Anda di halaman 1dari 78

EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN

DENGAN SISTEM HIDROPONIK


NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT)
DI PT AMAZING FARM, LEMBANG, JAWA BARAT

SINAR HIKMA PITRIANA


A24120194

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efisiensi Produksi
Sayuran Daun dengan Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) di PT Amazing
Farm, Lembang, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir karya ilmiah ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya ilmiah saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2016

Sinar Hikma Pitriana


NIM A24120194
ABSTRAK

SINAR HIKMA PITRIANA. Efisiensi Produksi Sayuran Daun dengan


Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) di PT Amazing Farm,
Lembang, Jawa Barat. Dibimbing oleh JUANG GEMA KARTIKA.

Efisiensi produksi berbagai jenis komoditas sayuran dengan sistem


hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) dari produsen dalam negeri perlu
ditingkatkan dengan perencanaan dan pengelolaan produksi yang baik. Kegiatan
magang bertujuan mempelajari aspek efisiensi produksi sayuran daun di PT
Amazing Farm. Magang dilaksanakan bulan Februari sampai Juni 2016 di PT
Amazing Farm, Lembang, Jawa Barat. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan mengikuti kegiatan budidaya sampai proses pascapanen dan melakukan
pengamatan aspek khusus mengenai kriteria panen, kehilangan hasil, heat unit dan
nilai keuntungan produk. Hasil yang diperoleh kemudian diolah dengan dua cara,
cara pertama menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan dan
dianalisis dengan uji DMRT. Cara kedua menggunakan uji t-student. Komoditas
yang diamati berjumlah 19 varietas, 16 varietas dari Spesies Lactuca sativa dan 3
varietas dari Brassica oleraceae. Kegiatan produksi sayuran di PT Amazing Farm
meliputi pesemaian, pindah tanam 1 (2-17 HST; EC 1), pindah tanam 2 (17-32
HST; EC 1-1,2), pindah tanam 3 (32-49 HST; EC 1,2-2), dan pascapanen primer.
Umur panen sayuran daun berdasarkan SOP perusahaan pada spesies Lactuca
sativa (selada) 49 HST sedangkan spesies Brassica oleraceae (kubis-kubisan) 52
HST. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh perompesan daun yang tua lebih
banyak dibandingkan dengan perompesan karena serangan hama dan penyakit.
Kehilangan hasil yang disebabkan oleh perompesan daun mencapai 4-46%
tergantung varietas yang diamati. Nilai keuntungan produk paling tinggi pada
spesies Lactuca sativa yaitu var Crispa cv Salanove green oak leaf dan pada
Brassica oleraceae pada var achepala cv Kale hijau.

Kata kunci: heat unit, kehilangan hasil, kriteria panen


ABSTRACT
SINAR HIKMA PITRIANA. Production eficiency of vegetables with a system
hydroponics of Nutrient Film Technique (NFT) in PT Amazing Farm, Lembang,
West Java. Supervised by JUANG GEMA KARTIKA.

Production eficiency of various types of vegetables with hydroponics,


Nutrient Film Technique (NFT) of the domestic producer need to be increased
with good managing and planning. This internship activities aimed to study
production efficiency of leafy vegetables in PT Amazing Farm. Internship
conducted from February to June 2016 in the PT Amazing Farm, Lembang, West
Java. The methods of data collected with following all cultivation activities until
the postharvest processed and observed specific aspects. The specific aspects were
harvesting criteria, loses of product, heat units and profit of product. The results
analyzed with two method. The first method used Randomized Complete Design
(RCD) with three replications and analyzed with DMRT. The second method used
t-student test. Commodities observed to 19 varieties, include 16 varieties of the
family Spesies Lactuca sativa and 3 varieties of the family Brassica oleraceae.
Vegetable production activities at PT Amazing Farm includes nursery,
transplanting 1 (2-17 DAP; EC 1), transplanting 2 (17-32 DAP; EC 1-1.2),
transplanting 3 (32-49 DAP; EC 1.2 to 2), and post primary. Period harvest of leaf
vegetables based companies GAP on the species Lactuca sativa (lettuce) 49 DAP
and the species Brassica oleracea (cabbage) 52 DAP. Trimming of old leaves
induced loss of product more than trimming of pests and diseases. Trimming of
leave induced 4-46% loss of product. Lactuca sativa species has The highest
profit value product on the species Lactuca sativa is var crispa cv Salanova green
oak leaf, and on the Brassica oleracea var cv achepala Green kale.

Keyword: criteria harvest, heat unit, lost of product.


EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN
DENGAN SISTEM HIDROPONIK
NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT)
DI PT AMAZING FARM, LEMBANG, JAWA BARAT

SINAR HIKMA PITRIANA


A24120194

Skripsi sebagai salah satu syarat


Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
Pada fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga telah terselesaikan dengan baik. Magang dilaksanakan sejak bulan
Februari 2016 sampai bulan Juni 2016 dengan judul Efisiensi Produksi Sayuran
Daun dengan Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) di PT Amazing
Farm, Lembang, Jawa Barat
Rasa bangga penulis sampaikan kepada kedua orang tua dan keluarga yang
telah memberikan motivasi dan doa-doanya. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada ibu Juang Gema Kartika, S.P., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak memberikan kritik, saran, dan masukan sehingga penulisan
naskah skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih juga penulis sampaikan
kepada Dr. Ir. Ade Wachjar, M.S selaku dosen pembimbing akademik yang telah
mendukung dan membantu dalam kegiatan pendidikan dan akadamik.
Penghargaan juga penulis sampaikan kepada teman-teman Agronomi dan
Hortikultura angkatan 49, teman-teman CSS Mora IPB, dan PT Amazing Farm
atas inspirasi yang telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
dan perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia maupun dunia.

Bogor, Desember 2016


Sinar Hikma Piriana
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Asteraceae 2
Brassicaceae 4
Hidroponik 5
Nutrient Film Technique (NFT) 5
Pascapanen 6
METODE 8
Tempat dan Waktu Magang 8
Metode Pelaksanaan 8
Pengumpulan Data dan Informasi 8
Analisis Data dan Informasi 10
KEADAAN UMUM 11
Sejarah Perusahaan dan Letak Geografis 11
Luas Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan 12
Struktur organisasi dan ketenaga kerjaan 16
HASIL DAN PEMBAHASAN 18
Aspek Teknis 18
Aspek Manejerial 32
Pembahasan 33
KESIMPULAN DAN SARAN 36
Kesimpulan 36
Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN 3
RIWAYAT HIDUP 
DAFTAR TABEL
1 Konsentrasi unsur hara dalam larutan hara 3
2 Komoditas yang diamati 9
3 Larutan Stok A, B dan Larutan Asam 14
4 Daya berkecambah benih 20
5 Perbedaan [EC] dan [pH] 20
6 Kriteria panen Asteraceae dan Brassicaceae 26
7 Bobot panen tanaman Asteraceae dan Brassicaceae 28
8 Kehilangan hasil tanaman Asteraceae dan Brassicaceae 29
9 Heat unit 30
10 Nilai keuntungan produk Asteraceae dab Brassicaceae 31
11 Prestasi kerja mahasiswa dan karyawan 33

DAFTAR GAMBAR

1 Tipe greenhouse PT Amazing Farm 12


2 Greenhouse piggy-back system 13
3 Jenis paralon hidroponik 13
4 Desain NFT 14
5 Packing house 15
6 Jenis benih 18
7 Rockwool 19
8 Proses penyemaian 19
9 Bibit yang ditutupi screen 21
10 Serangan hama penyakit di N1 pada NFT 22
11 Yellow trap 22
12 Bibit pindah tanam 23
13 Perbandingan tanaman normal dan bolting 23
14 Pemanenan sayuran 25

DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian 40
2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai asisten mandor 43
3 Jurnal harian sebagai asisten supervisor 46
4 Struktur organisasi perusahaan 49
5 Layout PT Amazing Farm 50
6 Data populasi tanaman 51
7 Data pola tanam harian 52
8 Data curah hujan 52
9 Kriteria panen 53
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sayuran merupakan sumber provitamin A, vitamin C, mineral, terutama


kalsium dan besi. Sayuran juga merupakan sumber serat yang sangat penting
dalam menjaga kesehatan tubuh (Samad, 2006). Konsumsi sayuran masyarakat
Indonesia per kapita pada tahun 2014 adalah 35 kg/tahun (BPS, 2014). Angka
konsumsi sayuran masih dibawah anjuran FAO untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat. Angka konsumsi sayuran per kapita Indonesia masih perlu
ditingkatkan menjadi 75 kg/kapita/tahun agar dapat memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat (FAO, 2014).
Peningkatan angka kebutuhan konsumsi sayuran menjadi 15 juta kg/tahun
sejalan dengan peningkatan konsumsi sebesar 40 kg/kapita/tahun. Peningkatan
konsumsi ini menunjukkan potensi pasar dalam negeri untuk sayuran yang
menjanjikan. Produsen sayuran di Indonesia perlu perencanaan dan pengelolaan
produksi yang baik agar peluang pasar tidak dimanfaatkan oleh negara luar
(Wijaya, 2012). Efisiesi produksi yang tinggi menyebabkan tingkat kompetisi
komoditas hasil produksi dalam negeri meningkat.
Produk sayuran yang dihasilkan pasar lokal harus menarik minat masyarakat
agar tidak melirik produk impor dengan meningkatkan kualitas sehingga mampu
bersaing dengan pasar luar negeri. Cara untuk menghasilkan produk sayuran yang
berkualitas tinggi secara kontinyu dengan kuantitas yang besar dan produktivitas
yang tinggi salah satunya adalah budidaya dengan sistem hidroponik.
Pengembangan hidroponik di Indonesia cukup prospektif karena permintaan pasar
sayuran berkualitas yang terus meningkat, kondisi lingkungan dan iklim yang
tidak menunjang, kompetisi penggunaan lahan, dan adanya masalah degradasi
tanah. Kultur hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan
media tumbuh dari tanah.
Hidroponik secara harfiah berarti penanaman dalam air yang mengandung
campuran hara. Menurut Roidah (2014), hidroponik tidak terlepas dari
penggunaan media tumbuh lain yang bukan tanah sebagai penopang pertumbuhan
tanaman. Keuntungan dalam budidaya sayuran secara hidroponik, yaitu
keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin, perawatan
lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol, pemakaian pupuk lebih hemat,
tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru, tanaman
dapat tumbuh lebih cepat dan dengan keadaan yang tidak kotor dan rusak, harga
jual hidroponik lebih tinggi dari produk non-hydroponic.
Kendala dalam produksi sayuran di Indonesia adalah mudah rusaknya
produk apabila setelah panen tidak ditangani dengan baik. Kerusakan produk
sebagian besar dipengaruhi oleh faktor fisik, kimiawi, mikrobiologi, dan fisiologis.
Karakteristik penting produk pascapanen sayuaran adalah bahan tersebut masih
hidup dan masih melanjutkan fungsi metabolisme. Metabolisme tidak sama
dengan tanaman yang tumbuh di lingkungan aslinya, karena produk yang telah
dipanen mengalami berbagai bentuk stress seperti hilangnya suplai nutrisi, proses
panen sering menimbulkan pelukaan berarti, pengemasan dan transportasi dapat
menimbulkan kerusakan mekanis lebih lanjut, orientasi gravitasi dari produk
2

pascapanen umumnya sangat berbeda dengan kondisi alamiahnya, hambatan


ketersediaan CO2 dan O2, hambatan regim suhu dan sebagainya (Utama, 2001).
Kerusakan yang terjadi menyebabkan kehilangan (losses) pada sayuran.
Salah satu bentuk kehilangan disebabkan adanya proses pelayuan dan pengaruh
dari luar, seperti penanganan pascapanen sampai pada proses pemasaran
(Sudarminto, 2000). Penanganan pascapanen hortikultura merupakan rangkaian
kegiatan yang dilakukan setelah selesai dipanen yang bertujuan untuk
mengurangi kerusakan. Penanganan pascapanen perlu dilakukan dengan hati-hati
agar kuantitas dan kualitas tetap dipertahankan sehingga kehilangan hasil
panen dapat diminimalkan. Menurut Permentan (2013) penanganan pasca panen
hortikultura terdiri dari perompesan, pembersihan, pengkelasan, pengemasan,
penyimpanan, dan pengankutan.
Informasi mengenai teknik budidaya, kriteria panen, proses penanganan
pasca panen, dan kehilangan hasil masih minim serta ingin melihat perbedaan
jumlah keuntungan setiap produk dengan teknik budidaya yang sama. Perlu
dilakukan kegiatan magang untuk memperoleh informasi tersebut.

Tujuan

Tujuan umum kegiatan magang untuk meningkatkan kemampuan teknis dan


kemampuan menejemen penulis sehinggga dapat menjadi ilmu tambahan untuk
dunia kerja. Tujuan khususnya adalah mengetahui segala kegiatan yang
bersangkutan dengan aspek budidaya sampai proses penanganan pascapanen
sayuran.

TINJAUAN PUSTAKA

Asteraceae

Indonesia dengan iklim tropis memiliki kekayaan alam yang tidak ternilai
harganya dan merupakan tempat yang sesuai untuk ditanami berbagai macam
tanaman, salah satunya adalah tanaman famili Asteraceae. Famili Asteraceae
adalah jenis tanaman yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Asteraceae
memiliki sekitar 1.620 marga dan lebih dari 23.600 varietas, merupakan keluarga
terbesar tanman berbunga (Stevens, 2001). Mayoritas varietas Asteraceae adalah
herba, namun kebanyakan dari famili ini didasari oleh semak. Beberapa anggota
dari famili Asterceae terkenal sebagai tanaman hortikultura.
Selada merupakan sayuran yang termasuk ke dalam famili Astertaceae
dengan nama latin Lactuca satifa L. Tanaman selada diperkirakan berasal dari
dataran Mediterania Timur, hal ini terbukti dari lukisan di kuburan di mesir yang
menggambarkan bahwa penduduk Mesir telah menanam selada sejak tahun 4500
SM (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Adapun klasifikasi tanaman selada sebagai
berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
3

Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Spesies : Lactuca sativa
Benih selada akan berkecambah dalam kurun waktu empat hari, bahkan
untuk benih yang viabel dapat berkecambah dalam waktu satu hari pada suhu 15-
25° C. Tanaman selada tumbuh dengan baik pada suhu harian 15-20° C dan suhu
malam 10 °C. Budidaya selada di daerah tropis tumbuh dengan baik di dataran
tinggi. Tanah yang cocok untuk pertumbuhan selada yang dibudidayakan secara
konvensional yaitu jenis tanah dengan struktur yang bagus, memiliki kesuburan
tinggi dan kurang bagus pada tanah alkali berpasir-lempung. Tanaman selada
tidak toleran tanah masam (pH < 6). Kebutuhan hara tanaman selada yaitu N 100
kg/ha, P2O5 100 kg/ha, K2O 80 kg/ha, dan pupuk organik 30 ton/ha.
Produktivitas selada jenis head di daerah tropis sebesar 5-10 ton/ha, sedangkan
jenis leaf sebesar 3-8 ton/ha (Grubben dan Sukprakarn, 1994).
Budidaya selada secara hidroponik di dalam greenhouse termasuk mudah
dikerjakan. Suhu di dalam greenhouse adalah hal penting yang harus diperhatikan.
Bolting, tipburn, warna daun pucat, dan rendahnya perkecambahan terjadi jika
suhu udara di atas 25° C, selain itu juga komposisi larutan hara harus tepat,
misalnya kekurangan Ca dapat mengakibatkan tipburn (Jones, 2005). Konsentrasi
unsur hara dalam larutan hara yang biasa digunakan oleh beberapa petani selada
hidroponik tertera dalam Tabel 1.

Tabel 1. Konsentrasi unsur hara dalam larutan hara yang digunakan beberapa
petani selada hidroponik
Unsur hara Konsentrasi (mg/L)
Hara Makro
Nitrogen (N) 100-200
Fosfor (P) 15-90
Kalium (K) 80-350
Kalsium (Ca) 122-220
Magnesium (Mg) 26-96
Hara Mikro
Boron (B) 0.14-1.5
Tembaga (Cu) 0.07-0.1
Besi (Fe) 4-10
Mangan (Mn) 0.5-1.0
Molibdenum (Mo) 0.05-0.06
Seng (Zn) 0.5-2.5
(Morgan, 2000 in jones 2005)

Selada merupakan tanaman herba tahunan atau dua musim yang jenisnya
beragam dan memiliki tinggi antara 30-70 cm. Susunan daun selada beragam
tergantung kultivarnya, ada yang membentuk krop dan tidak membentuk krop.
Jenis kultivar mempengaruhi perbedaan tepi daun, ukuran daun, dan warna daun.
Terdapat ratusan kultivar dari tanaman selada yang dapat dikelompokkan ke
dalam enam kelompok kultivar, yaitu:
4

1. Kelompok kultivar selada Butterhead (L. sativa var capitata) memiliki


krop yang kompak dan lembut serta daun bagian dalam yang tipis,
berminyak, dan memiliki tekstur seperti mentega. Beberapa kultivar yang
termasuk kelompok ini yaitu: May Queen, Green Boston, Deer Tongue,
Summer Bibb, Summerlong, dan White Boston.
2. Kelompok kultivar selada crisphead (L. sativa var capitata) memiliki daun
yang tipis dan renyah serta biasanya memiliki tepi daun yang bergerigi dan
menggulung. Ada yang membentuk krop dan tidak membentuk krop.
Beberapa kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu: Great Lakes,
Calmar, Fairton, Iceberg, Ithaca, Mesa, dan Pennlake.
3. Kelompok kultivar selada cos atau selada Romaine (L. sativa var
longifolia; L. sativa var romana) memiliki krop yang lonjong dan daunya
tegak. Beberapa kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu: White Paris
Cos, Paris Island, dan Valmaine.
4. Kelompok kultivar bunching atau disebut juga selada daun (L. sativa var
crispa) memiliki daun yang tipis, berwarna hijau atau merah, dan tidak
membentuk krop. Beberapa kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu:
Salad Bowl, Simpson, Oak leaf, Grand Rapids, Grenn Ice, Prizehead,
Slobolt, Walsmann’s Green, dan Ruby.
5. Kelompok kultivar selada batang (L. sativa var asparagina) memiliki
tinggi tanaman 30-50 cm, tebal batang 3-6 cm dengan tekstur yang renyah.
Contoh kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu Celtus.
6. Kelompok kultivar selada Latin memiliki daun yang kecil, tebal, berwarna
hijau gelap, dan helaian daunnya lepas. Selada jenis ini toleran terhadap
suhu tinggi. Kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu: Sucrine dan
Creole (Grubben dan Sukprakarn, 1994).
Salanova merupakan salah satu jenis selada yang masih baru yang tergolong
selada fancy. Secara fisik salanova lebih mirip dengan tanaman hias. Tanaman
salanova merupakan tanaman yang memiliki varietas yang berbeda dengan
tanaman salanova yang lain. Tanaman salanova memiliki daun lebih kecil yang
pas untuk sekali gigitan sehingga cocok dikonsumsi masyarakat modern yang
ingin praktis. Tanaman salanova memiliki daun yang renyah dan warna
mengkilap, dan tulang daun yang lunak.

Brassicaceae

Brassica oleracea L. (suku kubis-kubisan atau Brassicaceae) biasa dikenal


sebagai kubis atau kol. Brassica oleracea L. mencakup berbagai jenis sayuran
populer lain seperti kubis bunga (romanesco), brokoli, kubis tunas
(brusselsprout), kolrabi, dan Kailan. Varietas sayuran ini dengan mudah dapat
mengubah penampilannya sehingga dimanfaatkan oleh para petani untuk
menyeleksi bentuk-bentuk unik dan diperdagangkan dengan nama yang berbeda-
beda. Kolrabi dimanfaatkan pangkal batangnya yang menggelembung untuk
dimakan, Kailan dimanfaatkan daunnya yang terpisah, kubis dan kubis tunas
dimanfaatkan daunnya yang tumbuh rapat, sedangkan kubis bunga dan brokoli
dimanfaatkan bunganya yang tumbuh merapat.
5

Jenis tanaman ini luas dibudidayakan di seluruh dunia, namun biasanya


tidak mudah tumbuh di daerah tropika karena menyukai udara sejuk. Pembagian
secara taksonomik biasanya berdasarkan kepentingan budidaya (kelompok
budidaya) bukan berdasarkan aspek botani. Berikut adalah tujuh kelompok
dalam B. oleracea:
 Brassica oleracea kelompok Acephala contohnya kale dan borekale
 Brassica oleracea kelompok Alboglabra contohnya Kailan
 Brassica oleracea kelompok Botrytis contohnya kubis bunga dan Romanesco
 Brassica oleracea kelompok Capitata contohnya kubis atau kol
 Brassica oleracea kelompok Gemmifera contohnya kubis tunas
 Brassica oleracea kelompok Gongylodes contohnya kolrabi
 Brassica oleracea kelompok Italica contohnya brokoli

Hidroponik

Hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media


tumbuh dari tanah. Secara harfiah hidroponik berarti penanaman dalam air yang
mengandung campuran hara. Praktek hidroponik tidak terlepas dari penggunaan
media tumbuh lain yang bukan tanah sebagai penopang pertumbuhan tanaman
(Jones, 2005). Di Indonesia, kultur hidroponik mulai mendapat perhatian
masyarakat dan berkembang sejak tahun delapan puluhan, yang dimulai oleh
beberapa pengusaha di daerah perkotaan (Balitsa). Teknik dalam menerapkan
budidaya sayuran secara hidroponik, diantaranya teknik hidroponik sistem
terapung, (Susila dan Koerniawati, 2004), Standing Aerated Nutrient Solution,
Nutrient Film Technique, aeroponics, Ebb-And-Flow Nutrient Sulution Sistem,
dan drip or pass-Through Inorganic Medium System (Jones, 2005)
Menurut Zulfitri (2005), keuntungan dari hidroponik adalah agar hasil
tanaman lebih bagus dibandingkan dengan tanaman secara konvensional kualitas
dan kuantitas tanaman lebih terkontrol. Penggunaan nutrisi oleh tanaman yang
dibudidayakan secara hidroponik lebih hemat dan efisien, hama dan penyakit
dapat diminimalisir, kondisi lingkungan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Keadaan lingkungan pada sayuran yang dibudidayakan secara
hidroponik dapat dimodifikasi dengan tujuan memperbaiki kualitas tanaman (suhu,
kelembaban, pH, EC, dan intentitas cahaya), tidak memerlukan banyak tenaga
kerja, kebersihan lebih terjamin, lahan yang dibutuhkan sedikit dan nilai jual
tanaman yang tinggi.
Nutrisi merupakan hal yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman selain esensial
cahaya, air dan CO2. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman formulasi garam pupuk
yaitu unsur makro dan mikro. Unsur makro terdiri dari Urea, TSP, ZK, MgSO4,
dan kapur. Unsur mikro adalah nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
sedikit yang berperan sebagai komponen beberapa enzim yang memicu proses
fisiologi di dalam tanaman. Unsur mikro yang mutlak diberikan adalah H3BO4,
ZnSO4, HnSO4, CuSO4, H2MoO4, dan Fe-Chelat (Siswadi, 2008).

Nutrient Film Technique (NFT)

Tahun 1973, Dr. Allen Cooper mengembangkan teknik hidroponik dengan


memakai air sebagai medium tanam yang diedarkan ke tanaman secara tipis, agar
6

bagian atas dari akar yang berada di udara mendapat oksigen yang cukup. Teknik
NFT, tanaman dipelihara dalam saluran panjang yang sempit, terbuat dari plat
logam tipis tahan karat, yang mudah dibentuk. Jika tanaman dalam saluran
tersebut dialiri air yang mengandung unsur makanan secara dangkal, maka di
sekitar akar akan membentuk lapisan tipis (film) larutan mineral sebagai makanan
tanaman, oleh karena itu, teknik bercocok tanamnya disebut dengan nutrient film
technique (NFT) (Winsor et all., 1979)
Nutrient Film Technique (NFT) adalah metode budidaya yang akar
tanamannya berada di lapisan air dangkal yang bersirkulasi dan mengandung
nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Beberapa syarat untuk membuat selapis nutrisi,
yaitu kemiringan talang tempat mengalirnya larutan nutrisi ke bawah benar-benar
seragam, kecepatan aliran nutrisi masuk tidak boleh terlalu cepat dipertimbangkan
dengan kemiringan talang, lebar talang memadai untuk menghindari
terbendungnya aliran nutrisi oleh kumpulan akar, dasar talang harus rata dan tidak
melengkung untuk mencapai kedalaman larutan nutrisi yang disyaratkan
(Chadirin, 2001).
Kemiringan talang dibuat 1-5% sehingga larutan nutrisi mangalir dari atas
kebawah mengikuti arah gravitasi. Larutan nutrisi yang mengalir sepanjang talang
berasal dari sebuah tangki dengan kapasitas sesuai dengan populasi tanaman.
Larutan dipompa ke saluran distribusi dengan pompa. Setelah masuk ke talang
larutan nutrisi keluar melalui output kemudian masuk ke saluran distribusi yang
menuju tangki lagi. Sirkulasi larutan nutrisi dengan cara seperti ini mengalir terus
menerus (Chaidirin, 2001). Tanaman Selada, Pakchoi dan Kailan membutuhkan
talang dengan kemiringan berkisar 3 % (Untung, 2004).
Menurut Jansen (1990), Di daerah tropis, panjang maksimum bak
penanaman yang digunakan pada NFT tidak lebih dari 15-20 m dan suhu larutan
tidak lebih dari 30° C, hal ini untuk menjaga aerasi larutan yang baik. Hasil
penelitian di Malaysia melaporkan bahwa penggunaan PVC sebagai bak
penanaman tidak cocok untuk daerah tropis, karena menyebabkan suhu perakaran
mencapai lebih dari 40° C pada tengah hari (Chow 1990). Bahan yang paling baik
digunakan sebagai bak tanam adalah bambu dengan styrofoam sebagai penutup
permukaan bak (Rosliani dan Sumarni, 2005).
Menurut Chow (1990) dan Jensen (1990), keuntungan NFT adalah volume
larutan hara yang dibutuhkan lebih rendah dibandingkan kultur air lainnya, lebih
mudah mengatur suhu di sekitar perakaran tanaman (menaikkan atau menurunkan
suhu), lebih mudah mengontrol hama dan penyakit, kepadatan tanaman per unit
area lebih tinggi, dan hasil tanaman lebih bersih karena tidak ada sisa tanah atau
media lainnya. Kerugian dari sistem NFT, yaitu patogen dengan mudah menyebar
pada seluruh larutan, sehingga dalam waktu yang singkat tanaman akan mati,
modal awal relatif lebih mahal, pemilihan komoditas yang bernilai tinggi, dan
tingkat keahlian dan pengetahuan tentang ilmu kimia sangat penting.

Pascapanen

Sayuran, seperti produk hortikultura lainnya, merupakan produk pertanian


yang mudah busuk sehingga penanganannya mulai dari saat panen harus hati-hati
agar kualitasnya dapat terjaga sampai ke tangan konsumen dan memperoleh harga
jual yang tinggi. Tanaman yang telah dipanen, tidak ada perlakuan yang dapat
7

meningkatkan kualitas hasil sayuran, yang dapat dilakukan adalah


mempertahankan kualitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di
negara-negara berkembang kehilangan hasil sayuran dapat mencapai 20-50%
akibat penanganan panen dan pascapanen yang kurang tepat (BBPP, 2015).
Pascapanen adalah suatu tahapan kegiatan yang dimulai sejak pengumpulan
hasil pertanian sampai siap untuk dipasarkan yang bertujuan mempertahankan
mutu, mengurangi kerusakan, dan memperpanjang masa simpan komoditas
hortikultura. Menurut Permentan (2013), penanganan pascapanen hortikultura
terdiri perompesan, pembersihan, pengkelasan, pengemasan, penyimpanan, dan
pengankutan.

Perompesan (Trimming)
Perompesan yaitu kegiatan memisahkan atau membuang bagian produk
yang tidak diinginkan seperti memotong tangkai, membuang daun, akar, dan
bagian tertentu yang tidak diperlukan. Perompesan sebaiknya menggunakan cara
dan alat yang tidak merusak produk.

Pembersihan
Pembersihan merupakan kegiatan menghilangkan kotoran fisik, kimiawi,
dan biologis yang melekat pada sayuran untuk memperbaiki penampakan sayuran
dan menghilangkan bagian busuk atau rusak (trimming). Pembersihan hasil panen
dapat dilakukan dengan pencucian, perendaman, penyikatan, pengelapan,
penampian, pengayakan, dan penghembusan.

Pengkelasan
Pengkelasan atau pemilahan (grading) merupakan kegiatan pengelompokan
produk hortikultura hasil sortasi. Pemilahan berdasarkan kriteria yang telah
disepakati atau standar mutu yang digunakan untuk produk hortikultura yang
bersangkutan.

Pengemasan
Pengemasan merupakan kegiatan untuk membungkus sesuai dengan
karakteristik produk. Pengemasan produk hortikultura dapat dilakukan secara
manual maupun mekanis tergantung dari jumlah dan jenis produk hortikultura
yang bersangkutan. Tujuan pengemasan secara umum adalah untuk
melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air,
mempermudah dalam pengangkutan, dan mempermudah dalam perhitungan.

Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan untuk mengamankan produk hortikultura
sebelum diproses dan dikirim. Kondisi wadah, ruang, suhu, kelembaban dan
atmosfer penyimpanan disesuaikan dengan karakteristik produk dan tujuan
penyimpanan.

Pengangkutan
Pengangkutan atau distribusi merupakan upaya memindahkan produk dari
tempat pengumpulan sementara ke tempat pascapanen dan selama proses di dalam
tempat pascapanen, serta dari tempat pascapanen ke konsumen. Kerusakan saat
8

pengangkutan banyak disebabkan oleh penanganan yang kasar, adanya


keterlambatan, pemucatan, pembongkaran yang ceroboh, penggunaan wadah
yang tidak sesuai, dan kondisi pengangkutan yang kurang memadai.

METODE

Tempat dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilakukan di PT Amazing Farm yang berlokasi di Desa


Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan magang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2016.

Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yang dilakukan meliputi kegiatan lapang, yaitu seluruh


kegiatan yang dilaksanakan di Amazing Farm yang berhubungan dengan aspek
budidaya dan pascapanen. Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah melakukan
analisis informasi yang diperoleh. Bentuk kegiatan yang dilakukan pada saat
magang adalah:
1. Orientasi Lapang
Kegiatan orientasi lapang dilakukan untuk mengetahui keadaan umum
seperti profil perusahaan, tata area, sistem kerja yang diterapkan, sebagai
ajang perkenalan dangen para staf, dan untuk mengetahui permasalahan yang
ada di perusahaan.
2. Bekerja Sebagai Karyawan Harian
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa sebagai karyawan harian lepas
adalah melakukan praktik budidaya sayuran secara hidroponik sistem NFT
mulai dari persiapan media, persemaian, perawatan di nursery, kegiatan
tanam, perawatan hingga proses panen, dan pascapanen (Lampiran 1).
3. Pendamping Mandor
Pendamping mandor memiliki tugas membantu mandor dalam hal
pengawasan penanaman, pengawasan panen, membantu pengecekan EC, pH,
suhu air dan suhu greenhouse (Lampiran 2).
4. Pendamping Supervisor
Memiliki tugas membantu supervisor dalam hal pengawasan produksi,
pengawasan panen, membantu taksasi, dan membantu menghitung jumlah
sayuran yang dipanen.

Pengumpulan Data dan Informasi

Pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan magang menggunakan


metode langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data sekunder). Data
primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan dan mengadakan
diskusi dengan karyawan kebun serta melakukan wawancara dengan harapan agar
9

mahasiswa memperoleh informasi secara langsung mengenai kondisi di lapang.


Pengatan dilakukan pada Spesies Lactuca sativa dan Brassicaseae (Tabel 2).

Tabel 2. komoditas yang diamati


Nama latin Nama umum Varietas
L.sativa var capitata cv Curly lettuce
L. sativa var cos cv Romaine selada keriting Krebo
L. sativa var capitata cv Lollorosa Romaine Maximus
L. sativa var capitata cv Red batavia Lollorosa Lo-237
L. sativa var capitata cv Green batavia Red green Batavia
L. sativa var capitata cv Butterhead Green Batavia Turkuas
L. sativa var crispa cv Green oak leaf Butterhead Rex
L. sativa var crispa cv Red oak leaf Green oak leaf Kristine
L. sativa var latin cv Siomak Red oak leaf Monday
L. sativa var capitata cv Salanova lollorosa Siomak
L. sativa var crispa cv Salanova red oak leaf S. lollorosa Belagon
L. sativa var crispa cv Salanova green oak leaf S. red oak leaf Xerafin
L. sativa var capitata cv Salanova red butterhead S. green oak leaf Dagama
L. sativa var capitata cv Salanova green butterhead S. red butterhead Gaugin
L. sativa var cos cv Salanova green frisee S. green butterhead Aquino
L. sativa var cos cv Salanova red frisee S. green friseee Excite
L.sativa var capitata cv Curly lettuce S. red friseee Triplex
Brassica oleraceae
Brassica olareraceae var achepala cv Kale merah Kale merah
Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau Kale hijau
Brassica olareraceae var aboglabra cv Kailan Kailan

Data sekunder diperoleh dari arsip laporan manajemen perusahaan berupa,


harga beli produk, harga jual produk, dan teknik budidaya produk. Data sekunder
lainnya diperoleh dari buku, skripsi serta data-data instansi terkait yang
mendukung seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Ditjen
Hortikultura, internet dan literatur yang relevan. Peubah yang diamati pada data
primer adalah sebagai berikut:
1. Budidaya tanaman
 Pra tanam meliputi penyiapan media tanam dan benih, penyemaian dan
teknik pemeliharaannya
 Penanaman
 Pemeliharaan meliputi pembersihan talang, pengecekan pH,
pengecekan EC, pembersihan bak nutrisi.
2. Pemanenan
Kegiatan pemanenan, meliputi waktu panen, cara pemanenan, peralatan
yang digunakan, kriteria penen, bobot panen berdasarkan kisaran heat unit
dan bobot panen.
 Kriteria penen meliputi:
 Jumlah daun, yang dihitung berdasarkan jumlah helai daun pada
tanaman
 Tinggi tanaman, diukur dari pankal batang tanaman sampai bdaun
terpanjang
10

 Lebar daun, diukur berdasarkan daun terlebar pada tanaman


 Panjang daun, diukur berdasarkan daun terpanjang yang dimiliki
tanaman mulai dari pangkal daun sampai ujung daun terpanjang
 Panjang akar, diukur mulai dri pangkal akar sampai ke akar
terpanjang.
 Bobot panen
 Bobot panen per tanaman, setiap tanaman contoh diukur beserta
dengan akar tanaman, daun tua, dan potnya
 Bobot bersih per tanaman, tanaman yang diukur adalah tanaman
yang sudah dibersihkan dari akar dan daun tuang telah dirompes
serta potnya telah dilepas.
 Bobot panen berdasarkan kisaran heat unit
 Suhu hareian setiap greenhouse dihitung dan dikalkulasi berdasarkan
umur tanaman, 49 hari untuk Spesies Lactuca sativa dan 52 hari
untuk Brassica oleraceae
3. Penanganan pascapanen
Penanganan pascapanen meliputi perompesan, pembersihan, pengkelasan,
pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan.
4. Kehilangan hasil
Kehilangan hasil meliputi susut bobot, persentase kerusakan akibat
serangan hama dan penyakit, serta bobot yang dibuang.
 Kehilangan hasil akibat perompesan daun tua, daun yang terserang
penyakit dan terserang hama pada tanaman contoh dihitung dengan
persentase untuk mendapatkan pesentase kehilangan hasil.
5. Nilai keuntungan produk
Nilai pengeluaran yang dihitung berdasarkan jumlah nutrisi yang terpakai
dan harga benih setiap tanaman karena kedua fariabel tersebut memiliki
nilai pengeluaranyang berbeda.
Kegiatan pengamatan untuk memperoleh data primer dilakukan pada
tanaman yang telah dipanan. Kegiatan pengamatan dilaksanakan di packing house
PT Amazing Farm.

Analisis Data dan Informasi

Data primer diperoleh dengan dua cara. Cara pertama menggunakan Rancangan
Acak Lengkap dengan tiga ulangan sedangkan cara kedua diperoleh tanpa menggunakan
rancangan dan ulangan. Data yang diperoleh pada cara pertama dianalisis dengan uji-F
dan apabila hasilnya berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT. Data yang
diperoleh denga cara kedua dianalisis dengan uji t-student.

Analisis RAL
Yij = µ + τi + εij
Keterangan:
Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j
µ = Nilai tengah umum
τi = Tambahan akibat pengaruh perlakuan ke-i
εij = Tambahan akibat acak galat percobaa dari perlakuan k- i ulangan k- j
11

Uji t-student
x

Keterangan:
t = t hitung
x = Rata- rata yang menjadi pembanding
s = Standar deviasi sampel
n = Jumlah sampel

KEADAAN UMUM

Sejarah Perusahaan dan Letak Geografis

PT Amazing Farm atau sering juga disebut PT Momenta Agrikultura


merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis khususnya budidaya
sayuran hidroponik. perusahaan ini pada awalnya merupakan sebuah perusahaan
yang bergerak dalam bidang finance atau pembiayaan, namun dengan adanya
krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998, perusahaan ini mulai melakukan
kegiatan budidaya sayuran aeroponik agar perusahaan tersebut tetap bertahan. PT
Amazing Farm berdiri pada 28 Agustus 1998 dengan Bapak Ir. Dani K Rusli
sebagai pemilik. Bentuk perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan
modal awal berkisar Rp 500 juta dan semua modal disediakan oleh pemilik.
Budidaya sayuran tidak langsung dilakukan setelah perusahaan berdiri,
melainkan melakukan riset terlebih dahulu. Riset ini bertujuan untuk menemukan
jenis sayuran yang akan dibudidayakan dan formulasi nutrisi yang tepat agar
pertumbuhan sayuran baik dan berkualitas. Tahun 2000 perusahaan memokuskan
diri untuk membudidayakan sayuran dengan sistem aeroponik dan hidroponik.
Kebun pertama PT Amazing Farm pada tahun 1998 berlokasi di Desa Kayu
Ambon dengan luas lahan sekitar 3.000 m2. Tahun 2000 kebun PT Amazing Farm
melakukan perluasan ke Kampung Pojok, Desa Cikahuripan dengan luas lahan 1,5
Ha. Delapan tahun kemudian pada tahun 2008 melakukan pengembangan kebun
lagi seluas 7 ha di Kebun Kampung Cisaroni, Desa Cikahuripan dan 1,5 ha di
Desa Kayu Ambon. Saat ini PT Amazing Farm memiliki kebun di Kampung
Cisaroni (Cikahuripan 2) yang terletak di Kecamatan Lembang. Selain di
Kecamatan Lembang, PT Amazing Farm juga memiliki kebun di kabupaten
Bogor yaitu di Sentul serta membangun kemitraan dengan beberapa kebun di
Bandung, Bogor dan Jakarta.
PT Amazing Farm merupakan pelopor perkebunan sayuran komersial di
Indoneia yang menggunakan sistem budidaya tanaman dengan tehnik hidroponik
NFT. Kebun yang terletak di dataran tinggi di daerah Cikahuripan, Lembang,
Jawa Barat memiliki curah hujan 3.000 mm/tahun atau 250 mm/bulan (Lampiran
9). PT Amazing Farm memiliki suhu udara rata-rata antara 19o-23o C dan
ketinggiannya 1.312 hingga 2.084 m diatas permukaan laut yang sangat ideal
untuk membudidayakan sayuran daun termasuk sayuran dari Spesies Lactuca
sativa dan Brassica oleraceae.
12

Luas Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan

PT Amazing Farm kebun Cikahuripan memiliki lahan seluas 7 ha dengan


luas produksi 3,9 ha. Sebagian besar lahan digunakan sebagai greenhouse
budidaya, sisanya digunakan sebagai fasilitas pendukung.

Greenhouse
Kegiatan produksi sayuran di PT Amazing Farm dilakukan didalam
greenhouse. Greenhouse di Amazing farm berjumlah 29 unit yang memiliki luas
dan fungsi yang berbeda (Lampiran 5) Greenhouse di Amazing Farm dibangun
dengan struktur gutter-connected greenhouse yaitu greenhouse yang dibangun
secara bersambung dengan dinding yang disatukan. Atap greenhouse terbuat dari
plastik polyethylen dan dinding greenhouse menggunakan kasa plastik yang
mengandung polyethylen dan dibentuk menyerupai jaring. PT Amazing Farm
memiliki greenhouse dengan tiga bentuk, yaitu piggy-back system, bulbo, dan
tunnel. Greenhouse piggy-back system adalah greenhouse dengan bentuk
konvensional yang dimodifikasi dengan menambahkan atap kecil di bagian
atasnya sebagai ventilasi udara. Greenhouse di P1,P2, P3, dan P20 menggunakan
bentuk greenhouse piggy-back system (Gambar 2).
Bentuk greenhouse lain yang digunakan di PT Amazing Farm kebun
Cikahuripan adalah tipe Bulbo, yaitu model greenhouse dengan atap melengkung
dan saling menyilang, sehingga sirkulasi udara dapat masuk dari persilangan
rangka atap. Greenhouse P4, P5, P6, P7, P8, P11, P13, P14, P15, P16, P17, P18,
P19, Dan P21 menggunakan greenhouse dengan tipe bulbo. Rangka yang
digunakan untuk greenhouse tipe bulbo adalah aluminium. (Gambar 1).
greenhouse P11 baik A, B dan C menggunakan greenhouse dengan bentuk tunnel
yaitu greenhouse yang atapnya melengkung kebawah menyerupai terowongan.
Letak greenhouse di PT Amazing Farm (Lampiran 5).

Atap Ventilasi Atap Dinding


Ventilasi

(a) (b) (c)


a. Piggy-back system
b. Bulbo
c. Tunel
Gambar 1. Tipe greenhouse PT Amazing Farm
Jenis greenhouse lain yang digunakan PT Amazing Farm adalah
greenhouse yang terbuat dari rangka bambu. Bentuk bangunan greenhouse rangka
bambu menggunakan bentuk greenhouse piggy-back system dengan atap plastik
polyethylen dan dinding kasa (gambar 2).
13

Gambar 2. Greenhouse piggy-back system dengan rangka bambu

Jumlah populasi dalam setiap greenhouse adalah 12.600-49.400 untuk


budidaya sayuran hidroponik NFT. Jumlah populasi tanaman dalam setiap
greenhouse berbeda karena luas dari greenhouse juga berbeda (Lampiran 6).

Wadah penanaman
Bak tanam yang digunakan di PT Amazing Farm adalah paralon. Jenis
paralon yang digunakan ada tiga macam, yaitu persegi panjang, trapesium, dan
bulat (Gambar 3). Pengunaan paralon yang berbeda-beda untuk membandingkan
jenis paralon yang paling baik digunakan dalam produksi sayuran hidroponik NFT.
Berdasarkan informasi dari karyawan jenis paralon yang paling baik adalah yang
perbentuk persegi panjang dan trapesium karena jumlah air yang mengendap lebih
tipis, akar tanaman sampai ke dasar, dan tidak mudah tergeser. Paralon yang
berbentuk bulat kurang baik karena air yang mengendap lebih tebal, akar tanaman
yang masih kecil tidak sampai, dan paralon mudah tergeser sehingga harus diikat
untuk menghindari hal tersebut. Panjang paralon yang digunakan dalam setiap
greenhouse bebeda-beda, mulai 6 -18 meter.

(a) (b) (c)


a. Persegi panjang
b. Trapesium
c. Bulat
Gambar 3. Jenis paralon hidroponik NFT PT Amazing Farm
14

Larutan nutrisi
Larutan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam budidaya
secara hidroponik, karena tanaman yang dibudidayakan dengan sistem tersebut hanya
mendapat asupan nutrisi dari larutan nutrisi yang disediakan. Menurut Resh (2004),
formulasi larutan nutrisi berbeda-beda dan sangat bergantung dari beberapa variabel
berikut ini: spesies dan varietas tanaman, tahap pertumbuhan tanaman, bagian
tanaman yang ingin dipanen atau dikonsumsi, musim (panjang hari), dan cuaca (suhu,
intensitas cahaya, dan lama penyinaran).
Larutan nutrisi dibuat dari larutan stok. Larutan stok adalah konsentrat dari
larutan nutrisi. Larutan stok biasanya terdiri atas larutan stok A, larutan stok B dan
larutan asam (Tabel 1). Masing-masing jenis larutan stok harus dipersiapkan dan
disimpan pada tangki tersendiri (tidak dicampur). Pemisahan tersebut harus dilakukan
untuk menghindari terjadinya pengendapan antara sulfat dan nitrat apabila dicampur
bersama dalam konsentrasi tinggi dari beberapa komposisi kimiawi masing-masing
larutan stok. Misalnya saja larutan stok akan mengendap apabila sulfat dari senyawa
magnesium sulfat dicampur dengan kalsium dari senyawa kalsium nitrat (Resh,
2004). 9

Tabel 3. Larutan Stok A, B dan Larutan Asam


Stok A Stok B Asam
Komposisi Solubilitas Komposisi Solubilitas Komposisi
(g/100 ml air) (g/100 ml
air)
KNO3 13.3 KNO3 13.3 HNO3 42%
Ca(NO3) 121.2 K2SO4 12.0 H2SO4 66%
NH4NO3 118.3 KH2PO4 33.0 H3PO4 75%
HNO3 tidak terbatas H3PO4 548 HCl -
Chelate Besi sangat mudah Mg SO4.7H2O 71.0
larut

Cara menyuplai nutrisi pada budidaya sayuran secara NFT adalah dengan
mengalirkan nutrisi dari bak penampungan nutrisi yang terdapat dalam setiap
greenhouse melalui pipa utama yang diberi kran, air dari pipa utama mengalir ke
tanaman melalui selang PE dengan diameter 0,45. Air yang mengalir ke tanaman
keluar melalui bak tanam kemudian mengalir ke pipa dan kembali lagi ke bak
penampungan (Gambar 4).

Gambar 4. Desain NFT


15

Gudang Kebun, Packing House, dan Gudang Nutrisi


Gudang kebun adalah gudang yang digunakan untuk menyimpan
keseluruhan barang, bahan-bahan kemasan yang belum diperlukan oleh Packing
House (PH) dan alat-alat untuk keperluan berkebun. Gudang kebun terletak
berdampingan dengan bangunan kantor sehingga akan memudahkan bagian
logistik dalam melakukan pengeluaran maupun penerimaan barang baik dari mitra
tani, supplier dan logistik
Packing house terletak dibagian depan area kebun tujuannya untuk
memudahkan pengangkutan dan penurunan barang. Fasilitas yang terdapat dalam
Packing house adalah meja-meja stainless steel yang digunakan untuk kegiatan
pasca panen sayuran. Selain itu terdapat lemari pendingin (chiller) berukuran
besar yang digunakan untuk menyimpan sayuran yang belum dapat dikirim pada
hari tersebut, tempat pencucian sayuran, tempat pengeringan sayuran, kantor,
mesin portal, sealer, tempat barcode, pintu loading dan unloading serta toilet.
Bagian belakang Packing house digunakan untuk gudang plastik yang berisi
kemasan dan segala keperluan untuk mengepak sayuran seperti barcode, kardus,
dan solatip.

Gambar 5. Packing House

Selain gudang kebun dan gudang kemasan, ada juga gudang nutrisi,
penempatannya berada di dekat mess karyawan atau di samping greenhouse P3.
Gudang nutrisi adalah tempat penyimpanan nutrisi keseluruhan produksi, bukan
hanya nutrisi untuk budidaya hidroponik NFT, terdapat juga nutrisi untuk
produksi tomat, timun, dan tanaman lain.

Mess Karyawan
Mess karyawan di Amazing Farm ini berjumlah dua bangunan. Bangunan
yang pertama terletak di bagian belakang di samping greenhouse P3 dan area
penyemaian. Mess ini adalah sebuah kamar yang muat untuk menampung hingga
5 orang. Mess yang kedua terletak di belakang greenhouse P20. Mess satu ini
berbeda dengan mess sebelumnya. Bangunan mess ini berupa rumah yang terdiri
dari dua kamar, ruang dapur, ruang tamu dan satu kamar mandi. Penempatan mess
karyawan brtujuan untuk menjaga dan mengawasi apabila sedang melakukan
pengangkutan (loading) atau pun penurunan barang pada malam hari sehingga
masih ada pekerja yang di lingkungan perusahaan.

Nursery
Nursery untuk Nutrient Film Technique (NFT) merupakan tempat
penyemaian benih tanaman yang terbagi menjadi dua, yaitu Nursery 1 (NI) dan
16

Nursery 2 (N2). Nursery 1 merupakan tempat penanaman benih sayuran yang


telah disemai dan pertumbuhannya ditandai dengan bibit yang mulai tumbuh
daun. Nursery 2 yaitu tempat pertumbuhan bibit yang telah memasuki tahap
peremajaan. Lokasi nursery pada budidaya NFT, berada di dalam greenhouse P6,
P7 dan P20.

Bangunan Kantor
Bangunan kantor berfungsi sebagai kantor untuk diadakannya kegiatan-
kegiatan seperti rapat antara manajer kebun dengan supervisor, ataupun rapat
manejer kebun dengan para karyawan, kegiatan pencatatan dan kegiatan lainnya.
Bagian dalam kantor terdapat komputer dan juga arsip-arsip kebun dan segala
fasilitas terkait kegiatan administrasi. Selain terdapat mading pengumuman,
fasilitas lainnya yakni berupa whiteboard untuk menuliskan rencana kegiatan,
pencapaian produksi sementara dan pencapaian produksi per minggu. Bangunan
kantor ini juga dilengkapi dengan kamar mandi khusus pegawai dan kamar mandi
khusus tamu. Sebuah mushola disediakan di bangunan ini untuk keperluan ibadah
sholat bagi para pegawai kantor,

Struktur organisasi dan ketenaga kerjaan

Struktur organisasi (Lampiran 4) menjelaskan garis koordinasi masing


masing bagian, sehingga terlihat tugas dari masing-masing bagian. Berikut
merupakan tugas, wewenang, dan tanggungjawab masing-masing jabatan:
a. Manejer kebun, memiliki tanggung jawab untuk mengontrol kegiatan produksi
sehari-hari di kebun yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Bagian Logistik
- Melakukan perencanaan dan pemesanan barang terkait bahan baku dan
bahan pembantu lainnya sesuai order yang diberikan oleh divisi lainnya
- Melakukan perencanaan mulai dari stok bahan baku, bahan pembantu,
sampai barang siap kirim.
c. Bagian Keuangan dan Ketenagakerjaan
- Menyelesaikan manajemen keuangan sehingga kondisi keuangan tetap
berjalan dengan baik dan mengatur jalannya keuangan agar berjalan
seefisien mungkin.
- Menyelesaikan pembukuan keuangan dan akuntansi serta menyusun laporan
keuangan secara periodik.
- Menuyusun rencana pendapatan dan belanja perusahaan.
- Mengontrol sumber daya manusia yang ada
- Melakukan evaluasi terhadap kinerja pekerja dan membuat penilaian khusus
untuk menetukan kenaikan pangkat pekerja.
d. Bagian ME, FP dan Sanitasi
- Mengatur dan menangani bagian pengadaan bahan baku diperoleh dari
daerah setempat maupun dari daerah atau kota lain, yang dalam hal ini
dibantu oleh bagian pengadaan bahan baku.
- Mengatur dan menangani bagian pengadaan bahan baku baik mengatur dan
menangani bagian penggudangan yang dibantu oleh bagian sub
penggudangan.
17

- Mengecek kelengkapan greenhouse dan memastikan tidak ada pipa yang


bocor.
- Bertanggung jawab terhadap semua sarana dan prasarana serta peralatan
yang mendukung jalannya proses produksi
- Perawatan terhadap mesin dan seluruh peralatan produksi sehingga tidak
mengganggu jalannya proses produksi
- Perawatan terhadap bangunan yang mendukung jalannya proses produksi.
e. Bagian Packing dan Distribusi
- Mengatur pesanan produk untuk dikemas sesuai dengan planning order
- Membuat jadwal pengiriman dan menjamin produk dalam keadaan aman.
- Memastikan proses pengiriman berjalan sesuai jadwal
f. Bagian Marketing
- Mencari pelanggan baru untuk mengadakan kerja sama dengan perusahaan
- Mempromosikan produk-produk PT Amazing Farm
- membuat planning order untuk tiap hari
g. Bagian Sourcing
- Menjalin komunikasi dengan para mitra tani
- Mengawasi kesediaan pasokan dalam memasok bibit dan tanaman hasil
budi daya hidroponik baik sebelum dan setelah dikemas dari mitra tani yang
telah menyetujui kontrak kerja sama
- memastikan pasokan datang tepat waktu dari mitra tani
h. Bagian Produksi
- Bertanggung jawab terhadap seluruh proses produksi pada setiap greenhouse
mulai dari awal produksi hingga produk jadi termasuk bila ada klaim dari
pembeli.
- Mengatur dan memperlancar proses produksi sehingga menghasilkan produk
sesuai dengan sasaran tanpa menghasilkan resiko yang merugikan.
- Mengevaluasi segala macam bentuk proses produksi.
Karyawan yang bekerja di Amazing Farm terdiri atas karyawan harian tetap
dan pekerja kontrak. Pekerja harian tetap yaitu pekerja yang kurun waktu kerjanya
sama dengan pekerja bulanan tetap, hanya saja pekerja harian tetap tidak
diberikan upah hadir. Juli 2016, pekerja harian tetap di Kebun Cikahuripan-2 PT
Amazing Farm berjumlah 46 orang. Pekerja kontrak yaitu pekerja yang
pekerjaannya dibatasi dalam kurun waktu tertentu. Pemberian upah dilaksanakan
setiap bulan. (Salary) upah diberikan berdasarkan volume kerja atau hasil yang
karyawan peroleh (Price Rate). Juli 2016, pekerja kontrak di Kebun Cikahuripan-
2 PT Amazing Farm berjumlah 77 orang. Standar jam kerja karyawan atau pekerja
di PT Amazing Farm yaitu 6 hari/minggu dengan durasi waktu bekerja 7 jam per
hari untuk pekerja kebun, supervisor, dan pegawai kantor sedangkan pekerja di
Packing house kerja dimulai jam 08.00 WIB serta kerja efektif mulai jam 10.00
WIB dan pulang jam 20.00 WIB sehingga total 10 jam kerja/hari. Pekerja yang
melakukan pekerjaan lebih dari jam kerjanya, jam tersebut akan dihitung kerja
lembur dan mendapatkan upah lembur.
18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Aspek Teknis

Persemaian. Kegiatan penyemaian merupakan kegiatan paling awal


dilakukan dalam memproduksi sayuran di PT Amazing Farm kebun Cikahuripan.
Kegiatan penyemaian dimulai dari pemilihan varietas yang dapat menghasilkan
produk sayuran dengan kualitas baik dan sesuai untuk di budidayakan secara
hidroponik Nutrient Film Technique (NFT). Pemilihan varietas yang akan ditanam
merupakan kewenangan dan tanggung jawab manejer kebun.
Benih yang ditanam di PT Amazing Farm untuk budidaya sayuran secara
hidroponik dengan sistem NFT dari family Spesies Lactuca sativa, yaitu Selada
keriting varietas Krebo, Romaine varietas Maximus, Butterhead varietas Rex,
Green Batavia Varietas turkuaz, Red batavia, Lollorosa varietas Lo-237, Gren oak
leaf varietas kristine, Red oak leaf varietas monday, Siomak, Salanova red oak
leaf varietas Xerafin, Salanova green oak leaf varietas Cook, Salanova red
butterhead varietas Gaugin, Salanova green butterhead varietas Aquino, Salanova
red frisee varietas Triplex, dan Salanova green frisee varietas Excite. Benih lain
yang digunakan dari family Brassica oleraceae, yaitu Kale hijau, Kale merah, dan
Kailan.

(a) (b)
a. Benih berbentuk pill
b. Benih berbentuk seed
Gambar 6. Jenis benih
Benih yang sering digunakan di PT Amazing Farm ada dua bentuk benih,
yaitu benih yang berbentuk seed dan benih yang berbentuk pill seperti pada
(Gambar 6). Benih yang berbentuk seed pada umumnya adalah benih yang berasal
dari dalam negeri, sedangkan untuk benih yang berbentuk pill adalah benih yang
diimpor dari Belanda karena ada beberapa varietas yang masih sulit diperoleh di
dalam negeri.
19

Benih disemai di atas rockwool yang awalnya berukuran 120 cm x 60cm x


5 cm kemudian dipotong berbentuk persegi panjang yang sering disebut slab
yang mengikuti ukuran tray persemaian dengan ukuran 24 cm x 5 cm x 5 cm.
Satu lembar rockwool dipotong menghasilkan 60 slab. Jumlah potongan rockwool
setiap satu tray persemaian berjumlah 6 slab rockwool, sehingga satu lembar
rockwool menghasilkan 10 tray. Rockwool dipotong dengan serat rockwool
memanjang dan menghadap keatas, agar memudahkan perkembangan akar bibit
untuk menembus rockwool sehingga dapat berkembang dengan baik (Gambar 7).

Gambar 7. Rockwool

Rockwool yang telah dipotong kemudian disusun ke dalam tray semai


selanjutnya dicelupkan kedalam larutan Propineb 70% untuk sterilisasi dan
memutus rantai bakteri dengan konsentrasi 20g/100 L air, setelah dicelupkan
kemudian ditiriskan sampai airnya berhenti menetes. Kegiatan selanjutnya adalah
benih disemai pada permukaan rockwol dengan kedalama 0.5-1 cm (Gambar 8).

(a) (b) (c)


a. Potongan rockwool di dalam tray
b. Penyemaian benih
c. Benih yang telah disemai 24 benih per slab
Gambar 8. Proses penyemaian PT Amazing Farm

Benih disusun diatas rockwool menurut susunan 2 x 12 baris dengan jarak


2 cm x 2 cm sehingga dalam satu rockwool terdapat 24 benih sayuran, jumlah
benih dalam satu tray persemaian sebanyak 144 benih. Jumlah standar benih yang
disemai oleh satu orang tenaga kerja minimal 40 tray/orang/hari dan maksimal 60
tray/orang/hari. Tray yang sudah berisi benih dimasukkan kedalam ruang gelap
selama dua hari untuk benih jenis Spesies L. sativa sedangkan untuk benih jenis
Brassica oleraceae disimpan selama tiga hari karena apabila hanya dua hari maka
perkecembahan benih belum merata. Tujuan penyimpanan di ruang gelap agar
20

daya kecambah dari benih diatas 75% (Tabel 2). Suhu penyimpanan benih di
dalam ruang gelap adalah 20-25oC yang setiap harinya dapat berubah-ubah sesuai
suhu di alam. Tray yang terdapat di ruang gelap disusun diatas rak yang sudah
dibagi per komoditas agar mempermudah dalam pengangkutan dan penyusunan di
greenhouse Nursery.

Tabel 4. Daya berkecambah benih pada 7 HST


Komoditas Daya berkecambah
Spesies Lactuca sativa
L.sativa var capitata cv Curly lettuce 80%
L. sativa var cos cv Romaine 90%
L. sativa var capitata cv Lollorosa 80%
L. sativa var capitata cv Red batavia 90%
L. sativa var capitata cv Green batavia 90%
L. sativa var capitata cv Butterhead 90%
L. sativa var crispa cv Green oak leaf 90%
L. sativa var crispa cv Red oak leaf 90%
L. sativa var latin cv Siomak 90%
L. sativa var capitata cv Salanova lollorosa 90%
L. sativa var crispa cv Salanova red oak leaf 90%
L. sativa var crispa cv Salanova green oak leaf 90%
L. sativa var capitata cv Salanova red butterhead 90%
L. sativa var capitata cv Salanova green butterhead 90%
L. sativa var cos cv Salanova green frisee 90%
L. sativa var cos cv Salanova red frisee 90%
Brassica oleraceae
Brassica olareraceae var achepala cv Kale merah 80%
Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau 80%
Brassica olareraceae var aboglabra cv Kailan 90%

Kebutuhan Ec dan pH tanaman mulai dari tahap nursery sampai pada


tahap produksi berbeda berdasarkan umur tanaman dan janis tanaman. Spesies
Lactuca sativa membutuhkan Ec 1-1,7 µS cm-1 sedangkan Brassica oleraceae
membutuhkan Ec 1-2 µS cm-1 (Tabel 3).

Tabel 5. Perbedaan [EC] dan [pH] berdasarkan dan umur tanaman


HST Lokasi [EC] (µS/cm) [pH]
Spesies 1-2 Ruang gelap - -
Lactuca 3-17 Nursery 1 1 7,2
sativa 18-32 Nursery 2 1 8,1
32-49 Produksi 1,2-1,7 6,8-7
Brassica 1-3 Ruang gelap - -
oleraceae 4-23 Nursery 1 1 7,2
24-38 Nursery 2 1,7 6,8-7
39-54 Produksi 2 7,8-8
Keterangan: HST: Hari Setelah Tanam, [EC]: konsentrasi Electrical Conductivity

Pindah tanam 1, tanaman yang telah berumur 2 HST pindah tanam dari
ruang gelap ke greenhouse Nursery 1. Tray persemaian yang telah berada di ruang
21

gelap selama dua hari dan sudah mulai berkecambah secara merata dikeluarkan
kemudian dipindahkan ke N1.
Bibit yang telah dipindahkan ke N1 kemudian disusun diatas meja Nursery
yang dilapisi Zincalume selama 15 hari. Bibit yang telah ditata diatas meja ditutup
menggunakan screen selama dua hari (Gambar 9). Penutupan bertujuan agar bibit
tidak dimakan oleh burung karena atap dan dinding greenhouse untuk nursery
sebagian mengalami kerusakan. Zincalume yang berada di meja Nursery dilapisi
rim kawat untuk meminimalisir kematian, karena diduga banyaknya kematian
pada tahun sebelumnya disebabkan karena akar tanaman yang bersentuhan
langsung dengan Zincalume. Zincalume memiliki suhu yang tinggi, karena
zincalume merupakan perpaduan dari seng, aluminium dan dan silicon.
Aluminium merupakan logam yang memiliki daya serap panas yang tinggi
sehingga apabila akar bersentuhan langsung maka tanaman cepat layu serta akar
tanaman yang kurang mendapatkan oksigen. Sesuai dengan yang diharapkan
kematian tanaman pada tahun ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Kematian tanaman pada tahun sebelumnya mencapai 90% sedangkan
untuk tahun ini hanya 10-20%.

Gambar 9. Bibit ditutupi screen

Benih yang berada didalam tray hari kemudian dikeluarkan dari tray untuk
digelar setelah berumur 3. Rockwool yang ada di dalam tray dikeluarkan dan
disusun berdasarkan waktu tanam dan jenis tanamannya. Tanaman disiram secara
manual menggunakan selang yang ujungnya diberi nozle untuk memberi unsur
hara agar tanaman tidak kering dan layu. Penyiraman tanaman menggunakan AB
mix. Greenhouse N1 memiliki sebuah tangki nutrisi berukuran 1.000 L untuk
menyimpan larutan nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan untuk menyiram tanaman di
N1 setiap harinya adalah 2L A dan 2L B/1.000L air dengan EC 1 µS/cm.
Permasalahan penyakit yang sering menyerang N1 adalah busuk batang dan
akar yang disebabkan oleh cendawan fusarium. Bagian batang dan akar akan
menjadi busuk dan diikuti oleh daun yang layu yang akhirnya menyebabkan
kematian. Solusi untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh fusarium,
hingga saat ini belum ditemukan. Tanaman yang paling rentan terkena serangan
fusarium adalah Selada keriting dan yang paling resisten adalah Green oak leaf.
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan fusarium dapat dilihat pada Gambar 10.
22

(a) (b) (c) (d)


a. Layu pada daun
b. Busuk batang
c. Bususk akar
d. Akar tanaman yang tidak terserang cendawan fusarium
Gambar 10. Serangan hama penyakit di N1 pada NFT
Hama yang sering menyerang N1 adalah burung dan lalat daun (Liriomyza
huidobrensis). Hama burung mampu memakan tanaman yang berada di tray, oleh
karena itu tanaman yang baru dipindahkan dari ruang gelap ke N1 perlu ditutup
menggunakan screen (Gambar 9). Lalat juga merupakan hama yang sering
menyerang tanaman di N1 dengan cara menghisap daun tanaman sehingga daun
menjadi berbintik serta meletakkan telur di bagian epidermis daun setelah menetas
lalat akan berubah menjadi larva dan akan menggorok daun. Cara yang digunakan
untuk menguranginya yaitu dengan menggunakan perangkap yang disebut yellow
trap (Gambar 11).

Gambar 11. yellow trap sebagai perangkap lalat

Pindah tanam 2. Bibit tanaman yang telah berumur 17 hari atau telah
muncul daun 4-6 helai di N1 kemudian dipindahkan ke nursery 2 (N2) untuk lebih
menyeregamkan pertumbuhan, di N2 juga tanaman dipisahkan dan dimasukkan ke
dalam pot yang berisi satu tanaman satu pot kecuali tanaman lollorosa dalam satu
pot berisi dua tanaman karena bobot dari Lollorosa lebih ringan dibanding
tanaman yang lain. Bibit yang telah dipindahkan dan dipisahkan setiap potnya dan
diberi jarak tanam pada paralon yaitu 2 cm x 5 cm (Gambar 12). Tanaman yang
telah dimasukkan kedalam pot telah berada dalam talangan paralon dengan
kemiringan setiap meternya dikurangi 1 cm dari tinggi sebelumya agar nutrisi
yang diberikan dapat mengalir. Tanaman yang berada di dalam N2 diberi nutrisi
23

dan bersilkulasi terus menerus selama 24 jam, sehingga jumlah nutrisi yang
dibutuhkan lebih banyak dibanding dengan N1. Nutrisi yang dibutuhkan pada N2
adalah sebanyak 5.000 L/hari dengan eletrical conductivity 1 µS/cm. pH nutrisi
pada N2 setiap hari harus diukur, rata-rata pH nutrisi harian di N2 adalah 8,1
(basa) dengan RH 86%.

(a) (b)
a. bibit yang siap dipindahkan ke N2
b. Bibit didalam N2
Gambar 12. Bibit yang dipindah tanam ke N2
Selama pertumbuhan N2, bibit-bibit tersebut diperiksa ada tidaknya bibit
yang layu. Bibit akan disisihkan apabila bibit tersebut memiliki daun layu atau
menguning atau akar yang tidak tampak keluar dari pot tanam. Selama penyisihan
tersebut, kegiatan lain yang dilakukan adalah penyeragaman ukuran tanaman atau
bisa disebut pula dengan penyulaman. Penyulaman ini berguna untuk
menyamakan ukuran ketika tanaman N2 hendak dipindahkan menuju talang
pendewasaan atau pembesaran.

Bolting

Gambar 13. Perbandingan tanaman dengan pertumbuhan normal dan tanaman


yang mengalami penyakit bolting.

Permasalahan penyakit yang sering menyerang N2 adalah bolting. Penyakit


bolting merupakan penyakit yang tidak jarang di temui di N2 pertumbuhan
tanaman yang terserang penyakit bolting relatif lebih lambat dibandingkan dengan
pertumbuhan tanaman yang lain. Bolting membuat daun cenderung lebih kecil dan
tekstur lebih keras penyakit ini lebih mirip dengan penyakit kerdil. Penyakit
bolting disebabkan karena nutrisi yang diserap tanaman yang berbeda-beda
sehingga menyebabkan beberapa tanaman mengalami bolting karena terjadi
kompetisi dalam penyerapan nutrisi (Gambar 13).
Hama yang sering menyerang N2 adalah lalat daun yang menyebabkan daun
menjadi berbintik, hama ini juga sangat merugikan karena dapat menurunkan
24

kualitas produksi dari tanaman. Yellow trap digunakan untuk mengurangi


serangan hama tersebut.
Pindah tanam 3. Tanaman yang berumur 37-49 HST dipindahkan dari
greenhouse nursery 2 ke greenhouse produksi. Kegiatan produksi di PT Amazing
Farm semuanya dilakukan didalam greenhouse produksi. Secara umum, kegiatan
produksi yang dibudidayakan secara hidroponik NFT adalah pengecekan keadaan
air dalam bak nutrisi, melakukan pengadukan nutrisi kemudian menunggu 15
menit agar nutrisi dapat tercampur secara merata, pemeriksaan nilai EC agar
sesuai dengan kebutuhan tanaman, melaksanakan kegiatan panen, membersihkan
gullyan (bak tanam) yang telah di panen, mengisi gullyan, melakukan penanaman,
pengecekan pH dilakukan pada jam 11.00.
Pengecekan nutrisi pada masing-masing greenhouse dilakukan pada pagi
hari yang dilakukan oleh mandor yang bertanggung jawab pada setiap greenhouse.
Berdasarkan ketentuan dari perusahaan, bak harus terisi nutrisi sebanyak ¾ bagian
dari bak, apabila kurang dari volume tersebut maka karyawan yang bertanggung
jawab harus menambahkan hingga mencapai volume yang telah ditentukan.
Penambahan air seperti ini dapat menyebabkan penurunan EC, oleh sebab itu
perlu menambahkan larutan nutrisi AB Mix untuk meningkatkan EC sesuai
dengan nilai EC yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 1.2-2 µS/cm.
Peningkatkan nilai EC dapat menggunakan perhitungan sederhana dalam
penambahan nutrisi AB Mix berdasarkan pengalaman. Berdasarkan ketentuan
perusahaan nutrisi yang ditambahkan kedalam air adalah 2L larutan A dan 2 L
larutan B setiap 1.000L air.
Panen. Kegiatan lain yang dilakukan didalam greenhouse setelah memeriksa
nilai EC dan sudah dalam keadaan normal adalah melakukan panen. Kegiatan
panen dilakukan sekali sehari, yaitu pada pagi hari dilakukan mulai pukul 07.00
WIB dan harus selesai sebelum pukul 09.00 WIB. Kegiatan pemanenan dilakukan
oleh dua orang karyawan setiap greenhouse. Cara panen yang dilakukan karyawan
yaitu mencabut tanaman beserta potnya dari bak tanam (Gambar 14). Kegiatan
panen panen harus dilakukan secara hati-hati agar tanaman tidak rusak. Sayuran
yang dipanen adalah tanaman yang berusia 47- 50 hari setelah tanam untuk
Spesies Lactuca sativa, sedangkan untuk Brassica oleraceae adalah tanaman yang
berumur 50-54 HST Penentuan panen tidak hanya berdasarkan umur tanaman saja
melainkan juga berdasarkan tinggi tanaman, bobot tanaman, dan kondisi
kesehatan tanaman (Tabel 4). Tanaman yang telah dipanen beserta potnya
kemudian dimasukkan dan disusun rapi dalam kontainer berukuran 60 cm x 40 cm
x 40 cm. Tanaman disusun dengan cara posisi akar saling berhadapan ke arah
dalam kontainer akar diposisikan pada bagian tengah kontainer (Gambar 14).
Sayuran yang telah berada didalam kontainer tidak boleh ditekan ataupun diisi
terlalu padat agar tidak merusak kulaitas sayuran. Sayuran yang telah disusun rapi
didalam kontainer kemudian dipindahkan ke packing house dengan menggunakan
mobil pick up. Kontainer-kontainer tersebut ditumpuk tapi terlebih dahulu dilapisi
koran agar tidak merusak dan mengotori sayuran dibawahnya. Penyusunan
kontainer maksilmal 4 tumpukan (Gambar 14).
25

(a) (b) (c)


a. Cara mencabut sayuran dari gullyan
b. Cara menyusun tanaman didalam kontainer
c. Kontainer diangkut menggunakan mobil pick-up menuju packing house
Gambar 14. Pemanenan sayuran di Amazing Farm

Jumlah daun. Kriteria panen untuk tanaman Asterceae dan Brassica


oleraceae berdasarkan jumlah daun (Tabel 6). Berdasarkan analisis statistik pada
Spesies Lactuca sativa, tanaman L. sativa var crispa cv Green oak leaf memiliki
jumlah daun lebih banyak dibandingkan L. sativa var capitata cv Red batavia.
Nilai yang berbeda nyata disebabkan karena L. sativa var crispa cv Green oak leaf
memiliki karakteristik daun dengan jumlah helai yang lebih banyak, yaitu rata-rata
200 helai setiap pohon. Trubus (2010), L. sativa var capitata cv Red batavia
memiliki karakter daun yang lebar dan memiliki jumlah helai daun yang sedikit,
yaitu rata-rata 50 helai setiap pohon. Brassica oleraceae, tanaman Brassica
Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau merupakan tanaman yang
memiliki jumlah daun terbanyak dibanding Brassica olareraceae var aboglabra
cv Kailan.
Tinggi tanaman. Tabel 6 menunjukkan kriteria panen untuk tanaman
Spesies Lactuca sativa dan Brassica oleraceae berdasarkan tinggi tanaman. Hasil
analisis statistik menunjukkan pada Spesies Lactuca sativa, yaitu tanaman L.
sativa var latin cv Siomak merupakan tanaman yang lebih tinggi dibanding
tanaman yang lain. Sedangkan tanaman L. Sativa var capitata cv Salanova green
butterhead merupakan tanaman yang lebih pendek dibanding tanaman yangn lain.
Nilai yang berbeda dikarenakan tanaman berbeda varietas, meskipun satu namun
setiap varietas memiliki karakter masing-masing. Tanaman L. Sativa var latin cv
Siomak memiliki daun panjang sehingga berpengaruh untuk tinggi tanaman.
Brassica oleraceae, yaitu Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau
merupakan tanaman tertinggi dibanding tanaman lain. Tanaman Brassica
olareraceae var aboglabra cv Kailan merupakan tanaman yang lebih pendek
dibanding tanaman lain. Samadi (2013), tanaman kale dan Kailan berada dalam
satu yang sama akan tetapi memiliki karakter masing-masing. Karakter yang
paling terlihat adalah daun, daun Kailan tebal, bergelombang dan mengkilap
sedangkan daun Kale bergerigi, dan berwarna pucat.
Lebar daun. Berdasarkan analisis statistik pada Tabel 6. Spesies Lactuca
sativa, yaitu tanaman L. Sativa var capitata cv Lollorosa memiliki daun yang
lebih lebar dibanding tanaman L. Sativa var latin cv Siomak, L. sativa capitata cv
Salanova green butterhead, dan L. sativa var capitata cv Salanova red butterhead.
Brassica oleraceae memiliki lebar daun yang sama antar spesies.
26

Tabel 6. Kriteria panen Spesies Lactuca sativa dan Brassica oleraceae


Lebar Panjang Panjang
Jumlah Tinggi
Item daun daun akar
daun tanaman

------------------------cm---------------------------
Spesies Lactuca sativa

L.sativa var capitata cv


19cde 25,33c 17,33ab 16,57cd 13,83de
Curly lettuce
L. sativa var cos cv
13ef 29,33b 12,43def 19,23c 14,17de
Romaine
L. sativa var capitata cv
11ef 23,33cd 17,67a 16,17cd 26,83abc
Lollorosa
L. sativa var capitata cv Red
9f 19,77e 16,90abc 19,17c 27,33abc
batavia
L. sativa var capitata cv
13ef 24,03cd 15,37abcd 22,43b 34,20a
Green batavia
L. sativa var capitata cv
25cd 14,17fghi 11,67ef 12,73e 23,27bcd
Butterhead
L. sativa var crispa cv Green
23cd 16,27fg 15,67abc 13,50de 23,43bcd
oak leaf
L. sativa var crispa cv Red
18cde 16,80f 13,97cde 17,07c 23,50cde
oak leaf
L. sativa var latin cv
11ef 37,13a 5,90g 34,07a 20,17cde
Siomak
L. sativa var capitata cv
17def 15,00fgh 14,20bcde 13,87de 27,77abc
Salanova lollorosa
L. sativa var crispa cv
45b 13,57ghi 11,43ef 12,20ef 31,17ab
Salanova red oak leaf
L. sativa var crispa cv
62a 13,97ghi 10,83f 11,57ef 20,37cde
Salanova green oak leaf
L. sativa var capitata cv
51b 13,33hi 7,30g 11,83ef 19,77cde
Salanova red butterhead
L. sativa var capitata cv
51b 12,03i 7,27g 9,23f 19,67cde
Salanova green butterhead
L. sativa var cos cv
22cd 23,53cd 15,47abcd 19,23c 13,00e
Salanova green frisee
L. sativa var cos cv Salanova
28c 21,53e 14,17bcde 17,67c 16,03de
red frisee
Brassica oleraceae
Brassica olareraceae var
32ab 11,00a 11,10a 18.60a 13,40b
achepala cv Kale merah
Brassica olareraceae var
33a 11,00a 9,63a 16,50a 25,07a
achepala cv Kale hijau
Brassica olareraceae var
29b 9,00a 7,63a 10,63b 14,20b
aboglabra cv Kailan
Keterangan: Nilai pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata menurut analisis DMRT pada taraf α 5%

Panjang Daun. Kriteria panen untuk tanaman Spesies Lactuca sativa dan
Brassica oleraceae pada Tabel 6. Panjang daun Spesies Lactuca sativa
27

berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa Tanaman L. sativa var latin cv


Siomak merupakan tanaman yang memiliki daun paling panjang dibanding
tanaman L. sativa var capitata cv Salanova green butterhead. Tanaman L. sativa
var latin cv Siomak memiliki karakter daun yang sempit dan panjang dengan tepi
daun yang bergerigi dan ada juga yang bergelombang. Brassica oleraceae, yaitu
tanaman Brassica olareraceae var achepala cv Kale merah dan Brassica
olareraceae var achepala cv Kale hijau merupakan tanaman dengan panjang daun
yang yang sama dan lebih panjang dari tanaman Brassica olareraceae var
aboglabra cv Kailan.
Panjang akar. Kriteria panen pada Spesies Lactuca sativa dan Brassica
oleraceae bardasarkan panjang akar berbeda tiap varietas (Tabel 6). Berdasarkan
analisis statistik Spesies Lactuca sativa, yaitu tanaman L. sativa var capitata cv
Green batavia memiliki akar yang lebih panjang dibanding tanaman L. sativa var
cos cv Salanova green frisee. Brassica olareraceae var achepala cv Kale merah
dan Brassica olareraceae var aboglabra cv Kailan pada Brassica oleraceae
merupakan tanaman dengan panjang daun yang yang sama dan lebih panjang
dibandingkana tanaman Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau.
Bobot tanaman merupakan salah satu pertimbangan sebelum melaksanakan
kegiatan pemanenan. Bobot panen setiap tanaman memiliki nilai yang berbeda
setiap varietas (Tabel 7). Berdasarkan analisis statistik pada Spesies Lactuca
sativa, yaitu tanaman L.sativa var capitata cv Curly lettuce memiliki bobot panen
yang lebih berat dibanding tanaman L. sativa var latin cv Siomak. Sesuai dengan
karakterisik dari tanaman, perbedaan yang paling signifikan pada tanaman Selada
keriting adalah tanaman tersebut memiliki daun yang lebih tebal, tulang daun dan
batang yang lebih besar. Hal ini diduga penulis memberikan kontribusi yang besar
dalam perbedaan bobot panen. Brassicaceace, yaitu tanaman Kale merah
memiliki bobot yang paling tinggi dibandung kailan.
Bobot tanaman mengalami penyusutan setelah dilakukan pembersihan,
setiap tanaman memiliki bobot panen yang berbeda dan bobot bersih yang
berbeda. Berdasarkan analisis statistik Spesies Lactuca sativa, yaitu tanaman
L.sativa var capitata cv Curly lettuce dan L. sativa var cos cv Salanova green
frisee memiliki bobot bersih yang sama, dan lebih berat dibanding tanaman L.
sativa var latin cv Siomak. Berdasarkan dari semua parameter yang diamati
besarnya bobot bersih dari tanaman selada keriting dan Salanova green frisee
karena bobot awal yang lebih besar serta jumlah rompesan yang lebih sedikit
dibanding tanaman lain. Brassica oleraceae memiliki bobot bersih yang sama
antar varietas.
perbedaan bobot panen sebelum dan setelah dilakukan pembersihan dapat
dilihat pada Tabel 7. Spesies Lactuca sativa yang menunjukkan perbedaan yang
paling signifikan adalah L. sativa var cos cv Romaine. Tanaman L. sativa var cos
cv Romaine mengalami kehilangan bobot sebanyak 37,73 g atau sebesar 78,00%.
Susut bobot pada Brassica oleraceae setelah dibersihkan mencapai 79,30% pada
tanaman Brassica olareraceae var aboglabra cv Kailan.
28

Tabel 7. Bobot panen spesies Lactuca sativa dan Brassica oleraceae


Bobot Bobot
Item
panen/tanaman bersih/tanaman
------------------gr-----------------
Spesies Lactuca sativa
L.sativa var capitata cv Curly lettuce 184,60a 165,03a
L. sativa var cos cv Romaine 138,40abcd 100,67bcd
L. sativa var capitata cv Lollorosa 79,20ef 55,60de
L. sativa var capitata cv Red batavia 122,60cde 97,80bcd
L. sativa var capitata cv Green batavia 144,43abc 108,93bc
L. sativa var capitata cv Butterhead 91,60def 92,40bcde
L. sativa var crispa cv Green oak leaf 136,10bcd 108,73bc
L. sativa var crispa cv Red oak leaf 91,97def 71,13cde
L. sativa var latin cv Siomak 58,93f 45,07e
L. sativa var capitata cv Salanova lollorosa 93,53def 83,40bcde
L. sativa var crispa cv Salanova red oak leaf 79,60ef 64,00cde
L. sativa var crispa cv Salanova green oak leaf 125,07cde 112,53bc
L. sativa var capitata cv Salanova red butterhead 102,60cd 93,13bcde
L. sativa var capitata cv Salanova green butterhead 115,00cde 70,87cde
L. sativa var cos cv Salanova green frisee 179,20ab 167,13a
L. sativa var cos cv Salanova red frisee 134bcd 124,47ab
Brassica oleraceae
Brassica olareraceae var achepala cv Kale merah 104,47a 42,47a
Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau 68,20ab 22,13a
Brassica olareraceae var aboglabra cv Kailan 56,00b 44,40a
Keterangan: Nilai pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasarkan analisis DMRT pada taraf α 5%.

Kegiatan berikutnya setelah melakukan panen adalah membersihkan paralon


bekas pananaman sebelumnya atau karyawan sering menyebutnya membersihkan
bak tanam. Bak tanam yang kotor disikat kemudian disemprot air agar bersih
setelah itu dilakukan penanaman. Kegiatan penanaman diawali dengan
pengambilan bibit tanaman dari N2 yang dilakukan oleh karyawan yang
bertanggung jawab menggunakan mobil pick up.
Pascapanen. Kontainer yang berisi sayuran yang berada di lapang kemudian
di pindahkan ke packing house menggunakan mobil pick-up dan diturunkan di
bagian pemasukan barang kemudian disusun berdasarkan jenis sayuran agar
mempermudah pengambilan saat dilakukan perompesan, penyortiran, dan
pengepakan. Setelah sayuran yang berada di kontainer berada di tempatnya
masing-masing karyawan kemudian mulai melakukan perompesan daun pada
sayuran kemudian dilanjutkan dengan sortasi dan terakhir dilakukan pengepakan.
Kegiatan pascapanen sayuran mulai dilakukan pada pukul 08.00 WIB untuk
sayuran buah sedangkan untuk sayuran daun kegiatan dilakukan pada pukul 10.00
WIB karena menunggu proses panen sampai selesai, namun karyawan mulai
masuk pada pukul 08.00 WIB untuk melakukan pelabelan pada kemasan produk
dan penempelan barcode .
Kehilangan hasil sayuran di negara-negara berkembang dapat mencapai 20-
50% akibat penangan panen dan pasca panen yang kurang tepat (BBPP, 2015).
Kehilangan hasil akibat perompesan daun tua, daun yang terserang hama, dan
29

daun yang terserang penyakit di PT Amazing Farm adalah 4-46%. Hal ini terlihat
pada Tabel 8.

Tabel 8. Kehilangan hasil tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica oleraceae
Jumlah Daun Serangan Penyakit Kehilangan
Item daun tua Hama hasil
--------------Helai--------------- ---%---
Spesies Lactuca sativa
L.sativa var capitata cv Curly
19,00 5,67bc 0,33a 0,67a 35
lettuce
L. sativa var cos cv Romaine 13,00 5,67bc 0,00a 0,00b 44
L. sativa var capitata cv
10,67 4,00cdef 0,00a 0,00b 38
Lollorosa
L. sativa var capitata cv Red
9,33 4,33cde 0,00a 0,00b 46
batavia
L. sativa var capitata cv Green
13,00 3,00def 0,00a 0,33ab 26
batavia
L. sativa var capitata cv
25,33 4,67cd 0,00a 0,33ab 20
Butterhead
L. sativa var crispa cv Green
23,33 7,67a 0,00a 0,00b 33
oak leaf
L. sativa var crispa cv Red oak
18,67 6,67ab 0,00a 0,00b 36
leaf
L. sativa var latin cv Siomak 11,33 3,33def 0,33a 0,00b 32
L. sativa var capitata cv
17,67 2,33f 0,00a 0,00b 13
Salanova lollorosa
L. sativa var crispa cv
45,00 3,00def 0,00a 0,00b 7
Salanova red oak leaf
L. sativa var crispa cv
62,33 2,67ef 0,00a 0,00b 4
Salanova green oak leaf
L. sativa var capitata cv
51,00 2,67ef 0,00a 0,00b 5
Salanova red butterhead
L. sativa var capitata cv
51,33 3,00def 0,00a 0,00b 16
Salanova green butterhead
L. sativa var cos cv Salanova
22,33 3,00def 0,00a 0,00b 13
green frisee
L. sativa var cos cv Salanova
27,67 2,67ef 0,00a 0,00b 10
red frisee
Brassica oleraceae
Brassica olareraceae var
11,00 5,00a 0,00a 0,00a 42
achepala cv Kale merah
Brassica olareraceae var
10,67 4,00a 0,33a 0,00a 38
achepala cv Kale hijau
Brassica olareraceae var
9,33 4,00a 0,00a 0,00a 43
aboglabra cv Kailan
Keterangan: Nilai pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasarkan menurut uni anova pada taraf α 5%

Tabel 8 menunjukkan hasil analisis statistik kehilangan hasil tanaman


Spesies Lactuca sativa berdasarkan jumlah daun tua, serangan hama, dan
serangan penyakit. Jumlah daun tua yang dirompes pada tanaman L. sativa var
30

crispa cv Green oak leaf lebih banyak dibanding tanaman L. sativa var capitata cv
Salanova lollorosa. Kehilangan hasil tanaman berdasarkan jumlah daun rompesan
yang terserang hama pada Spesies Lactuca sativa memiliki nilai sama. Jumlah
daun yang dirompes akibat serangan penyakit tanaman Spesies Lactuca sativa
pada tanaman L.sativa var capitata cv Curly lettuce paling banyak dibanding
tanaman lain. Analisis statistik menunjukkan jumlah daun yang dirompes pada
tanaman Brassica oleraceae berdasarkan jumlah daun tua, serangan hama
memiliki nilai yang sama sedangkan untuk yang terserang penyakit tanaman
Brassica olareraceae var achepala cv Kale merah lebih banyak dibanding yang
lain.

Heat Unit
Pertumbuhan tanaman selada pada budidaya hidroponik di pengaruhi oleh
suhu. Menurut Darmawan (1997), pertumbuhan selada grand rapid akan optimal
pada kisaran suhu 25-26 oC dan kelembaban berkisar 76-77%.

Tabel 9. Heat unit dan bobot panen


Heat unit
Item 1.070- 1.1130- P value Pr(>| t |)
1.130 1.190
---------gr--------
L.sativa var capitata cv Curly lettuce 121,3 139,0 0,065 tn
L. sativa var cos cv Romaine 130,5 127,9 0,772 tn
L. sativa var capitata cv Lollorosa 113,0 124,4 0,105 tn
L. sativa var capitata cv Red batavia 124,1 117,6 0,632 tn
L. sativa var capitata cv Green batavia 114,9 121,8 0,398 tn
L. sativa var capitata cv Butterhead 138,9 130,1 0,650 tn
L. sativa var crispa cv Green oak leaf 125,5 129,4 0,462 tn
L. sativa var crispa cv Red oak leaf 105,7 116,4 0,15 tn
L. sativa var capitata cv Salanova
101,9 108,1 0,46 tn
lollorosa
L. sativa var crispa cv Salanova red oak
118,7 110,5 0,13 tn
leaf
L. sativa var crispa cv Salanova green oak
153,5 137,7 0,08 *
leaf
L. sativa var cos cv Salanova green frisee 134,4 136,1 0,84 tn
L. sativa var cos cv Salanova red frisee 172,1 142,3 0,15 tn
Heat unit
Item 1.120- 1.155- P value Pr(>| t |)
1.155 1.190
------gr--------
L. sativa var capitata cv Salanova red
117,8 95,8 0,04 *
butterhead
L. sativa var capitata cv Salanova green
164,5 161,2 0,72 tn
butterhead
Keterangan: *= berpengaruh nyata, tn= tidak berpengaruh nyata pada taraf α 5%

Hasil penelitian Miller et al. (2001) menunjukkan bahwa masing-masing


fase perkembangan organisme memiliki kebutuhan panas sendiri. Perkembangan
tanaman dapat diperkirakan dengan mengumpulkan derajat hari (degree days)
31

antara suhu tinggi dan rendah sepanjang musim. Menurut Pantastico (1989)
jumlah satuan panas menunjukkan kebutuhan suhu setiap hari untuk pertumbuhan
tanaman. Pemanenan dapat dilakukan pada setiap daerah pertanaman apabila
jumlah total derajat-hari atau satuan panasnya sudah tercapai.
Berdasarkan Uji-t pada Tabel 9 bobot tanaman Spesies Lactuca sativa yaitu
tanaman L. Sativa var crispa cv Salanova green oak leaf panen pada total suhu 1.070-
1.130 (21-23o C/hari) dan 1.130-1.190 (23-25oC/hari) memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap bobot panen dan lebih sesuai pada total suhu 1.070-1.130 oC
dibanding 1.130-1.190 oC. Tanaman L. sativa var capitata cv Salanova red
butterhead dan L. sativa var capitata cv Salanova green butterhead memiliki
range suhu yang berbeda dan lebih tinggi dibanding dengan tanaman yang lain,
hal ini dikarenakan posisi greenhouse yang berbeda sehingga memiliki suhu yang
berbeda dengan tanaman yang lain. Salanova red butterhead merupakan tanaman
yang lebih sensitif terhadap perubahan suhu. Berdasarkan analisis statistik total
1.120-1.155oC siklus-1 (22-23oC hari-1) dan 1.155-1.190 (23-24oC hari-1)
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap bobot panen tanaman Lactuca
sativa crispa cv Salanova red butterhead. Lactuca sativa crispa cv Salanova red
butterhead memiiki bobot yang lebih tinggi pada suhu 1.120-1.155oC siklus-1 (22-
23oC hari-1).

Nilai Keuntungan Produk

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa dalam memproduksi sayuran


jumlah keutungan setiap produk yang dihasilkan berbeda setiap varietas.
Budidaya sayuran Spesies L. sativa yang lebih menguntungkan adalah sayuran
Salanova L. sativa var crispa cv Green oak leaf. Nilai keuntungan pada budidaya
sayuran Brassica oleraceae berdasarkan Tabel 10 Budidaya sayuran Brassica
oleraceae yang lebih menguntungkan adalah sayuran jenis Brassica olareraceae
var achepala cv Kale hijau. Apabila kedua spesies dibandingkan maka spesie
Brassica oleraceae, yaitu Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau
memiliki nilai keuntungan yang lebih tinggi dibanding Spesies Lactuca sativa.

Tabel 10. Nilai keuntungan produk Spesies Lactuca sativa dan Brassica
oleraceae
Jumlah Harga Harga
Harga/ Output Keuntung
Item tanman/ benih/ nutrisi/
pack / pack an
kemasan pack pack
-----------------------Rp--------------------------
Spesies Lactuca sativa
L.sativa var capitata cv
4 20 1.896 13.000 1.916 11.084
Curly lettuce
L. sativa var cos cv
4 680 5.408 13.000 6.088 6.912
Romaine
L. sativa var capitata cv
4 80 3.056 13.000 3.136 9.864
Lollorosa
L. sativa var capitata cv
4 960 2.852 13.000 3.812 9.188
Red batavia
L. sativa var capitata cv
4 960 1.896 13.000 2.856 10.144
Gree batavia
32

Tabel 10. Nilai keuntungan produk Spesies Lactuca sativa dan Brassica
oleraceae (Lanjutan)
Jumlah Harga Harga
Harga/ Output Keuntung
Item tanman/ benih/ nutrisi/
pack / pack an
kemasan pack pack
--------------------------Rp----------------------------
L. sativa var capitata cv
4 960 1.896 13.000 2.856 10.144
Gree batavia
L. sativa var capitata cv
4 832 1.896 13.000 2.728 10.272
Butterhead
L. sativa var crispa cv
5 680 2.370 13.000 3.050 9.950
Green oak leaf
L. sativa var crispa cv Red
5 690 3.565 13.000 4.255 8.745
oak leaf
L. sativa var latin cv
5 700 2.370 13.000 3.070 9.930
Siomak
L. sativa var capitata cv
4 1.460 5.408 15.000 6.868 8.132
Salanova lollorosa
L. sativa var crispa cv
5 1.728 5.408 15.000 7.136 7.864
Salanova red oak leaf
L. sativa var crispa cv
2 806 1.116 15.000 1.922 13.078
Salanova green oak leaf
L. sativa var capitata cv
3 1.209 2.706 15.000 3.915 11.085
Salanova red butterhead
L. sativa var capitata cv
3 1.326 2.649 15.000 3.975 11.025
Salanova green butterhead
L. sativa var cos cv
2 806 2.704 15.000 3.510 11.490
Salanova green frisee
L. sativa var cos cv
2 806 2.704 15.000 3.510 11.490
Salanova red frisee
Brassica oleraceae
Brassica olareraceae var
8 160 7.400 21.875 7.560 14.315
achepala cv Kale merah
Brassica olareraceae var
7 140 6.475 21.875 6.615 15.260
achepala cv Kale hijau
Brassica olareraceae var
6 150 5.550 15.000 5.700 9.300
aboglabra cv Kailan

Aspek manejerial

Karyawan Harian Lepas. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa sebagai


karyawan harian lepas adalah melakukan praktik budidaya sayuran secara
hidroponik sistem NFT mulai dari persiapan media, persemaian, perawatan di
nursery, kegiatan tanam, perawatan hingga proses panen, dan pascapanen.
Berdasarkan Tabel 11 prestasi kerja penulis pada setiap kegiatan lebih kecil
dibandingkan dengan prestasi kerja karyawan. Kecilnya prestasi kerja pada
penulis dikarenakan kurangnya keterampilan kerja yang dimiliki. Prestasi kerja
setiap kegiatan memiliki peningkatan setiap harinya (Lampiran 1).
33

Tabel 11. Prestasi kerja mahasiswa dan karyawan


Prestasi kerja
Kegiatan
Mahasiswa Karyawan
Penyemaian 19,33 35,25
Menggelar tray 63,33 198,33
Penanaman 4,20 18,22
Panen 4,00 19,16
Sortir timun 37,50 260,00
Packing tomat 17,87 50,00
Packing lettuce 232,87 2238,13

Mandor Produksi. Mandor produksi memiliki posisi struktural dibawah


supervisor. Tugas mandor produksi adalah bertanggung jawab dan mengawasi
langsung kegiatan karyawan harian di kebun. Mandor produksi melakukan
pengecekan tanaman yang telah dipanen oleh karyawan apakah sudah sesuai
dengan taksasi panen yang diberikan oleh supervisor produksi atau belum. Tugas
mandor yang lain adalah mengecek keadaan nutrisi, EC, pH, dan pada pukul
11.00-12.00 melakukan pengecekan suhu greenhouse dan RH setiap greenhouse.
Setiap hari pada pukul 13.00 mandor produksi mencatat taksasi panen
untuk hari selanjutnya, supervisor produksi kemudian mengecek langsung ke
kebun keadaan tanaman tersebut. Kegiatan selanjutnya, yaitu memeriksa tanaman
yang telah ditanam oleh karyawan harian apakah sudah sesuai dengan pola tanam
atau belum.
Penulis menjadi asisten mandor produksi selama satu bulan. Kegiatan
penulis selama menjadi asisten mandor adalah membantu mandor dalam
pengawasan kegiatan penanam dan pemanenan, melakukan pengecekan EC, pH,
dan mikroklimat (Lampiran 2).
Supervisor Produksi. Supervisor produksi memiliki posisi struktural
dibawah manajer kebun. Tugas supervisor produksi adalah bertanggung jawab
dan mengawasi langsung kegiatan produksi di kebun. Supervisor produksi
melakukan pengecekan dan pengawasan keadaan tanaman dan keadaan nutrisi di
setiap greenhouse. Tugas supervisor yang lain adalah membuat taksasi panen
setiap hari yang disesuaikan dengan pola tanam, melakukan pengecekan EC dan
pH setiap greenhouse.
Kegiatan pada hari sabtu setiap minggunya adalah membuat taksasi
mingguan untuk minggu berikutnya yang disesuaikan dengan tanggal penanaman
dan pola tanam. Hasil dari taksasi mingguan menjadi patokan untuk taksasi harian,
dan taksasi harian menjadi patokan oleh karyawan harian untuk pemanenen dihari
tersebut. Kegiatan penulis selama menjadi asisten supervisior produksi adalah
membantu supervisor dalam hal pengawasan produksi, pengawasan panen,
membantu taksasi, dan membantu memperhitungkan jumlah sayuran yang
dipanen, membantu pengecekan EC, dan pH setiap greenhouse.

Pembahasan

Proses produksi sayuran Lactuca sativa dan Brassica oleraceae sistem


hidroponik NFT yang dilakukan oleh PT Amazing Farma berdasarkan SOP oleh
34

perusahaan. Secara umum, penerapannya di lapang telah sesuai dengan SOP,


namun beberapa tahap dari teknik produksi masih dapat ditingkatkan sehingga
proses produksi lebih efisien dengan kualitas yang sama.
Persemaian dan nursery di PT Amazing Farm menggunakan media tanam
yang berupa rockwool yang merupakan media tanam yang baik, karena menurut
Resh (2004), rockwool dapat menyediakan oksigen, air, nutrisi dan dapat
menunjang pertumbuhan akar tanaman. Bahan ini berasal dari bahan batu basalt
yang bersifat inert yang dipanaskan sampai mencair, kemudian cairan tersebut di
spin (diputar) seperti membuat aromanis sehingga menjadi benang-benang yang
kemudian dipadatkan seperti kain wool. Menurut Bussel dan Mckennie (2004),
Pembuatan rockwool ini menggunakan suhu yang sangat tinggi (1.500 oC)
sehingga rockwool bebas dari hama, penyakit tanaman dan benih gulma.
Penelitian Susila dan Koerniawati (2004), menyatakan bahwa penggunaan media
rockwool secara umum memberikan hasil terbaik bagi pertumbuhan dan bobot
panen selada pada sistem Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST).
Proses pencelupan rockwool ke dalam larutan Propineb 70% sebelum
penanaman benih menurut penulis adalah hal yang efisien untuk memotong rantai
pertumbuhan bakteri dan juga sebagai sistem kekebalan bagi tanaman.
Mencelupkan rockwool terlebih dahulu sebelum penanaman akan menghilangkan
resiko benih hanyut dalam air dan juga menghilangkan resiko benih berpindah
tempat. Resiko tersebut dihilangkan dengan harapan benih yang disemai dapat
timbuh dengan optimal.
Kendala yang sering ditimbulkan pada saat penyemaian, yaitu karyawan
cenderung menanam lebih dari satu bibit pada satu lubang tanam. Hasil dari
penanaman yang demikian akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman yang
kurang optimum, karena terbatasnya ruang bagi tanaman untuk tumbuh serta
persaingan dalam penyerapan nutrisi. Selain masalah pertumbuhan, penanaman
dua bibit dalam satu lubang tanam juga akan menyebabkan pemborosan bibit,
seharusnya satu lubang tanam diisi satu bibit, menjadi satu lubang tanam diisi dua
bibit hal ini sesuai dengan hasil kegiatan magang Prawoto (2012).
Perlakuan perkecambahan yang dilakukan PT Amazing Farm di dalam
ruang gelap selama dua hari denga suhu 20-25o C sudah sesuai dengan hasil
Grubben dan Suprakarn (1994). Benih selada akan berkecambah dalam kurung
waktu empat hari, bahakan untuk benih yang viabel dapat berkecambah dalam
waktu satu hari, pada suhu 15-25o C (Grubben dan Suprakarn, 1994).
Daya berkecambah benih di Amazing Farm sudah baik karena rata-rata daya
berkecambahnya diatas 75%. Menurut Sunarjono (2010), untuk penaman selada di
lapang, daya berkecambah diatas 75% sudah dikatakan bagus. Benih selada sering
menunjukkan kondisi dormansi, khususnya ketika benih disimpan pada suhu yang
tinggi dan disemai pada tanah dengan temperatur diata 24o C. Cara yang paling
baik untuk mematahkan dormansi adalah dengan menyimpan benih yang telah
dibasahi dalam kulkas pada suhu 2-5oC selama 1-3 hari (Grubben dan Sukprakarn,
1994). Bibit yang akan dipindah ke N2 memiliki kriteria, yaitu Bibit sudah berusia
16-18 hari, Bibit yang tegak, kokoh, dan tidak etiolasi, Bibit dalam bentuk normal
(sesuai dengan genotipnya), dan Bibit bebas dari hama penyakit.
Paralon yang digunakan pada PT Amazing Farm sebagai bak tanam dapat
digunakan berualang kali, hingga mencapai masa pakai 10 tahun. Proses
pembersihan paralon untuk bagian dalam jarang dilakukan sehingga ganggang
35

hijau dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat. Cahaya matahari yang
langsung mengenai larutan nutrisi dapat memacu tumbuhnya ganggang hijau yang
dapat mengurangi kadar oksigen didalam larutan nutrisi. Kadar nutrisi yang
rendah didalam larutan nutrisi dapat mengakibatkan akar tanaman kekurangan
oksigen sehingga dapat memicu proses fermentasi pada akar tanaman.
Budidaya sayuran secara hidroponik di PT Amazing Fam sering dijumpai
kondisi pertumbuhan tanaman yang tidak seragam. Apabila dilihat dari jauh tinggi
tanaman tidak seragam dan tampak seperti gelombang. Kondisi ini disebabkan
karena penyerapan nutrisi oleh tanaman yang berbeda-beda sehingga
pertumbuhannya juga berbeda yang dapat mengurangi produktivitas dan
keseragaman tanaman. Tanaman yang terlalu kecil tidak dapat dapat dijual,
sehingga akan mengurangi jumlah sayuran yang diproduksi dan tingkat
kehilangan hasil yang diaibatkat perompesan daun yang cukup tinggi.
Kehilangan hasil sayuran di PT amazing farm berdasarkan perompesan daun
mencapai 4-46%. Secara umum rompesan daun terbanyak diakibatkan karena
rompesan daun tua yang dikarenakan umur tanaman yang yang telah melewati
batas panen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan kembali mengenai SOP
umur panen di perusahaan untuk mengefisienkan biaya produksi dan mengurangi
kehilangan hasil akibat rompesan daun tua.
Pertumbuhan tanaman selada pada budidaya hidroponik di pengaruhi oleh
suhu. Menurut Darmawan (1997), pertumbuhan selada grand rapid akan optimal
pada kisaran suhu 25-26 oC dan kelembaban berkisar 76-77%. tanaman Spesies
Lactuca sativa yaitu tanaman L. Sativa var crispa cv Salanova green oak leaf lebih
sesuai pada total suhu 1.070-1.130 oC dibanding 1.130-1.190 oC. Hasil penelitian
Miller et al. (2001) menunjukkan bahwa masing-masing fase perkembangan
organisme memiliki kebutuhan panas sendiri. Tanaman L. sativa var capitata cv
Salanova red butterhead dan L. sativa var capitata cv Salanova green butterhead
memiliki range suhu yang berbeda dan lebih tinggi dibanding dengan tanaman
yang lain, hal ini dikarenakan posisi greenhouse yang berbeda sehingga memiliki
suhu yang berbeda dengan tanaman yang lain.
Keuntungan produk pada PT Amazing Farm berbeda setiap pesies.
Budidaya sayuran Spesies L. sativa yang lebih menguntungkan adalah sayuran L.
sativa var crispa cv Salanova red oak leaf, hal ini disebabkan karena jumlah
nutrisi yang diserap oleh L. sativa var crispa cv Salanova red oak leaf lebih
sedikit dibadingkan sayuran lain. Harga benih untuk L. sativa var crispa cv
Salanova red oak leaf cukup tinggi dibanding tanaman yang lain, namun harga
tersebut dapat tertutupi dengan harga jual yang juga cukup tinggi. Meskipun
tingkat keuntungan tanaman L. sativa var crispa cv Salanova red oak leaf lebih
tinggi dibanding tanaman Spesies L. sativa yang lain, namun jumlah tanaman
yang diproduksi tidak terlalu banyak karena menyesuaikan dengan permintaan
pasar.
Nilai keuntungan pada budidaya sayuran spesies Brassica oleraceae
oleraceae yang lebih menguntungkan adalah sayuran jenis Brassica olareraceae
var achepala cv Kale hijau. Tingginya keuntungan yang dihasilkan untuk sayuran
Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau dipengaruhi oleh harga bibit
yang relatif lebih murah dan harga jualnya yang tinggi. Spesies Lactuca sativa
dan Brassica oleraceae memiliki nilai keuntungan yang berbeda. Brassica
36

oleraceae, yaitu Brassica olareraceae var achepala cv Kale hijau memiliki nilai
keuntungan yang lebih tinggi dibanding Spesies Lactuca sativa.
Jumlah sayuran dan jenis sayuran yang diproduksi di PT Amazing Farm
disesuaikan dengan jumlah permintaan konsumen, aspek budidaya, dan bobot
panen. Tanaman siomak memiliki nilai keuntungan yang tinggi, namun tanaman
tersebut sudah tidak diproduksi lagi di PT Amazing Farm pada 18 Mei 2016, hal
ini disebabkan karena bobot panen dari tanaman kecil. Tanaman kale merah
memiliki nilai keuntungan yang relatif tinggi, namun tanaman tersebut sudah
tidak diproduksi di PT Amazing Farm karena jumlah permintaan dari produk
tersebut tidak terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan tanaman lain. Tanaman
kailan merupakan tanaman yang memiliki jumlah permintaan yang tinggi, namun
tanaman tersebut juga sudah tidak diproduksi di PT Amazing Farm disebabkan
dalam hal budidaya tanaman Kailan kurang cocok dibudidayakn di Amazing Farm
karena kerusakan warna daun yang belum bisa di tangani dengan baik.
Prestasi kerja penulis pada setiap kegiatan lebih kecil dibandingkan dengan
prestasi kerja karyawan. Kecilnya prestasi kerja penulis dikarenakan kurangnya
keterampilan kerja yang dimiliki dibandingkan keterampilan kerja para karyawan.
Strategi perusahaan dalam meningkatkan prestasi kerja khususnya untuk
karyawan packing house dengan memberikan premi untuk setiap pack yang
diselesaikan. Prestasi kerja selain karyawan packing house tidak dipengaruhi oleh
premi melainkan keterampilan individu. Prestasi kerja penulis setiap kegiatan
memiliki peningkatan setiap harinya dikarenakan keterampilan yang dimiliki
semakin meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan magang di PT Amazing Farm meningkatkan kemampuan teknis


dan kemampuan manajemen penulis, sehingga dapat menjadi ilmu tambahan
untuk dunia kerja. Perompesan daun mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup
tinggi, yaitu 4-46%. Kehilangan hasil kebanyakan disebabkan oleh perompesan
daun yang tua dibandingkan dengan perompesan karena serangan hama dan
penyakit. Nilai keuntungan pada budidaya sayuran Spesies Lactuca sativa yang
paling penguntungkan adalah L. sativa var crispa cv Salanova red oak leaf hal ini
dikarenakan jumlah nutrisi yang diserap tanaman lebih sedikit dibadingkan
sayuran lain namun harga benih yang cukup tinggi tetapi dapat tertutupi dengan
harga jual yang juga cukup tinggi. Spesies Brassica oleraceae oleraceae yang
lebih menguntungkan adalah sayuran jenis Brassica olareraceae var achepala cv
Kale hijau, tingginya keuntungan yang dihasilkan untuk sayuran Brassica
olareraceae var achepala cv Kale hijau dipengaruhi oleh harga bibit yang relatif
lebih murah dan harga jualnya yang tinggi
37

Saran

Perlu dilakukan pengamatan kembali mengenai SOP umur panen di


perusahaan untuk mengefisienkan biaya produksi dan mengurangi kehilangan
hasil akibat rompesan daun tua. Pengawasa terhadap penerapan SOP lebih
ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

DAFTAR PUSTAKA

[BBPP] Balai Besar Pelatihan Pertanian. 2015. Pascapanen sayuran. www.bbpp-


Lembang.info [23 Juli 2016].
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Konsumsi dan pengeluaran rumah tangga.
http://www.bps.go.id/site [07 Desember 2015].
Bussel W. T. and S Mckennie. 2004. Rockwool in horticulture, and its importance
and sustainable use in New Zealand. Crop and horticultural Sience 23(1):29-
37.
Chaidirin Y. 2001. Pelaihan aplikasi teknologo hidroponik untuk pengenmbangan
agribisnis perkotaan. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor
Chow V. 1990. The commercial approach in hydroponics. International seminar
on hydroponic culture of high value crops in the tropics in Malaysia,
November 25-27 1990.
Roidah I. S. 2014. Pemanfaatan lahan dengan menggunakan sistem hidroponik.
Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo 1 (2): 43-48.
Douglas J. S. 1985. Advanced Guide to Hydroponic. Pelham Books, London.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 2014. Nutrition and food system
division. http://www.fao.org/economic/nutrition [08 desember 2015].
Grubben G. J. H. and S. Sukprakarn. 1994. Lactuca sativa L. in J. S. Siemonsma
and K. Pileuk (Eds). PROSEA (Plant Sesource in South east Asia 8):
Vegetable. Prosea Foundation. Bogor.
Jensen M.H. 1990. Hydroponic culture for the tropics: Opportunities and
alternatives. International Seminar on Hydroponic Culture of High Value
Crops in the Tropics in Malaysia, November 25-27 1990.
Jones J. B. 2005. Hydroponics: A Practicial Guide For the Soilless Grower. CRC
Press, Florida.
[Kementan] Kementerian Pertanian. 2014. Produksi sayuran indonesia.
http://www.pertanian.go.id/ap_pages/mod/datahorti [ 07 Desember 2015].
Miller P., Lanier W. and Brandt S. 2001. Using growing degree days to predict
plant stage. Montana State University Extension Service. http://msuex
tension.org/Publications/AgandNautural REsources/MT200103AG. Pdf. [15
September 2016].
Pantastico ErB. 1989. Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah
buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Kamariyani,
penerjemah. Terjemahan dari: Postharvest Physiology Handling and
Utilization of Tropical and Sub-Tropical Fruits and Vegetables. Gajah Mada
Universitas Press, Yogyakarta.
38

[Permentan] Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia. 2013. Pedoman


panen, pascapanen, dan pengelolaan bangsal pascapanen hortikultura yang
baik. http://bimpapah.com/uploads/pdf/PEDOMAN-PP-73TAHHUN-2013
[ 05 Deseber 2015].
Prawoto B. R. 2012. Pengelolaan proses produksi dan pascapanen selada (Lactuca
sativa L.) secara aeroponik dan hidroponik deep flow technique di Amazing
Farm, Lembang, Bandung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Resh H. M. 2004. Hydroponic Food Production. New Concept Press. New Jersey.
Roidah I. S. 2014. Pemanfaatan lahan dengan mrnggunakan sistem hidroponik.
Jurnal Universitas Tulungaagung Bonorowo 1 (2): 43-49.
Rosliani R. Dan N. Sumarni. 2005. Budidaya Sayuran dengan Sistem Hidroponik.
Balitsa, Bandung.
Rubatzky V. E. dan M. Yamaguchi. 1999. World Vegetable: Principles,
production, and Nutritive values. Second Edition. Aspen Publishers, Inc.
Maryland.
Samad M. Y. 2006. Pengaruh penanganan pascapanen terhadap mutu komoditas
hortikultura. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 8: 31-36.
Samadi B. 2013. Budidaya Intensif Kailan Secara Organik dan Anorganik.
Pustaka Mina, Jakarta.
Salunkhe D. K. 1976. Storage, Processing and nutritional quality of fruits and
vegetable. CRC Press USA. 1 (2):166.
Siswadi. 2008. Berbagai formulasi kebutuhan nutrisi pada sistem hidroponik.
Inovasi Pertanian 7 (1):103-110.
Sudarminto. 2000. Studi kehilangan (susut) berat dalam penanganan pascapanen.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sunarjono H. 2010. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suwandi. 2009. Menakar kebutuhan hara tanaman dalam pengemangan inovasi
budidaya sayuran berkelanjutan. Pengembangan Inovasi Pertanian 2: 131-
147.
Susila A. D. dan Y. Koerniawati. 2004. Pengaruh volume dan jenis media tanam
pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada
teknologi hidroponik sistem terapung. Bul. Agron. 23 (3):6-21.
Stevens P. F. 2001. Angiosperm phylogeny website.
www.mobot.org/research/APweb/. [27 Agustus 2016].
Trubus. 2010. Salanova selada fancy, siap saji. www.trubus-online.co.id [7 Juli
2016].
Untung O. 2004. Hiroponik Sayuran Sistem NFT (Nutrient Film Technique).
Penebar Swadaya, Jakarta.
Utama I. M. S. 2001. Penanganan pascapanen buah dan sayur segar. Forum
Konsultasi Teknologi” Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali. 21
November 2001.
Wijaya K. A. 2012. Pengantar Agronomi Sayuran. PT Agromedia pustaka, Jakarta.
Winsor G.W., R.G. Hurd and D. Price. 1979. Nutrient Film Technique. Grower
Bulletin 5. Glasshouse Crops Research Institute, Littlehampton, England.
Zulfitri. 2005. Analisis varietas dan polybag terhadap pertumbuhan serta hasil
cabai (capsicum annum l.) Sistem hidroponik. Bulletin Penelitian 80:1-10
39

Lampiran
40
4

Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian di PT


Amzing Farm
Uraian Prestasi kerja
Tgl Lokasi
kegiatan Penulis Karyawan Standar
12/02/16 Memasukkan
berkas ke PT
amazing farm
s15/02/16 Orientasi
lapang
- Menggelar N1
16/02/16 tray
Ruang
- Penyemaian 16 42 50
semai
17/02/16 Ruang
Penyemaian 24 33.2 50
semai
18/02/16 Ruang
Penyemaian 20 34 50
semai
19/02/16 36.5 Ruang
Penyemaian 16 50
semai
19/02/16 Ruang
Penyemaian 20 38 50
semai
20/02/16 Ruang
Penyemaian 16 29 50
semai
22/02/16 Ruang
Penyemaian 20 40 50
semai
23/02/16 Menggelar
tray 62 192 200 N1

24/02/16 Menggelar
tray 70 176 200 N1

25/02/16 Menggelar
tray 75 166 200 N1

26/02/16 Menggelar
tray 60 196 200 N1

27/02/16 Menggelar
tray 40 236 200 N1

29/02/16 Menggelar
tray 73 170 200 N1

01/03/16 4 18 18
Penanaman N2
kontiner kontainer kontainer
6 22 22 N2
02/03/16 Penanaman kontiner kontainer kontainer
4

Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian di PT


Amzing Farm (Lanjutan)
Uraian Prestasi kerja
Tgl lokasi
kegiatan Penulis Karyawan standar
03/03/16 3 18 18
penanaman N2
kontiner kontainer kontainer
04/03/16 3 15 15
penanaman N2
kontiner kontainer kontainer
05/03/16 3 19 19
penanaman N2
kontiner kontainer kontainer
07/03/16 5 18 18
penanaman N2
kontiner kontainer kontainer
08/03/16 6 14 14
penanaman N2
kontainer kontainer kontainer
09/03/16 4 20 20
Panen P6,p7
kontainer kontainer kontainer
10/03/16 6 20 20
Panen P11
kontainer kontainer kontainer
11/03/16 3 20 20
Panen P11
kontainer kontainer kontainer
12/03/16 4 17 17
Panen P6,p7
kontainer kontainer kontainer
14/03/16 3 23 23
Panen P11
kontainer kontainer kontainer
15/03/16 4 16 16
Panen P11
kontainer kontainer kontainer
16/03/16 Sortir timun 35 250 250 PH
17/03/16 Sortir timun 40 270 270 PH
18/03/16 Packing tomat
15.75 56 71.75 PH
chery
19/03/16 Packing tomat
20 44 64 PH
chery
21/03/16 Packing
247 1467 1741 PH
lettuce
22/03/16 Packing
230 2080 2310 PH
lettuce
23/03/16 Packing
278 2027 2305 PH
lettuce
24/03/16 Packing
265 2121 2386 PH
lettuce
25/03/16 Packing
280 2041 2321 PH
lettuce
26 Packing
125 2280 2405 PH
/03/16 lettuce
28/03/16 Packing
230 2816 3046 PH
lettuce
39/03/16 Packing
340 2071 2357 PH
lettuce
4

Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian di PT


Amzing Farm (Lanjutan)
Uraian Prestasi kerja
Tgl Lokasi
kegiatan Penulis Karyawan standar

30/03/16 Packing
250 2373 2623 PH
lettuce
31/03/16 Packing
180 2402 2582 PH
lettuce
Packing
120 2412 2532 PH
01/04/16 lettuce
02/04/16 Packing
240 2292 2576 PH
lettuce
03/04/16 Packing
170 2187 2348 PH
lettuce
/04/2016 Packing
343 2233 2576 PH
lettuce
05/04/16 Packing
278 2158 2436 PH
lettuce
06/04/16 Packing
350 2218 2568 PH
lettuce
07/04/16 Packing
265 2322 2587 PH
lettuce
08/04/16 Packing
280 2274 2554 PH
lettuce
09/04/16 Packing
125 2331 2456 PH
lettuce
10/04/16 Packing
230 2257 2487 PH
lettuce
11/04/16 Packing
120 2423 2543 PH
lettuce
12/04/16 Packing
240 2324 2564 PH
lettuce
13/04/16 Packing
170 2368 2538 PH
lettuce
4

Lampiran 2. Jurnal kegiatan harian sebagai asisten mandor di PT Amazing Farm


Prestasi kerja penulis
Jumlah
Luas area Lama
Tgl Uraian kegiatan KH Lokasi
yang kegiatan
yang
diawasi (jam)
diawasi
14/04/ Pengecekan jumlah bibit N1 dan
6 1 GH 7
2016 masuk, keadaan lokasi, nursery
15/04/ Pengecekan jumlah bibit N1 dan
6 1 GH 7
2016 masuk, keadaan lokasi, nursery
16/04/ Pengecekan jumlah bibit N1 dan
6 1 GH 7
2016 masuk, keadaan lokasi, nursery
Pengecekan pH, EC,
18/04/
menghitung jumlah bibit 6 1 GH 7 N2
2016
masuk dan keluar, penanaman.
Pengecekan pH, EC,
19/04/
menghitung jumlah bibit 6 1 GH 7 N2
2016
masuk dan keluar, penanaman.
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
20/04/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
21/04/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
22/04/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
23/04/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
25/04/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
26/04/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
27/04/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
28/04/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
29/04/ Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
5 6 GH 7
2016 panen, pengecekan panen dan P11 A,
4

Lampiran 2. Jurnal kegiatan harian sebagai asisten mandor di PT Amazing Farm


(Lanjutan)
Prestasi kerja penulis
Jumlah
Luas area Lama
Tgl Uraian kegiatan KH Lokasi
yang kegiatan
yang
diawasi (jam)
diawasi
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
30/04/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
02/05/
panen, pengecekan panen dan 5 6 GH 7 P11 A, P
2016
11 B,
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
03/05/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
04/05/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
05/05/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
06/05/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
07/05/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
09/05/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
10/05/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
11/05/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
12/05/ panen, pengecekan panen dan P11 A, P
5 6 GH 7
2016 pengecekan tanam 11 B, P11
C,P20
13/05/ Pengecekan pH,EC, taksasi P6, P7,
5 6 GH 7
2016 panen, pengecekan panen P11 A,
4

Lampiran 3. Jurnal harian sebagai pendamping supervisior


Prestasi Kerja Penulis
Jumlah Luas
Tgl Uraian Kegiatan mandor area Lama Lokasi
yang yang kegiatan
diawasi diawasi (jam)
(orang) (GH)
 Pengecekan EC dan
pH nutrisi
 Taksasi panen
Greenhouse
14/05/2016  Penentuan penanaman 2 11 8
dan kantor
 Penimbangan bobot
tanaman yang akan
dipanen
 Pengecekan EC dan
pH nutrisi
 Taksasi panen
Greenhouse
16/05/2016  Penentuan penanaman 2 11 8
dan kantor
 Penimbangan bobot
tanaman yang akan
dipanen
 Pengecekan EC dan
pH nutrisi
 Taksasi panen
Greenhouse
17/05/2016  Penentuan penanaman 2 11 8
dan kantor
 Penimbangan bobot
tanaman yang akan
dipanen
 Pengecekan EC dan
pH nutrisi
 Taksasi panen
Greenhouse
18/05/2016  Penentuan penanaman 2 11 8
dan kantor
 Penimbangan bobot
tanaman yang akan
dipanen
 Pengecekan EC dan
pH nutrisi
 Taksasi panen
Greenhouse
19/05/2016  Penentuan penanaman 2 11 8
dan kantor
 Penimbangan bobot
tanaman yang akan
dipanen
 Pengecekan EC dan
pH nutrisi
 Taksasi panen
20/05/2016  Penentuan penanaman 2 11 8
Greenhouse
 Penimbangan bobot dan kantor
tanaman yang akan
dipanen
4

Lampiran 3. Jurnal harian sebagai pendamping supervisior (Lanjutan)


Prestasi Kerja Penulis
Luas
Jumlah
area Lama
Tgl Uraian kegiatan mandor yang
yang kegiatan Lokasi
diawasi
diawasi (jam)
(orang)
(GH)
 Pengecekan EC dan pH
nutrisi
 Taksasi panen
21/05/ Greenhouse
 Penentuan penanaman 2 11 8
2016 dan kantor
 Penimbangan bobot
tanaman yang akan
dipanen
 Pengecekan EC dan pH
nutrisi
 Taksasi panen
23/05/ Greenhouse
 Penentuan penanaman 2 11 8
2016 dan kantor
 Penimbangan bobot
tanaman yang akan
dipanen
 Pengecekan EC dan pH
nutrisi
 Taksasi panen
24/05/ Greenhouse
 Penentuan penanaman 2 11 8
2016 dan kantor
 Penimbangan bobot
tanaman yang akan
dipanen
 Pengecekan EC dan pH
nutrisi
 Taksasi panen
25/05/ Greenhouse
 Penentuan penanaman 2 11 8
2016 dan kantor
 Penimbangan bobot
tanaman yang akan
dipanen
 Pengecekan EC dan pH
nutrisi
 Taksasi panen
Greenhous,
26/05/  Penentuan penanaman
2 11 8 Cigugur, dan
2016  Kunjungan ke mitra kantor
 Penimbangan bobot
tanaman yang akan
dipanen
27/05/  Pengecekan EC dan pH
2016 nutrisi
 Taksasi panen
 Penentuan penanaman Greenhouse
2 11 8
 Penimbangan bobot dan kantor
tanaman yang akan
dipanen
4

Lampiran 3. Jurnal harian sebagai pendamping supervisior (Lanjutan)


Prestasi Kerja Penulis
Luas
Jumlah
Tgl Uraian kegiatan area Lama
mandor yang
yang kegiatan Lokasi
diawasi
diawasi (jam)
(orang)
(GH)
 Pengecekan EC dan pH
nutrisi
 Taksasi panen
30/05/ Greenhouse
2016  Penentuan penanaman 2 11 8
dan kantor
 Penimbangan bobot
tanaman yang akan
dipanen
 Pengecekan EC dan pH
nutrisi
 Taksasi panen
31/05/ Greenhouse
 Penentuan penanaman 2 11 8
2016 dan kantor
 Penimbangan bobot
tanaman yang akan
dipanen
 Pengecekan EC dan pH
nutrisi
 Taksasi panen
01/06/ Greenhouse
 Penentuan penanaman 2 11 8
2016 dan kantor
 Pengamatan dan
penimbangan biomassa
tanaman
 Pengecekan EC dan pH
nutrisi
 Taksasi panen
02/06/ Greenhouse
 Penentuan penanaman 2 11 8
2016 dan kantor
 Pengamatan dan
penimbangan biomassa
tanaman
 Pengecekan EC dan pH
nutrisi
 Taksasi panen
 Penentuan penanaman
03/06/ Greenhouse
2016  Pengamatan dan 2 11 8
dan kantor
penimbangan biomassa
tanaman

04/06/  Pengecekan EC dan pH


2016 nutrisi
 Taksasi panen
Greenhouse
 Penentuan penanaman 2 11 8
dan kantor
 Pengamatan dan
penimbangan biomassa
tanaman
4

Lampiran 3. Jurnal harian sebagai pendamping supervisior (Lanjutan)


Prestasi Kerja Penulis
Luas
Jumlah
Tgl Uraian kegiatan area Lama
mandor yang
yang kegiatan Lokasi
diawasi
diawasi (jam)
(orang)
(GH)
 Pengecekan EC dan pH
nutrisi
 Taksasi panen
06/06/ Greenhouse
 Penentuan penanaman 2 11 8
2016 dan kantor
 Pengamatan dan
penimbangan biomassa
tanaman
 Pengecekan EC dan pH
nutrisi
07/06/ Greenhouse
 Pengamatan dan 2 11 8
2016 dan kantor
penimbangan biomassa
tanaman
 Pengambilan data curah
hujan di BMKG
08/06/ Greenhouse
 Pengamatan dan 2 11 8
2016 dan kantor
penimbangan biomassa
tanaman
 Pengecekan kelengkapan
data
09/06/  Pengamatan dan Greenhouse
2 11 8
2016 penimbangan biomassa dan kantor
tanaman
 Perpisahan


Lampiran 4. Struktur organisasi PT Amazing Farm

Manajer Kebun
Marketing HO
Divisi Divisi Non
Produksi Produksi

Marketing Mechanical
Bandung Electricity and Field Keuangan dan
Bagian NFT Preparation (ME & Ketenagakerjaan
FP) dan Sanitasi

Bagian Pengemasan dan


Logistik Distribusi
Organik

Bagian Tomat
dan timun Sourcing Keamanan
5

Lampiran 5. Layout PT Amazing Farm


5

Lampiran 6. Data populasi NFT PT Amazing Farm


Greenhouse Panjang Lebar Luas Populasi
---------------------------m------------------------
P2 56,0 56,5 3164,00 49.000
P3 48,0 56,5 1920,00 45.000
P6 39,0 38,5 1502,00 23.400
P7 39,0 39,5 1541,00 23.140
P8A 43,2 17,9 773,28 29.568
P8B 43,2 17,9 773,28 29.568
P8C 43,2 17,9 773,28 29.568
P11A 43,5 17,9 778,65 23.870
P11B 43,5 17,9 778,65 23.870
P11C 43,5 17,9 778,65 23.870
P20 85,5 12,0 1026,00 12.600
Total 13806,79 313.454

Lampiran 8. Data curah hujan selama kegiatan magang


Bulan
Tahun
Januari Februari Maret April Mei
2016 321,3 64,4 244,4 310,1 268,8
Sumber: BMKG Bandung
5

Lampiran 7. Data pola tanam harian


Tanaman Total
Semai/hari
Item /Hari bibit keterangan
hole N1 Benih tray
L.sativa var capitata cv 1.100 3.500 3.500 30 Krebo
Curly lettuce
L. sativa var cos cv 1.400 2.500 2.500 20 Maximus
Romaine
L. sativa var capitata cv 1.800 2.200 2.200 18 Lo-237
Lollorosa
L. sativa var capitata cv Red 360 500 500 5 Turkuas
batavia
L. sativa var capitata cv 600 750 750 6 Rex
Green batavia
L. sativa var capitata cv 450 550 550 4 Kristine
Butterhead
L. sativa var crispa cv Green 180 550 550 4 Monday
oak leaf
L. sativa var latin cv 120 150 150 2
Siomak
L. sativa var capitata cv 330 432 432 3 Belagon
Salanova lollorosa
L. sativa var crispa cv 880 1.152 1.152 8 Xerafin/
Salanova red oak leaf
L. sativa var crispa cv 660 864 864 6 Dagama
Salanova green oak leaf
L. sativa var capitata cv 770 1.008 1.008 7 Gaugin
Salanova red butterhead
L. sativa var capitata cv 550 720 720 5 Aquino
Salanova green butterhead
L. sativa var cos cv 110 288 288 2 Excite
Salanova green frisee
L. sativa var cos cv Salanova 110 288 288 2 Triplex
red frisee
Brassica olareraceae var 2.000 2.500 500 25
achepala cv Kale merah
Brassica olareraceae var 720 864 864 6
achepala cv Kale hijau
Brassica olareraceae var 550 660 660 5
aboglabra cv Kailan
Total 12.690 17.476 17.476 158
5

Lampiran 9. Kriteria panen tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica


oleraceae
Item Kriteria Kemasan
Selada Keriting
Tinggi: 15-30 cm dari
pangkal batang
Berat: 165-200 g
Umur: 47-50 hari
Daun: daun keriting,
daun tidak patah, bebas
hama dan penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak
layu, warna hijau segar

Romaine
Tinggi: 20-30 cm dari
pangkal batang
Berat: 130-152 g
Umur: 47-50 hari
Daun: warna daun
hijau gelap, ujung daun
bulat, daun lurus, tidak
patah, bebas hama dan
penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu

Lollorosa
Tinggi: 12-25 cm dari
pangkal batang
Berat: 71-86 g
Umur: 47-50 hari
Daun: warna daun
merah gelap, keriting,
tidak patah, bebas
hama dan penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu
5

Lampiran 9. Kriteria panen tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica


oleraceae (Lanjutan)
Item Kriteria Kemasan
Green Batavia
Tinggi: 12-20 cm dari
pangkal batang
Berat: 80-208 g
Umur: 47-50 hari
Daun: warna daun
hijau dengan bercak
merah, tepi daun
bergelombang, tidak
patah, bebas hama dan
penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu

Red Green Batavia


Tinggi: 19-21 cm dari
pangkal batang
Berat: 117-130 g
Umur: 47-50 hari
Daun: warna daun
hijau dengan bercak
merah, tepi daun
bergelombang, tidak
patah, bebas hama dan
penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu
Selada Butterhead
Tinggi: 8-15 cm dari
pangkal batang
Berat: 62-110 g
Umur: 47-50 hari
Daun: warna daun hijau
tua, ujung daun bulat,
daun lebar, membentuk
crop, tidak patah, bebas
hama dan penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu
5

Lampiran 9. Kriteria panen tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica


oleraceae (Lanjutan)
Item Kriteria Kemasan
Red Oak Leaf
Tinggi: 14-20 cm dari
pangkal batang
Berat: 78-102 g
Umur: 47-50 hari
Daun: warna daun
merah gelap, tepi daun
begelombang, daun
lebar, membentuk crop,
tidak patah, bebas
hama dan penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu

Kale hijau
Tinggi: 30-35 cm dari
pangkal batang
Berat: 65-75 g
Umur: 50-54 hari
Daun: warna daun
hijau tua, daun keriting,
daun lebar, membentuk
crop, tidak patah, bebas
hama dan penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu
Kale merah
Tinggi: 30-35 cm dari
pangkal batang
Berat: 86-122 g
Umur: 50-54 hari
Daun: warna daun merah
gelap keunguan, daun
lebar, daun keriting,
membentuk crop, tidak
patah, bebas hama dan
penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum: bersih
dan tidak layu
5

Lampiran 9. Kriteria panen tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica


oleraceae (Lanjutan)
Item Kriteria Kemasan

Kailan
Tinggi: 25-30 cm dari
pangkal batang
Berat: 45-75 g
Umur: 50-54 hari
Daun: warna daun
hijau tua, daun lebar,
daun berbentuk ovale,
membentuk crop, tidak
patah, bebas hama dan
penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu

Salanova Lollo rossa


Tinggi: 14-16 cm dari
pangkal batang
Berat: 64-123 g
Umur: 47-50 hari
Daun: warna daun
merah g, keriting, tidak
patah, bebas hama dan
penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu

Salanova green oak


leaf
Tinggi: 13-15 cm dari
pangkal batang
Berat: 106-148 g
Umur: 47-50 hari
Daun: warna daun hijau
segar, tepi daun
begelombang, daun lebar,
membentuk crop, bebas
hama dan penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu
5

Lampiran 9. Kriteria panen tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica


oleraceae (Lanjutan)
Item Kriteria Kemasan
Salanova Red
Butterhead
Tinggi: 12-14 cm dari
pangkal batang
Berat: 98-107 g
Umur: 47-50 hari
Daun: warna daun
merah gelap daun
bulat, daun lebar,
membentuk crop, tidak
patah, bebas hama dan
penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu

Selada Butterhead
Tinggi: 11-13 cm dari
pangkal batang
Berat: 97-125 g
Umur: 47-50 hari
Daun: warna daun
hijau tua, ujung daun
bulat, daun lebar,
membentuk crop, tidak
patah, bebas hama dan
penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu
Salanova Green Friseee
Tinggi: 21-25 cm dari
pangkal batang
Berat: 97-125 g
Umur: 47-50 hari
Daun: warna daun hijau
tua, ujung daun runcing
bergerigi, daun lebar,
membentuk crop, bebas
hama dan penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu
5

Lampiran 9. Kriteria panen tanaman Spesies Lactuca sativa dan Brassica


oleraceae (Lanjutan)
Tanaman Kriteria kemasan
Salanova Red Friseee
Tinggi: 21-23 cm dari
pangkal batang
Berat: 100-170 g
Umur: 47-50 hari
Daun: warna daun
merah tua, ujung daun
runcing bergerigi, daun
lebar, membentuk crop,
tidak patah, bebas
hama dan penyakit
Akar: sehat, panjang,
bersih
Kondisi umum:
bersih, segar, tidak layu


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kayumalle, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada


tanggal 28 September 1994. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan
Bapak Sangkala dan Ibu Suriani.
Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 2006 di SD Negeri Bulueng,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Pendidikan lanjut menengah pertama
diselesaikan pada tahun 2009 di MTS Guppi Samata Kabupaten Gowa, Sulawesi
Selatan dan pendidikan lanjut menengah atas diselesaikan pada tahun 2012 di
MA Guppi Samata Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Penulis diterima sebagai
mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanaian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) pada tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai