Anda di halaman 1dari 46

BAB I

KONSEP KELUARGA

A. Tinjauan Teori
1. Konsep Dasar Teori Keluarga
a. Pengertian Keluarga
1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih individu yang
dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki /tidak
memiliki hubungan darah / hukum yang mencirikan orang tersebut
kedalam satu keluarga (Whall, 1986).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Depkes RI, 1998).
3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah /adopsi dan tinggal dalam satu rumah
(Friedman, 1998).

b. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)
a) Keluarga Tradisional
 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama
 Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari penceraian,
pisah atau ditinggalkan
 Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka
 Bujang dewasa yang tinggal sendirian
 Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah dan istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja
 Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan
dalam daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
 keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
 keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
 keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih
satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang
sama

2) Menurut Anderson Carter


 Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat
 Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah
 Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti
 Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah tangga yang
terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak
angkat yang disebabkan karena perceraian atau kematian
 Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama
 Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa
pernikahan
c. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dan struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa
fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawati & Dermawan (2005)
yaitu
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga
terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga
mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk
nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan-batasan perilaku
yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai2 budaya keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan
seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan
perkembangan fisk, mental, spiritual dengan cara memelihara dan merawat
anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, papan dn kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga.Mencari sumber2 penghasilan guna memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (pendidikan anak dan jaminan hari
tua).
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan keturunan
tetapi untuk memelihara dan membebaskan anak untuk kelanjutan generasi.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang
dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga, memberikan identitas
keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan,
membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa,
mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya

d. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.Lima tugas
keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

e. Tingkat kemandirian keluarga


Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan perawat
keluarga dapat dimulai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan
mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai dari
tingkat kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV, menurut Dep-Kes
(2006) sebagai berikut :
1. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I /KM I)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
2. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II /KM II)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
3. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III /KM III)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
4. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV /KM IV)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
g) Melakukan tindakan promotif secara aktif

f. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga


1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah
Tugas :
 Saling memuaskan antar pasangan
 Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing pihak
 Merencanakan dengan matang jumlah anak
 Memperjelas peran masing-masing pasangan
2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tugas:
 Mempersiapkan biaya persalinan
 Mempersiapkan mental calon orang tua
 Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak
3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi
Tugas:
 Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi (ASI ekslusif 6
bln)
 Memberikan kasih sayang
 Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan
 Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran
anggota keluarga baru termasuk siklus hubungan sex
 Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan
pasangan
4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas:
 Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
 Mulai menanamkan keyakinan beragama
 Mengenalkan kultur keluarga
 Memenuhi kebutuhan bermain anak
 Membantu anak dalam sosialisasi dengan lingkungan sekitar
 Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
 Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak
5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas:
 Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah
maupun biaya sekolah
 Membiasakan belajar teratur
 Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolahnya
 Memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat
penting untuk masa depan anak
 Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan
lingkungan sekitarnya

6) Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja


Tugas:
 Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
 Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah/kegiatan
di luar sekolah
 Memberikan kebebasan dalam batasan yang bertanggung jawab
 Mempertahankan komunikasi dua arah
7) Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Tugas:
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu anak untuk mandiri
 Mempertahankan komunikasi
 Memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan
menantu
 Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggal
anak
8) Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembali
Tugas:
 Menjaga keintiman pasangan
 Merencanakan kegiatan yang akan datang
 Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
9) Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tua
Tugas:
 Saling memberikan perhatian yang menyenangkan antar
pasangan
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
 Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan
berolahraga, berkebun, mengasuh cucu
 Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya
kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini

g. Level Pencegahan Perawatan keluarga


Pencegahan keperawatan keluarga, berfokus pada tiga level prevensi yaitu
1) Pencegahan primer (primary prevention)
2) Pencegahan sekunder (secondary prevention)
3) Pencegahan tersier (tertiary prevention)
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIPERTENSI

Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai
tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur.
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih
dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan
tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. (Barbara Hearrison
1997)
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah yang abnormal dengan tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg
menetap atau telkanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan dengan
mengukur rata-rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah pada dua waktu yang
terpisah. Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tahanan vaskuler perifer pada
tingkat arteriol.
B. Etiologi
Hipertensi adalah asimtomatik. Gejala-gejala menandakan kerusakan pada organ
targeet seperti otak, ginjal, mata, dan jantung. Bila tak teratasi, hipertensi dapat
menimbulkan stroke, gagal ginjal, dan kebutaan, dan gagal jantung kongestif. Berdasarkan
penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)
1. Esensial (primer/idiopatik) etiologi tak diketahui, dapat dipercepat atau maligna,
namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas,
susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas,
merokok dan stress Sekunder atau hipertensi renal disebabkan oleh proses penyakit
dasar. Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.
2. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll. Pada umunya
hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon
peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
c. Stress Lingkungan
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran
pembuluh darah.
Faktor-faktor yang mempertinggi resiko terjadinya hipertensi antara lain:
a. Keturunan
b. Usia
c. Berat badan
d. Perokok Pola makan
e. dan gaya hidup Aktivitaas olah raga

C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini  bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganlia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinephrin
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Pada saat  bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke
ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
rtensi Natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vascular. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada sistem
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (Volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2002).

D. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National Committee on
Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519, dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg
a. Normal 130 – 139 85 – 89
b. Perbatasan 140 – 159 90 – 99
c. Hipertensi tingkat I 160 – 179 100 – 109
d. Hipertensi tingkat 2 > 180 < 85
e. Hipertensi tingkat 3 < 130 > 110

E. Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila
demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga
berdenging, mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).Pada tingkat awal sesungguhnya,
Hipertensi asimtomatis, mempunyai gejala :
1. Sakit kepala : pada occipital,, seringkali timbul pada pagi hari.
2. Vertigo dan muka merah.
3. Epistaksis sppontan.
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Penglihatan kabur atau scotomas dengan perubahan retina.
9. Kekerapan nocturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh gangguan ginjal.

F. Penatalaksanaan
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan
diastolic di bawah 90 mmHg dan mengntrol factor risiko. Hal ini dapat di capai melalui
modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a. Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol

2. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.

a. Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan lain-lain.
b. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
c. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau 72-80%
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5 kali/minggu.
3. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)

Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang


penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplkasi lebih lanjut.

4. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai berikut :

a. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.

b. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE, penghambat reseptor


angiotensin II, alfa  blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker, antagonis Ca dan
diuretic

c. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan inhibitor
ACE.

d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.

e. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca dihidropiridin kerja sama.

f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE (dengan
disfungsi sistolik).
BAB III
ASKEP TEORITIS

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi

A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn.S
2. Alamat dan telepon :
3. Pekerjaan kepala keluarga : Buruh Tani
4. Pendidikan kepala keluarga : SLTA
5. Komposisi keluarga : Suami+Istri+ 2 Anak(Keluarga Inti)

Imunisasi

Ket
Nama Anggtota Keluarga

BCG DPT Campak Hepatitis


Dgn Kk Hub
Jenis Kelamin

N
Pedidikan

POLIO
Umur

I II III I II III IV I II III

1 Syafaruddin L Suami 46 SLTA

2 Sudaryanti P Istri 44 SLTA

3 Sonia P Anak 24 S1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Sisil P Anak 15 SLTP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


A Ket : : laki laki
n
. : perempuan

-------- : tinggal serumah

1. Tipe keluarga
Keluarga Tn.S adalah keluarga dengan tipe nuclear family, dimana dalam keluarga
hanya ada suami, istri dan anak.
2. Suku :aceh/ jawa
3. Agama: islam
4. Status kelas Sosial Keluarga
a. Status Sosial Ekonomi
Tn.S mengatakan sehari-hari bekerja buruh dikebun sawit milik orang lain dari
hingga sore hari dengan penghasilan perbulan tidak menentu sekitar 2 juta /bulan
b. Mobilitas Sosial: hubungan keluarga Tn.S aktif bersosialisasi dengan tetangga di
sore hari, sedang istri Tn.S aktif berinteraksi dengan tetangga sekitar dan aktif
dalam kegiatan sosial yg ada di desa setempat
c. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn.S mengaku jarang sekali bepergian/piknik selama ini karena kondisi
ekonomi mereka yang serba kekurangan, mereka sellau menghabiskan waktu
santainya dengan menonton televisi.
II. Riwayat Dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dengan anak remaja dengan tugas perkembangan keluarga:
- menyediakan fasilitas untuk berbagai kebutuhan anak remaja.
- mengatasi masalah keuangan.
- berbagi tanggung jawab dalam hal pekerjaan rumah dan aktifitas yang melibatkan
keluarga.
- fokus pada hubungan perkawinan.
- menjembatani kerenggangan dalam berkomunikasi.
- menjaga hubungan dengan keluarga besar.
- memperluas pengalaman remaja dan orang tua melalui berbagai aktifitas baru.
- menentukan kembali filosofi hidup yang sesuai
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
selain keluarga belum mampu menyediakan fasilitas untuk berbagai kebutuhan anak
remajanya mereka juga belum mampu menyediakan fasilitas untuk berbagai
kebutuhan anak remaja dikarenakan karena faktor ekonomi keluarga karena Tn.S
hanya sebagai buruh kebun
3. Riwayat keluarga inti: Tn.S adalah seorang perokok aktif namun mengaku jarang
sekali sakit, hanya sesekali demam akibat terlalu kelelahan seharian bekerja di
dikebun dan akan sembuh cukup dengan diurut dan minum obat dari warung saja.
sementara itu kedua anak nya yang remaja tidak pernah menderita sakit yang parah
hanya sesekali demam dan batuk pilek. sedangkan Ny.Y mengaku sudah 5 tahun
menderita hipertensi dan hanya sekali berobat ke fasilitas kesehatan (puskesmas)
dikarenakan letaknya yang lumayan jauh. Ny.Y juga mengaku agak sedikit susah
menelan obat dan sering muntah, kalau penyakitnya muncul ia hanya tidur dan
meminum ramuan tradisional saja sampai nyeri kepalanya reda. selain penyakit
hipertensi Ny.Y juga mengaku sesekali penyakit asam uratnya juga kumat namun
akan reda setelah minum obat dari warung.sedangkan kedua anak remaja mereka
jarang sekali sakit hnaya sesekali demam saja.
4. Riwayat keluarga sebelumnya: dalam anggota keluarga Tn.S selama belum pernah
menederita sakit parah hingga di lakukan perawatan dirumah sakit dan ada
satupun yang mendapat tindakan operasi.

III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah

Situasi lingkungan ; Rumah semi permanen terdapat tiga buah jendela kaca namun
tidak pernah dibuka di sebelah pintu masuk, terdiri dari dua kamar tidur , rumah
lembab dan pencahayaan yang sedikit kurangkondisi rumah sedkit kumuh dan kotor,
banyak baju kotor berserakan dilantai rumah. Pembuangan sampah : dibakar,. Sumber
air minum dari sumur galian, tempat pembuangan tinja :wc dibelakang rumah
memiliki jarak dengansumber air bersih sekitar 30 meter, dan tempat pembuanga
limbah : dibuat got kecildialirkan kebelakang rumah.
contoh denah rumah:

dapur

dapur C
kandang
ayam
C C

gudang

kamar

kamar anak
C

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW:

Tn. S tinggal tepat dipinggir jalan dengan daerah jarang penduduk. interaksi
warga banyak terjadi menjelang sore dan malam di mushola setempat

3. Mobilitas geografis keluarga:

Tn. S sudah menempati rumah ini sejak pertama menikah sampai saat ini kurang
lebih sudah 24 tahun.berdasarkan keterangan daerah ini dahulunya adalah area
padat penduduk sebelum terjadinya konflik di aceh.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat:

pada siang hari Tn. S jarang berinteraksi dengan tetangganya karena bekerja
seharian di kebun Tn. S dan keluarga sering mengikuti kegiatan wirid yasin dan
pengajian di malam-malam tertentu di kampungnya dan sesekali melakukan
kegiatan gotong royong

IV. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga:

keluarga Tn. S sehari-hari berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia dan


juga bahasa jawa,setiap ada permasalahan selalu di musyawarahkan dengan
anggota keluarga namun Tn. S lebih dominan dalam pengambilan keputusan
dalam setiap permasalahan

a. Tingkat komunikasi fungsional dan disfungsional :


Dalam keluarga Tn. S selalu jarang terjadi kesalahfahaman dalam
berkomunikasi, karena Tn. S jika ingin menyampaikan sesuatu/menasehati
anak-anaknya ataupun istrinya selalu disampaikan langsung kepada orang yang
ingin dituju sehingga isi pesan langsung mendapatkan feedback dari
anak/istrinya.
b. Tingkat penyampaian dan ekspresi pesan emosional (afektif):
Tn. S memiliki karakter penyabar dan menurut Ny.Y bahwa Tn. S terkesan
lamban dalam mengambil keputusan setiap menghadapi masalah dalam
keluarga.
c. Karakteristik komunikasi dalam subsistem keluarga:
Tn. S sangat dominan dalam keluarga namun ia memiliki karakter yang
pendiam dan penyabar
d. Area komunikasi yang dekat/akrab:n
rumah adalah area yang sangat strategis bagi keluarga Tn. S dalam
membangun komunikasi istri dan anak-anaknya, mereka setiap sore dan malam
hari selalu berkumpul bercerita satu sama lain.
e. Variable kontekstual dan familial yang mempengaruhi komunikasi:
Tn. S sering diam dan merasa bingung disaat istrinya sedang sakit, situasi
seperti inilah yang membuat Tn. S sering diam merenungdan tidak tau harus
berbuat apa karena disisi lain ia ingin istrinya sembuh namuan selain faslititas
kesehatan yang jauh untuk dijangkau juga faktor ekonomi yang membuatnya
sulit dalam mengambil keputusan.

2. Struktur kekuatan keluarga:

a. distribusi bentuk kekuatan dalam keluarga:

Setiap ada permasalahan Tn. S selalu mengumpulkan anak dan istrinya untuk
sama –sama berbicara dan berdiskusi namun ujung pengambilan keputusan
tetap berada ditangan Tn. S

b. proses pengambilan keputusan:

Setiap keputusan ada di tangan kepala keluarga dengan terlebih dahulu di


musyawarahkan dengan anggota keluarga lainnya.namuan Ny.Y selalu
mengikuti apa yang dikatakan dan apa yang sudah menjadin keputusan suami
dengan alasan tak ingin ada keributan dalam keluarganya

c. Variable yang mempengaruhi karakteristik kekuatan keluarga


pekerjaan Tn. S sebagai buruh tani/kebun adalah variabel yang sangat
mempengaruhi karakteristik kekuatan keluarga dengan penghasilan yang minim
dalam setiap bulannya.
d. Sumberdaya interpersonal:
setiap anggota keluarga saling terbuka dan saling membantu dalam
pengembangan diri di setiap anggota keluarga
e. Kelas sosial/budaya dan faktor-faktor siklus hidup:
Tn. S dan keluarga memilki gaya hidup yang sangat sederhana hal ini
dipengaruhi oleh pengahasilan Tn. S yang terkadang tidak mencukupi untuk
membeli semua kebutuhan ekonomi keluarganya.
f. Kesimpulan dari keseluruhan kekuatan dalam keluarga:
Tn.S adalah pengambil keputusan dalam setiap permasalahan, namun Tn. S
memiliki karakter pendiam dan sedikit lamban bertindak bila anggota keluarga
sakit dikarena kan faktor penghasilan mereka yang serba kekurangan sehingga
gaya kehidupan mereka secara keseluruhan sangat sederhana

1. Struktur peran
a) Struktur peran formal
Tn.S berperan sebagai pencari nafkah dalam kelaurga sedang kan Ny.Y hanyalah
seorang ibu rumah tangga biasa yang sehari-hari mengurus kebutuhan dasar
keluarga seperti memasak,mencuci baju namun disaat sakit peran tersebut
digantikan oleh kedua anaknya.
b) Struktur peran informal
Tn.S memiliki peran informal martir yakni tidak menginginkan apapun untuk
dirinya tetapi mengorbankan apapununtuk kebaikan anggota keluarga yang lain,
sedangkan peran informal anak pertama meyaknimiliki peran pengikut sebagai
pendengar dalam diskusi keluarga dan Ny.Ymemiliki peran informal pendamai
dalam keluarga,selalu mencoba menyenangkan anggota keluarga yang lain
c) Variabel yang mempengaruhi struktur peran
Variabel yang mempengaruhi struktur peran dalam keluarga Tn.S adalah status
kehidupan ekonomi keluarga dan pekerjaan utama kepala keluarga.
2. Nilai atau norma keluarga
a) Perbandingan antara nilai-nilai keluarga dengan nilai-nilai masyarakat:
anak-anak Tn.Ssellau mampu menempatkan posisi diri mereka ketika mereka
berada di masayarakat sekitar dengan mengedepankan nilai budaya agama dan
sopan santun terhadap yang lebih tua.
b) Perbedaan sistem nilai:
Tn.S dan istrinya selalu memberi batasan anak-anaknya bergaul bebas dengan
orang asing terutama dengan lawan jenis
c) Konflik nilai dalam keluarga
keluarga Tn.S selalau terbuka dalam berbagai hal termasuk dalam hal penghasilan
sehingak pernah terjadi konflik nilai dalam keluarga. adapun pertengkaran kecil
pernah terjadi namun sellau berhasil di redakan.
d) Efek terhadap status kesehatan keluarga:
norma keluarga yang ada pada keluarga Tn.S sangat mempengaruhi persepsi
anggota keluarga terhadap peningkatan kesehatan anggota keluarga nya. Tn.S
menganggap bahwa hipertensi yang di derita oleh istrinya bukan lah kondisi yang
membahayakan dan tidak memerlukan pengobatan secepatnya.bila sakit istrinya
kumat cukup minumramuan herbal dan tidur saja.

V. Fungsi keluarga
3. Fungsi efektif
a) Pengasuhan, kedekatan dan identifikasi mutual:
Tn.Ssangat menyayangi istri dan kedua anak-anaknya. namun Tn.S mengaku jarang berada
dirumah jika siang hari karena beliau sibuk bekerja di kebun sehingga anaknya lebih dekat
dengan ibu mereka
b) Keterikatan dan kerenggangan hubungan:
keluarga Tn.S memiliki kekuatandan ikatan kekeluargaan yang sangat erat, mereka
saling menyayangi satu sama lain nya serat saling mendukung anatar anggota
keluarga.
c) Pola respon terhadap kebutuhan keluarga:
Ny.Y mengaku jika ada suatu masalah suaminya selalu memberi respon sedikit
lambat, dan kurang cekatan dalam mengambil keputusan
4. Fungsi sosialisasi
a) Perilaku pengasuhan anak dalam keluarga
dalam pembinaan sosialisasi terhadap anak Tn.S dan istrinya selalu memerikan
batasan-batasan mana yang boleh dilakukan dan mana yg tidak pantas dilakukan
oleh seorang anak baik terhadap keluarga maupun orang lain.
b) Tingkat adaptasi perilaku pengasuhan anak terhadap bentuk dan situasi keluarga
dalam prilaku pengasuhan anak Tn.S dan istrinya selalu sabar dan menanamkan
nilai agama yang kuat untuk kedua anak-anaknya.

c) Penanggung jawab terhadap sosialiasi anak:


Ny.Y adalah orang yang sehari-hari dekat dengan kedua anak remaja dalam
keluarga Tn.S. Ny.Y selalu memberikan nasehat dan edukasi kepada anak gadis
mereka mengenai tugas masing-masing anak didalam rumah seperti membersihkan
rumah dll.
d) Kepercayaan/budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak:
pola pengasuhan anak didalam keluarga Tn.Sdilatar belakangi oaleh dua budaya jawa
dan budaya aceh.namun mereka sellau mendidik anak-anak meeka dengan berpatokan
terhadap nilai sosial yang berada di masyarakatsekitar serta berpegang teguh terhadap
agama
e) Pengaruh kelas sosial terhadap pengasuhan anak
Tn.S mengatakan meski kelauraga mereka hidup serba pas-pasan namun beliau
selalu menanamkan di hati anaknya untuk selalu merasa bersyukur atas apa yang
mereka nikmati dan apa yang mereka miliki selama ini, sehingga anak-anak Tn.S
sama sekali tidak pernah merasa minder dengan teman mauapun tetangga mereka.

f) Kesimpulan tentang masalah dalam pengasuhan anak


masing-masing fungsi saling berkaitan dengan perkembangan anak dan pola
pengasuhan anak dalam keluarga ini lebih dominan dilakukan oleh si ibu, karena
Ny.Ylah yang paling dekat dan selalu bersama anak-anak.namun Tn.S sebagai kepala
keluargajuga sangat berperan penting dalam tumbuh kembang kedua anak mereka dan
sellau mengarahkan kedua anaknya kemasa depan mereka mellau jalur pendidikan dan
selalu berpegang teguh kepada agama.

5. Fungsi perawatan kesehatan


a) Kepercayaan, nilai dan perilaku kesehatan
Ny. Y menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan pernah berobat
kepuskesmas ,dan diberikan obat-obatan namun Ny. Y mengaku tidak biasa
meminum obat dan lebih menyukai ramu-ramuanyang berasal dari dedaunan.
keluarga juga mengaku takut mengkonsumsi obat-obatan dikarenakan
takutginjalnya rusak seperti tetangganya yang sudah meninggal akibat gagal
ginjal.sehingga keluarga lebih memilih meminum ramuan yang berbahan dasar
alami

b) Definisi sehat-sakit dan tingkat pengetahuan keluarga:


Tn.S menganggap penyakit istrinya adalah penyakit karena faktor usia dan merasa
tidak perlu ditangani secepatnya.karena hal tersebut akan dialami oleh setiap orang
nantinya

c) Perilaku nutrisi keluarga:


keluarga Tn.S mengaku paling menyukai masakan berkuah bersantan dan
berlemakdan kurang mengkonsumsi buah.
d) Kebiasaan tidur dan istirahat:
Tn.S dan keluarga memiliki kebiasaan pola tidur lebih awal yakni jam 20:00 wib
mereka biasanya sudah mulai beristirahat dan bangun jam 05:00 pagi untuk per
siapan ibadah shubuh.
e) Aktifitas fisik dan rekreasi:
mereka selalu memanfaatkan waktu luang berkumpul bersama keluarga dengan
mengobrol dan menonton televisi.

f) Penggunaan obat, alkohol, atau tembakau


Tn.S adalah seorang perokok aktif sejak SMA, namun mengaku tidak pernah
menggunakan alkohol ataupun obat-obatan terlarang lainya.

g) Tindakan pencegahan yang dilakukan keluarga:


mereka selalu rajin sholat dan berdoa setiap saat kepada yang maha kuasa. karena
dengan sholat Tn.S mengaku lebih tenag dalam menjalani beban kerja.

h) Terapi komplementari dan alternatif


disaat ada anggota keluarga yang kurang sehat/sakit mereka rajin melakukan
masase/pijatan ringan ke tukang urut.dan meraka juga rajin meminum jamu
tradisional.

i) Riwayat kesehatan keluarga


Ny.Y mengaku ada beberapa anggota keluarga nya yang menderita penyakit yang
sama dengan nya yakni adik dan almarhum ayahnya.

j) Pemanfaatan pelayanan kesehatan:


keluarga Tn.S hampir tidak pernah berobat kepuskesmas bila ada anggota keluarga
yang sakit hanya membeli obat di warung saja.
k) Sumber pembayaran pelayanan kesehatan
Tn.S semuanya memiliki kartu BPJS namun selama ini tidak pernah di
manfaatkan untuk keperluan berobat.

l) Akses terhadap pelayanan kesehatan


rumah keluarga Tn.S terletak jauh dari puskesmas rujukan sehingga Tn.S merasa
malas berobat kesana

VI. Stres dan koping keluarga


6. Stressor, kekuatan dan persepsi keluarga
a) Stressor yang sedang dialami keluarga:
Tn.S merasa khawatir dan cemas karena anaknya yang pertama baru selesai kuliah
sejak 6 bulan yang lalu namun tak kunjung juga mendapatkan pekerjaan. Tn.S
berharap dengan anaknya bekerja dapat membantu ekonomi keluarga tersebut

b) Kekuatan yang dapat mengimbangi stressor


Tn.S sedikit merasa tenang karena dengan anaknya yang sudah besar /remaja bisa
membantu pekerjaan rumah dikala istrinya sedang sakit

c) Persepsi keluarga terhadap situasi yang sedang dialami:


Tn.S dan istri selalu berdoa kepada allah swt agar diberi kemudahan dan rezeki
untuk keluarga mereka
7. Strategi koping keluarga
a) Bagaimana reaksi keluarga terhadap stressor
jika setiap mendapat masalah mereka sellau rajin berdoa kepadaallah swt karena
mereka memiliki keyakinan setiap masalah yang datang itu datangnya dari allah
swt. dengan rajin sholat dan berdoa maka semua maslah pasti ada jalan keluarnya.

b) Strategi koping internal:


setiap ada hal yang tidak di mengerti Tn.S dan istrinyn bertanya serta
bermusyawarah dengan bertanya kepada anaknya yang tamatan kuliah yang mereka
anggap lebih mengerti dan berwawasan luas.
c) Strategi koping eksternal
Tn.S lah tipe pendiam jika ada masalah dalam keluarga Tn.S lebih banyak diam dan
lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja diluar, namun istrinya sellau berusaha
membahas setiap masalah ketika jam makan malam dengana anak-anak mereka sehingga
suasana bisa mencair dan ketegangan hilang
d) Strategi koping disfungsional (saat ini & masa lalu, tingkat penggunaan koping)
diawal sakitnya keluarga sempat menduga bahwa sakit nya Ny.Y itu adalah di guna-
guna olehorang yang tidak menyukainya, namun seiring berjalannya waktu dengan
banyak menonton televisidan berita di media mereka sadar bahwa bukan hanya
Ny.Y yang menderita sakit seperti itu namun tetangga nya juga ada yang menderita
penyakit yang sama sehingga mereka menyadari itu penyakit bukan buatan
manusia.

8. Adaptasi keluarga
1. Adaptasi keseluruhan keluarga:
keluarga Tn.S mengatakan sudah terbiasa dengan kondisi sakit istrinya selama lima
tahun terakhir ini, bila Ny.Y hal utama yang dilakukan oleh keluarga adalah
menyuruh Ny.Y untuk beristirahat sejenak dari aktifitasnya.

VII. Harapan keluarga

Tn.S dan keluarga berharap agar penyakit istrinya segera sembuh dan dapat
melakukan aktifitas secara normal seperti dulu sebelum sakit
LAMPIRAN HASIL PEMERIKSAAN FISIK

Aspek yang Klien 1 (Tn.S) Klien 2 (Ny.Y) Klien 3 (nn.o) Klien 4 (nn.ss)
dikaji

Kepala Bentuk lonjong, distribusi Bentuk bulat, distribusi Bentuk lonjong, distribusi Bentuk sedikit bulat, distribusi
rambut merata, warna hitam rambut merata sedikit tipis , rambut merata, warna hitam rambut merata, warna hitam
keputihan. warna hitam
Mata Simetris, sklera berwarna Simetris, sklera berwarna Simetris, sklera berwarna Simetris, sklera berwarna
putih, konjungtiva tidak putih, konjungtiva sedikit putih, konjungtiva tidak putih, konjungtiva tidak
anemis, kelainan(-) agak kemerahan ,kelainan(-) anemis, kelainan(-) anemis ,kelainan(-)
Telinga Simetris,Tampak bersih, Simetris,Tampak bersih, Simetris,Tampak bersih, Simetris,Tampak bersih,
pendengaran baik,tidak ada pendengaran baik,tidak ada pendengaran baik,tidak ada pendengaran baik,tidak ada
benjolan, tidak cairan yang benjolan, tidak cairan yang benjolan, tidak cairan yang benjolan, tidak cairan yang
keluar keluar keluar keluar
Hidung & mulut Mulut bersih, gigi palsu(ada), Mulut bersih, gigi bersih Mulut bersih, gigi bersih Mulut bersih, gigi bersih terawat
caries (+)tidak ada pembesaran terawat (+), tidak ada terawat (+), tidak ada (+), tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid. pembesaran kelenjar tiroid. pembesaran kelenjar tiroid. kelenjar tiroid.

Leher Tidak ada pembesaran vena Tampak ada sedikit Tidak ada pembesaran vena Tidak ada pembesaran vena
jugularis pembesaran vena jugularis jugularis jugularis
(+)
Dada / thorax Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
Abdomen Tidak ada masalah, terdengar Tidak ada masalah, Tidak ada masalah, terdengar Tidak ada masalah, terdengar
suara bising usus(+),makan terdengar suara bising usus, suara bising usus(+),makan suara bising usus(+),
3xsehari hanya bisa makan 3xsehari hanya bisa 3xsehari hanya bisa akan 3xsehari hanya bisa
menghabiskan 1 piring menghabiskan 1 piring menghabiskan 1 piring menghabiskan 1 piring
BAB 1x sehari. BAB 1x sehari. BAB 1x sehari. BAB 1x sehari.
Kulit Kulit terlihat hitam terbakar Kulit tampak sedikit warna Kulit tampak bersih terawat, Kulit tampak bersih terawat,
matahari pucat,kering(+), mukosa lembab(+) mukosa lembab(+)

Ekstremitas Tampak normal, kekakuan Tampak adanya kekakuan Tampak normal, kekakuan Tampak normal, kekakuan
sendi(-), gaya jalan normal sendi lutut saat dari posisi sendi(-), gaya jalan normal sendi(-), gaya jalan normal
duduk ke berdiri

Tekanan darah 110/80mmhg 150/90mmhg 110/70mmhg 110/80mmhg

Nadi 84x/m 88x/m 80x/m 80x/m

Suhu 37ºc 37ºc 36-8ºc 37ºc

Pernafasan 20x/m 20x/m 16x/m 20x/m

Pemeriksaan gula - - - -
darah

Pemeriksaan asam - - - -
urat

Pemeriksaan - -
kolesterol
ANALISA DATA

No Data Dx Keperawatan
1 Data subyektif Kurang pengetahuan Keluarga Tn S b/d
 menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan pernah sekali ketidakmampuan keluarga Tn S menggunakan
berobat kepuskesmas fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya.
 keluarga mengaku takut mengkonsumsi obat-obatan
dikarenakan takut ginjalnya rusak seperti tetangganya yang
sudah meninggal akibat gagal ginjal.sehingga keluarga lebih
memilih meminum ramuan yang berbahan dasar alami

Data Obyektif:-
2 Data subyektif Koping keluarga Tn S tidak efektif b/d
 Keluarga mengatakan setiap keputusan ada di tangan kepala ketidakmampuan Tn S memutuskan tindakan
keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan dari anggota kesehatan yang tepat bagi keluarga
keluarga yang lain
 Tn S jarang berinteraksi dengan tetangganya.
Data Obyektif: -
3 Data subyektif:- Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Data Obyektif: b/d ketidakmampuan keluarga Tn S memodifikasi
 Rumah semi permanen terdapat tiga buah jendela kaca namun lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga.
tidak pernah dibuka di sebelah pintu masuk, terdiri dari dua
kamar tidur , rumah lembab dan pencahayaan yang sedikit
kurangkondisi rumah sedkit kumuh dan kotor, banyak baju
kotor berserakan dilantai rumah
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA DAN SCORING

Diagnose keperawatan keluarga yang muncul antara lain :

1. Kurang pengetahuan Keluarga Tn S b/d ketidakmampuan keluarga Tn S menggunakan fasilitas


pelayanan kesehatan di sekitarnya.

no Criteria Score Pembenaran

1 Sifat masalah : actual 3/3 x1 Data subyektif


 menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
dan pernah sekali berobat kepuskesmas
 keluarga mengaku takut mengkonsumsi obat-
obatan dikarenakan takut ginjalnya rusak
seperti tetangganya yang sudah meninggal
akibat gagal ginjal.sehingga keluarga lebih
memilih meminum ramuan yang berbahan
dasar alami

Data Obyektif:-
2 Kemungkinan masalah 2/2 x 2 Masalah mudah untuk diubah dengan cara
untuk diubah : mudah memberikan penyuluhan tentang pelayanan
kesehatan puskesmas.

3 Potensial masalah untuk di 2/3 x 1 Walaupun masalahnya sudah terjadi, tetapi jika
cegah : tinggi ada salah satu keluarga yang sakit bisa langsung
dibawa ke puskesmas setelah keluarga tahu
fungsi puskesmas.

4 Menonjolnya masalah : ada 2/2 x 1 Masalah sudah terjadi, tapi keluarga menganggap
masalah tidak perlu segera ini bukan masalah yang serius jadi tidak segera
ditangani ditangani.

Total 4 2/3
2. Koping keluarga Tn.S tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn S memutuskan tindakan kesehatan
yang tepat bagi keluarga

No Criteria score Pembenaran

1 Sifat masalah : actual 1/3 x 1 Setiap keputusan ada di tangan


kepala keluarga dan tanpa
memerlukan persetujuan dari
anggota keluarga yang lain
Tn.S jarang
berinteraksi
dengan
tetangganya.

2 Kemungkinan masalah untuk diubah : 2/2 x 2 Masalah masih mungkin untuk


sedang diubah, walaupun agak susah
mengubah koping negative ke
positif.

3 Potensial masalah untuk dicegah : cukup 3/3 x 1 Masalah sudah terjadi, tetapi
keluarga masih belum mampu
mengambil keputusan yang tepat
untuk kesehatan mereka.

4 Menonjolnya masalah : ada masalah ½x1 Keluaga merasakan ada masalah,


tidak perlu segera ditangani tapi menurut mereka tidak serius,
jadi tidak perlu segera ditangani.

Total 3 5/6
3. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan keluarga Tn S memodifikasi lingkungan
untuk menjamin kesehatan keluarga.

No Kriteria Skore Pembenaran

1 Sifat masalah: 1/3 x 1 Rumah semi permanen terdapat tiga buah jendela
kaca namun tidak pernah dibuka di sebelah pintu
Actual
masuk, terdiri dari dua kamar tidur , rumah lembab
dan pencahayaan yang sedikit kurangkondisi
rumah sedkit kumuh dan kotor, banyak baju kotor
berserakan dilantai rumah
2 Kemungkinan ½x2 Masalah mudah diubah, jika semua anggota
masalah dapat di keluarga ikut berpartisipasi dalam menjaga
ubah: kebersihan lingkungan rumah.

Mudah

3 Potensial masalah 2/3 x 1 Masalah masih dapat dicegah agar tidak berlanjut
untuk dicegah: dengan menjaga kebersihan lingkungan, tapi
pengubahan struktur bangunan masih berkendala
Cukup
dengan factor ekonomi mengingat Tn. E tidak
mempunyai pekerjaan yang tetap.

4 Menonjolnya ½x1 Keluarga merasakan betul adanya masalah


masalah: pemeliharaan rumahnya yang bias menyebabkan
timbulnya masalah kesehatan, jadi harus segera
Masalah berat dan
ditangani.
harus segera
ditangani

Total 2½

 Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Kurang pengetahuan Keluarga Tn S b/d ketidakmampuan keluarga Tn S menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan di sekitarnya
2. Koping keluarga Tn S tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn S memutuskan tindakan kesehatan yang tepat
bagi keluarga.
3. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan keluarga Tn S memodifikasi
lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga.
INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Kurang pengetahuan Keluarga Tn S b/d ketidakmampuan keluarga Tn S menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya

noDiagnosa TUJUAN EVALUASI INTERVENSI


Keperawatan

TUPAN TUPEN KRITERIA STANDAR

32 Kurang Setelah Setelah diberikan askep Verbal Keluarga mampu mengenal  diskusikan bersama keluarga
pengetahu diberikan dalam 1 kali kunjungan fasilitas kesehatan seperti tetang penggunaan fasilitas
an Askep selama dan durasi waktu 30 pelayanan medis, pelayanan kesehatan
keluarga 1x kunjungan menit keluarga kesejahteraan sosial dan disekitarnya.
Tn S b/d keluarga mampu : transportasi.
ketidakma mengetahui
 Mengenal fasilitas
mpuan dan mampu
kesehatan.
keluarga menggunakan
Tn S fasilitas
mengguna pelayanan
kan kesehatan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
disekitarn
ya

 Mengunakan Psikomotor Keluarga mampu  keluarga mampu mendapatkan


fasilitas kesehatan memanfaatkan fasilitas perawatan segera dengan
kesehatan disekitarnya mengunakan fasilitas
seperti puskesmas, kesehatan yang ada.
posyandu,dll

2. Koping keluarga Tn.S tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn.S memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.

NoDiagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi

Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar

5 Koping Setelah diberikan Selama 1x60 Respon verbal Keluarga  Diskusikan bersama keluarga
keluarga askep keluarga menit kunjungan mampu tentang tindakan kesehatan yang
Tn.S tidak mampu koping keluarga berdiskusi tepat bagi anggota keluarga
efektif b/d memutuskan efektif dengan anggota
ketidakma tindakan Dengan cara: keluarga yang
mpuan kesehatan yang lain.
Keluarga
Tn.S tepat bagi
mampu saling
memutuska keluarga
berdiskusi
n tindakan
kesehatan tetang tindakan
yang tepat kesehatan yang
bagi tepat bagi
keluarga. anggota
keluarganya.
Keluarga Respon Keluarga - berikan keluarga kesempatan untuk
mampu psikomotor berinteraksi bersosialisasi dengan tetangga dan
berinteraksi dengan tetangga lingkungan sekitar
dengan tetangga dan lingkungan
dan lingkungan sekitar
sekitar
Keluarga Respon afektif Keluarga -motivasi keluarga untuk mau
mampu mampu menggunakan pelayanan kesehatan
memutuskan memutuskan - libatkan suami dan istri untuk
untuk untuk mengambil keputusan menggunakan
menggunakan menggunakan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi
pelayanan pelayanan keluarga
kesehatan yang kesehatan
tepat bagi
keluarga
3. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan keluarga Tn E memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan
keluarga.

Diagnosa Tujuan Umum Tujuan khusus Evaluasi Evaluasi standar Intervensi


keperawatan kriteria

1.kerusakan Setelah selama 1x60 menit Respon Rumah yang sehat adalah  diskusikan bersama keluarga
penatalaksanaan diberikan kunjungan keluarga verbal kondisi fisik, kimia, , biologi tentang pengertian rumah sehat
pemeliharaan rumah askep keluarga mampu memelihara didalam rumah dan  tanyakan kembali kepada
b/d ketidakmampuan keadaan rumah rumah dengan baik perumahan sehingga keluarga tentang pengertian
keluarga Tn. S menjadi baik Dengan cara : memungkinkan penghuni rumah sehat
memodifikasi  Menyebutkan atau masyarakat memperoleh  berikan pujian atas jawaban
lingkungan untuk pengertian rumah derajat kesehatan yang yang tepat
menjamin kesehatan yang sehat optimal
keluarga

 Menyebutkan ciri- Respon  Sirkulasi udara yang baik.  diskusikan dengan keluarga
ciri rumah yang verbal  Penerangan yang cukup. tentang ciri-ciri rumah sehat
sehat  Air bersih terpenuhi  diskusikan bagaimana
 Pembuangan air limbah memodifikasi rumah sehat
diatur dengan baik agar agar sesuai dengan ciri-ciri
tidak menimbulkan rumah sehat
pencemaran.  berikan pujian kepada keluarga
 Bagian-bagian ruang atas pertanyaan yang tepat
seperti lantai dan dinding
tidak lembab serta tidak
terpengaruh pencemaran
seperti bau, rembesan air
kotor maupun udara kotor

 Keluarga mampu Respon Rumah yang kurang sehat  diskusikan dengan keluarga
menyebutkan akibat verbal akan menimbulkan berbagai akibat tidak menjaga
yang ditimbulkan akibat yaitu dapat kebersihan rumah
dari rumah yang menimbulkan beragai macam  berikan pujian atas tindakan
tidak sehat penyakit, kurang memberikan yang telah dilakukan keluarga
kenyamanan pada anggota
keluarga

 keluarga mampu Respon Keluarga dapat melakukan  ajak keluarga menjaga


memperbaiki kondisi afektif perubahan terhadap kondisi kebersihan rumah dimulai dari
rumahnya rumahnya agar sesuai dengan halaman rumah
rumah yang sehat dan
Respon memberikan kenyamanan
psikomotor kepada keluarga  ajak keluarga memperbaiki
bagian-bagian rumah yang
tidak baik
Respon
afektif

 motivasi keluarga untuk


memelihara rumah agar selalu
tercipta kenyamanan bagi
anggota keluarga

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

1. Kurangnya pengetahuan Keluarga Tn.S b/d ketidakmampuan keluarga Tn.S menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya

N Diagnosa Implementasi Evaluasi


o keperawatan
1 Kurang Tgl 14 – 07 -2020 S:
pengetahuan  Mengucapkan salam  Keluarga menjawab salam
Keluarga  Memvalidasi keadaan  Keluarga mengatakan paham akan penggunaan fasilitas kesehatan.
Tn.S b/d keluarga  Kelurga menyetujui pertemuan saat ini selama 30 menit.
ketidakmam  Mengingatkan kontrak  Kelurga mengatakan paham tentang penggunaan fasilitas kesehatan.
puan  Menjelaskan tujuan
 Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang penggunaan fasilitas
keluarga TUK I:
kesehatan.
Tn.S  Mendiskusikan bersama O :
menggunaka keluarga tetang penggunaan
 Keluarga kooperatif dan aktif saat dijelaskan
n fasilitas fasilitas pelayanan
 Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan
pelayanan kesehatan disekitarnya
A:
kesehatan di dengan menggunakan
 Keluarga paham tentang penggunaan fasilitas kesehatan
sekitarnya lembar balik.
P :
 Menanyakan kembali
 Lanjutkan ke TUK berikutnya
kepada keluarga tentang
penggunaan fasilitas
kesehatan.

2. Koping keluarga Tn S tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn S memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Koping keluarga Tgl. 15-07 -2020 S:
Tn S tidak efektif jam 08.00-09.00
 Keluarga menjawab salam
b/d
 Mengucapkan salam  Keluarga mengatakan keputusan ada ditangan kepala keluarga dan
ketidakmampuan
 Memvalidasi keadaan jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar
Tn S memutuskan
keluarga  Keluarga menyetujui pertemuan saat ini selama 60 menit tentang
tindakan kesehatan
 Mengingatkan kontrak pengambilan keputusan
yang tepat bagi
 Menjelaskan tujuan  Keluarga mendengarkan
keluarga.
TUK 1:  Keluarga paham tentang pelayanan kesehatan
 Mendiskusikan bersama  Keluarga mau berdiskusi dengan anggota keluarga yang lain untuk
keluarga tentang tindakan memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi anggota keluarganya
kesehatan yang tepat bagi
 Keluarga mampu berinteraksi dengan tetangga dan lingkungan sekitar
anggota keluarganya
 Memberikan keluarga  Keluarga mengatakan mau menggunakan sarana pelayanan kesehatan

kesempatan untuk  Keluarga mengatakan akan melibatkan keluarga dalam mengambil


bersosialisasi dengan keputusan menggunakan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi
tetangga dan lingkungan keluarga
sekitar O:
 Memotivasi keluarga untuk  Keluarga kooperatif dan aktif saat dijelaskan
mau menggunakan sarana  Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan
pelayanan kesehatan A:

 Keluarga mau berdiskusi dengan anggota keluarga yang lain.


 Melibatkan suami dan istri
untuk mengambil keputusan  Keluarga mampu berinteraksi dengan tetangga dan lingkungan sekitar
menggunakan pelayanan
 Keluarga mengatakan mau menggunakan sarana pelayanan kesehatan
kesehatan yang terbaik bagi
dan akan melibatkan keluarga dalam mengambil keputusan
keluarga
menggunakan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi keluarga
P:
 Ingatkan kembali keluarga dalam pengambilan keputusan harus
melibatkan semmua anggota keluarga
3. penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan keluarga Tn.S memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan
keluarga.

No Dx kep Implementasi Evaluasi

3 Kerusakan Tgl 16-07-2020 jam 10.00-11.00 S:


penatalaksanaan  mengucapkan salam  keluarga menjawab salam
pemeliharaan rumah  menvalidasi keadaan keluarga  keluarga mengatakankeadaan rumahnya masih seperti semula
b/d ketidakmampuan  mengingatkan kontrak  keluarga menyetujui pertemuan saat ini selama 60 menit
keluarga Tn.S  menjelaskan tujuan
memodifikasi
lingkungan untuk TUK 1  Keluarga mengatakan mengerti tentang diskusi yang dilakukan.
menjamin kesehatan
 Keluarga mengatakan pengertian rumah sehat adalah kondisi, fisik,
keluarga.  Mendiskusikan bersama
kimia, biologi di dalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan
keluarga tentang pengertian
penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
rumah sehat
 Keluarga menyebutkan ciri-ciri rumah yang sehat yaitu sirkulasi udara
 Menanyakan kembali kepada
yang baik.Penerangan yang cukup. Air bersih terpenuhi Pembuangan air
keluarga tentang pengertian
limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran. Dan
rumah sehat
Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak
 Mendiskusikan dengan
terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara
keluarga tentang ciri-ciri
rumah sehat kotor
 Mendiskusikan bagaimana  Keluarga menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari rumah yang tidak
memodifikasi rumah sehat sehat yaitu rumah yang kurang sehat akan menimbulkan berbagai akibat
agar sesuai dengan ciri-ciri yaitu dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, kurang memberikan
rumah sehat kenyamanan pada anggota keluarga
 Mendiskusikan dengan  keluarga mengatakan mau menjaga kebersihan rumah keluarganya.
keluarga akibat tidak  Keluarga mengatakan akan memperbaiki kondisi rumahnya seperti
menjaga \kebersihan rumah. keluarga dapat melakukan perubahan terhadap kondisi rumahnya agar
 Mengajak keluarga menjaga sesuai dengan rumah yang sehat dan memberikan kenyamanan kepada
kebersihan rumah dimulai dari keluarga.
halaman rumah  Keluarga menyetujui untuk memelihara rumahnya untuk seterusnya.
 Mengajak keluarga  Keluarga mengatakan merasa senang.
memperbaiki bagian-bagian
rumah yang tidak baik O:
 Memotivasi keluarga  Keluarga kooperatif dan aktif saat diberikan penjelasan
memelihara rumah agar selalu  Keluarga mendengarkaan penjelasan yang diberikan
tercipta kenyamanan bagi
anggota keluarga A:
 memberikan pujian atas Keluarga mampu menyebutkan pengertian dan ciri-ciri rumah sehat,
jawaban yang tepat Keluarga menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari rumah yang tidak sehat,
keluarga mengatakan mau menjaga kebersihan rumah keluarganya dan akan
memperbaiki kondisi rumahnya. Keluarga juga menyetujui untuk
memelihara rumahnya untuk seterusnya
P : Ingatkan kembali keluarga untuk tetap menjaga dan mempertahankan
lingkungan rumahnya
DAFTAR PUSTAKA

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta:


EGC

Setiawati, Santun dkk. (2005). Tuntunan Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.


Bandung:Rizqi press

Akhmadi. (2008). Konsep Keluarga. Diambil tanggal 5 november 2011 dari


http://creasoft.files.wordpress.com.pdf

. (2009). Konsep Keluarga. Diambil tanggal 5 November 2011 dari


http://www.rajawana.com.pdf

http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-darah-tinggi-hipertensi.html

http://medicastore.com/penyakit/4/Tekanan_Darah_Tinggi_Hypertension.html

Anda mungkin juga menyukai