Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak. Komunitas adalah kelompok
sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling
mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok
dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan
yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,
atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan
gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif
melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan
melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim
kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta
memecahkan masalah tersebut  (Elisabeth, 2007).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan
masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya
pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu
masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan
menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal
(Elisabeth, 2007).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek
dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam
menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan
masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan
masyarakat (Mubarak, 2005).
Sebuah komunitas dapat memunculkan variasi bahasa yang terbentuk untuk
memudahkan komunikasi. Kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia
dengan menggunakan simbol. Pernyataan tersebut sesuai dengan kenyataan karena dalam

1
setiap kita berinteraksi disadari maupun tidak, tersirat simbol yang mewakili diri seperti, cara
berbicara, dialek yang digunakan, intonasi dalam menekankan kata yang diucapkan dan gaya
berpakaian. Semua simbol tersebut merepresentasikan sesuatu yang dimaksud oleh seorang
komunikator.

Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh
alat ucap) yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi
oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran (Wibowo, 2001: 3).
Bahasa sebagai salah satu pranata manusia yang mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi
manusia satu dengan manusia yang lain dalam suatu masyarakat, bahasa menjadi bagian
dari masyarakat dalam arti dipakai didalam masyarakat sehingga merupakan gejala social
yang amat kompleks.
Masyarakat yang universal terdapat banyak tingkatan sosial, latar belakang dan
lingkungan yang berbeda. Hal ini menyebabkan perubahan dan keluar konteks dari fungsi
bahasa sebagai penghubung antara pengguna bahasa yang satu dengan pengguna bahasa
lainnya. Pengguna bahasa kadang mengubah bahasa sepraktis mungkin agar bahasa lebih
mudah untuk memahami dan bisa dipahami oleh si pengguna bahasa . Oleh karena itu
,ada
beberapa komunitas yang mengubah bahasa karena golongan ataupun tingkatan usia.
Komunikasi setiap orang, setiap tempat mempunyai gaya yang berbeda, kemudian
akan mempengaruhi pola komunikasi yang terbangun dalam suatu komunitas masyarat
tertentu.

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik Keperawatan Komunitas III,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada setiap
pelayanan keperawatan komunitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu memahami mengenai pengkajian pada lansia dan mampu menerapkan
asuhan keperawatan di pelayanan komunitas.

1.3 Manfaat Kegiatan

2
Mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat, belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas, meningkatkan kemampuan berfikir kritis, dan bijaksana dalam menghadapi
masyarakat, serta meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
dengan lansia serta masyarakat.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah


upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif.

a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5. Olahraga secara teratur
6. Rekreasi
7. Pendidikan seks.

b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil.
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
3. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.
4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
3
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
1. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah
sakit
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
4. Perawatan payudara
5. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita
yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
1. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang maupun kelainan bawaan
2. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat.

e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang
diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS,
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna
wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk
dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan
menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya

4
membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat
dimengerti.

1.5 Metode Pendekatan


Prinsip-prinsip utama yang diperlukan dalam menjalankan program berbasis
masyarakat  adalah tercermin dalam akronim KAPASITAS yang dapat dijelaskan berikut
ini:
a. Kemitraan
Program berbasis masyarakat hanya akan berhasil optimal bila ada kemitraan, dan
partisipasi yang sangat tinggi dari semua komponen yang ada di sektor masyarakat,
pemerintah maupun institusi / LSM lainnya. Memperkuat kemitraan dan partisipasi
dalam hal ini tidak hanya diarahkan pada penyediaan dana, material dan tenaga, namun
juga dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasianya, termasuk
sustainabilitas program.  Memperkuat kemitraan dan partisipasi dimaksudkan juga
membina komunikasi, koordinasi dan kerjasama dari berbagai disiplin dan profesi
terkait seperti meteorologis, pekerja pengembangan masyarakat, praktisi kesehatan
ekonom, biolog, medis/ paramedis, geolog, pekerja sosial, insinyur, konselor, guru dan
sebagainya.

b. Advokasi
Program berbasis masyarakat sangat memerlukan upaya advokasi, sosialisasi, dan
kolaborasi dari semua pihak yang berkepentingan dengan upaya memecahkan
permasalahan yang ada di masyarakat. Advokasi pada pihak-pihak internal PMI
(seperti staff, Pengurus, relawan dan para pelatih) maupun pihak-pihak eksternal
(seperti Pemerintah, Bakornas, Satkorlak,  Satlak PB, LSM,  Badan,  dinas, masyarakat
dan instansi lainnya) sangat menentukan pelaksanaan program maupun
keberlangsungannya. Upaya advokasi ini diharapkan dapat membina komunikasi dan
kerjasama sama yang sangat kuat dalam mencapai tujuan program.

c. Pemberdayaan
Program berbasis masyarakat diharapkan dapat menurunkan tingkat kerentanan
masyarakat dilaksanakan dengan memberdayakan kapasitas masyarakat. Tumbuhnya
5
ketidakpastian situasi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi dan politik menyebabkan
warga dan masyarakat lainnya menjadi sangat rentan terhadap bahaya dan dampak
bencana. Hal ini memerlukan banyak upaya bagaimana masyarakat dapat diberdayakan
kapasitasnya melalui pengorganisasian / mobilisasi masyarakat dalam kesiapsiagaan
bencana, penyadaran sosial dan ekonomi, penyadaran lingkungan, pendidikan /
pelatihan dan sejenisnya. Pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan keputusan,
perencanaan, pembuatan kebijakan dan program berbasis masyarakat, diperlukan agar
masyarakat  memiliki akses untuk mengontrol inputs, proses, outputs dan
keberlangsungan program berbasis masyarakat.

d.  Analisis
Pelaksanaan Program yang berbasis masyarakat harus berdasarkan hasil pengenalan
situasi, dan analisis internal dan eksternal secara mendalam tentang kondisi riil
masyarakat. Masyarakat harus diajak untuk mengenali situasi lingkungannya. Setelah
itu, mereka harus diajak untuk menganalisis internal dan eksternal untuk mengetahui
permasalahan yang ada , sekaligus penyebab dari permaslahan itu sendiri.
Hasil analisis yang dilakukannya oleh masyarakat itu sendiri, diharapkan dapat
membuat masyarakat menjadi sadar, bahwa ada hal-hal yang memicu kerentanan
mereka yang mereka buat sendiri atau karena lebih disebabkan karena faktor eksternal.
Mereka sadar bahwa mereka mestinya dapat mengatasi kerentanan tersebut, asal
mereka melakukan upaya-upaya penurunan tingkat bahaya, risiko dan dampak yang
terjadi.

e. Swadaya
Program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan Bottom – Up, bukan Top –
Down. Sebagai yang berbasis pada masyarakat, maka keberhasilan pelaksanaannya
sangat bertumpu pada swadaya masyarakat sendiri. Dalam artian, menggunakan
sumber-sumber daya, potensi, dan komponen-komponen yang telah dimiliki oleh
masyarakat. Mulai proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi,
masyarakat harus diberikan peran utama.  Dalam proyek mitigasi misalnya, harus
memanfaatkan tenaga masyarakat, sumber-sumber material, infrastruktur serta fasilitas
yang ada. Peranan pihak eksternal adalah menfasilitasi dan menambahkan sumber-
sumber yang belum ada, yang pada akhirnya sepenuhnya akan diserahkan
pengelolaannya pada swadaya masyarakat.

6
f. Integrasi
Program berbasis masyarakat mengintegrasikan model, instrument, metode,
pendekatan dan strategi dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki
oleh masyarakat setempat.  pada ummnya masyaarakat memiliki pengethuan tersendiri
dalam menghadapi permaslahan yang ada baik yang rasional maupun yang
irasional. Dan program ini mengintegrasikan berbagai pola dari berbagai sumber
namun tetap terintitusioan dalam pola dan tananan kehidupan masyarakat setempat.
g. Terfokus
Program berbasis masyarakat harus menfokus pada pemenuhan kebutuhan utama
masyarakat , serta benar-benar memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi
masyarakat. Untuk itu, Program ini memerlukan pemrograman sistem, prosedur dan
pedoman operasional serta pelibatan penuh masyarakat secara fisik, mental dan
emosional. Maksud diperlukannya pemrograman sistem, prosedur dan pedoman
operasional adalah untuk memastikan efisiensi dan pemanfaatan sumber-sumber daya
seperti dana, waktu, material, informasi dan teknologi yang benar-benar terfokus pada
tujuan riil.

h. Aksi nyata
Program berbasis masyarakat mengarahkan keinginan dan komitment semua pihak,
baik PMI, masyarakat dan Pemerintah ke dalam  aksi nyata yang lebih kongkret sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.

i. Sustainabilitas
Program berbasis masyarakat merupakan program yang tidak hanya menfokus
kebutuhan jangka pendek, namun lebih dari itu harus pula berorientasi untuk jangka
panjang. Hasil-hasil yang dicapai serta semua elemen yang mendukung seperti strategi,
pendekatan, model, instrument dan metode yang digunakan harus di institusionalkan
dari generasi ke generasi berikutnya, agar mereka dapat menjaga, merawat dan
mengembangkan program yang telah dilaksanakan. Sustainbilitas juga berrarti
bagaimana masyarakat pada akhirnya dapat mengambil alih secara mandiri
tanggungjawab atas kegiatan-kegiatan di wilayah program tersebut tanpa lagi
bergantung pada pihak pendonor maupun fasilitator dari luar.

1.6 Sistematika Penulisan

7
Untuk mempermudah Penyusunan Laporan Praktik Lapangan Keperawatan
Komunitas yang lebih jelas dan sistematis, maka penulis membaginya dalam sistematika
penulisan yang terdiri dari beberapa bab pembahasan dengan urutan sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang, tujuan kegiatan yang berisi
yujuan umum dan tujuan khusus, manfaat kegiatan, ruang lingkup, metode pendekatan,
dan sistematika penulisan.

BAB 2 PENGKAJIAN KOMUNITAS


Bab ini akan menjelaskan tentang kompponen Windshield Survey, data geografis,
data demografi, data social ekonomi, data pelayanan dan sumber kesehatan.
BAB 3 DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Pada bab ini dipaparkan diagnosa komunitas di RT 09, Kelurahan bukit pinang,
Kecamatan Samarinda Ulu, yang berisi analisa data, penapisan masalah, dan prioritas
diagnose masalah.
BAB 4 RENCANA DAN STRATEGI KOMUNITAS
Bab ini meliputi rencana dan strategi komunitas di RT 09, Kelurahan bukit pinang,
Kecamatan Samarinda Ulu.
BAB 5 PELAKSANAAN KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Bab ini meliputi pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan komunitas di RT 09,
Kelurahan bukit pinang, Kecamatan Samarinda Ulu.
BAB VI EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Bab ini meliputi evaluasi asuhan keperawatan komunitas di RT 09, Kelurahan
bukit pinang, Kecamatan Samarinda Ulu.
BAB VII PENUTUP
Pada bab ini dipaparkan penutup yang berisi kesimpulan dan juga saran.
LAMPIRAN
Pada lampiran berisi beberapa dokumentasi dan format pengkajian yang berisi hasil
yang didapatkan dari warga RT 09, Kelurahan bukit pinang, Kecamatan Samarinda Ulu.
DENAH LOKASI

Denah lokasi berisi batas-batas RT yang berada di RT 09, Kelurahan bukit pinang,
Kecamatan Samarinda Ulu.

8
BAB II
PENGKAJIAN KOMUNITAS
2.1 Komponen Windshield Survey
WINDSHIELD SURVEY

No Elemen Deskripsi
1 Perumahan dan Lingkungan Bangunan, arsitektur
Jarak antar rumah
Halaman rumah
2 Lingkunga terbuka Luas lahan terbuka
Kegunaan
3 Batas Apa batas daerah : jalanan, tembok,
lapangan dll
Nama wilayah
4 Kebiasaan Tempat kumpul-kumpul : siapa, jam
berapa (warung, gardu, taman)
5 Transfortasi Jensi transfortasi
Akses jalan
6 Pusat pelayanan Klinik, puskesmas, rumah sakit, pusat
rekreasi, sekolah, agen, penyediaan jasa.
7 Tokoh/warung/pasar Pola konsumsi masyarakat
Pusat pemenuhan kebutuhan masyarakat
8 Orang-orang pengguna jalan Siapa yang anda jumpai dijalan ?
Ibu-ibu dan bayi, anak sekolah,
pengangguran, pedagangan, dll.
9 Ras Identifikasi suku bangsa
10 Agama Identifikasi agama an kepercayaan
11 Kesehatan dan morbiditas Penyakit kronis, akut,
Jarak ke pelayanan kesehatan ?
12 Politik Partai mayoritas
Poster kampanye
13 Media Tv, radio, koran, majalan, papan
pengumuman, mading, dll.
14 Layanan perlindungan Pos-pos polisi, pos satpam, perlindungan
kebakara

KOMPONEN WINDSHIELD SURVEY

No Elemen Deskripsi
1 Perumahan dan Lingkungan Bangunan
Mayoritas bangunan di RT 09 bukit
9
pinang permanen terbuat dari beton.

Arsitektur
Hampir sama antara satu rumah degan
yang lain. Lantai yang terbuat dari semen,
rumah yang terbuat dari beton dan dari
tanah , rata rata disetiap rumah terdapat
jendela dengan pencahayaan yang baik.

Keunikan lingkungan
Banyak tanah disekitar rumah yang
dimanfaatkan untuk menanami tanaman
hias dan beberapa pohon buah seperti
jambu dan tempat parkiran serta kandang
binatang peliharaan.
2 Lingkunga terbuka Luas
Luas wilayah RT 12 adalah 2 ha ( 200 m2 )
kepadatan rata-rata 10-11 rumah /100m

Kualitas
Lahan terbuka digunakan untuk fasilitas
parkir
3 Batas Batas wilayah
Barat : RT 20
Utara : Perumahan H.Sadri
Selatan : RT 10
Timur : Batas atas RT 10

4 Kebiasaan Dewasa –tua


Pada pagi dan sore hari sebagian warga
bekerja dan pada malam hari warga hanya
berkumpul dengan keluarga, kegiatan
ibadah 2x salam seminggu. Kadang
kadang saja untuk melaksanakan gotong
royong.

10
Anak-anak
Pada pagi hari hingga siang hari mayoritas
pergi ke sekolah dan kuliah, siang hari
sebagian digunakan untuk beristirahat dan
untuk yang muslim ada yang mengaji serta
nasrani digunakan untu kegiatan di gereja
seperti koor, pada malam hari digunakan
untuk berkumpul dengan keluarga
5 Transfortasi Transportasi yang digunakan
menggunakan kendaraan pribadi ( motor ,
mobil ).
6 Pusat pelayanan Rata-rata masyarakat di RT 09 berobat ke
puskesmas, dan rumah sakit dengan
menggunakan jaminan kesehatn seperti
BPJS dan Askep
7 Tokoh/warung/pasar Terdapat 5 warung yang menjual menjual
sembako
8 Orang-orang pengguna jalan Orang-orang yang menggunakan jalan
yaitu orang-orang disekitar RT 09 dan
warga-warga di perumahan bukit pinang.
9 Ras Ras yang banyak di RT 09 yaitu bersuku
Flores, Batak, Dayak dan Jawa
10 Agama Mayoritas agama Nasrani
11 Kesehatan dan morbiditas Penyakit terbanyak yag terjadi di warga RT
09 selama 6 bulan terakhir adalah
Hipertensi, Asam urat, Batuk pilek
12 Politik Di Rt 09 tidak ada partai politik mayoritas
dan untu spanduk partai tidak ada di RT 09,
tetapi spanduk ada di pinggir jalan besar
depan perumahan.
13 Media Tv, radio, koran, majalan, papan
pengumuman, mading, dll.
14 Layanan perlindungan Di Rt 09 terdapat pos satpam

2.2 Data Geografis


Batas wilayah
Barat : RT 20
Utara : Perumahan H.Sadri
11
Selatan : RT 10
Timur : Batas atas RT 10

*DENAH LOKASI RT 09
DI LAMPIRAN ( HALAMAN BELAKANG)

12
2.3 Data Demografi
Jumlah KK RT 09 : 48 KK
Jumlah Penduduk RT 09 : 124 orang

Hasil pendataan dan pengkajian yang kami dapatkan terdapat 33 KK di RT.09 Blok T
dan F dari jumlah total KK diwilayah RT tersebut sebanyak 48 KK. Berikut ini adalah
presentase hasil pengkajian dan pendataan yang dilakukan berdasarkan format yang telah
di berikan :

A. Presentase Jenis Kelamin

JK

Frequency Percent

Laki-laki 62 50,0

Valid Perempuan 62 50,0

Total 124 100,0

13
Berdasarkan diagram diatas, hasil yang sudah diperoleh terkait dengan presentase
jumlah KK yang diperoleh sebanyak 33 KK, didapatkan jumlah laki-laki (50%) dan
perempuan (50%) diwilayah tersebut sebanyak 124 orang.

B. Presentase Pendidikan

Pendidikan

Frequency Percent

Belum Sekolah 17 13,7

SLTD 20 16,1

SLTP 16 12,9

SLTA 38 30,6

Valid D3 10 8,1

D4 3 2,4

S1 18 14,5

S2 2 1,6

Total 124 100,0

Dari hasil yang didapatkan, untuk status pendidikan yang ada dilingkungan masyarakat
sekitar RT. 09 ini lebih dominan adalah SLTA (30,6%), presentase paling minim dari diagram
diatas untuk pendidikan adalah pada rentang pendidikan D4 (2,4%) dan S2 (1,6%).

14
C. Presentase Perkerjaan

Perkerjaan

Frequency Percent

Tidak Berkerja 22 17,7

Pelajar 28 22,6

Mahasiswa 4 3,2

Swasta 32 25,8

Valid IRT 20 16,1

PNS 7 5,6

Pensiun 4 3,2

Wiraswasta 7 5,6

Total 124 100,0

Presentase untuk perkerjaan yang telah didapatkan dari hasil pengkajian dan
pendataan dari 33 KK yang diperoleh ialah seperti yang dapat dilihat pada bagan
kebanyakan warga setempat adalah pekerja swasta dengan jumlah sebanyak 25,8%.

15
D. Presentase Status Kesehatan

Status Kesehatan

Frequency Percent

Sehat 106 85,5

Batuk Filek 2 1,6

Hipertensi 8 6,5

Maag 2 1,6

Valid Asam Urat 3 2,4

DM 1 ,8

Kolesterol 1 ,8

Asma 1 ,8

Total 124 100,0

Untuk presentase status kesehatan masyarakat di RT. 09 Blok T ini cukup baik,
namun masalah kesehatan yang cukup dominan terjadi adalah hipertensi (6,5%)
dengan bermacam keluhan dan penyebab yang memicu hipertensi ini.

16
E. Presentase Tabungan

Tabungan

Frequency Percent

Tidak Menabung 29 23,4

Valid Menabung 95 76,6

Total 124 100,0

17
Berdasarkan diagram dan tabel diatas rata-rata warga RT. 09 Blok T memiliki
tabungan dengan jumlah presentase 76,6%. Sedangkan diataranya masih terdapat
warga yang belum memliki tabungan dengan jumlah presentase hasil pendataan
23,4%.

F. Presentase Tipe Rumah

Jenis Rumah

Frequency Percent

Valid Tidak Permanen 9 7,3

Permanen 114 91,9

18
2 1 ,8

Total 124 100,0

Berdasarkan grafik dan tabel diatas untuk jenis rumah warga di wilayah RT. 09
Blok T ini kebanyakan adalah jenis rumah yang permanen dengan presentase 91,9%.
Sedangkan untuk presentase 7,3% adalah jenis rumah yang bukan permanen atau
rumah kontrakan.

G. Presentase Status Kepemilikan

Status Kempemilikan Rumah

Frequency Percent

Milik Sendiri 90 72,6

Menyewa 25 20,2
Valid
Menumpang 9 7,3

Total 124 100,0

Berdasarkan grafik dan data pada tabel diatas untuk kepemilikan rumah
sebanyak 72,6% adalah milik pribadi dari 33KK yang telah didata. Sedangkan
sebanyak 20,2% adalah warga yang masih menyewa, dan 7,3% warga masih
menumpang.

19
H. Presentase Jenis Lantai

Lantai Rumah

Frequency Percent

Tagel 5 4,0

Valid Semen 119 96,0

Total 124 100,0

Berdasarkan data yang ada pada diagram dan tabel, untuk lantai rumah warga
di wilayah RT. 09 blok T rata-rata terbuat dari semen dengan hasil presentasenya
sebanyak 96%.

I. Presentase Ventilasi

Ventilas

Frequency Cumulative Percent

Valid Ada 124 100,0

20
Berdasarkan data diatas, presentase penggunaan ventilasi untuk rumah di
wilayah RT. 09 blok T adalah 100%, semua rumah memiliki ventilasi.

J. Presentase Pencahayaan
Pencahayaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Val
Ada 124 100,0 100,0 100,0
id

Berdasarkan data diatas, presentase pencahayaan untuk tiap rumah di wilayah


RT. 09 blok T adalah 100%, semua rumah memiliki pencahyaan yang cukup baik
karena letak dan posisi RT. 09 yang beradsa diatas gunung.

K. Presentase Halaman

Pekarangan

Frequency Percent

21
VTidak Ada 14 11,3
a
Ada 110 88,7
l
i
Total 124 100,0
d

Berdasarkan data yang sudah diperoleh terkait perkarangan, pada tabel dan
grafik diatas menunjukan 88,7% memiliki perkarang dan yang tidak memiliki
perkarangan 11,3%. Hasil pengkajian pada KK yang memiliki perkarangan depan
rumah sudah dimanfaatkan untuk ditanami tanaman hias atau pohon buah, dan
digunakan untuk meletakan kandang bagi hewan peliharaan serta untuk parkiran
motor/mobil.

L. Presentase Sumber Air


Air

Frequency Percent

Tidak Ada 2 1,6

Valid PDAM 122 98,4

Total 124 100,0

Untuk presentase sumber air, warga RT. 09 Blok T sebanyak 98% menggunakan
air PDAM. Sedangkan 1,6% tidak menggunakan air PDAM.

M. Presentase Penampungan Air

Tempat Air

Frequency Percent

Valid Ada 124 100,0

22
Berdasarkan data pada tabel diatas 100% warga memiliki tempat
penampungan air dari 33 kk yang dikaji.

N. Presentase Pembuangan Sampah

23
TPA

Frequency Cumulative Percent

Valid Ada 124 100,0

Berdasarkan tabel diatas, warga rt. 09 blok t dari 33 kk (100%) semua


warga memiliki tempat pembuangan sampah dan di buang ke TPA.

O. Presentase Kepemilikan Hewan

Hewan

Frequency Percent

Tidak Ada 70 56,5

Valid Ada 54 43,5

Total 124 100,0

Berdasarkan data kepemilikan hewan, warga yang memiliki hewan peliharaan


sebanyak 43,5%, sedangkan yang tidak memiliki hewan peliharaan sebanyak 56%.
24
P. Presentase Penggunaan Sarana Kesehatan

SaranKes

Frequency Percent

Puskesmas 82 66,1

Rumah Sakit 32 25,8


Valid
Klinik 10 8,1

Total 124 100,0

25
Berdasarkan pada tabel dan grafik diatas, sebanyak 82 (66,1%) warga lebih
memilih menggunakan puskesmas sebagai sarana kesehatan, dan untuk 32 (25,8%)
warga memilih menggunakan rumah sakit. Dan sisanya lebih memilih untuk berobat
ke klinik.

Q. Presentase Pendanaan
Dana

Frequency Percent

ASKES 19 15,3

BPJS 100 80,6


Valid
UMUM 5 4,0

Total 124 100,0

Berdasarkan dari hasil pendataan warga RT. 09 Blok T ini, sumber pendanaan
kesehatan warga sebanyak 15,3% menggunakan ASKES, untuk warga yang
menggunakan BPJS sebanyak 80,6%. Sedangakan untuk warga yang menggunakan
pendanaan umum atau dana pribadi sebanyak 4%.

26
R. Presentase PUS

PUS

Frequency Percent

tidak ada 102 82,3

Valid 1 22 17,7

Total 124 100,0

Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dari 33 KK yang telah dikaji terdapat PUS
sebanyak 17,7% dan yang tidak termasuk PUS sebanyak 82,3%.

S. Presentase Usia Lanjut

Lansia

Frequency Percent

tidak ada 117 94,4

Valid Ada 7 5,6

Total 124 100,0

27
Berdasarkan hasil pendataan ini untuk usia lanjut di wilayah rt.09 blok t terdapat
94,4% bukan termasuk lansia. Dan yang termasuk lansia ada sekitar 5,6%.

28
BAB III

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS DI PERUMAHAN BUKIT PINANG

RT 09 BLOK T DAN F KELURAHAN BUKIT PINANG

KECAMATAN SAMARINDA ULU

3.1 Analisa Data


No Data Subjektif Data Objektif Diagnosa Penjelasan
Keperawatan
Komunitas
1 Warga RT 09 Warga RT 09 Defesiensi Kesehatan Jumlah warga
bukit pinang kurang Komunitas yang mengalami
mengatakan memperhatika berhubungan dengan masalah
bahwa n masalah minimnya pelayanan kesehatan di
masalah kesehatannya. komunitas di RT. 09 Blok T
kesehatan Warga kurang masarakat. ini cukup baik,
yang dialami melakukan namun masalah
pada saat ini tidakan Definisi : kesehatan yang
adalah pencegahan Adanya satu atau cukup dominan
hipertensi dan seperti lebih masalah terjadi adalah
batuk pilek. menghindari kesehatan atau hipertensi
Warga RT 09 makanan yang factor yang (6,5%) dengan
bukit pinang sebenarnya mengganggu bermacam
mengatakan tidak boleh kesejahteraan atau keluhan dan
jarang dikonsumsi meningkatkan penyebab yang
melakukan berdasarkan resiko masalah memicu
pemeriksaan masalah kesehatan yang terjadinya
kesehatan kesehatan yang dialami oleh suatu hipertensi.
dikarenakan mereka alami. kelompok.
minimnya
waktu dan Batasan
biaya. Jika, Karakteristik :
mengalami 1. Masalah kesehatan
masalah yang dialami oleh
kesehatan suatu kelompok atau

29
yang ringan populasi.
mereka 2. Resiko hospitalisasi
mengatasinya yang dialami oleh
dengan kelompok atau
membeli obat populasi.
sendiri tanpa 3. Resiko status
ada resep dari fisiologis yang
dokter. dialami oleh
Warga di RT kelompok atau
09 dan Ketua populasi.
RT 09 bukit 4. Resiko status
pinang psikologis yang
mengatakan dialami oleh
bahwa kelompok atau
layanan populasi.
kesehatan di 5. Tidak tersedia
wilayah RT program untuk
09 seperti mencegah satu atau
posyandu lebih masalah
lansia atau kesehatan bagi suatu
anak tidak kelompok atau
ada. Warga di populasi.
RT 09 dan 6. Tidak tersedia
Ketua RT 09 program untuk
bukit pinang menghilangkan satu
mengatakan atau lebih masalah
mereka jika kesehatan bagi suatu
ada jadwal kelompok atau
posyandu populasi.
harus ke RT 7. Tidak tersedia
10. program untuk
mengurangi satu
atau lebih masalah
kesehatan bagi suatu
kelompok atau
30
populasi.
8. Tidak tersedia
program untuk
meningkatkan satu
atau lebih masalah
kesehatan bagi suatu
kelompok atau
populasi.

Faktor yang
berhubungan :
1. Ketidakcukupan
ahli di
komunitas.
2. Ketidakcukupan
akses pada
pemberi
layanan
kesehatan.
3. Ketidakcukupan
biaya program.
4. Letidakcukupan
data hasil
program
5. Ketidakcukupan
sumberdaya
(misalnya
pinansial,
social,
pengetahuan )

2 Warga RT 09 Pada saat kami Resiko respon alergi Untuk


bukit pinang melakukan berhubungan dengan presentase
mengatakan pengkajian di sumber air yang sumber air,
bahwa sumber RT 09 bukit tersedia. warga RT. 09
31
air bersih pinang air Blok T
mereka bersih dari Definisi : sebanyak 98%
menggunakan PDAM Rentan terhadap menggunakan
PDAM. mengalir, respon atau reaksi air PDAM.
Namun, sudah tetapi hanya imun terhadap Sedangkan
seminggu ini sedikit dan subtansi yang 1,6% tidak
air bersih dari juga terlihat diperberat, yang menggunakan
PDAM mati, keruh serta dapat mengganggu air PDAM.
dan air berbau. kesehatan. Namun warga
mengalir yang
hanya sedikit Factor Resiko : menggunakan
serta keruh. 1. Pajanan PDAM banyak
Saat ini tidak berulang pada mengatakan
ada substansi sering
ketersediaan lingkungan mengalami
air bersih dari penghasil masalah
PDAM alergen gangguan
sehingga 2. Pajanan pada sumber air
warga sekitar alergi bersih karena
memanfaatkan lingkungan sering mati.
air hujan yang ( misalnya
sudah ketombe, debu,
ditampung. jamur, serbuk
sari )
Warga RT 09
bukit pinang
mengatakan
air mengalir
pada saat
siang hari
saja,
selebihnya
pada saat pagi
dan malam
hari air tidak
32
mengalir.

33
3.2 Penapisan Masalah

No Diagnosa Keperawatan Kriteria Jumlah Keterangan


. Komunitas A B C D E F G H I J K L

1 Defesiensi Kesehatan 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 35 Keterangan Kriteria :


Komunitas berhubungan dengan A. Sesuai dengan peran CHN
minimnya pelayanan komunitas (Community Health
di masarakat Nursing) :
1. Pelaksanaan fungsi manajerial
2 Resiko respon alergi 2 1 4 3 3 4 2 4 2 2 3 3 33 2. Pelayanan asuhan keperawatan
berhubungan dengan sumber 3. Koordinasi kegiatan
air yang tersedia. penyuluhan kesehatan
masyarakat
4. Koordinasi pembinaan peran
serta masyarakat (PKMD /
Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat Desa)
5. Koordinasi kegiatan lintas
sektoral
B. Sesuai dengan program
pemerintah
C. Potensi untuk intervensi

34
pendidikan kesehatan
D. Risiko terjadi
E.Risiko parah
F. Minat masyarakat
G. Kemudahan untuk diintervensi
H. Ketersediaan sumber tempat
I. Ketersediaan sumber dana
J. Ketersediaan sumber waktu
K. Ketersedaan sumber fasilitas
L.Ketersediaan sumber daya / petugas

Keterangan Pembobotan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

35
3.3 Prioritas Diagnosa Masalah

No Diagnosa Keperawatan Jumlah


1 Defesiensi Kesehatan Komunitas berhubungan dengan 35
minimnya pelayanan komunitas di masarakat.
2 Resiko respon alergi berhubungan dengan sumber air 33
yang tersedia.

36
BAB IV
RENCANA DAN STRATEGI KOMUNITAS
DI RT 09 KELURAHAN BUKIT PINANG KECAMATAN SAMARINDA ULU

No Diagnosa Rencana Kesehatan Implementasi Indikator Kriteria Hasil Penanggung Waktu


Keperawatan Jawab
Komunitas
1 Defesiensi Melakukan kegiatan 1. Memberikan Kelompok 6 1x24 Jam
Kesehatan pemeriksaan kesehatan periksaan
Komunitas gratis di masyarakat tekanan darah
berhubungan Jln.P.Suryanata RT 09 gratis terhadap
dengan kelurahan bukit pinang warga RT 09
minimnya kecamatan samarinda ulu bukit pinang
pelayanan 2. Memberikan
komunitas di periksaan gula
masarakat. darah gratis
terhadap warga
RT 09 bukit
pinang
3. Melakukan
senam jantung
Resiko respon Edukasi kesehatan yaitu sehat 1. Warga

37
2 alergi mengajarkan pengelolaan 1. Melakukan Pengetahuan : memahami Kelompok 6 1x24 Jam
berhubungan factor resiko penyakit pendidikan Promosi penyakit,
dengan sumber dan prilaku hidup berih kesehatan. kesehatan kondisi,
air yang dan sehat serta prognosis dan
tersedia. penanggulangan penyakit Definisi: program
hipertensi di masyarakat tingkatkan pengobatan
Jln.P.Suryanata RT 09 pemahaman 2. Warga mampu
kelurahan bukit pinang yang melaksanakan
kecamatan samarinda disampaikan prosedur dari
ulu. tentang rencana
Dengan melakukan informasi yang kegiatan yang
tindakan : diutuhkan untuk dilakukan
1. Mengajarkan mendapatkan 3. Warga dapat
Ajarkan perilaku yang melaksanakan
hidup sehat. mempertahankan kegiatan
Ajarkan strategi kesehatan dengan benar
yang dapat optimal dan baik
digunakan untuk Indikator : Warga mampu
meningkatkan 1. Perilaku yang menjelaskan
prilaku hidup meningkatkan kembali serta
sehat. kesehatan mampu
Jelaksan factor 2. Strategi melaksanakan

38
resiko yang dapat mengelola apa yang
mempengaruhi stress dijelaskan oleh
kesehatan warga 3. Latihan rutin tenaga kesehatan
yang efektif
2. Terapeutik 4. Strategi untuk
Menyediakan menghindari
materi dan media paparan
untuk melakukan bahaya
pendidikan lingkungan
kesehatan 5. Sumber
Jadwalkan informasi
pendidikam peningkatan
kesehatan sesuai kesehatan
dengan terkemuka
kesepakatan
Berikan Pengetahuan :
kesempatan Proses penyakit
kepadamasyarakat
untuk bertanya Definisi: tingkat
saat diberiakan pemahaman
pendidikan yang
kesehatan. disampaikan

39
tentang proses
tertentu dan
komplikasinya.

Indikator :
1.Factor-faktor
penyebab dan
factor
berkontribusi
2.Manfaat
manajemen
penyakit
3.Tanda dan
gejalan
komplikasi
penyakit
4.Strategi untuk
meminimalkan
untuk
perkembangan
penyakit
5.Sumber

40
informasi
penyakit
spesifik yang
terpercaya

41
BAB V

PELAKSANAAN KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RT 09 KELURAHAN BUKIT PINANG KECAMATAN SAMARINDA ULU

No Diagnosa Kegiatan Waktu / Peserta Pelaksana Hambatan Solusi


Keperawatan Tempat
Komunitas
1 Defesiensi Kesehatan 1.Memberikan Masyarakat Kelompok 6 Masyarakat Untuk kelompok
Komunitas periksaan tekanan Rt 09 terhambat hadir di mencari jadwal yang
berhubungan dengan darah gratis kelurahan acara dikarenakan betul-betul tepat
minimnya pelayanan terhadap warga RT bukit pinang aktifitas masyarakat untuk diberikan
komunitas di 09 bukit pinang kecamatan yang sangat padat intervensi kesehatan
masarakat 2.Memberikan samarinda ulu dan lokasi posko contohnya seperti di
periksaan gula yang kurang luas. hari minggu pagi
darah gratis pada saat warga
terhadap warga RT selesai melakukan
09 bukit pinang ibadah.

1. Melakukan
Resiko respon alergi pendidikan
2 berhubungan dengan kesehatan. 07:00-11:00 Kelompok 6 Masyarakat Untuk kelompok

42
sumber air yang 2. Konseling Lapangan Masyarakat terhambat hadir di mencari jadwal yang
tersedia kesehatan jantung bulu tangkis Rt 09 acara dikarenakan betul-betul tepat
3. Melakukan RT 09 kelurahan aktifitas masyarakat untuk diberikan
pemeriksaan bukit pinang yang sangat padat intervensi kesehatan
tekanan darah, gula kecamatan
darah dan asam samarinda ulu
urat.

43
BAB VI
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RT 09 KELURAHAN BUKIT PINANG KECAMATAN SAMARINDA ULU

DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI KEPERAWATAN


KOMUNITAS ( SOAP)
Defesiensi Kesehatan Komunitas berhubungan S : Warga RT 09 mengatakan bahwa
dengan minimnya pelayanan komunitas di terbantu dengan adanya mahasiswa
masarakat yang dinas di TR 09
O : Kelompok 6 melakukan pemeriksaan
kesehataan secara gratis meliputi :
tekanan darah, gula darah, dan asam
urat pada hari Minggu, 20 january
2019.
A : Terlihat ada kemajuan dari
pengetahuan kesehataan tiap warga
P : Dilanjutkan pemeriksaan kesehataan
serta dengan konseling informasi
edukasi (KIE) guna untuk meningkat
pengetahuan dan derajat kesehataan
warga RT 09.
Resiko respon alergi berhubungan dengan S : Warga RT 09 mengatakan bahawa air
sumber air yang tersedia. sudah mulai jernih, bersih dan tidak
kerus karena sudah ada tindak lanjut
dari ketua rt untuk melaporkan
O : kelompok 6 melihat langsung keadaan
air yang sudah membaik dan tidak
berbau serta warga yang mengalami
alergi sudah mulai membaik.
A : Terlihat ada kemajuan dari sumber air
setiap warga
P : Dilanjutkan pemeriksaan kesehataan
serta dengan konseling informasi
edukasi (KIE) guna untuk meningkat
pengetahuan dan derajat kesehataan

44
warga RT 09.

45
BAB VII

PENUTUPP

7.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penulisan makalah laporan ini adalah kami mengkaji pada kelurahan
Bukit Pinang RT 09 75% yang kami dapatkan adalah 33 KK dari 48 KK, dan telah
melakukan analisa data dengan mengangkat diagnosa keperawatan Kesiapan Koping dan
Deficit Pengetahuan akan dilakukan pendidikan kesehatan dan senam jantung beserta
koping yang akan memecahkan masalah.

7.2 Saran
Untuk penulis selanjutnya agar dapat melengkapi dan mengoptimalkan pengkajian dan
membina BHSP agar masyarakat dapat menerima pengkajian dengan baik. Dan untuk
masyarakat semoga dapat menerima dengan baik mahasiswa yang ingin mrlskukn
pengkajian karena telah memiliki surat ijin dari kelurahan dan RT.

46
47

Anda mungkin juga menyukai