Anda di halaman 1dari 18

DRAMA KEADILAN

Peran:
Matt : Tokoh Utama Bryan : Preman dan polisi baik
Nicholas : Nico (Kakak Matt) Jerry : Jaksa
Gitta : Adik Matt Lavinia : Hakim dan reporter
Agatha : Ibu dan pengacara tolol Gary : Romo dan tukang kebun
Kape : Polisi jahat Fidel : Pengacara

SCENE 1
Nico sedang duduk santai sambil merokok. Tiba-tiba, datang seorang preman
Preman: Oi Nico, bayar utang lo.
Nico : Apaan sih? Yaudalah kapan2 aja
Preman: heh gw kasih tau aja utang lu udh hampir 500 juta, kalo lu gak bayar lama-lama
makin numpuk, bos juga udah bete nih.
Nico : iya gw tau secepat nya gw akan bayar ke lu pada 2 kali lipat.
Preman: Besok paling lama. Gaada perpanjangan waktu lagi. Gw tunggu omongan lu Nico
klo lu gak bayar siap-siap aja nyawa lu di tangan gw.
Nico : iye (kesal)

SCENE 2
Nico masuk ke ruangan mamanya untuk meminta uang
Nico : (tok tok)
Ibu : Halo nak. Ada apa? tumben sekali kamu datang kemari
Nico : Begini ma. Aku sudah mulai dikejar-kejar oleh para pemungut utang. Mereka
memberikanku tenggat waktu hingga besok
Ibu : (menghela nafas) Nico, kamu harus belajar untuk menyelesaikan kesalahanmu
sendiri. Mama sudah pernah memberikanmu uang berkali-kali untuk melunasi
utangmu. Jika begini terus, uang mama bisa habis.
Nico : Mama kan kaya. Mama juga pasti sudah menyiapkan warisan untukku kan? Tinggal
kurangi sedikit saja dari warisanku.
Ibu : Memang iya, tetapi sepertinya tidak akan cukup untuk melunasi utangmu yang
sangat besar itu
Nico : Bagaimana bisa begitu? Uang mama kan sangat banyak. Mama adalah pemilik
perusahaan terbesar di negara ini (mulai marah)
Ibu : Uang itu sudah mama persiapkan sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhanmu dan
saudaramu yang lain
Nico : Jangan bilang mama memang memberikan warisan yang kecil untukku!
(Ibu hanya diam)
Nico : Kepada siapa uang warisan itu mama berikan? Biar aku tebak. Itu Matt kan? Mama
pasti sudah berencana untuk mewariskan perusahaan ini kepadanya!
(Ibu hanya diam lagi)
Nico : Saya tidak terima ma, bukannya saya adalah anak pertama? Seharusnya
perusahaan ini diberikan kepada saya. Kenapa mama justru memberikannya kepada
matt? Ini jelas-jelas sangat tidak adil!
Ibu : Bukan begitu nak, mama sudah mengenal setiap watak dan sifat dari kalian.
Memang kamu adalah anak yang baik. Tapi, mama lebih percaya matt untuk
menjalankan perusahaan ini. Ia mampu mengelola dan mengambil keputusan
dengan baik, sedangkan kamu justru lebih sering mengabaikan kepentingan orang
dan mementingkan harta untuk berfoya-foya
Nico : Kenapa mama tidak bisa percaya pada anak mama sendiri? Aku ini masih anak
kandung mama, bahkan anak laki-laki pertama dalam keluarga ini. Saya berhak untuk
mendapatkan warisan yang seharusnya memang jatuh kepadaku. Aku ingin mama
memberikannya kepadaku!
Ibu : Tidak bisa, nak. Bukannya mama tidak mau. Lagi pula mama kan sudah menyiapkan
warisan untukmu
Nico : Tidak Tidak! AKU TIDAK PEDULI! Mama memang tidak pernah peduli padaku! Aku
juga tidak mau tau lagi urusan mama! Lebih baik mama MATI AJA! (Menusukkan
gunting ke badan nya)
Ibu : (Menjerit kesakitan hingga mati)
Nico : Astaga…. Apa yang telah saya lakukan?!?! Mama, ma! Bagaimana ini? (keadaan
panik) Aku harus pergi dari sini (kemudian beranjak pergi sambil membawa
guntingnya ke pintu luar)
(Matt lalu datang mengambil jaketnya)
Matt : Aku harus pergi ke kantor sekarang. Pertemuan dengan perusahaan LT jadi
dimajukan. Oh iya aku harus bilang ke mama dulu
(Matt kemudian masuk ke ruangan mamanya dan melihat jasad mamanya yang telah
tertusuk gunting)
Matt : MAMAA! MAAAAA!!! Ya Tuhan, kenapa bisa seperti ini!? Siapa yang tega menusuk
mama dengan gunting?! MAMA bangun maa
Bennet: Ada apa ini? (masuk ke ruangan karena mendengar suara teriakan) ASTAGA!!
Matt : CEPAT TELEPON POLISI!!

(Suara sirine) (Kemudian polisi membuka pintu dan masuk ke ruangan)


Matt : Pak, tolong pak. Mama saya … (sambil panik)
Kemudian muncul nico dari belakang polisi tersebut.
Nico : Ada apa ini? MAMAA… Matt apa yang telah kamu lakukan? (sambil menangis)
Matt : Apa? Tidak.. ti-
Kape : Diam! Jangan bergerak! Anda sudah melakukan kejahatan pembunuhan terhadap
ibu kandung anda sendiri!
Matt : Ap-apa? Tidak mungkin! Tidak mungkin saya melakukannya! Saya baru saja masuk
dan sudah melihatnya dengan kondisi mengenaskan ini. Saya yakin orang lain yang
sudah melakukannya
Nico : Matt aku ga percaya ternyata kamu setega ini sama mama! (sambil menangis
terisak-isak)
Polisi berjalan ke arah Matt dan memborgolnya
Matt : Pak! Pak! Tapi saya tidak bersalah pak! Bapak tolong dengarkan dulu penjelasan
dari saya. Ini pasti hanya salah paham saja
Kape : Diam! Jangan banyak omong! Pengadilan yang nanti akan membuktikan kata-
katamu ini
Polisi membawa matt sambil melewati nico yang terus menangis
Matt memandang nico
Mat : Kak… tolong aku kak…
Nico hanya diam sambil menatapnya
Kape : Sudah! Ayo cepat jalan!
Kemudian, datanglah seorang reporter yang menayakan nico tentang kejadian ini
Reporter : Bisa saya bertanya tentang seputar peristiwa ini?
Nico : Baik, saya persilahkan
Reporter : Bagaimana kronologi kejadian ini?
Nico : Jadi, saya tadi melihat baru sampai di rumah lalu melihat ada polisi.
Kemudian saya masuk rumah dan melihat adik saya disebelah jasad ibu saya.
Saya tidak tau apa yang terjadi
Reporter : Apakah anda kepikiran bahwa hal ini akan terjadi?
Nico : Tidak, saya bahkan tidak menduga hal mengerikan ini bakal terjadi.
Reporter : Baik pak, terima kasih atas waktunya dan yang sabar ya pak
Nico : Terima kasih, permisi saya harus pergi ke kantor polisi
Reporter : Baik pak

SCENE 3
Di Kantor Polisi
Bryan : Kenapa anda melakukan hal seperti ini?
Matt : Kan saya sudah bilang pak, saya baru saja melihat dan kebingungan, kenapa malah
saya yang bersalah?
Bryan : Omong kosong! Terus gunting ini apa?! Jangan anda mencoba untuk membohongi
saya!
Matt : Saya tidak berbohong pak! Kenapa bapak tidak percaya dengan saya padahal saya
mengatakan yang sebenarnya.
Bryan : Saya tetap tidak percaya sama pembunuh! (tegas) Sipir!! Bawa pergi dia! Dan
pertemukan saya dengan keluarga!

Akhirnya matt ditarik kemudian ditahan dipenjara. Kemudian nico dan gitta di interogasi.
Bryan : Apakah kalian tau mengenai kejadian ini?
Gitta : Jujur pak, saya juga tidak begitu mengerti kenapa hal ini bisa terjadi? saya aja tau
kejadian ini karena saya melihat dari berita.
Nico : Saya sangat terkejut pak. Saya baru saja pulang rumah
Bryan : Lalu bisakah kalian menjelaskan kronologi kejadiannya?
Nico : Jadi begini pak, saat kejadian saya baru pulang dari rumah. Tiba-tiba Bryan datang
dan masuk. Saya mengikutinya dan melihat ibu saya sudah berlumuran darah
bersama matthew.
Bryan : Apakah kamu melihat matthew menusuknya?
Nico : Tidak pak, saya hanya melihat ia berlumuran darah mama. itu tidak menutup
kemungkinan bahwa ia adalah pelakunya tapi saya tidak tau apa motifnya.
Bryan : Apakah yang kamu katakan ini benar?
Nico : Ini benar apa adanya pak
Bryan : Baiklah kalo begitu. Kalian saya persilahkan pergi.
Gitta : Em.. Pak, apakah boleh kami berbicara dengan kak matthew?
Bryan : (menunjukkan muka tidak senang) Baiklah, tapi sebentar saja ya
Gitta : makasih pak.
Nico : (menghindar) Duh sori git, kakak tiba2 ada urusan. Kamu sendiri aja gapapa ya?
Gitta : Oke kak.
(Gitta pun menemui Matthew)
Matt : (terkejut melihat Gitta)
Gitta : Halo kak..
Matt : K-kamu.. Ngapain kesini?
Gitta : (Diam sejenak) Kak.. kakak gak beneran bunuh mama kan?
Matt : Kamu percaya sama kakak?
Gitta : (mengangguk)
Matt : Git.. yang kakak punya cuma mama dan kalian. Mana mungkin kakak tega
membunuh mama seperti itu.
Gitta : T-tapi kenapa kakak yang dituduh? (mulai menangis)
Matt : Kakak juga tidak tahu, mungkin ada yang sengaja menjebak kakak.
Gitta : Terus kakak mau gimana?
Matt : Gapapa dek, gausah pikirin kakak. Kamu kuliah aja yang bener, oke?
Gitta : Oke..

SCENE 4
Gitta pun pulang. Namun, hatinya tak tenang mengingat kakak yang disayanginya
mendekam di penjara. Gitta pun mencoba mendiskusikannya dengan Nico.
Gitta : Kak Nico.. Kak Matt gimana ya? (ragu-ragu)
Nico : Ya dipenjara lah!! Dia udah bunuh mama Git! Gausah pikirin anak durhaka itu!
Gitta : Tapi… Aku tau kak Matthew pasti tidak bersalah. Kak Matthew sangat baik, dia tidak
mungkin berbuat seperti itu.
Nico : (menghela nafas) Jadi kamu mau gimana Git?
Gitta : Emm.. Gimana kalo kita bantuin kak Matt? Aku tau pasti ada orang lain yang
ngelakuin ini. Kak matt ga mungkin setega itu sama mama.
Nico : (mencari akal) Oke. Kebetulan kakak kenal pengacara yang mungkin bisa selamatin
Matthew.
Gitta : Masa iya kak? Yang bener nih?
Nico : iya dek, katanya ia handal dalam mengatasi masalah seperti ini
Gitta : Oke deh kalo gitu kak, semoga kita dapat membebaskan kak matt dan menemukan
pembunuh sebenarnya.
Nico : Semoga deh, kita berdoa saja

SCENE 5
Setelah mendapat pengacara, Gitta pun segera menemui Matt bersama pengacara
tersebut.
Gitta : Kak, aku sudah menemukan seorang pengacara. Katanya dia sudah sangat
berpengalaman, pengacara yang handal. Mungkin dia bisa membantu kakak keluar
dari sini
Matt : Benarkah?
Gitta : Iya, aku sudah membawanya ke sini. Sebentar…
(Kemudian Gitta membawa Cella masuk)
Cella : Selamat siang, saya cella. Saya pengacara yang akan menangani kasus anda. Jangan
meragukan saya dalam kasus ini. Saya sudah menangani masalah-masalah berat
seperti ini selama 35 tahun.
Matt : Benarkah? Apakah anda benar-benar bisa membantu saya?
Gitta : Tenang, Kakak bisa mempercayainya. Silahkan kalian berbicara terlebih dahulu. Aku
akan menunggu di luar
Cella : Jadi apa masalah yang kamu hadapi sekarang?
Matt : Begini, aku dituduh kalau aku sudah membunuh mamaku. Padahal saat aku masuk
ke ruangannya, dia sudah tergeletak di lantai dan berceceran darah. Aku tidak tahu
siapa yang melakukan itu
Cella : Jadi kamu yang masuk pertama kali ke sana?
Matt : Iya…
Cella : Eh… Tunggu dulu, kenapa dia bisa berceceran darah?
Matt : Aku juga tidak tahu… tapi ada yang menaruh gunting di dalam jasku
Cella : Heh? Apa? Kenapa bisa begitu?
Matt : Aku juga tidak tahu kenapa (Mulai bingung dengan pengacara ini)
Cella : Ya sudah kamu kan yang ada di ruangan itu. Berarti kamu yang membunuhnya
Matt : Tidak! Kan aku sudah bilang bukan aku yang membunuhnya!
Cella : Buktinya kan ada gunting di dalam jasmu
Matt : Aku sudah bilang pasti ada yang menaruhnya di sana
Cella : Tidak! Buat apa ada orang lain yang menaruh gunting di jasmu? Jelas-jelas kamu
yang membunuhnya! AKu yakin kamu yang sudah melakukan hal itu!
Matt : Bukannya kamu adalah pengacaraku? Harusnya kamu membantuku
Cella : Yah pokoknya menurutku begitu. Kan kamu yang butuh aku. Ini bukan
kepentinganku!
Matt : Ya sudah kalau tidak mau membantuku!
Cella : Ya memang aku mau pergi! (kemudian meninggalkan Matthew)

(Gitta melihat pengacara tersebut keluar dengan marah bingung dan masuk)
Gitta : Kak.. apa yang terjadi? Pengacara itu terlihat marah saat dia keluar dari ruangan ini
Matt : Dia sama sekali bukan pengacara handal! DIa malah menuduhku melakukan
pembunuhan!
Gitta : Apa? Padahal kak nico yang menyarankannya
Matt : Kak nico? Dia juga membantuku?
Gitta : Iya… semuanya sedang berusaha menunjukkan kalau kakak tidak bersalah
Matt : Tapi tetap saja.. sepertinya akan sia-sia. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan
Gitta : Tenang… aku percaya pasti ada jalan keluar. Aku akan mencoba membantu kakak
(Matthew hanya diam terlihat pasrah)
SCENE 6
Gitta pun mencoba mencari pengacara lain yang dapat membantu Matthew. Tetapi kasus
itu terlalu berat dan tidak ada yang ingin menerimanya. Gitta pun frustasi dan datang ke
gereja untuk berdoa. Lalu ada seorang romo melihat gitta yang sedang berdoa dan
menghampirinya.
Gary : Selamat siang nak, kamu sedang apa disini, ini kan bukan jam ibadah misa.
Gitta : Ohh, gak ada apa-apa romo, saya cuman lagi doa aja
Gary : kamu sedang ada masalah ya nak? Mungkin saya bisa bantu, bisa kamu ceritakan ke
saya?
Gitta : Iya romo, jadi begini ibu saya baru-baru ini meninggal karena dibunuh dan kakak
saya matthew di tuduh sebagai pelakunya. Tapi saya yakin bukan dia pelakunya dan
saat ini dia sedang di tahan oleh polisi dan sebentar lagi akan mengikuti pengadilan.
Gary : bolehkah saya bertemu dengannya?
Gitta : Ohh, tentu saja, romo bisa ikut saya.

SCENE 7
Gitta pun mengantar romo tersebut untuk bertemu dengan matthew di penjara
Gitta : Kak ada seorang romo dari gereja yang ikut sama aku, katanya dia mau ngomong
sama kakak.
Gary : Siang nak. Gitta yang mengantar saya kesini. Saya dengar kamu sedang di tahan
polisi karena sebuah kasus.
Matt : Iya romo, sekarang saya sedang ditahan polisi karena saya di tuduh membunuh ibu
saya sendiri. Saya sudah tidak tau lagi harus berbuat apa.
Gary : Kenapa kamu bisa dituduh membunuh ibu kamu?
Matt : Saya juga tidak tau romo, saat saya pulang kerumah ibu saya sudah meninggal dan
jasadnya tergeletak di lantai dengan berlumuran darah, lalu tiba-tiba ada polisi
datang dan saya langsung dituduh sebagai pelakunya. Sekarang saya harus
bagaimana romo?
Gary : Nak, saya tau mungkin kejadian ini sangat tidak adil buat kamu, tapi kamu harus
ingat satu hal. Meskipun banyak orang mencoba untuk menjatuhkanmu akan ada
selalu ada Tuhan yang akan senantiasa menolong dan melindungimu. Kamu jangan
lupa berdoa malam ini, mintalah pertolongan pada Tuhan.
Matt : Iya romo terimakasih ya.
Gary : Oh iya saya baru ingat saya punya sesuatu buat kamu (memberikan alkitab), ini
buat kamu. Jangan lupa kamu baca malam ini ya
Matt : Terimakasih banyak ya romo.
Gary : sama-sama nak.

(Mereka pun keluar dari penjara)


Gitta : Terimakasih ya romo sudah mau datang jauh-jauh kesini.
Gary : Iya sama-sama nak, kalau kamu butuh bantuan kamu bisa panggil saya kesini. Oh
iya, sebenarnya saya punya kenalan seorang pengacara, mungkin dia bisa membantu
kalian. Apa kamu mau saya kenalkan dengannya?
Gitta : Ohh benarkah? tentu saja romo.
Gary : Baiklah saya akan hubungi dia nanti agar bisa bertemu dengan kalian. Nanti saya
akan beri kabar pada kalian.
Gitta : Baik romo, terimakasih banyak karena sudah banyak membantu kami.
Gary : Iya sama-sama, saya harap kasus ini bisa cepat selesai. Kalau begitu saya pamit
dulu.

SCENE 8
Gitta ketemu Fidel (Pengacara) dan cerita tentang kondisi Matt. Fidel mo bantu matt
Fidel : selamat siang. Saya fidel, pengacara yang diutus oleh romo gary.
Gitta : selamat siang kak, saya gitta. Saya butuh bantuan kakak untuk membebaskan kakak
saya.
Fidel : bisa kamu ceritakan kronologi kasus kakak mu?
Gitta : jadi gini kak, baru-baru ini ibu saya meninggal karena dibunuh. Ketika polisi datang,
kakak saya matt ada di sebelah ibu saya. Lalu polisi menangkap dia dengan tuduhan
pembunuhan. Ternyata gunting yang dipakai untuk membunuh ada di jaket kakak
saya. Tapi saya yakin kak matt ga mungkin berbuat seperti itu.
Fidel : apa yang membuat kamu berpikir demikian?
Gitta : Saya kenal kak matt. Kak matt adalah orang yang baik. Lagipula, kak matt selalu jadi
anak kesayangan mama saya karena ia dapat dipercaya dalam segala hal.
Fidel : bagaimana dengan kakakmu yang satu lagi?
Gitta : kak nico sering pergi malam-malam. Terkadang bahkan tak pulang. Aku tidak tau
apa yang ia lakukan, tapi pernah sekali ada preman datang ke rumah mencari kak
nico.
Fidel : apa pekerjaan kedua kakakmu?
Gitta : kak matt memegang salah satu cabang perusahaan punya mama. Kak nico juga
diberi perusahaan oleh mama. Perusahaan yang dipegang kak matt berkembang
pesat, namun milik kak nico bangkrut.
Fidel : bagaimana dengan mu?
Gitta : saya masih kuliah kak.
Fidel : Bisakah saya bertemu dengan kakak mu?
Gitta : baiklah. Ayo kita pergi

SCENE 9
Fidel ketemu Matt, ngobrol
Gitta : Kak, perkenalkan ini kak Fidel, pengacara yang disarankan romo. Kak fidel, ini
kakakku.
Fidel : Senang bertemu denganmu Matthew. Bagaimana saya bisa membantumu?
Matt : Jadi kak, saya dituduh atas pembunuhan ibu saya, padahal saya tidak
melakukannya.
Fidel : Bisa jelaskan kronologinya?
Matt : Saya saat itu hendak pergi meeting, ingin pamit dulu dengan ibu. Namun saat saya
masuk, saya sudah melihat ibu terkapar di tanah. Saya panik dan langsung
menghampiri ibu. Tak lama, pak bennet yang merupakan tukang kebun saya masuk
dan menelpon polisi.
Fidel : Apakah ada orang lain yang disitu selain kalian?
Matt : Tidak ada setau saya, sampai saat polisi datang, kak Nico muncul bersama polisi dan
menuduhku membunuh ibu.
Fidel : Hmm.. Itu aneh. Lalu, dimana buktinya?
Matt : Saya tak tau. Saat aku menemukan ibu, buktinya sudah tidak ada disitu. Tetapi saat
saya ditahan, polisi mengatakan bahwa buktinya ada di saku jaketku.
Fidel : hmm baiklah saya akan membantu kalian
Gitta : kakak yakin ingin membantu kami? Besok sudah hari persidangan hukuman kak
matt.
Fidel : saya yakin pasti ada kesalahpahaman. Saya tidak akan membiarkan pelakunya
bebas
Gitta Matt: terimakasih banyak kak
Fidel : berterimakasihlah setelah masalah ini selesai. Saya akan mencari tahu lebih banyak.
Sementara itu, kamu tetap berdoa dan jangan putus asa ya
Matt : Iya kak, terima kasih.

SCENE 10
Fidel nyari bukti, ngomong ama polisi baik, trs dibilang bukti dirusak
Fidel : selamat siang pak.
Bryan : siang bu, ada yang bisa saya bantu?
Fidel : jadi begini pak, saya Fidelia pengacara dari saudara Matt. Saya ingin mencari bukti
tentang kasus pembunuhan yang menjerat saudara matt.
Bryan : Oh, kasus pembunuhan ibu kandung itu?
Fidel : Ya, bagaimana bapak bisa tahu?
Bryan : Kebetulan saya yang mengintrogasi tersangka. Saya tak habis pikir mengapa anak
sepertinya ingin membunuh ibunya.
Fidel : (heran) Kenapa bapak sangat yakin dia yang membunuhnya?
Bryan : Yah.. Rekan saya sih yang mengatakan begitu. Bukti yang ditemukan juga sangat
mendukung.
Fidel : Kalau begitu bolehkah saya mengecek buktinya?
Bryan : Oke bu. (search di computer bentar) Duh, mohon maaf bu, bukti yang ibu minta
telah rusak.
Fidel : bagaimana bisa pak?
Bryan : Saya juga bingung, tampaknya ada seseorang yang merusak bukti itu bu. Sekali lagi
saya minta maaf sedalam-dalam nya.
Fidel : Kalau begitu, boleh saya tahu siapa polisi yang sedang bertugas saat kejadian?
Bryan : Namanya Kevin Philip bu
Fidel : baik, terima kasih pak.
Bryan : ya sama-sama
SCENE 11
Matt pun dibawa ke pengadilan
Kape : Hei kamu! Cepat ikut saya ke pengadilan! (sambil menyeret matt keluar) (matt
sambil bawa alkitab)
Sesampainya di pengadilan
Orang lain : Lihat apa yang dibawanya (sambil menunjuk ke alkitab)
Orang lain 2 : Dasar agama aneh!
Orang lain 3 : Mana ada agama yang mau membunuh orang tuanya sendiri!
(matt sambil berjalan melewati mereka dan duduk di kursi)
Hakim : Silahkan matthew sebagai terdakwa maju untuk memberikan kesaksian
Matt : (maju ke depan)
Hakim : Silahkan jaksa memberikan pertanyaan
Jaksa : Matthew Jackson. Anda adalah orang pertama yang menemukan ibumu. Apakah itu
benar?
Matt : Iya benar
Jaksa : Benarkah jika terdapat gunting di dalam jasmu yang diduga digunakan untuk
membunuh ibumu?
Matt : Iya memang benar. Tapi bukan say--
Jaksa : Menurut bukti, sidik jari anda ditemukan di tubuh ibu anda
Matt : itu karena saya berusaha menolong ibu saya
Jaksa : menurut data yang saya miliki, anda memegang 20% dari perusahaan ibu anda dan
baru-baru ini pengeluaran perusahaan anda sangat besar. Apa yang membuat anda
mengeluarkan uang sebanyak itu?
Matt : uang itu saya keluarkan untuk berinvestasi dan menambah modal perusahaan saya
Jaksa : setelah melakukan transaksi tersebut, bagaimana kondisi keuangan anda? Karena
menurut data yang saya miliki, anda memiliki banyak utang dengan beberapa orang.
Matt : saya tidak ingin meminjam uang ibu saya karena ia sudah berbuat banyak bagi saya.
Maka saya meminjam uang dari teman-teman saya yang turut menaruh saham di
perusahaan saya.
Jaksa : Namun setelah anda membuat utang-utang ini, terjadi kasus pembunuhan
terhadap ibu anda. Ini menjadi motif yang kuat bahwa anda sengaja membunuh ibu
kandung anda untuk mengambil alih seluruh perusahaannya
Matt : Tidak! Saya tidak mung-
Hakim : CUKUP!
Jaksa : demikian hakim saya persembahkan motif pembunuhan ini
Hakim : silahkan pengacara memanggil saksi
Fidel : Nico, benarkah kamu merupakan saksi yang melihat matthew sebagai orang yang
terakhir bersama ibumu?
Nico : Iya benar
Fidel : apa yang membuat anda yakin akan hal itu?
Nico : karena tidak ada orang lain di rumah selain ibu, matt, dan tukang kebun yang
berada diluar rumah.
Fidel : apa ada saksi lain yang bisa membuktikan kesaksian mu?
Nico : pak bennet yang melihat langsung kejadian itu
Fidel : apa yang sedang anda lakukan saat kejadian ini?
Bennet: saya sedang merapikan kebun saat tiba-tiba terdengar suara teriakan. Saya
mencoba mencari sumber suara tersebut dan masuk ke rumah, kemudian melihat
tersangka berlumuran darah. Lalu saya menelpon polisi dan melaporkannya.
Fidel : Apakah anda melihat tersangka memegang gunting?
Bennet: S-Saya tidak tahu. Saya panik melihat nyonya yang terkapar dan langsung menelpon
polisi. Tapi saya yakin mas matthew tidak bersalah. Ia sehari-hari sangat baik, ia tidak
mungkin melakukan hal biadab seperti ini terhadap ibunya sendiri.
Jaksa : (berdiri dan menginterupsi) Siapa yang peduli dengan sikapnya?! Itu bisa jadi
hanyalah topeng untuk menutupi sifat aslinya yang durhaka itu. Lagipula, kita tak
bisa menyangkal bahwa bukti ditemukan di dalam jaket milik tersangka. Itu sudah
menjadi bukti yang cukup kuat untuk memberinya hukuman. Benar kan Bu hakim?
Hakim : Cukup. Matthew Jackson. Atas pembunuhan terhadap ibu kandungmu anda
dinyatakan bersalah dan sebagai hukuman anda dijatuhi hukuman mati
Matt : tidakk, tidak mungkinnnn

SCENE 12
Matt dibawa polisi trs ketemu Jerry. Nanya knp Dia bener yakin Matt salah. Jerry bilang
Tuhan nya beda
Sesudah sidang
Gitta : Bagaimana ini… (sambil menangis)
(Matt digiring polisi lewat)
Matt : Terima kasih kak, sudah berusaha semampunya membantu saya…
(Jaksa lewat)
Matt : Pak jaksa, kenapa kamu menuduhku membunuh....
Jerry : SAYA SANGAT YAKIN KAMU YANG MEMBUNUH MAMA KAMU SENDIRI
Matt : Kenapa kamu sangat yakin saya yang membunuh dia?
Jerry : BUKTI YANG DIBERIKAN KEPADA PENGADILAN SANGATLAH KUAT UNTUK
MEMBUKTIKAN BAHWA KAMU YANG MEMBUNUH IBUMU SENDIRI!
Matt : Tidakkan bisa kau menolong aku?
Jerry : JELAS SAJA TIDAK BISA, MANA BISA PEMBUNUH DIBANTU! AGAMA SAYA TIDAK
PERNAH MENGAJARKAN TENTANG KEKERASAN, APALAGI PEMBUNUHAN!
Matt : Tapi jaksa, agama saya juga begit-
Jerry : TIDAK TIDAK!! AGAMAMU ITU SESAT! TIDAK BERDASAR! AGAMA MANA YANG
MENGAJARKAN PEMBUNUHAN, APALAGI IBUNYA!
Matt : (terdiam sesaat) Bagaimana bapak bisa tau agamaku seperti apa..
Jerry : HANYA ADA SATU TUHAN YANG BENAR!! TUHANMU DAN TUHANKU ITU
BERBEDA!! TUHANMU ADALAH JALAN YANG SALAH KARENA MENGAJARKAN ANAK
UNTUK MEMBUNUH IBUNYA!! SAYA TAK BISA MEMBIARKAN ORANG ALIRAN SESAT
SEPERTIMU HIDUP BEBAS!! (Pergi)
Fidel : Jangan putus asa. Saya telah menemukan banyak kejanggalan di barang bukti.
Ijinkan saya untuk mencari lebih dalam lagi. Saya percaya ini semua bisa diperbaiki.
Sementara itu, saya harap kalian tetap berpegang teguh dalam doa dan
mengharapkan yang terbaik.

SCENE 13
Fidel wawancara kape ngancem buat ekspos Dia tentang korup yg lain karena duit Dia tiba
banyak. Dia dapet duit waktu awal kasus. Akhirnya Dia ngaku Dia di bayar nico buat
jatohin Matt.
Fidel : Selamat siang, benarkah anda Kape?
Kape : Iya saya sendiri. Ada apa ya bu?
Fidel : Jadi begini, berdasarkan informasi yang saya dapat, apakah anda polisi yang
bertugas saat kasus pembunuhan oleh saudara matthew?
Kape : ya itu benar
Fidel : menurut penjelasan dari polisi lain, anda yang bertugas untuk menyimpan bukti
dari kasus ini. Namun, ternyata bukti tersebut telah dirusak. Apa anda kebetulan tau
tentang apa yang terjadi pada bukti itu?
Kape : Emm.. Waduh.. Saya kurang tahu nih bu..
Fidel : Bagaimana ini? Padahal anda yang bertanggung jawab menjaga bukti tersebut?
Bagaimana bisa anda tak tahu apa-apa?
Kape : Ohh.. Maaf bu, buktinya.. j-jatuh bu! (tulul)
Fidel : Benarkah? Apakah itu disengaja?
Kape : SUMPAH DEMI TUHAN BU! SAYA SEUMUR HIDUP TIDAK PERNAH DAN TIDAK AKAN
BERBUAT HAL HINA SEPERTI ITU!!
Fidel : Oh ya? Tapi gimana ya.. Berdasarkan informasi yang saya dapat, anda juga pernah
mendapat tugas menjaga TKP dan amat sangat kebetulan TKP itu sudah dirusak juga.
Kape : Oh.. itu..
Fidel : Apa? Apakah TKP itu jatuh juga? Ataukah anda tidak sengaja lagi seperti
menumpahkan segalon air di dalamnya dan membuat TKP rusak?
Kape : (menyerah) Oke bu. Saya kalah. Saya memang sengaja merusak bukti dari kasus
Matthew, dan juga kasus sebelumnya. Tapi sumpah bu, saya terpaksa
melakukannya. Saya sangat butuh uang bu. Keluarga saya dililit utang sangat banyak
dan saya sudah tak tau harus bagaimana lagi. Kemudian saat saya menjaga bukti
tersebut, seorang laki-laki datang dan duduk bersama saya. Kami mengobrol
sebentar dan saya keceplosan tentang masalah keluarga saya. Laki-laki tersebut
sangat baik dan menawarkan akan melunasi semua utang saya, dengan syarat jika
saya menaruh bukti ke dalam jaket dan menghilangkan sidik jari yang ada
didalamnya. Saya pikir itu tidak terlalu berpengaruh terhadap kasus tersebut, jadi-
Fidel : Perbuatanmu itu sudah sangat mengganggu proses penyelidikan. Karena
perbuatanmu itu, orang yang tak bersalah dituduh dan dijatuhi hukuman mati.
Apakah kau mau membuat seseorang yang tidak bersalah dibunuh lagi?
Kape : Tidak! Tentu saja ti-
Fidel : Jadi, apakah kamu mau bertanggung jawab atas kejadian ini?
Kape : (berpikir sejenak) Mau.. Tapi bagaimana dengan keluarga saya? Setelah saya
mengaku, saya pasti akan dipenjara. Keluarga saya masih membutuhkan saya..
Fidel : Cepat atau lambat, orang-orang akan tahu perbuatanmu ini. Sebaiknya kau
mengaku sebelum orang-orang menuduhmu polisi gak becus. Kau mau anak-anakmu
menganggapmu begitu?
Kape : (hanya diam)
Fidel : Lagipula, semakin cepat kau mengaku, hukumanmu akan semakin ringan, saya
berjanji akan membantumu.
Kape : (diam sebentar) Baiklah. Sekarang apa yang harus saya lakukan?
Fidel : Saya harap anda bersedia menjadi saksi saat sidang banding.
Kape : baiklah saya akan bersaksi.
Fidel : Apakah hanya ini bukti yang anda temukan?
Kape : saya juga diberi amplop ini
Fidel : ini kan surat warisan. Bukti ini bisa membebaskan matt. Apakah kau mengenali
orang yang memberi mu amplop ini?
Kape : tidak. Wajahnya tertutup dan saat itu gelap jadi saya tidak melihat wajahnya.
Fidel : baiklah saya akan membawa ini ke kepolisian untuk mencari sidik jari. Mudah-
mudahan si pelaku tidak sepintar itu untuk menghilangkan sidik jarinya. Terima kasih
atas bukti dan kejujuran anda. Saya pamit dulu

SCENE 14
Di hari hukuman, Fidel menemukan bukti-bukti dan menemui hakim
Fidel : saya sudah menemukan bukti bukti bahwa klien saya tidak bersalah. Saya ingin
mengajukan sidang banding
Hakim : hukuman sudah dijatuhkan dan tidak dapat ditarik kembali
Fidel : anda akan membunuh seseorang yang tidak bersalah dan membiarkan pembunuh
aslinya berkeliaran. Bukankah agama anda mengajarkan untuk tidak menghukum
apalagi membunuh orang tak bersalah?
Hakim : agama saya sama sekali tidak ada hubungannya dengan hal ini. Sekarang keluar
sebelum saya menahan anda karena telah melawan hakim.
(Keluar)
Gitt : gimana nih kak? Kalo begini caranya, kak matt tidak akan selamat
Fidel : pasti ada cara lain. Kamu tunggu disini ya
(fidel bawa gary ketemu jerry)
Fidel : misi pak jaksa, ada yang ingin saya bicarakan
Jerry : ngapain kalian kesini? Masih mau bela pembunuh itu?
Fidel : saya sudah menemukan bukti bahwa klien saya tidak bersalah
Jerry : bukti-buktimu pasti palsu. Saya tidak akan percaya pada orang berbeda keyakinan
dengan saya
Gary : memang menurutmu begitu, namun bagi kami, kita semua berasal dari sumber
yang sama. Hanya ada satu Allah saja yaitu Bapa dan dari pada Nya berasal segala
sesuatu.
Jerry : Jadi kau menanggap kalau Allahku dan Allahmu adalah satu? Bagaimana bisa kau
membuktikan itu?
Gary : sama seperti derajat kesempurnaan yang ada di dunia ini. Ada yang miskin dan ada
yang kaya. Kasih, kebajikan, keindahan, semua ada tingkatannya. Peribahasa kasih
anak sepanjang galah dan kasih ibu sepanjang jalan jelas-jelas menunjukkan adanya
tingkatan dan derajat kasih. Kalau semua ada tingkatannya, tentu ada yang paling
tinggi kesempurnaannya.
Jerry hanya diam
Gary : Sesuatu tidak dapat memberi apa yang dia punya. Air dingin tidak bisa membuat
besi menjadi panas. Semua yang ada di dunia ini tidak sempurna, namun semuanya
terjadi karena adanya partisipasi dalam sesuatu yang tingkatannya paling tinggi dan
tingkatannya yang paling tinggi inilah yang disebut “Tuhan Sang Maha Sempurna”.
Jerry tidak menjawab sama sekali dan langsung pergi
Gitta : Dia pergi, bagaimana ini?
Gary : Tenanglah, saya yakin segalanya akan baik-baik saja. Mari kita pasrahkan ini semua
pada kehendak Tuhan.

SCENE 15
Matt masuk digiring sipir ke lapangan eksekusi
Hakim : Selamat siang semuanya, pada hari ini akan dieksekusi pelaku pembunuhan Agatha
yakni Matthew Jackson, anak kedua dari korban. Terdakwa dipersilahkan masuk.
(Matt masuk, diteriakin pembunuh)
Hakim : Matthew dipersilahkan memberi kata-kata terakhir sebelum eksekusi.
Matt : (terdiam sesaat) Kini.. akhirnya aku dapat meninggalkan ketidakadilan dunia dan
menemui ibuku serta Bapaku di Surga (dear matthan tolong dipanjangin speechnya)
Penonton: WUUUUUUUUU
Hakim : Cukup. Harap tenang. Terdakwa dipersilahkan pergi ke tengah lapangan eksekusi.
(Matt jalan)
Hakim : Oke, maka dari ini, eksekusi dari terdakwa Matthew Philip akan dimulai dalam tiga,
dua, sat-
Jaksa : Tunggu!!
Penonton: (serempak nengok ke jerry)
Jaksa : EmEjInG SpEeCh SeMaNgAt JeRrY BiKiN SeNdIrI YaA

SCENE 16
Gitta ke makam emak cerita
Gitta : ma, gimana kabar mama disana? keadilan sudah di tegakan ma kak matt sudah di
nyatakan tidak bersalah.
Nico dipenjara, Matt ud dibebasin, ambil alih perusahaan blablabla ya gitulah intinya
semangat juga Gitta I know yu ken du it semangat ngat ngat

Anda mungkin juga menyukai