Anda di halaman 1dari 36

RONDE KEPERAWATAN DAN PELAKSANAAN

SUPERVISI DENGAN KASUS PENERAPAN FUNGSI


MANAJEMEN KEPALA RUANGAN DENGAN INCIDENT
PATIENT SAFETY DIRUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT

Dosen Koordinator : Ns. Rahman.,S.M.Kep


Stase : Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

Adolfina S. Kep
Deby Okta Fitri S. Kep
Desy Haslinda Atika S., S. Kep
Khairul Rahman S. Kep
Maria Kristiana Aprilianamita S. Kep
Sulitiawati S. Kep

PROGRAM PROFESI NERS

INSTITUSI TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA

SAMARINDA

2020

1
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Ronde Keperawatan ..........................................................................................5
B. Konsep Fungsi Manajemen............................................................................................10
C. Konsep Patient Safety.....................................................................................................19
D. Konsep Supervisi............................................................................................................23

BAB III LAPORAN KASUS


BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................32
B. Saran...............................................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
2
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan, mengkoordinasi,
mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan bersama dalam sebuah organisasi.
Manajemen keperawatan adalah upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat.
Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua kegiatan tertata rapid
an terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu menciptakan suasana yang aman
dan nyaman baik kepada sesama staf keperawatan maupun pasien.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktikkeperawatan professional
( MPKP ) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde keperawatan. Ronde keperawatan
adalah suatu kegiatan dimana perawat primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk
menyelesaikan masalah klien, dank lien dilibatkan secara langsung dalam proses
penyelesaian masalah tersebut.
Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi dengan baik, sehingga
semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.Perawat professional harus dapat
menerapkan ronde keperawatan, sehingga role play tentang ronde keperawatan ini sangat
perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan dapat
mengaplikasikannya kelak saat bekerja.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas disimpulkan yang menjadi
masalah pada makalah ini adalah bagaimana pengaruh kompetensi perawat (kompetensi
teknis, kompetensi perilaku) dan kerja tim (kerjasama, kepercayaan, kekompakan),
terhadap pasien yang ditangani dan Apakah kualitas ronde keperawatan akan berdampak
pada pasien secara langsung?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
3
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dalam
stase manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus:
Adapaun tujuan yang dicapai setelah penyampaian materi tentang Ronde Keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu:
a. Mengetahui dan memahami konsep ronde keperawatan
b. Mengetahui dan memahami konsep fungsi manajemen
c. Mengetahui dan memahami konsep patient safety
d. Mengetahui dan memahami konsep Supervisi
e. Mengetahui dan memahami contoh penerapan ronde keperawatan

4
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Ronde Keperawatan

1. Pengertian Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat selain melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana
yang perlu juga melibatkan tim kesehatan (Nursalam 2016).
Kozier et al (2004) menyatakan bahwa ronde keperawatan merupakan prosedur
di mana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi
yang akan membantu dalam merencankan pelayanan keperawatan dan memberikan
kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta
mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien. Beberapa pengertian
tentang teori ronde keperawatan dapat diambil kesimpulan bahwa ronde keperawatan
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat, dengan pasien atau keluarga terlibat aktif dalam
diskusi dengan membahas masalah keperawatan serta mengevaluasi hasil tindakan
yang telah dilakukan.

2. Tujuan Ronde Keperawatan


Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi menjadi 2 yaitu: tujuan bagi
perawat dan tujuan bagi pasien. Tujuan ronde keperawatan bagi perawat menurut
Armola et al. (2010) adalah:
a. Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien
b. Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
c. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus

5
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
d. Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian
keterampilan klinis
e. Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta
f. Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan
dalam profesi keperawatan

Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi pasien. Hal ini
dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan pelaksanaan ronde keperawatan bagi
pasien, yaitu:
a. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
b. Untuk mengamati pekerjaan staff
c. Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan kepada
dokter mengenai, missal: luka, drainasi, perdarahan, dsb.
d. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
e. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
f. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
g. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan kepada pasien
h. Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus
decubitus, foot drop, dsb
i. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat
memperoleh wawasan yang lebih baik
j. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan

3. Karakteristik Ronde keperawatan


Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini:
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas

6
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet dan perawat
primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

4. Tahapan Ronde Keperawatan


Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :
a. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientation
(orientasi).
b. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation
(pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan).
c. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection
(refleksi), preparation (persiapan).

Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut:


1) Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
2) Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan/ telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan
tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
3) Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.
4) Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
7
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
a) Struktur
1. Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
2. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
3. Persiapan dilakukan sebelumnya.
b) Proses
1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan.
c) Hasil
1. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2. Masalah klien dapat teratasi.
3. Perawat dapat :
a. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c. Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah klien.
f. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

5. Hal Yang Dipersiapkan Dalam Ronde Keperawatan


Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan persiapan
sebagai berikut:
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka).
b. Menentukan tim ronde keperawatan.
c. Mencari sumber atau literatur.

8
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
d. Membuat proposal.
e. Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.
f. Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?; Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?

6. Komponen Terlibat Dalam Ronde Keperawatan


Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah perawat primer
dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate, yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim kesehatan lainnya.
a) Peran Ketua Tim dan Anggota Tim :
1) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
2) Menjelaskan masalah keperawata utama.
3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
4) Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
b) Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor
1) Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
a) Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
b) Menjelaskan masalah keperawatan utama
c) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
d) Menjelaskan tindakan selanjtunya
e) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
2) Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler

9
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
a) Memberikan justifikasi
b) Memberikan reinforcement
c) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional
d) Mengarahkan dan koreksi
e) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

7. Alur Ronde Keperawatan

Alur Ronde Keperawatan

Tahap pra ronde - - - - - - Perawat Pr i m e r

P e n e ta p a n P a s ie n

P e r s i a p a n pasien :
- in f o r m e d c o n s e n t
- hasil p e n g k a j i a n / validasi d a t a

Tahap Pelaksanaan - - - - - - Pe n y a j i a n
m a s a la h

- Apa d i a g n o s s a k e p e r a w a t a n ?
- Apa data yang m e n d u k u n g ?
- B a g a im a n a in te rv e n s i y a n g
s u d a h d ila k u k a n ?
- Apa h a m b a t a n yang d i l a k u k a n ?

Validasi d a t a

Tahap Pelaksanaan - - - - - - - - - -
di kamar pasien Diskusi Perawat p r i m e r ,
Konselor KARU

Lanjutan – Diskusi di N u r s e
S ta tio n

Tahap pasca Ronde - - - - - - - - -


Kesimpulan dan R e k o m e n d a s i
Solusi M a s a l a h

B. Konsep Fungsi Manajemen


1. Manajemen Keperawatan
Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka
diartikan secara singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang
10
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
lain. Manajemen mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai proses
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk
memberikan Asuhan Keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien,
keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies, 2002). Manajemen keperawatan
mempunyai lingkup manajemen operasional yang merencanakan, mengatur, dan
menggerakkan para karyawannya untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen Asuhan Keperawatan. Agar dapat
memberikan pelayanan keperawatan dengan sebaik- baiknya, maka diperlukan suatu
Standard Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan sebagai target maupun alat
kontrol pelayanan tersebut.
Muninjaya (2004), menyatakan bahwa manajemen mengandung tiga prinsip
pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan
sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manajerial. Seluruh aktivitas
manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari
fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga selanjutnya,
bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang efektif
dan ekonomis bagi semua kelompok.

2. Fungsi Manajemen
Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (kepegawaian), Directing
(pengarahan), Controlling (pengendalian/evaluasi).
a. Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh
karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut
Muninjaya, (2004) fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi
manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi
manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan
11
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan
dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan.
Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara
efektif dan efesien. Swanburg (2000) mengatakan bahwa planning adalah
memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang
melakukannya. Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses
untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program
yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tersebut.
Tujuan Perencanaan
1) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
2) Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
3) Membantu dalam koping dengan situasi kritis
4) Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
5) Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan berdasarkan
masa lalu dan akan datang.
6) Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
7) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
Tahap dalam perencanaan :
1) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
2) Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
3) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
4) Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
5) Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan
program.
6) Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
Jenis Perencanaan
1) Perencanaan Strategi

12
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan, proses yang
sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini dengan
kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada
masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan
keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme umpan balik yang
dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam keperawatan bertujuan untuk
memperbaiki alokasi sumber-sumber yang langka, termasuk uang dan waktu, dan
untuk mengatur pekerjaan divisi keperawatan.
2) Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan
digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa
orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur.
Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan juga standard
untuk mengevaluasi perawatan pasien. Di dalam perencanaan operasional
terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana
tetap adalah rencana yang sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan
setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan, standard prosedur operasional dan
peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari program dan proyek.
Manfaat Perencanaan
1) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan.
2) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
3) Memudahkan kordinasi
4) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional
secara jelas
5) Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
6) Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
7) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8) Menghemat waktu dan dana
Keuntungan Perencanaan
13
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
1) Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
2) Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
3) Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama
fungsi keperawatan
4) Memodifikasi gaya manajemen
5) Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
Kelemahan Perencanaan
1) Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan
fakta-fakta tentang masa yang akan datang
2) Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
3) Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
4) Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
5) Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil

b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang
seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi
pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang
beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2004). Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi
dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi
wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi dan
mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menyusun
jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.

14
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
2) Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui
kegiatan yang dilakukannya.
3) Pendelegasian wewenang.
4) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
Langkah-langkah Pengorganisasian
1) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi perencanaan.
2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan.
3) Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang praktis.
4) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan.
5) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
6) Mendelegasikan wewenang.

c. Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur, sistematis
berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah personil suatu
organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses
pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem
kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan rencana pengaturan staff,
rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK
meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan pasien, karakteristik dan
kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga perawat yang diperlukan,
logistik dari pola program pengaturan staf dan kontrolnya, evaluasi kualitas
perawatan yang diberikan.
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan
mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah
yang mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien

15
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap
rencana pengaturan staff harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan
tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien yang sederhana.
Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh derajat dimana
departemen lain memberikan pelayanan pendukung, juga dipengaruhi oleh jumlah
dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang diberikan. Kebutuhan khusus
individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan
pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan
kuantitas personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan
mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi keperawatan.
Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur departemen
beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan
objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan
prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif, dan evaluasi periodik
terencana. Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip
rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien.
Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang
berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas. Tujuan
orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam menyesuaikan diri
pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih sedikit orang yang
dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus
merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat distribusi
waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu dasar untuk
minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja
mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang biasa.

d. Directing (Pengarahan)

16
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh
adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan
pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen. Menurut
Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan
mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa
kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu
(pimpinan kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang
sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu untuk
memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan yang
tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakkan (memotivasi) staffnya
agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi. Menurut Lewin
dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan yaitu :
1) Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung memikirkan
penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan. Kepemimpinan ini
cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis
dan menghilangkan inisiatif.
2) Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan.
Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada hubungan antara
manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis meningkatkan
produktivitas dan kepuasan kerja.
3) Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang
memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu kebebasan
kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat

17
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi. Manajer perawat
harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku yang merangsang
motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan keperawatan professional
dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi,
membuat keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.

e. Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang
terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan
fungsi yang lainnya. Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu
apakah terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang
telah dikeluarkan, serta prinsip- prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan
untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki (Fayol, 1998).
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi
timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan,
serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan (Urwick, 1998).
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan mengembangkan
fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut :
1) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah
diukur, misalnya menepati jam kerja.
2) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.

18
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
3) Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua
staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan
komitmen terhadap kegiatan program.
4) Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa
sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia,
serta alat untuk memperbaiki kinerja.

Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik :


1) Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
2) Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
3) Harus memandang ke depan
4) Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
5) Harus objektif
6) Harus fleksibel
7) Harus menunjukkan pola organisasi
8) Harus ekonomis
9) Harus mudah dimengerti
10) Harus menunjukkan tindakan perbaikkan.

Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat


manajer. Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung
jawab mengenai kegiatan operasional jangka pendek termasuk jadwal harian
dan mingguan, dan penugasan, serta pengunaan sumber-sumber secara efektif.
Kegiatan-kegiatan control ditujukan untuk perubahan yang cepat. Dua metode
pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan
keperawatan adalah:
1) Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur
yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran.
Hanya mengukur dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat
digunakan untuk analisa tugas dalam keperawatan.

19
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
2) Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas
dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan
tepat, maka akan diperoleh manfaat :
1) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan
sesuai dengan standard atau rencana kerja.
2) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian
staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya
3) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
4) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk
promosi dan latihan lanjutan.

C. Keselamatan Pasien (Patient Safety)


Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalisir timbulnya resiko. Mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya di ambil juga merupakan salah satu konsep patient safety. Agency for
healthcare research and quality (AHRQ) mendefinikasikan penerapan patient safety
sebagai jenis proses atau strukur yang penerapannya untuk mengurangi efek samping
dari berbagai penyakit dan prosedur dalam pelayanan kesehatan (Pratama A.D, 2017).
Patient safety merupakan prinsip mendasar dari pelayanan kesehatan. Setiap aspek
dalam proses pemberian asuhan membuat tingkat tertentu resiko ketidakamanan yang
melekat. Efek samping dapat dihasilkan dari masalah dalam praktik medikasi, produk,
prosedur atau system. Perbaikan patient safety menuntut upaya seluruh system yang
kompleks, melibatkan berbagai tindakan dalam perbaikan kinerja, keamanan lingkungan
20
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
dan manajemen resiko, termasuk pengendalian infeksi, penggunaan yang aman saat
pemberian obat, peralatan keselamatan, praktek klinik aman dan lingkungan yang aman
perawatan (Pratama A.D, 2017).
Keselamatan pasien (patient safety) menjadi isu global dan merupakan prioritas
utama untuk dilaksanakan di rumah sakit. World Alliance for Patient Safety, Forward
Programme WHO menyatakan bahwa keselamatan merupakan prinsip dasar dalam
perawatan pasien dan merupakan komponen kritis dari manajemen mutu rumah sakit.
Hal ini melahirkan paradigma baru tentang mutu pelayanan, bahwa mutu pelayanan
yang baik saja tidak cukup berarti bagi pasien tanpa memperhatikan bagaimana
derajat unsur resiko dan keselamatan pasien. Manajemen keperawatan merupakan
pengelolaan aktivitas keperawatan oleh manajer keperawatan melalui kegiatan
manajerial terhadap perawat pelaksana dalam penyelenggaraan pelayanan
keperawatan kepada pasien/ keluarga/ masyarakat secara profesional.
Kepala ruangan sebagai Manajer keperawatan di setiap ruang perawatan
dituntut untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengendalikan dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan jaminan
keamanan dan kenyamanan yang melindungi keselamatan pasien perawat dan keluarga
pasien. Perawat dituntut untuk memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan
seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat sesuai kode etik dan standard.
praktek keperawatan. Manajemen adalah proses mengumpulkan dan mengorganisir
sumber daya, saran dan prasarana dalam mencapai tujuan yang mencerminkan
kedinamisan organisasi. Keselamatan pasien merupakan tujuan utama dalam
memberikan asuhan keperawatan, dan pelayanan praktek keperawatan di rumah
sakit. Keselamatan pasien dapat terjaga apabila dilaksanakan dengan berpedoman pada
standar asuhan keperawatan dan memberikan jaminan mutu pelayanan.
Perawat sebagai petugas kesehatan yang paling banyak berinteraksi dengan pasien,
memiliki resiko lebih tinggi terhadap bahaya keselamatan dibandingkan petugas
kesehatan lainya. Kondisi ini menuntut perawat untuk memperhatikan keselamatan
bagi dirinya, pasien dan keluarga pasien pada saat bekerja agar dapat memberikan

21
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
asuhan keperawatan yang aman bagi pasien. Salah satu cara untuk melindungi
keselamatan pasien adalah agar dapat mencegah terjadinya penularan penyakit
dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) pada saat memberikan asuhan
keperawatan pada pasien penyakit menular. Hal ini tidak lepas dari peran
manajemen keperawatan untuk menyediakan alat pelindung diri bagi perawat yang
memberikan asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang bermutu tidak
sepenuhnya menjadi tanggung jawab perawat pelaksana, kepala Ruang sebagai
manajer lini pelayanan terdepan mempunyai tanggung jawab terhadap aktifitas proses
keperawatan dan menfasilitasi pelaksanaan keperawatan agar dapat melaksanakan
praktek keperawatan sesuai standar.
Keselamatan pasien (patient safety) telah menjadi indikator penting dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Keselamatan dalam pelayanan kesehatan
merupakan prinsip yang paling mendasar dan bukan merupakan suatu pilihan tetapi
menjadi hak setiap pasien yang telah melimpahkan kepercayaannya kepada tenaga
kesehatan terutama perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Pelayanan keperawatan dan kesehatan merupakan suatu proses yang sangat kompleks
dan tidak selalu aman karena dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga
memungkinkan dapat terjadi pelayanan atau hasil pelayanan yang tidak diperkirakan
atau tidak diinginkan.
1. Tujuan Program Keselamatan Pasien
Tujuan dari program keselamatan pasien di rumah sakit (Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit 2015) antara lain :
a. Tercipatanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
2. Sasaran Keselamatan Pasien

22
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
Sasaran keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua
rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Maksud dari
sasaran keselamatan pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam
keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagina- bagian yang bermasalah dalam
pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari consensus berbasis
bukti dan keahlian atas permasalahan ini (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
2015).
Di Indonesia secara nasional untuk seluruh fasilitas pelayanan kesehatan,
diberlakukan sasaran keselamatan pasien nasional yang terdiri dari (PMK No 11,
2017) :
a. Mengindentifikasi pasien dengan benar
b.Meningkatkan komunikasi yang efektif
c. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
d.Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan
pada pasien yang benar
e. Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan
f. Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh

3. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien


Rumah sakit harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis
secara intensif insiden dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
keselamatan pasien. Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi misi dan
tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis
terkini, praktik bisnis yang sehat dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi
pasien. Dalam rangka menerapkan Standar Keselamatan Pasien, rumah sakit
melaksanakan 7 (tujuh) langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit yang terdiri
dari (PMK No 11, 2017) :
a. Membangun kesadaranakan nilai keselamatan pasien

23
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
b. Memimpin dan mendukung staf
c. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
d. Mengembangkan sistem pelaporan
e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
g. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

D. Konsep Supervisi
1. Pengertian Supervisi
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi manajemen
yang berperan untuk mempertahankan agar segalam kegiatan yang telah diprogram
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan
manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang secara
menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan
untuk mencari jalan pemecahannya. Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya
mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga
bersama para perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang
berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai
pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide,
pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam

24
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai
suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan
dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

2. Tujuan Supervisi
Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman.
Ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantara para tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya. Juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan
peralatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Lingkungan yang sehat bila dapat
memberikan rasa bebas dan keinginan untuk bekerja lebih baik. Formal dan profesional
yang dilakukan oleh pemimpin untuk mendukung, membimbing, mengarahkan,
mengevaluasi, dan mengembangkan pengetahuan dan kompetensi perawat untuk
menyelesaikan tugas dengan tanggung jawab penuh dalam rangka mencapai tujuan
rumah sakit dan keamanan pasien (pasien safety). Tujuan dari pengawasan adalah
memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung, sehingga mereka akan dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik.

3. Manfaat Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat.
Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2019) :
a. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat
hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta
makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan
dan bawahan.
b. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini
erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan,
sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan
dapat dicegah. Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya
dengan telah tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah

25
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar
dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah
ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan.

4. Prinsip-Prinsip Supervisi
Ada beberapa prinsip yang dilakukan di bidang keperawatan (Nursalam, 2015) antara
lain :
a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
b. Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan hubungan
antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepimpinan
c. Fungsi supervsi diuraikan dengan jelas,terorganisasi dan dinyatakan melalui
petunjuk,peraturan,tugas dan standart.
d. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokratis antara supervisor dan
perawat pelaksana.
e. Supervisi merupakan visi,misi,falsafah,tujuan dan rencana yang spesifik.
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,komunikasi efektif,kreatifitas,dan
motivasi.
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdayaguna dalam pelayanan
keperawatan yang memberikan kepuasan klien,perawat dan manajer.

5. Cara Supervisi
Menurut Suyanto (2015), Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung,
penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.
a. Supervisi Langsung :
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Cara supervisi
ini ditujukan untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan memperbaiki
kesalahan yang terjadi. Cara supervisi terdiri dari :
1) Merencanakan

26
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat perencanaan
tentang apa yang akan disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana
tekniknya, kapan waktunya dan alasan dilakukan supervisi. Dalam membuat
perencanaan diperlukan unsur-unsur : Objektif / tujuan dari perencanaan,
Uraian Kegiatan, Prosedur, Target waktu pelaksanaan, penanggung jawab dan
anggaran.
2) Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi pengarahan tentang
bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai. Dalam memberikan pengarahan diperlukan kemampuan komunikasi
dari supervisor dan hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan
staf.
Cara pengarahan yang efektif adalah : Pengarahan harus lengkap, Menggunakan
kata-kata yang tepat, Bebicara dengan jelas dan lambat, Berikan arahan yang
logis. Hindari memberikan banyak arahan pada satu waktu, Pastikan bahwa
arahan dipahami. Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga
perlu kegiatan tindak lanjut.
3) Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dalam melakukan
suatu pekerjaan, staf perlu bimbingan dari seorang supervisor. Supervisor harus
memberikan bimbingan pada staf yang mengalami kesulitan dalam menjalankan
tugasnya, bimbingan harus diberikan dengan terencana dan berkala. Staf
dibimbing bagaimana cara untuk melakukan dan menyelesaikan suatu
pekerjaan. Bimbingan yang diberikan diantaranya dapat berupa : pemberian
penjelasan, pengarahan dan pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh
langsung.
4) Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi staf untuk mencapai
tujuan organisasi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan supervisor dalam

27
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
memotivasi antara lain adalah (Nursalam, 2015) : Mempunyai harapan yang
jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut kepada para staf,
Memberikan dukungan positif pada staf untuk menyelesaikan pekerjaan,
Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan
memberikan tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman yang
bermakna, Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil keputusan
sesuai tugas limpah yang diberikan, Menciptakan situasi saling percaya dan
kekeluargaan dengan staf, Menjadi role model bagi staf.
5) Mengobservasi
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya
sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka
supervisor harus melakukan observasi terhadap kemampuan dan perilaku staf
dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh staf.
6) Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu
pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi
upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana yang telah disusun
sebelumnya. Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut
sudah dikerjakan sesuai dengan ketentuan untuk mencapai tujuan organisasi.
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara menilai langsung kegiatan, memantau
kegiatan melalui objek kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di evaluasi, maka
diperlukan umpan balik terhadap kegiatan tersebut.

b. Supervisi Tidak Langsung


Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan pasien dan catatan
asuhan keperawatan dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan laporan lisan
seperti saat timbang terima dan ronde keperawatan. Pada supervisi tidak langsung
dapat terjadi kesenjangan fakta, karena supervisor tidak melihat langsung kejadian

28
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
dilapangan. Oleh karena itu agar masalah dapat diselesaikan , perlu klarifikasi dan
umpan balik dari supevisor dan staf.

5. Alur Supervisi Keperawatan

29
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
BAB III
30
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
SKENARIO RONDE KEPERAWATAN

PERAN RONDE KEPERAWATAN :


1. Kepala Ruangan (Karu) : Maria Kristina
2. PP : Desy Haslinda
3. PA dan perawat konselor : Sulistiawati
4. Pasien Tn.P : Khairul Rahman
5. Dokter dan Ahli Gizi : Deby Okta Fitri
6. Fisioterapi : Adolfina Patiung

Pra Ronde
PP mendatangi kantor kepala ruangan untuk konsultasi masalah pasien kelas 1.
PP : assalamualaikum permisi Pak
Karu : waalaikumsalam, silahkan masuk dan silahkan dududk.
PP : terimakasih Pak, saya menghadap Bapak ingin mengkonsultasikan masalah pasien
Tn”P” dan meminta sran Bapak.
Karu : ya silahkan.. apakah ada masalah dengan pasien tersebut
PP : iya Pak, pasien Tn”P” datang dengan keluhan batuk > 30 hari dan mengeluarkan
sputum, batuk dengan rasa panas di tenggorokan, kadang Tn. P mengalami sesak napas
dan nyeri dada. Dari diagnosa medis yang ditemukan adalah TBC. Setelah dirawat
selama 2 hari dan sudah diberi tindakan keperawatan.
Karu : lalu apakah kamu sudah menyiapkan Tim Ronde dan siapakah yang akan kamu ajak
untuk menjadi tim ronde keperawatan serta kapan pelaksanaannya??
PP : sudah Pak, rencananya besok akan dilakukan ronde keperawatan kemudian saya
mengajak dokter, PP, ahli gizi, fisioterapi, konsultan, PA,
Karu : baiklah kalau memang sudah siap, silahkan kamu lanjutkan dan persiapkan yang perlu
dipersiapkan.
PP : terimakasih Pak, saya permisi dahulu

31
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
Setelah masalah perijinan sudah selesai, kemudian PP mengunjungi pp kekemar pasien
Tn”n” untuk melakukan infomconsent dan meminta persetujuan untuk dilakukan ronde
keperawatan.
PP : assalamualaikum permisi Pak, Selamat Pagi. Bagaiman kondisi bapak hari ini??
Tn.P : wallaikumsalam.. seperti biasa pak, saya masih batuk dan sakit di dada pak..
Kel.P : Bagaimana ini Pak
PP : begini Pak.. untuk menindak lanjuti masalah yang masih dirasakan Tn”P” maka saya
berencana untuk mengadakan ronde keperawatan. Ronde keperawatan ini adalah suatau
pemecahan masalah keperawatan yang belum terselesaikan yang nantinya masalah ini
akan diberikan solusi oleh dokter ahli, Perawat Konsultan dan tim medis lainnya.
Tujuan tindakan ronde keperawatan ini adalah untuk menyelesaikan permasalahan yang
masih dirasakan Tn”P” saat ini. Untuk itu saya meminta ijin kepada Bapak untuk
mengadakan ronde keperawatan besok pagi dan mohon Bapak untuk mengisi formulir
persetujuan tindakan ronde keperawtan.
Tn.P : saya setuju asal penyakit saya bisa segera sembuh
PP : baiklah terimakasih atas persetujuan anda dan saya permisi dahulu

RONDE
Karu, PP dan tim ronde keperawatan sedang melakukan ronde keprawatan di Nurse
station dimana ronde keperawatan merupakan salah satu wadah berjalannya progam dari
integrated clinical patway dalam hal ini diperlukannya penerapan etika profesional dalam
menyikapi proses berjalannya ronde keperawatan ini.
Karu : assalamualaikum.. terimasih atas kehadirannyan dan hari ini kita akan mengadakan
ronde keperawatan dan saya akan memperkenalkan tim ronde kali ini.
PP : Desy
PA : Sulistiawati
Dokter : Deby
Perawat Konselor : Sulistiawati
Ahli gizi : Deby
Fisioterapi : Adolfina
Baiklah masalah akan d jelaskan oleh PP
32
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
PP : Permasalahannya adalah Tn. “ P” sudah dirawat selama 2 hari dengan diagnosa TBC .
Pasien datang dengan keluhan batuk > 30 hari dan mengeluarkan sputum, batuk dengan
rasa panas di tenggorokan, kadang Tn. P mengalami sesak napas dan nyeri dada. Maka
dari itu saya mengadakan ronde keperawatan yang bertujuan untuk meminta saran kepada
semuanya untuk menyelesaikan masalah Tn “P”. Baiklah saya akan melihat pasien
bernama Tn “P” untuk menyamakan data yang sudah ada bersama PA
PP dan PA mendatangi pasien untuk memvalidasi data, ( pada pasien terdiagnosa TBC
sebelumnya PA dan PP harus mencuci tangan terlebih dahulu dan menggunakan APD
sebagai bentuk penerapan program K3 dan menerapkan program metode tri hita dalam
menciptakan caring menghormati budaya pasien
PP : Assalamu’alaikum permisi Pak, kami dari TIM ronde keperawatan bermaksud untuk
menanyakan perihal yang masih bapak rasakan saat ini.
Tn.P : Wa’alaikumsalam ya silahkan
PP : Melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan hal-hal lain yang diperlukan untuk
menunjang data. Bagaimana Pak apakah bapak masih batuk dan nyeri pada dada?
Tn.P : Masih pak, aduh sakit nih dada saya uhuk uhukkk....
PP : sabar ya pak yah, saya periksa dulu. Seltelah ini nanti saya diskusikan dengan tim ronde
keperawatan.
Baiklah terima kasih pak kami permisi dulu.
Setelah Validasi data dari pasien, tim ronde kembali ke ners station untuk
menindaklanjuti dan membahas masalah yang ada ( komunikasi efektif SBAR sangat
diperlukan untuk mengihindari kesalahan komunikasi, sehingga peningkatan mutu dan
keselamatan pasien dapat berjalan dengan baik)
Karu : Untuk mempersingkat waktu saya persilahkan PP,PA dan konselor untuk memberikan
solusi atau intervensi lanjutan yang akan di berikan kepada Tn “P”
PP : Setelah saya validasi data kepada pasien langsung, saya mendapatkan bahwa px belum
ada perubahan. Menurut dokter bagaimana mengatasi masalah px.
Perawat
Konselor : Dilihat dari riwayat Tn “P” sebelumnya setelah kami menanyakan kepada istri px,
ternyata dikeluarga Tn. P sebelumnya ada yang mengalami TBC, jadi kemungkinan
Tn P terkena virus TBC yang tertular dari adiknya, selain itu kebiasaan yang tidak
33
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
sehat yang dilakukan oleh Tn P yaitu setiap hari Tn P selalu menghabiskan rokok
sebanyak lebih dari 3 bungkus perhari sehingga hal itu memperparah kondisi
kesehatanya. Bagaimana menurut Tim yang lain?
Dokter : Sebaiknya diberikan rifampisin 600 mg 3x/hari.
Karu : untuk dari Tim Gizi bagaimana?
Tim Gizi : untuk makanan nanti kami siapkan makanan khusus untuk penyakit TBC
Fisioterapi : untuk kestabilan nafas sebaiknya kita posisikan px dengan posisi duduk, perhatikan
untuk sering memposisikan pasien bergantian agar tidak terjadi dekubitus.
Karu : Baiklah saya rasa Ronde kali ini sudah cukup dan terima kasih atas partisipasinya. Saya
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Kesimpulan : dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan diperlukannya


program-program untuk meningkatkan mutu pelayanan klien dan keluarga pasien agar
tercapainya pelayanan prfesional bagi rumah sakit

BAB IV
PENUTUP
34
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
A. Kesimpulan
Adapun karakteristik dalam ronde keperawatan yaitu pasien dilibatkan secara
langsung, pasien merupakan fokus kegiatan, perawat primer dan konselor melakukan
diskusi bersama, konselor memfasilitasi kreatifitas dan yang terakhir konselor membantu
mengembangkan kemampuan perawat primer dalam meningkatkan kemampuan
mengatasi masalah (Nursalam 2016).
Setiap perawat tanpa kecuali harus mempunyai peran dan fungsi sebagai
seorang pemimpin (sebagai top manajer, sebagai low manajer atau sebagai
perawat pelaksana yag akan memimpin pasien dan keluarganya). Sebagai
pelaksana keperawatan, perawat harus mampu berperan dan berfungsi sebagai
pemimpin terhadap pasien dan keluarganya. Sedangkan perawat yang duduk sebagai
kepala ruang harus mampu mengelola keperawatan di tingkat ruangan yang dipimpinnya
. Kriteria pasien yang dapat dilakukan ronde keperawatan ada dua yaitu mempunyai
masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan
keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka. Ronde keperawatan dalam
pelaksanaannya menggunakan metode diskusi antar anggota tim dan pasien tentang
masalah keperawatan yang ada pada pasien (Nursalam 2016).

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi pembaca dan
mahasiswa keperawatan mempunyai aspek kognitif, afektif dan skill yang mempunyai nilai
lebih untuk melaksanakan ronde keperawatan secara efektif dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

35
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020
Nursalam. (2016).Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Sitorus R. & Yulia. 2005. Modelpraktek Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit


Panduan Implementasi. Jakarta: EGC

Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit.


Jakarta:EGC

Nursalam Dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika

Kinchay, A. (2012, September).Www.Scribd.Com. Retrieved Oktober 17, 2013, From


http://Www.Scribd.Com/Doc/76643445/RONDE-KEPERAWATAN
23p%3DD-2qlYXssSUJ

36
LaporanDaringStaseManajemen
MahasiswaProgramNersITKesWiyataHusadaSamarinda,2020

Anda mungkin juga menyukai