KONSEP KELUARGA
A. Tinjauan Teori
1. Konsep Dasar Teori Keluarga
a. Pengertian Keluarga
1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih individu yang
dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki /tidak
memiliki hubungan darah / hukum yang mencirikan orang tersebut
kedalam satu keluarga (Whall, 1986).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Depkes RI, 1998).
3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah /adopsi dan tinggal dalam satu rumah
(Friedman, 1998).
b. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)
a) Keluarga Tradisional
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama
Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari penceraian,
pisah atau ditinggalkan
Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka
Bujang dewasa yang tinggal sendirian
Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah dan istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja
Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan
dalam daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah
Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih
satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang
sama
d. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.Lima tugas
keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai
tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur.
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih
dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan
tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. (Barbara Hearrison
1997)
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah yang abnormal dengan tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg
menetap atau telkanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan dengan
mengukur rata-rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah pada dua waktu yang
terpisah. Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tahanan vaskuler perifer pada
tingkat arteriol.
B. Etiologi
Hipertensi adalah asimtomatik. Gejala-gejala menandakan kerusakan pada organ
targeet seperti otak, ginjal, mata, dan jantung. Bila tak teratasi, hipertensi dapat
menimbulkan stroke, gagal ginjal, dan kebutaan, dan gagal jantung kongestif. Berdasarkan
penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)
1. Esensial (primer/idiopatik) etiologi tak diketahui, dapat dipercepat atau maligna,
namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas,
susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas,
merokok dan stress Sekunder atau hipertensi renal disebabkan oleh proses penyakit
dasar. Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.
2. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll. Pada umunya
hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon
peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
c. Stress Lingkungan
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran
pembuluh darah.
Faktor-faktor yang mempertinggi resiko terjadinya hipertensi antara lain:
a. Keturunan
b. Usia
c. Berat badan
d. Perokok Pola makan
e. dan gaya hidup Aktivitaas olah raga
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganlia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinephrin
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke
ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
rtensi Natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vascular. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada sistem
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (Volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2002).
D. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National Committee on
Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519, dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg
a. Normal 130 – 139 85 – 89
b. Perbatasan 140 – 159 90 – 99
c. Hipertensi tingkat I 160 – 179 100 – 109
d. Hipertensi tingkat 2 > 180 < 85
e. Hipertensi tingkat 3 < 130 > 110
E. Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila
demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga
berdenging, mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).Pada tingkat awal sesungguhnya,
Hipertensi asimtomatis, mempunyai gejala :
1. Sakit kepala : pada occipital,, seringkali timbul pada pagi hari.
2. Vertigo dan muka merah.
3. Epistaksis sppontan.
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Penglihatan kabur atau scotomas dengan perubahan retina.
9. Kekerapan nocturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh gangguan ginjal.
F. Penatalaksanaan
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan
diastolic di bawah 90 mmHg dan mengntrol factor risiko. Hal ini dapat di capai melalui
modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a. Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
a. Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan lain-lain.
b. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
c. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau 72-80%
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5 kali/minggu.
3. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
c. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan inhibitor
ACE.
d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.
f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE (dengan
disfungsi sistolik).
BAB III
ASKEP TEORITIS
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn.S
2. Alamat dan telepon :
3. Pekerjaan kepala keluarga : Buruh Tani
4. Pendidikan kepala keluarga : SLTA
5. Komposisi keluarga : Suami+Istri+ 2 Anak(Keluarga Inti)
Imunisasi
Ket
Nama Anggtota Keluarga
N
Pedidikan
POLIO
Umur
3 Sonia P Anak 24 S1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
⁺
A Ket : : laki laki
n
. : perempuan
1. Tipe keluarga
Keluarga Tn.S adalah keluarga dengan tipe nuclear family, dimana dalam keluarga
hanya ada suami, istri dan anak.
2. Suku :aceh/ jawa
3. Agama: islam
4. Status kelas Sosial Keluarga
a. Status Sosial Ekonomi
Tn.S mengatakan sehari-hari bekerja buruh dikebun sawit milik orang lain dari
hingga sore hari dengan penghasilan perbulan tidak menentu sekitar 2 juta /bulan
b. Mobilitas Sosial: hubungan keluarga Tn.S aktif bersosialisasi dengan tetangga di
sore hari, sedang istri Tn.S aktif berinteraksi dengan tetangga sekitar dan aktif
dalam kegiatan sosial yg ada di desa setempat
c. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn.S mengaku jarang sekali bepergian/piknik selama ini karena kondisi
ekonomi mereka yang serba kekurangan, mereka sellau menghabiskan waktu
santainya dengan menonton televisi.
II. Riwayat Dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dengan anak remaja dengan tugas perkembangan keluarga:
- menyediakan fasilitas untuk berbagai kebutuhan anak remaja.
- mengatasi masalah keuangan.
- berbagi tanggung jawab dalam hal pekerjaan rumah dan aktifitas yang melibatkan
keluarga.
- fokus pada hubungan perkawinan.
- menjembatani kerenggangan dalam berkomunikasi.
- menjaga hubungan dengan keluarga besar.
- memperluas pengalaman remaja dan orang tua melalui berbagai aktifitas baru.
- menentukan kembali filosofi hidup yang sesuai
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
selain keluarga belum mampu menyediakan fasilitas untuk berbagai kebutuhan anak
remajanya mereka juga belum mampu menyediakan fasilitas untuk berbagai
kebutuhan anak remaja dikarenakan karena faktor ekonomi keluarga karena Tn.S
hanya sebagai buruh kebun
3. Riwayat keluarga inti: Tn.S adalah seorang perokok aktif namun mengaku jarang
sekali sakit, hanya sesekali demam akibat terlalu kelelahan seharian bekerja di
dikebun dan akan sembuh cukup dengan diurut dan minum obat dari warung saja.
sementara itu kedua anak nya yang remaja tidak pernah menderita sakit yang parah
hanya sesekali demam dan batuk pilek. sedangkan Ny.Y mengaku sudah 5 tahun
menderita hipertensi dan hanya sekali berobat ke fasilitas kesehatan (puskesmas)
dikarenakan letaknya yang lumayan jauh. Ny.Y juga mengaku agak sedikit susah
menelan obat dan sering muntah, kalau penyakitnya muncul ia hanya tidur dan
meminum ramuan tradisional saja sampai nyeri kepalanya reda. selain penyakit
hipertensi Ny.Y juga mengaku sesekali penyakit asam uratnya juga kumat namun
akan reda setelah minum obat dari warung.sedangkan kedua anak remaja mereka
jarang sekali sakit hnaya sesekali demam saja.
4. Riwayat keluarga sebelumnya: dalam anggota keluarga Tn.S selama belum pernah
menederita sakit parah hingga di lakukan perawatan dirumah sakit dan ada
satupun yang mendapat tindakan operasi.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Situasi lingkungan ; Rumah semi permanen terdapat tiga buah jendela kaca namun
tidak pernah dibuka di sebelah pintu masuk, terdiri dari dua kamar tidur , rumah
lembab dan pencahayaan yang sedikit kurangkondisi rumah sedkit kumuh dan kotor,
banyak baju kotor berserakan dilantai rumah. Pembuangan sampah : dibakar,. Sumber
air minum dari sumur galian, tempat pembuangan tinja :wc dibelakang rumah
memiliki jarak dengansumber air bersih sekitar 30 meter, dan tempat pembuanga
limbah : dibuat got kecildialirkan kebelakang rumah.
contoh denah rumah:
dapur
dapur C
kandang
ayam
C C
gudang
kamar
kamar anak
C
Tn. S tinggal tepat dipinggir jalan dengan daerah jarang penduduk. interaksi
warga banyak terjadi menjelang sore dan malam di mushola setempat
Tn. S sudah menempati rumah ini sejak pertama menikah sampai saat ini kurang
lebih sudah 24 tahun.berdasarkan keterangan daerah ini dahulunya adalah area
padat penduduk sebelum terjadinya konflik di aceh.
pada siang hari Tn. S jarang berinteraksi dengan tetangganya karena bekerja
seharian di kebun Tn. S dan keluarga sering mengikuti kegiatan wirid yasin dan
pengajian di malam-malam tertentu di kampungnya dan sesekali melakukan
kegiatan gotong royong
Setiap ada permasalahan Tn. S selalu mengumpulkan anak dan istrinya untuk
sama –sama berbicara dan berdiskusi namun ujung pengambilan keputusan
tetap berada ditangan Tn. S
1. Struktur peran
a) Struktur peran formal
Tn.S berperan sebagai pencari nafkah dalam kelaurga sedang kan Ny.Y hanyalah
seorang ibu rumah tangga biasa yang sehari-hari mengurus kebutuhan dasar
keluarga seperti memasak,mencuci baju namun disaat sakit peran tersebut
digantikan oleh kedua anaknya.
b) Struktur peran informal
Tn.S memiliki peran informal martir yakni tidak menginginkan apapun untuk
dirinya tetapi mengorbankan apapununtuk kebaikan anggota keluarga yang lain,
sedangkan peran informal anak pertama meyaknimiliki peran pengikut sebagai
pendengar dalam diskusi keluarga dan Ny.Ymemiliki peran informal pendamai
dalam keluarga,selalu mencoba menyenangkan anggota keluarga yang lain
c) Variabel yang mempengaruhi struktur peran
Variabel yang mempengaruhi struktur peran dalam keluarga Tn.S adalah status
kehidupan ekonomi keluarga dan pekerjaan utama kepala keluarga.
2. Nilai atau norma keluarga
a) Perbandingan antara nilai-nilai keluarga dengan nilai-nilai masyarakat:
anak-anak Tn.Ssellau mampu menempatkan posisi diri mereka ketika mereka
berada di masayarakat sekitar dengan mengedepankan nilai budaya agama dan
sopan santun terhadap yang lebih tua.
b) Perbedaan sistem nilai:
Tn.S dan istrinya selalu memberi batasan anak-anaknya bergaul bebas dengan
orang asing terutama dengan lawan jenis
c) Konflik nilai dalam keluarga
keluarga Tn.S selalau terbuka dalam berbagai hal termasuk dalam hal penghasilan
sehingak pernah terjadi konflik nilai dalam keluarga. adapun pertengkaran kecil
pernah terjadi namun sellau berhasil di redakan.
d) Efek terhadap status kesehatan keluarga:
norma keluarga yang ada pada keluarga Tn.S sangat mempengaruhi persepsi
anggota keluarga terhadap peningkatan kesehatan anggota keluarga nya. Tn.S
menganggap bahwa hipertensi yang di derita oleh istrinya bukan lah kondisi yang
membahayakan dan tidak memerlukan pengobatan secepatnya.bila sakit istrinya
kumat cukup minumramuan herbal dan tidur saja.
V. Fungsi keluarga
3. Fungsi efektif
a) Pengasuhan, kedekatan dan identifikasi mutual:
Tn.Ssangat menyayangi istri dan kedua anak-anaknya. namun Tn.S mengaku jarang berada
dirumah jika siang hari karena beliau sibuk bekerja di kebun sehingga anaknya lebih dekat
dengan ibu mereka
b) Keterikatan dan kerenggangan hubungan:
keluarga Tn.S memiliki kekuatandan ikatan kekeluargaan yang sangat erat, mereka
saling menyayangi satu sama lain nya serat saling mendukung anatar anggota
keluarga.
c) Pola respon terhadap kebutuhan keluarga:
Ny.Y mengaku jika ada suatu masalah suaminya selalu memberi respon sedikit
lambat, dan kurang cekatan dalam mengambil keputusan
4. Fungsi sosialisasi
a) Perilaku pengasuhan anak dalam keluarga
dalam pembinaan sosialisasi terhadap anak Tn.S dan istrinya selalu memerikan
batasan-batasan mana yang boleh dilakukan dan mana yg tidak pantas dilakukan
oleh seorang anak baik terhadap keluarga maupun orang lain.
b) Tingkat adaptasi perilaku pengasuhan anak terhadap bentuk dan situasi keluarga
dalam prilaku pengasuhan anak Tn.S dan istrinya selalu sabar dan menanamkan
nilai agama yang kuat untuk kedua anak-anaknya.
8. Adaptasi keluarga
1. Adaptasi keseluruhan keluarga:
keluarga Tn.S mengatakan sudah terbiasa dengan kondisi sakit istrinya selama lima
tahun terakhir ini, bila Ny.Y hal utama yang dilakukan oleh keluarga adalah
menyuruh Ny.Y untuk beristirahat sejenak dari aktifitasnya.
Tn.S dan keluarga berharap agar penyakit istrinya segera sembuh dan dapat
melakukan aktifitas secara normal seperti dulu sebelum sakit
LAMPIRAN HASIL PEMERIKSAAN FISIK
Aspek yang Klien 1 (Tn.S) Klien 2 (Ny.Y) Klien 3 (nn.o) Klien 4 (nn.ss)
dikaji
Kepala Bentuk lonjong, distribusi Bentuk bulat, distribusi Bentuk lonjong, distribusi Bentuk sedikit bulat, distribusi
rambut merata, warna hitam rambut merata sedikit tipis , rambut merata, warna hitam rambut merata, warna hitam
keputihan. warna hitam
Mata Simetris, sklera berwarna Simetris, sklera berwarna Simetris, sklera berwarna Simetris, sklera berwarna
putih, konjungtiva tidak putih, konjungtiva sedikit putih, konjungtiva tidak putih, konjungtiva tidak
anemis, kelainan(-) agak kemerahan ,kelainan(-) anemis, kelainan(-) anemis ,kelainan(-)
Telinga Simetris,Tampak bersih, Simetris,Tampak bersih, Simetris,Tampak bersih, Simetris,Tampak bersih,
pendengaran baik,tidak ada pendengaran baik,tidak ada pendengaran baik,tidak ada pendengaran baik,tidak ada
benjolan, tidak cairan yang benjolan, tidak cairan yang benjolan, tidak cairan yang benjolan, tidak cairan yang
keluar keluar keluar keluar
Hidung & mulut Mulut bersih, gigi palsu(ada), Mulut bersih, gigi bersih Mulut bersih, gigi bersih Mulut bersih, gigi bersih terawat
caries (+)tidak ada pembesaran terawat (+), tidak ada terawat (+), tidak ada (+), tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid. pembesaran kelenjar tiroid. pembesaran kelenjar tiroid. kelenjar tiroid.
Leher Tidak ada pembesaran vena Tampak ada sedikit Tidak ada pembesaran vena Tidak ada pembesaran vena
jugularis pembesaran vena jugularis jugularis jugularis
(+)
Dada / thorax Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
Abdomen Tidak ada masalah, terdengar Tidak ada masalah, Tidak ada masalah, terdengar Tidak ada masalah, terdengar
suara bising usus(+),makan terdengar suara bising usus, suara bising usus(+),makan suara bising usus(+),
3xsehari hanya bisa makan 3xsehari hanya bisa 3xsehari hanya bisa akan 3xsehari hanya bisa
menghabiskan 1 piring menghabiskan 1 piring menghabiskan 1 piring menghabiskan 1 piring
BAB 1x sehari. BAB 1x sehari. BAB 1x sehari. BAB 1x sehari.
Kulit Kulit terlihat hitam terbakar Kulit tampak sedikit warna Kulit tampak bersih terawat, Kulit tampak bersih terawat,
matahari pucat,kering(+), mukosa lembab(+) mukosa lembab(+)
Ekstremitas Tampak normal, kekakuan Tampak adanya kekakuan Tampak normal, kekakuan Tampak normal, kekakuan
sendi(-), gaya jalan normal sendi lutut saat dari posisi sendi(-), gaya jalan normal sendi(-), gaya jalan normal
duduk ke berdiri
Pemeriksaan gula - - - -
darah
Pemeriksaan asam - - - -
urat
Pemeriksaan - -
kolesterol
ANALISA DATA
No Data Dx Keperawatan
1 Data subyektif Kurang pengetahuan Keluarga Tn S b/d
menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan pernah sekali ketidakmampuan keluarga Tn S menggunakan
berobat kepuskesmas fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya.
keluarga mengaku takut mengkonsumsi obat-obatan
dikarenakan takut ginjalnya rusak seperti tetangganya yang
sudah meninggal akibat gagal ginjal.sehingga keluarga lebih
memilih meminum ramuan yang berbahan dasar alami
Data Obyektif:-
2 Data subyektif Koping keluarga Tn S tidak efektif b/d
Keluarga mengatakan setiap keputusan ada di tangan kepala ketidakmampuan Tn S memutuskan tindakan
keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan dari anggota kesehatan yang tepat bagi keluarga
keluarga yang lain
Tn S jarang berinteraksi dengan tetangganya.
Data Obyektif: -
3 Data subyektif:- Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Data Obyektif: b/d ketidakmampuan keluarga Tn S memodifikasi
Rumah semi permanen terdapat tiga buah jendela kaca namun lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga.
tidak pernah dibuka di sebelah pintu masuk, terdiri dari dua
kamar tidur , rumah lembab dan pencahayaan yang sedikit
kurangkondisi rumah sedkit kumuh dan kotor, banyak baju
kotor berserakan dilantai rumah
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA DAN SCORING
Data Obyektif:-
2 Kemungkinan masalah 2/2 x 2 Masalah mudah untuk diubah dengan cara
untuk diubah : mudah memberikan penyuluhan tentang pelayanan
kesehatan puskesmas.
3 Potensial masalah untuk di 2/3 x 1 Walaupun masalahnya sudah terjadi, tetapi jika
cegah : tinggi ada salah satu keluarga yang sakit bisa langsung
dibawa ke puskesmas setelah keluarga tahu
fungsi puskesmas.
4 Menonjolnya masalah : ada 2/2 x 1 Masalah sudah terjadi, tapi keluarga menganggap
masalah tidak perlu segera ini bukan masalah yang serius jadi tidak segera
ditangani ditangani.
Total 4 2/3
2. Koping keluarga Tn.S tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn S memutuskan tindakan kesehatan
yang tepat bagi keluarga
3 Potensial masalah untuk dicegah : cukup 3/3 x 1 Masalah sudah terjadi, tetapi
keluarga masih belum mampu
mengambil keputusan yang tepat
untuk kesehatan mereka.
Total 3 5/6
3. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan keluarga Tn S memodifikasi lingkungan
untuk menjamin kesehatan keluarga.
1 Sifat masalah: 1/3 x 1 Rumah semi permanen terdapat tiga buah jendela
kaca namun tidak pernah dibuka di sebelah pintu
Actual
masuk, terdiri dari dua kamar tidur , rumah lembab
dan pencahayaan yang sedikit kurangkondisi
rumah sedkit kumuh dan kotor, banyak baju kotor
berserakan dilantai rumah
2 Kemungkinan ½x2 Masalah mudah diubah, jika semua anggota
masalah dapat di keluarga ikut berpartisipasi dalam menjaga
ubah: kebersihan lingkungan rumah.
Mudah
3 Potensial masalah 2/3 x 1 Masalah masih dapat dicegah agar tidak berlanjut
untuk dicegah: dengan menjaga kebersihan lingkungan, tapi
pengubahan struktur bangunan masih berkendala
Cukup
dengan factor ekonomi mengingat Tn. E tidak
mempunyai pekerjaan yang tetap.
Total 2½
1. Kurang pengetahuan Keluarga Tn S b/d ketidakmampuan keluarga Tn S menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya
32 Kurang Setelah Setelah diberikan askep Verbal Keluarga mampu mengenal diskusikan bersama keluarga
pengetahu diberikan dalam 1 kali kunjungan fasilitas kesehatan seperti tetang penggunaan fasilitas
an Askep selama dan durasi waktu 30 pelayanan medis, pelayanan kesehatan
keluarga 1x kunjungan menit keluarga kesejahteraan sosial dan disekitarnya.
Tn S b/d keluarga mampu : transportasi.
ketidakma mengetahui
Mengenal fasilitas
mpuan dan mampu
kesehatan.
keluarga menggunakan
Tn S fasilitas
mengguna pelayanan
kan kesehatan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
disekitarn
ya
2. Koping keluarga Tn.S tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn.S memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
5 Koping Setelah diberikan Selama 1x60 Respon verbal Keluarga Diskusikan bersama keluarga
keluarga askep keluarga menit kunjungan mampu tentang tindakan kesehatan yang
Tn.S tidak mampu koping keluarga berdiskusi tepat bagi anggota keluarga
efektif b/d memutuskan efektif dengan anggota
ketidakma tindakan Dengan cara: keluarga yang
mpuan kesehatan yang lain.
Keluarga
Tn.S tepat bagi
mampu saling
memutuska keluarga
berdiskusi
n tindakan
kesehatan tetang tindakan
yang tepat kesehatan yang
bagi tepat bagi
keluarga. anggota
keluarganya.
Keluarga Respon Keluarga - berikan keluarga kesempatan untuk
mampu psikomotor berinteraksi bersosialisasi dengan tetangga dan
berinteraksi dengan tetangga lingkungan sekitar
dengan tetangga dan lingkungan
dan lingkungan sekitar
sekitar
Keluarga Respon afektif Keluarga -motivasi keluarga untuk mau
mampu mampu menggunakan pelayanan kesehatan
memutuskan memutuskan - libatkan suami dan istri untuk
untuk untuk mengambil keputusan menggunakan
menggunakan menggunakan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi
pelayanan pelayanan keluarga
kesehatan yang kesehatan
tepat bagi
keluarga
3. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan keluarga Tn E memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan
keluarga.
1.kerusakan Setelah selama 1x60 menit Respon Rumah yang sehat adalah diskusikan bersama keluarga
penatalaksanaan diberikan kunjungan keluarga verbal kondisi fisik, kimia, , biologi tentang pengertian rumah sehat
pemeliharaan rumah askep keluarga mampu memelihara didalam rumah dan tanyakan kembali kepada
b/d ketidakmampuan keadaan rumah rumah dengan baik perumahan sehingga keluarga tentang pengertian
keluarga Tn. S menjadi baik Dengan cara : memungkinkan penghuni rumah sehat
memodifikasi Menyebutkan atau masyarakat memperoleh berikan pujian atas jawaban
lingkungan untuk pengertian rumah derajat kesehatan yang yang tepat
menjamin kesehatan yang sehat optimal
keluarga
Menyebutkan ciri- Respon Sirkulasi udara yang baik. diskusikan dengan keluarga
ciri rumah yang verbal Penerangan yang cukup. tentang ciri-ciri rumah sehat
sehat Air bersih terpenuhi diskusikan bagaimana
Pembuangan air limbah memodifikasi rumah sehat
diatur dengan baik agar agar sesuai dengan ciri-ciri
tidak menimbulkan rumah sehat
pencemaran. berikan pujian kepada keluarga
Bagian-bagian ruang atas pertanyaan yang tepat
seperti lantai dan dinding
tidak lembab serta tidak
terpengaruh pencemaran
seperti bau, rembesan air
kotor maupun udara kotor
Keluarga mampu Respon Rumah yang kurang sehat diskusikan dengan keluarga
menyebutkan akibat verbal akan menimbulkan berbagai akibat tidak menjaga
yang ditimbulkan akibat yaitu dapat kebersihan rumah
dari rumah yang menimbulkan beragai macam berikan pujian atas tindakan
tidak sehat penyakit, kurang memberikan yang telah dilakukan keluarga
kenyamanan pada anggota
keluarga
1. Kurangnya pengetahuan Keluarga Tn.S b/d ketidakmampuan keluarga Tn.S menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya
2. Koping keluarga Tn S tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn S memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-darah-tinggi-hipertensi.html
http://medicastore.com/penyakit/4/Tekanan_Darah_Tinggi_Hypertension.html