Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Katarak merupakan kekeruhan yang timbul pada lensa yang dapat menyebabkan
kebutaan. Pada tahun 1997, WHO memperkirakan terdapat 38 juta orang buta di dunia
dan setengahnya disebabkan oleh katarak. Katarak yang berhubungan dengan usia
menyebabkan kira-kira 48% kebutaan didunia, yaitu sekitar 18 juta orang.

Sekitar 85% dari penderita katarak adalah orang lanjut usia (Fakultas &
Universitas 2013).  Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi
akibat kedua-duanya (Ilyas, 2009). Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya
yang melewati lensa sehingga pandangan dapat menjadi kabur hingga hilang sama sekali.
Penyebab utama katarak adalah usia, tetapi banyak hal lain yang dapat terlibat seperti
trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok dan herediter (Vaughan &
Asbury, 2007). Berdasarkan studi potong lintang prevalensi katarak pada usia 65 tahun
adalah 50% dan prevalensi ini meningkat hingga 70% pada usia lebih dari 75 tahun
(Vaughan & Asbury, 2007). Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena
katarak dapat mengakibatkan kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002 katarak
merupakan penyebab kebutaan yang paling utama di dunia sebesar 48% dari seluruh
kebutaan di dunia. Setidaknya terdapat delapan belas juta orang di dunia menderita
kebutaan akibat katarak. Di Indonesia sendiri berdasarkan hasil survey kesehatan indera
1993-1996, katarak juga penyebab kebutaan paling utama yaitu sebesar 52%. Katarak
memang dianggap sebagai penyakit yang lumrah pada lansia.

Akan tetapi, ada banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak.
Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang berlebihan terutama
pada negara tropis, paparan dengan radikal bebas, merokok, defesiensi vitamin (A, C, E,
niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat
kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, genetik dan
myopia. Beberapa faktor-faktor resiko ini tentunya ada yang dapat dihindari masyarakat
untuk mencegah percepatan terjadinya katarak, misalnya merokok.(Utara 2009)
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI


1. Struktur Mata Eksternal
a. Alis Mata
Alis mata pada sebagian besar mamalia berupa bagian yang sedikit menonjol
sedikit diatas kedua belah kelopak mata dan mempunyai sedikit rambut halus. Alis
mata berfungsi sebagai pelindung mata yang peka dari tetesan keringat yang jatuh dari
bagian dahi,air hujan,atau sinar matahari yang berlebihan
b. Kelenjar Air Mata
Kelenjar air mata atau kelenjar lakrimalis adalah kelenjar dimata yang
mengeluarkan air mata. Kelenjar lakrimalis terletak pada bagian lateral atas mata yang
disebut dengan fossa lakrimalis. Dari sini,air mata akan mengalir ke duktus
nasolakrimalis dan bermuara pada meatus nasal bagian inferior.
c. Kelopak Mata
Kelopak mata adalah lipatan kulit yang lunak yang menutupi dan melindungi
mata.
d. Bulu Mata
Bulu mata atau rambut mata adalah bagian dari kelopak mata yang berupa helaian
rambut-rambut. Rambut-rambut ini berfungsi untuk melindungi supaya debu,keringat
atau air yang menetes dari dahi tidak masuk ke mata. Rambut mata merupakan rambut
yang sangat lembut.

2. Struktur Mata Internal


a. Retina
Lapisan saraf pada mata yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut,yaitu sel-sel
saraf batang dan kerucut. Lapisan paling dalam bola mata yang peka terhadap cahaya.
Retina berbentuk membran tipis yang terdiri dari 3 lapisan. Dibagian tengah retina
terdapat bintik-bintik kuning yang sangat peka terhadap cahaya. Pada bintik kuning
terdapat jutaan sel berupa sel kerucut dan sel batang yang sangat peka terhadap
cahaya. Sel-sel inilah yang mengirim sinyal-sinyal kesaraf mata menuju ke otak. Otak
menerjemahkan sinyal-sinyal itu sehingga kita melihat benda tegak (tidak terbalik
seperti yang ditangkap oleh retina).
b. Skelera
Skelera adalah bagian mata yang merupakan lapisan paling luar dari bola mata.
Sclera berwarna putih dan bersifat keras karena memiliki banyak serat keras dari
jaringan ikat. Skelera berfungsi untuk melindungi dan membungkus bola mata sebagai
dindingnya. Skelera membentuk putih mata dan tersambung pada bagian depan
dengan sebuah jendela membran yang bening yaitu kornea.
c. Koroid
Koroid adalah bagian mata yang terdiri atas banyak pembuluh darah dan
merupakan lapisan tengah mata yang terletak diantara sclera dan retina. Koroid
berfungsi untuk memberikan nutrisi dan oksigen kepada bagian lain,terutama untuk
retina. Pembuluh darah pada koroid sangat berperan dalam menjalankan fungsinya.
Biasanya koroid berwarna coklat kehitaman atau hitam. Koroid berwarna gelap agar
cahaya yang masuk tidak dipantulkan bagian koroid yang terputus akan membentuk
iris.
d. Iris
Bagian mata yang memiliki pigmen warna untuk memberikan warna pada mata.
Iris terletak pada bagian depan bola mata,karena berperan dalam pemberian warna
pada mata. Iris sering disebut dengan selaput pelangi,iris juga berfungsi untuk
mengatur pembesaran dan pengecilan pupil sesuai dengan intesitas cahaya yang masuk
oleh karena itu iris dapat mengkerut dan dapat pula mengembang.
e. Lensa
Lensa merupakan benda asing bening yang dibatasi oleh dua buah bidang
lengkung. Dua bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris maupun
bola. Lensa silindris bersifat memusatkan cahaya dari sumber titik yang jauh pada
suatu garis,sedangkan lensa yang berbentuk bola yang melengkung kesegala arah
memusatkan cahaya dari sumber yang jauh pada suatu titi.

f. Pupil
Bagian mata yang merupakan celah berbentuk lingkaran yang terletak ditengah
iris. Pupil berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk kemata,pupil akan
melebar apabila jumlah cahaya yang masuk sedikit (dalam keadaan gelap) agar cahaya
yang masuk dapat maksimal. Pupil akan mengecil apabila jumlah cahaya yang masuk
banyak (dalam keadaan terang) agar cahaya tidak berlebihan.
g. Kornea
Merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sclera yang
putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri atas beberapa lapisan. Lapisan tepi
adalah epithelium berlapis yang tersambung dengan konjungtiva.
h. Aqueous Humor
Cairan yang terdapat pada ruang mata diantara lensa mata dan kornea. Aqueous
humor merupakan cairan dengan konsentrasi menyerupai plasma namun memiliki
konsentrasi protein yang lebih rendah. Cairan ini berasal dari badan siliaris dan diserap
kembali kedalam aliran darah pada sudut iris dan kornea melalui vena halus yang
dikenal sebagai saluran.
i. Vitreous Humor
Cairan seperti lender yang terdapat pada ruangan mata diantara lensa mata dan
retina. Vitreous humor merupakan cairan bening,transaparan,tidak memilki pembuluh
darah dan sebagian besar konsentrasinya merupakan air dan sangat sedikit zat padat.
Vitreous humor berfungsi untuk mempertahankan dan menjaga bentuk bulat bola
mata.
j. Bintik Kuning
Untuk tempat berkumpulnya sel-sel kerucut dan batang yang disini berguna untuk
menangkap bayangan.,sel kerucut berfungsi melihat saat keadaan terang yang
membutuhkan protein iodopsin dan saat gelap sel batang memerlukan protein
rhodopsin dan vitamin A.
k. Bintik Buta
Tempat masuk dan membeloknya berkas saraf yang tidak mempunyai ujung-
ujung saraf penglihatan sehingga tidak peka terhadap cahaya.
B. KONSEP DASAR PENYAKIT KATARAK
1. Definisi
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening
menjadi keruh (Sidarta,2006). Katarak adalah kelainan mata yang terutama terjadi pada
orang tua. Katarak adalah suatu daerah berkabut atau keruh didalam lensa. Pada stadium
dini pembentukan katarak,protein dalam serabut-serabut lensa dibawah kapsul mengalami
denaturasi. Lebih lanjut,protein tadi berkoagulasi membentuk daerah keruh mengganti
serabut-serabut protein lensa yang dalam keadaan normal seharusnya transparan (Guyton
and Hall,2008)
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi
akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital). Dapat
disimpulkan bahwa katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan
dilalui cahaya keretina,yang dapat disebabkan oleh berbagai hal sehingga terjadi
kerusakan penglihatan.

2. Etiologi Katarak
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Usia rata-rata terjadi katarak
adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi,katarak dapat pula terjadi pada bayi
karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.
Penyebab katarak lainnya yaitu :
a) Gangguan metabolisme seperti DM (Diabetes Melitus)
b) Efek racun dari rokok
c) Alcohol
d) Gizi kurang vitamin E
e) Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
f) Radang menahun didalam bola mata
g) Trauma atau cedera pada mata
h) Operasi pada mata sebelumnya Penggunaan obat tertentu,khusunya steroid
3. Manifestasi Klinis
a) Persepsi bahwa lingkungan lebih redup (seakan-akan kacamata yang perlu
dibersihkan)
b) Penyebaran cahaya : penurunan sensitivitas kontras,sensitivitas terhadap cahaya
silau,dan penurunan aktivitas visual
c) Nyeri,pandangan kabur
d) Efek lain mencakup pergeseran miopik kembali memiliki kemampuan untuk
melakukan pekerjaan dalam jarak dekat
4. Anatomi Mata Dengan Katarak
Cahaya yang jatuh ke mata menimbulkan bayangan yang difokuskan pada retina.
Bayangan itu akan menembus dan diubah oleh kornea,lensa badan aqueus dan vitreus.
Lensa membiaskan cahaya dan memfokuskan bayangan pada retina,bersatu menangkap
sebuah titik bayangan yang difokuskan. Gangguan lensa adalah
kekeruhan,distorsi,dislokasi,dan anomaly geometric. Pasien yang mengalami gangguan-
gangguan tersebut mengalami kekaburan penglihatan tanpa rasa nyeri.
5. Patofisiologi Katarak
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat
nucleus,diperifer ada korteks dan mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan
posterior. Dengan bertambahnya usia,nucleus mengalami perubahan warna menjadi
coklat kekuningan disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan
posterior nucleus,opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling
bermakna,Nampak seperti Kristal salju pada jendela. Lensa berisi 65 % air , 35%
protein,dan mineral. Katarak merupakan kondisi penurunan ambulan oksigen,penurunan
air mata,peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya protein yang dapat larut
menjadi tidak larut,pada proses penuaan lensa secara bertahap kehilangan air dan
mengalami peningkatan dalam usuran dan densitasnya. Peningkatan densitas diakibatkan
oleh kompresi cebtral serat lensa yang lebih tua. Teori lain mengatakan bahwa suatu
enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan
menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang
menderita katarak.
Katarak biasanya terjadi bilateral,namun memilki kecepatan yang berbeda. Dapat
disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemik,seperti diabetes. Namun kebanyakan
merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Selain itu berbagai penyebab
katar gangguan metabak diatas menyebabkan metabolism pada lensa mata. Gangguan
metabolisme ini,menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada didalam
lensa yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang
diberbagai bagian lensa atau kapsulnya pada gangguan ini sinar yang masuk melalui
kornea dihalangi oleh lensa yang keruh atau buram. Kondisi ini mengaburkan bayangan
yang berkabut,pada katarak yang tidak diterapi lensa mata menjadi putih susu,kemudian
berubah kuning,bahkan menjadi coklat atau hitam dan klien mengalami kesulitan dalam
membedakan warna. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik ketika seseorang
memasuki decade ketujuh.
Katarak dapat bersifat kongential dan harus diidentifikasi awal,karena bila tidak
terdiagnosa dapat menyebabkan amblyopia dan kehilangan penglihatan permanen. Factor
yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet
B,obat-obatan,alcohol,merokok,diabetes,dan asupan vitamin antioksidan yang kurang
dalam jangka waktu lama (Wijaya dan Putri,2013)
6. WOC KATARAK

PERTAMBAHAN USIA,TRAUMA,ZAT-ZAT RADIKAL BEBAS (ROKOK),KORTIKOSTEROID,TRAUMA

PERUBAHAN FISIK PADA LENSA

KEPADATAN LENSA HILANG

KETIDAKSEIMBANGAN PENYERAPAN PROTEIN


DILENSA

KOAGULASI TERPUTUSNYA PROTEIN LENSA

KEKERUHAN INFLUX AIR KEDALAMAN

MENGHAMBAT JALAN CAHAYA KE RETINA MEMATAHKAN SERABUT LENSA

MENGABUTKAN PANDANGAN MENGGANGGU TRANSISI SINAR

PENURUNAN TAJAM
PENGLIHATAN

GANGGUAN PENERIMAAN SENSORI PENGLIHATAN

Gangguan
Resiko jatuh
persepsi Defisit
sensori perawatan diri
7. Klasifikasi Katarak
a) Katarak Kongenital
Sejak sebelum berumur 1 tahun sudah terlihat disebabkan oleh infeksi virus yang
dialami ibu pada saat usia kehamilan masih dini. Katarak kongenital adalah katarak
yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1
tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti
terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.
b) Katarak Juvenile
Katarak juvenile biasanya merupakan kelanjutan dari katarak kongenital.
Kekeruhan lensa terjadi pada saat perkembangan serat-serat lensa sehingga
konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft carahast. Katarak biasanya
merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolic dan penyakit lainnya
terbentuk pada usia diatas 1 tahun
c) Katarak Senile
Katarak senile adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,yaitu
usia diatas 50 tahun. Pada katarak senile akan terjadi degenerasi lensa secara berangsur-
angsur hingga hanya proyeksi sinar. Katarak senil merupakan katarak yang terjadi
akibat terjadinya degenerasi serat lensa karena proses penuaan.
d) Katarak komplikata
Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa
faktor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa. Katarak
komplikata dapat terjadi akibat iridosiklitis, miopia tinggi, abalasi retina dan glaukoma.
Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sistemik yang akan mengenai kedua
mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu mata.

8. Komplikasi
a. Ansietas
Beberapa pasien dapat mengalami kecemasan (ansietas) akibat ketakutan akan
operasi. Agen anxiolytic seperti diazepam 2-5 mg dapat memperbaiki keadaan.
b. Nausea dan gastritis
Akibat efek obat preoperasi seperti asetazolamid atau gliserol. Kasus ini dapat
ditangani dengan pemberian antasida oral untuk mengurangi gejala.
c. Konjungtivitis iritatif atau alergi
Disebabkan oleh tetes antibiotic topical preoperative,ditangani dengan penundaan
operasi selama 2 hari.
d. Abrasi kornea
Akibat cedera saat pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan tonometer
schiotz. Penanganannya berupa pemberian salep antibiotic selama satu hari dan
diperlukan penundaan operasi selama 2 hari.

9. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,lensa, akueus atau vitreus
humor, kesalahan refraksi,  atau penyakit sistem saraf atau penglihatan ke retina atau
jalan optik.
b. Lapang penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, massa tumor pada
hipofisis/ otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
c. Pengukuran tonografi : mengkaji intraorkuler (TIO) (NORMAL 12-25 mm Hg).
Pengukuran gonioskopi : membantu membedakan sudut terbuka atau sudut tertutup
glaukoma.
d. Test provokatif : digunakan dalam menentukan adanya/tipe glaukoma bila TIO normal
atau hanya meningkat ringan.
e. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atropi lepeng
optik, papiledema, pendarahan retina,dan mikroaneurisme. Dilatasi dan pemeriksaan
belahan-lampu memastikan diagnosa katarak.
f. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukan anemia sistemik/ infeksi.
EKG, kolestrol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk memastikan
arterosklerosis, PAK.
g. Test toleransi glaukosa/ FBS : menentukan adanya/kontrol diabetes
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Biodata
Identitas klien yang meliputi : Nama,jenis kelamin,agama,umur,suku bangsa,status
perkawinan,pekerjaan,pendidikan,alamat
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien dengan penyakit katarak biasanya terjadi penurunan ketajaman
penglihatan,kedua matanya terasa kabur,melihat benda tidak jelas dan berbayang-
bayang
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu pasien diambil untuk menemukan masalah
primer pasien,seperti:kesulitan membaca,pandangan kabur,pandangan ganda,atau
hilangnya daerah penglihatan soliter.
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah pasien
mengalami kesulitan melihat pada jarak dekat atau jauh,apakah ada keluhan
dalam membaca atau menonton televise,apakah ia menggunakan kacamata atau
lensa kontak. Klien biasanya juga mengatakan matanya terasa panas dan nyeri
setelah dilakukan operasi,dan mengatakan matanya berair dan mengeluarkan
kotoran.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada keluarga yang mengalami riwayat kesehatan seperti yang
dialami oleh pasien sekarang.

c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Biasanya keadaan umum klien lansia yang mengalami gangguan penglihatan
seperti ini biasanya lemah
2. Kesadaran
Kesadaran klien biasanya composmentis
3. Tanda-Tanda Vital
 Suhu normal atau meningkat (>37 ° C)
 Nadi dalam batas normal (60-90 x/menit)
 Tekanan darah normal atau meningkat
 Pernapasan biasanya mengalami normal atau meningkat
4. Pemeriksaan fisik / review of system (ROS)
 Sistem Pernafasan
Dapat ditemukan peningkatan frekuensi nafas atau masi dalam batas normal
 System Sirkulasi
Frekuensi nadi normal kadang meningkat,akral dingin,kulit hangat
 System persarafan
Keadaan composmentis,kehilangan sensasi,terlihat adanya kelemahan/hilang
fungsi
 System perkemihan
Tidak ada perubahan pola berkemih,seperti inkontinensia urin,dysuria,distensi
kandung kemih,warna dan bau urin yang khas.
 System pencernaan
Tidak ada konstipasi,konsistensi feses lunak,frekuensi eliminasi
normal,auskultasi bising usus normal,tidak ada anoreksia,tidak adanya
distensi abdomen dan nyeri tekan abdomen
 System Muskuloskletal
Tidak terdapat adanya nyeri berat tiba-tiba/mungkin terlokalisir pada area
jaringan tertentu,dan dapat berkurang pada daerah imobilisasi,kontraktur
atrofi otot,laserasi kulit dan perubahan warna
 System Penglihatan
Terganggu karena adanya kekeruhan lensa pada mata sebelah kanan atau kiri
sehingga tidak bisa melihat dengan baik
d. Pola Kebiasaan
 Pola Aktivitas dan Latihan
Bagaimana kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas atau perawatan diri
dengan skor :
0 = mandiri
1= dibantu
2= perlu bantuan orang lain
3= perlu bantuan orang lain dan alat
4= tergantung/tidak mmapu
 Pola Istirahat Tidur
Berapa lama waktu tidur pasien,apakah ada kesulitan tidur seperti insomnia,apakah
pasien saat tidur sering terbangun atau ada masalah lain.
 Pola Nutrisi
Adakah diet khusus yang dijalani pasien,jika ada anjurkan diet apa yang telah
diberikan. Kaji nafsu makan pasien ada perubahan atau tidaak sebelum dan setelah
sakit,adakah keluhan mual dan muntah,adakah penurunan berat badan yang drastic
3 bulan terakhir.
 Pola Aktivitas dan Istirahat
Adanya perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan klien
 Pola Eliminasi
Pada pasien katarak tidak ada gangguan pada pola eliminasi
 Pola Peran Dan Hubungan
Status perkawinan pasien,pekerjaan,kualitas bekerja,orang terdekat pasien,system
pendukung dalam menghadapi masalah dan bagaimana dukungan keluarga selama
pasien dirawat
 Pola Nilai dan Kepercayaan
Apa agama pasien sebagai pendukung untuk lebih mendekatkan diri kepada tuhan
atas sakit yang diderita
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan persepsi berhubungan dengan kelainan penglihatan
b. Resiko Jatuh berhubungan dengan keterbatasan penglihatan
c. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan gangguan penglihatan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Katarak merupakan kelainan lensa mata yang keruh di dalam bola mata. Faktor-faktor
penyebab katarak antara lain: umur, jenis kelamin, lingkungan, status sosial, nutrisi, pola
hidup. Stadium katarak dibagi menjadi 4 antara lain: Katarak Insipien, Imatur, Matur,
Hipermatur.
Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula darah selalu
normal pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan mata,
mengonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan degeneratif pada mata dan
antioksidan seperti buah-buahan banyak yang mengandung vitamin C, minyak sayuran,
sayuran hijau, kacang-kacangan, kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan
makanan dengan kandungan vitamin E, selenium, dan tembaga tinggi.

B. SARAN
Katarak adalah suatu penyakit degeneraf karena bertambahnya faktor usia. Jadi
untuk mencegah terjadinya penyakit katarak ini dapat dilakukan dengan pola hidup yang
sehat seperti tidak mengkonsumsi alcohol dan minum minuman keras yang dapat memicu
timbulnya katarak.dan salalu mengkonsumsi buah-buahan serta sayuran yang lebih
banyak untuk menjaga kesehatan mata
Daftar Pustaka

Arimbi AT.2012 Faktor-faktor yang berhubungan dengan katarak degenerative, Jakarta :


Universitas Indonesia

Brunner and Suddarth,(2013).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta
EGC

Depkes.RI.(2007).Profil Kesehatan.Departemen Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai