

“Apanya yang di terusin Han? Kasih tau yang jelaaaaas. Ploook…” tanyaku sambil kutampar lagi
bokongnya. Setelah 3 menit dgn posisi doggy, Hana menjawab setengah teriak.

“Aaaaaaauuuuwwww… aaaaaaahhh… iya Heeerrr… ssssssshhh… entotin memekku…ssssssshhh…


aaaaaaahhh… entot pakai kontolmu yang gedeeeee.. aaaaaaaaaahhh…” jawab Hana sembari mendesah.

Tak berapa lama Hana menunjukan lagi tanda2 kalo dia akan orgasme untuk yg kedua kalinya. Maka
tanpa berpikir panjang lagi, sodokanku semkin kupercepat. “Plok…plok…plok…” suara pangkal pahaku
yang menghantam memek Hana yg sudah sangat basah hingga bulu jembutku basah kuyup. Sodokanku
semakin tak beraturan dan nafas yg memburu, karena aku juga sudah mulai merasakan tanda2
orgasme . Di ruang tamuku sekarang terdengar suara Hana yang berteriak-teriak merasakan
kenikmatannya, bunyi tamparanku pada bokong Hana yang bulet dan suara kontolku yang keluar masuk
di memek basah Hana. Dia kemudian menoleh ke samping, kepalanya mendongak ke atas sambil
menggigit bibir.

“Heruuuu… aaaaaaahhh… aku mau nyampai lagiiiiiii… aaaaaaahhh… Heruuuu… sodok teruuuuuuus…”
erang Hana. Mukanya tampak sensual, kulit badannya mulus, punggungnya melengkung, tangannya
meremas2 payudaranya sendiri. Mata Hana terpenjam sambil mendesah2. Aku sendiri juga sudah mau
sampai dan mulai menyodok memek Hana sedalam2nya, sekeras2nya dan sekencang2nya.

“Akuuu… nyampai Heeerrr… aaaaaarrrrgghhhhhhhh… gilllaaaaa… akuuuuu… nyampaiiiiiii…


ooooohhhhhhhhh… ssssssshhh… mmmmhhh… aaaaaaaaaahhh…” jerit Hana. “Seeeeer… seeer…
seeeeeeer…” kembali memek Hana menyemburkan cairan orgasmenya untuk kedua kali.
“Ooooooohhh… Hanaaa…akuuuuu… juga mau nyampaiiiiiii…aaahhhhhh….” teriakku. Tanpa memberi
waktu istirahat bagi Hana untuk menikmati orgasmenya, aku dorong kontolku ke dalam lubang memek
Hana yang sudah sangat basah itu sedalam2nya.

“Aaaahhhhh… Hanaaaa… aku mau ngecrot… aaaaaaahhh…” kataku sambil terus menyodokkan kontolku
ke dalam lubang memek Hana.

“Aaaaaaaaahhh… Heruuuu… gilllaaaaa… aduh aku mau nyampai lagi Heeerrr… aaaaaaaaaahhh…
ssssshhh… mmmmmhhh… busyetttttt… Heruuuu… aku nyampaaaiiiiiii… lagiiiiiii…” jerit Hana merasakan
orgasme ketiganya. “Seeeeer… seeer… seeeeeeer…” cairan orgasme Hana kembali menyembur
membanjiri lubang memeknya.

Pada saat yang bersamaan dengan orgasme yang dialami Hana, akhirnya aku orgasme juga.

“Aaarrrghhhhhhh…Haaaannn…. aku nyampai Haaannnn…” teriakku.

Iya Her…semprotkan di dalam memekku… aku pingin merasakan semprotan spermamu… ssssshhh…
ooooohhh…” pinta Hana. “Crooooot… crooot… crooooooot…” spermaku nyemprot banyak sekali di
dalam memek Hana. Kaki Hana sudah nggak kuat lagi menahan posisi doggynya sehingga tubuhnya
ambruk tengkurap, dengan kontol yang masih berada di dalam lubang memek Hana, aku ciumin leher
Hana.

“Enak sekali Her, ga nyangka aku bakalan orgasme sampai tiga kali, makasih ya” kata Hana.

Aku lalu mencabut kontolku dari memek Hana dan kita duduk berdampingan sambil berciuman.

“Heru, kamu hebat banget, kalo aku ketagihan gimana?” ucap Hana.

“Tinggal kontak saja, aku siap muasin kamu kapan saja. Karena aku juga ketagihan dengan memek kamu.
Memek kamu enak banget hangat… dapat menyedot-nyedot kontolku” jawabku.

Hana tersipu sambil menggelendot manja dan menjawab.

“Kamu memang lelaki yg hebat, rasanya aku telah menikah dengan laki2 yang salah” kata Hana dan
kamipun tertawa.

Setelah istirahat beberapa saat, aku masih ingin menikmati tubuh montok Hana. Namun agar kami
dapat dengan bebas dan tenang melakukan persetubuhan tanpa takut sewaktu-waktu Rifki datang ke
rumahku, maka aku menawari Hana untuk menghabiskan weekend ini di puncak dan Hana pun setuju.
Kutelpon Rifki dan bilang kalau istrinya tadi telepon dan minta disampaiin kalau Hana akan menginap di
rumah temannya. Aku juga bilang ke Ridki kalau aku mau ke Yogya sampai hari Minggu. Hana tersenyum
mendengar perbincanganku ditelepon dengan suaminya. Akhirnya kami menginap di puncak selama 2
hari. Aku puas puasin untuk menyetubuhi Hana yang sexy dan selama 2 hari pula aku buat Hana
terkapar kepuasan.
Sejak saat itu kami sering bercinta. Kadang kami melakukannya di rumahku, kadang di rumah mereka,
Hana dan Ridki. Bahkan pernah karena kami berdua sudah sangat kepingin, kami melakukannya di
kamar mandi sebuah restoran sementara Rifki sedang menunggu kami di lounge.

Setiap ada kesempatan kami selalu bercinta hingga akhirnya aku pindah ke Padang. Namun saat aku
liburan ke Jakarta, Hana selalu minta dipuaskan memeknya dengan kontolku yg panjang dan besar ini.

Selesai.

Cerita DEWASA ML | MESUM Bersama IBU berjilbab Masih remaja

Saturday, October 26th 2013. | Cerita Dewasa

Foto Gadis berJilbab Telanjang Bugil Cerita DEWASA ML | MESUM Bersama IBU berjilbab Masih remaja

Cerita DEWASA ML | MESUM Bersama Cewek berjilbab

Cara Dewasa Sebenarnya aku ini tdk pernah terpikir untuk bisa bercinta / Ml dengan wanita berjilbab…
namun apa mau dikata nasi udah jadi bubur dan bubur itu udah di makan oleh aku…. begini… Namaku
Iful..umur 29 tahun, tinggi 168 paras badanku tegap, rambutku lurus dan ukuran vitalku biasa saja
normal orang Indonesia lah…panjangnya kira2 16 cm dan diameternya aku ggak pernah ukur…

Cerita DEWASA ML | MESUM Bersama Cewek berjilbab

Aku tinggal di rumah kost2 an istilahnya rumah berdempet2an neh…ada tetanggaku yg bernama Ibu
Tiara, berjilbab umurnya sekitar 33 taon, anaknya dah 3 boo…yang paling besar masih sekolah kelas 5 SD
otomatis yg palg kecil umur 1,8 bln, sedangkan suaminya kerjanya di kontraktor (perusahaan) sebagai
karyawan saja.

Setiap hari Ibu tiara ini wanita yang memakai jilbab panjang2 sampai ke lengan2nya boleh dikatakan aku
melihatnya terlalu sempurna utk ukuran seorang wanita yag sdh berumah tangga dan tentunya aku
sangatlah segan dan hormat padanya.

Suatu ketika suaminya sudah pergi ke kantor utk kerja dan aku sendiri masih di rumah rencananya agak
siangan baru aku ke kantor… “Iful…”ibu tiara memanggil dari sebelah…karena aku misih malas2 hari ini
so aku tidur2an aja di t4 tidurku…”Iful…Iful….” Ibu minta tolong bisa..?? ujar Ibu Tiara dari luar..aku
sebenarnya dah mendengar namun rasanya badanku lagi malas bangun … karena mungkin aku yang di
panggil tdk segera keluar, maka ibu tiara dengan hati2 membuka pintu rumahku dan masuk pelan2
mencari aku…seketika itu juga aku pura2 tutup mataku..dia mencari2 aku dan akhirnya dia melihat aku
tidur di kamar… “ohh….” Ujarnya…spontan dia kaget…karena kebiasaan kalo aku tidur tidak pernah pake
baju dan hanya celana dalam saja…dan pagi itu sebnarnya lagi tegang…biasa penyakit di pagi hari…
(heheheh) seketika itu dia langsung balik melangkah dan menjauh dari kmarku….aku coba mengintip
dengan sbelah mataku…oo dia sudah tidak ada “ujarku dalm hati…tapi kira2 tak lama kemudian dia balik
lagi dan mengendap2 mengintip kamarku…smbl tersenyum penuh arti…cukup lama dia perhatikan aku
dan stlh itu ibu tiara lngsung balik ke rmhnya.

Besok pagi stlah semuanya tlah tidak ada di rumhnya ibu tiara, tinggal anaknya yg plg kecil dah tidur aku
…sayup2 aku dengar di smpg rmhku yg ada di belkang, spertinya ada yg mencuci pakaian…aku intip di
blkang…Ohh ibu tiara sdng mencuci pakaian…namun dia hny memakai daster terusan panjang dan jilbab
…krn dasternya yg panjang, maka dasternya basah sampai ke paha…saat aku sdg intip..ibu tiara lgsg
berdiri dan mengangkat dasternya serta merta mencopot celana dalamnya dan langsung dicuci
sekalian…otomatis…saat itu aku melihat ooooohhh…. yg merah dan pahanya yg putih di tumbuhi bulu2
halus…aku langsung berputar otak2 ku ingin rasanya mencicipi yg indah dari ibu tiara yg berjilbab ini…
“Maaf ibu tiara…kemarin ibu ada perlu saya “ tanyaku ..mengagetkan ibu tiara dan semerta2 dia lngsung
merapikan dasternya tersingkap smpai ke paha… Iya nih mas Iful..Ibu kemarin mo minta tolong pasangin
lampu di kmar mandi “katanya.

Kalo gitu sekarang aja bu…soalnya sbentar lagi saya mo kerja “sambil mataku melihat dasternya…
membayangkan apa yang didalamnya. Oh iya ..lewat sini saja…Ujarnya..karena memang tipe rmh kost yg
aku tempati di belakangnya Cuma di palang kayu dan seng otomatis kegiatan tetangga2 kelihatan di
belakang.

Aku lngsung membuka kayu dan sengnya dan masuk ke dalam dan ibu tiara membawaku di depan…aku
mengikuti di belakang…oohhh…seandainya aku bisa merasakan dan pantat ini sekarang” gumamku dlm
hati. “ini lampunya dan kursinya…hati2 yah jng sampe ribut soalnya anaku lg tidur”kata Ibu Tiara..

Aku lngsung memasang dan ibu tiara melanjutkan mencuci nya, setelah selesai aku lngsg blng “ibu sdh
selesai “kataku… kemudian ibu tiara lngsung berdiri..tapi saat itu dia terpeleset ke arahku…seketika itu
aku menangkapnya..ups…oh tanganku mengenai payudaranya yg montok dan tanganku satu lagi
mengenai lngsung pantatnya yg tidak pake celana dalam dan hny ditutupi daster saja…”maaf Dik Iful…
agak licin lantainya”ujarnya tersipu-sipu..Iful tunggu yah ibu bikinin Teh “ujarnya lagi…Dia ke dapur dan
dari belakang aku mengikutinya scr pelan2..saat teh lagi di putar di dlm gelas..langsung aku memeluknya
dr blkng… Iful…apaan2 neh…sentak Ibu Tiara…maaf bu…saya melihat ibu sangatlah cantik dan
seksi..”ujarku…Jangan Iful…aku dah punya suami ..”tapi ttp ibu tiara tdk melepaskan pegangan tanganku
yang mampir di pinggangnya dan dadanya…Iful…jangaann.. langsung aku menciumi dari belakang
menyikapi jilbabnya…sluurrp…oh..betapa putihnya leher ibu tiara ‘ujarku dlm hati…okhh…iful…hmmm…
ibu tiara menggeliat..langsung dia membalik badannya menghadapku..Iful…aku udah bers… Saat dia mo
ucapin sesuatu..langsung aku cium bibirnya…mmmprh…tak lama dia lngsung meresponku dan lngsung
memeluk leherku .mmmmhprpp….bunyi mulutnya dan aku beradu…aku singkapi jilbabnya sedikit saja…
sambil tanganku mencoba menggerayangi dadanya…aku melihat dasternya memakai kancing 2 saja
diatas dadanya…aku membukanya..dan tersembullah buah dadanya yg putih mulusss…slurp…kujilat dan
isap pentilnya…. Iful….ooohhh….ufhhh….”lirihnya …slurrpp….slurp..saa t aku jilat…sepertinya msh ada
sedikit air susunya…hmmmm…tambah nikmatnya..slurp..slurp…

Sambil menjilat dan menyedot susunya..aku tetap tidak membuka jilbab maupun dasternya…tapi
tanganku tetap menarik dasternya keatas…karena dari tadi dia tidk pake celana dalam…maka dengan
gampang itilnya ku usap-usap dengan tanganku…Ohhh…oh…sssshhhh…guma m ibu tiara..kepalaku ku
dekatkan ke dan kakinya kurenggangkan…sluruupp….pelan2 kujilati itil dan …oh iful…eennakkh…oghu…
mmmpphhff… teriaknya pelan…kulihat kepalanya telah goyang ke kanan dan kekiri…pelan2 sambil
lidahku bermain di …kubuka celana pendekku dan terpampanglah yang telah tegang …namun ibu tiara
masih tidak menyadari akan hal itu…pelan2 ku mengangkat dasternya…namun tidak sampai terbuka
semuanya..hanya sampai di perutnya saja…dan mulutku mulai beradu dengan bibirnya yang ranum…
mmmppghh…iful…aku…”ujar ibu tiara..kuhisap dalam-dalam lidahnya…slurp…caup…oh ibu sungguh
indah bibirmu, dan semuanya…lirihku..

Sambil menjilat seluruh rongga mulutnya …kubawa ia ke atas meja makannya dan kusandarkan ibu tiara
di pinggiran meja…tanganku ku mainkan kembali ke itil dan sekitaran …ahhh…ufh…oh…Ifulll….i bu udah
nggak kuaatttttt…lirih Ibu tiara.

Pelan2 ku pegang …ku arahkan ke yang sudah basah dan licin….dan bleeesssssssssshh….ohhhhh…ufgh
hh….Ifulll….Teriak Ibu tiara…sleepep…slepp…. ku diamkan sebentar ….Ibu Tiara sepontan melihat ke
wajahku..dan langsung ia menunduk lagi… kududukkan di atas meja makan dan kuangkat kakinya…
mulailah aku memompanya..slep…slep..selp…be lssss….oh ibu sangat enak….Iful… juga sangat
besar….rupanya ibu tiara udah tidak memikirkan lagi norma2..yang ada hanya lah nafsu birahinya yang
harus dituntaskan….berulang-ulang ku pompa dengan ….oohh..akhh…Ifull….ku balikkan lagi badannya
dan tangannya memegang pinggiran meja…ku tusuk dari belakang bleesssssssss…

Ohhhhh….teriak Ibu Tiara…kuhujam sekeras-kerasnya …tanganku remas2 susunya ….aku liat dari
belakang sangat bagus gaya ibu tiara nungging ini, tanpa melepas daster dan jilbabnya..kutusuk terus …
sleeeepp….sleeps Hingga kurang lebih setengah jam ibu tiara bilang…Iful….ibu udah nggak tahan…..sabar
bu bentar lagi saya juga……
Ujarku…Oh…ohhhh…ufmpghhh …Iful…ibu mau keluarrrr…achhhh……semakin kencang dan terasa
menjepit dan oohhhhh…ku rasakan ada semacam cairan panas yang menyirami di dalam ….semakin
kupercepat gerakan menusukku…slep….slurp…bleeppp… . oh Ibu aku juga dah mo sampai neh…..cepat
Iful…ibu bantu….oho….uhhhhh….ibu tiara menggoyangnya lagi…dan akhirnya Ibu….aku mo
keluararrrrr…..sama2 yang Iful….ibu juga mo keluar lagi…teriaknya…dan….Ohhh…ack…. .ahhhhh..aku
dan ibu tiara sama –sama keluar…dan sejenak kulihat di terlihat becek dan banjir… Setelah hening
sejenak…ku cabut dan kupakai celana pendek setelah itu ibu tiara merapikan Daster dan jilbabnya…
langsung aku minta maaf kepadanya… Bu..mohon maaf ..Iful khilaf.’kataku. Tidak apa2 kok iFul…ibu juga
yang salah…yang menggoda Iful “ujarnya…

Aku langsung pamitan kembali ke rumahku sebelah dan mandi siap2 kerja…setelah mandi kulihat ibu
tiara sedang menjemur pakaian…tapi jelas didalam daster ibu tiara tidak memakai celana dalam karena
terlihat tercetak lewat sinar matahari pagi yang meninggi mulai mendekati jam 10 pagi..

Sebelum aku pergi ku sempatkan pamitan ke ibu tiara dan dia tersenyum …tidak tau apakah ada artinya
atau tidak. Demikian cerita singkatnya. lumayan bikin konak hehe.

Cerita DEWASA ML | MESUM Bersama IBU berjilbab Masih remaja

memek tante bugil telanjang bokep

Cerita Mesum Terbaru

Thursday, April 23rd, 2015 - Cerita Dewasa

Cerita Mesum Terbaru – Kumpulan Cerita Mesum – Ini cerita terbaru khusus sobat yang ingin mengobati
kegalauan dengan kenikmatan tiada tara dengan membaca cerita mesum Gairah Ibu Bella, penaran
dengan ceritanya langsung saja baca ke TKP – Awal aku mengenalnya pada saat dia mengundang
perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai produk yang akan
dipesannya. Sebagai marketing, perusahaan mengutusku untuk menemuinya. Pada awal pertemuan
siang itu, aku sama sekali tidak menduga bahwa Ibu Bella yang kutemui ternyata pemilik langsung
perusahaan.
Wajahnya cantik, kulitnya putih laksana pualam, tubuhnya tinggi langsing (Sekitar 175 cm) dengan dada
yang menonjol indah. Dan pinggulnya yang dibalut span ketat membuat bentuk pinggangnya yang
ramping kian mempesona, juga pantatnya wah.. sungguh sangat montok, bulat dan masih kencang.

Sepanjang pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, melihat gaya bicaranya yang intelek,
gerakan bibirnya yang sensual saat sedang bicara, apalagi kalau sedang menunduk belahan buah
dadanya nampak jelas, putih dan besar.

Di sofa yang berada di ruangannya yang mewah dan lux, kami akhirnya sepakat mengikat kontrak kerja.
Sambil menunggu sekretaris Ibu Bella membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan
sampai ke hal yang agak pribadi. Aku berani bicara kearah sana karena Ibu Bella sendiri yang memulai.
Dari pembicaraan itu, baru kuketahui bahwa usianya baru 25 tahun, dia memegang jabatan direktur
sekaligus pemilik perusahaan menggantikan almarhum suaminya yang meninggal karena kecelakaan
pesawat.

“Pak gala sendiri umur berapa”, bisiknya dengan nada mesra.

“Saya umur 26 tahun, Bu!” balasku.

“sudah berkeluarga”, pertanyaannya semakin menjurus, aku sampai GR sendiri.

“Belum, Bu!”

Tanpa kutanya, Ibu Bella menerangkan bahwa sejak kematian suaminya setahun lalu, dia belum
mendapatkan penggantinya.

“Ibu cantik, masih muda, saya rasa seribu lelaki akan berlomba mendapatkan Ibu bella”, aku sedikit
memujinya.

“Memang, ada benarnya juga yang Bapak Gala ucapkan, tapi mereka rata-rata juga mengincar kekayaan
saya”, nadanya sedikit merendah.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Ibu Bella bangkit berdiri membukakan pintu, ternyata
sekretarisnya telah selesai membuat kontrak kerjanya.

“Kalau begitu, saya permisi pulang, Bu!, semoga kerjasama ini dapat bertahan dan saling
menguntungkan”, aku segera pamit dan mengulurkan tangan.

“Semoga saja”, tangannya menyambut uluran tanganku.


“Terima kasih atas kunjungannya, pak Gala.”

Cukup lama kami bersalaman, aku merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan sutera, namun
sebentar kemudian aku segera menarik tanganku, takut dikira kurang ajar. Namun naluri laki-lakiku
bekerja, dengan halus aku mulai merancang strategi mendekatinya.

“Oh ya, Bu Bella, sebelum saya lupa, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana
kalau Ibu Bella saya undang untuk makan malam bersama”, aku mulai memasang jerat.

“Terima kasih”, jawabnya singkat.

“Mungkin lain waktu, saya hubungi Pak Gala, untuk tawaran ini.”

“Saya tunggu, Bu.. permisi”

Aku tak mau mendesaknya lebih lanjut. Aku segera meninggalkan kantor Ibu Bella dengan sejuta pikiran
menggelayuti benakku. Sepanjang perjalanan, aku selalu terbayang kecantikan wajahnya, postur
tubuhnya yang ideal. Ah.. kayaknya semua kriteria cewek idaman ada padanya.

Tak terasa satu bulan sejak pertemuan itu, meskipun aku sering mampir ke tempat Ibu Bella dalam
kurun waktu tersebut, tapi tidak kutemui tanda-tanda aku bisa mengajaknya sekedar Dinner. Meskipun
hubunganku dengannya menjadi semakin akrab.

Menginjak bulan ke-2, akhirnya aku bisa mengajaknya keluar sekedar makan malam. Aku ingat sekali
waktu itu malam Minggu, kami bagai sepasang kekasih, meskipun pada awalnya dia ngotot ingin
menggunakan mobilnya yang mewah, akhirnya dia bersedia juga menggunakan mobil Katanaku yang
bisa bikin perut mules.

Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh aku jadi bingung sendiri, aku hanya berani
menggenggam jarinya saja, itupun aku gemetaran, degup-degup di jantungku terasa berdetak kencang
padahal hubungan kami sudah sangat dekat, bahkan aku dan dia sama-sama saling memanggil nama
saja, tanpa embel-embel Pak atau Bu.

Sampai pada malam Minggu yang kesekian kalinya, kuberanikan diri untuk memulainya, waktu itu kami
di dalam bioskop. Dalam keremangan, aku menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan
jarinya mengantarkan desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak ada
respon, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi
wajahnya yang sedang serius menatap layar bioskop.

Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya. Dia terkejut, sebentar memandangku. Aku
berpikir pasti dia akan marah, tapi respon yang kuterima sungguh membuatku kaget. Dengan tiba-tiba
dia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku dan melumatnya. Sekian detik aku
terpana, tapi segera aku sadar dan balas melumat bibirnya, ciumannya makin ganas, lidah kami saling
membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan. Sementara tangannya semakin kuat mencengkram
bahuku. Aku mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut
punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih, aku menggelitik
belakang telinganya dengan lidahku.

“Bella, aku sayang kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya.

“Gal, akupun sayang kamu”, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit.

Dan saat tanganku menyusup ke dalam blousnya, erangannya semakin jelas terdengar. Aku merasakan
kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sementara tanganku yang satunya
menelusuri pinggangnya dan meremas-remas pinggulnya yang sangat bahenol.

Segera kubuka kancing blous bagian depannya, suasana bioskop yang gelap sangat kontras sekali
dengan buah dadanya yang putih. Perlahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, kini di depanku
terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium dan kujilat belahannya, hidungku bersembunyi
diantara belahan dadanya, lidahku yang basah dan hangat terus menciumi sekelilingnya perlahan naik
hingga ke bagian putingnya. Kuhisap pelan putingnya yang masih mungil, kugigit lembut, kudorong
dengan lidahku. Bella semakin meracau. Tanganya menekan kuat kepalaku saat putingnya kuhisap agak
kuat. Sementara aku merasakan gerakan di celanaku semakin kuat, senjataku sudah menegang
maksimal.

Tanganku yang satunya sudah bergerak ke pahanya, spannya kutarik ke atas hingga batang pahanya
tampak mulus, putih. Kubelai, kupilin pahanya sementara mulutku mengisap terus puting buah dadanya
kiri dan kanan. Dan saat jariku sampai di pangkal pahanya, aku menemukan celana dalamnya. Perlahan
jari-jariku masuk lewat celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, akhirnya jari-jariku menemukan rambut
kemaluannya yang sangat lebat.
Dengan tak sabar, kugosokkan jariku di klitorisnya sementara mulutku masih asyik menjilati puting buah
dadanya yang semakin mencuat ke atas pertanda gairahnya sudah memuncak, meskipun jari-jariku
sedikit terhalang celana dalamnya tapi aku masih dapat menggesek klitorisnya, bahkan dengan cepat
kumasukkan jariku ke dalam celahnya yang lembat, terasa agak basah. Jariku berputar-putar di
dalamnya, sampai kutemukan tonjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut
G-spotnya itu, kekiri dan kekanan perlahan.

“Achhh… Gala.. aku sudah nggak tahan.. Terus Gal… oh…” Suaranya makin keras, birahinya sudah
dipuncak. Tangannya menekan kepalaku ke buah dadanya hingga aku sulit bernafas, sementara tangan
yang satunya menekan tanganku yang di kemaluannya semakin dalam. Akhirnya kurasakan seluruh
tubuhnya bergetar, kuhisap kuat puting susunya, kumasukkan jariku semakin dalam. “Ahhh… oh.. Gal..
aku ke..lu..ar…” Kurasakan jariku hangat dan basah. “Makasih Gal, sudah lama aku tak merasakan
kenikmatan ini.” Aku hanya bisa diam, menahan tegangnya senjataku yang belum terlampiaskan tapi
rupanya Bella sangat pengertian. Dengan lincahnya dibukanya reitsleting celanaku, jari-jarinya mencari
senjataku. Aku membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku. Saat tangannya mendapatkan apa
yang dicarinya, sungguh reaksinya sangat hebat. “Oh… besar sekali Gal.. aku suka.. aku suka barang yang
besar..” Bella seperti anak kecil yang mendapatkan permen.

Senjataku yang sudah kaku perlahan dikocoknya, aku merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara
tangannya asyik mengocok batang senjataku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang
basah menciumi dadaku dan menjilati putingku, sesekali Bella menghisap putingku. Aliran darahku
semakin panas, gairahku makin terbakar. Aku merasakan spermaku sudah mengumpul di ujung,
sementara kepala senjataku semakin basah oleh pelumas yang keluar.

“Bella, aku sudah nggak tahan…”

“Tahan sebentar, Gal..”

Bella melepaskan jilatan lidahnya di dadaku dan langsung memasukkan senjataku ke dalam mulutnya,
aku merasakan kuluman mulutnya yang hangat dan sempit. Kulihat mulutnya yang mungil sampai sesak
oleh kemaluanku. Bella semakin kuat mengocok batang senjataku ke dalam mulutnya. Akhirnya kakiku
sedikit mengejang untuk melepaskan spermaku. “Awas Bell, aku mau keluar..” kutarik rambutnya agar
menjauh dari batang senjataku, tapi Bella malah memasukkan senjataku ke dalam mulutnya lebih
dalam, aku tak tahan lagi, kulepaskan tembakanku, 7 kali denyutan cukup memenuhi mulutnya yang
mungil dengan spermaku. Bella dengan lahap langsung menelannya dan membersihkan cairan yang
tertinggal di kepala senjataku dengan lidahnya. Aku menarik nafas panjang mengatur degup jantungku
yang tadi sangat cepat.
Setelah lampu menyala kembali pertanda pertunjukan telah usai, kami sudah rapi kembali. Kulihat jam
di pergelangan tanganku menunjukan pukul 10.00 malam. Aku langsung mengantarnya pulang, dalam
perjalanan kami tak banyak bicara, kami saling memikirkan kejadian yang baru saja kami alami bersama.

Sampai di rumahnya yang mewah di bilangan Pluit, aku langsung ditariknya menuju kamar pribadinya
yang sangat luas. “Gal, saya belum puas, kita teruskan permainan yang tadi..” Tangannya langsung
membuka kancing bajuku dan mulai membangkitkan gairahku, sementara pikiranku semakin bingung,
kenapa Bella yang tadinya kalem bisa berubah ganas begini? Tapi pikiranku kalah dengan gairah yang
mulai berkobar di dadaku, terlebih saat tangannya dengan lihai mengusap dadaku. Bagai musafir seluruh
tubuhku dicium dan dijilatinya dengan penuh nafsu. Aku pun tak mau kalah sigap, di ranjangnya yang
empuk kami bergulat saling memilin, melumat, dan saling menghisap.

Saat pakaian kami mulai tertanggal dari tempatnya. Kami saling melihat, aku melihat kesempurnaan
tubuhnya, apalagi di daerah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu
kemaluannya yang sangat hitam dan lebat. Dan Bella memandangi senjataku yang mengacung
menunjuk langit-langit kamar. Hanya sebentar kami berpandangan, aku langsung meraih tubuhnya dan
memapahnya ke ranjang. Kuletakkan hati-hati tubuhnya yang gempal dan lembut, aku mulai menciumi
seluruh tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke jari-jari kakinya. Kuhisap puting buah
dadanya yang kemerahan, kujilat dan sesekali kugigit mesra. Ssementara tanganku yang lain meremas-
remas pinggul dan pantatnya yang sangat kenyal.

Pergulatan kami semakin seru, kini posisi kami berbalikan seperti angka 69, kami saling menghisap
puting dada. Saat aku memainkan puting dadanya yang sudah mencuat, lidahnya menjilati putingku. Aku
turun menjilati perutnya, kurasakan juga perutku dijilati dan akhirnya lidah kami saling menghisap
kemaluan.

Aku merasakan hangat di kepala senjataku saat lidahku menari-nari menelusuri celah kemaluannya,
lidahku semakin dalam masuk ke dalam celah kewanitaannya yang telah basah, kuhisap klitorisnya kuat-
kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat.

Lima belas menit sudah kami saling menghisap, nafsuku yang sudah di ubun-ubun menuntut
penyelesaian. Segera aku membalikkan tubuhku. Kini kami kembali saling melumat bibir, sementara
senjataku yang sudah basah oleh liurnya kuarahkan ke celah pahanya, sekuat tenaga aku mendorongnya
namun sulit sekali. Tubuh kami sudah bersimbah peluh. Akhirnya tak sabar tangan Bella memandu
senjataku, setelah sampai di pintu kemaluannya, kutekan kuat, Bella membuka pahanya lebar-lebar dan
senjataku melesak ke dalam kemaluannya. Kepala senjataku sudah berada di dalam celahnya, hangat
dan menggigit. Kutahan pantatku, aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku. Perlahan
kutekan pantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya. Gigi Bella yang runcing tertancap di lenganku
saat aku mulai menaikturunkan pantatku dengan gerakan teratur.

Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batang senjataku terasa sangat nikmat. Kubalikan
tubuhnya, kini tubuh Bella menghadap ke samping. Senjataku menghujam semakin dalam, kuangkat
sebelah kakinya ke pundakku. Batang senjataku amblas sampai mentok di mulut rahimnya. Puas dari
samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis kini aku menghajarnya
dari belakang. Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar
masuk semakin cepat. Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangatku
semakin bertambah. Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabut senjataku.
“Pllop..” terdengar suara saat senjataku kucabut, mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Bella
mencengkram senjataku. “Achh, kenapa Gal.. aku sedikit lagi”, protes Bella. Dia langsung mendorong
tubuhku, kini aku telentang di bawah, dengan sigap Bella meraih senjataku dan memasukkannya ke
dalam lubang sorganya sambil berjongkok.

Kini Bella dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sementara aku di bawah sudah tak sanggup
rasanya menahan nikmat yang kuterima dari gerakan Bella, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun
digoyangkan juga diputar-putar, aku bertahan sekuat mungkin.

Satu jam sudah berlalu, kulihat Bella semakin cepat bergerak, cepat hingga akhirnya aku merasakan
semburan hangat di senjataku saat tubuhnya bergetar dan mulutnya meracau panjang. “Oh.. aku puas
Gal, sangat puas..” tubuhnya tengkurap di atas tubuhku, namun senjataku yang sudah berdenyut-denyut
belum tercabut dari kemaluannya. Kurasakan buah dadanya yang montok menekan tubuhku seirama
dengan tarikan nafasnya.

Setelah beberapa saat, aku sudah merasakan air maniku tidak jadi keluar, segera kubalikkan tubuhnya
kembali. Kini dengan gaya konvensional aku mencoba meraih puncak kenikmatan, kemaluannya yang
agak basah tidak mengurangi kenikmatan. Aku terus menggerakkan tubuhku. Perlahan gairahnya
kembali bangkit, terlebih saat batang senjataku mengorek-ngorek lubang kemaluannya kadang sedikit
kuangkat pantatku agar G-spotnya tersentuh. Kini pinggul Bella yang seksi mulai bergoyang seirama
dengan gerakan pantatku. Jari-jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin-pilinnya, hingga
sensasi yang kurasakan tambah gila.
Setengah jam sudah aku bertahan dengan gaya konvensional. Perlahan aku mulai merasakan cairanku
sudah kembali ke ujung kepala senjataku. Saat gerakanku sudah tak beraturan lagi, berbarengan dengan
hisapan Bella pada putingku dan pitingan kakinya di pinggangku, kusemprotkan air maniku ke dalam
kemaluannya, kami berbarengan orgasme.

Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya. Aku baru tahu bahwa gairahnya sangat tinggi, selama ini
dia bersikap alim, karena tidak mau sembarangan main dengan cowok. Dia mau denganku karena aku
sabar, baik dan tidak mengejar kekayaannya. Apalagi begitu dia tahu bahwa senjataku dua kali lipat
mantan suaminya, tambah lengket saja. Memang yang kukejar hanyalah kenikmatan dunia yang didasari
Cinta. Kalau harta sih, ada sukur, nggak ada ya.. cari dong.

Saran, komentar, kritik kirim aja ke email saya.

CERITA MESUM NGENTOT TEMAN SENDIRI – Namaku Kasan aku punya kisah indah pada tahun 1979.
Usia saya boleh dibilang masih cukup muda untuk mengenal yang namanya bercinta. Saya baru berumur
13 tahun. Saya mempunyai seorang tetangga cewek dia bernama Ita. Dari bentuk tubuhnya boleh
dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan berdecak kagum. Semlohai kata orang. Dia tingginya
yaach kira-kira 155 cm, dan berat 48, pokoknya ideallah.

CERITA MESUM

CERITA MESUM

CERITA MESUM NGENTOT TEMAN SENDIRI – Lebih ideal lagi ternyata payudaranya wah ukuran gedhe
(king size). Wajahnya lumayan enggak jelek-jelek amat walaupun tidak berkategori cantik juga sih, tapi
bodinya sangat semlohai, bahenol kata cowok- cowok yang memandangnya. Setiap cowok pingiin dekat
sama si Ita. Berbagai upaya dilakukan oleh beberapa cowok, engga ada yang berhasil mendekatinya.

Hanya heran saya itu, ternyata dia ada perhatian sama saya, maklumlah tetangga dekat dan cukup
handsome lagi, sehingga inilah kemenangan saya. Suatu saat ketika dia sedang mandi di sumur wajar
sajalah karena orang desa engga punya kamar mandi, saya pas berada di dekat sumur itu, maka
kesempatan bagi saya untuk melongok tubuhnya. Ternyata benar-benar wah, payudaranya, tengah-
tangah pahanya yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus dan pinggulnya bak vespa! Saya sangat
bersemangat mengintip dia mandi, karena asyiknya dia mandi engga tahu bila kuperhatikan.Oh betapa
bahenolnya dia, melebihi bintang film India. Bahkan Ratna Sari Dewi pun kalah sebagai madame de
syuga, Ita pantas mendapat julukan madame de syurga. Ini setelah kejadianku dengannya yang cukup
asyik sehingga ingin aku berbagi cerita.., pengin tahu? terusain ajaa. Suatu hari, hujan rintik-rintik.
Dia cerita bila dia pingin ditemani di rumahnya karena semua anggota keluarganya sedang pergi ke
tempat neneknya yang baru hajatan. Biasanya setiap dia sendiri pasti minta sayalah yang menemani di
rumahnya. Pernah saat saya sedang berusaha mendekati dan meraih tubuhnya, ee dia teriak, dan
sayapun gagal menjamah tubuh semlohainya itu. Saya pamit pada orang tua saya dan ternyata diijinkan
tanpa ada kecurigaan apa-apa. Saat itu jam dua siang, tapi cuaca yang mendung kelihatan seperti sudah
jam enam petang. Dengan senang hati saya masuk ke rumahnya lalu pintu saya kunci pakai palang kayu.
“Lho kok dikunci?” dia bertanya ” Ya .. biar amanlah, soalnya saya kan masih kecil, nanti kalau ada
maling saya takut sehingga biar engga ada orang lain masuk .. yaa.. kukunci saja. Engga apa-pa khan? ”
komentarku. ” Iya.. ya.. sudah duduk dulu saya tak membuat minum ” sahutnya ” Wah terima kasih ”
jawabku. Maka dia pun membuat minuman dan saya telah mempersiapkan sebuah buku porno yang
saya dapat dari teman sekolah SMPku. Dan mulailah aku membaca dengan diterangi lampu teplok .
“San, Kau baca apa sich? Kayaknya asyik banget.” begitu ucap Ita sambil mendekatikiu dengan
membawa segelas kopi panas.

“Boleh dong aku ikut membaca?” tanyanya . ” Wah ini bacaan cowok je. Cewek endak boleh nanti ndak
semaput..” Saya pancing biar penasaran. Dia terdiam saat itu, tapi menjulurkan kepalanya ke arahku.
Dulu pernah dia itu kupegang payudaranya saja, dia berteriak dan memaki-maki, maka kini agar dia tidak
berteriak bila kupegang, maka saya buat penasaran dulu. “Kasih doong, masak sih pelit amat..” dia
berkata. “Okelah boleh kau baca.. tapi syaratnya jangan jauh-jauh dari saya..” kataku “Mengapa?” tanya
Ita “Eh, ngga apa-apa kok.” jawab saya bingung mau menjelaskan. Lalu dia pun mulai membaca. Dia
kaget ketika membaca ada adegan yang syuur, tapi ternyata dia masih melanjutkan bacaannya.

“Wah-wah-wah, kesempatan nih..?” pikir saya dalam hati. Tapi saya sudah senang sekali, apalagi saya
melihat Ita mulai sesak napasnya. Mukanya bersemu merah tanda berahi mulai menjangkiti dirinya.
Saya yang sudah sejak tadi terbawa sedikit birahi langsung menyenggolkan tangan saya pura-pura mau
ambil gelas ke payudaranya. ” Aaahh ” Ita merintih. Saya tidak jadi ambil gelas tapi malah parkir di bukit
indah itu, yang kemarin ketika saya pegang dia berteriak, tapi sekarang malah merintih. Tiba-tiba saja Ita
langsung mendekatiku dan segera menempelkan badannya pada badanku.

Yach sudah otomatis saya akan merespon juga donk. Tanganku makin aktif menjelajahi bukit yang king
size itu. Kemudian kubuka kancing baju atasnya yang berada di punggung sambil memeluk dadanya. Ita
makin merintih, ketika puncak bukit itu tertekan dadaku. Saya makin leluasa membuka bajunya, bra-nya
dan.. payudaranya segera menyembul sang king size, maka bibirkupun mendekat dan mengulum puncak
king size indah itu. ” Mmm ” ” Hhh! Hhh! Hhh! ” napasnya makin memburu, dan bukunya sudah jatuh.
Tangan saya mulai lebih berani lagi menelusuri seluruh lekuk tubuhnya dari dada, perut, pinggul. Lalu ke
depan. Kuselusupkan ke CDnya yang udah kendor.
Ita makin merintih, terlebih manakala jariku meremas bulu halus yang kemarin kelihatan. Ita makin
menggelinjang, dengan segera kubuka seluruh pakaiannya, sambil kubimbing berdiri, karena tingginya
sama, maka segera ketika berdiri pelukanku tepat pada dua bukit kembarnya itu. Ita kuajak berjalan ke
amben yang di dekat kursi tadi. Sembari berjalan sungguh sangat nakal tangan dan bibir saya. Bibir
mengulum bibir Ita, tangan meremas bukit indah Ita dan tangan satunya bermain di hutan yang halus
itu. Begitu Ita kududukkan di amben maka saya sembari nyopoti kaus yang kupakai, celana dan CD-ku
sekaligus tanganku nyomoti bukit indah itu, pokoknya refleklah saudara-saudara! Tanpa sadar tangan
saya mencoba mencopot CD terakhir Ita, Dia makin melenguh panjang pendek ” Hhhss, hhss, hhss. ”
Akhirnya kami berdua bugil gil.

Lalu saya terus bermain dengan bukit indah di bibir dan tangan satu meranjah-ranjah hutan halus itu,
sementara tangan lain menekan, memilin, mengelus pokoknya apa saja dilakukan yang penting tidak
membuat sakit dulu. “Uhg ugh uhg ugh” Keluh Ita ketika satu jariku menyentuh jari kecil pada belahan di
antara pahanya. Kini dia tidak memaki lagi, tapi melenguh-nguh-nguuh! Tubuh mulusnya kini bersimbah
keringat, rambutnya yang terurai panjang menambah gairah, tapi bau keringatnya waoow, orang desa
sih, maka tanganku yang satu kemudian mencari-cari botol parfum yang memang tadi udah kusiapkan.
Lalu sert.. sert.

Kusemprot dulu dengan parfum tubuhnya, sehingga seger dan wangii. Berikutnya tanganku beraktivitas
lagi. Tapi ternyata ada penolakan dari Ita. ” San .. udah San tolong udah san, jangan diteruskan ”
katanya. ” Ah.. masak saya harus gagal sih menikmati tubuh indah yang udah dalam dekapan ini? ”
batinku. ” Gimana caranya ya? ” Ita sudah mengepitkan pahanya rapat sekali, tapi dia masih berada di
bawah saya, maka sayapun nyessel banget kenapa tadi pakai semprot-semprot dulu. Dengan sisa
semangat yang masih menggebu saya peluk Ita erat-erat, puncak bukit kecoklatannya saya kulum lagi,
lidah saya mainkan di situ, dan Ita mengerang halus, maka saya makin bersemangat. Tangan satu mulai
menelusup ke tengah-tengah pahanya yang sudah dikepit itu, ah susah sekali menerobos kepitan itu.
Lama-kelamaan bibir saya yang aktif itu ada gunanya ternyata. Pahanya makin melemah dan jariku
berhasil menerobos kembali pada belahan diantara hutan halusnya itu. Ita mengerang lagi ” Ohh..
jangngngan ..” tapi tangannya memeluk tubuhku erat sekali. Ketika jariku menerobos lebih dalam lagi
maka tangan Ita kini sudah berada pada pinggulku menarik ke arah selangkangannya. Kini dengan
mudah kusibakkan paha mulus itu. Jariku bisa dengan leluasa memainkan perannya dan saat menyentuh
lubang maka jari itu bermain lebih lincah, sehingga Ita melenguh lagi. ” Oohh.. tolong jangngngaann ”
Kudapati jari itu sudah basah lendir kini, aku heran kok banyak lendirnya ya? Ita melenguh lagi ” Oohh
jangngngaann .
. ” Kupikir isyarat agar aku jangan lama-lama lagi, maka serta merta kudekatkan selangkanganku dengan
laras panjang yang membara dan kini mulai menyentuh belahan paha itu. Hangat kurasa kena lendir
yang banyak. Lalu mulailah saya sibakkan lebih lebar lagi paha mulus itu dan kepala itu mulai
menyelusup diantara dua belahan. Hangat, licin-peret, lunak sekalli terasa, dann Jess laras itu kini
menusuk belahan padat kenyal. ” Ohh ” bersamaan kami berdua memekik. Saya memekik keenakan, Ita
memekik juga enak bercampur sari, dangdut, keroncong, perih, ngilu dll (katanya kemudian setelah
acara kami ini selesai). Saya terdiam beberapa saat kubiarkan laras panjang itu menyoblos masuk dan
makin masuk dan makin ambles.. bless. ” Aduh! ” Ita berteriak ketika tercoblos laras lunak tapi kenyal
itu.

Ada lelehan dingin terasa mengaliri batang itu, tapi sedikit demi sedikit kutekankan pada tempat paling
lunak sedunia itu bagi batang larasku ini. Seluruh batang sudah tertanam dan berdenyut-denyut,
rasanya pinginn sekali bergerak-gerak, tapi rasa enak itu muncul dan ketika denyutan laras itu makin
mengeras, Ita terpekik ” Iiih .. ” setelah sekian lama akhirnya dialah yang memulai gerakan pada
pantatnya ternyata sudah tidak sakit lagi dan mulai menikmati arti terobosan batang laras yang perkasa,
kenyal, lunak hangat dan berdenyut itu. Gerakan-gerakan kami makin liar hingga kami berdua semakin
basah oleh keringat. Akhirnya terjadi pelukan yang sangat kencang dari Ita, bersamaan dengan itu
kemudian pucuk larasku terasa sangat ngilu dan saya merasa melepas sesuatu dari pucuk itu .

” Aahh! ” Ita terpekik lagi, ketika semprotanku melanda rahimnya. Saya terjelepok dalam pelukan
hangat tubuh semlohai itu. Pahanya yang seperti buah labu putih panjang dan halus seperti balon mau
meletus, kimi sedang mengepit erat pahaku, dan celah diantara paha itu kini menjepit kuat sekali laras
panjang rudalku. Ada rasa berdenyut- denyut dari pangkal laras sampai ke ujung yang diliputi oleh
selimut empuk dinding celah gua Ita itu. Kami berdua melepas napas panjang keenakan dan yang paling
puas adalah saya telah berhasil manaklukkan singa betina nan buas yang kini telah jinak dalam
pelukanku, sementara mulutnya dengan lahap menelan daging mentah dan segar serta kenyal punyaku.
Pokoknya siip lah! Sangat menyejukkan hati dan menenteramkan jiwa ketika pelukan kami semakin erat
dan daging kenyal terus terselip di lorong gua basah nan nikmat.

Permainan ternyata dilanjutkan lagi sampai tiga babak sehingga waktu sudah menunjukkan pukul 19.00
sore. Hujan turun makin lebat, tetapi kami berdua yang tanpa selembar benangpun tidak merasakan
dingin bahkan panas membara dan bergeloraa. Berkali-kali Ita memekik-mekik Permainan berakhir
ketika kami tertidur dan malam hari terbangun kedinginan tanpa ada lembaran kain yang menutupi
tubuh kami. Untunglah seluruh keluarga Ita tidak pulang karena hari hujan dan ternyata Ita terbiasa
sendirian di rumah. Tahu kayak begini udah tak kerjain dulu- dulu tanpa harus ada acara tip-ngintip
segala. Ternyata enaknya engga ada dijual di toko manapun juga. Sekian.. TAMAT
Cerita Tante Rose Korban Nafsu SexAku baru saja selesai mandi dan brniat ngeteh diteras rumah sambil
menghirup udara pagi yg segar akan tetapi mataku melihat seorang tante tengah asyik sekali menikmati
keindahhan bunga ditaman depan rumah.Dengan gaya ala petani bunga Banjarbaru Tante Rose nampak
serius mmperhatikan tanaman itu pagi Tante Rose sapaku Hmm balasnya tanpa berpaling dari
rumpunan bunga mau aku buatin minum ndak Tante Rose tanyaku lagi setengah mnawarkan jasa Cerita
Dewasa nda usah jawabnya juga seraya membelakangiku aku tak mlihat Tante Ratu Atut Wahyu
ataupun Liza pagi ini Ach pada lari pagi kali fikirku dalam hati. Aku kembali melihat memperhatikan
seksama Memek Tante Rose yang membelakangiku mulai dari betisnya yang putih mulus meskipun
nampak kurus pahanya yang lebih mulus dari betisnya bokongnya meskipun terbalut clana pendek
namun terlihat jelas lekukannya coba dia bisa aku tiduri sperti Tante Ratu Atut gumanku dalam
hati.Belum habis lamunanku tiba tiba kulihat tubuh Tante Rose terhuyung lemah ingin trsungkur Cerita
Sex dengan cepat aku meloncat dan memegangi tubuhnya yg nyaris tersungkur itu meninggalkan sisa
lamunan cabulku. Kurangkul tubuhnya yang mulus dan terlihat lemas sekali Ga papa kan tante tanyaku
penuh rasa khawatir seraya memapah tubuh tante Rose.Kepalaku terasa pusing Roy jawab Tante Rose
lemah Ya udah istirahat aja didalam saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah akhirnya aku
bisa merangkulmu Tante Rose ucapku dalam hati ada sejuta kebahagian dihatiku karna mampu
mrangkul tubuh si angkuh tersebut. Setelah brada didalam rumah dengan perlahan kududukan tante
Rose disofa ruang tamu dengan menarik nafas tante Rose duduk dan bersandar pada sandaran sofa
eetelah itu aku melangkah meninggalkannya sendiri.Tak brapa lama aku kembali dengan segelas air
hangat dan menghampiri Tante Rose yang tengah brsandar Cerita Dewasa disandaran sofa minum dulu
Tante Rose biar enakan ujarku sambil mnyerahkan gelas berisi air hangat yang kubawa Tante Rose pun
meminum air hangat yang kuberikan makasih ya Roy ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yang
ada didepannya. Kepalanya masih pusing ga tante tanyaku Tante Rose hanya menganggukan kepalanya
mau dipijatin ga tanyaku lagi eeem jawab tante Rose perlahan seakan tengah mnahan sakit.Aku pun
segera memijat mulai dari kepalanya dengan peralahan lahan kmudian dahinya yang dia bilang
merupakan pusat rasa sakitnya. Wah kenapa tante Roy tanya Tante Rose yang baru saja pulang Tadi
tante hampir jatuh kepalanya pusing Liza jawabku Terlalu capek kali ujar Tante Rose sambil melangkah
kedapur.Dah agak mndingan Roy jelas Tante Rose dengan mata terpejam menikmati pijatan pijatan
jariku Cerita Dewasa terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku Harum
Aroma Tubuh Tante Rose terasa menusuk kedua lobang hidungku membuat aku ingin lebih lama lagi
memijat dan dekat dengannya. Masuk angin kali tante dahinya aga hangat nih jelasku berupaya
memancing agar niatku tercapai iya kali ujarnya pula seakan mngerti akan arti ucapanku membuatku
makin berani lebih jauh mau dikerikin ga tanyaku dengan penuh haraf kepadanya.Memang kamu bisa
Tante Rose balik bertanya Membuat hatiku terasa berdebar tak karuan ya bisa jelasku dengan cepat
takut Tante Rose berubah fikiran lagi.Ya udah tapi dikamar ya ga enak disini pinta Tante Rose membuat
hatiku berdebar makin cepat Dengan perlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya.Akupun brusaha
untuk menahan dan menenangkan hatiku yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku. Setelah berada
didalam kamar kusarankan agar dia istrahat diranjangnya Tante Rose pun Cerita Sex merebahkan
tubuhnya sraya brnafas panjang Seolah olah ada beban berat yg dibawanya.Aku sgera brlalu mengambil
obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh Tante Rose setelah kudapati smua yang kubutuhkan aku
kembali menghampiri Tante Rose yg tengah menanti dengan memberanikan diri aku memintamya agar
dia mlepaskan pakaian yang dipakainya.Tante Rose pun peralahan melepaskan pakaian atau baju yang
dipakainya sehingga Tante Rose kini hanya mngenakan bra yang berwarna pink dan celana pendek saja
ada getaran hangat menjalari seluruh tubuhku saat menyaksikan Tante Rose membuka bajunya hingga
membangunkan kejantanan dan hawa nafsuku yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal
ketika memprhatikan dia ditaman. Dengan prasaan yang tak menentu dan dibayangi nafsu dibenakku
aku pun mulai mngusap usap punggung mulus yg memblakangiku dengan hati hati sekali. Tali branya
dibuka aja ya tante pintaku penuh harap sambil terus mengusap dan mengerik punggung bagus
dihadapanku iya jawabnya lirih menahan kerikan dipunggungnya entah sakit atau geli aku tak tau yang
pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya sehingga mmbuat branya mlorot menutupi sbagian
payudaranya yg bulat dan berisi.Seperti payudara milik gadis kebanyakan setelah tiada lagi penghalang
dipunggungnya Alexa Rank akupun membalurinya dengan minyak gosok dan jari jemarikupun menari
membentuk garis dipunggung Tante Rose.Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg
berusaha ditutupi dengan bra dan kedua telapak tangannya tapi hal trsebut membuatku semakin
terangsang didorong rasa pnasaran yang teramat sementara Tante Rose hanya terdiam seraya
memejamkan matanya yang bulat dan indah.Pelan pelan ya Roy pintanya masih dengan mata yg
terpejam tiba tiba pintu kamar perlahan terbuka nampak Liza tengah brdiri dimuka pintu Tante aku mo
kerumah tman dulu ya ujar Liza brpamitan sraya matanya mlirik Cerita Mesum kearahku iya Liza balas
tante Rose tanpa berpaling kearahnya kemudian scara perlahan Liza mnutup pintu kembali dan berlalu
pergi. Jari tanganku mulai nakal terhadap tugasnya jariku terkadang nyelinap dibawah ketiaknya
berusaha meraih benda yang bulat dan padat berisi yang ditutupinya tapi tangan Tante Rose terkadang
berusaha menghalanginya dengan merapatkan pangkal lengannya jari. Kamu nakal ya Roy ucap Tante
Rose setengah berbisik seraya melirik ke arahku membuatku trsipu malu habis ga kuat sich Tante Rose
jawabku jujur.Tapi Tante Rose malah melepaskan branya sehingga kini payudaranya nampak polos
tanpa pelindung lagi dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip.Langsung membuat
hatiku sangat berdebar debar menyaksikan pemandangan tersebut.Sekarang bisa kamu plototin
sepuasnya dech ujar Tante Rose tak lagi menutupi buah dadanya dengan kedua telapak tangannya
lagi.Jantungku terasa bgitu cepat berdetak dan mmbuat lemas seluruh persendianku kontolku perlahan
tapi pasti mulai berdiri tegak mengikuti dorongan hasratku. Memang dah selesai ngeriknya Roy tegur
tante Rose mngingatkanku membuat aku segera mlanjutkan pekerjaanku yg tertunda sesaat hampir
seluruh bagian belakang tubuh Tante Rose telah kukerik dan berwarna merah bergaris garis hanya
bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna terhalang dengan celana pendek serta celana dalam
yang dikenakannya tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin. Akhirnya pekerjaanku selesai juga
kemudian dengan perlahan jari jariku memijati pundaknya Tante Rose menundukan kepalanya sekali
sekali terdengar suara dahak dari mulutnya,sudah Roy printahnya agar aku mnyudahi pijatanku. Dengan
perasaan malas akupun menghentikan pijatanku dan Bulu Memek Tante Rose segera membrsihkan sisa
sisa minyak dikedua telapak tanganku.Cuci tanganmu dulu biar bersih sana pinta Tante Rose sekaligus
perintah.Aku pun beranjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar tersebut stelah usai
mencuci seluruh tanganku hingga benar benar bersih aku pun kembali menghampiri Tante Rose yg
tengah telentang diatas ranjang masih dengan keadaan separuh bugil.Seperti saat aku tinggalkan
kekamar mandi hingga payudaranya yg bulat dan berisi nampak mmbusung besar didadanya dengan
puting yg berwarna coklat susu.Ayoo Roy kamu mau mainin ini kan aku juga mau kok ucap Tante Rose
sambil meremas salah satu payudaranya hingga putingnya menonjol kearahku. Aku pun mendekat
menghampirinya dengan perasaan nafsu membuat kontolku kian berdiri dan mengeras kencang dibalik
celanaku. Aku pun tak menunggu lebih lama segeraku remasi payudaranya yang menantang Tante Rose
bergelinjang saat telapak tanganku mendarat dan meremas kedua payudaranya.Achh iya Roy terussss
rintihnya perlahan jari jemariku kian liar meremasi seluruh daging bulat yang padat berisi.Jariku juga
memainkan putingnya yg mulai mengeras iya ayo diisepp Royy aaaayooo pinta Tante Rose dingan nafas
tak teratur aku pun segera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya.Aduhhh enaaaak trussszz desah
Tante Rose seraya memegangi kepalaku aku semakin bernafsu dengan puting yg kenyal sperti urat dan
mnggemaskan sementara Tante Rose semakin mendesah tak karuan tangan kananku meluncur kearah
selangkangan dibawah pusar terus menyusup masuk diantara celana dan celana dalam Tante
Rose.Hingga jari jariku terasa menyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya Tante Rose membuka
pahanya tak kala jari telunjukku berusaha masuk kedalam lobang yang ada ditengah bulu bulu halus
miliknya.Aowwwww jerit kecil tante Rose saat telunjukku berhasil memasuki lobang memeknya dia pun
menggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu sementara kontolku semakin mengeras hendak keluar dari
bahan yang menutupinya. Cukup lama jari telunjukku keluar masuk didalam memek tante Rose hingga
lobang itu mulai terasa basah dan lembab sampai akhirnya tangan tante Rose menahan gerakan
tanganku dan mminta menyudahinya.Aaaachhh udaahhh Royy aaachh rintih Tante Rose aku pun
menarik tanganku dari balik celananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku. Buka pakaianmu dong
Roy seru tante Rose sraya bangkit dan melepaskan clana pendek serta celana dalamnya sehingga dia
bugil dan nampak rumput hitam ditengah selangkangannya yang baru saja ku obok obok.Aku pun
melepaskan semua pakaianku dan bugil seperti dirinya. Dengan senyum manis kearahku tante Rose
mendekat dan berjongkok tepat didepan selangkanganku aaddouw gede banget seru tante Rose seraya
telapak tangannya meraih kontolku yg telah brdiri dan keras dengan tangan kanan dia mmegang erat
batang kontolku sedangkan telapak kirinya mengelus elus kepalanya.Sampai kepala kontolku terasa
berdenyut hangat kemudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya seraya matanya melirik langsung ke
arahku.Agghhhzz aku melengguh tak kala seluruh kontolku tenggelam masuk kedalam mulutnya
darahku berdesir hangat menjalari seluruh urat ditubuhku aku hanya dapat memegangi kepala Tante
Rose meremas serta mengusap usap rambutnya yg ikal panjang sebahu.Sementara itu Tante Rose
semakin liar sebentar mengulum dan mengemud seakan dia ingin melumat seluruh kontolku ternyata
dia lebih buas dari Tante Ratu Atut terrkadang dia menjilati dari batang hingga lobang kencing
dikepalanya woooww erangku menahan rasa nikmat nan teramat terasa tubuhku melayang jauh tak
menentu. Entah berapa lama tante Rose mngemut menjilat dan mengulum kontolku yang jelas hal ini
mmbuat tubuhku bergetar dan hampir kejang.Gantian dong tan aku juga mau jilatin memekmu
rengekku Cerita Ngentot hampir tak mampu menahan nafsuku ingin rasanya memuntahkan keluar
sebanyak banyak agar Tante Rose mandi dengan air maniku. Tante Rose sgera bangkit berdiri
meninggalkan kontolku yang masih berdiri tegak kemudian aku meminta agar dia duduk dikursi tanpa
lengan yang ada aku pun berjongkok menghadap memeknya yang dihiasi bulu lebatnya.Kedua kaki
Tante Rose tertumpu pada kedua bahuku maka mulutku mulai menjarah memek yang telah menganga
terkuak jari jemariku hingga nampak jelas lobang memek yang berwarna merah dan lembab lidahku pun
mulai menjelajahi dan menjilati lorong itu.Aaaaowwh aaaa iyyyaaa trussss aassstttssh desah Tante Rose
saat lidahku bermain menjilati lobang memeknya.Aduuuhh truuussszz lebihhh daallaaamm aaah
enaaakhh aghagh aghhhh rintihnya pula sambil meremas dan menjambaki rambut dikepalaku lidahku
pun semakin liar dan berusaha masuk lebih dalam lagi aaaghh gilaaaaaa enaaakssszz ubss aaaaachghhh
suara Tante Rose tak karuan Lidahku berhenti menjilati dinding lobang memek kini berpindah pada
daging mungil sebesar biji kacang hijau Aku Jilati Kelentit Tante Rose yang brwarna merah dan basah
dengan air mazinya dan air liurku. Aughhhhzz suara tante Rose sperti tersedak sambil merapatkan kedua
pahanya hingga menjepit leherku ketika ku isap itilnya Aaaaa auwghhh yaaaaa ucap Tante Rose lirih
udahhh Royy udddaah Royy rengek Tante Rose seraya mendorong kepalaku dengan kakinya yang
terkulai lemas dibahuku. Akupun melepaskan isapan mulutku pada Kelentit Tante Rose dan bangkit
berdiri dihadapannya dengan kontol yang masih tegak dan keras kemudian meminta Tante Rose agar
bangkit dari duduknya kini aku yg menggantikan posisinya duduk dikursi. Tante Rose naik keatas pahaku
dan tubuhnya menghadap kearahku hingga tubuh kami saling berhimpitan kemudian Tante Rose
Membimbing Kontolku Masuk Kelobang Memeknya dengan jarinya.Aagghhsss rintih kecil Tante Rose
ketika kontolku masuk menusuk memeknya tak lama kemudian bokongnya mulai turun naik mengesek
gesek kontolku didalamnya aku pun mengimbanginya dengan memegangi pinggulnya membantu
bokongnya turun naik.Aachhh yaaaa oohhh enaaak Royy aaduwwghhh aaaaaaaa oohhhh yaaa racau
Tante Rose tak karuan jika tubuhnya turun menenggelamkan kontolku dimemeknya.Aauwww aku ga
tahan ne Royyy aaaauwww yessss rintih Tante Rose seraya mnggerakan bokongnya dengan cepat.Aku
juga membalas reaksinya dengan melumat lagi payudaranya yang kenyal aaaaaawhhhzzz erang Tante
Rose sambil menekan bokongnya lebih rapat dengan selangkanganku.Aku lalu mengejang menahan
tekanan bokong tante Rose aaaaachhhhzzz akhirnya aku tak mampu lagi membendung cairan kental dari
dalam kontolku kami pun saling brpelukan dengan erat beberapa saat dengan bercampur peluh masing
masing. Stelah cukup lama kami brpelukan kamipun bangkit dengan malas enggan beranjak dari suasana
yg ada stelah itu kami pun mandi membrsihkan tubuh kami masing masing yang basah.sampai kini pun
Kisah mesum kami terus berlanjut bila ada waktu serta kesempatan samapai kapankah Cerita Sex ini
akan berakhir aku sendiri pun tak bisa menjawab

Cerita Mesum Ambar Adik Iparku mungkin sebagian ada benarnya juga ya kalau nafsu sudah naik
kepermukaan maka sulit untunk membendungnya begitu juga yang pernah terjadi padaku berikut
kisahnya. Aku punya kebiasaan dan kegemaran yang kubawa sejak remaja yaitu senang di pijat hampir
seminggu sekali orang tuaku memanggil tukang pijat langganannya dan sekalian pula aku ikut minta
dipijat. Tak heran setelah menikah minimal hampir seminggu dua kali aku selalu minta dipijat istriku.
Aku juga punya pembantu terkadang pembantuku yang sudah tua juga membantu memijat tatkala
istriku sudah kelelahan istriku juga bekerja di bank swasta sebagai teller. Kisahnya berawal dari suatu
hari aku pulang kemalaman karena lembur badanku terasa sakit sekali aku ingin sekali di pijat tetapi istri
dan pembantuku sudah tidur.Saat itu aku lihat iparku Ambar masih belum tidur dan mengerjakan PR
sekolah SMAnya di ruang keluarga karena sudah tak tahan sakit semua badanku aku coba minta tolong
Ambar untuk memijat pundakku. Ambar menurut saja karena memang dia patuh denganku awalnya dia
ragu karena tak pernah memijat orang lalu ku bilang tak apalah Ambar asal asalan aja yang penting sakit
Aa hilang Aa adalah panggilanku maka Ambar pun mau melakukannya mulailah dia memijat bagian
pundakku dan aku tetap mengenakan baju. Sama sekali aku tak punya pikiran macam macam karena
aku mencintai istriku dan menghormati keluarga mertuaku. Aku rasakan ternyata pijitan Ambar enak
juga aku mulai menikmatinya enak juga pijitan Ambar ini pikirku setelah badanku agak enakan aku minta
Ambar untuk menghentikan pijitan dan kuminta dia untuk segera kembali kekamarnya. Esok paginya aku
ceritakan ke istriku kalau semalam badanku sakit sekali dan minta maaf terpaksa aku minta tolong
Ambar adiknya untuk memijatku istriku tampak seperti biasa saja karena sangat percaya kalau aku tidak
bakal macam macam ke adiknya. Suatu saat aku merasakan kembali sakit pegal pegal dibadanku
mungkin karena kebiasaan di pijat capek Cerita Dewasa sedikit saja serasa tak hilang kalau tidak di
pijat.Cepat cepat aku bawa kendaraanku ke rumah malam itu saat tiba di rumah aku minta tolong istriku
yang memang biasanya sudah pulang duluan untuk memijat seperti biasa.Tapi dia bilang sedang capek
sekali dan tidak sanggup memijatku Ambar memintaku untuk membangunkan mbok Darmi saja
pembantuku tetapi mbok Darmi sudah tidur. Aku lapor ke istriku kalo mbok Darmi sudah tidur tiba tiba
istriku bilang ya sudah minta tolong aja sama Ambar tapi pijatnya di sini di kamarku dan istriku. Lalu aku
memanggil Ambar yang kebetulan memang belum tidur istriku tiduran di sampingku Cerita Sex ikut
menyaksikan kalau aku sedang di pijat tanpa buka baju oleh adik kandungnya sambil mengajari Ambar
memijat dan ngobrol istriku lama lama tertidur pulas. Sejak hari itu kebiasaanku berlanjut aku makin
sering di pijat oleh Ambar di kamarku di saksikan oleh istriku frekwensinya kini malah lebih banyak
Ambar yang memijatku ketimbang istriku sendiri.Sama sekali tidak terlintas pikiran kotor untuk macam
macam karena Ambar anaknya memang baik dan kuanggap masih kecil aku juga sering menasehatinya
dalam agama meski aku juga bukan orang alim lalu menasehatinya juga agar hati hati dalam bergaul
supaya tidak terlibat pergaulan bebas. Lama kelamaan aku makin keenakan di pijat Ambar dan mulai
berani di pijat dengan buka baju aku pun mulai berani minta dipijat dengan menggunakan minyak pijat
seperti apa yang memang sering dilakukan istriku. Aku rasakan pijatan tangan Ambar memang tidak
kalah dengan pijatan istriku sampai beberapa bulan berlalu aku makin ketagihan dengan pijatan Ambar
iparku. Tak lupa setiap kali di pijat aku selalu memberikannya uang seratus ribu rupiah sesuatu yang
istriku juga mengizinkan aku di pijat Ambar karena melihat aku juga memberinya uang. Sampailah
disuatu malam yang hujan deras istriku sedang tertidur pulas saat aku baru tiba di rumah malam hari
badanku pegal sekali aku meminta Ambar untuk memijatku ditengah pijatan aku merasakan tiba tiba
muncul gairah ingin sekali berhubungan sex dengan istriku tetapi istriku sudah tidur. Aku pusing sekali
mungkin karena gairah yang naik tiba tiba kini aku jadi mulai terangsang oleh sentuhan pijatan Ambar
malam itu setan membawaku untuk mencari rangsangan lebih karena gairah seks ku sedang naik. Tak
seperti biasanya aku yang paling paling hanya minta dipijat dibagian kaki kepala dan pundak tanpa buka
baju kali ini minta lebih Aku minta Ambar untuk memijat bagian dadaku. Semula Ambar ragu ragu
karena tak biasanya aku minta pijat di bagian itu. Ayo Ambar gak apa apa sekali sekali tumben nih
bagiaan ini dada Aa agak pegel banget pintaku akhirnya Ambar menuruti permintaanku aku menarik
nafas dalam dalam menikmati kulit tangan iparku yg dilumuri minyak sedang memijat sensitif dadaku
untuk pertama kalinya.Aku jadi sering menelan ludah malam itu sungguh aku kian terangsang setiap
telapaknya mengenai bagian puting di dadaku. Ambar kataku agak Cerita Sex dilamain yah pijatnya di
bagian itu abis lagi pegal Kataku Jam menunjukkan pukul sebelas selesai sudah pijatan Ambar.Aku minta
Ambar untuk tidur kekamarnya aku yg di kondisi gairah memuncak sudah tak kuasa lagi menahan ku
bangunkan istriku akan tetapi dia ogah ogahan.Seperti biasa kalau sudah begini aku punya sedikit
kelainan seks kubuka celana istriku dalam kondisi dia tertidur ku baringkan tubuh istriku dalam keadaan
tengkurap ku tuntaskan hajatku malam itu dengan bermasturbasi menggejot genjot pantat istriku yg
kadang akhirnya jadi terbangun dan membantu menggoyang goyang pantatnya ccrooott ccrooot air
maniku tumpah di pantat istriku. Waktu terus berjalan setiap kali aku pegel aku minta di pijat Ambar aku
kini selalu minta dia berlama lama memijat di bagian dada terutama saat istriku mulai tertidur semakin
lama aku makin menikmati sensasinya semakin lain dalam keadaan terpejam mata aku mulai berpikir
aneh aneh. Ada satu hal yang membuatku heran ketika itu saat memijat dibagian dada aku merasa
Ambar memperlambat dan memperlemah tangannya seperti mengelus memberi rangsangan.Aku sudah
tak memperdulikan lagi rasa malu saat putingku membesar dan mengeras dibuatnya mungkin dia sudah
tahu kalu aku terangsang mataku tetap terpejam menikmati sensasi hebat itu seolah tidak tahu apa yang
di lakukan oleh tangannya.Aku juga merasa setiap Ambar memijat bagian dadaku nafas Ambar juga ikut
makin memburu dan seperti tersengal sengal sesekali aku intip dari keremangan lampu kamar yg ku
redupkan payudara Ambar makin membesar. Lama kelamaan tiap dipijat aku mulai punya pikiran kotor
nafsu sudah menguasaiku dan aku ingin sekali Ambar bukan saja mengelus dadaku dalam khayalanku
aku ingin dia bisa memainkan jarinya diputingku.Bahkan menjilatinya aku mulai mikir mikir mencari cari
rencana bagaimana caranya agar Ambar bisa Cerita Dewasa memainkan putingku dengan leluasa dan
bebas tanpa kehadiran istriku di sampingku seperti biasanya Sesuatu keliaran yang tak pernah
terbayangkan adik ipar yang aku kasihani dan sayangi sebelumnya masih remaja pula. Dikantor aku jadi
sering terbayang bayang pijatan dan elusan tangan Ambar didadaku. Sampailah suatu hari sengaja aku
pulang kantor duluan sekitar jam dua siang dimana Ambar biasanya memang sudah pulang dari sekolah.
Hari itu ternyata benar Ambar sedang menonton televisi tanpa ragu aku minta Ambar memijatku
pembantuku di kamarnya tidak curiga sama sekali karena memang dia sudah tahu kebiasaanku yang di
pijat Ambar dikamarku karena pernah satu kali mereka berbarengan memijatku malam malam. Siang itu
aku minta Ambar untuk memijat lebih lembut lagi dibagian dadaku aku sengaja menutup gorden dan
memadamkan lampu agar jadi lebih remang remang meski matahari masih tinggi. Siang itu aku rasakan
tangan Ambar begitu leluasa dan bebas seolah memberi rangsangan ke dadaku tanpa takut di ketahui
kakaknya selama di pijat aku merasa Ambar tidak lagi memijat dadaku tapi seolah membelai belainya
aku makin tidak tahan lalu nekat aku bilang Ambar boleh pijatin puting Aa pake jari jari Ambar nggak
kataku nekat. Hah Gimana caranya Kok pijat putingnya katanya heran atau mungkin pura pura heran. Aa
paling suka kalo Cerita Sex teteh panggilan istriku pijatin puting Aa gampang koq Sambil ku pegang
tangan dan tuntun jarinya untuk menunjukan caranya. Entah karena lugu atau pura pura tidak tahu dia
menurut saja dan meneruskan memainkan putingku dengan jarinya. Aku bilang enak sekali Ambar lebih
pelan yah tapi tolong jangan bilang bilang teteh. Memang kenapa Aa. Gak apa apa khawatir nanti teteh
marah dan salah sangka kataku. Ya iya Aa Ambar juga malu katanya dengan wajah lugu. Ambar tahu gak
Aa paling suka kalau dimain mainkan gini putingnya teteh juga paling suka kalau di giniin putingnya
kataku Ambar diam saja mendengarnya gini Ambar kayaknya posisi Aa kurang nyaman deh gimana kalo
Ambar sambil tiduran juga pijatin puting Aa pintaku. Entah kenapa Ambar menurut saja dan ikut
merebahkan tubuhnya sehingga kini aku berhadap-hadapan dengannya sambil tiduran jarinya terus saja
memijat putingku aku makin kehilangan akal sehat dengan nekatnya aku bilang Ambar sini Aa ajarin
kamu gimana caranya memijat puting Aa yang bener karena kalau cara pijat Ambar kayak gini lama lama
puting Aa jadi perih kataku. Kemudian ku lanjutkan kalimatku tapi Ambar sendiri harus ngerasain di pijat
nanti Aa mau praktekin memijat Ambar supaya nanti kalo pijetan Ambar makin enak Aa akan kasih uang
yg lebih banyak. Maksud Aa tanya Ambar. Sini deh Aa langsung pijetin Ambar aja Ambar rasain aja. Ntar
kalo teteh tahu gimana . Ya jangan kasih tahu dong ini rahasia kita aja kataku. Tanpa buang kesempatan
aku langsung nekat memijat telapak kaki Ambar agar dia tidak langsung curiga aku pura pura pijat dari
telapak kaki agak lama terus menjalar ke betis kemudian ku minta Ambar untuk duduk lalu ku pijat di
bagian leher pundak dan kepala tanpa Ambar membuka baju. Lama Cerita Dewasa lama setelah Ambar
mulai merasa enak aku mulai berani memakai minyak pijat aku memulainya dari bagian leher pelan
pelan dan sesekali kusentuh bagian bawah kupingnya agar dia terangsang.Aku pijat pelan pelan dan
lama lama di bagian itu Ambar mulai menikmati dan tak ada penolakan sama sekali terus aku mulai
memijat turun ke bagian pundak belakang. Dengan sangat hati hati jemariku mulai meraba memijat
bagian pundak depan kulihat Ambar makin terlena meski matanya terpejam aku tahu dia tidak tertidur
agar lebih leluasa tanganku memijat dari belakang aku mencoba meminta Ambar untuk membuka
kancing bajunya. Ambar kancing bajunya buka satu ya supaya Aa gampang pijat dada atas Ambar. Dan
Ambar menuruti yess senangnya hatiku. Jariku makin menurun memijat ke wilayah dada di bagian atas
payudara aku bisikkan kata kata untuk meminta Ambar terus memejamkan mata dan menikmati musik
lembut yang sengaja aku putar. Tanganku makin turun memijat ke bawah seolah sedang berenang
didada dengan dengan gaya katak jari jariku mulai merasakan bagian atas bukit payudara wow sudah
meninggi dan mengeras nafas Ambar makin tersengal sengal semakin kebawah. Inilah kesempatan yang
tepat aku sapu dengan lembut bagian paling vital di payudara seorang perempuan dengan begitu
lembut sekali aku sapu putingnya dengan jemariku Ambar seperti tak menolak sama sekali.Tapi sedikit
mendesis seperti agak takut karena tak ada penolakan berarti kusapu saja putingnya beberapa kali tak
juga ada penolakan berarti akhirnya kumainkan terus jari telunjukku di atas putingnya saja Ambar
melipat bibir tanda keenakan sambil sesekali menyapu bibir dengan lidahnya. Ambar bisikku yang enak
kalau nanti main mainin puting Aa ya kayak gini enak banget kan. Ambar mengangguk tanpa kata kata
Lidahnya sesekali keluar dari bibirnya. Ambar mau yg lebih enak lagi nggak kataku. Buka ya kancingnya
semuanya kataku. Aku lihat Ambar sudah terangsang sekali entah karena lugunya saat kubuka semua
kancingnya dia diam saja Lalu ku buka juga BHnya meski sempat sedikit menolak. Akhirnya ku rebahkan
badan Ambar dengan posisi telentang lalu aku mainkan jemariku di atas puting yg merah coklat muda
itu. Ambar tidur aja ya nikmatin aja sesuatu yang paling dahsyat enaknya Ambar pasti ketagihan deh.
Ambar mau diapain Aa. Ssst rasain yah sambil ku belai belai rambutnya. Tanpa panjang kata lagi ku jilati
saja puting yang masih sebesar kacang hijau itu. Tubuhnya menggelinjing kumainkan ujung lidahku
dengan lembut di atas putingnya Ambar mendesis seperti ularsssssstttt eeeeehhhh eeuuuuhh. Enak kan
Ambar tanyaku. Ambar diam saja matanya tetap terpejam kuat kuat mulailah kujilati seputar
payudaranya kemudian turun ke bagian perutnya dipusarnya ku mainkan lidahku agak lama sambil
tanganku meremas remas payudaranya. Mulutku kini naik ke bagian lehernya dia tampak keenakan ku
hisap hisap tiap lekuk lehernya kembali ku hisap setiap sudut bagian sensitif di dadanya kusedot
dipangkal payudaranya sampai meninggalkan tanda merah aku sengaja mencupangnya sampe ada 4
tanda.Kulitnya kuning langsat nan bersih aku jelajahi setiap lekuk lekuk tubuhnya dengan kecupan dan
sedotan sedotan lembut ku jilat dan ku hisap juga ketiaknya pelan pelan sekali aku coba mengayati
kenikmatan tiada tara ini. Akhirnya ku cium bibirnya Ambar menolak tak mau Aku terus berusaha aku
rangsang kembali di putingnya agak lama akhirnya Ambar pasrah menyerahkan mulutnya kusedot
dengan penuh penghayatan bibirnya. Kuminta Ambar mengeluarkan lidahnya tanpa ragu ku kecup dan
ku hisap lembut lidah gadis 20 tahun itu aku sudah lupa kalau Ambar adalah adik kandung istriku Ambar
mulai lancar belajar berciuman denganku kuminta Ambar menyedot lidahku hanya dalam tempo
beberapa menit Ambar makin pandai beradu sedot ludahnya tidak berbau sama sekali. Pelan pelan
jariku sudah mulai meraba bagian bawah selangkangan tapi dia selalu saja menepisnya. Aku sudah tak
kuat lagi lalu ku buka celanaku Ambar seperti ketakuta ngapain Aa jangan Ambar takut. Gak apa apa
Ambar Aa gak akan merawanin kamu sungguh ayo pegang punya Aa aja. Jangan Aa Ambar takut
katanya. Sumpah Aa gak bakalan merawanin Ambar Aa mau minta tolong di pijetin barang Aa pake
minyak pijat. Ambar seperti mau nangis akhirnya dengan merayu dan sedikit paksaan tangan Ambar
mulai berani memegangAwalnya takut takut lalu kuminta Ambar untuk memijat alat vitalku aku ajari
mengocok dengan istilah memijat. Ya gitu Ambar Aa cuma mau Ambar giniin Aa aja kok Aa juga takut
merawanin Ambar kalo Ambar hamil nanti gimana kataku. Makin lama Ambar makin tenang sehingga
makin lancar mengelus elus alat vitalku lalu aku ajari cara mengocok alat vitalku sambil berciuman aku
terus mengurut payudara Ambar dengan lembutnya. Tapi aku merasa kocokan Ambar belum pas dan
tidak enak aku coba dengan berbagai posisi tangan Ambar tetap saja tidak enak. Lalu aku minta dia
nantinya tidur tengkurap saja buka celana jeans tapi tidak membuka celana dalam aku jelaskan caraku
onani di pantat kakaknya cukup lama aku merayunya akhirnya dia setuju. Sebelum tidur tengkurap aku
ciumi lehernya dari belakang lalu sesekali sambil menghisap lidah tanganku memijat payudaranya dari
belakang. Aku sudah tak kuat lagi kini aku minta dia tidur tengkurap saja. Maaf Ambar Aa mau onani di
pantat Ambar aja ya Ambar buka celana jeans Ambar tapi gak usah buka celana dalam Aa pijam belahan
pantat Ambar aja Aa gak bakalan sodomi. Lalu ritual kelainan seksku dimulai ku jilati pantat Ambar lalu
akhirnya ku tindih pantat yang masih sekel itu aku tempelkan penisku di belahan pantatnya aku genjot
pantatnya ku peluk tubuh Ambar sambil tanganku meremas payudaranya dari belakang hampir diujung
puncak orgasme ku tingkatkan frekwensi genjotan. Lalu croooot crooot rooot keluar air cintaku banyak
sekali membanjiri bagian atas pantat adik iparku. Dia kaget sekali merasa aneh dengan cairan yang baru
pertama kali dilihatnya kulihat matanya memerah ya Ambar menangis meski tangis tak bersuara
mungkin dia menyesal melakukannya apalagi menghianati kakaknya pikirku akupun merasa menyesal
juga saat itu kenapa sampai bisa aku berbuat begitu hina kepada adik iparku sendiri. Tapi namanya nafsu
memang sangat sulit terbendung memang benar perang terbesar di dunia adalah perang melawan hawa
nafsu dan aku kalah. Setelah kejadian itu aku tak pernah pijat lagi dan Ambar tidak mau. Sampai di tiga
bulan kemudian aku diminta tolong oleh istriku mengantar uang ke rumah mertua di sumedang dengan
di temani Ambar berdua saja entah setan apa kok tiba tiba kami sudah berciuman di mobil tak terduga
sama sekali perang melawan nafsu tak terkendali lagi aku lagi lagi kalah aku sempatkan mampir
kesebuah hotel diperjalanan kami ulangi lagi peristiwa yang sama meski hanya check in 3 jam saja. Sejak
peristiwa itu kami sering bercinta tanpa melakukan coitus paling penisku dipeting dikocok dijepitkan ke
pantat dijepit ke payudara bahkan dioral aku pun sering mengoral Ambar karena dia sukanya memang
dioral. Hingga kini 2012 Ambar masih tetap perawan Ambar sudah kuliah di salah satu perguruan tinggi
atas biayaku dia belum mau pacaran dengan orang lain meski banyak yang mau Ambar juga jadi
ketagihan untuk menikmati seks denganku sering tiba tiba dia meneleponku untuk mengajak istirahat
dihotel.Apalagi kalau bukan minta dilayani kebutuhan sexnya dengan cara masturbasi ada banyak pria
keren yang datang ke rumahku untuk mendekati Ambar aku sering cemburu kalau sudah begitu nafsuku
suka naik biasanya aku lampiaskan dengan mengajak check in dia dihotel esoknya. Untunglah aku masih
bisa menahan diri untuk tidak memperawaninya tapi entah sampai kapan aku bisa menahak semua ini

Kisah nyata

Yuli, 29 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak 3 dan 5 tahun. Suaminya,
Herman, 36 tahun, adalah karyawan dari salah satu perusahaan swasta besar di Bandung. Perawakan
Yuli sebetulnya biasa saja seperti kebanyakan. Yang membuatnya menarik adalah bentuk tubuhnya yang
sangat terawat. Buah dadanya tidak terlalu besar, tapi enak untuk dipandang, sesuai dengan
pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang bulat.
Kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis. Dengan 2 anak yang sedang lucu-lucunya, ditambah
dengan posisi Herman yang cukup tinggi di perusahaannya, membuat mereka menjadi keluarga yang
cukup di hormati di lingkungan kompleks mereka tinggal. Yuli pada dasarnya adalah istri yang sangat
setia kepada suaminya. Tidak pernah ada niat berkhianat terhadap Herman dalam hati Yuli karena dia
sangat mencintai suaminya. Tapi ada satu peristiwa yang menjadi awal berubahnya cara berpikir Yuli
tentang cinta..

Suatu siang, Yuli sedang mengasuh anaknya di depan rumah. Dikarenakan kedua anaknya waktu itu
berlari jauh dari rumah, maka Yuli langsung mengejar mereka. Tapi tanpa disengaja, kakinya menginjak
sesuatu sampai akhirnya Yuli terjatuh. Lututnya memar, agak mengeluarkan darah. Yuli langsung
berjongkok dan meringis menahan sakit. Pada waktu itu, Darmawan, anak tetangga depan rumah Yuli
kebetulan lewat mau pulang ke rumahnya. Ketika melihat Yuli sedang jongkok sambil meringis
memegang lututnya, Darmawan langsung lari ke arah Yuli.

cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep

"Kenapa tante?" tanya Darmawan.

"Aduh, lutut saya luka karena jatuh, Wan..." ujar Yuli sambil meringis.

"Bantu saya berdiri, Wan..." kata Yuli.

"Iya tante," kata Darmawan sambil memegang tangan Yuli dan dibimbingnya bediri.

"Wan, tolong bawa anak-anak saya kemari.. Anterin ke rumah saya, ya..." kata Yuli.

"Iya tante," kata Darmawan sambil segera menghampiri anak-anak Yuli.

Sementara Yuli segera pulang ke rumahnya sambil tertatih-tatih. Waktu Darmawan mengantarkan anak-
anak Yuli ke rumahnya, Yuli sedang duduk di kursi depan sambil memegangi lututnya.

"Ada obat merah tidak, tante?" tanya Darmawan.

"Ada di dalam, Wan," kata Yuli.

"Kita ke dalam saja..." kata Yuli lagi sambil bangkit dan tertatih-tatih masuk ke dalam rumah.

Darmawan dan anak-anaknya mengikuti dari belakang.

"Ma, Donny ngantuk," kata anaknya kepada Yuli.

"Tunggu sebentar ya, Wan. Saya mau antar mereka dulu ke kamar. Sudah waktunya anak-anak tidur
siang," kata Yuli sambil bangkit dan tertatih-tatih mengantar anak-anaknya ke kamar tidur.

Setelah mengantar mereka tidur, Yuli kembali ke tengah rumah.

"Mana obat merahnya, tante?" tanya Darmawan.


"Di atas sana, Wan..." kata Yuli sambil menunjuk kotak obat.

Darmawan segera bangkit dan menuju kotak obat untuk mengambil obat merah dan kapas. Tak lama
Darmawan segera kembali dan mulai mengobati lutut Yuli.

"Maaf ya, tante.. Saya lancang," kata Darmawan.

"Tidak apa-apa kok, Wan. Tante senang ada yang menolong," kata Yuli sambil tersenyum.

Darmawan mulai memegang lutut Yuli dan mulai memberikan obat merah pada lukanya.

"Aduh, perih..." kata Yuli sambil agak menggerakkan lututnya.

Secara bersamaan rok Yuli agak tersingkap sehingga sebagian paha mulusnya nampak di depan mata
Darmawan. Darmawan terkesiap melihatnya. Tapi Darmawan pura-pura tak melihatnya. Tapi tetap saja
paha mulus yuli menggoda mata Darmawan untuk melirik walau kadang-kadang. Hati Darmawan agak
berdebar.. Biasanya dia hanya bisa melihat dari kejauhan saja lekuk-lekuk tubuh Yuli. Atau kadang-
kadang hanya kebetulan saja melihat Yuli memakai celana pendek.

Darmawan biasanya hanya bisa membayangkan saja tubuh Yuli sambil onani. Tapi kini, di depan mata
sendiri, paha mulus Yuli sangat jelas terlihat. Yuli sepertinya sadar kalau mata Darmawan sesekali melirik
ke arah pahanya. Segera Yuli merapikan duduknya dan juga menutup pahanya. Darmawanpun
sepertinya terkesima dengan sikap Yuli tersebut. Darmawan menjadi malu sendiri..

"Sudah saya berikan obat merah, tante..." kata Darmawan.

"Iya, terima kasih," kata Yuli sambil tersenyum.

"Sekarang sudah mulai tidak terasa sakit lagi," ujar Yuli lagi sambil tetap tersenyum.

Darmawan, 16 tahun, adalah anak tetangga depan rumah Yuli. Masih duduk di bangku SMP kelas 3.
Seperti kebanyakan anak laki-laki tanggung lainnya, Darmawan adalah sosok anak laki-laki yang sudah
mulai mengalami masa puber.

"Kenapa kamu nunduk terus, Wan?" tanya Yuli.

"Tidak apa-apa, tante..." ujar Darmawan sambil sekilas menatap mata Yuli lalu menunduk lagi sambil
tersenyum malu.

"Ayo, ada apa?" tanya Yuli lagi sambil tersenyum.

"Anu, tante.. Maaf, mungkin tadi sempat marah karena tadi saya sempat melihat secara tidak sengaja..."
kata Darmawan sambil tetap menunduk.

"Lihat apa?" tanya Yuli pura-pura tidak mengerti.

"Lihat.. Mm.. Lihat ini tante," kata Darmawan sambil tangannya mengusap-ngusap pahanya sendiri. Yuli
tersenyum mendengarnya.
"Tidak apa-apa kok, Wan," kata Yuli.

"Kan hanya melihat.. Bukan memegang," kata Yuli lagi sambil tetap tersenyum.

"Lagian, saya tidak keberatan kok kamu melihat paha tante tadi," kata Yuli lagi sambil tetap tersenyum.

"Kamu kan tadi sedang menolong saya memberikan obat," kata Yuli.

"Benar tante tidak marah?" tanya Darmawan sambil menatap Yuli.

Yuli menggelengkan kepalanya sambil tetap tersenyum. Darmawanpun jadi ikut tersenyum.

"Tante sangat cantik kalau tersenyum," kata Darmawan mulai berani.

"Ihh, kamu tuh masih kecil sudah pintar merayu..." kata Yuli.

"Saya berkata jujur loh, tante," kata Darmawan lagi.

"Kamu sudah makan, Wan?" tanya Yuli.

"Belum tante. Saya pulang dari rumah teman tadi belum makan," kata Darmawan.

"Makan disini saja, ya.. Temani saya makan siang," ajak Yuli.

"Baik tante, terima kasih," kata Darmawan.

Mereka menikmati makan siang di meja makan bulat kecil. Ketika sedang menikmati makan, tanpa
sengaja kaki Darmawan menyentuk kaki Yuli. Darmawan kaget, lalu segera menarik kakinya.

"Maaf tante, saya tidak sengaja," kata Darmawan.

"Tidak apa-apa kok, Wan..." kata Yuli sambil matanya nenatap Darmawan dengan pandangan yang
berbeda.

Ketika kaki Darmawan menyentuh kakinya, seperti terasa ada sesuatu yang berdesir dari kaki yang
tersentuh sampai ke hati. Yuli merasakan sesuatu yang lain akan kejadian tak sengaja itu.. Tiba-tiba Yuli
merasakan ada sesuatu keinginan tertentu muncul yang membuat perasaannya tidak menentu.
Sentuhan kaki Darmawan terasa begitu hangat dan membangkitkan suatu perasaan aneh..

"Kamu sudah punya pacar, Wan?" tanya Yuli sambil menatap Darmawan.

"Belum tante," kata Darmawan sambil tersenyum.

"Lagian saya tidak tahu caranya mendapatkan perempuan," ujar Darmawan lagi sambil tetap tersenyum.
Yulipun ikut tersenyum.

"Pernah tidak kamu punya keinginan tertentu terhadap perempuan?" tanya Yuli lagi.

"Keinginan apa tante?" tanya Darmawan. Yuli tersenyum.


"Kita habiskan dulu makannya. Nanti kita bicara..." kata Yuli.

Selesai makan, mereka duduk-duduk di ruang tengah.

"Kamu ada sesuatu yang harus diselesaikan di rumah tidak saat ini?" tanya Yuli.

"Tidak ada, tante," kata Darmawan.

"Tadi tante mau tanya apa?" kata Darmawan penasaran.

"Begini, apakah kamu suka kepada wanita tertentu? Maksud saya suka kepada tubuh wanita?" tanya
Yuli.

"Kita bicara jujur saja, ya.. Saya tidak akan bicara pada siapa-siapa kok," kata Yuli lagi.

"Kamu juga mau kan jaga rahasia pembicaraan kita?" kata Yuli lagi.

"Iya, tante," kata Darmawan.

"Kalau begitu jawablah pertanyaan tante tadi..." kata Yuli sambil tersenyum.

"Ya, saya suka melihat perempuan yang tubuhnya bagus. Saya juga suka tante karena tante cantik dan
tubuhnya bagus," kata Darmawan tanpa ragu.

"Maksudnya tubuh bagus apa," tanya Yuli lagi. Darmawan agak ragu untuk menjawab.

"Ayolah..." kata Yuli sambil memegang tangan Darmawan. Tangan Darmawan bergetar.. Yuli tersenyum.

"Mm.. Saya pernah.. Pernah lihat majalah Playboy, juga.. Juga.. Juga saya pernah lihat VCD porno.. Mm..
Mm.. Saya lihat banyak perempuan tubuhnya bagus..." kata Darmawan dengan nafas tersendat.

"Oh, ya? Di VCD itu kamu lihat apa saja," kata Yuli pura-pura tidak tahu, sambil terus menggenggam
tangan Darmawan yang terus gemetar.

"Mm.. Lihat orang sedang begituan..." kata Darmawan.

"Begituan apa?" tanya Yuli lagi.

"Ya, lihat orang sedang bersetubuh..." kata Darmawan.

Yuli kembali tersenyum, tapi dengan nafas yang agak memburu menahan sesuatu di dadanya.

"Kamu suka tidak film begitu?" tanya Yuli.

"Iya suka, tante?" kata Darmawan sambil menunduk.

"Mau coba seperti di film, tidak?" kata Yuli.


Darmawan diam sambil tetap menunduk. Tangannya makin gemetar. Yuli mendekatkan tubuhnya ke
tubuh Darmawan. Wajahnya di dekatkan ke wajah Darmawan.

"Mau tidak?" tanya Yuli setengah berbisik.

Darmawan tetap diam dan gemetar. Wajahnya agak tertunduk. Yuli membelai pipi anak tanggung
tersebut. Lalu diciumnya pipi Darmawan. Darmawan tetap diam dan makin gemetar. Yuli terus
menciumi wajah Darmawan, lalu akhirnya dilumatnya bibir Darmawan.. Lama-lama Darmawanpun mulai
terangsang nafsunya. Dengan pasti dibalasnya ciuman Yuli.

"Masukkan tangan kamu ke sini..." kata Yuli dengan nafas memburu sambil memegang tangan
Darmawan dan mengarahkannya ke dalam baju Yuli.

"Masukkan tangan kamu ke dalam BH saya, Wan.. Pegang buah dada saya," kata Yuli sambil tangannya
meremas kontol Darmawan dari luar celana.

Sementara tangan Darmawan sudah masuk ke dalam BH Yuli dan mulai meremas-remas buah dada Yuli.

"Mmhh.. Terus sayang..." kata Yuli.

"Tangan saya pegal, tante..." kata Darmawan polos.

"Uhh.. Kita pindah ke kamar, yuk..." ajak Yuli sambil menarik tangan Darmawan. Sesampainya di dalam
kamar..

"Buka pakaian kamu, Wan..." ujar Yulipun melepas seluruh pakaiannya sendiri.

"Iya, tante..." kata Darmawan.

Yuli setelah melepas seluruh pakaiannya, segera naik dan telentang di tempat tidur. Darmawan
terkesima melihat tubuh telanjang Yuli. Seumur-umur Darmawan, baru kali ini dia melihat tubuh
telanjang wanita di depan mata. Apalagi wanita tersebut adalah wanita yang sering di bayangkannya bila
onani. Kontol Darmawan langsung tegang dan tegak..

"Naik sini, Wan..." kata Yuli.

"Iya, tante..." kata Darmawan.

"Sini naik ke atas tubuh saya..." kata Yuli sambil mengangkangkan pahanya.

Darmawan segera menaiki tubuh telanjang Yuli. Yuli langsung melumat bibir Darmawan dan
Darmawanpun langsung membalasnyanya dengan hebat. Sementara satu tangan Darmawan meremas
buah dada Yuli yang tidak terlalu besar. Sementara kontol Darmawan sesekali mengenai belahan memek
Yuli.

"Ohh.. Mmhh.. Terus remas.. Terus..." desah Yuli sambil memegang tangan Darmawan yang sedang
meremas buah dadanya, dan tangan mereka bersamaan meremas buah dadanya.
"Ohh.. Sshh..." kata Yuli. Darmawanpun dengan bernafsu terus meremas dan menciumi serta menjilati
buah dada Yuli.

"Wan, jilati memek ya, sayang..." pinta Yuli.

"Tapi saya tidak tahu caranya, tante," kata Darmawan polos.

"Sekarang dekatkan saja wajah kamu ke memek, lalu kamu jilati belahannya..." kata Yuli setengah
memaksa dengan menekan kepala Darmawan ke arah memeknya.

Darmawan langsung menuruti permintaan Yuli. Dijilatinya belahan memek Yuli sampai tubuh Yuli
mengejang menahan nikmat.

"Ohh.. Mm.. Ohh.. Terus jilat, sayang..." desah Yuli sambil meremas kepala Darmawan.

"Wan, kamu jilati bagian atas sini..." kata Yuli sambil jarinya mengelus kelentitnya.

Lalu lidah Darmawan menjilati habis kelentit Yuli.. Yuli kembali menggelepar merasakan nikmat yang
teramat sangat.

"Teruss.. Sshh.. Ohh..." desah Yuli sambil badannya semakin mengejang.

Pahanya rapat menjepit kepala Darmawan. Sementara tangannya semakin menekan kepala Darmawan
ke memeknya. Tak lama..

"Ohh..." desah Yuli panjang. Yuli orgasme.

"Sudah, Wan.. Naik sini," kata Yuli.

Darmawan lalu menaiki tubuh Yuli. Yuli lalu mengelap mulut Darmawan yang basah oleh cairan
memeknya. Yuli tersenyum, lalu mengecup bibir Darmawan.

"Mau tidak kontol kamu saya hisap," kata Yuli.

"Mau tante," kata Darmawan bersemangat.

"Bangkitlah.. Sinikan kontol kamu," kata Yuli sambil tangannya meraih kontol Darmawan yang tegang
dan tegak.

Darmawan lalu mengangkangi wajah Yuli. Yuli segera mengulum kontol Darmawan. Tidak hanya itu,
kontol Darmawan lalu dijilat, dihisap, lalu dikocoknya silih berganti. Darmawan tubuhnya mengejang
menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Tangannya berpegangan pada pinggiran ranjang.

"Ohh.. Tantee.. Enaakk..." jerit kecil Darmawan sambil memompa kontolnya di mulut Yuli.

"Masukkin ke memek, sayang..." kata Yuli setelah dia beberapa lama menghisap kontol Darmawan.
Darmawan lalu mengangkangi Yuli. Sementara tangan Yuli memegang dan membimbing kontol
Darmawan ke lubang memeknya.

"Ayo tekan sedikit, sayang..." kata Yuli.

Darmawan berusaha menekan kontolnya ke lubang memek Yuli sampai akhirnya.. Bless.. Bless.. Bless..
Kontol Darmawan berhasil masuk dan mulai memompa memek Yuli. Darmawan merasakan suatu
kenikmatan yang tiada tara pada batang kontolnya.

"Bagaimana rasanya, Wan?" tanya Yuli sambil tersenyum dan menggoyang pantatnya.

"Ohh.. Sangat enakk, tanttee..." kata Darmawan tersendat sambil memompa kontolnya keluar masuk
memek Yuli.

Yuli tersenyum.. Setelah beberapa lama memompa kontolnya, tiba-tiba tubuh Darmawan mengejang.
Gerakannya makin cepat. Yuli karena sudah mengerti langsung meremas pantat Darmawan dan
menekankannya ke memeknya. Tak lama.. Crott.. Croott.. Croott.. Croott..

"Ohh.. Hohh..." desah Darmawan. Tubuhnya lemas dan lunglai di atas tubuh Yuli.

"Udah keluar? Bagaimana rasanya?" tanya tante Yuli sambil memeluk Darmawan.

"Sangat enak, tante..." kata Darmawan.

*****

Itulah pengalaman nyata dari Yuli yang saya paparkan sesuai dengan aslinya ditambah sedikit reka-reka
sensual dari saya. Menurut Yuli, kejadian ini baru berjalan mulai 2 bulan yang lalu. Sampai saat ini
mereka masih sering melakukan persetubuhan di rumah Yuli setiap ada kesempatan. Menurutnya lagi,
dalam satu hari/sepanjang siang, mereka biasanya bisa melakukan 2 kali persetubuhan, mungkin karena
Darmawan masih muda. Perlu dijelaskan bahwa menurut Yuli, cintanya pada Herman tidak pernah
berubah. Kejadian itu bermula tanpa ada niat dan keinginan. Terjadi begitu saja.

Mesum Hot, Cerita Mesum Terhangat, Perkenalkan namaqu Natasya, waktu ini usiaqu 27 tahun,aqu
bekerja disalah satu perusahaan telekomunikasi. Aqu akan menceritakan kejadian yg aqualami sekitar 5
tahun yg lalu waktu aqu masih kuliah. Waktu ituusiaqu baru 22 tahun, dan aqumasih kuliah dikota B.
Karena aqubukan asli kota B maka aqu terpaksa ngekos. Setelah aqumencari informasi dari kawan-
kawan yg baru aqu kenal dikampus, aqu dikasih tau tempatkos-kosan yg katanya bebas dan nyaman.
Dan segeralah aqumenuju tempat kos-kosan itu. sesampainya disana aqu aqu melihat sebuah rumah
besar, terlihatjuga muda-mudi seusiaanku keluar masuk kos-kosan tersebut.Cerita BokepSetelah aqu
bertanya salah seorang perempuan yg hendak keluar kos, aqu diajak masuk dandiantarkan ketemu sama
yg punya kos. Sampai didalem kos aqu disuruh menunggu sejenak, dantak berapa lama setelah aqu
menunggu, akhirnya datanglah seorang lelaki setengah baya sekitar40 tahunan dgn pakaian yg rapi dan
juga wajah yg ganteng. Setelah beberapa lamamembicarakan tentang harga kos dan juga ketentuan-
ketentuan kos akhirnya terjadi kesepakatandan hari itu juga aqu ngekos disitu.Singkat cerita, Sejak
kemarin aqu tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yg berkacagelap dan menghadap ke
taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman,apalagi di sana ada seorang
lelakisetengah baya yg sering kukagumi. Memang usiaqu waktu itu barumenginjak dua puluh satu tahun
dan aqu masih duduk di semesterenam di faqultasku dan sudahpunya pacar yg selalu rajin
mengunjungiku di malam minggu.Toh tidak ada halangan apapun kalauaqu menyukai lelaki yg jauh di
atas usiaqu.Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihatku
dari luarsana. Oom Hendy mengenakan kaos singlet dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat
seburatototnya yg masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, kawan sekamar kostku
telahberangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Tante
Hendyistrinya yg karyawati perusahaan perbankan.Memang Oom Hendy sejak 5 bulan terakhir terkena
PHK dgn pesangon yg konon cukup besar,karena penciutan perusahaannya.Sehingga kegiatannya lebih
banyak di rumah. Bahkan tak jarangdia yg menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-
nya.Yaitu roti dan selai disertai susupanas. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kostyg
terdiri dari 6 orang mahasiswisangat akrab dgn induk semang. Mereka memperlaqukan kami seperti
anaknya. Walaupun biayaindekost-nya tidak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami
seperti di rumah sendiri.Oom Hendy telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari
pemandanganku, ah seandainyadia ke kamarku dan mau memijitku, aqu pasti akan senang,aqu lebih
membutuhkan kasih sayg danperhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yg yg mengurusku dari
dibuatkan bubursampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan Oom Hendy yg
melaqukannya.Kupejamkan mataqu, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air
dari kamarmandi. Pasti Oom Hendy sedang mandi, kubaygkan badannya tanpa baju di kamar
mandi,lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataqu ketika
aqudiciumnya dalem lamunan, oh indahnya. Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara
ketukandipintu kamarku, segera kutarik selimut yg sudah terserak di sampingku. “Masuk..!” kataqu.
Takberapa lama kulihat Oom Hendy sudah berada di ambang pintu masih mengenakan baju
mandi.Senyumnya mengambang “Bagaimana Natasya? Ada kemajuan..?” dia duduk di pinggir
ranjangku,tangannya diulurkan ke arah keningku. Aqu hanya mengangguk lemah. Walaupun
jantungkuberdetak keras, aqu mencoba membalas senyumnya. Kemudiantangannya beralih
memegangtangan kiriku dan mulai memijit-mijit.“Natasya mau dibuatkan susu panas?”
tanyanya.“Terima kasih Oom, Natasya sudah sarapan tadi,” balasku.“Enak dipijit seperti ini?” aqu
mengangguk. Dia masih memijit dari tangan yg kiri kemudian beralihke tangan kanan, kemudian ke
pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aqu masih diam saja,karena aqu menyukai pijitannya yg
lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkangairahku. Disingkirkannya selimutyg
membungkus kakiku, sehinggabetis dan pahaqu yg kuninglangsat terbuka, bahkan ternyata dasterku yg
tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha,aqu tidak mencoba membetulkannya, aqu pura-
pura tidak tahu.“Natasya kakimu mulus sekali ya.”“Ah.. Oom bisa aja, kan kulit Tantelebih mulus lagi,”
balasku sekenanya.Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-lama
kurasakantangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaqu, aqu diam saja,
aqumenikmatinya, gairahku makin lama makin bangkit.“Natasya, Oom jadi terangsang, gimana nih?”
suaranya terdengar kalem tanpa emosi.“Jangan Oom, nanti Tante marah..”Cerita MesumMulutku
menolak tapi wajah dan badanku bekata lain, dan aqu yakin Oom Hendy sebagai lelakisudah matang
dapat membaca bahasa badanku. Aqu menggeNatasyajang ketika jari tangannyamulai menggosok
pangkal paha dekat kemaluanqu yg terbungkus celana dalem. Dan… astaga! ternyatadi balik baju
mandinya Oom Hendy tidak mengenakan celana dalem sehingga kemaluannya yg membesardan tegak,
keluar belahan baju mandinya tanpa disadarinya. Nafasku sesak melihat benda yg berdirikeras penuh
dgn tonjolan otot di sekeliNatasyagnya dan kepala yg licin mengkilat. Ingin rasanya aqumemegang dan
mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkannafsuku.Oom Hendy
membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yg hangat menyentuh bibirku dgnlembut. Kehangatan
menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakanlidahnya mencari-cari lidahkudan maka kusambut dgn
lidahku pula, aqu melayani hisapan-hisapannya dgn penuh gairah. Separuhbadannya sudah menindih
badanku, kemaluannya menempeldi pahaqu sedangkan tangan kirinyatelah berpindah ke buah dadaqu.
Dia meremas dadaqu dgn lembut sambil menghisap bibirku. Tanpacanggung lagi kurengkuh badannya,
kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya ygpenuh ditumbuhi rambut. Dadaquberdesir
enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balikdasterku yg tanpa BH, remasan jarinya sangat ahli,
kadang pentilku dipelintir sehinggamenimbulkan sensasi yg luar biasa.Nafasku makin memburu ketika
dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aqu kecewa, tapi diatersenyum dibelainya wajahku.“Natasya
kau cantik sekali..” dia memujaqu.“Aqu ingin menyebadanimu, tapi apakah kamu masih virgin..?” aqu
mengangguk lemah.Memang aqu masih virgin, walaupun aqu pernah “petting” dgn kakak iparku sampai
kami klimakstapi sampai waktu ini aqu belum pernah melaqukan persebadanan.Dgn pacarku kami
sebatasciuman biasa, dia terlalu alim untuk melaqukan itu. Sedangkan kebutuhan seksku selama
initerpenuhi dgn masturbasi, dgn khayalan yg indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu
kakakiparku dan yg kedua adalah Oom Hendy induk semangku, yg sekarang setengah menindih
badanku.Sebenarnya andaikata dia tidak menanyakan soal kevirginan, pasti aqu tak dapat menolak jika
iamenyebadaniku, karena dorongangairahku kurasakan melebihi gairahnya. Kulihat dgn
jelaspengendalian dirinya, dia tidak menggebu, dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya
dgntenang, lembut dan sabar. Justru aqu lah yg kurasakan meledak-ledak.“Bagaimana Natasya? kita
teruskan?” tangannya masih mengusap rambutku, aqu tak mampumenjawab.Aqu ingin, ingin sekali, tapi
aqu tak ingin virginku hilang. Kupejamkan mataqu menghindaritatapannya.“Oom… pakai tangan saja,”
bisikkukecewa.Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aqu tinggal
mengenakan celanadalem, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh badannya mengkilat karena keringat,
gagangkemaluannya panjang dan besar berdiri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana
dalemkuyg telah basah sejak tadi. Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar.
Kulihatkemaluanqu telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klitorisku terasa
sudahmembesar dan memerah, di dalem lubang kemaluanku telah banjir oleh lendir yg siap
melumasisetiap barang yg akan masuk.Oom Hendy membungkuk dan mulai menjilat dinding kiri dan
kanan kemaluanku, terasa nikmatsekali aqu menggeliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah
klitoris, kupegang kepalanya danaqu mulai merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan
lidahnya di atas klitorisku yg makinmembengkak. Karena kenikmatantanpa terasa aqu telah menggoyg
pantatku, kadang kuangkatkadang ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba Oom Hendy melaqukan sedotan kecil
di klitoris, kadangdisedot kadang dipermainkan dgnujung lidah. Kenikmatan yg kudapat luar biasa,
seluruh kemaluansampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali.“Oom… aduh.. Oom… Natasya
maukeluar….” Kuangkat tinggi-tinggi pantatku, aqu sudah siap untukberklimaks, tapi pada waktu yg
tepat dia melepaskan ciumannya dari kemaluan. Dia menarikkubangun dan menyorongkan
kemaluannya yg kokoh itu ke mulutku. ” Gantian ya Natasya.. aqu inginkau isap kemaluanku.”
Kutangkapkemaluannya, terasa penuh dan keras dalem genggamanku. OomHendy sudah terlentang dan
posisiku membungkuk siap untukmengulum kemaluannya. Aqu seringmembaygkan dan aqu juga
beberapa kali menonton dalem film biru. Tetapi baru kali inilah aqumelaqukannya.Cerita
MesumGairahku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dgn lidahku dari pangkal
sampai keujung kemaluannya yg mengkilat berkali-kali. “Ahhh… Enak sekali Natasya…” dia berdesis.
Kemudiankukulum dan kusedot-sedot dan kujilat dgn lidah sedangkan pangkal kemaluannya kuelus dgn
jariku.Suara desahan Oom Hendy membuatku tidak tahan menahan gairah. Kusudahi permainan
dikemaluannya, tiba-tiba aqu sudahsetengah jongkok di atas badannya, kemaluannya persis di
depanlubang kemaluanqu. “Oom, Natasya masukin dikit ya Oom, Natasya pengen sekali.” Dia
hanyatersenyum. “Hati-hati ya… jangan terlalu dalem…” Aqu sudah tidak lagi mendengar kata-
katanya.Kupegang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan sebentar di
klitorisdan bibir bawah, dan… oh, ketika kepala kemaluanya kumasukkan ke dalem lubang, aqu
hampirterbang. Beberapa detik aqu tidak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluannya,
ujungkemaluannya masih menancap dalem lubang kemaluanqu. Kurasakan kedutan-kedutan kecil
dalembibir bawahku, aqu tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya.Kuangkat sedikit
pantatku, dan gesekan itu ujung kemaluannya yg sangat besar terasa menggeserbibir dalem dan pangkal
klitoris. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalem kenikmatan makindalem, separuh gagang
kemaluannya sudah melesak dalem kemaluanku. Kukocokkan kemaluannyanaik-turun, tidak ada rasa
sakit seperti yg sering aqu dengar dari kawanku ketika kevirginannyahilang, padahal sudah separuh.
Kujepit kemaluannya dgn otot dalem, kusedot ke dalem. Kulepaskembali berulang-ulang. “Oh.. Natasya
kau hebat, jepitanmu nikmat sekali.” Kudengar Oom Hendymendesis-desis, payudaraqu diremas-remas
dan membuatku merintih-rintih ketika dalem jepitankuitu.Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah.
Aqu merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnyakehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah,
terus ke bawah sehingga kemaluan Oom Hendysudah utuh masuk ke kemaluanqu, tidak ada rasa sakit,
yg ada adalah kenikmatan yg meledak-ledak.Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas badannya,
payudaraqu menempel, perutkumerekat pada perutnya. Kudekap Oom Hendy erat-erat. Tangan kiri
Oom Hendy mendekappunggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan anusku.
Aqu makinkenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyg pinggulku, sedang kurasakan benda
padatkenyal dan besar menyodok-nyodok dari bawah.Tiba-tiba aqu tidak tahan lagi, kedutan tadinya
kecil makin kerasdan akhirnya meledak. “Ahhh…”Kutekan kemaluanqu ke kemaluannya, kedutannya
keras sekali, nikmat sekali. Dan hampirbersamaan dari dalem kemaluan terasa cairan hangat,
menyemprot dinding rahimku. “Ooohhh…”Oom Hendy juga ejaqulasi pada waktu yg bersamaan.
Beberapa menit aqu masih berada di atasnya,dan kemaluannya masih memenuhi kemaluanqu.
Kurasakan kemaluanqu masih berkedut dan makinlemah. Tapi kemaluanku masih menyebarkan
kenikmatan. Pagi itu kevirginanku hilang tanpa darahdan tanpa rasa sakit. Aqu tidak menyesal.

»»056««

”KENIKMATAN KONTOL MAHASISWA PERKASA”


Sebut saja namaku Atika, seorang wanita yang tela

h berusia 40 tahun dan telah bersuami. Menurut banyak teman, aku adalah wanita yang cukup cantik
dan berkulit putih bersih. Yang luar biasa adalah postur tubuhku yang masih terawat dan indah. Tinggi
badanku 167 cm. Pantatku cukup bulat dan berisi dengan sepasang betis yang indah. Sepasang
payudaraku berukuran 34 juga tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku. Kata orang tubuhku
seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk tubuhnya tetap indah diusia yang telah berkepala 4. Aku
bekerja sebagai karyawati staff accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku. Sehingga
aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja perusahaan lain yang memasok barang
ketempatku bekerja. Aku juga menjadi instruktur senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang
akan kisah indah aku dan Indra pertama kali terjadi. Sebagai seorang istri, aku merupakan seorang
wanita s

etia pada suami.

Aku berprinsip, tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan tubuhku, kecuali suami yang sangat
kucintai. Dan sebelum kisah ini terjadi, aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan
disentuh, tertarik dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku. Tetapi begitulah, beberapa bulan
terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia pasti kelelahan dan
langsung istirahat. Mungkin karna usia kami yang terpaut 14 tahun, mau tak mau aku cuma bisa
memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang memasukkan batang kejantanannya ke
vaginaku. Tapi tak senikmat kenyataan. Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI
(Praktek Industri) ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku.
Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Indra. Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah,
cukup lumayan penampilannya. Indra berbadan tinggi besar dan atletis, tingginya sekitar 178 cm.
Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau perasaan tertarik padanya. Pada awalnya hubungan kami
biasa- biasa saja, bahkan cendrung agak kaku. Namun begitu, Indra selalu bersikap baik padaku.

Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan
kekakuannya berkurang dan kami berdua menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Indra
membantuku lembur dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah
tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya. Karna Indra sangat pandai
memancing. Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur
menghitung keuangan bulanan perusahaan, Indra datang menghampiriku. ” Misi Bu, bisa ganggu gak? ”
Tegur Indra sopan. ” Ya ada apa Ndra? ” Jawabku. ” Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa
dijelaskan gak Bu? ” Indra bertanya lagi. ” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham ” aku
menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa. Lalu aku memberikan penjelasan
panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan
dalam bahan laporannya. ” Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak? ”
Tanyanya tiba-tiba. ” Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya” Jawabku bergurau. ” Saya juga punya
syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Atika mau memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi.
” Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil memejamkan mata. ” Awas jangan
buka mata sampai saya memberikan aba-aba..! ” Kata Indra lagi.
Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikannya. tetapi, ya ampun, pada saat
mataku terpejam, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya
menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tahu, Indra tengah menciumku.
Maka aku langsung membuka mata, wajah Indra sangat dekat dengan wajahku dan tangannya
merangkul pinggangku. Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha mengindar. Untuk beberapa
lama, Indra masih melumat bibirku. Kalo mau jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat
secara refleks aku juga membalas melumat bibir Indra. Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku dorong
dada Indra hingga ia terjengkang kebelakang. ” Ndra seharusnya ini gak boleh terjadi ” Kataku dengan
nada bergetar menahanrasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku. ” Maaf Bu Atika, mungkin
saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami. Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang
sama Bu Atika ” Ujarnya lirih sambil meninggalkanku. Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku
merasa telah mengkhianati suamiku. Tapi uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapa kali.
Beberapa kali jika Indra konsultasi denganku, ia selalu memberikan “hadiah” seperti itu. Tentu itu
dilakukannya jiak tak ada orang yang melihat. Meskipun pada akhirnya aku menolaknya, tapi anehnya,
aku tidak pernah marah dengan perbuatan Indra itu.

Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan permasalahanku dengan suami
diatas ranjang sehingga menerima begitu saja semua perbuatannya padaku. Ataukah aku telah jatuh
cinta pada pada Indra, pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik perhatianku. Sekali
lagi, aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku semakin dekat dan akrab dengan Indra. Hingga pada
hari terakhir prakteknya, Indra mengajakku jalan- jalan. Awalnya aku menolaknya, aku khawatir kalau
kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan yang sebenarnya. Dengan alasan bahwa itu
hari terakhir praktek, Indra terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari
minggu. Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya. Begitulah, pada hari Minggu,
aku dan Indra akhirnya berangkat jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi
ketempat seorang kawan untuk menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga teman kuliah Indra bersama
pacarnya.

Awalnya aku protes, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau ikut pergi juga. Oh ya, kami
berempat menggunakan mobil milik kawan Indra. Berempat kami jalan- jalan kesuatu lokawisata
pegunungan yang cukup jauh dari kotaku. Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota, agar tidak
mengundang kecurigaan tetangga, keluarga dan terutama suamiku. Setelah lebih satu jam kami
berputar-putar disekitar lokasi wisata, Indra dan kawannya mengajak istirahat disebuah losmen. Kawan
Indra tadi dan pacarnya menyewa satu kamar, dan kedua orang itu langsung hilang dibalik pintu yang
tertutup. Maklum keduanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu, jadi
aku maklum saja. Indra menyewa juga satu kamar disebelahnya. Aku sebenarnya juga berniat menyewa
kamar sendiri akan tetapi indra melarangku. ” Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar
saja. Tuh bed- nya ada dua ” Ujarnya. Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang disewa Indra.
Walaupun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati. Kami mengobrol tertawa cekikikan
membicarakan kawan Indra dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, kawan Indra dan pacarnya sengaja
mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg- degan juga mendengar
desahan dari kamar sebelah yang mirip suara orang terengah-engah itu. Entah kenapa dadaku semakin
berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa ayng sedang mereka
lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan Indra diam terpaku.

Tiba-tiba Indra menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan Indra yang saat itu sedang duduk
ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat
menghindar, bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis halus Indra menempel kebibirku
hingga beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Indra melumat
mulutku. Lidah Indra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku.
Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding.
Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Kudorong dada indra supaya ia melepaskan pelukannya padak
diriku. ” Ndra, jangan Ndra, ini enggak pantas kita lakuakan..! ” kataku terbata-bata. Indra memang
melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yangm kekar dan kuat masih tetap memeluk
pinggang rampaingku denagn erat. Akujuga masih terduduk dipangkuannya. ” Memang nggak pantas
Bu, toh Bu Tika gak puas sama suami Ibu. Aku akan muasin Ibu ” Ujar Indra yang terdengar seperti
desahan. Setelah itu Indra kembali mendaratkan ciuman.

Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif
dan diam, namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Indra sangat
pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar- benar telah membuatku
terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan
sehebat ini. Indra sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya mulai
terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat unruk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-
desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Indra
yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih itu
terbuka didepan Indra. Secara refleks aku masih coba berontak. ” Cukup Ndra! Jangan sampai kesitu Ibu
takut..” Kataku sambil meronta dari pelukannya. ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu,
percaya sama Indra Bu. Aku akan memuaskan Bu Tika ” Jawab Indra dengan napas memburu. Seperti
tidak perduli dengan protesku, Indra yang telah melepas bajuku, kini ganti sibuk melepas BH- ku.
Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali.

Sebab tubuh Indra yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat. Kini, dipelukan Indra, buah
dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan
didadaku, tetapi dengan cepat tangan Indra memegangi lenganku dan merentangkannya. Setelah itu
Indra mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir Indra
melumat salah satu buah dadaku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas buah
dadaku yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan
putih ini. Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena
kenikmatan yang mencengkeramku. Aku menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu
dan nikmat ketika bibir dan lidah Indra menjilat dan melumat puting susuku. ” Bu.. da.. dadamu putih
dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Indra terputus-putus karna nafsu
birahi yang kian memuncak. Kemudian Indra juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia
pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat
rangsangan yang menggelora itu. Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Indra melepas celana dan
celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan
tenaga kuat kuat yang dimiliki Indra, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku
yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Indra. Sungguh, aku belum pernah
sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali dihadapn suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah
terpikir akan melakukan perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Indra berhasil memaksaku. Sementara aku
seperti pasrah tanpa daya. ” Ndra, untuk yang satu ini jangan Ndra. Aku tidak ingin merusak keutuhan
perkawiananku..! ” Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan
vaginaku yang kini tanpa penutup. ” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku sudah
terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon ” Kata Indra masih dengan terbata-
bata dan wajah yang memelas. Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur
terbakar birahi, aku diam saja ketika Indra kembali menggarap tubuhku.

Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku, semenatar tangan yanga satunya lagi
mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku. Mataku benar-benar merem-melek merasakan
kenikamatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah. Tiba-tiba Indra beranjak dan denagn
cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-
bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang
bukan suamaiku, ohh. Aku melihat tubuh Indra yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar
terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang
berperawakan sedag-sedang saja. Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda
diselangkangan Indra. Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda
dan kinin tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 22 cm, atau hampir dua kali lipat
dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya,
laki-laki semuda Indra memiliki penis sebesar dan sepanjang ini.

Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran. Kini tubuh telanjang Indra
mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Indra menempel erat dadaku.
Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali
ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara
tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal. Sekali lagi,
sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini. Aku tersentak ketika
kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Indra nekat memasukkan
jari tangannya kecelah vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sehingga aku
benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang
luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha
menolaknya. ” Ndra, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ” Pintaku. Tetapi lagi-lagi
Indra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan
lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi
menahan kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Indra yang masih terengah-engah di
selangkanganku.

Kini aku telah benar- benar tenggelam dalam birahi. Ketika kenikmatan birahi benar- benar
menguasaiku, dengan tiba-tiba, Indra melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok- ngok
batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut. ” Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus
yang aktif, capek nih. Sekaran ganti Bu Atika dong yang aktif..! ” Kata Indra denagn manja. ” Ibu nggak
bisa Ndra, lagian Ibu masih takut..! ” Jawabku dengan malu-malu. ” oke kalo gitu pegang aja iniku,
please, kumohon sayang..” Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku. Dengan
malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir
ketika tanganku mulai memegang penis Indra. Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana
nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi jika
perempuan itu aku. ” Besaran mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Indra. Aku tidak menjawab walau
dalam hati aku mengakui, penis Indra jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik suamiku.
Padahal usia Indra jauh lebih muda. ” Diapakan nih Ndra..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa ” Kataku
berbohong sambil memegang penis Indra. ” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab
Indra dengan lembut. Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik
Indra. Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Indra yang sangat besar tersebut.
Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma
Indra cepat muncrat, sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku. Indra yang kini telentang
disampingku memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya.
Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang
melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat.

Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini etapt berada diselangkanganku sebaliknya
kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya. Indra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya
menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus mengocok batang zakar Indra
dengan tanganku. Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu. Setelah
itu Indra beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping
tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Indra yang
tinggi besar mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila
batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan
suamiku. Indra kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi
membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Indra. Indra terpejam
merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas
lagi.

Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur
deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Indra. Dalam posisi itu tiba- tiba kurasakan ada benda yang
kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang
mengganjal itu adalah batang kemaluan Indra. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat
dibibir lubang kemaluanku. Rupanya Indra nekat berusaha memasukkan batang penisnya kevaginaku.
Tentu saja aku tersentak. ” Ndra.. jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan
nikmat. Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku
juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk kelubang
vaginaku. ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Indra
juga dengan napas yang terengah-engah. Kemudian Indra kembali memasang ujung penisnya tepat
dicelah vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn kepala batang penis itu menyentuh
bibir vaginaku. Namun karna batang zakar Indra memang berukuran super besar, Indra sangat sulit
memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku bersetubuh denagn suamiku penis
suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku. Setelah sedikit dipaksa, akhirnya
ujung kemaluan Indra berhasil menerobos bibir vaginaku. Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung
penis yang besra itu mulai menerobos masuk. Walau pun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa
nikmatnya sungguh tada tiara. Seperti janji Indra, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-
gesekan dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul membuatku
hampir teriak histeris. Sungguh batang zakar Indra itu luar biasa nikmatnya.

Indra terus menerus mamaju- mundurkan batang penis sebatas dibibir vagina. keringat kami berdua
semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan. ” Ayoohh.. ngoommoong
saayang, giimaanna raasaanyaa..? ” Kata Indra tersengal-sengal. ” Oohh.. teeruuss.. Ndraa.. teeruss..!
ujarku sama-sama tersengal. Entah bagaimana awal mulanya, tiba- tiba kurasakan batang kemaluan
yang besar itu telah amblas semua kevaginaku. Bless, perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar
itu melesak kedalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Indra yang
sangat- sangat besar itu. “ Lohh..? Ndraa..! Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku. ” Taanguung,
saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan. Entahlah,kali
ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah
dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tertahankan. Begitu besarnya penis si Indra, sehingga
lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang penis Indra
semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga kedasar rongga vaginaku. Sangat terasa sekali
bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding vaginaku.

Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku
seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar dan kekearnya Indra. Semakin
lama, genjotan Indra semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak- sentak dengan hebat. Clep..
, clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Indra yang terus memompa selangkanganku. ”
Teerruss Nndraa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ” Erangku berulang-ulang. Sungguh ini permainan seks
yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini. Aku sudah tidak berpikir lagi
tentang kesetiaan kepada suamiku. Indra benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang
kenikmatan. Persetan, toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan
kenikmatan seperti ini. Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur
tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Indra. Seketika itu seperti tidak sadar,
kuciumi lebih berani bibir Indra dan kupeluk erat- erat. ” Nndraa.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..!
” desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan. Tahu aku hampir orgasme, Indra semakin
kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku. Saat itu tubuhku semakin
meronta- ronta dibawah dekapan Indra yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar
mencapai klimaks. ” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut..
puuaas.! ” Desah indra. ” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Nndraa..! ” Jawabku. Seketika dengan refleks
tangan kananku menjambak rambut Indra, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat.
Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Indra dapat menancap sedalam- dalamnya. Setelah
kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas denagn sendirinya. Indra juga menghentikan genjotannya. ”
Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil mengecup
pipiku. Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah. Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme
aku harus berposisi diatas dulu. Tentu saja ini semua karna Indra yang ajuh lebih perkasa diabandingkan
suamiku. Walau pun usia mereka trerpaut jauh dan Indra jauh lebih muda. Selain itu batan
kejantanannya memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan.
Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Indra memompa terus lubang vaginaku. Karena lelah, aku
pasif saja saat Indra terus menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku yang kecil dan ramping
benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis Indra. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk
melihat vaginaku yang dihajar batang kejantanan Indra. Gila, vaginaku dimasuki penis sebesar itu. Dan
yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira. Indra semakin lama semakin
kencang memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan
buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali.

Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si
Indra. Maka aku balik membalas ciuman Indra, semantara pantatku kembali berputar-putar
mengimbangi penis Indra yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku. ” Iibuu ingiin.. lagii..? ”
Tanya Indra. ” Eehh..” Hanya itu jawabku. Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama. Tiba-tiba
Indra bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, Indra dibawah. ” Ayoohh gaantii..! Iibu
seekaarang di ataass..” Kata Indra. Dengan posisi tubuh diatas Indra, pantatku kuputar-putar, maju-
mundur, kiri-kanan, untuk mengocok batang penis Indra yang masih mengacung dilubang vaginaku.
Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Indra. Indra yang telentang
dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan. ” Tuuh.. biisaa kaan..!
Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Indra sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah
dadaku. Hanya selang lima menit saat aku diatas tubuh Indra, lagi-lagi kenimatan tak terkira menderaku.
Aku semakin kuat menghunjam- hunjamkan vaginaku kebatang penis Indra. Tubuhku yang ramping
makin erat mendekap Indra. Aku juga semakin liart membalas ciuman Indra. ” Nddraa.. aakuu..
haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah. Tahu kalau aku akan orgasme untuk
yang kedua kalinya, Indra langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan
napas yang terengah-engah, Indra yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa
selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku.

Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Indra kupeluk sekuat tenaga,
sementara napasku semakin tak menentu. ” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ”
Desah indra. Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras. ” Teruss.. , teruss.. ,
akuu.. orgasmee Ndraa..! ” Desahku, sementara tubuhku masih terus menggelepar- gelepar dalam
tindihan tubuh Indra. Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Indra mendengus-
dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat- erat seperti ingin meremukkan tulang-
tulangku. Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di
vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat. ” Buu.. , akuu.. , maauu.. ,
keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi. Melihat Indra yang hampir keluar, pantatku
kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma Indra
terasa sangat deras muncrat dilubang vaginaku. Indra memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga
batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku. Aku merasa
lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan si Indra. Gila,
sperma Indra luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan karna
sangking banyaknya, sperma Indra belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur
gelora kenikmatan itu mulai menurun.

Untuk beberapa saat Indra masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. setelah itu ia
berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Indra. Ada
sesal yang mengendap dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku, itulah
pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku. ” Maafkan aku Bu Tika. Aku telah khilaf dan
memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar Indra denagn lirih. Aku tidak menjawab, kami berdua
kembali termenung dalam alm pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata
pun yang keluar dari mulut kami berdua. ” Heei suadah siang lho.. ayo pulang..! ” Teriak kawan Indra
disertai ketoak pada pintu. Denagn masih tetap diam, aku dan Indra segera beranjak, berbenah lalu
berjalan keluar kamar. Tanpa kata- kata pula Indra mengecup bibirku saat pintu kamar akan dibuka. ”
Hayo Ndra, kamu apain Bu Atika sampai pintunya ditutup segala ” Kelakar kawan Indra. ” Ah nggak apa-
apa kok, kami cuma ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Indra cuma tersenyum.

Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku. Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa
rindu pada Indra. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan luar biasa yang telah
diberikan Indra. Aku selalu terbayang keperkasaan Indra diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki
oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin
merasakan kenikmatan yang lebih. Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Indra. Bahkan hampir
rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Indra yang selalu melayaniku. Dan dtiap kencan
selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya

”Happy and Enjoy wae”

»»053««

”NGENTOT MAMA MUDA YG MENGODA IMAN”

»»Winda seorang ibu muda, 26 tahun yang telah bersuami dan mempunyai seorang anak berumur 1
tahun di tempatkan di Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman-Sumatera Barat. Kabupaten ini terkenal
dengan magisnya yang kuat, terletak di pesisir selatan Sumatera Barat. Demi karirnya di sebuah Bank
swasta pemerintah, ia terpaksa bolak balik Padang – Lubuk Sikaping tiap akhir minggu mengunjungi sang
suami yang menjadi dosen pada sebuah Universitas di kota Padang.
Awal Winda mengenal Johan sejak Winda kost di rumah milik kakak perempuannya. Winda tidak begitu
kenal dekat, Winda hanya menganggukkan kepala saja saat bertemu dengannya. Diapun begitu juga
pada Winda. Jadi mereka belum pernah berkomunikasi langsung. Yah, sebagai adik pemilik rumah
tempat kostnya, Winda harus bisa menempatkan diri seakrab mungkin. Apalagi sifatnya yang suka
menyapa dan memberi senyum pada orang yang Winda kenal. Winda tahu diri sebab Winda adalah
pendatang di daerah yang cukup jauh dari kota tempat Winda bermukim. Begitu juga dengan latar
belakang Johan Winda tidak begitu tahu. Mulai dari statusnya, usianya juga pekerjaannya. Perkenalan
mereka terjadi di saat Winda akan pulang ke Padang. Saat itu hari jumat sore sekitar jam 17.30. Winda
tengah menunggu bis yang akan membawanya ke Padang, maklum di depan rumah kost nya itu adalah
jalan raya Lintas Sumatera, jadi bis umum yang dari Medan sering melewatinya.

Tak seperti biasanya meskipun jam telah menunjukan pukul 17.50, bis tak kunjung juga lewat. Winda
jadi gelisah karena biasanya bis ke Padang amatlah banyak. Jika tidak mendapat yang langsung ke
Padang, Winda transit dulu di Bukittinggi, dan naik travel dari Bukittinggi. Kegelisahannya saat
menunggu itu di lihat oleh ibu pemilik kost Winda. Ia lalu memanggil Winda dan mengatakan bahwa
adiknya Johan juga mau ke Padang untuk membawa muatan yang akan di bongkar di Padang. Dengan
sedikit basa basi Winda berusaha menolak tawarannya itu, namun mengingat Winda harus pulang dan
bertemu suami dan anaknya, maka tawaran itu Winda terima. Yah, lalu Winda naik truknya itu menuju
Padang.

Selama perjalanan Winda berusaha untuk bersikap sopan dan akrab dengan lelaki adik pemilik kostnya
itu yang akhirnya Winda ketahui bernama Johan. Usianya saat itu sekitar 45 tahun. Lalu mereka terlibat
obrolan yang mulai akrab, saling bercerita mulai dari pekerjaan Winda juga pekerjaan Johan sebagai
seorang sopir truk antar daerah. Iapun bercerita tentang pengalamannya mengunjungi berbagai daerah
di pulau Sumatera dan Jawa. Winda mendengarkannya dengan baik. Dia bercerita tentang suka duka
sebagai sopir, juga tentang stigma orang-orang tentang sifat sopir yang sering beristri di setiap daerah.
Windapun memberikan tanggapan seadanya, dapat dimaklumi karena Winda yang di besarkan dalam
keluarga pegawai negeri tidak begitu tahu kehidupan sopir. Windapun bercerita juga tentang
pekerjaannya di bidang perbankan dan suka dukanya. Iapun sempat memuji Winda yang mau di
tempatkan di luar daerah, dan rela meninggalkan keluarga di kota Padang. Ya Winda tentunya
memberikan alasan yang bisa diterima dan masuk akal. Winda juga memujinya tentang ketekunannya
berkerja mencari sesuap nasi dan tidak mau menggantungkan hidup kepada keluarga kakaknya yang
juga termasuk berada. Iapun berkata bahwa truk yang ia sopiri itu milik kakaknya itu, setelah ia dan
suaminya pensiun dari guru. Sedangkan anak-anak kakaknya itu sudah bekeluarga semua, juga bekerja
di beberapa kota di Sumatera juga Jakarta.

Selama perjalanan itu mereka semakin akrab. Winda sempat bertanya tentang keluarga Johan. Ia
tampak sedih, menurutnya sang istri minta cerai dengan membawa serta 2 orang anaknya .Istrinya
meminta cerai karena ada hasutan dari keluarganya bahwa seorang sopir suka menelantarkan keluarga.
dan Johan memberi tahu dirinya sebab musabab ia bercerai dengan lengkap. Padahal bagi Winda saat
itu, hal itu tidaklah begitu penting, namun sebagai lawan bicara yang baik selama di perjalanan lebih
baik mendengarkan saja. Hingga akhirnya Winda sampai di dekat rumahnya di Padang.
Winda di jemput suaminya di perempatan jalan by pass itu, Winda sempat mengenalkan Johan pada
suami dan suaminya, dan mengucapkan terima kasih atas bantuannya. Tak lupa Winda menawarkan
singgah untuk makan kerumahnya, namun Johan dengan sopan menolaknya dengan alasan barang
muatan truknya harus di bongkar secepatnya. Dan mereka pun berpisah di perempatan by pass itu.
Semenjak Winda mengenal Johan, Winda akhirnya sering menumpang truknya ke Padang. Winda jadi
tidak kuatir lagi jika tidak ada bis umum yang akan ke membawanya ke Padang.

Sejauh itu, keakraban Winda dan Johan, mereka masih dalam batas – batas yang di tentukan norma
masyarakat Minang. Ya kadang dalam perjalanan jika perut lapar, mereka singgah untuk makan dan
Winda selalu berusaha untuk membayar, sebab sebagai seorang wanita selalu ada perasaan tidak enak,
jika semuanya menjadi tanggungannya. Winda tidak mau terlalu banyak berhutang budi pada orang.
Itulah prinsip yang dianutnya dari kecil. Masa selama ke Padang udah gratis ,makan gratis pula??
Kejadian pulang ke Padang seolah telah biasa bagi Winda bersama Johan. Kadang dia tidak ke Padang,
hanya ke Bukittinggi, Winda juga ikut menumpang, lalu dari Bukittinggi Winda naik travel atau bis.
Winda pun akhirnya telah menganggap Johan seperti kakaknya sendiri. Itu karena ia sering memberinya
petuah tentang hidup, misalnya harus banyak sabar jika jadi istri, juga sikapku yang baik dimata ibu kost
kakaknya itu. Terkadang Winda sering membawakan oleh-oleh untukt ibu kostnya jika pulang, terkadang
Winda menyisihkan buat Johan, ya meski harganya tidak seberapa namun ia amat senang.

Selama 2 bulan itu Winda selalu bersama Johan jika ke Padang. Mulailah Johan bersikap aneh. Kini dia
jadi sering bicara jorok dan tabu. Juga ia mulai berani bertanya tentang gimana Winda berhubungan
dengan suami, berapa lama suaminya bisa bertahan dan berapa kali Winda berhubungan selama
seminggu.Pertanyaan-pertanyaannya ini tentu saja membuatnya merasa risih dan tidak enak hati.
Winda kadang berusaha untuk pura-tidur tidur jika ia mulai berbicara tentang hal-hal yang tidak pantas
itu. Meskipun ia mulai aneh dan bicara tentang hal-hal yang cabul itu. Winda bersyukur hingga saat ini
Johan tidak macam macam kepadanya. Winda menyadari mungkin Johan sedang stress akibat hidupnya
yang sendiri itu, namun Winda tidak menanggapinya, dan seperti angin lalu saja. Hingga sampailah saat
Winda pulang dengannya untuk kesekian kali, ia berusaha memegang jemari tangannya. Winda tentu
saja kaget dan cemas, sekaligus takut. Winda langsung menarik tangannya dari genggaman Johan. “Da
jaan da, Winda alah balaki dan punyo anak ketek, apo uda ndak ibo membuek Winda kecewa (bang
jangan bang,,,, Winda punya suami dan anak yang masih kecil,,apa abang tega membuat Winda
kecewa)?” ucap Winda. Winda juga mengancam akan mengadukan perlakuannya itu kepada kakaknya.
Johanpun lantas melepaskan tangannya yang akan kembali meraih jemarinya. Winda juga berkatag
padanya. “Cukuik sampai disiko sajo da, Winda indak ka manumpang oto uda lai ( Winda tidak akan
menumpang truk abang lagi)”. Hingga Winda sampai di Padang Winda hanya berucap terima kasih lalu
diam. Winda masih kesal. Diapun sepertinya agak takut.

Namun Winda tidak tahu apa yang membuatnya jadi seperti tadi. Hampir selama sebulan ini Winda tidak
melihat Johan di rumah kakaknya, namun truknya masih nongkrong di halaman samping rumah induk
itu. Selama itu Winda pulang naik bis yang kadang transit di Bukittinggi. Winda tidak tahu kemana ia
pergi, namun Winda menanyakan pada ibu kosnya, dan Winda di beri tahu bahwa Johan sedang
mengunjungi mantan istrinya untuk menjenguk anaknya. Windapun larut dengan rutinitasnya seperti
biasa. Namun hatinya yang tadinya kesal, dongkol dan marah kepada Johan tanpa sadari Winda
perasaannya mulai berubah. Tiba – tiba saja Winda malah sangat ingin bertemu dan ingin numpang
pulang dengan truknya. Ya, Winda seakan rindu berat. Hari jumat sore itu dengan masih mengenakan
pakaian kerja dan penutup kepala, Windapun mau saja diajak pulang bareng dengan Johan yang
mengantarkan muatan truknya ke Padang. Mereka berangkat jam setengah lima. Lalu dalam perjalanan
lelaki berbadan tegap tersebut kembali bicara itu, tentangg hubungan laki-laki dan perempuan serta
sifat perempuan yang memiliki libido tersembunyi. Juga kekuatannya berhubungan badan dengan lawan
jenis. Winda malah mendengar dengan seksama dan sesekali memberi komentar. Mungkin saja karena
lama tidak tersalur atau laki – laki itu punya kemampuan lebih dalam hubungan badan, juga mungkin
bantuan obat pemanbah perkasaant pria, komentar Winda.

Sepertinya wanita muda tersebut tidak peduli lagi akan omongan joroknya Johan. Hingga senja. Sekitar
jam 7 lewat mereka turun mampir di rumah makan di pinggiran jalan di Bukittinggi untuk beristirahat
sejenak sambil mengisi perut. Anehnya saat itu Winda membiarkan saja saat tangannya di gandeng oleh
Johan. Mereka makan dengan lahapnya. Dan setelah makan mereka berkemas dan berangkat untuk
melanjutkan perjalanan menuju Padang Mobil mulai jalan meninggalkan rumah makan. Pas melalui
daerah Bukit Ambacang daerah yang dulunya tempat pacuan kuda itu mungkin karena perut udah
kenyang, dan dinginnya udara malam yang berembus dari celah kaca mobil, Winda jadi mengantuk.
Winda menyandarkan kepalanya ke kaca jendela mobil, tetapi karena jalan yang tidak rata, kepala
Winda sering terantuk. Lalu Johan menawarkan, supaya Winda tidak terantuk kaca agar Winda
mendekat kearahnya, dan bersandar di bahunya. ”Win…daripado adiek ndak bisa lalok, labiah elok cubo
sanda an kapalo di bahu uda (Winda daripada ga bisa tidur , lebih baik rebahkan kepalamu di bahu
abang)” kata Johan. ”Ndak usahlah da, kan uda sadang manyopir, beko malah mambuek uda ndak bisa
manyopir elok – elok, apolagi iko kan lah malam (nggak usahlah bang,,kan abang sedang nyetir, nanti
malah bikin abang tidak bisa nyetir dengan baik.apalagi ini malam bang)” kata Winda menolak dengan
halus dan tidak mau mendekat padahal saat itu Winda telah ngantuk berat.

Dengan sebelah tangannya Johan meraih tangan wanita muda itu dan menariknya agar mendekat, dan
makin mendekat hingga duduk mereka menjadi menempel bersisian dan hanya di batasi handel
persneling mobil. Winda akhirnya menurut dan merebahkan kepalanya di bahunya lelaki tersebut.
Winda terlelap sesaat. Padahal hati kecil Winda saat itu berbisik bahwa itu salah besar, dan Winda
mengetahui itu amat sangat tidak boleh. Namun Winda juga merasakan dorongan yang jauh lebih besar
untuk membiarkan itu terjadi. Saat terpejam dan dalam keadaan setengah tertidur itu tanpa Winda
menyadari, tiba – tiba sebuah kecupan menerpa pipi dan bibirnyanya. Wanita muda itu kaget dan
langsung bereaksi. Langsung ia menolakkan muka Johan dengan tangannya. Johan pun menghentikan
kecupannya meskipun tangan kirinya masih merangkul bahu Winda agar tetap rapat menempel pada
dirinya. Winda berusaha melepaskan tangan Johan pada bahu kirinya dan mengingatkan agar ia
konsentrasi ke jalan. ”Da sadarlah da, iko kan di jalan raya bisa cilako beko, caliak tu mobil lain kancang –
kancang (Bang sadar bang ini jalan raya bisa kecelakaan, mobil lain pada ngebut tuh)” kata Winda
mengingatkan. Johan pun menurut dan kembali berkosentrasi mengemudikan truknya.. Tak lama
kemudian saat truknya berjalan perlahan karena macet di daerah Padangpanjang, saat Winda yang
masih merebahkan kepalanya pada bahu Johan, terkejut karena tiba – tiba saja karena bibir berkumis
Johan menghampiri bibir tipisnya dan mengecupnya sekilas. Winda langsung terbangun dan duduk
kembali menjauh dari bahunya.

Perasaannya sangat dongkol tidak bisa berkata – kata apalagi berbuat kasar ” Eh da Johan ko ndak
mangarati juo, Winda mintak jaan di ulangi, badoso da, apo kato urang beko kalau mancaliak tadi (Eh
bang Johan ini tidak juga ngerti, Winda mohon jgn di ulang lagi ini, dosa bang apa nanti kata org jika lihat
kita saat itu tadi)?”. Namun, Johan sang sopir dia tetap santai-santai saja, seakan – akan Winda
mengizinkan Johan berlaku demikian ” Abihnyo Winda mambuek uda galigaman (habis Winda bikin
abang gemas)” jawabnya sambil meminta maaf. Kembali wanita muda tersebut diam membisu selama
perjalanan, tidak menggubris apapun yang Johan katakanKembali tangan kiri Johan meraih bahu Winda
untuk mrengkuhnya agar kembali rebah pada bahunya. Selama perjalanan itu Johan tidak lagi menciumi
Winda, hanya meremas remas jari lentiknya dan mengecupi kepalanya yang masih mengenakan
penutup kepala. Rasa hangat dan nyaman menghampiri perasaan Winda saat itu. Hingga… Saat truk
mereka memasuki wilayah jalan by pass yang gelap itu dekat simpang bandara yang baru sekarang ini,
lelaki itu melambatkan laju truknya dan kembali menciumi dan melumat bibir wanita muda itu. Hanya
saja herannya Winda malah membiarkannya saja. Jujur diakuinya ada desir – desir gairahnya yang mulai
bangkit. Lalu Johan menghentikan truknya di tengah jalan dan kembali… menciumi, melumat bibir
sebelah bawah milik Winda kembali dengan lebih bergairah. Tangan kanannya mulai naik meraba
menemukan bukit padat yang membusung terbungkus di dada wanita muda tersebut. Meremasnya
perlahan. Winda diam, matanya terpejam dan menikmati betapa gairahnya yang telah terbit kembali
meluap. Dalam keasyikan mereka tersebut. Tiba – tiba… Ada cahaya dari lampu mobil dari arah
berlawanan menyorot kepada mereka. Dan langsung Johan menghentikan aksinya, lalu kembali pada
posisinya menjalankan mobil tersebut hingga rumah wanita muda tersebut.

Sesampainya di rumah, Winda masih saja terbayang akan perlakuan Johan pada dirinya. Untunglah saat
itu suaminya sedang berada di Jakarta dan takkan mengetahui perubahan sikapnya tersebut. Hingga
pada waktu tidur pada malam itu Winda bermimpi melakukan hal yang sama hingga ia disetubuhi oleh
Johan. Dalam mimpinya ia merasa amat puas, puas yang berbeda sekali saat ia melakukan dengan
suaminya. Kembali kini Winda ke Pasaman, dan bekerja seperti biasanya. Telah 3 minggu ini ia tak
bertemu Johan. Kata kakaknya Johan sedang ada muatan ke Pematang Siantar. Winda sangat berharap
untuk bertemu. Dirinya dilanda rindu yang sangat merajam perasaannya. Winda seolah – olah menjadi
seorang remaja putri yang amat rindu pada kekasih saat itu. Membuat pikirannya hanya tertuju pada
Johan seorang. Beberapa minggu kemudian mereka bertemu dan kembali berangkat bersama saat
Winda hendak pulang ke Padang. Saat di perjalanan Johan minta Winda untuk melepas kacamata
Winda. Winda heran kenapa dia meminta Winda melepaskan kacamata? ”Uda taragak mancaliak mato
diek Win indak mamakai kacomato (Abang ingin melihat mata Dik Win tidak mengenakan kaca mata).”
kata Johan. Windapun menurut lantas melepas dan menyimpannya dalam kotak dan kemudian
memasukan dalam tas miliknya.

Sepanjang perjalanan itu Winda tidak mengenakan kacamata. Kembali tangan kiri Johan merengkuh
bahu Winda, menariknya agar duduk berdekatan. Winda yang tidak ngantuk bergeser mendekati dan
karena merasa tidak enak dengan hawa kaki lelaki itu dari bawah dashbord dekat stirnya itu kemudian
menegakkan kepalanya dan tidak rebah dibahu Johan. Dan kembali dalam perjalanan menuju
Padangpanjang Johan meminta Winda melepas penutup kepalanya ” Win uda taragak mancaliak
rambuik Winda, salamo iko uda alun pernah mancaliaknyo, sabanta sajonyo, kan hanyo diateh oto iko,
ndak ado do nan ka maliek (Win..abang ingin melihat rambut Winda…selama ini abang belum pernah
lihat.sebentar aja Win, kan hanya di atas truk ini, tidak ada yang akan lihat)” katanya. Dengan alasannya
ia sudah sangat lama ingin melihat rambutku. ”Jaan daa, Winda alah barumahtanggo.. punyo anak..
Winda taragak manjadi ibu jo istri nan elok.., sabab uda beko bisa barubah pangana.., Winda kuatie da
(jangan lah bang,Winda sudah berkeluarga,juga punya anak, jadi Winda ingin, jadi ibu dan istri yang baik,
sebab jika Win buka kerudung, nanti,abang bisa berubah pikiran, Winda kuatir bang)”. Winda merasa
keberatan, sebab merasa amat telanjang jika kerudungnya lepas. ”Alaa, Diek Winda jaan takuik ka uda,
uda kan indak jaek, apolagi uda sayang bana ka Winda, walaupun alah punyo laki jo anak (Ala..Dik Winda
jangan takut ama abang, abang kan bukan orang jahat, apalagi abang amat sayang pada Winda,meski
abang tau Winda sudah punya suami dan anak)” kata Namun Johan menyakinkan. Winda bahwa ini
hanya sebentar. Lalu Windapun meluluskan permintaannya. Penutup kepalanya dilepas dan di taruh, di
pangkuannya sendiri.

Tangan kiri Johan naik dan membelai rambut Winda, dari atas lalu turun ke tengkuknya yang di tumbuhi
rambut halus. ”Uda suko mancaliak bulu roma di kuduak diek Win (abang suka melihat rambut halus di
tengkuk dik Win) ” ujar Johan. ”Harum bana (sangat wangi)” lanjut lelaki tersebut seraya menarik leher
wanita muda itu mendekat kearah wajahnya. Dan mencium tengkuk berbulu halus itu. Winda merasa
geli dan merinding, sebab gairahnya mulai terpicu. Lalu ia merebahkan kepala Winda di bahunya di
sepanjang jalan yang macet, pada penurunan Lembah Anai tersebut. Sesekali ia meraba pipi wanita
muda tersebut ”Pipi diek Win aluih jo barasiah (Pipi dik Win halus dan bersih)” tambah Johan. Winda
diam saja. ”Biasalah laki – laki, suka menyanjung. Seperti biasa dilakukan suamiku sebelum menciumi
aku” batin Winda. Winda pun lalu berusaha memicingkan matanya.

Namun saat laju mobilnya terhenti karena macet Johan mencoba menciumi pipi kirinya terus turun
hingga menemukan bibir tipis yang tersaput merah dan mengecupnya sesaat. Winda berusaha
mengatupkan bibirnya namun tangan kanan Johan berusaha masuk kedalam kaos panjang lengan putih
bergaris pakaian atasnya itu melalui bawah kaos. Tangan lelaki itu menyentuh pembungkus dadanya
yang membusung. Winda memejamkan matanya ”Uhhh…’desah wanita muda itu perlahan. Sehingga
Winda tidak dapat berbuat apa apa selain hanya menikmati dan larut karena tangan kanannya saat itu
masih memegang penutup kapalanya di pangkuan. Beberapa saat kemudian Johan menarik tangannya
dan kembali melajukan truknya menuju arah Sicincin saat macet telah berakhir. Saat di jalan Sicincin itu
mobil saat itu berjalan perlahan karena macet, meski tangan kirinya di stir Johan dengan tangan
kanannya merengkuh wajah Winda, dan tiba – tiba saja bibir wanita muda tersebut di lumatnya. Winda
langsung saja terpana dan kaget, mukanya memerah. Namun Winda tidak bisa marah karena rasa
nikmat yang mulai timbul.

Akhirnya Johan melepaskan bibir merah milik Winda. Namun tangan kiri Johan kini meremas jari
lentiknya. Sehabis jari wanita muda itu di remasnya, tangannya mulai merayap masuk ke dalam melalui
belahan atas kaos kaos panjang lengan yang bergaris putih yang saat itu ia kenakan berpadu dengan
celana panjang. Winda sadar dan menahan laju tangan tersebut dengan tangan kirinya. Saat itu baru
bagian perutnya yang tersentuh oleh tangan Johan. Terasa hangat dan kasar. Tangan Johan lalu keluar
dan dia kembali asyik dengan stir. Saat memasuki jalan by pass… Jalanan gelap sekali hanya beberapa
tempat saja yang di terangi lampu jalan, Johan menepi dan menghentikan truknya di pinggir jalan. ”Ko
baranti da (kenapa berhenti bang)?” tanya Winda bingung. Johan diam saja tak menjawab, dan kembali
merengkuh bahu wanita muda tersebut. Menariknya mendekat kearahnya. Dan diatas mitsubishi colt
berwarna kuning tersebut bibir Winda kembali dikecupnya. Tidak saja di kecupnya, kuluman dan
lumatan juga dilakukan Johan pada bibir lembut wanita cantik tersebut. Mengelitiki setiap ujung bibir
tipis tersebut dengan tekun.

Sedikit demi sedikit gairah dalam tubuh wanita muda tersebut bangkit. Winda membalas setiap lumatan
bibir Johan, membuka mulutnya memberikan keleluasaan pada lidah Johan untuk menikmati kebasahan
di dalamnya. Lidah mereka saling berpilin, membelit di dalam. Tangan kanan Johan merayap masuk
kedalam kaos panjangnya melalui bagian bawahnya, bergerak naik keatas menemukan bukit
membusung padat di sebelah kanan lalun meremas dan memijit bukit padat milik Winda tersebut dari
luar bahan pembungkusnya. Wanita muda tersebut seolah tak mampu menolaknya. Winda berusaha
melepaskan tangan Johan, namun keinginannya di kalahkan oleh hasratnya yang telah terpicu.
Dirasakannya begitu hangat dan cekatan tangan lelaki itu mengirimkan berjuta-juta sengatan birahi
disana. Tubuh indahnya mulai menggeliat – geliat dalam dekapan Johan di dera nikmat pada sekujur
pori – porinya. Selang sekitar 25 menit kemudian Johan menghentikan perbuatannya. ”Indak usahlah
disiko, daerah iko agak angek, acok tajadi parampehan (Jangan disini, daerahnya rawan sering terjadi
perampasan)” ujarnya kuatir kemudian.

Winda diam, membenahi pakaiannya mulai dari kaos dan penutup kepalanya, juga membenahi
napasnya yang sempat memburu disertai gairahnya yang sempat meninggi. Lagi pula persimpangan arah
ke rumahnya telah dekat. Mobil Mitsubishi kuning itu pun kembali bergerak. Winda terdiam selama
perjalanan menuju persimpangan rumahnya. Ada penyesalan dalam dirinya saat itu bisa terlibat sejauh
itu, namun seakan terhapuskan rasa yang timbul akibat perlakuan lelaki tersebut pada dirinya. Begitu
sesampainya Winda di rumahnya sekitar pukul setengah sepuluh malam itu Winda langsung mandi.
Ternyata suaminya masih berada di kampus. Malam itu Winda sempat bersetubuh dengan suaminya
Winda heran malam itu ia kurang bergairah seolah hanya terpaksa menjalankan kewajiban saja. ”Alah
lamo awak indak bahubuangan diak (sudah lama kita tidak berhubungan dik)” kata suaminya.

Winda merasa berhutang pada suaminya karena memang dalam minggu ini mereka belum pernah
berhubungan badan. Dengan enggan Windapun menuruti keinginan suaminya. Di ranjang mereka
malam itu ditengah kesibukan suaminya mengayuh biduk asmara mereka, tiba-tiba datang sekelebat
bayangan berupa sosok Johan .Langsung gairah dan nafsunya mereda. Winda langsung kehilangan
gairah di tengah pergumulan mereka, namun demi menjalankan tugasnya sebagai istri, maka Winda
berpura-pura menikmati hubungan itu hingga selesai. Aktifitas Winda kembali seperti biasa hingga ia
kembali ke Pasaman, daerah tempat bekerjanya. Dan bekerja seperti biasanya. Hari itu hari Selasa. Saat
ia pulang ke kost-anya. Didapatinya rumah dalam keadaan kosong. Rupanya sang ibu kost beserta
suaminya berangkat ke Palembang mengunjungi salah seorang anaknya di sana. Dan praktis hanya
Winda yang berada di rumah itu. Johan dan juga tak kelihatan. Besoknya pada hari rabu Johan muncul
namun tidak dengan truknya. ”Oto sadang di pelo-an di bengke (truk sedang diperbaiki di bengkel) ”
ujarnya Johan menerangkan pada Winda saat menanyakan truknya.
Malam itu Johan mengajak Winda. ”Win ..alah makan Win (Win udah makan Win)?”tanya Johan. ”Alun
lai da (Belum bang)” sahut Winda. ”Kalua awak makan lah, ado tampek nan rancak untuk makan
daerahnyo dingin jo tanang (Ayo kita makan keluar, ada tempat makan yang bagus, daerahnya dingin
dan sepi) terang Johan mengajak wanita muda tersebut. ”Ndak baa do da (Boleh bang)” sahut Winda.
“Tapi jan lamo – lamo yo da (Tapi ga lama kan bang)?” sambung Winda kembali. Lalu Windapun masuk
ke kamarnya dan berganti pakaian. Mengenakan kaos panjang lengan berwarna merah muda dan jaket
serta bawahan celana panjang berbahan katun hitam kemudian berangkat bersamanya. Kebetulan ada
mobil kakaknya yang ditinggal.

Sebuah toyota starlet berwarna merah. Mereka berangkat sekitar jam 7 malam itu. Tempat yang mereka
tuju terletak agak jauh arah ke Medan tetapi masih di wilayah Lubuk Sikaping sekitar 1 jam perjalanan
dari ibukota kabupaten tempat tinggalnya. Saat itu Johan mengenakan kaos oblongnya dan jeans biru
Mereka makan di sebuah warung makan yang terbuat dari anyaman bambu menyerupai saung yang
dinding setinggi tertutup setinggi bahu orang dewasa. Mereka makan ikan bakar dan duduk secara
lesehan. Winda berada pada sisi kanannya Johan. Memang tempatnya amat romantis, apalagi saung itu
lampunya redup dan bunyi jangkrik, meningkahi suasana makan mereka. Mereka makan, berbincang,
bercanda dan sesekali saling menyuapi. Setelah makan mereka duduk bersantai. Mereka mulai saling
berciuman, saling berpelukan erat. Winda terlena oleh suasana. Winda rebah di pangkuan pada paha
kirinya Johan. Winda memegang lengan Johan. Wajah mereka saling tatap dalam senyuman. Perlahan
Johan membelai wajah wanita muda tersebut. Merabai kehalusan kulitnya. Wajahnya menunduk turun
mendekati wajah Winda. Winda merasakan jantungnya berdegup kencang Johan mengecup kepala
Winda yang masih tertutup, turun kekeningnya terus ke pipi yang licin dan bergerak naik menjumpai
sepasang bibir lembut yang memerah. Di kecupnya perlahan. Winda memejamkan matanya saat bibir
berkumis lelaki itu mulai melumat bibir tipisnya.

Awalnya Winda hanya diam namun akhirnya Winda mulai menerima dan bereaksi dan ikut arus
lumatannya. Ada hawa kuat yang menggiringnya untuk mengikuti alunan gairah yang diberikan Johan.
Lidah mereka telah saling belit dalam kebasahan mulut Winda. Sedangkan tangan kiri Johan telah mulai
merayap. Awalnya mengelus leher bagian dalam terus turun masuknya lewat lobang krah ke arah dada
dan masuk kebalik bra dan meremasputing bukit padatnya yang membulat dengan perlahan. Rabaan
tangan kanan Johan merayap di sepanjang batang paha Winda mengelusnya bergantian paha kiri dan
kanan tak terlewatkan meski kedua kaki Winda tetap rapat. Menurun pada bagian dalamnya dan
mengelusnya dengan lembut.

Lecutan gairah segera meletup dalam diri Winda. Napasnya mulai memburu, tersengal -sengal. Kurang
lebih 1 jam kemudian baru mereka pulang ke rumah. Saat di mobil kejadian itu terjadi lagi pada
perjalanan pulang sekitar 5 menit. Mobil starlet merah itu sengaja di hentikan Johan. Didalam mobil itu
masih di kursi depan Johan kembali meraba dengan tangan kirinya. wajah dan terus ke dada Winda yang
saat itu masih terbungkus kaos panjangnya. Johan pun melumat bibir tipisnya. Winda hanya bisa diam
meski lidah Johan dengan leluasa telah mengait – ngait lidahnya dalam mulutnya… agak lama…. sebelah
tangan Johan lalu berusaha masuk kedalam celana panjang katun yang Winda kenakan, tangan kiri itu
menyelinap masuk dan mulai menyentuh bagian kewanitaannya diluar pakaian dalamnya Winda seperti
tersengat… geli. namun Winda menariknya kembali tangan tersebut beraksi beberapa saat. ”Jaan lah
da… ,Winda alah punyo laki jo anak (jangan bang Winda udah mempunyai suami dan anak)” ujar Winda
lirih. ”Winda malu…”tambah Winda mencoba menahan keinginan Johan saat itu disela –sela napsunya
yang telah bangkit hampir membakar dirinya. Johanpun menurut dan kembali menghidupkan mesin
mobil berangkat menuju rumah. Dan begitu sampai mereka langsung masuk rumah. Winda masuk
kerumah pavilunnya dan terus masuk ke dalam kamar. Sedangkan Johan pergi lagi, ada urusan katanya.

Padahal saat itu Winda sudah sangat terangsang, batinnya menuntut pelepasan dan kalaupun dia
datang menemuinya kembali untuk menuntaskan apa yang mereka telah mulai… Winda pun takkan
kuasa menolak rasanya. Tetapi tampaknya Johan memang tengah berusaha memancingnya. Paginya
Windapun kembali menjalankan aktifitasnya di kantor seperti biasanya Malamnya, malam Jumat itu
mereka kembali makan malam bersama diluar namun tidak di tempat kemaren malam itu. Denag arah
yang sama ke arah Medan, tapi berbelok kekanan. Suasana tempatnya seperti umumnya restoran, ada
beberapa orang singgah untuk makan. Tempatnya juga tidak begitu ramai. Winda maklum Johan
mengajaknya ke luar dari kota itu agar mereka tidak di pergoki oleh temannya ataupun teman
sekantornya Winda. mereka hanya makan saja, kemesraan mereka tidak seperti kemaren malam.
Malam ini mereka hanya saling berpegangan tangan saja. Dan setelah itu mereka langsung pulang
Malam Jumat itu Winda telah jatuh dalam pelukan dan takluk pada keperkasaan Johan di atas ranjang.
Ya.., semalaman mereka berhubungan hingga pagi.

Pagi hari Johan bangun terlebih dahulu, meninggalkan Winda masih terlelap di ranjang yang telah acak-
acakan tersebut. Saat Winda bangun ada sedikit rasa sesal di hatinya, selangkangannya terasa sedikit
nyilu. Masih tertera dalam benaknya bagaimana perlakuan Johan pada setiap sudut tubuhnya, terutama
saat – saat penetrasi yang dramatis. Pagi Jumat itu Winda mandi sebersih – bersihnya, berusaha agar
jejak – jejak di tubuhnya hilang. Ya…, Winda kuatir jika jejak – jejak itu akan terlihat. Jejaknya mungkin
bisa hilang, tapi nikmatnya tidak akan pernah hilang, juga sprei tempat tidurnya direndamnya juga..
Winda masuk kantor pagi Jumat itu seperti biasanya. Dari kantor Winda menelepon ke Padang memberi
tahu suaminya bahwa ia tidak bisa pulang, ada urusan kantor yang harus di bereskan, demikian
alasannya. Winda berbohong, berusaha untuk mendapatkan tengat waktu yang cukup untuk
menghilangkan jejak memerah di tubuhnya dan mencari penyelamatan diri dari perselingkuhan yang
tidak dihendakinya itu Di kantor seperti biasa, Winda menyelesaikan dengan baik seluruh pekerjaannya
hingga sekitar jam setengah 5 sore Jumat itu. Segera ia pulang.

Sesampai di rumah wanita berkulit putih itu langsung menuju kamar mandi, mencuci pakaian dan sprei
yang telah ia rendam pagi itu. Dan setelahnya langsung mandi. Winda saat itu mengenakan kaos
bertangan panjang, dan celana panjang santai berwarna hijau muda berikut penutup kepala seperti
biasa, Terlihat segar dan cantik ia sore itu. Kembali di dalam rumah paviliunnya itu Winda berkutat di
dapur memasak untuk dirinya sendiri. Lalu membereskan kamarnya, merapikan semua yang
dianggapnya tidak pada tempatnya. Senja itu sekitar pukul 6 sore. Itu Johan datang. Tanpa bicara
sepatahpun langsung ia menuju rumah induk dan terdengar mandi. Mengenakan kemeja panjang,
sesaat kemudian Johan mendatangi wanita muda yang tengah duduk di ruang tamu pavilion kamarnya
itu. Sambil berdiri di pintu ia bertanya pada Winda “Winda , indak pulang ka Padang (Winda, pulang ke
Padang ‘gak)”?. “Ma bisa Winda pulang… (mana bisa Winda pulang)..“, sambil berdiri di pintu paviliun
Winda sewot menjawab. “Winda alun siap ka Padang, takuik pado kasalahan malam kapatang (Winda
belum siap ke Padang masih takut pada kesalahan yang terjadi malam kemaren)” tambah wanita
bertubuh sintal itu… “Di badan ko panuah jajak pa-buek-an uda.. (di tubuh ini penuh jejak perbuatan
abang)” “Apolai jikok uda Winda mintak jatah, bisa kiamat beko (apalagi jika suami Winda minta, jatah
bisa kiamat)” ujar wanita muda tersebut menerangkan. Johan hanya tersenyum dan duduk di sebelah
kanan Winda. Lalu ia berkata. “Uda ka pai ka Medan malam ‘ko (Abang mau pergi ke Medan malam
itu)”. “ Untuk 3 hari se nyo (untuk 3 hari)” tambahnya. Kemudian dia meraih jemari wanita muda
tersebut. “ Uda sayang bana ka Winda (abang sangat menyayangi Winda)” Winda diam saja, merasa
percuma untuk menolak karena sudah tidak ada lagi yang perlu ia pertahankan, sebab hubungan yang
tercipta diantara mereka sudah tak ada batas lagi sejak malam Jumat yang bergelora kemaren. Johan
berjalan menghampiri Winda yang duduk dengan tangan masih berada di pangkuannya, memandang
mata memandang kedepan, menerawangnya. Mengajaknya agar duduk di sebelah kirinya. Lebih dekat
pada sofa di ruangan itu. Kedua tangan Johan berada berada pada bahu kiri Winda, perlahan lelaki itu
mendekatkan wajahnya, dan mulai mengecup. Bibir berkumisnya berlabuh pada kening wanita
bertubuh sintal itu… Winda diam membiarkan saja, bibir berkumis tersebut meluncur turun di sepanjang
pipi halusnya sambil tak henti mengecup pipi sebelah kiri tersebut, dari dahinya menuju dagu yang
lancip, naik keatas menemukan kedua bibir lembut wanita muda dan langsung melumat Beberapa saat
Winda membiarkan dan menerima saja perlakuan Johan pada bibirnya itu. Lelaki gagah itu kini
menjulurkan lidahnya, menyelusuri permukaan lembut bibir Winda mili demi mili, mendesak kedua bibir
tersebut agar memberikan jalan, meyelusuri setiap permukaan gusi dengan lembut dan perlahan. Kedua
bibir wanita muda tersebut membuka dengan perlahan, iapun terus mengulum rongga mulutnya
beberapa saat hingga Winda tergerak membalasnya…, mulai menghisap.. dan kedua tangannya dengan
nakal menjamah dada Winda yang saat itu masih berpakaian lengkap.

Winda menengadahkan kepalanya menyambut dengan sukacita. Tubuhnya mulai bersandar ke bahu
lelaki tersebut. Winda mengikuti saja… tindakannya tubuhnya mengeliat-geliat dalam geli yang
memabukkan. Lalu diapun melepaskan pagutan pada bibirnya. Johan berdiri melangkah ke arah pintu,
menutupnya dan kembali kearah wanita muda tersebut. Ditariknya tangan kanan Winda untuk masuk
kamarnya. Dalam cahaya lampu yang terang Winda tak sedikitpun berusaha menolak. Merebahkan
Winda di ranjang biru muda dalam kamarnya, terlentang…, lalu melepaskan busana Winda termasuk
pakaian dalamnya yang berwarna putih, juga pakaian yang dikenakannya termasuk pakaian dalam biru
tuanya yang membungkus pertemuan pahanya. dengan cepat tergesa – gesa sekali.., melemparkan
semuanya di lantai. Winda hanya memandang dengan nafas yang mulai tak teratur. Ada ketakutan dan
keinginan kuat yang bercampur Winda tau Johan ingin melakukannya lagi seperti juga keinginannya
juga.

Masih terpatri kuat dalam benaknya kejadian malam sebelumnya yang sangat melenakannya…. Winda
terlentang pasrah, tubuh Johan mulai menindih, dan kedua kaki wanita muda itu di bukanya. Winda
yang tengah memeluk bahu lelaki itu, tak sadari saat ia telah memasukkan kejantanannya pada
kewanitaan Winda. Hanya rasa nyilu terbit dari pertemuan pahanya, tubuhnya terlonjak kekiri dan
kekanan. Lelaki itu bergerak perlahan, menghunjamkan pinggulnya pada pertemuan kedua paha Winda
yang kedua kakinya terbuka lebar.., dengan tempo yang teratur. Pinggul wanita muda itu menyentak
keatas, menyambutnya, menjemput hunjaman batang kokoh tersebut… hingga akhirnya Johan
menghunjam dengan kuat, mendesakkan kejantanannya se dalam-dalamnya, menggeram…, dan
mencapai klimaks. Melepaskan semuanya didalam tubuh wanita muda itu. Lalu tubuhnya jatuh masih
diatas tubuh wanita berkulit putih tersebut… Padahal Winda belum apa – apa.

Setelah ia sampai klimaks iapun berdiri mengenakan pakaiannya kembali, menjauh darinya masih dalam
kamar tersebut. “ Uda ka pai ka Medan, jadi tadi itu adolah raso nan ‘ndak uda sampaikan ka Winda
(Abang akan ke Medan jadi tadi itu adalah rasa yang ingin abang sampaikan pada Winda)”, ucap Johan. “
Uda minta maaf, uda tau Winda alun apo – apo, lain wakatu uda ‘ndak mamuehkan diek Winda (abang
minta maaf, abang tau Winda belum apa- apa, lain kali abang akan memuaskan dik Win)”, tambah lelaki
berkulit gelap tersebut. Winda merasa aneh, Johan malah minta maaf karena persetubuhan itu hanya
memuaskan satu pihak saja. Johan minta izin berangkat malam itu kira – kira jam 9 malam. Malam itu
Winda tinggal sendiri di kamarnya, ada rasa kecewa karena Winda merasa hanya jadi sarana
pelampiasan nafsu Johan saja. Dan Sabtu itu Winda tetap di rumah saja, karena Johan ke Medan selama
3 hari. Merapikan rumah, dan membereskan pakaian untuk bekerjanya Senin nanti. Jam 10 pagi
suaminya telpon. bahwa dia dan anaknya akan ke Bukittinggi hari Sabtu itu sekalian singgah di
tempatnya. Suaminya datang sekitar jam 3 sore dengan mobil mereka di tempatnya bersama anaknya
berikut mertua Winda. Seharian itu Winda asyik dengan anak dan suaminya… jalan – jalan di daerah itu.
Tak sedikitpun ada kesempatan atau waktu bagi wanita muda tersebut dan suaminya untuk dapat
sedikit bermesraan dan berhubungan layaknya suami istri. Minggu sore sekitar jam jam 5 sore suaminya
pulang ke Padang. Windapun kembali larut dengan rutinitasnya.. Saat itu Winda baru pulang dari kantor
sekitar jam 5 sore. Masih sendirian dia karena kakaknya Johan masih belum pulang Winda pun mandi
membersihkan badannya, karena capai seharian kerja.

Selasa malam itu Johan pulang. Dia pun langsung ke rumah dan mandi. Saat itu Winda mengenakan
kimono tidur berikut penutup kepala seperti biasa dan celana panjang bermotif bunga. Mengenakan
pakai celana pendek dan hanya kaos kutang Johan lalu menemui Winda di kamarnya dan minta Winda
menemaninya makan, di dalam rumah kakaknya sebab saat itu ia membawa oleh – oleh makanan yang
ia beli di jalan. Winda yang merasakan lapar akhirnya mau menemaninya makan senja itu. “ Win, uda
bali nasi jo gulai kambiang di tampek langganan, lamak mah, kawani uda makan yo (Win, abang, beli nasi
dengan gulai kambing di tempat langganan, ini enak Win, kawani abang makan ya)?”,kata Johan. Winda
menurut saja dan menyajikan makanan itu untuk mereka makan malam itu.

Setelah makan Winda merasakan makanan amat kentara ‘panas’nya ‘maklum gulai kambing’ pikirnya
tubuhnya memanas peluhnya keluar, hingga keningnya basah, Johan juga begitu. Setelah makan saat itu
mereka duduk berhadapan, masih di dalam rumah itu. Winda menceritakan tentang kedatangan
suaminya hari Sabtu itu kepada Johan. Johan hanya tersenyum simpul dan tidak sedikitpun merasa iri
atau cemburu mendengar penuturan wanita muda berkulit putih itu. Kemudian ia berdiri dan meraih
tangan kanan Winda dan menariknya kearah kamarnya. Winda agak keberatan, berusaha melepaskan
tangannya karena tak terbiasa… “ Ado apo kok Winda di bao ka siko da (ada apa kok Winda di bawa
kesini)?, tanya Winda jengah. “ Ado sasuatu untuak Winda (ada sesuatu buat Winda)” jawabnya… Winda
dengan sedikit menahan diri melangkah ke kamar yang terletak di sebelah kiri terpisah dari rumah induk
berlantai kayu itu dengan bergandengan tangan. Winda dimintanya duduk di tepian kasur spring bed
dalam kamar itu, kakinya menjuntai.
Winda duduk saja mengikuti permintaannya karena Johan memohon dengan amat sangat, tak terbersit
sedikitpun akan hal- hal yang dapat terjadi pada benak wanita cantik tersebut, menurut saja.
Springbednya 1 lapis saja sudah lusuh dan jarang dicuci sepertinya. Juga bau rokok dan minuman
terbersit pada hidung wanita bertubuh sintal itu. Winda memaklumi kamarnya yang agak jorok dan di
sana sini banyak puntung rokok dan botol – botol minuman.. Kemudian Johan memgeluarkan sesuatu
dari dalam laci meja di kamarnya berbentuk kotak berwarna hitam. Rupanya ia baru saja membeli
sebuah kalung berwarna seperti emas putih. Winda merasa tersanjung atas sikapnya itu dan merasa
terpuji.. “Iko hadiah (ini hadiah)” katanya. “ Uda mintak Winda mamakainyo kini juo (Abang minta
Winda mau memakainya sekarang juga)” pintanya. Winda berusaha menolak “Indak usahlah da…
malu…” katanya dengan tersipu-sipu. dan merasa tidak ingin memakainya namun Johan yang saat itu
berdiri di depannya terus memaksa.

Akhirnya dengan terpaksa, Winda membiarkan lelaki itu bergerak kebelakang untuk melepaskan kalung
itu yang tengah dipakainya. Winda menurut membiarkan, malah membantunya. Johan melepas penutup
kepala Winda yang kemudian di letakkannya dia atas ranjang, serta melepas kalung yang selama itu
membelit di lehernya. kemudian memberikan kalung yang selama ini Winda kenakan ketangan Winda,
dan memasangkannya kalung berwarna putih itu pada leher mulusnya dari arah belakang, dan mulai
saat itu Winda memakai kalung pemberian Johan. Setelah kalung putih tersebut terpakai, Johan mulai
menciumi dan mengelus tengkuk sebelah kanannya. Tangan satunya merangkul pinggang Winda dari
belakang. Winda merinding, kepalanya menunduk karena geli, Winda berusaha menolakkan kepala
Johan dengan tangan kanannya namun Johan terus saja menciumi tengkuknya, Winda kegelian… dan
Johan tak juga berhenti, sedangkan tangan kirinya sudah tidak berada di bahunya lagi, bergerak melalui
ketiak ke depan, pada bukit padat yang membusung di dada Winda. “Uhhh…..”Winda mengeluh
merasakan gairahnya kembali terbit, lalu jemari kedua tangannya, memilin bukit padat yang
membusung di dada Winda yang saat itu masih terbalut kimono dan pakaian dalamnya. Winda lalu
berusaha melepas tangan Johan yang berada di dadanya, namun tidak bisa karena tenaganya lelaki
tersebut kuat tak tergoyahkan…! Hingga kancing kimono itu akhirnya dilepaskan Johan. Winda diam saja
hingga pakaian tersebut jatuh ke lantai. Membaringkan tubuh sintal yang terbuka pada bagian depannya
hingga pinggang itu di atas ranjang. Hanya dua buah cup berwarna hijau muda polos, berukuran 34b
yang masih menutupi bukit padat yang membusung indah di dada pemiliknya. Perlahan Johan menciumi
belahan dada yamg memutih mulus itu, mata Winda memicing menikmati rasa geli yang timbul.
“Ahh……..”rintih wanita muda tersebut tak henti-hentinya. Hingga akhirnya penutup dada Winda lepas
dan membebaskan bukit padat di dada wanita muda itu bersentuhan dengan udara bebas. Johan
membalikkan tubuh Winda menyamping, hingga mereka berhadapan.

Tangannya meraih kebelakang, pengait penutup dada Winda dilepaskan berikut kimononya. Tak
sedikitpun wanita muda tersebut berusaha melarang atau menolak, karena dirinyapun telah tak punya
lagi yang harus dipertahankan. Saat itu pakaian atasnya sudah lepas, tubuh mulus memutih tersebut
telanjang hingga pinggang. Pikirannya kosong… Hanya tinggal celana panjang yang masih pada
tempatnya. Kembali Johan membalikkan tubuh mulus itu menelentang, mulai berusaha menarik celana
tersebut. Winda membiarkan saja menatap sendu pada wajah lelaki gagah tersebut. malah membantu
mempermudah dengan mengangkat pinggul hingga pakaian dalam yang berukuran medium dan
berwarna putih polos yang merupakan lembaran kain terakhirnyapun hingga meluncur turun pada
kedua tungkai mulusnya dan lepas dilantai. Winda telanjang dan terkulai pasrah didera nafsunya yang
mulai bergelora. Johanpun berdiri, melepas semua kain yang melekat di tubuhnya, dalam tatapan
pasrah Winda yang terlentang… telanjang. Lalu rebah di samping kiri nya. Winda pun mulai
menginginkannya, mungkin karena pengaruh makanan tadi membuat tubuhnya seakan amat panas
bergairah. Johan bergerak ia terus membelai dari dada hingga pusat kewanitaannya. Jari tangan
kanannya masuk ke dalam lepitan kewanitaan yang basah…,!!! dibantu oleh kedua kaki Winda yang
membuka memberikan jalan… Winda hanya bisa menatap mata Johan.., menggeliat bak cacing
kepanasan dan merintih… “Ohh………”. Lalu Johan berdiri dalam tatapan Winda pada punggungnya dia
dan mengambil sebuah botol berwarna hitam yang terletak di atas lemarinya. dan kembali duduk di
samping kiri wanita muda yang telah telanjang tersebut. Menuangkan isinya yang berwarna merah,
keatas perutnya hingga dada dan lehernya amat wangi. Lalu ia menjilat cairan itu yang sudah tumpah di
atas kulit perut dan noktah pusarnya hingga leher, ada rasa geli dingin dan gairah yang Winda rasakan
dalam sinar lampu kamar yang saat itu terang benderang. Ia menjilatnya hingga tandas, lalu kepala
Johan turun, meluncur kearah kewanitaannya, tubuhnya kembali berada di lantai, dengan kedua tangan
tak henti-hentinya menggeluti bukit padat pada dada wanita bertubuh sintal tersebut. Spontan kedua
kaki Winda membuka, dirinya terangsang hebat….. Saat dirinya yang diam menikmati, Johanpun
membuka kewanitaan Winda dengan jemari tangan kanannya, lalu menjilatnya dengan lidahnya yang
terasa kasar. Wanita bertubuh mulus itu hanya bisa menggeliat dan merintih-rintih.

Winda memiringkan tubuh karena nikmat dan geli yang dirasakan bersamaan. menarik kepala lelaki itu.
Dengan intens lidah Johan…. terus bermain di liang kewanitaan wanita bertubuh sintal tersebut,
memggelitiki bagian lembut yang memerah muda dan telah badah itu. Tampaknya ia amat ingin
menyempurnakan dan menuntaskan gairah yang makin membulak-bulak yang melanda tubuh sintal
itu.., beberapa saat kemudian Winda… orgasme…!!! Tubuhnya mengejang.., pinggulnya menelikung
keatas sambil merintih dengan keras. Saat itu Winda hanya bisa memicingkan mata… kejang,.. dan
merintih.. , semua cairan kewanitaan miliknya dihisap Johan…!!! Johan bangkit .lalu ia memandang
wanita sintal yang terbaring bersimbah keringat. Tangannya yang berbulu kekar membuka kedua kaki
Winda yang mulai merapat kembali, lalu meraih tangan kanan Winda dengan tangan kanannya, tiba-tiba
saja Winda merasakan.. menyentuh dan memegang.. sebuah tonggak yang kuat. Dirinya kaget, rupanya
Johan menarik tangan wanita muda itu agar memegang batang kejantanannya yang kokoh. Winda
takjub karena ukurannya yang luarbiasa.

Karena agak takut dilepaskannya kembali. Namun Johan dengan cepat menarik tangan wanita berkulit
putih itu agar kembali memegangnya. Winda menggenggamnya sambil memandang ke wajah lelaki yang
terbaring di sampingnya dengan rasa kuatir takut akan menyakitinya.., beberapa saat kemudian Winda
melepaskannya kembali… Lalu Johan merangkak di atas tubuhnya yang telah lemas dan telentang.
Kedua kaki wanita muda di di bukanya dan ia berjongkok memposisikan kejantanannya dengan tangan
kanannya tepat pada lepitan basahnya. Menggesek-gesekkannya seperti kebiasaannya, Windapun turut
bergerak, menggeser pinggulnya agar ujung membola batang kokoh itu tepat pada lepitan
kewanitaannya. Winda memicingkan mata yang ada hanya perasaan geli dan ingin cepat – cepat di
masuki saja… Lalu batang kaku itu masuk pelan pelan dengan lancar, awalnya geli, basah dan sebentuk
benda hidup masuk.., sudah tidak sakit lagi…!!! “Uhh….”rintih Winda. Tubuh Winda terlonjak saat
langsung mentok..! Kedua kakinya tetap terbuka. Kembali seluruh tubuh wanita itu di eksplorasi Johan
dengan tangannya hingga Winda merasa sangat amat bergairah.

Sedang kedua tangan wanita muda bertubuh sintal itu di bukanya dan jari merekapun saling
mengenggam .di samping bahu telanjang wanita muda itu. Lidahnya menggigit dan menjilati bukit padat
berikut puncaknya di dada wanita berkulit putih tersebut perlahan. Bergantian sebelah kiri dan kanan .
Lalu… lelaki itu bergerak menarik pinggulnya perlahan, sehingga lepitan kewanitan Winda seperti
tertarik keluar dan sebaliknya saat batang kokoh tersebut menusuk ke dalam. Kepala wanita muda
terlempar ke kiri dan ke kanan saking nikmatnya rasa yang menderanya. Pinggul padatnya bergerak
menyambut dengan memutar di bawah karena terangsang hebat aliran strum birahi dan sesekali
menyentak keatas ke bawah pada setiap hujamannya. “Ahh……..”klimaks kembali menghampiri wanita
muda tersebut. Ada rasa seperti tersengat listrik…, tubuhnya melengkung keatas dan kedua kakinya
menjepit pinggangnya di belakang. Seluruh tubuhnya mengeletar dengan pinggul yang bergerak liar.
Winda ingin ia berlama lama dan tak cepat klimaks. Kewanitaannya ber denyut-denyut seolah menjepit
merapat dengan kuat. Membuat Johan amat bernafsu sekali dan bergerak makin cepat.

Saat itu yang membuat Winda merasa takjup saat Johan memompa itu amatlah kuat, iramanya perlahan
dengan batang kejantanannya yang kokoh tak henti menghunjam dan hingga beberapa kali dan kira –
kira 15 menit kemudian itu Johan semakin cepat dan menumpahkan spermanya sambil menggeram Ada
rasa hangat tumpah dalam kewanitaannya.., di rahimnya. Johanpun mendiamkan kejantanannya di
dalam beberapa saat Lalu menggelosoh kesamping.. Kepuasan terpancar pada wajah wanita muda
tersebut. Semburat memerah terbit pada wajahnya. Berpelukan mereka terbaring dia tas ranjang yang
telah basah dan acak-acakan tersebut. Winda terpejam dan merasa hangat pada kewanitaannya. Winda
puas.

Kemudian Johan berdiri dan melangkah masuk kekamar mandi. Winda hanya memandang, terlentang
dan telanjang dengan kaki masih terbuka, yang ada dalam pikiran saat itu hanya rasa lepas, puas dan
tubuh capai, kehabisan tenaga dan daya. Rupanya ia baru saja mandi, saat Winda melihatnya keluar dari
kamar mandi dengan berlilitkan handuk pada pinggangnya. Johanpun lantas meminta Winda untuk
membersihkan diri di kamar mandi itu. Windapun menurut dan beranjak ke kamar mandi, telanjang…
Dalam kamar mandi itu Winda mengguyur tubuhnya dengan air dingin, segar sekali rasanya.

Sewaktu menyabuni tak sedikitpun terbayangkan perlakuan Johan sebelumnya pada bagian – bagian
tubuh mulusnya, yang penting tubuhnya bersih dan tidak ada keringat ataupun sisa bau tubuh Johan.
Lalu Winda melongok ke luar kamar mandi Winda meminta handuk untuk menutupi tubuh telanjangnya
yang telah segar. Johan mendekat memberikan handuk yang ia pakai, untuk menutupi dan
mengeringkan tubuh wanita muda yang basah setelah mandi. Winda melangkah keluar dari kamar
mandi dengan menakai handuk yang berwarna biru muda, agak kotor dan bau, mungkin jarang di cuci,
namun Winda tidak mempunyai pilihan. Di kamar Winda pun kembali mencari cari untuk mengenakan
pakaian dalamnya namun tidak ada dan Winda bertanya. Akhirnya carik segitiga itu dapat di temukan
Johan tergeletak di sudut ranjang-nya. Winda tidak sadar bahwa benda kecil itu tadinya terlempar oleh
perbuatan mereka berdua. Johan berdiri mendekati di depan Winda. Winda berusaha merebut kain
segitiga penutup pertemuan pahanya dari tangan Johan. Sambil bercanda Johan melemparkan benda itu
ke atas ranjang. Winda bergerak cepat meraihnya, hampir dapat namun tak di duganya handuk yang
melilit tubuh sintalnya terlepas dari tubuhnya. “Aw… ah.. ah.. uda (aw… ah.. ah.. abang)”, Winda
menjerit manja.

Winda kembali telanjang, berusaha menutup pertemuan pahanya dengan tangannya. Johan yang telah
mengenakan celana dalam itu kembali memeluknya. Winda langsung terjerembab jatuh ke atas ranjang
itu diikuti tubuh lelaki dan langsung ditindih oleh tubuh besarnya yang masih lembab sehabis mandi.
Johan berusaha menciumi bibir wanita menggairahkan tersebut. Winda yang gelagapan tak
menduganya menerima perlakuannya itu sehingga mereka saling kulum. Saat itu Winda pun tidak mau
kalah, membalas setiap hisapan lidah Johan Sementara kedua tangan berada di samping kepala Winda,
sedangkan naluriah tangan Winda mendekap bahunya. Di bawah, Winda hanya bisa membalas
perlakuan bibir dan lidah Johan, meskipun kedua kakinya telah membuka, menempatkan tubuh Johan
diantaranya. Tangan kirinya lalu meraih bukit padat membulat di dada Winda dan meremasnya, bibir
berkumis lelaki itupun ikut andil dengan memberi gigitan kecil pada bukit padat yang membusung pada
bagian kanan sehingga Winda mulai bernafsu lagi dan mengikuti tindakan Lelaki itu serta dan
membalasnya. Tangan kiri Johan lalu menyelusuri perut turun kearah bawah pusar menemukan
gundukan hangat kewanitaan Winda, dan jarinya masuk kedalam..!! Winda semakin tidak karuan, Winda
sudah mulai basah, gejolak tubuhnya sudah menegang, mendesah… Sementara tangannya masih
meremas kedua bukit membusung di dada Winda yang puncaknya semakin menjulang, tubuh Johan
turun, membuat rasa basahnya semakin menjadi – jadi saat kepala Johan ikut turun, menjilat seluruh isi
kewanitaannya.

Winda tentu saja menjepit kepalanya karena rasa geli.., gairah.., dan rasa yang seakan meledak di dalam
tubuhnya sementara kedua tangannya berada pada kepala lelaki tersebut, menarik dan menjambak
rambutnya..!! Winda mendengus, “Mnnnh ah mm ugh… mm”, Winda mulai merasakan ada aliran basah
mengalir dari dalam kewanitaannya. Kemudian Johan bangkit dan berdiri, memposisikan tubuhnya
sejajar diatas tubuh indah wanita muda tersebut. Tubuhmya telah telanjang juga . Rupanya saat
melakukan rangsangan pada Winda, Johan juga melucuti pakaian dalamnya sendiri. Dengan kedua
tangannya diraihnya kedua kaki wanita muda itu dan membukanya, sementara Winda hanya bisa
memegang dengan erat kain sprei… Johan mengarahkan batang kokoh kejantanannya, bersiap
memasuki tubuh wanita muda yang telah terkangkang pasrah itu.

Winda tak berani memandang ke bawah dan hanya menatap ke samping karena agak malu, kuatir dan
jengah… Perlahan Winda merasakan sebentuk batang yang kokoh tengah memasuki tubuhnya di bawah.
Wanita muda itu menggigit bibir bawahnya karena dirasakannya masih terasa seret dan nyilu. Tak dapat
lagi ia hentikan karena telah mulai masuk.., rasanya panas dan kaku..! Lelaki itu bergerak memajukan
pinggulnya, mendorong batang tegangnya hingga masuk semuanya.. “Ou… uhh..” erang Winda saat
batang tegang yang kaku itu amblas terbenam…, tubuhnya menggial… matanya memicing… dengan
tangan mencengkeram sprei. Winda tau keseluruhan batang tegang Johan telah terbenam amblas dalam
kewanitannya saat terasa selangkangan lelaki itu saat berbenturan dengan pertemuan kedua paha
Winda. Johan diam beberapa saat. Perlahan ditariknya kembali. Terasa lepitan kewanitannya tertarik
kembali. Saat Winda mulai merasakan nyaman pada kewanitaannya dengan batang tegang itu
didalamnya. Winda mendesah keras, “Ouhh……” Baru beberapa senti kira-kira seperempat bagian yang
keluar Johan mendorong pinggulnya lagi, sangat perlahan..! hingga mentok, rasanya hangat, masih ada
sedikit rasa tebal dan nyilu…!! Johan menarik kembali lagi beberapa saat hingga berulang- ulang,
Gerakan Johan semakin cepat, “Uu…auuu… ugh.. ugh…” Winda mendesah dengan cepat.

Meski tanpa ada gerakan berarti dari tubuh wanita muda bertubuh indah itu karena sudah merasa capai
dan otot pinggulnya serasa kaku, ia sangat menikmati persetubuhan ini. Winda menjadi agak malu
karena saat Johan bergerak memacu pinggulnya itu terdengar ada kecipak bunyi – bunyian pada
pertemuan kedua selangkangan mereka yang telah basah oleh keringat. Hingga sekarang Winda masih
merasa malu pada dirinya sendiri apabila mengingat itu. Beberapa saat kemudian Winda mengerang
keras dengan serak, matanya terpejam dan meledak…, tubuhnya menegang kejang.., melentingkan
punggungnya keatas bak ulat tertusuk duri, menjepit ketat pinggul Johan dengan kedua kakinya yang
saling berkait di belakang Bagian dalam kewanitannya kembali berkedut-kedut. Jiwanya serasa ringan,
terbang melayang… lalu terkulai.. capai.. “Oh… ahhhhhh… addduhh… ‘duhh” Johan masih terus
bergerak, menghujamkan batang tegangnya pada kelembutan basah kewanitaan Winda tak berhenti…
malah semakin cepat..!!! Winda sudah sangat lemah saat itu, hanya terlentang, terkangkang pasrah.
Kedua tangannya tergolek tidak berdaya memegang apapun. Hanya suara kecipak pertemuan kelamin
mereka saja dan nafas Johan yang memburu riuh terdengar dalam ruangan itu.

Tidak lama kemudian Johan dengan cepat menyusul. Seraya menggeram ia menyentakan pinggulnya ke
bawah dengan kuat membuat pinggul wanita muda itu terbenam dalam kelembutan ranjang,
menyemburkan cairan kental yang hangat miliknya di dalam kewanitaan Winda. Dan iapun rebah lagi
diatas tubuh wanita bertubuh sintal itu beberapa saat, lalu menggelosoh ke samping Winda.. Jam 2
malam itu juga Winda meminta di antar kembali ke kamarnya namun Johan memaksanya tidur di situ.
“Da… Winda.. ka kamar malam iko yo (bang Winda..kekamar malam ini ya..), “Beko Uni uda pulang baa
pulo? Bisa gawat da (nanti kakak abang pulang gimana? bisa gawat bang..)”.kata Winda tetap ngotot.
Winda takut jika tiba-tiba kakaknya pulang sedangkan Winda berada di dalam kamar adiknya. “ Kan
Winda masiah latiah, disiko sajo lah. Uni pulangnyo indak mungkin malam ‘ko (kan Winda masih letih,
disini sajalah, kakakku pulangnya ‘gak mungkin malam ini koq)”, sahut Johan. “Winda indak namuah
lalok disiko, kalau di caliak urang lain tantang awak apo pulo katonyo beko (Winda tidak mau tidur disini,
nanti jika dilihat orang lain tentang kita bagaimana)?”, kata Winda menerangkan. Dengan berat hati dan
malas-malasan Winda melangkah diantar Johan ke kamarnya, meski tidak terlalu jauh. Dan untungnya
jalan menuju kamarnya lampunya tidak ada sehingga tidak akan ada orang yang tau.

Saat sampai di pintu paviliunnyanya. Winda masuk tetapi dengan nakal tangan Johan masih sempat
meraih dada membusung Winda yang langsung menepisnya. Saking lelahnya Winda tidak teliti sehingga
penutup segitiga pakaian dalamnya masih tertinggal di kamar Johan. Winda berbisik pada Johan, “Da,
sarawa Winda lupo…, (bang pakaian dalam Winda lupa di pakai)”dengan tersenyum Johan berkata,
“Bisuak lah uda anta-an, maleh bulak baliak (besok abang antarkan, malas bolak balik). Begitu tau Winda
tidak mengenakan pakaian dalamnya, tangan Johan lansung meraih ke bawah, berusaha meraba
kewanitaannya yang tertutup pakaian tidur. “ Malu ‘da, iko kan dilua (malu ini kan diluar bang..)”, kata
Winda Winda kemudian mencuci muka dan berbaring. Langsung ia tertidur karena kelelahan yang amat
sangat akibat persetubuhan tadi. Dan esok nya kembali bekerja seperti biasa. Winda juga sudah lupa
pakaian dalamnya yang tertinggal di kamar Johan. Setelah dia mengatakan akan menyimpannya di
tempat yang aman. Winda tidak kuatir lagi…

»» Klo hbs baca jgn luka ksh like!!!

”Happy and Enjoy wae”

Anda mungkin juga menyukai