Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

A
DENGAN KASUS OTITIS MEDIA PURULENTA
DI RUAG ANGGREK
DI RSUD BANGIL

OLEH :

FITRIA DWI AGUSTINA

NIM 0117045

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2019/2020
A. Soal

Seorang anak laki-laki umur 10 tahun datang ke RSU Bangil dengan keluhan nyeri
telinga kanan, dan tidak bisa mendengar denga baik

Riwayat: Pasien habis mengikuti perlombaan renang, telinga kanan terus berdengung,
badan panas, keluar cairan dari teling, nyeri telinga pada bagian tengah, nyeri seperti
terbakar.

Pengkajian pola:Sering terbangun karena nyeri, nafsu makan menurun, sulit tidur, tdur
hanya 4 jam

Keadaan umum Lemah,gelisah, ekspresi wajah menyeringai sambil memegangi telinga


Kesadaran Composmentis
GCS 4,5,6
TD 110/80 mmHg
Nadi 110 x/menit
Suhu 39 °C
RR 24x/menit
1.Kepala dan rambut Rambut hitam, bergelombang, kotorTidak ada benjolan, bentuk kepala
simetris, wajah pucat
2.Mata Konjungtiva tidak anemis, sclera putih, bentuk mata bulat, pupil isokor,
gerak bola mata normal
Tidak ada nyeri tekan
3.Hidung Bentuk hidung simetris, Pernafasan cuping hidung
(-), hidung bersih dan tidak ada secret.
Tidak ada nyeri tekan
4.Telinga Bentuk telinga simetris kanan dan kiri, keluar cairan, telinga bagian
tengah merah, ada nyeri tekan

5.Mulut-Leher tidak ada lesi, tidak sianosis, tidak ada jejas, gigi ada caries, tidak ada
lebam.
,tidak ada pembesaran kelenjar tyroi, tidak terdapat nyeri telan dan
nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran vena jugularis

6.Pemeriksaan Warna kulit merah, teraba panas


Integument Turgor kulit baik, CRT < 2 detik, akral hangat
7.Pemeriksaan
Thorax Bentuk dada simetris, tidak ada luka dan jejas, Pergerakan dada
a.Paru simetris, tidak ada nyeri tekan di dada, tidak ada benjolan
Suara paru sonor,
Tidak terdapat suara nafas tambahan (Ronchi, whezzing (-))

Inspeksi bentuk dada simetris, pulsasi tidak terlihat


b.Jantung Palpasi tidak ada nyeri tekan, tidak ada pemesaran jantung, ictus cordis
-Perkusi teraba di ICS V, midcalvikularis sinistra
-Auskultasi Suara jantung redup
Bunyi jantung normal S1 S2 tunggal

9.Pemeriksaan
Abdomen Tidak terdapat luka
Tidak terdapat nyeri tekan di abdomen, tidak teraba masa di abdomen,
tidak teraba pembesaran hepar, tidak teraba pembesaran ginjal
Timpani
Bising usus 18x/menit
10.Pemeriksaan Tidak terdapat luka di genetalia dan anus, tidak terdapat benjolan di
Genetalia-Anus genetalia dan anus, genetalia dan anus bersih, tidak terpasang dower
kateter, warna urine kuning jernih, bau khas, 3-4 x/hari, ± 700 CC/hari.
Selama di RS partisipan BAB 1x konsistensi lunak
Tidak ada nyeri tekan di kandung kemih dan anus
11.Pemeriksaan Pergerakan sendi bebas, tangan kiri terpasang infus D5 ½ NS
Ekstremitas Kekuatan otot 5 5
5 5
Pemeriksaan penunjang: tympanogram menunjukkan kekakuan pada membrane
tympani
Terapi
1. Amoksilin 300 mg 3x1
2. Parasetamol 250 mg 3x1
3. Erlamycetin 1 tetes/hari
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
I. BIODATA
a. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : An.A
Umur : 10 Tahun
Status : Anak Kandug
Pendidikan :-
Alamat : Bangil
Agama : Islam

Diagnosa medis :-
Tanggal MRS :
Tanggal pengkajian : 16 Juli 2020
No. Register : xxxx
Golongan darah :-

b. IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ibu : Ny. N
Umur :-
Agama : Islam
Bahasa : Indonesia
Suku : Jawa
Pendidikan :-
Alamat : Bangil,Pasuruan.
Pekerjaan : Ibu Ruamah Tangga
Penghasilan :-
Golongan darah :-

Nama Ayah : Tn.T


Umur :-
Agama : Islam
Bahasa : Indonesia
Suku : Jawa
Pendidikan :-
Alamat : Bangil
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan :-
Golongan darah :-

II. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN


1. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri telinga kanan, dan tidak bisa mendengar denga
baik
2. Riwayat penyakit sekarang
Ibu pasien mengatakan habis mengikuti perlombaan renang, telinga kanan
terus berdengung, badan panas, keluar cairan dari teling, nyeri telinga pada
bagian tengah, nyeri seperti terbakar.
3. Riwayat kesehatan dulu
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami otitis media
sebelumnya.
4. Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat keturunan seperti
DM dan hipertensi.

III. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI (11 pola Gordon)


1) Pola persepsi kesehatan, pemeliharaan kesehatan
- Sebelum MRS : Mandi 3kali sehari
- Saat MRS : Klien hanya di seka oleh kelurga 1-2 kali sehari
2) Pola nutrisi dan metabolisme
- Sebelum MRS : Makan 2-3 kali sehari
- Saat MRS : Makan 1-2 kali sehari
3) Pola Eliminasi
- Sebelum MRS : Bak normal
- Saat MRS : Bak normal
4) Pola aktivitas-latihan
- Sebelum MRS : Aktivitas klien Sekolah,mengaji,bermain
- Saat MRS : Aktivitas terganggu karena hanya berbaring di
Tempat tidur
5) Pola istirahat-tidur
- Sebelum MRS : Klien tidur nyenyak selama 8 jam
- Saat MRS : Sering terbangun, sulit tidur, tdur hanya 4 jam
6) Pola kognitif-persepsi (sensori)
- Sebelum MRS : Pendengaran normal
- Saat MRS : Tidak bisa mendengar denga baik,nyeri,keluar
Cairan.
7) Pola konsep diri
- Sebelum MRS : Klien tampak tenang.
- Saat MRS : Klien tampak lemah,gelisah
8) Pola hubungan peran
- Sebelum MRS : Hubungan klien dengan keluarga baik
- Saat MRS : Keluaga sebagai pendukung klien.
9) Pola seksual-reproduksi
- Sebelum MRS : tidak ada
- Saat MRS : tidak ada
10) Pola penanganan masalah stres
- Sebelum MRS : Bila ada masalah apapun klien langsung bercerita
Kepada orangtua atau keluarga.
- Saat MRS : Klien tampak diam
11) Pola keyakinan, nilai-nilai
- Sebelum MRS: Melakukan ibadah dengan baik.
- Sesudah MRS : Klien melakukan ibadah tetapi dengan cara
jamak
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan : Lemah,gelisah, ekspresi wajah menyeringai sambil
memegangi telinga
b. Kesadaran : Composmentis
c. GCS : 4,5,6
d. Tanda – Tanda Vital
Suhu : 390C
TD : 110/80 mmHg
N : 110 x/menit
RR : 24 x/menit
e. Pemeriksaan kepala dan leher
- Inspeksi
Keadaan rambut & Hygiene kepala : kotor
Warna rambut : hitam
Bentuk : Rambut bergelombang
Kebersihan rambut : rambut kotor
- Palpasi
Benjolan : tidak ada benjolan
Nyeri tekan : ada / tidak ada : tidak ada nyeri tekan
Tekstur rambut : Kasar / halus : halus
f. Wajah
- Inspeksi
Simetris / tidak : simetris
Ekspresi wajah : wajah tampak pucat
- Palpasi
- Nyeri tekan / benjolan : tidak ada nyeri tekan/tidak ada
benjolan
- Data lain : tidak ada
g. Mata
- Inspeksi
Konjungtiva : Tidak anemis
Sclera : berwarna putih
Pupil : isokor
Gerakan bola mata : normal
Kelopak mata : tidak ada edema
Penglihatan : normal, dapat melihat dengan jelas
- Palpasi
Nyeri tekan / tidak : tidak ada nyeri tekan di sekitar mata

h. Hidung

- Inspeksi
Bentuk hidung : simetris
Secret / cairan : tidak ada secret/bersih
Pernafasan : cuping hidung (-)
- Palpasi
Nyeri tekan / tidak : tidak ada nyeri tekan
i. Mulut
- Inspeksi
Tidak ada lesi, tidak sianosis, tidak ada jejas, gigi ada caries,
tidak ada lebam
j. Telinga
- Inspeksi
Bentuk telinga : simetris antara kanan dan kiri
Lubang telinga : Keluar cairan
Warna : telinga bagian tengah merah
- Palpasi
Nyeri tekan / tidak: tidak ada nyeri tekan
k. Leher
- Inspeksi
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroi, tidak terdapat pembesaran
vena jugularis
- Palpasi
Tidak terdapat nyeri telan dan nyeri tekan
l. Pemeriksaan Integumen
- Inspeksi
Warna : kulit merah
- Palpasi
Teraba panas,turgor kulit baik,CRT<2 detik,akral hangat.
m. Pemeriksaan Thorak
a. Paru
- Inspeksi
Bentuk dada simetris, tidak ada luka dan jejas, Pergerakan dada
simetris
- Palpasi
tidak ada nyeri tekan di dada, tidak ada benjolan
- Perkusi
Suara paru sonor,
- Auskultasi
Tidak terdapat suara nafas tambahan (Ronchi, whezzing (-))
b. Jantung
- Inspeksi
bentuk dada simetris, pulsasi tidak terlihat
- Palpasi
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pemesaran jantung, ictus cordis
teraba di ICS V, midcalvikularis sinistra
- Perkusi
Suara jantung redup
- Auskultasi
Bunyi jantung normal S1 S2 tunggal
n. Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi
Tidak terdapat luka
- Auskultasi
Bising usus 18x/menit
- Perkusi
Timpani
- Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan di abdomen, tidak teraba masa di
abdomen, tidak teraba pembesaran hepar, tidak teraba
pembesaran ginjal
o. Pemeriksaan Genetalia
- Inspeksi
Tidak terdapat luka di genetalia dan anus, genetalia dan anus
bersih, tidak terpasang dower kateter, warna urine kuning jernih,
bau khas, 3-4 x/hari, ± 700 CC/hari. Selama di RS partisipan
BAB 1x konsistensi lunak
- Palpasi
tidak terdapat benjolan di genetalia dan anus, Tidak ada nyeri
tekan di kandung kemih dan anus.
p. Pemeriksaan Ekstremitas
- Inspeksi
Pergerakan sendi bebas, tangan kiri terpasang infus D5 ½ NS
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi
Kekuatan otot 5 5
5 5
V. PMERIKSAAN PENUNJANG
Tympanogram menunjukkan kekakuan pada membrane tympani
VI. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Amoksilin 300 mg 3x1
Paracetamol 250mg 3x1
Erlamycetin 1 tetes/hari
Infus D5 1/2 NS
2. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan suhu
tubuh pasien meningkat.
2. Nyeri berhubungan dengan penarikan membrane timpani karena tekanan
dalam telingan ditandai dengan pasien terlihat meringis
3. Resiko infeksi berhubungan dengan penumpukan eksudat transudate
dalam telinga
4. Gangguan persepsi sensori (pendengaran) berhubungan dengan
penumpukan pus akibat invansi bakteri

3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
. Keperawata Hasil
1. Hipertermi Setelah dilakukan Observasi
berhubungan dengan asuhan keperawatan 1. Monitor TTV :
proses inflamasi selama 2x24 jam -Suhu
ditandai dengan suhu diharapakan suhu -TD
tubuh pasien tubuh pasien kembali -Nadi
meningkat. normal dengan -RR
Kriteria Hasil : Terapeutik
1. Beri
Suhu tubuh : 36,5-
paracetamol
37,50C
Parasetamol
250 mg 3x1

2. Pasang Infus
D5½ NS

Edukasi

1. Ajarkan cara
kompres hangat
2. Anjurkan pasien
pakai pakaian
tipis

Kolaborasi dengan tim


medis lainnya.
2. Nyeri berhubungan Setelah dilakukan -Observasi:
dengan penarikan asuhan keperawatan 1. Monitor TTV
membrane timpani selama 2x24 jam 2. Monitor skala
karena tekanan dalam diharapakan rasa nyeri pasien
telingan ditandai nyeri pasien 3. Identifikasi
dengan pasien berkurang. control nyeri
terlihat meringis -Terapi
Kriteria hasil : pasien
Beri obat analgetik
tampak rileks,skala
-Edukasi
nyeri 1-2
1. Ajarkan teknik
relaksasi
Kolaborasi dengan tim
medis lainnya.
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan Observasi:
berhubungan dengan asuhan keperawatan 1. Monitor tanda
penumpukan eksudat selama 2x24 jam dan gejala infeksi
transudate dalam diharapakan pasien Terapeutik
telinga dapat mencegah Beri antibiotic:
/menurunkan resiko
1. Amoksilin 300
infeksi .
mg 3x1
Kriteria Hasil :
2. Erlamycetin 1
1. Tidak ada tetes/hari
tanda – tanda Edukasi
infeksi.
1. Jelaskan tanda-
2. Tidak ada tanda dan gejala
cairan yang infeksi
keluar
Kolaborasi dengan tim
medis lainnya.
4. Gangguan persepsi Setelah dilakukan Observasi :
sensori asuhan keperawatan 1. Kaji ketajaman
(pendengaran) selama 2x24 jam pendengaran
berhubungan dengan diharapakan Terapeutik:
penumpukan pus gangguan sensori Beri lingkungan yang
akibat invansi bakteri persepsi berkurang. tenang dan tidak kacau
,jika diperlukan terapi
Kriteria hasil : klien
music lembut
dapat meerima pesan
Edukasi:
melalui metode
Anjurkan pasien dan
pilihan (missal,
keluarga untuk mematuhi
komunikasi tulisan,
terapi yang diberikan.
bahasa lambing)
mendengarkan
dengan jelas pada
telinga yang baik

Anda mungkin juga menyukai