KELAS : 2B D3 KEPERAWATAN
DIII KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rezeki dan kesehatan kepada kami sehingga kami mempunyai
kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan Asuhan Keperawatan yang dibuat
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Anak. Adapun
materi yang kami buat adalah " Asuhan Keperawatan Retinoblastoma ”
Kami menyadari dan meyakini bahwa tugas ini masih jauh dari kata
sempurna. Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang kami sadari atau pun
yang tidak kami sadari. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran, agar
di masa yang akan datang kami bisa membuat Asuhan Keperawataan yang lebih
baik lagi. Namun begitu, meskipun tugas ini jauh dari kata sempurna kami
berharap agar sedikit banyaknya dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................................1
Bab II Tinjauan Pustaka........................................................................................3
A. Pengertian.............................................................................................................3
B. Klasifikasi.............................................................................................................3
C. Etiologi.................................................................................................................4
D. Patofisiologi.........................................................................................................4
E. Manifestasi Klinis ................................................................................................5
F. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................5
D. Penatalaksanaan...................................................................................................6
F. Komplikasi............................................................................................................9
Bab III Asuhan Keperawatan..................................................................................
A. Pengkajian..............................................................................................................
B. Diagnosa keperawatan............................................................................................
C. Intervensi keperawatan...........................................................................................
Bab IV Penutup ........................................................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................
Daftar pustaka...........................................................................................................
ii
iii
Praktek Profesi Keperawatan Anak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retinoblastoma adalah salah satu penyakit kanker primer pada mata yang paling
sering dijumpai pada bayi dan anak. Penyakit ini tidak hanya dapat mengakibatkan
kebutaan, melainkan juga kematian. Di negara berkembang, upaya pencegahan dan
deteksi dini belum banyak dilakukan oleh para orang tua. Salah satu sebabnya adalah
pengetahuan yang masih minim mengenai penyakit kanker tersebut
Retinoblastoma adalah tumor intraokuler maligna primer masa anak yang paling
lazim. Retinoblastoma terjadi pada kira-kira 1 dalam 18.000 bayi. 250-300 kasus baru
terdiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat. Terdapat pola transmisi herediter dan non-
herediter, tidak ada prediksi jenis kelamin atau ras. Tumor terjadi bilateral pada 25-35 %
kasus. Umur rata-rata saat diagnosis untuk tumor bilateral adalah 12 bulan, kasus
unilateral didiagnosis pada rata-rata umur 21 bulan. Kadang-kadang, tumor ditemukan
saat lahir, saat remaja, atau bahkan pada masa dewasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Retinoblastoma?
2. Apa saja klasifikasi Retinoblastoma?
3. Apa etiologi dari Retinoblastoma?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari Retinoblastoma?
5. Bagaimana patofisiologi dari Retinoblastoma?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Retinoblastoma?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari Retinoblastoma?
8. Apa saja komplikasi Retinoblastoma?
9. Bagaimana asuhan keperawatan Retinoblastoma?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Retinoblastoma
2. Untuk mengetahui klasifikasi Retinoblastoma
3. Untuk mengetahui etiologi dari Retinoblastoma
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis Retinoblastoma
5. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari Retinoblastoma
6. Untuk menegtahui pemeriksaan penunjang Retinoblastoma
7. Untuk menegtahui bagaimana penatalaksanaan dari Retinoblastoma
8. Untukmengetahuikomplikasi Retinoblastoma
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Retinoblastoma
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Retinoblastoma merupakan tumor endo-okular pada anak yang mengenai syaraf
embrionik retina. Secara histologis retinoblastoma muncul dari sel-sel retina imatur yang
dapat meluas ke struktur lain dalam bola mata hingga ekstraokular. Retina tidak memiliki
sistem limfatik, sehingga penyebaran tumor retina baik secara langsung ke organ sekitar
(vitreus, uvea, sklera, nervus optikus, bilik mata depan, orbita, parenkim otak) maupun
metastasis jauh melalui rute hematogen. (Permono, Sutaryo, Ugrasena, Windiastuti, &
Abdulsalam, 2006).
Retinoblastoma, yang muncul dari retina adalah tumor intraocular kongenital
ganas yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak (Wong, 2009).
Retinoblastoma merupakan tumor ganas intraokular yang ditemukan pada
anakanak, terutama pada usia dibawah lima tahun. Tumor berasal dari jaringan retino
embrional (Mansjoer, 2005).
B. Klasifikasi
Menurut Reese-Ellsworth, retino balastoma digolongkan menjadi
1. Golongan I
a. Tumor soliter/multiple kurang dari 4 diameter pupil.
b. Tumor multiple tidak lebih dari 4dd,dan terdapat pada atau dibelakang ekuator
2. Golongan II
a. Tumor solid dengan diameter 4-10 dd pada atau belakang ekuator
b. Tumor multiple dengan diameter 4-10 dd pada atau belakang ekuator
3. Golongan III
a. Beberapa lesi di depan ekuator
b. Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10 diameter papil
4. Golongan IV
a. Tumor multiple sebagian besar > 10 dd
b. Beberapa lesi menyebar ke anterior ke ora serrata
5. Golongan V
a. Tumor masif mengenai lebih dari setengah retina
b. Penyebaran ke vitreous
Menurut Grabowski dan Abrahamson, membagi penderajatan berdasarkan tempat
utama dimana retinoblastoma menyebar sebagai berikut :
1. Derajat I intraokular
a. tumor retina.
b. penyebaran ke lamina fibrosa.
c. penyebaran ke ueva.
2. Derajat II orbita
a. Tumor orbita : sel sel episklera yang tersebar, tumor terbukti dengan biopsi.
b. Nervous optikus.
C. Etiologi
Retinoblastoma terjadi secara familiar atau sporadik. Namun dapat juga
diklasifikasikan menjadi dua subkelompok yag berbeda, yaitu bilateral atau unilateral dan
diturunkan atau tidak diturunkan. Kasus yang tidak diturunkan selalu unilateral,
sedangkan 90 % kasus yang diturunkan adalah bilateral, dan unilateral sebanyak 10%.
Gen retinoblastoma (RBI) diisolasi dari kromosom 13q14, yang berperan sebagai
pengatur pertumbuhan sel pada sel normal. Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen
penekan tumor, yang sifatnya cenderung diturunkan. Kanker bisa menyerang salah satu
mata yang bersifat somatic maupun kedua mata yang merupakan kelainan yang
diturunkan secara autosom dominant. Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak
(melalu saraf penglihatan/nervus optikus).
D. Patofisiologi
Gen RB1 merupakan tumor supresor pertama yang dikloning. RB1 tersusun dari
183 kilobase DNA genomic, 27 exons dan kode untuk 110 kd protein p110, dengan 928
asam amino. Pengaturan transkripsi dan proliferasi sel berhubungan dengan fosforilasi
protein RB. Yang terlibat dalam proses tersebut adalah E2F1, faktor transkripsi yang
mengatur siklus sel selama G1, histone deasetilase 1, dan downstream cell-cycle-speific
kinases. Hilangnya pRB mengakibatkan sel-sel lepas kendali dan mitosis (Lanzkowsky
2016). Pada kebanyakan sel, hilangnya pRB dapat dikompensasi dengan mengekspresikan
faktor protein lainnya. Akan tetapi, khusus pada prekursor sel kerucut retina, mekanisme
kompensasi cukup minim, sehingga mitosis sel menyebabkan kanker (Permono et al.,
2006).
E. Manifestasi Klinis
1. Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan.
2. Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris
yang tidak normal.
3. Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam bilik mata
depan, uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis.
4. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata.
5. Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat.
6. Tajam penglihatan sangat menurun.
7. Nyeri
8. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan
kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di
atasnya.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. USG orbita
USG orbita biasanya digunakan untuk menentukan ukuran tumor. USG
orbita dapat juga mendeteksi kalsifikasi diantara tumor dan berguna untuk
menyingkirkan diagnose Coat’s disease.
2. CT-scan dan MRI
CT-scan dan MRI orbita dan kepala, sangat berguna untuk mengevaluasi
seluruh komponen mata, dan keterlibatan SSP. CT-scan dapat mendeteksi
klasifikasi sedangkan MRI tidak bisa. MRI lebih berguna dalam evaluasi nervus.
optikus, deteksi Rb trilateral dan Rb ekstraokular.
3. Aspirasi dan biopsi sumsum tulang
Aspirasi dan biopsi serta lumbal fungsi sangat disarankan untuk
pemeriksaan sitologi apabila ada penyebaran ekstraokuler
G. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Enukleasi adalah terapi yang paling sederhana dan aman untuk
retinoblastoma. Pemasangan bola mata palsu dilakukan beberapa minggu setelha
prosedur ini, untuk meminimalkan efek kosmetik. Bagaimanapun, apabila enukleasi
dilakukan pada dua tahun pertama kehidupan, asimetri wajah akan terjadi karena
hambatan pertumbuhan orbita. Bagaimanapun, jika mata kontralateral juga terlibat
cukup parah, pendekatan konservatif mungkin bisa diambil. Enukleasi dianjurkan
apabila terjadi glaukoma, invasi ke rongga naterior, atau terjadi rubeosis iridis, dan
apabila terapi local tidak dapat dievaluasi karena katarak atau gagal untuk mengikuti
pasien secara lengkap atau teratur. Enuklasi dapat ditunda atau ditangguhkan pada
saat diagnosis tumor sudah menyebar ke ekstraokular. Massa orbita harus dihindari.
Pembedahan intraocular seperti vitrektomi, adalah kontraindikasi pada pasien
retinoblastoma, karena akan menaikkan relaps orbita.
2. External beam radiotherapy (EBRT)
Retinoblastroma merupakan tumor yang radiosensitif dan radioterapi
merupakan terapi efektif lokal untuk khasus ini. EBRT mengunakan eksalator linjar
dengan dosis 40-45 Gy dengan pemecahan konvensional yang meliputi seluruh
retina. Pada bayi mudah harus dibawah anestesi dan imobilisasi selama prosedur ini,
dan harus ada kerjasama yang erat antara dokter ahli mata dan dokter radioterapi
untuk memubuat perencanan. Keberhasilan EBRT tidak hanya ukuran tumor, tetapi
tergantung teknik dan lokasi. Gambaran regresi setelah radiasi akan terlihat dengan
variasi. Sebagian besar penelitian didasarkan pada gambaran factor risiko secara
histopatologi.
Penentuan stadium secara histopatologi setelah enukleasi sangat penting untuk
menentukan risiko relaps. Banyak peneliti memberikan kemoterapi adjuvant untuk
pasien-pasien retinoblastoma intraokular dan memiliki faktor risiko potensial seperti
nervus optikus yang pendek (< 5 mm), tumor undifferentiated, atau invasi ke nervus
optikus prelaminar. Kemoterapi ingtratekal dan radiasi intracranial untuk mencegah
penyebaran ke otak tidak dianjurkan.
Apabila penyakitnya sudah menyebar ke ekstraokuler, kemoterapi awal
dianjurkan. Obat yang digunakan adalah carboplatin, cis;platin, etoposid, teniposid,
sikofosfamid, ifosfamid, vinkristin, adriamisin, dan akhir-akhir ini adalah
dikombinasi dengan idarubisin. Meskipun laporan terakhir menemukan bahwa invasi
keluar orbita dan limfonodi preauricular dihubungkan dengan keluaran yang buruk,
sebagian besar pasien ini akan mencapai harapan hidup yang panjang dengan
pendekatan kombinasi kemoterapi, pembedahan, dan radiasi. Meskipun remisi bisa
dicapai oleh pasien dengan metastasis, biasanya mempunyai kehidupan pendek. Hal
ini biasanya dikaitkan dengan ekspresi yang belebihan p 170 glikoprotein pada
retinoblastoma, yang dihubungkan dengan multidrug resistance terhadap kemoterapi.
H. Komplikasi
Komplikasi retinoblastoma antara lain rubeosis iridis dengan glaucoma,
dislokasi lensa ke anterior, uveitis, endooftalmitis, dan pseudoinflamasi. Gejala-
gejala inflamasi ini dapat terjadi akibat pertumbuhan retinoblastoma yang bersifat
endofitik, dan sel-sel tumor lepas ke korpus vitreous dan bilik mata depan serta
menyebabkan inflama
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN RETINOBLASTOMA
I. Pengkajian
I.1. Identitas Data
Nama : An. A
No RM : 198765510976
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tpt/tgl. Lahir : 08 April 2016
BB/PB : 14kg/96,9 cm
Anak Ke : 2 (dua)
Pendidikan : Belum Sekolah
Dx. Medis : Retino Blastoma
Data Fokus
Dari keterangan keluarga di temukan data bahwa nenek dari pasien pernah
menderita kanker servix.
- Genogram
= Laki-Laki
= Penyakit servixs
mengindikasi
perdarahan
10-04-
2020 < 4,0-5,5 juta sel 4,0-5,5 juta sel darah
3. Aspirasi
dan biopsi darah merah per merah per microliter
sumsum
microliter darah darah
tulang
b. Diagnostil lainnya
An A mengalami Retino Blastoma dengan ukuran tumor 4,4 diameter dan
nyeri pada skala 3
I.11. Terapi
Nama Terapi Dosis Keterangan
1. Pembedahan
(Sesuai anjuran dokter) Pemasangan
bola mata palsu
dilakukan
beberapa
minggu setelha
prosedur
Digunakan
untuk tumor
3. Radioterapi plaque yang ukurannya
kecil sampai
sedang yang
tidak setuju
dengan kryo
atau
60 Co, 106 Ro, 125 I
fotokoagulasi,
pada kasus yang
residif setelah
EBRT.
Di gunakan
untuk
mengobati
tumor kecil
(kurang dari 5
mm) dan dapat
diambil. Cara
ini sudah secara
luas digunakan
dan dapat
diulang
beberapa kali
sampai kontrol
lokal terapi
4. Kryo atau fotokoagulasi
(Sesuai indikasi)
N Rencana Keperawatan
o Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi rasionalisasi
I. Catatan Perkembangan
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
1
…………………………………………………………
2
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Retinoblastoma merupakan tumor ganas intraokular yang
ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia dibawah lima tahun.
Tumor berasal dari jaringan retino embrional Retinoblastoma adalah
salah satu penyakit kanker primer pada mata yang paling sering
dijumpai pada bayi dan anak. Penyakit ini tidak hanya dapat
mengakibatkan kebutaan, melainkan juga kematian.
Pasien dengan retinoblastoma harus diberikan perawatan secara
intensif dan perlunya pengetahuan dari pihak keluarga agar penyakit
tersebut tidak mengalami komplikasi. Dan kita sebagai perawat harus
mampu memberikan edukasi tentang gejala dini retinoblastoma agar
dapat segera diobati.
B. Saran
3
Diharapkan dengan adanya Asuhan Keperawatan Retinoblastoma
ini semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca
khususnya mahasiswa keperawatan. Semoga dengan dibuatnya tugas ini
dapat dijadikan sumber literatur yang layak digunakan untuk mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA