Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SINTESA

TERAPI NEBULIZER

Nama : An. M
Diagnosa Medis : Pneumonia
No. Reg :-
Tanggal : 23 Januari 2020

1. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d sekresi yang tertahan
Data Fokus Etiologi Problem
DS: Sekresi yang Ketidakefektifan
- Keluarga klien mengatakan tertahan bersihan jalan
sesak nafas sejak 1 hari yang nafas
lalu
- Keluarga klien mengatakan
batuk berdahak sudah 4 hari
yang lalu
DO:
- Pasien batuk
- TD: 103/61 mmHg
- Nadi: 53 x/menit
- RR: 135 x/menit
- Suhu : 37oC

2. Dasar pemikiran
Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adalah infeksi
yang mengakibatkan peradangan pada kantong-kantong udara di salah satu
atau kedua paru-paru. Pada penderita pneumonia, sekumpulan kantong-
kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru (alveoli)
akan meradang dan dipenuhi cairan atau nanah. Akibatnya, penderita
mengalami sesak napas, batuk berdahak, demam, atau menggigil. Oleh sebab
itu, diperlukan suatu terapi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan
terapi inhalasi atau nebulizer. Terapi inhalasi merupakan suatu metode yang
mengubah obat cair menjadi aerosol, dihisap melalui masker/mouthpiece dan
bekerja secara langsung ke target organ di saluran napas.

3. Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan


Melakukan nebulizer combivent 1 amp dan pulmicort 1 amp

4. Prinsip – Prinsip Tindakan Bersih


 Siapkan alat nebulizer
Rasional : untuk memastikan bahwa tindakan nebulizer siap dilakukan
 Masukkan obat pulmicort dan combivent kedalam masker nebulizer
Rasional : untuk melancarkan dahak/ sekret yang ada di saluran
pernapasan dan untuk melegakan saluran pernapasan
 Posisikan pasien semifowler/ fowler
Rasional : dengan posisi nyaman semifowler/ fowler diharapkan obat
yang di hirup masuk maksimal ke saluran pernapasan
 Nyalakan mesin nebulizer
Rasional : mesin yang nyala obat yang ada akan dipecah menjadi
aerosol atau partikel- partikel kecil sehingga dapat terhirup ke saluran
pernapasan
 Anjurkan pasien untuk menghirup
Rasional : supaya partikel-partikel obat terhirup dan masuk ke saluran
pernapasan.

5. Analisa Tindakan Keperawatan


Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada
beberapa mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi.
Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh
mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai
paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan
juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan
pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif
yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme
infeksius lainnya. Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat
menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan
anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan
neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan perubahan
kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-
faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui
perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling
sering terjadi akibat virus pada saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat
menyebar ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus.
Terapi nebulizer disini untuk membuka saluran udara dan merelaksasikan
otot-otot saluran pernafasan dan mencairkan mukus yang kental.

6. Bahaya Yang Mungkin Muncul


 Pengendapan aerosol di dalam saluran pernapasan
Pencegahannya : lakukan terapi nebulizer sesuai program dokter, dan
segeralah berikan air minum setelah nebulizer selesai
 Mual
Pencegahan : berikan posisi nyaman pada pasien saat terapi nebulizer dan
segera berikan minum setalah nebulizer selesai.

7. Hasil Yang Didapat dan maknanya


S : Klien terlihat masih sesak tetapi sudah berkurang dari sebelumnya
O : Keadaan umum sedang
 TD: 110/80 mmHg
 Nadi: 55 x/menit
 RR: 134 x/menit
 Suhu : 37oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi, monitor status pernafasan dan oksigenasi

8. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dapat Dilakukan


Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah :
- Monitor tanda-tanda vital
- Berikan posisi yang nyaman, tinggikan tempat tidur 450 (semi fowler)
- Kolaborasi pemberian obat penisilin sesuai indikasi.

9. Evaluasi Diri
Pemberian obat penisilin dengan menggunakan dapat dilakukan secara
mandiri tanpa hambatan. Masker oksigen yang digunakan terkadang tidak
sesuai dan klien tidak merasa nyaman sehingga masker oksigen harus
dipegang dengan tangan.

10. Daftar Pustaka


Brunner & Suddarth, (2018), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi
8,  2017,  EGC, Jakarta.
Doenges E. Marlynn, (2016), Rencana Asuhan Keperawatan , EGC, Jakarta.
Gallo & Hudak, (2016), Keperawatan Kritis, edisi VI, EGC, Jakarta
Noer Staffoeloh et all, (2017), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta

P Pembimbing, Mahasiswa,

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai