Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Trauma gigi (traumatic dental injury) merupakan suatu keadaan umum yang sering kali dialami
baik pada anak-anak maupun dewasa. Trauma dapat mengakibatkan masalah yang serius dan
kompleks seperti terjadinya fraktur pada gigi yang dipertimbangkan sebagai suatu kondisi serius
dan harus mendapatkan penanganan segera guna mengurangi rasa sakit serta resiko
3
bertambahnya kerusakan gigi . Trauma dentoalveolar adalah trauma yang mengenai gigi dan
tulang alveolar pada maksila atau mandibula dan jaringan pendukung gigi. Trauma dentoaveolar
60% terjadi pada anak khususnya di bawah umur 5 tahun tetapi jarang mendapat penanganan di
rumah sakit. Kejadian trauma pada anak laki-laki dua kali lebih sering dibandingkan anak
perempuan, hal ini berkaitan dengan aktivitas fisik yang lebih tinggi pada anak laki-laki. Anak-
anak dengan kebutuhan khusus lebih rentan terhadap terjadinya trauma, misalnya pada anak
dengan keterbelakangan mental, dan epilepsy 4. Fraktur dentoalveolar didefinisikan sebagai
fraktur yang meliputi avulsi, subluksasi, atau fraktur gigi yang berkaitan dengan fraktur tulang
alveolar. Fraktur dentoalveolar dapat terjadi tanpa atau disertai dengan fraktur bagian tubuh
lainnya, biasanya terjadi akibat kecelakaan ringan seperti jatuh, benturan saat bermain,
berolahraga atau iatrogenik.
Fraktur wajah pada populasi anak jarang terjadi, terhitung 1,5% hingga 8,0% cedera pada anak-
anak berusia 12 tahun atau lebih muda, dan kurang dari 1% cedera pada anak-anak di bawah usia
5 tahun 1. Insiden cedera maksilofasial yang rendah pada anak-anak telah dikaitkan dengan
elastisitas tulang wajah, rasio tengkorak terhadap wajah yang lebih besar, lapisan jaringan
adiposa yang lebih tebal, dan kurangnya pneumatisasi sinus paranasal pada anak kecil. Selain itu,
anak-anak prasekolah menerima lebih banyak pengasuhan orang tua dan kurang mandiri
dibandingkan anak-anak yang lebih tua. Namun, kejadian trauma wajah meningkat seiring
bertambahnya usia anak dan menjadi lebih terpapar aktivitas di luar ruangan 2.

1
Muñante-Cárdenas JL, Olate S, Asprino L, de Albergaria Barbosa JR, de Moraes M, Moreira RW. Pattern and treatment of facial
trauma in pediatric and adolescent patients. J Craniofac Surg. 2011;22:1251–5. doi: 10.1097/SCS.0b013e31821c696c. 
2
Santanu Mukhopadhyay, Sauvik Galui, Raju Biswas, Subrata Saha, and Subir Sarkar. Oral and maxillofacial injuries in children: a
retrospective study. J Korean Assoc Oral Maxillofac Surg. 2020 Jun 30; 46(3): 183–190.  doi: 10.5125/jkaoms.2020.46.3.183.
3
Ajlouni,Taghreed FJ, Farouk BR. Traumatic dental injuries presenting at the pediatric dental clinic at prince Rashid bin Al-Hassan
hospital. Journal of the Royal Medical Services 2010:17(1):10-5.
4
Turkistani J. Recent trends in the management of dentoalveolar traumatic injury to primary and young permanent teeth. Dental
traumatology. 2011; 27: 46-54
LAPORAN KASUS

PEMBAHASAN

SIMPULAN

UCAPAN TERIMAKASIH (APABILA DIPERLUKAN)


Ucapan terimakasih atau pernyataan jelas hanya apabila berkaitan dengan dukungan finansial,
hibah atau skema pendanaan lain dengan menyebutkan individu atau institusi terkait.

Anda mungkin juga menyukai