Duta Achmallirian K 1805115082 Nur Khofifah 1805115093 Sejarah Kamp Konsentrasi Gulag Gulag merupakan cabang dari Badan Keamanan Negara yang mengoperasikan sistem hukuman berupa kamp kerja paksa dan kamp-kamp transit serta penjara-penjara penahanan yang terkait. Sementara di kamp-kamp ini ditahan segala jenis penjahat, sistem Gulag terutama sekali dikenal sebagai tempat untuk tahanan politik dan sebagai sebuah mekanisme untuk menindas oposisi politik terhadap negara Soviet. Jutaan orang menjadi sasaran kondisi keras kamp kerja ini karena mereka dianggap musuh Negara, musuh Stalin, atau hanya dianggap telah menunjukkan kecenderungan individualistis. Sejak 1918 fasilitas-fasilitas penahanan untuk jenis kamp tahanan dibentuk, sebagai perluasan yang diperbaiki dari kamp kerja paksa (katorga) sebelumnya, yang dioperasikan di Siberia sebagai bagian dari sistem penghukuman di Kekaisaran Rusia. Dua jenisnya yang utama yaitu "Kamp-kamp dengan pusat khusus Vechecka dan kamp kerja paksa . Mereka dibentuk untuk berbagai kategori orang yang dianggap berbahaya untuk negara: untuk penjahat biasa, untuk tahanan dari Perang Saudara Rusia, untuk para penjabat yang dituduh korupsi, sabotase dan penggelapan, berbagai musuh politik dan pembangkang, serta bekas kaum aristokrat, pengusaha, dan pemilik tanah yang luas. Keadaan Kondisi Kamp Konsentrasi Gulag Pekerja tahanan dalam konstruksi Belomorkanal, 1931—1933 Kuota produksi yang ekstrem, tidak cukup gizi, kondisi yang berat, perumahan yang tidak memadai, kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, maupun perlakukan brutal oleh para petugas dan penjaga kamp serta sesama tahanan menadi alasan-alasan utama untuk tingginya tingkat kematian, yang dalam kasus-kasus ekstrem bisa mencapai 80%. Penebangan pohon dan pertambangan yaitu kegiatan- kegiatan yang paling umum serta paling berat. Di sebuah pertambangan Gulag, kuota produksi (norma) seseorang barangkali bisa mencapai 13.000 kg bijih besi per harinya, dengan kuota yang ditingkatkan oleh tufta ("pura-pura kerja"), sehingga lebih jumlah pekerjaan akan dilaporkan daripada apa yang sesungguhnya dilakukan, dan dicapai melewati sogokan, hubungan yang patut, pelayanan seksual ataupun penipuan. Keadaan Kondisi Kamp Konsentrasi Gulag Para tahanan seringkali dipaksa memainkan pekerjaan dalam kondisi-kondisi yang tidak manusiawi. Meskipun iklimnya sangat brutal, mereka nyaris tidak pernah menemukan cukup pakaian, makanan, dan perawatan kesehatan yang memadai. Mereka pun tidak diberikan apa-apa untuk megatasi tidak cukup vitamin yang menyebabkan mereka sering menderita penyakit dampak kurang gizi (seperti misalnya radang gusi). Para administratur secara rutin mencuri dari kamp ini berbagai barang kebutuhan untuk kebutuhan pribadinya, dan untuk menyenangkan atasannya. Akibatnya, para tahanan dipaksa memainkan pekerjaan lebih keras lagi untuk mengatasi tidak cukupnya. Para administratur dan orang-orang keyakinan (para tahanan yang diberikan tugas untuk melayani kamp itu sendiri, seperti tukang masak, tukang roti atau petugas gudang, yang dijuluki "pridurki" [diterjemahkan sebagai "orang-orang bodoh" atau "tolol", tetapi sebetulnya definisi sebenarnya yaitu "orang-orang yang hanya bermain-main" {dan bukan memainkan pekerjaan keras}]) mencuri obat-obatan, pakaian, dan bahan makanan. Keadaan Geografi Kamp Konsentrasi Gulag Pada hari-hari pertama Gulag, lokasi-lokasi untuk kamp-kamp itu dipilh terutama demi kemudahan mengisolasi para tahanan. Biara-biara terpencil khususnya sering kali digunakan sebagai tempat-tempat untuk kamp-kamp yang baru. Tempat di Kepulauan Solovetsky di Laut Putih yaitu salah satu tempat paling pertama dan paling penting dicatat, yang dibentuk tak lama setelah Revolusi 1918. Para penjaga kamp juga diberikan insentif yang keras untuk mengawal tahanan-tahanan mereka dengan harga apapun. Bila seorang tahanan lolos di bawah pengawasan seorang penjaga, si penjaga seringkali akan kehilangan seragamnya dan beliau sendiri menjadi penghuni Gulag. Lebih jauh, bila seorang tahanan yang melarikan diri ditembak, para penjaga dapat didenda dengan jumlah yang seringkali setara dengan gaji seminggu atau dua minggu. Dalam kasus-kasus tertentu, tim-tim tahanan dikirim ke sebuah kawasan baru dengan pasokan sumber-sumber yang terbatas dan dibiarkan untuk memulai sebuah kamp baru atau tidak bernyawa. Gulag berlangsung nyaris empat puluh tahun dalam sejarah Soviet dan Eropa Timur dan memengaruhi jutaan orang. Dampak budayanya juga sangat hebat. Gulag menimbulkan pengaruh besar terhadap pemikiran Rusia masa kini, dan suatu bagian penting dari kisah rakyat Rusia modern. Jumlah nyanyian yang dibawakan oleh para pengarang dan aktor yang dikenal sebagai bard, terutama sekali Vladim vysotsky dan Alexander Galich, meskipun kedua-duanya tidak pernah ditahan di kamp-kamp di Gulag, menggambarkan kehidupan di dalam Gulag dan mengagungkan kehidupan para "Zek". Kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang berasal dari kamp-kamp kerja paksa menjadi bagian dari ungkapan sehari-hari Rusia/Soviet pada tahun 60-an dan 70-an. Gejala budaya lainnya di Uni Soviet yang terkait dengan Gulag yaitu migrasi paksa dari jumlah seniman dan tokoh-tokoh kebudayaan lainnya ke Siberia. Hal ini mengadakan sejenis Renaisans di tempat-tempat seperti Magadan, di mana, misalnya, kualitas produksi teaternya sebanding dengan apa yang ada di Moskwa. Dokumen-dokumen negara Soviet menunjukkan bahwa di antara tujuan-tujuan dari GULAG yaitu kolonisasi terhadap daerah-daerah pedalaman yang jarang masyarakatnya. Untuk mencapai pusat ini, maka diperkenalkanlah pengertian tentang "pemukiman bebas". Ketika orang-orang yang berperilaku patuh sudah menyelesaikan beberapa besar dari masa tahanannya, mereka dapat dibebaskan untuk tetap di "pemukiman bebas" di luar batas-batas kamp. Mereka dikenal sebagai para "pemukim bebas", atau dengan kata lain, "pemukim buangan". Selain itu, untuk orang-orang yang telah menjalani masa tahanan yang penuh, tetapi tidak diberikan kebebasan memastikan tempat tetap, dianjurkan agar mereka di dudukkan di "pemukiman bebas" dan diberikan tanah di sekitar tempat penahanannya. Peraturan ini juga diwarisi dari sistem katorga. Setelah ditahan lama, jumlah orang yang kehilangan kecakapan-kecakapan kerja mereka sebelumnya serta kontak- kontak sosial mereka. Karenanya, ketika akhirnya mereka dibebaskan, jumlah di antara mereka yang dengan suka rela memutuskan untuk menjadi (atau tetap sebagai) "penghuni bebas". Keputusan ini juga dipengaruhi oleh ilmu akan batasan-batasan yang dikenakan kepada mereka di tempat- tempat lain. Ketika jumlah di antara para bekas tahanan yang dilepaskan itu ditangkap kembali pada masa gelombang penangkapan yang dimulai pada 1947, hal ini lebih sering terjadi pada mereka yang telah memastikan untuk kembali ke kampong halaman mereka daripada mereka yang tetap tetap dekat kamp-kamp itu sebagai penghuni bebas.