Anda di halaman 1dari 7

Nama: Nur Kumala

Nim: C74219060
Prodi: HTN B
Semester: 6
Matkul: Hukum dan HAM

Analisis 3 dokumen sesudah Undang-undang 1945 (Duham 1948, ICESR, ICCPR 1966)

HAM termasuk juga adalah sebuah pola atau rangkaian konseptual yang bukan
muncul dari dari dalam Universal Declaration of Human Right dan juga DUHAM atau
singkatan dari Deklarasi Universal HAM yang di dirikan pada 1948, namun sebenarnya dapat
dikaitkan menjadi pengakuan yuridis formal juga titik kulminasi hasil berjuang secara luas
semua masyarakat yang ikut berasosiasi dalam lingkup PBB agar mengetahui dan juga
mempunyai rasa hormat dan juga mendirikan apa yang menjadi hak masyarakat, dan harkat
masyarakat masing-masing agar terwujudnya keadilan dan terwujudnya saling rukun antar
warga negara.
pada tiga tahun lalu indonesia jaya sebelum ada peristiwa Duham, namun didalam
konstitusi, indonesia sudah transparan dan positif tegas mempercayai bahwa HAM itu ada
dan bersifat fundamental, kemajuan hak asasi manusia di indonesia, sesungguhnya didalam
naskah UUD 45 sudah tertulis, tetapi tidak dicantumkan secara jelas, sesudah melakukan
amandemen I-IV UUD 45, keputusan HAM telah dicantumkan dalam pasal 28A-28J.
rancangan HAM yang telah mengangkat indonesia bukan bersifat universal, tetapi
dicocokkan dalam kebudayaan indonesia yang berlandaskan pancasila dan UUD 45, dengan
itu berati absolut penting, dikarenakan hal tersebut saling berhubungan dengan falsafah
doktrin dan juga pengetahuan dari masyarakat indonesia sendiri, manusia tersebut dilihat
sebagai individu dan dikatakan sebagai masyarakat sosial yang dilihat sebagai warga negara,
dengan hal demikian rancangan Hak asasi manusia di negara indonesia tidak hanya sebagai
hak yang fundamental manusia, namun tampak suatu keharusan dasar manusia yang di cap
sebagai warga negara supaya patuh dalam aturan Undang-undang hukum yang blom
tertuliskan, mempunyai rasa hormat pada HAM masyarakat lain, moral etika, dan tunduk
pada hukum internasional tentang HAM yang sudah diperoleh negara indonesia, dan
diharuskan ikut campur tangan dan membela negaranya. .1 sudh
Adanya hak yang sudah ada sejak lahir dan tanpa bisa diganggu gugat oleh siapapun
yang tidak memandang status sosialnya, asalnya, kebangsaannya, ras, agamaya dll, bahwa itu
harus ada penghormatan, harus melindungi, tercipta, dan juga ditanamkan oleh semua negara,

1
Mahmud Muhsinin, HAK ASASI MANUSIA (HAM) DALAM
PERSPEKTIF ISLAM DAN UUD 1945, AL-Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama/Vol. 4, No. 2, 2018, h 2-3
didalam UUD RI 45 sudah dibuktikan dengan menghormati, memberi perlindungan,
pemenuhan, dan di tanamkan dan dikembangkan, HAM yakni sudah menjadi tanggungjawab
suatu negara, terkhusus pemerintahan.
secara luas didalam UU 39 1999 mengenai HAM ditanamkan mengenai hak yang mendasar
pada manusia yakni mempunyai kebebasan untuk hidup, dan hak menjalin rumah tangga dan
meneruskan keturunan, hak menumbuhkan diri lebih maju, hak memiliki keadilan, hak bebas
dalam melakukan apa saja yakni hak pribadi, hak punya rasa aman dll hak anak Duham
mempunyai 3 kriteria yaitu menghormati martabat setiap manusia, kejayaan dan
keseimbangan,
sebelum adanya duham 3 tahun lalu pada tanggal 17 agustus tahun 1945, jajaran penegak
bangsa mengesahkan kemerdekaan indonesia, pengesahan kemerdekaan yakni menjadi tiang
sejarah peradaban bangsa saat ini yakni semua bangsa indonesia sesudah diperangi beberapa
ratus tahun, dalam hal ini situasi rakyat nusantara dulu dan belum bisa bersenang senang
menikmati kebebasan dan semua kaya alam yang diturunkan oleh Tuhan YME.
Pada saat Proklamasi kemerdekaan yakni yang menjadi tonggaknya peradaban kita
membebaskan diri dari orang yang memerangi dan menghancurkan bangsa kita, tetapi dengan
hal itu adanya komitmen untuk saling mempunyai rasa hormat kepada kemerdekaan dan
kejayaan masing-masing pribadi dan semua masyarakat, demikian dengan mengutarakan dan
bersyukur mempunyai kekayaan alam atas pemberian Tuhan YME dalam kelimpahan
bersama, dalam hal itu juga dengan berkomitmen peradaban indonesia untuk masa kejayaan
dan berdiri tegak dengan bangkitnya peradaban smua manusia di dunia dengan penuh
semnagat dalam menjalin perdamaian abadi..2 sudh
Dengan adanya hak bebas dalam menentukan agama dan menganut agama masing-
masing tidak menjadi suatu permasalahan baru, jadi itu termasuk salah satu keluwesan atau
bebas yang dimiliki terhadap setiap individu dalam menentukan agamanya dan kepercayaan
sendiri, di indonesia merupakan negara yang tidak lepas dari adanya hukum yang meluhurkan
HAM sudah terjamin kejayaannya dan bebas dalam memilih agama pada setiap warga negara
yang sudah ada aturannya secara transparan didalam sebuah konstitusi RI yakni UUd 1945,
hak untuk bebas beragama adalah hak yang dimiliki oleh setiap individu masing-masing dan
merupakan hak yang fundamental maka semua orang memiliki hak bebas untuk memilih
beragama sesuai dengan kepercayaannya..3 sdah
Pasal 18 tercantum dalam DUHAM yakni tentang bebas memilih agama dan
mempunyai kepercayaan masing-masing yakni semua manusia mempunyai hak untuk bebas
berpikir, hati nurani dan beragama, dengan hal demikian sudah tergolong kebebasan
beragama secara ganti , dan bebas dalam mengemukakan tentang agamanya dan
keyakinannya yakni dengan prinsip melatihnya, dan melakukannya, senantiasa selalu
beribadah dan taat kepada keyakinannya, di dalam publik sendiri sering berhubungan dengan
bebas beragama dan bebas melakukan ibadah dan sudah ada aturannya dalam pasal 18

2
Di akses dalam https://www.kemenkumham.go.id/berita/deklarasi-universal-ham-dan-kaitannya-dengan-hak-
dasar-manusia, Pada 7 april 2022, pukul 16:29
3
Aulia Rosa Nasution, KEBEBASAN BERAGAMA DALAM TINJAUAN HAK ASASI MANUSIA, FH UNPAB
VOL. 6 NO. 6. 2018, h 1
Duham, mengenai permasalahan masjid yang terbakar di papua yang kejadiannya baru baru
ini dan juga sangat bertolak belakang dengan pasal 18 Duham.4 sudah
Sehubungan dengan Undang-undnag 45 yang telah memposisikan HAM dalam
tempat yang substansial dan sudah tercantum didalam pasal 28A-28J.
dalam Pasal 28E ayat (1) menekankan bahwa setiap individu mempunyai hak untuk
kebebasan beragama dan melaksanakan ibadah sesuai agamanya masing-masing, itu sudah
terjamin didalam pasal 29 (2) UUD 45 dan berpendapat bahwa negara sudah menjamin
adanya kejayaan atau kemerdekaan suatu individu dan bebas memilih agamanya dan
beribadah sesuai dengan ketentuan agamanya dan kepercayaannya..5 sdah
Dalam PBB menentukan ICCPR dan juga Protokol opsionalnya bersama menentukan
ICESR bersama protokol opsionalnya. terdapat perbedaan antara kedua tersebut yang
memunculkan ICCPR adalah efek dari kesepakatan politik yang keras yang mempunyai
kekuatan di berbagai negara Blok Sosialis dengan berkekuatan Blok kapitalis yang keduanya
sama2 dilibatkan dalan perang dingin, dengan hal itu maka sangat berpengaruh dalam
pembuatan undang-undang perjanjian internasional HAM yang dalam hal itu sedang
dikerjakan Komisi HAM PBB pada saat tahun 1949 dan mengakibatkan terjadinya
terpecahnya hak-hak sipil dan politik dalam hak tersebut dikategorikan dalam hak ekonomi
sosialbdan budaya dalam sebuah perjanjian internasional HAM yang pada waktu tersebut
awalnya berusaha untuk disatukan kedalam kovenan saja. dan adanya pembedaan tersebut
berakibat menaruh sugesti tersebut dalam ditegaknya antar kedua tersebut.
dan dalam waktu sekarang kovenan internasional hak sipil dan politik / ICCPR sudah
dilakukan konfirmasi sebanyak 167 negara. yang berati sudah cukup dari 95% dari negara
anggotanya, dalam pbb yang jumlahnya 193 dan diakui telah dijadikan sebagai negara pihak
dari kovenan itu, dan dalam konfirmasi tersebut ada tingkatan maka kovenan mempunyai
tingkatan universalitas yang cukup tinggi daripada dengan perjanjian internasional HAM
yang lain. bukan ada nya kesalahan ketika dimungkinkan kovenan tersebut digabungkan dari
bagian internasional Bill of Human Rights.
sebagai negara yang terlalu bnyak mempunyai permasalahan dalam HAM indonesia pada
waktu itu telah memiliki beberapa beban hak yang dijadikan bahan dalam Pasal-pasal
ICCPR, dan sebelum ICCPR disahkan terlebih dahulu , ada pembuktian dari pasal-pasal yang
tercantum didalam UUD 45, tetapi dalam hal itu pada saat proklamasi kemerdekaan RI maka
bahan materi hak sipil dan juga politik yang terkandung didalam UUD 45 tidak bisa
dikembangkan sepenuhnya oleh pemimpin yang mempunyai kuasa pada waktu itu, yang
berawal dari rezim presiden soekarno-soeharto, dengan berjalannya waktu proses demokrasi
yang terus berkembang dengan baik di indonesia, jadi mengakibatkan adanya pemberontakan
oleh rakyat pada rezim presiden soeharto yang melakukan korupsi dan sebagainya pada 1998
yang dimunculkan dengan keadaan politik baru yang saat ini dijuluki orde reformasi.
adanya rasa hormat dan ditegakkannya HAM di indonesia maka ada kemajuan indonesia
mulai berkembang dengan munculnya ketetapan MPR RI No XVII/MPR/1998 mengenai
HAM, UU no 39 1999 mengenai HAM, UU no 26 2000 mengenai pengadilan HAM,

4
Yeni Handayani, Hak Beribadah di Indonesia, Jurnal Rechtsvinding, 2015, h 1
5
Diakses dalam https://www.kemenkumham.go.id/berita/pemerintah-jamin-perlindungan-kebebasan-beragama,
Pada 10 April 2022, Pukul 13:21
selanjutnya hak sipil dan politik lebih dominan dengan dimunculkan adanya pengesahan atau
persetujuan ICCPR dengan UU No 12 2005.
kovenan adalah salah satu timbul dari perang dingjn karena efek dari campur tangan
masyarakat yang keras antara blok sosialis dan juga blok kapitalis, dan pada waktu itu
kondisinya sangat diengaruhi oleh proses pembuatan undang-undang perjanjian internasional
HAM, kedua konvenan tersebut adalah saudara kandung yang di munculkan di dalam kondisi
yang tidak baik dan juga sudah mengakibatkan adanya implikasi..6 sudah
HAM sudah ada pengaturannya didalam ICESCR dan ICCPR yakni butuh dengan adanya
suatu persetujuan hak dalam situasi kerja yang adil dan telah pantas dan standar dan juga
masalah pengupahan harus yang pantas, kerja paksa dan juga ada khursus sistem HAM dalam
perikanan pada pekerja dan awak kapal, secara preskriptif hak pada setiap orang yang bekerja
merupakan bagian yabg mendasar dan dilindungi sebagai hak sipil dan politik ekonomi sosial
budaya, suatu persetujuan itu juga telah menjadi syarat yang wajib di penuhi dan di taati oleh
pengusaha ketika dlaan pengajuan sertifikat HAM dan dalam suatu laporan praktek
penerapan sertifikat HAM, dengan adanya komitmen tersebut sangat berpengaruh terhadap
latar belakang dibuatnya aturan tersebut supaya menghindari pelanggaran HAM kepada
semua orang yang sudah bekerja perikanan tangakp, komitmen tersebut telah dilakukan dan
mempunyai beberapa bentuk dan diantara satunya ada yang sudah uji tuntas HAM yang
terdiri dari 4 unsur yakni:
1. A statement policy
2. Assesment
3. Integrating
4. Tracking and reporting.7
Dalam Dasar pernikahan dalam pasal 23 adanya hak anak dan berhak atas
perlindungan yang diperlukan dalam status anak masih belom cakap hukum atau belom
cukup umur, maka dari itu diwajibkan sekali untuk setiap anak di daftarkan sesudah lahir dan
wajib memiliki nama dan hak anak dalam kewarganegaraan dalam pasal 23 semua orang
mempunyai hak atas pekerjaannya dan dibebaskan untuk menentukan pekerjaan dan punya
hak untuk syarat perburuhan yang dirasa cukup adil dan baik, dan punya hak dalam
perlindungan dari orang orangvyang tidak dapat pekerjaan, diskriminasi, punya hak untuk
pengupahan yang smaa untuk pekerjaan yang sama juga, semua manusia yang sudah
mempunyai pekerjaan atau melakukannya mempunyai hak atas pengupahan yang adil dan
juga baik yang selalu terjamin kehidupan dan semua anggota keluarganya, maka dari sini
dalam kehidupan yang makmur untuk masyarakat yang bermartabat dan jika dibutuhkan
pengembangan dan perlindungan sosial kedepannya, semua manusia punya hak untuk
menciptakan dan ikut gabung serikat serikat pekerja agar kepentingannya terlindungi.8
6
Diakses dalam https://ham.go.id/2014/03/24/implementasi-kovenan-hak-sipil-dan-politik-di-indonesia-hal-1/,
Pada 8 April 2022, Pukul 17:20
7
Hesti Widyaningrum, Adi Nur Rohman, PERLINDUNGAN HAK PEKERJA PEREMPUAN MELALUI
SERTIFIKASI
HAM PERIKANAN YANG BERPERSFEKTIF GENDER, Jurnal Hukum & Pembangunan Vol. 51 No. 2 (2021):
307
8
Diakses dalam https://www.ohchr.org/en/human-rights/universal-declaration/translations/indonesian?
LangID=inz, Pada 8 April 2022, Pukul 19:12
Omnibus Law merupakan konsep hukum yang tujuannya untuk menghilangkan
tumpang tindih antara peraturan perundang-undangan baik di sektor yang sejenis ataupun
yang saling bertentangan kemudian akan ditata ulang. UU No. 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU 12/2011) adalah yang menjadi dasar
pemerintah meninjau kedudukan Omnibus Law. Lebih lanjut, (Sjaiful, 2021) Undang-undang
Cipta Lapangan Kerja masih menyimpan sejumlah problematika normatif, yakni belum
memberikan jaminan kepastian hukum bagi jaminan hakhak pekerja, semisal penetapan upah
yang layak dan kelayakan besaran pesangon. Begitu juga ketentuan tentang PHK, undang-
undang hanya mengakomodir kepentingan pengusaha sehingga dapat berimplikasi PHK
terhadap buruh/ pekerja secara sepihak RUU Cipta Lapangan Kerja tidak mengatur mengenai
pelarangan pemutusan hubungan kerja perusahaan terhadap buruh dengan ketentuan yang
sudah diatur dalam UU Ketenagakerjaan kini.
Dalam hal ini sangat merugikan buruh karena tidak ada dasar hukum jika buruh di-PHK oleh
perusahaan karena buruh mengalami keadaan sebagaimana ketentuan dalam Pasal 153 UU
Ketenagakerjaan (Karo & Yana, 2020). Maka berdasarkan pemaparan tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisa pengaturan omnibus law cipta kerja terhadap tenaga kerja lokal
dalam perusahaan penanaman modal asing di indonesia serta bentuk perlindungan hukum
omnibus law cipta kerja terhadap tenaga kerja. Pasalnya banyak regulasi yang ditujukan
untuk melindungi hak-hak pekerja dalam Undang-undang Ketenagakerjaan tahun 2003
diganti atau bahkan dihapuskan. Alih-alih menciptakan lapangan pekerjaan yang layak
(decent work) bagi para pekerja, UU Cipta Kerja dinilai malah akan membuat kondisi para
pekerja jauh menjadi lebih rentan dan penuh dengan ketidakpastian. Perubahan Sistem
Ketenagakerjaan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja dari
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Nathan, 2000):
Pertama Upah, Pasal 88 diubah; pasal 89 dihapus; penambahan pasal 88B, 88C, 88D
Upah minimum Kabupaten/kota dan sektoral dihapus. Upah minimum ditentukan dari upah
minimum provinsi yang ditetapkan oleh gubernur. Penambahan pasal 88E dan 90B ketentuan
upah minimum bagi usaha mikro dan kecil serta industri padat karya diatur secara terpisah.
Dampak ke pekerja Upah minimum bisa lebih rendah dari sebelumnya sebagaimana yang
ditentukan oleh upah minimum kabupaten/kota dan sektoral upah minimum di usaha mikro
dan kecil serta industri padat karya bisa lebih rendah daripada ketentuan upah minimum yang
berlaku.
Kedua kontrak kerja dan alih daya, Pasal 59 dihapus ketentuan sebelumnya yang
membatasi pekerja kontrak atau perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) pada pekerjaan di
luar kegiatan pokok atau proses produksi secara langsung dan bersifat sementara (maksimal 3
tahun lamanya) dihapus. Pekerja kontrak bisa dilakukan di semua jenis pekerjaan dan tanpa
batas waktu. Pasal 64, 65 dihapus; pasal 66 diubah ketentuan sebelumnya yang membatasi
pemborongan kerja dan kerja outsourcing/alih daya pada pekerjaan di luar kegiatan pokok
atau proses produksi secara langsung dihapus. Semua jenis pekerjaan termasuk pada kegiatan
pokok bisa menggunakan pekerja outsourcing.
Dampak kerja Memperluas kerja kontrak dan hilangnya jaminan serta kepastian kerja
tetap. Semua jenis pekerjaan bisa menggunakan pekerja kontrak (PKWT) dan kerja kontrak
bisa lebih dari 3 tahun lamanya. Memperluas kerja outsourcing dan hilangnya jaminan serta
kepastian kerja tetap. Semua jenis pekerjaan bisa menggunakan pekerja outsourcing/alih daya
termasuk dalam pekerjaan yang berkaitan secara langsung dengan proses produksi. Ketiga
hak untuk cuti, Pasal 93 diubah pekerja yang mengambil cuti karena alasan sakit, haid pada
hari pertama dan kedua, menikah, istri melahirkan atau keguguran, menjalankan ibadah
agama, atau karena anggota keluarga meninggal tidak lagi berhak mendapatkan upah selama
cuti (paid leave).
Dampak kerja pekerja tidak lagi berhak mendapatkan upah selama cuti (paid leave)
bahkan untuk cuti sakit atau haid. Ketentuan paid leave bergantung pada kesepakatan dengan
pengusaha dan bukan diatur oleh perundang-undangan. Sangat berdampak pada pekerja
perempuan. Keempat pesangon, Pasal 156 diubah ketentuan pesangon tidak banyak berubah
secara signifikan. Batas maksimal upah penghargaan masa kerja (UMPK) menjadi 21 tahun
masa kerja dengan 8 bulan upah. Uang penggantian hak (UPH) tidak lagi diatur melalui
hukum dan hanya berdasarkan kesepakatan kerja. Ketentuan pesangon tidak banyak berubah
secara signifikan. Namun dengan meluasnya kerja fleksibel (kontrak dan outsourcing) maka
pekerja semakin rentan mendapatkan pesangon dengan jumlah minimal atau bahkan tanpa
pesangon sama sekali.
Dampak kerja, Ketentuan pesangon tidak banyak berubah secara signifikan. Namun dengan
meluasnya kerja fleksibel (kontrak dan outsourcing) maka pekerja semakin rentan
mendapatkan pesangon dengan jumlah minimal atau bahkan tanpa pesangon sama sekali.
Aturan yang melindungi hak-hak pekerja yang diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan
akan dikurang dan bahkan dihapuskan. Pemenuhan hak-hak pekerja dilimpahkan dalam
perjanjian kerja antara pekerja dan pengusaha dan tidak diatur secara langsung dalam
perundang-undangan. Negara yang seharusnya bertanggung jawab untuk melindungi pekerja
dan juga mengatur hubungan industrial melalui
peraturan perundang-undangan secara otomatis melepaskan peranan tersebut. Hak-
hak dan perlindungan bagi pekerja yang sebelumnya sudah diatur dalam Undang-undang
Ketenagakerjaan seperti upah yang layak, cuti, kepastian kerja, dan pesangon akan diubah
atau dihapuskan dalam RUU Cipta Kerja.
Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab 1 pasal 1
angka 1 menyebutkan bahwa :
”Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.” Dan yang dimaksud dengan tenaga kerja
berdasarkan pasal 1 angka 2 adalah :“Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun masyarakat.” Terkait dengan penjelasan diatas, ketenagakerjaan
tidak hanya membahas mengenai pembukaan lapangan pekerjaan, akan tetapi juga
memperhatikan bagaimana hak-hak pekerja selama menjalani pekerjaan tersebut. Dalam
rangka memberikan kepastian dan kemudahan bagi pelaku usaha pemerintah melakukan
penyederhanaan persyaratan perizinan dalam berusaha untuk meningkatkan investasi dan
perluasan lapangan pekerjaan, omnibus law memang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi
dan perluasan pembukaan lapangan kerja namun perlindungan dan peningkatan kesejahteraan
terhadap pekerja/buruh bukan menjadi fokus utama dari Undang-undang Omnibus Law Cipta
Kerja.9
9
May Linda Iswaningsih, PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA LOKAL DALAM
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG OMNIBUS LAW
ILO adalah suatu badan PBB yang memiliki tugas mengembangkan kesempatan bagi
kaum laki dan perempuan agar mempunyai pekerjaan yang nyaman dan layak dalam kondisi
bebas atau merdeka, selaras, aman, dan nyaman, tujuan pokok dari ILO yakni mengiklankan
hak kerja mengembangkan kesempatan kerja yang nyaman dan layak, mengembangkan
perlindungan sosial, dan memperkokoh suatu pernyataan dalam mengurus bermacam macam
konflik yang berhubungan dengan kerja dan kelompok ini mempunyai 183 negara anggota
dan mempunyaibsifat yang unik dalam badan PBB dikarenakan adanya tatanan tripatit yang
di punyainya dan memposisikan pemimpin, organisasi pengusaha, dan juga serikat pekerja
pada posisi yang sejajar dalam menetapkan program dan cara pengambilalihan kebijakan
Standar-standar ILO berbentuk Konvensi dan Rekomendasi ketenagakerjaan internasional.
Konvensi ILO merupakan perjanjian-perjanjian internasional, tunduk pada ratifi kasi negara-
negara anggota. Rekomendasi tidak bersifat mengikat—kerapkali membahas masalah yang
sama dengan Konvensi—yang memberikan pola pedoman bagi kebijakan dan tindakan
nasional. Hingga akhir 2009, ILO telah mengadopsi 188 Konvensi dan 199 Rekomendasi
yang meliputi beragam subyek: kebebasan berserikat dan perundingan bersama, kesetaraan
perlakuan dan kesempatan, penghapusan kerja paksa dan pekerja anak, promosi
ketenagakerjaan dan pelatihan kerja, jaminan sosial, kondisi kerja, administrasi dan
pengawasan ketenagakerjaan, pencegahan kecelakaan kerja, perlindungan kehamilan dan
perlindungan terhadap pekerja migran serta kategori pekerja lainnya seperti para pelaut,
perawat dan pekerja perkebunan.
Lebih dari 7.300 ratifi kasi Konvensi-konvensi ini telah terdaftar. Standar ketenagakerjaan
internasional memainkan peranan penting dalam penyusunan peraturan, kebijakan dan
keputusan nasional. Mengakui kondisi khusus di mana pekerjaan rumah tangga dilaksanakan
yang membuat diperlukannya melengkapi standar-standar umum dengan standar-standar
khusus untuk pekerja rumah tangga, untuk memungkinkan mereka menikmati hak-hak
mereka secara penuh, dan dan Mengingat instrumen-instrumen internasional yang relevan
lainnya, misalnya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Konvensi Internasional mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, Konvensi mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, Konvensi PBB Anti Kejahatan Transnasional
Terorganisasi dan terutama Protokolnya untuk Mencegah, Menekan dan Menghukum
Perdagangan Orang, Terutama Perempuan dan Anak-anak, Konvensi Hak Anak dan
Konvensi Internasional mengenai Perlindungan Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota
Keluarganya, dan Setelah memutuskan mengadopsi usulan-usulan tertentu mengenai kerja
layak bagi pekerja rumah tangga, yang merupakan item keempat dalam agenda sesi tersebut,
dan Setelah menetapkan bahwa usulan-usulan ini akan berbentuk sebuah Konvensi
Internasional.10

CIPTA KERJA, Jurnal Preferensi Hukum | ISSN: 2746-5039


Vol. 2, No. 3–November 2021, h 482-483
10
Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011, h 4

Anda mungkin juga menyukai