Anda di halaman 1dari 8

Nama : Lebonna Husain

NIM : 1762040012

Pembentukan pasukan Inggris di New south Wales

Pembentukan Australia menjadi negara adidaya tidak dapat dilepaskan dari jasa besar
negara Inggris. Inggris merupakan negara yang pernah menduduki kawasan Australia pada paruh
abad 18 M. Latar belakang Inggris menduduki kawasan Australia pada dasarnya disebabkan oleh
ledakan jumlah narapidana di Inggris sebagai akibat tingkat kriminalitas yang semakin tak
terkendali sehingga penjara menjadi penuh sesak. Dengan demikian, pemerintah Inggris
memiliki pemikiran untuk menelurkan kebijakan deportasi narapidana di Inggris menuju wilayah
lain.

Pada abad 16 M masa pemerintahan Henry VIII, Inggris tengah mengalami sebuah
polemik krisis sosial sebagai akibat dari keotoriteranisme pemerintahan Inggris. Raja Henry
VIII menerbitkan kebijakan dilarangnya ajaran katolik di Inggris dan diberlakukannya ajaran
anglikan bagi seluruh masyarakat Inggris. Dilarangnya ajaran katolik oleh Henry VIII
disebabkan oleh kehendaknya menceraikan istrinya yaitu Catherine untuk menikahi Anne
Boleyn dari Perancis yang tidak disetujui oleh Paus di Roma sebab ajaran katolik hanya
memperbolehkan menikah sekali seumur hidup. Dengan demikian, masyarakat Inggris yang
tidak berkenan untuk meninggalkan ajaran katolik dan beralih pada ajaran anglikan maka secara
otomatis dipidanakan pemerintah Inggris sehingga tidak sedikit masyarakat Inggris yang
dijebloskan raja Henry VIII ke dalam penjara masa itu. Pada awal abad 17 M, Inggris juga
tengah mengalami polemik krisis agraris. Hal ini mengakibatkan meningkatnya tindak kejahatan
dikalangan masyarakat Inggris pada masa itu.

Alasan tradisional yang sudah memola bagi pembentukan koloni Inggris di New South
Wales adalah kebutuhan akan tempat pembuangan narapidana dari Inggris, terutama sesudah
Amerika Serikat memperoleh kemerdekaannya. Masalah narapidana ini berkaitan dengan kondisi
masyarakat yang buruk pada waktu itu, terutama pengangguran, kemiskinan dan kejahatan.
Dengan semakin penuh sesaknya penjara di Inggris menyebabkan pemerintah Inggris berfikir
untuk mendeportasi para narapidana menuju wilayah baru. Hal ini baru terealisasi pada tahun
1607 M ketika Inggris tengah menduduki kawasan Amerika sebagai langkah awal deportasi
narapidana dari Inggris. Namun lambat laun wilayah koloni Inggris di Amerika mengalami
ledakan penduduk sehingga deportasi narapidana tidak dapat dilanjutkan kembali.

Pada paruh abad 18 M, James Cook tengah menjalankan ekspedisi menuju dunia timur
hingga ia sampai di kawasan Australia. Dalam ekspedisinya James Cook melibatkan Joseph
Bank (Botani Inggris) untuk mengeksplorasi wilayah-wilayah baru. Laporan Joseph Bank
terhadap pemerintah Inggris yang menyatakan tentang adanya wilayah di kawasan pantai timur
Australia yang memiliki kesamaan karakteristik geografis dengan wilayah Inggris telah menarik
perhatian pemerintah Inggris kala itu. Hal ini disebabkan Inggris tengah mengalami ledakan
jumlah narapidana sehingga menganggap kawasan pantai timur australia yang memiliki
kesamaan karateristik geografis dengan wilayah Inggris dianggap cocok dijadikan tempat
deportasi narapidana Inggris. menemukan Australia dan menamakan New South Wales (Wales
baru di selatan). Karena belum ada yang mengklaim Australia sebagai daerah kekuasaan
sehingga negara-negara Eropa seperti Spanyol, Belanda, dan Inggris bebas keluar masuk
Australia, maka Inggris segera mengklaim bahwa Australia merupakan daerah kekuasaan mereka
hingga pada akhirnya Australia menjadi daerah persemakmuran Inggris.
Dengan demikian, pada 1792 M secara resmi Inggris mendirikan koloni New South Wales
di pantai timur Australia sebagai tempat deportasi narapidana dari Inggris. Disisi lain, pendirian
koloni Inggris di Australia dilatarbelakangi oleh “naval supply and maritime base” yang
dikaitkan dengan “swing to the east” dalam rangka efisiensi pelayaran dan perdagangan Inggris
dengan Cina. Pembukaan koloni di New South Wales secara ekonomi dimaksudkan untuk
menyediakan tempat persinggahan kapal-kapal Inggris yang hendak melintasi Samudera Hindia
dan Samudera Pasifik.
Perkembangan Koloni Sampai Dengan Masa Pemerintahan William Bligh

Keputusan membuka koloni di New South Wales yang diambil oleh kabinet William Pitt
pada tahun 1786, diwujudkan dengan memberangkatkan rombongan kolonis pertama pada
tanggal 13 Mei 1787. Rombongan yang merupakan konvoi 11 buah kapal ini berangkat dari
Portsmouth dipimpin oleh Arthur Philip, gubernur pertama koloni baru tersebut. Rombongan ini
tiba di Botany Bay pada tanggal 18 Januari 1788, namun menurut beliau setelah melakukan
pemeriksaan, tempat ini kurang memenuhi syarat untuk dihuni. Akhirnya, penyelidikan di
arahkan ke utara Botany Bay, ke suatu tempat yang oleh Cook diberi tanda dalam petanya dan
diberi nama “Port Jackson

Tempat pilihan ini kemudian diberi nama menurut nama menteri dalam negeri yang
bertanggung jawab pada pengiriman narapidana, Lord Sydney dan dari tempat inilah
berkembang kota Sydney sekarang. Di tempat inilah pada tanggal 26 Januari 1788 Phillip untuk
pertama kalinya menegakkan bendera Inggris dan mendaratkan seluruh peserta rombongannya.
Kemudian pada tanggal tersebut diperingati sebagai hari nasional dalam sejarah Australia
sebagai awal pertumbuhan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Australia sekarang yang
pada waktu itu hanya dikenal dengan sebutan New South Wales.

Dalam usaha membangun suatu koloni dan suatu masyarakat baru, bukanlah pekerjaan
yang mudah. Phillip beserta masyarakat yang dipimpinnya berada dalam suatu lingkungan alam
yang masih asing bagi mereka. Komposisi masyarakat yang sebagian besar terdiri dari
narapidana, menambah kesulitan dalam usaha membangun koloni baru itu. Untuk membangun
koloni itu, Phillip sebagai gubernur mengemban banyak tugas dan tanggung jawab yang
dipercayakan oleh pemerintah Inggris kepadanya, dia harus membangun koloni itu dengan
menggunakan narapidana sebagai sumber tenaga kerja. Ketika mempertahankan kelangsungan
hidup koloni itu, ia diminta mengusahakan agar koloni itu segara berproduksi.

Pengalamannya tentang tenaga kerja narapidana menyadarkan Phillip bahwa koloni itu
tidak akan berkembang selama mengandalkan produksinya pada tenaga kerja narapidana. Dia
menyimpulkan bahwa masa depan pemukiman itu tergantung pada peran para penduduk bebas
yang kepadanya narapidana dapat ditugaskan sebagai pekerja. Selain itu dia juga berkesimpulan
bahwa produksi koloni itu dapat ditingkatkan dengan menghadiahkan tanah kepada para perwira
dan pegawai negeri, sedangkan pengerjaannya dapat dilakukan oleh narapidana. Narapidana
yang berkelakuaan baik dan kerajinannya juga perlu dipertimbangkan untuk dibebaskan dan
diberi hadiah tanah untuk di olah sendiri apabila dipandang ia pantas untuk mendapatkan itu.

Dalam susah payah penuh kesabaran Phillip berusahan agar koloni itu dapat
berswasembada. Gubernur yang penuh pengabdian ini tidak cukup lama menikmati hasil usaha
serta buah kebijaksaannya. Dilusuhkan oleh kesukaran dan kelelahan perjuangan untuk selamat
dalam suatu lingkungan yang asing dan ditengah-tengah masyarakat yang 90% tidak berhak
selamat, akhirnya ia minta berhenti sebagai gubernur agar bisa kembali ke Inggris dengan alasan
penyakit perut yang khronis dan tidak bisa disembuhkan.

Lalu dalam bulan Desember 1792 ia berlayar pulang ke Inggris, dan meninggalkan New
South Wales pada tahun yang sama. Penggatinya adalah Hunter, baru tiba disana pada bulan
September 1795. Kelambatan ini menyebabkan setelah keberangkatan Phillip koloni dipimpin
oleh seorang perwira senior New South Wales Corps yang bernama Mayor Francis Grose,
dengan pangkat Letnan Gubernur pertama. New South Wales Corps adalah pasukan khusus yang
dibentuk untuk bertugas di New South Wales.

Mayor Francis Grose adalah pemimpin yang tidak memiliki martabat dan keagungan
seperti dimiliki oleh Arthur Phillip. Namun dalam, kekerdilan jiwanya itu, adalah ironi sejarah,
apabila diketahui bahwa Grose mengeluarkan dua keputusan yang sangat mempengaruhi
perkembangan koloni itu untuk beberapa dekade berikutnya. Untuk mendorong para narapidana
bekerja diladang para perwira setelah jam kerja pada pekerjaan pemerintah, ia mengizinkan
mereka dibayar dengan rum. Tindakan kedua dari Grose adalah mendorong para perwira
melakukan perdagangan dengan membeli barang-barang dari kapal-kapal yang tiba dikoloni itu
lalu menjualnya dengan harga yang mereka tentukan sendiri.

Dengan menjadi perwira pedagang, apabila dengan sistem monopoli, makin banyak
kekayaaan koloni itu berada ditangan para perwira Corps. Beberapa diantara mereka telah
menumpuk kekayaan dengan cepat melalui cara perluasan tanah yang menjadi miliknya dan
melalui perdagangan. Di pihak lain, orang-orang yang membela kepentingan dagang para
perwira itu mengatakan bahwa para perwira dengan sengaja menciptakan monopoli itu untuk
melindungi kepentingan narapidana, mantan narapidana, para penangkap ikap paus, dan sesama
perwira, terhadap keserakahan orang-orang yang tak dapat dibatasi oleh tata kesopanan berusaha
yang disepakati bersama.

Sekitar tahun 1800, para perwira mulai mengembangkan ciri-ciri suatu golongan eksklusif.
Mereka sombong terhadap semua orang diluar kelompok mereka, dan mereka menuntut
penghormatan dari masyarakat diluar kelompoknya. Mereka tidak mengenal toleransi terhadap
siapa saja yang mereka anggap menggangu sumber kekayaan mereka. Di antara salah satu
perwira yang berhati lembut dan mempesona dalam keluarganya adalah John Macarthur. Namun,
Karena bakat dan ambisinya yang luar biasa, ia selalu berusaha menghancurkan apa dan siapa
saja yang dianggapnya menghalangi jalannya. Dalam masa pemerintahan Letnan Gubernur
sepeninggal Phillip, nampaknya Macarthur merupakan tokoh yang sangat dihargai, terutama
dikalangan New South Wales Corps. Pada masa itu ada tiga jenis tenaga kerja di koloni itu,
antara lain :

a. Narapidana yang dalam rangka pelaksanaan hukumannya harus bekerja di gedung-


gedung pemerintah dan jalan-jalan umum tanpa mendapat upah atau gaji.
b. Narapidana yang dipinjamkan kepada penduduk bebas atau orang-orang yang telah
mendapat hadiah tanah.
c. Tenaga kerja bayaran.

Pada masa pemerintahan Letnan Gubernur para perwira New South Wales Corps mendapat
hadiah tanah yang luar biasa banyaknya. Menurut Portus (1957), menyebutkan bahwa selama
tiga tahun itu lebih dari 15.000 acres tanah dihadiahkan kepada mereka. Melihat luas tanah yang
dihadiahkan kepada perwira selama tiga tahun itu, tentu narapidana yang ditugaskan tidak akan
cukup untuk mengolahnya. Akibatnya perkejaan umum seperti pengerjaan gedung-gedung
pemerintah, kebersihan umum, pembuatan jalan di abaikan demi kepentingan pengolahan tanah
para perwira. Akhirnya Mereka terpaksa menggunakan tenaga kerja bebas, namun mereka
memerlukan banyak uang, karena tenaga kerja bebas harus digaji.

Dalam tahun 1795 masa pemerintahan Letnan Gubernur berakhir dengan datangnya
Kapten John Hunter, Gubernur yang mengantikan Arthur Phillip. Sesampainya di New South
Wales, Hunter segera mengatur langkah-langkah menentang pertumbuhan kekuasaan para
perwira pedagang itu. Hunter berusaha mengatur dan menertibkan lalu lintas dan perdagangan
rum. Di pihak lain para perwira Corps menghantam Hunter dari belakang. Mereka mengirimkan
surat kepada pemerintah Inggris di London berisi keluhan atas kepemimpinan Hunter. Dan juga
para perwira sama sekali tidak mau membantu Hunter dalam mengatur kembali lalu lintas dan
perdagangan rum. Pemerintah Inggris pun nampaknya belum memiliki pilihan yang tepat untuk
mematahkan kekuatan mereka pada saat itu. Pemerintah malah menarik Hunter pada tahun 1800
dan menunjuk Phillip Gidley King sebagai penggantinya.

Masa pemerintahan King, sama halnya dengan masa Hunter, tercatat sebagai masa di mana
Gubernur mendorong diadakannya eksplorasi pantai. Pada awal abad ke – 19 yang bertepatan
pula dengan masa pemerintahan King, para pejabat pemerintahan di Inggris khawatir akan
kegiatan pelayaran dan penyelidikan yang dilakukan oleh Prancis dilautan selatan, termasuk
dipantai selatan benua Australia. Untuk mencegah kemungkinan itu, pemerintah Inggris
mengirimkan satu ekspedisi kecil dalam tahun 1803 yang terdiri dari narapidana, tentara, dan
penduduk bebas. Ekspedisi ini dipimpin oleh Kapten David Collins dan ditugaskan untuk
menduduki Port Phillip. Beberapa bulan kemudian ia mengirimkan ekspedisi serupa dipimpin
oleh Paterson untuk menduduki Port Dalrymple dia pantai utara Van Diemen’s Land.

Hal lain yang sangat perlu mendapat perhatian dari masa pemerintahan King adalah
munculnya kelompok narapidana baru di koloni itu. Sebenarnya sejak bulan september 1791
sudah mulai ada narapidana Irlandia yang di transportasikan ke koloni itu, namun karena jumlah
sangat kecil, pengaruhnya belum sangat berarti bagi koloni itu. Hal yang lebih penting lagi
adalah mereka tergolong penjahat politik yang senantiasa siap melakukan pergolakan dan
memimpin pemberontakan melawan kekuasaan pemerintah Inggris, termasuk di New South
Wales. Mereka menganut dan mengembangkan ideologi yang berbeda dengan yang dianut oleh
pemerintah Inggris dan masyarakat Inggris lainya, sehingga mereka tidak jera oleh hukuman dan
senantiasa berusaha mencari saat yang tepat untuk melakukan pemberontakan.

Dalam bulan maret 1804, William Johnston, seorang narapidana Irlandia, mengumpulkan
sesamanya di Castle Hill. Dengan tekad membebaskan diri dari tekanan “Anglo-Saxon” mereka
mempersenjatai diri dengan tongkat, helaian papan yang diikat dengan besi, dan beberapa bedil,
lalu bergerak ke arah Hawkesbury dalam persiapan menaklukan Sydney. Akan tetapi, seorang
informan memberitahu Gubernur King tepat pada waktunya, sehingga sebelum jumlah pengikut
mereka menjadi besar mereka sudah dapat dipatahkan oleh detasemen kecil tentara.

Bagi King, terjadinya pemberontakan ini menimbulkan kegelisahan yang cukup parah.
Dalam pikirannya selalu terbayang bahwa untuk keamanan dan ketertiban koloni itu ia
tergantung pada New South Wales Corps. Sementara itu dia pun menyadari bahwa perwira-
perwira Corps tersebut menentangnya habis-habisan. Hal ini sangat melelahkannya, sehingga
ketika pada tahun 1806 penggantinya datang ia merasa lega dan gembira.

Pemerintah Inggris menyadari bahwa selama kekuasaan dan pegaruh perwira Corps masih
menghalangi kekuasaan Gubernur, sukar sekali melaksanakan usaha-usaha peningkatan
kehidupan masyarakat di koloni tersebut. Oleh karena itu, pemerintah berusaha memilih orang
yang dianggap tepat untuk menggantikan King. Pilihan jatuh pada Kapten William Bligh karena
reputasi gemilang yang pernah diperlihatkannya pada waktu lalu. Ketika pada tahun 1788 Bligh
memimpin kapal Bounty anak buahnya memberontak. Bligh beserta beberapa orang yang dekat
padanya diturunkan dari kapal ditengah-tengah Samudera Pasifik. Ternyata, Bligh berhasil
selamat dan dapat kembali ke Inggris.

Pada tahun 1806 Bligh tiba di New South Wales untuk mengantikan King sebagai
Gubernur. Harapan pemerintah untuk menyelesaikan masalah peredaran dan penggunaan rum
yang selalu melibatkan Gubernur dengan para perwira Corps ke dalam konflik yang
berkelanjutan, ini diuji diatas pundak Gubernur baru itu. Akibat dari watak Bligh yang kurang
bijaksana dan bersifat memaksa serta kasar, menyebabkan dia bertengkar dengan para perwira
pedagang, terutama dengan John Macarthur. Walaupun John Macarthur sudah tidak aktif dalam
dinas militer, namun pengaruhnya di kalangan perwira dan koloni itu masih besar. Dia juga
bertengkar dengan Gubernur King yang mengirimkannya ke Inggris untuk diadili. Dengan
geramnya Bligh menangkap Macarthur dan dengan tuntutan yang sangat panjang hendak diadili
dibawah pengadilan militer yang dipimpin oleh Atkins. Tetapi Macarthur menolak untuk diadili
dan minta dibebaskan, dan hal ini membuat Bligh begitu marah. Kemudian Bligh mengumumkan
akan menangkap perwira tersebut dan memasukan Macarthur ke penjara.

Tindakan Bligh ini menimbulkan kemarahan para perwira yang sangat menghomti
Macarathur. Pada tanggal 26 Januari 1808, Mayor George Johnston memerintahkan anak
buahnya berbaris menuju tempat kediaman Gubernur. William Bligh ditangkap dan dipecat, lalu
Macarthur dibebaskan. Johnston mengangkat dirinya sebagai penguasa menggantikan Gubernur
Bligh. Kemudian kolonel Paterson datang dari Van Diements Land mengambil alih kedudukan
Johnston sebagai penguasa dikoloni itu.

Dengan peristiwa ini nampaknya para perwira memperoleh kemenangan. Mereka telah
mengejek Hunter, menghina King, dan memecat serta memenjarakan Bligh. Akan tetapi tindakan
mereka yang terakhir itu justru menandai akhir kekuasaan mereka. Pemerintah Inggris tidak
dapat terus bersabar dan mengalah. Tiba saatnya bagi pemerintah untuk melakukan pukulan
mematikan terhadap pergolakan-pergolakan para perwira yang berusaha mengutungkan dirinya
sendiri itu. Apabila sampai berusaha Gubernur berasal dari Angkatan Laut dan datang tanpa
membawa pasukan khusus, maka penggantinya, Lachlan Macquarie, diambil dari Angkatan
Darat yang datang lengkap dengan pasukan yang dipimpinya sendiri.
Perkembangan koloni pada masa pemerintahan Lachlan Macquarie

Pada tanggal 1 januari 1810, Macquarie diikuti oleh resimen militer dari infranty redcoad
division 73 sampai di New South Wales. Adanya gubernur baru dengan kekuatan militer sendiri
jelas suatu ancaman besar. Apalagi yang dibawa adalah pasukan angkatan darat yang
professional dimana jumlahnya jauh lebih banyak dari anggota New South Wales corps.

Ketakutan dan kekhawatiran New South Wales segera menjadi kenyataan. Pada saat serah
terima jabatan dilaksanakan, Marquarie berpidato yang menyatakan niatnya untuk menegakkan
keadilan dan kebenaran di koloni tersebut. setelah berpidato, Marquarie langsung pada pokok
permasalahan dari koloni New South Wales yaitu keberadaan N.S.W Corps. Ia mengumumkan
agar semua anggota New South Wales Corps segera menjadi mendaftarkan diri untuk kemudian
dipulangkan ke Inggris. Mereka yang tidak mau kembali karena terikat oleh kegiatan
perdagangan dan pertanian, boleh tetap tinggal dengan syarat harus melepaskan dinas militernya.
Bagi mereka yang masih menentang, tidak mau melepas dinas militernya dan tidak
maudideportasi kembalike inggris maka akan di tahan dan dijebloskan ke penjara. Dengan
pengumuman ini berarti New South Wales Corps dibubarkan, sehingga Gubernur dapat dengan
leluasa menjalankan pemerintahannya.

Pasca pembubaran N.S.W Corps, Marquarie segera melakukan restorasi besar-besaran. Ia


memerintahkan penduduk dengan status social dan ekonomi yang tinggi bersikap rendah hati,
sementara golongan bawah dan narapidana tetap sabar menjalani kehidupannya. Hari minggu
digunakan untuk menjalankan kewajiban beragama di gereja bagi pemeluk Kristen, para hakim
dibina agar dapat berlaku adil dalam mengurusi masalah perkara tindak kejahatan, Marquarie
juga mewajibkan semua orang di koloni agar tidak menyakiti penduduk asli Australia (suku
Aborigin).

Anda mungkin juga menyukai