Pada tahun 1839, pedagang asal Inggris bernama G.T. Whittington memdirikan
Falkland Islands Commercial Fishery dan Agricultural Association dan mencoba melakukan
tekanan kepada pemerintah Inggris untuk Kembali melanjutkan kolonisasi Kepulauan
Falkland. Kemudian Whitington juga menerbitkan brosur yang berjudul 'The Falkland
Islands' yang sumber-sumber tulisannya diperoleh secara tidak langsung dari Louis Vernet,
dan kemudian dipresentasikan kepada pemerintah petisi yang ditandatangani oleh ratusan
penanam modal dari London, para pemilik kapal dan pedagang yang menuntut bahwa
pertemuan publik diadakan untuk membahas masa depan Kepulauan Falkland. Kemudian di
tahun 1840, Whitington juga mengirim surat kepada sekertaris koloni, Lord Russell yang
berisi bahwa usulan tentang pembentukan koloni oleh asosiasinya. Satu bulan kemudian,
tepatnya bulan Mei The Colonial Land and Emigration Commissioners memutuskan bahwa
kepulauan Falkland cocok untuk diadakan kolonisasi. Pada tahun yang sama, Whittington
mengutus saudaranya J.B. Whittington berlayar dengan dua kapal yang membawa imigran
dan kebutuhan hidup ke Port Louis, dan tiba di sana pada bulan November 1841 dengan
tujuan membentuk sebuah koloni. Setelah memantapkan diri, Whittington mulai membangun
sebuah rumah dan mendirikan bisnis pengasinan ikan.Dengan dibantu pegawai mudanya J.
Markham Dean dengan pesat bisnisnya tumbuh dan menjadikan dirirnya sebagai pedagang
yang bereputasi di kepulauan Falkland.
Perang Falkland
Penyebab terjadinya perang Falkland pada tahun 1982 antara Argentina melawan
Inggris untuk memperebutkan kepulauan Falkland diantaranya adalah, adanya dasar sejarah
yang kuat dan masing-masing pihak memilik catatan sejarah yang hampir sama dalam
penguasaan kepulauan tersebut. Argentina mengangap kepulauan Malvinas (Falkland) yang
diklaim Inggris adalah sebuah kesalahan sejarah, karena daerah tersebut merupakan bekas
jajahan Spanyol yang juga merupakan bagian dari koloni Rio de la Plata di Amerika Selatan,
yang kini menjadi Argentina, namun, Inggris juga bersikeras bahwa Falkland adalah tanah
merdeka yang ditemukan oleh pelautnya dan juga telah dimasukan kedalam kedaulatan
kerajaan Inggris, jauh sebelum Spanyol menguasai daerah tersebut. selanjutnya adalah, faktor
negara kuat melawan negara lemah. Pada masa awal terbentuknya negara Argentina, negara
ini masih sangat muda dibandingkan dengan Inggris yang telah menjadi salah satu negara
besar pada masa itu.Sehingga, kemunculan Argentina dan upayanya untuk membangun
koloni di Falkland dapat dengan mudah dipatahkan oleh Inggris.Meskipun pada usaha awal
gagal namun, dendam tersbut nampaknya dibawa oleh Argentina untuk Kembali menginvasi
Falkland.Dan yang terakhir, kondisi politik dalam negeri Argentina.Pada tahun 1980an
Argentina dipimpin oleh junta militer yang menyebabkan kemerosotan perekonomian dan
sosial rakyat Argentina.Untuk menutupi kegagalan pemerintahan tersebut.Jendral Leopoldo
Galtieri mengambil alih kekuasaan pemerintahan, namun dirinya masih berada dibawah
kendali Laksamana Anaya, seorang yang nasionalis dan membenci Inggris Dua orang ini
ingin menaklukkan Kembali kepulauan Falkland, dan memberantas semua kepentingan
Inggris di wilayah tersebut. Sehingga pada tahun 1982 pemerintah memutuskan untuk
mengubah politik luar negerinya terhadap Inggris, terutama masalah kepulauan Falkland
(Malvinas). Hal tersebut sebenarnya adalah cara pemerintah mengalihkan perhatian karena
mereka sangat membutuhkan sebuah semangat nasionalisme dan penyatuan bangsa dari
perhatian rakyat terhadap kegagalan ekonomi dan berbagai pelanggaran hak asasi manusia
dan untuk mempertahankan control kediktatorannya Ini menjadi penyitaan Falklands dengan
kekerasan. Ditambah dengan sedang terjadinya pengurangan perhatian dari Inggris terhadp
Falkland dengan bukti penarikan sejumlah angkatan lautnya yang berada di Atlantik Selatan.
Pada 19 Maret 1982 dimulailah invasi Argentina ke kepuluan Falkland.Argentina
memprovokasi Inggris dengan membuang kapal-kapal bekas disekitaran pulau Georgia
Selatan dan juga mengibarkan bendera Argentina di pulau itu. Inggris pun terprovokasi, dari
pangkalannya di Stanley dikirim kapal HMS Endurance untuk mengusir kapal-kapal
ronsokan itu kembali ke Argentina pada keesokan harinya.(Smith:2008:28) Invasi sebenarnya
dengan sandi Operation Rosario baru dikerahkan pada 2 April dengan cepat pasukan
Argentina merebut pulau-pulau dari populasi kecil dan pasukan Inggris yang berjumlah lebih
sedikit. Meskipun menghadapi paramiliter bersenjata, pasukan Argentina diperintahkan untuk
tidak membunuh warga sipil Inggris. Gubernur Falkland saat itu, Sir Rex Masterman Hunt
telah diberitahu akan datangnya serangan Argentina, sehingga Hunt memiliki beberapa jam
untuk mempersiapkan pertempuran. Dengan cara mengorganisir pertahanan 68 orang marinir,
25 orang Angkatan Pertahanan lokal, dan 11 pelaut Meskipun mampu bertahan dalam waktu
singkat pada akhirnya pertahanan kecil Inggris ini mampu dilumpuhhkan dan diperintahkan
untuk menyerah.Meskipun Argentina berhasil menduduki Stanley dan membawa para
tawanan Inggris dari pulau-pulau kecil disekitaran Stanley, pasukan Argentina tidak
mendapat sambutan baik dari penduduk Stanley. Dalam waktu singkat ribuan pasukan
Argentina mendarat di Stanley, namun sebagian besar dari mereka adalah para wajib militer
yang minim pengalaman. Inggris mendapat dukungan moral dari bangsa-bangsa Eropa
lainnya dan Amerika Serikat, meskipun mereka keberatan untuk menawarkan dukungan
pasukan.Diplomasi kedua negara itu tidak membuat kemajuan, karena masing masing negara
menginginkan kepentingan nasional yang saling bertolak belakang. Inggris menginginkan
penarikan Argentina sebelum melanjutakan negosiasi membahas masa depan Falkland, di sisi
lain Argentina menginginkan kedaulatan sebelum penarikan pasukananya. Inggris bukannya
mencoba untuk mengisolasi Argentina dari dukungan internasional. Hasilnya adalah resolusi
Dewan Keamanan PBB terhadap Argentina, didukung dengan Perancis untuk menghentikan
memasok penjualan senjata untuk Argentina serta embargo semua kegiatan perdagangan
dengan European Economic Community (EEC).Keputusan untuk membalas tidak dianggap
enteng, dengan kemungkinan Inggris benar-benar merebut kembali Stanley. Duncan
Anderson menyebut operasi 'putus asa' Artinya pasukan Inggris harus beroperasi hamper
8000 mil dari rumah, dekat ke Antartika, dengan musim dingin, dan dengan keraguan atas
membangun supremasi udara, (angkatan udara Argentina akan mampu menerbangkan empat
kali lebih banyak pesawat karena jarak yang lebih dekat dengan Falkland dan sistem
pertahanan udara angkatan laut Inggris yang baru dan belum terbukti dalam pertempuran.)
Namun, Perdana Menteri Inggris pada saat itu Margaret Thatcher menghadapi masalah
domestik seperti kerusuhan, dia merasa bahwa kelemahan atas Falklands akan menurunkan
pemerintah yang tidak populer, dan merusak hubungan nya dengan negara-negara Barat
lainnya. Selain itu, ketika berita tentang serangan Argentina mencapai public Inggris, ada
kemarahan dan permintaan untuk menyerang. kritikus juga berpendapat bahwa keputusan itu
keinginan untuk menunjukkan kepada Amerika Serikat dan dunia, bahwa Inggris masih bisa
berperang dengan sendiri. Thatcher membuat keputusan untuk menyerang dan gugus tugas
angkatan laut dalam sandi Operation Corporate diselenggarakan.Berkat laporan awal
intelejen, keputusan untuk bersiap perang benar-benar diambil sehari sebelum Falkland
diserang.Pada 12 April, Inggris mengumumkan Zona Eksklusif Maritim 200 mil dari garis
pantai Fakland, dengan tujuan melemahkan distribusi Argentina dalam upaya memperkuat
pasukannya di Falkland.Pasukan Inggris yang terbentuk dari Royal Navy membangun
pangkalan darurat untuk distribusi logistik Inggris di Kepulauan Ascension. Inggris
mengerakan sedikitnya dua buah kapal induk, lima kapal tipe perusak, sebelas kapal tipe
Frigat, tiga kapal selam nuklir, delapan kapal amfibi, serta kapal-kapal pendukung lain
termasuk kapal tangker minyak sebagai suplai bahan bakar. Untuk pasukan darat dikerahkan
15.000 tentara, termasuk 7000 marinir, pasukan terjun payung, dan sejumlah tentara elit
Special Air Service (SAS) dan Special Boat Service (SBS). Juga dibekali dengan antiaircraft
defence systems (sistem pertahanan dari serangan pesawat), serta anti-ship missiles (rudal
penghalau serangan kapal) seperti Sea Wolf dan Sea Dart Semua pasukan dan sistem
pertahanan ini dikrim ke Fakland dengan misi merebut kembali Stanley dalam waktu enam
minggu. Setelah kurang lebih 74 hari yang menegangkan, tepatnya pada tanggal 14 Juni
1982.Jendral Menendez gagal total dalam upaya menginvasi kepulauan Falkland. Walaupun
di akhir-akhir menjelang selesai perang, Menendez memerintahkan seluruh pasukannya untuk
membuat pertahanan yang masif di kota Stanley, terutama diwilayah vital seperti bandara.
Namun upaya pertahan tersebut tetap bisa ditembus oleh pasukan Inggris yang tengah
memiliki semangat tinggi setelah berhasil menhabisi Argentina di garis depan sebelum
Stanley. Juga ditambah dengan moral pasukan Argentina yang rontok karena sebagian besar
pasukan Argentina adalah seorang yang baru lulus dari wajib militer, yang juga kurang
mempunyai pengalaman bertempur. Juga karena sebagian pasukan tersebut merupakan
rekrutan dari provinsi-provinsi Utara yang beriklim lebih hangat dibandingkan dengan tempat
peperangan yang berada cukup dekat dengan Antartika yang dingin.Kondisi itulah yang
menjadi beberapa faktor penyebab kekalahan Argentina melawan pasukan Inggris yang siap
secara fisik dan pelengkapan militer yang canggih. Argentina kalah dengan jumlah korban
655 tewas dan hampir tiga belas ribu ditangkap, namun semuanya dibebaskan segera setelah
Argentina mengaku kalah. Dari pihak Inggris sejumlah 255 tentara tewas dan 777 terluka
Pemerintah militer Argentina itu pukulan dari yang sangat menyakitkan, dan kekuasaan sipil
dipulihkan pada tahun depan, sebagai konsekuensi akibat langsung dari kalah perang.
Sementara itu kekalahan tersebut sangat mempengaruhi Argentina terhadap status politik
Falkland (Malvinas), berbeda dengan yang terjadi di London.Di mana Margaret Thatcher
sebelumnya tidak populer memanfaatkan kemenangan Inggris menjadi kemenangan pemilu
besar di Britania Raya. Walaupun Argentina sejak kekalahannya menjadi lemah terhadap
kepulauan Fakland (Malvinas) kembali meminta kepada PBB tentang pulau tersebut untuk di
mediasi ulang sebagai negosiator penyelesaian konflik Argentina dengan Inggris terhadap
Kepulauan Falkland (Malvinas). Setelah memenangkan perang Inggris kini tampaknya
bertekad untuk menjaga dan membangun pertahanan di kepulauan Falkland untuk menangkal
serangan lain yang mengancam mereka.
Tahap pertama, perkembangan hubungan antara tahun 1982-1989, dan tahap kedua di
tahun 1989-2003, serta tahap terakhir tahun 2003-2007. Keseluruhan tahapan tersebut terus
berkembang hingga pada akhirnya dilakasanankannya sebuah referendum di kepulauan
Falkland. Periode terburuk dari dinamika hubungan kedua negara terjadi pada tahun 1982-
1989, pada periode tersebut Argentina dan Inggris memutuskan hubungan Diplomatik dan
salaing adu kekuatan dengan perang demi kedaulatan kepulauan Falkland (Malvinas). Tahun
1989, Setelah junta militer berkuasa seperti Leopoldo Galtieri yang mengobarkan perang
Falkland, dan bergonta-ganti presiden sampai pada terpilihnya Carlos Menem. Hubungan
Argerntina dan Inggris sempat beku dan panas, namun pada era Menem tepatnya pada
tanggal 19 Oktober 1989 Argentina dan Inggris kembali menyambung hubungan yang
sempat terputus pada era perang Falkland. Kedua negara ini bertemu di Madrid dan
membahas upaya pemulihan kembali hubungan diplomatik dan pembicaraan tentang
pernyataan bersama tentang kerangka kedaulatan atau Sovereignty Umbrella. Sovereignty
Umbrella merupakan kesepakatan bersama antara Inggris dan Argentina untuk
mengesampingkan isu kedaulatan kepulauan Falkalnd (Malvinas) ketika kedua negara
menjalin hubungan bilateralnya yang berisi :
A. Perlindungan posisi kedua negara dalam isu kedaulatan kepulauan Falkland (Malvinas).
B. Tidak ada tindakan di luar perjanjian yang di lakukan oleh salah satu pihak untuk
menegaskan posisi mereka dalam kepulauan Falkland (Malvinas Kemudian Kantor kedutaan
di kedua negara pun dibuka kembali pada 26 Februari 1990.Inggris menunjuk Sir Humphrey
Maud untuk menjadi duta besar di Argentina dan Argentina menunjuk Mario Campora untuk
menjadi duta besar di Inggris. Tidak hanya membahas tentang pemulihan hubungan
diplomatik saja, setelah pertemuan di Madrid tersebut kedua negara sepakat bekerjasama
daalm bidang ekonomi. Seperti peningkatan dan pembanguna perekonomian dalam sektor
perdaganan dan pertanian seperti komoditi gandum.Sehingga adanya kesepakatan kerjasama
tersebut membuka kembali akses peluang Argentina untuk menjadi pemasok gandum untuk
memenuhi kebutuhan pokok bangsa-bangsa Eropa. Hingga saat ini Inggris memang masih
menolak menyerahkan Falkland (Malvinas) kepada Argentina dengan alasan rakyat Falkland
tidak bersedia kembalike wilayah Argentina dengan kata lain tidak mau beridentitas
Argentina. Pemerintah Inggris juga masih mempertahankan markas militer yang besar di
Kepulauan Falkland. Namun, berbagai peninggalan zaman perang kini sudah dijadikan situs
wisata yang menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke pulau Falkland.