Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

Perkembangan secara umum dapat diartikan sebagai pola perubahan yang


dimulai pada saat konsepsi (pembuahan) dan berlanjut di sepanjang rentang
kehidupan. Kebanyakan perkembangan melibatkan pertumbuhan bahkan pada
kematian sekalipun, pertumbuhan tetap ada.

Berbicara tentang perkembangan tentunya tidak terlepas dari tanggapan


para pakar psikologi, kalau dalam perkembangan kognitif dikenal beberapa
tokoh dengan teorinya yang menjadi cikal ilmu dalam pendidikan diantaranya
Piaget, Vygotsky dan Bruner. Dari ketiga tokoh tersebut memiliki pandangan
berbeda tentang perkembangan kognitif anak, namun secara garis besar
mereka memandang bahwa perkembangan kognitif tidak serta merta
didapatkan begitu saja melainkan ada proses yang perlu dilakukan anak untuk
mencapai perkembangan kognitifnya atau sering disebut dengan pengalaman.
Kognitif sangat erat hubungannya dengan kinerja otak dan rasionalitas pola
pikir seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada.

Perkembangan linguistik adalah perkembangan pemahaman dan


penggunaan bahasa yang semakin canggih seiring bertambahnya usia. Bahasa
merupakan alat utama dalam berkomunikasi, karena melalui bahasa seseorang
akan memahami apa yang menjadi gagasan seseorang baik bahasa dalam
bentuk verbal maupun nonverbal. Perkembangan bahasa anak dimulai
semenjak ia lahir samapai sepanjang rentang hidupnya. Bahasa yang dimiliki
seseorang memiliki tahapan mulai dari kata tanpa makna seperti yang terjadi
pada awal perkembangannya berbunyi “aaaaaaa’’ kemudian tahap satu kata,
dua kata hingga tahap kemampuan untuk menyusun sebuah kalimat yang
belum terstruktur hingga kesempurnaan pelafalan dan kelengkapan sebuah
kalimat berdasarkan kaidah bahasa yang berlalaku.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Kognitif dan Linguistik


1. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan berpikir dan
penalaran yang semakin canggih seiring bertambahnya usia.
2. Perkembangan linguistik
Perkembangan linguistik adalah perkembangan pemahaman dan penggunaan
bahasa yang semakin canggih seiring bertambahnya usia.

B. Teori Piaget dalam Perkembangan Kognitif


Pada awal tahun 1920-an, ahli biologi Swiss Jean Piaget mulai meneliti respon
anak-anak terhadap soal-soal yang berkaitan dengan logika dan dunia di
sekelilingnya.
1. Asumsi-asumsi dasar Piaget
Piaget memperkenalkan sejumlah ide dan konsep untuk mendeskripsikan
dan menjelaskan perubahan-perubahan dalam pemikiran logis yang diamatinya
pada anak-anak dan orang dewasa.
a. Anak-anak adalah pembelajar yang aktif dan termotivasi.
Piaget meyakini bahwa anak-anak secara alami memiliki ketertarikan
terhadap dunia dan secara aktif mencari informasi yang dapat membantu
mereka memahami dunianya.
b. Anak-anak mengonstruksi pengetahuan mereka berdasarkan pengalaman.
Anak-anak tidak hanya sekedar mengumpulkan hal-hal yang telah mereka
pelajari menjadi sesuatu koleksi fakta-fakta yang terisolasi. Alih-alih,
mereka menggabungkan pengalaman-pengalaman mereka menjadi suatu
pandangan terintegrasi mengenai cara kerja dunia di sekitar mereka.
c. Anak-anak belajar melalui dua proses yang saling melengkapi, yakni
asimilasi dan akomodasi.
Piaget mengemukakan bahwa pembelajaran dan perkembangan kognitif
terjadi sebagai hasil dua proses yang komplementer (yang saling
melengkapi); asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses merespons
suatu peristiwa baru secara konsisten dengan rancangan yang telah dimiliki.
Akomodasi adalah proses merespons suatu peristiwa baru dengan

2
memodifikasi suatu rancangan yang telah ada atau dengan membentuk suatu
rancangan baru.
d. Interaksi anak dengan lingkungan fisik dan sosial adalah faktor yang sangat
penting bagi perkembangan kognitif.
Piaget berpendapat bahwa eksperimen yang dilakukan anak-anak secara
aktif terhadap dunia fisik merupakan elemen vital bagi pertumbuhan
kognitif.
e. Proses ekuilibrasi mendorong kemajuan ke arah kemampuan berfikir yang
semakin kompleks.
Piaget mengemukakan bahwa anak-anak sering kali berada dalam kondisi
ekuilibrium: mereka dapat menafsirkan dan merespon peristiwa-peristiwa
baru dengan menggunakan skema-skema yang sudah ada. Meski demikian,
ekuilibrium ini tidaklah berlangsung tanpa akhir.
f. Sebagai salah satu akibat dari perubahan kematangan di otak, anak-anak
berpikir dengan cara-cara yang secara kualitatif berbeda pada usia yang
berbeda.
Piaget berspekulasi bahwa otak berubah secara signifikan, dan perubahan-
perubahan tersebut memungkinkan terjadinya proses-proses berpikir yang
semakin kompleks.
2. Tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget
Tahap-tahap perkembangan kognitif individu terdiri dari:
a. Tahap sensori motor (kelahiran hingga usia 2 tahun), di dalamnya skema-
skema terbentuk sebagian besar dari perilaku dan persepsi; anak berfokus
pada apa yang terjadi di sini dan saat ini (here and now).
b. Tahap praoperasional (usia 2 hingga 6 atau 7 tahun), di mana anak-anak
dapat memikirka objek dan peristiwa yang berada di luar jangkauan
pandangan langsung mereka, namun belum mampu melakukan penalaran
logis seperti orang dewasa.
c. Tahap operasional konkret (usia 6 atau 7 tahun hingga 11 atau 12 tahun),
yakni ketika penalaran anak mulai menyerupai penalaran orang dewasa,
namun masih terbatas pada realitas konkret.
d. Tahap operasional formal (usia 11 atau 12 tahun hingga dewasa), di mana
proses-proses penalaran logis diterapkan ke ide-ide ebstrak dan juga objek-
objek konkret.
3. Perspektif terkini tentang teori Piaget
Dalil Piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam tahap-tahap telah
memicu sejumlah besar penelitian lanjutan. Selain itu, sebagian besar peneliti

3
benar-benar meragukan bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam tahap-
tahap yang terpisah-pisah, sebagaimana dijabarkan Piaget sebagai berikut:
a. Kemampuan-kemampuan pada setiap kelompok usia bayi dan balita
tampaknya memiliki kompeten daripada yang dikemukakan Piaget dalam
deskripsinya tentang tahap sensorimotor dan praoperasional.
b. Dampak-dampak pengalaman dan pengetahuan awal pelatihan eksplisit dan
pengalaman-pengalaman lain dapat membantu anak-anak yang masih belia
untuk meraih kemampuan penalaran lebih dini daripada yang diyakini
Piaget (Brainerd,2003 Kuhn,2006).
c. Mempertimbangkan kembali tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget
yang diragukan, beberapa ahli kontemporer menawarkan teori-teori berbasis
tahap-tahap perkembangan yang mungkin lebih mampu menjelaskan
penelitian-penelitian terbaru mengenai pemikiran logis pada anak-anak. Para
ahli selanjutnya menyatakan bahwa tahap-tahap Piaget mungkin lebih tepat
apa yang dapat dipikirkan anak-anak, alih-alih menjelaskan apa yang
sungguh-sungguh dipikirkan anak-anak.

C. Teori Vygotsky tentang Perkembangan Kognitif


Vygotsky melakukan banyak study mengenai proses berpikir anak-anak sejak
tahun 1920-an hinga kematiannya. Sekalipun Vygotsky belum mengembangkan
teorinya secara utuh, gagasan-gagasannya memiliki dampak signifikan terhadap
pandangan kita mengenai perkembangan anak, pembelajaran, dan praktik belajar
mengajar.
1. Asumsi-asumsi dasar Vygotsky
Vygotsky meyakini bahwa orang-orang dewasa di masyarakat mendorong
perkembangan kognitif anak secara sengaja dan sistematis. Asumsi-asumsi
utama pada perspektif Vygotsky:
a. Melalui percakapan informal da sekolah formal, orang-orang dewasa
menyampaikan kepada anak bagaimana kebudayaan mereka menafsirkan
dan merespons dunia.
b. Setiap kebudayaan menanamkan perangkat-perangkat fisik dan kognitif
yang menjadikan kehidupan sehari-hari semakin produktif dan efisien.
c. Pikiran dan bahasa menjadi semakin interdependen dalam tahun-tahun
pertama kehidupan.
d. Proses-proses mental yang kompleks bermula sebagai aktivitas-aktivitas
sosial; seiring perkembangan, nak-anak secara berangsur-angsur

4
menginternalisasikan proses-proses yang mereka gunakan dalam konteks-
konteks sosial dan mulai menggunakan secara independen.
e. Anak dapat mengerjakan tugas-tugas yang menantang bila dibimbing oleh
seseorang yang lebih kompeten dan lebih maju daripada mereka.
f. Tugas-tugas yang menantang akan mendorong pertumbuhan konitif yang
maksimum.
g. Permainan memungkinkan anak berkembang secara kognitif.
2. Perspektif terkini tentang teori Vygotsky
Teori Vygotsky seringkali tidak akurat serta sulit diuji dan diverifikasi.
Namun demikian, gagasan-gagasan Vygotsky penuh banyak wawasan da
manfaat.
a. Konstruksi makna sosial
Vygotsky mengemukakan bahwa orang dewasa membantu anak meletakan
makna ke berbagai objek dan peristiwa di sekeliling mereka. Baru-baru ini
para ilmuan telah mengolaborasi gagasan ini. Mereka menyatakan bahwa
orang dewasa seringkali membantu seorang anak memahami dunia melalui
diskusi bersama-sama tentang suatu fenomena atau peristiwa yang mereka
alai bersama.
b. Scaffolding
Scaffolding merupakan mekanisme pendukung yang membanu seorang
pembelajar untuk berhasil menyelesaikan suatu tugas dalam zona
perkembangan proksimalnya.
c. Partisipasi terbimbing dalam aktivitas-aktivitas orang dewasa, keterlibatan
dalam aktivitas-aktivitas orang dewasa memungkinkan anak terlibat dalam
perilaku-perilaku dan keterampilan berpikir dalam rentang zona
perkembangan proksimal mereka.
d. Pemagangan
Seorang anak pemula bekerja bersama seorang pakar dalam jangka waktu
yang cukup lama, dalam rangka mempelajar cara-cara melakukan berbagai
tugas yang kompleks dalam suatu ranah tertentu.
e. Interaksi dengan rekan sebaya
Interaksi anak dengan rekan sebayanya mempunyai peran yang berbeda
dalam perkembangan dibandingkan interaksi anak dengan orang dewasa.

5
D. Perkembangan Linguistik
Penggunaan bahasa secara efektif merupakan sebuah usaha keras yang sangat
kompleks. Berikut perspektif-perspektif teoritis mengenai perkembangan
linguistik:
1. Isu-isu teoritis terkait perkembangan teoritis
Lingkungan seorang anak memainkan peranan penting dalam
perkembangan linguistik. Anak-anak dapat mempelajari sebuah bahasa hanya
bila orang-orang di sekelilingnya menggunakan bahasa tersebut secara rutin
dalam percakapan.selain itu, manusia memiliki kemampuan menuasai bahasa
yang jauh lebih kompleks dibandingkan spesies manapun di planet ini.
2. Tren dalam perkembangan linguistik
Mayoritas terbesar anak-anak secara konsisten terbenam dalam lingkungan
yang kaya bahasa. Kemampuan bahasa tersebut terus berkembang dan menjadi
matang sepanjang masa kanak-kanak dan remaja.
a. Perkembangan kosakata
Pengetahuan siswa mengenai makna-makna kata (semantika) tidaklah
bersifat mutlak.
b. Perkembangan sintaksis
Sintaksis adalah rangkaian peraturan yang digunakan seseorang untuk
menempatkan kata-kata menjadi kalimat. Aturan-aturan sintaksis
memungkinkan kita meletakan berbagai kata sekaligus menjadi kalimat-
kalimat yang memiliki tata bahasa yang tepat.
c. Perkembangan kemampuan mendengarkan
Kemampuan siswa memahami apa yang didengar dipengaruhi oleh
pengetahuan mereka mengenia kosakata dan sintaksis. Namun, faktor-faktor
lain juga berpengaruh seperti konteks tempat mereka mendengar kata-kata
tersebut.
d. Perkembangan keterampilan komunikasi lisan
Selama masa taman kanak-kanak dan awal sekolah dasar, banyak anak
mengalami kesulitan melafalkan bunyi seperti r dan ny. Saat berusia 8 atau
9 tahun, sebagian besar siswa telah menguasai bunyi-bunyi bahasa ibu. Jika
kesulitan pelafalan terus berlanjut setelah masa-masa itu, perllu dilakukan
konsultasi dengan dokter ahli patologi bicara mengenai strategi-strategi
perbaikan atau penyembuhannya.
e. Perkembangan kesadaran metalinguistik
Para siswa mengembangkan kesadaran meta linguistik (metalinguistic
awareness); kemampuan memikirkan hakikat bahasa itu sendiri.

6
3. Mempelajari bahasa kedua
Saat dunia kerja orang dewasa menjadi semakin menglobal, terdapat
kebutuhan yang semakin besar bahwa anak-anak mempelajari lebih dari satu
bahasa baru, selain bahasa ibu.
a. Bilingualisme
Sekurang-kurangnya separuh populasi anak-anak di seluruh dunia adalah
anak-anak bilingial; artinya mereka berbicara dua (terkadang tiga atau lebih)
bahasa secara fasih.
b. Mendorong bilingualisme
Tampaknya pendekatan terbaik untuk mengajar bahasa asing tergantung
situasi. Pendalaman yang intensif dalam bahasa asing adalah metode yang
sangat tepat. Sebaliknya, pendalaman yang intensif dalam bahasa asing bisa
sangat menggangu performa akademik para siswa dari negara lain yang
berimigrasi ke negara yan menggunakan bahasa tersebut.

E. Keberagaman dalam Perkembangan Kognitif dan Linguistik


Sekalipun urutan munculnya kemampuan-kemampuan kognitif linguistik
dapat diprediksikan, waktu munculnya tersebut tidaklah sama bagi tiap-tiap
anak. Artinya, kemungkinan besar kita akan menjumpai keberagaman yang
cukup besar dalam segala kelompo usia.
1. Perbedaan-perbedaan budaya dan etnik
Penelitian membuktikan bahwa arah perkembangan kognitif berbeda di tiap-
tiap budaya. Perbedaan-perbedaan kultural juga memiliki pengaruh terhadap
keragaman bahasa, bahkan pada anak-anak yang dibesarkan dalam lingkup
bahasa nasional yang kurang baik. Beberapa anak berbicara menggunakan
dialek, yaitu suatu bentuk bahasa yang berbeda dari karakteristik bahasa yang
baku, yang digunakan secara terbatas di kelompok etnik atau lingkungan
geografis tertentu.
2. Menangani kebutuhan-kebutuhan khusus para pembelajar bahasa Inggris
Program-program bilingual, yakni program-program yang di dalamnya bahasa
Inggris (atau bahasa apapun yang merupakan bahasa resmi negara tersebut)
diajarkan sebagai bahasa kedua sedangkan mata pelajaran lainnya diajarkan
dalam bahasa asli siswa pada umumnya lebih efektif bagi siswa-siswi imigran
daripada program pendalaman intensif(immersion). Idealnya, peralihan dari
pengajaran dalam bahasa asli siswa ke pengajaran dalam bahasa resmi negara
tersebut (misalnya, bahasa Inggris) seharusnya terjadi secara berangsur-angsur

7
dalam rentang waktu beberapa tahun, sehingga memungkinkan para siswa
imigran menjadi fasih dalam kedua bahasa.
3. Mengakomodasi siswa-siswa berkebutuhan khusus
Perbedaan-perbedaan perkembangan kognitif dan linguistik pada siswa yang
memiliki kebutuhan pendidikan khusus. Misalnya, kita mungkin memiliki
beberapa anak yang menunjukan perkembangan kognitif yang sangat maju,
sementara beberapa siswa lainnya menunjukkan kemampuan kognitif
dibidang-bidang tertentu atau secara menyeluruh jauh dibawah rekan-
rekannya. Untuk menolong mereka meraih kesuksesan akademik dapat
dengan cara sebagai berikut:
a. Menggunakan objek-objek konkret dan pengalaman untuk membantu siswa
memahami ide-ide abstrak.
b. Carilah bantuan dari ahli patologi bicara saat siswa menunjukkan kesulitan
yang tidak laim dalam mendengarkan ataupun berbicara.
c. Berikan pengajaran yang intensif dalam keterampilan-keterampilan kognitf
dan linguistik yang belum dikuasai anak didik.
d. Berikan peluang kepada siswa untuk mengeksplorasi topik-topik mata
pelajaran secara lebih mendalam atau lebih luas.
e. Berikan peluang kepada siswa untuk mempercepat penguasaan bahan ajar
yang ditetapkan dalam kuriulum.

F. Gambaran Besar Perkembangan Kognitif dan Linguistik


Sekalipun eksplorasi kita terhadap perembangan otak, teori Piaget, teori
Vygotsky, dan perkembangan linguistik telah membawa kita ke sejumlah arah,
beberapa tema yang umum muncul berulang-ulang:
1. Anak-anak aktif mengonstruksi alih-alih secara pasif menyerap, pengetahuan
mereka.Piaget mendeskripsikan perkembangan kognitif sebagai suatu proses
pembentukan pemahaman individu unik mengenai dunia. Vygotsky dan para
pengikutnya mengemukakan bahwa anak-anak dan remaja seringkali bekerja
bersama-sama untuk memahami dan menemukan makna dalam berbagai
peristiwa.
2. seiring bertambahnya usia, anak semakin mampu terlibat pemikiran yang
semakin kompleks. Baik Piaget maupun Vygotsky menyatakan bahwa anak
menguasai banyak kemampuan kognitif yang baru seiring bertambahnya usia.
3. Bahasa merupakan fondasi bagi banyak kemajuan kognitif. Kata memberikan
dasar bagi sebagian besar pemikiran simbolik, sebagaimana yang
dideskripsikan Piaget. Selain itu, banyak kata dan frase yang hanya didapati

8
dalam disiplin-disiplin ilmu tertentu menjadi perangkat-perangkat kognitif
yang dalam perspektif Vygotsky, membantu anak mendapat manfaat dari dan
sekaligus mengembangkan kearifan yang telah dikumpulkan generasi-
generasi sebelumnya.
4. Situasi dan tugas yang menantang mendorong perkembangan. Pentingnya
tantangan terutama tampak dalam konsep Vygotsky mengenai zona
perkembangan proksimal: Anak paling banyak mendapatkan manfaat dari
tugas-tugas yang dapat mereka kerjakan hanya dengan bantuan idividu yang
lebih kompeten. Dalam teori Piaget, anak-anak mengembangkan pengetahuan
dan proses-proses berpikir yang semakin maju hanya ketika mereka
menjumpai fenomena yang tidak dapat mereka pahami secara memadai
dengan menggunakan skema (scheme) yang ada.

9
BAB III
KESIMPULAN

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada pokok-pokok pembahasan sebelumnya,
kami mengambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Sesuai dengan perkembangannya, anak akan dapat menyerap pengetahuan dan
bahasa dengan baik.
2. Anak-anak aktif mengontruksi alih-alih secara pasif menyerap pengetahuan mereka.
3. Seiring bertambahnya usia, anak semakin mampu terlibat pemikiran yang semakin
kompleks.
4. Bahasa merupakan fondasi bagi banyak kemajuan kognitif.
5. Situasi dan tugas sangat mempengaruhi dalam mendorong perkembangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ormrod, Jeanne Ellis.2008.Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa tumbuh dan


Berkembang, edisi keenam.Jakarta:Erlangga.

11

Anda mungkin juga menyukai