Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH PEMINATAN

REVOLUSI RUSIA TAHUN 1917

TAHUN AJARAN 2016/2017

DISUSUN OLEH :
ARNINDA
FANTY N.C
INES NISFAHANNI
NENENG TARNENGSIH

SMA NEGERI 1 SLIYEG


Jalan Raya Jatibarang -Karangampel PO BOX 05 Jatibarang 45273 Telp.
(0234) 351526.

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat dan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR

DAFTAR
ISI
.

BAB I PENDAHULUAN

BAB II ISI
.

BAB III PENUTUP


..

DAFTAR
PUSTAKA

BAB I
Pendahuluan

Revolusi Rusia
Pada masa pemerintahan Tsar Nicholas II (18941917),
pemerintahan sangat reaksioner dan bersifat otokratis. Akan tetapi, dalam
bidang ekonomi sangat progresif, terutama dalam bidang industri, seperti
industri tekstil, pertambangan, batubara, dan besi. Dengan industri yang
maju inilah maka muncullah kaum buruh. Pada tahun 1905 terjadi
pemberontakan kaum buruh yang bertujuan untuk menuntut perbaikan
nasib dan persamaan hak. Hal ini selaras dengan semboyan mereka,
yakni sama rasa sama rasa. Di samping itu, rakyat juga menuntut adanya
pemerintahan yang liberal. Pada saat itu, Rusia mengalami kekalahan
dalam perang melawan Jepang. Di tengah-tengah situasi yang sedang
kacau itu, Tsar Nicholas II masih mampu mengatasi keadaan dengan
mengambil tindakan dengan menjamin kebebasan berserikat dan
pembentukan Duma (DPR).
Namun dalam Duma itu sendiri terjadi pertentangan antara kaum
Sosialis dan kaum Liberalis. Kaum Sosialis menghendaki susunan
masyarakat yang sosialis,sedangkan kaum Liberal menghendaki adanya
monarkhi konstitusional. Nicolas II bersikap keras, dan memihak kepada
kaum Sosialis sehingga Duma dibubarkan. Hal inilah yang kemudian
mendorong timbulnya revolusi. Nah, pada kesempatan kali iniZona
Siswa akan mencoba membahas secara lengkap mengenai Revolusi Rusia
baik latar belakang, proses revolusi dan dampaknya.

BAB II
Pembahasan

A. Latar Belakang Revolusi Rusia


Sejak kekalahannya dalam perang melawan Jepang pada tahun
1905, bayangan revolusi selalu tampak di Rusia. Berbagai gerakan rakyat
menentang pemerintah ditindas dengan kekerasan senjata. Gerakan
tersebut bersifat sporadis dan seberapa pun usaha pemerintah untuk
menindasnya, gerakan-gerakan serupa selalu muncul. Akhirnya, revolusi
sungguh-sungguh terjadi di tengah Perang Dunia ketika Rusia mengalami
kekalahankekalahan besar. Sebab-sebab terjadinya revolusi sebagai
berikut.

Pemerintahan Tsar Nicholas II yang reaksioner


Ketika negara-negara lain mulai mengakui hak-hak politik bagi
warga negaranya, Tsar Nicholas II masih enggan melakukan hal yang
sama. Ia memang mengizinkan dibentuknya Duma (daerah perwakilan
rakyat Rusia), namun keberadaannya hanya sandiwara belaka. Pemilihan
anggota Duma dilakukan dengan pura-pura karena pada praktiknya,
anggota Duma adalah orang-orang yang propemerintahan Tsar. Hasil-hasil
rapat dan rekomendasi Duma kepada Tsar tidak pernah dihiraukan.

Susunan pemerintahan Tsar yang buruk

Pemerintahan pada masa Tsar Nicholas II tidak disusun secara


rasional, melainkan atas dasar favoritisme. Tsar tidak memilih orangorang yang cakap untuk pemerintahannya, orang-orang yang dipilihnya
untuk jabatan-jabatan pemerintahan hanyalah orang-orang yang
disukainya. Dalam hal ini, Nicholas II sangat dipengaruhi oleh istrinya,
Tsarrina Alexandra. Alexandra sendiri sangat dipengaruhi oleh seorang
biarawan yang menyebut dirinya sebagai utusan Tuhan, Grigori Rasputin.
Alexandra dan Rasputin adalah orang-orang yang sangat kolot dan benci
terhadap segala macam paham baru.

Perbedaan sosial yang mencolok


Kondisi kehidupan antara kedua golongan masyarakat di Rusia pada
masa itu sangat jauh perbedaannya. Tsar dan para bangsawan hidup
mewah dan kaya raya, sementara rakyat, terutama petani dan buruh,
sangat miskin dan sengsara. Bangsawan juga memiliki berbagai macam
hak yang tidak dimiliki rakyat, bahkan banyak hak rakyat yang diabaikan.
Sekalipun perbudakan telah dihapuskan, para bangsawan tetap
memperlakukan rakyat biasa seperti budak dalam kehidupan sehari-hari.

Persoalan tanah
Perubahan kebijakan agraria oleh Menteri Stolypin pada tahun 1906
hanya menghasilkan perubahan tanah-tanah mir menjadi milik
perseorangan anggota mir. Di luar mir, masih banyak tanah berukuran
luas yang menjadi milik para tuan tanah, baik bangsawan maupun para
kulak (petani-petani besar). Tanah-tanah ini dikerjakan oleh para petani
kecil (buruh tani). Para buruh tani ini lalu berusaha menuntut tanah yang
seharusnya menjadi miliknya.

Adanya aliran-aliran yang menentang Tsar


Dalam revolusi pada tahun 1905, aliran-aliran yang menentang Tsar
dapat ditindas, tetapi tidak lenyap. Mereka melakukan gerakan bawah
tanah dan mengumpulkan kekuatan sambil menunggu kesempatan untuk
kembali muncul. Aliran-aliran tersebut adalah aliran liberal dan sosialis.
Kaum liberal yang disebut Kadet (Konstitusional Demokrat). Aliran ini
menghendaki Rusia menjadi kerajaan yang berundang-undang dasar.
Kaum sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis serta
pemerintahan yang modern dan demokratis. Kaum sosialis merupakan
anasir yang revolusioner dan terbagi lagi atas dua aliran: Mensheviks
(moderat atau sosial demokrat) dan Bolsheviks (radikal, kemudian
berkembang menjadi partai komunis). Golongan Mensheviks dipimpin oleh

Georgi Plekhanou yang kemudian digantikan oleh Kerensky. Adapun


golongan Bolsheviks dipimpin oleh Lenin dan Trotsky.

Kekalahan perang
Ketika melibatkan diri dalam Perang Dunia I, sebenarnya Rusia tidak
mempunyai tujuan perang yang tertentu. Rusia ikut perang karena terikat
dan terseret oleh perjanjian-perjanjiannya dengan negara-negara lain,
terutama yang tergabung dalam Triple Entente. Keikutsertaan Rusia dalam
Perang Dunia I mendapat sambutan dingin dari rakyatnya. Peperangan
yang tidak didukung oleh rakyat tentu menghasilkan kekalahan.
Kekalahan-kekalahan besar Rusia (pertempuran di Tannenberg dan di
sekitar danau-danau wilayah Masuri) semakin mengecewakan hati dan
melenyapkan kepercayaan rakyat kepada Tsar. Rakyat mulai jemu pada
peperangan dan menginginkan kedamaian.

Ancaman bahaya kelaparan


Lima belas juta warga Rusia dimobilisasi untuk perang.
Kesejahteraan mereka harus dijamin penuh oleh negara. Sementara,
banyaknya orang yang dikirim ke medan perang berakibat kurangnya
tenaga kerja, baik dalam bidang industri maupun pertanian. Macetnya
industri dan pertanian ini menimbulkan bahaya kelaparan sebab
kurangnya bahan makanan. Perekonomian negara pun menjadi kacau
balau.

B. Prosess Terjadinya Revolusi Rusia


Revolusi Rusia tahun 1917 dapat dibagi menjadi dua tahap, yakni Revolusi
Februari 1917 dan Revolusi Oktober 1917.

1. Revolusi Februari 1917


Revolusi ini dimulai dari Petrograd (sekarang Leningrad) dengan
demonstrasi yang menuntut bahan makanan, kemudian diikuti dengan
pemogokan di perusahaan-perusahaan. Revolusi yang digerakan oleh
kaum Kadet, Menshewiki, dan Bolshewiki ini kemudian berhasil
menggulingkan Tsar Nicholas II. Tampuk pemerintahan dikendalikan oleh
kaum Kadet dengan bentuk pemerintahan sementara.
Akan tetapi, kaum Kadet tidak segera mengadakan perubahanperubahan seperti yang dituntut oleh rakyat. Kaum Menshewiki di bawah
pimpinan Karensky kemudian menggulingkan kaum Kadet dan memegang

tampuk pemerintahan. Program kaum Menshewiki pertama-tama ialah


menjunjung kembali kehormatan Rusia di mata dunia internasional
(karena kekalahan-kekalahan Rusia dalam peperangan), setelah itu baru
mengadakan perubahan pemerintahan dalam negeri. Serangan besarbesaran terhadap Jerman (dalam Perang Dunia I) segera dilangsungkan,
namun gagal. Hal inilah mengakibatkan hilangnya kepercayaan rakyat
terhadap pemerintahan Menshewiki. Kesempatan ini digunakan dengan
sebaik-baiknya oleh kaum Bolshewiki untuk menyusun kekuatan guna
merebut pemerintahan.

2. Revolusi Oktober 1917


Ketika pemerintahan Menshewiki kehilangan kepercayaan di mata
rakyat, kaum Bolshewiki segera mendekati rakyat dan menjanjikan
adanya kedamaian dan pembagian tanah. Dengan cara ini kaum
Bolshewiki mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat. Kaum
Bolshewiki yang semula telah mempersiapkan diri dengan mengadakan
wajib militer kepada para pekerja (yang kemudian menjadi Pengawal
Merah) di bawah pimpinan Trotsky, siap untuk merebut kekuasaan.
Revolusi di mulai di Petrograd lagi di bawah pimpinan Lenin yang
menyerukan untuk mendirikan Republik Soviet. Angkatan Darat dan
Angkatan Laut di Petrograd memihak Lenin. Pada tanggal 25 Oktober
1917 pemerintah Menshewiki di bawah pimpinan Kerensky berhasil
digulingkan. Kaum Bolshewiki akhirnya berhasil memegang tampuk
pemerintahan baru di Rusia.

C. Dampak dari Revolusi Rusia


Revolusi Rusia yang dimenangkan oleh kaum komunis radikal
(Bolshevik) berdampak pada meluasnya paham komunisme di dunia.
Negara-negara dunia ketiga yang pada saat itu masih dijajah bangsa lain
dengan segera mengadopsinya. Juga negara-negara yang baru terbentuk
dan negara-negara yang rakyatnya telah bosan hidup dalam kekangan
feodalisme penguasa.
Paham baru ini pun dengan segera menjalar ke Indonesia yang pada
saat itu tengah menghidupkan organisasi-organisasi pergerakan ke arah
kemerdekaan. Organisasiorganisasi yang menganutnya juga bersikap
radikal (nonkooperatif) terhadap Belanda, bahkan di kemudian hari jelas-

jelas melakukan pemberontakan. Contohnya adalah ISDV yang setelah


Indonesia merdeka mengubah nama menjadi PKI.

BAB III
PENUTUP
Seperti revolusi-revolusi lailn, Revolusi Rusia juga membawa
dampak baik bagi Rusia sendiri bagi negara-negara di kawasan dunia
termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan
pergerakan nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangnya
paham Marxis yang kemudian melahirkan Partai Komunis Indonesia.

Dengan demikian, Revolusi Perancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi


Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia.
Bedanya, jika Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika berpengaruh
terhadap organisasi pergerakan nasional yang berpaham nasional dan
demokratis, sebaliknya Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya
organisasi pergerakan yang berpaham komunis.

Dampak Revolusi Rusia terhadap Pergerakan Nasional Indonesia sebagai


berikut:
a. Menimbulkan munculnya paham Marxisme (ajaran Karl Marx) atau
Leninisme (ajaran Lenin)
b. Peham Komunis yang berkembang di Rusia, menyebabkan timbulnya
paham komunis di Indonesia.
c. Munculnya pemberontakan PKI bulan November di Jakarta, September
1948, Oktober 1965 di Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.zonasiswa.com/2015/07/revolusirusia-latar-belakang-proses.html

http://sejarah-indonesialengkap.blogspot.co.id/2015/11/pengaruhrevolusi-perancis-amerika-rusia-pergerakannasional.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Rusia

Anda mungkin juga menyukai