Kehamilan adalah suatu kejadian yang hampir selalu ditunggu-tunggu.
Saat ini ibu pada
umumnya sudahmengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga kondisi tubuh demi untuk kelancaran kehamilan danperkembangan janin dalam kandungan. Jika sebelumnya ia makan hanya untuk dirinya sendiri, kini ia harusmencukupi kebutuhan gizinya untuk janinnya pula.Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedangdikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akanmelahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yangdilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.Di Indonesia, walau pun tingkat kemiskinan mulai berkurang, namun tetap ada daerah- daerahdimana kurang gizi masih menjadi masalah utama. Gizi buruk tidak hanya berdampak pada kesehatanseseorang secara pribadi, tapi juga mengurangi kemampuan masyarakat untuk keluar dari kemiskinan. Giziburuk mengurangi kemampuan seseorang untuk bekerja dan juga mengurangi kemampuan anak- anakuntuk belajar disekolah, mengurangi tingkat kesehatan dan menjadi terlalu lelah untuk bekerja dan belajar dengan baik. Diperkirakan bahwa gizi buruk dapat menghabiskan biaya suatu Negara sebanyak 2-3% dariproduk domestic bruto (“Repositioning Nutrition as Central to Development: A Strategy for Large -Scale Action,” published by the World Bank in 2006). Perempuan dan anak-anak adalah yang biasa dan umumnya mengalami gizi buruk. Ibu hamilmenghadapi resiko yang tinggi untuk kehilangan bayi mereka, perempuan dan anak meninggal pada saatproses melahirkan, atau bayi yang lahir dengan kecacatan fisik mau pun mental. Gizi buruk memberikansumbangan 56%untuk kematian dari 11 juta anak diseluruh dunia karena sebab yang sebenarnya dapatdicegah sebelum mereka mencapai ulang tahunnya yang ke lima.Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurangseperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996). Hasil SKRT 1995 menunjukkanbahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita anemia mempunyai kecenderunganmelahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemiamempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan denganibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saatpersalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguankesehatan (Depkes RI, 1996). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredamtekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan danperkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya. B. Pembahasan 1. Kebutuhan Gizi Pada Ibu hamil