Anda di halaman 1dari 7

TSAR NICHOLAS II

Setelah hamper 300 tahun Dinasti Romanov memimpin Russia di mulai saat Mikhail
Romanov di angkat menjadi Kaisar pada 1613, kemudian berakhir pada masa Tsar Nicholas II,
pada Maret 1917, otokrasi Tsar di bawah Tsar Nicholas II telah di jatuhkan oleh kaum Populis,
lalu di bentuklah pemerintahan sementara. (Imam Achmad, 2013, p. 27) banyak Faktor yang
menyebakan lengsernya Tsar Nicholas II, ada Faktor Sosial, Ekonomi dan Politik pada masa
akhir keruntuhan Dinasti Romanov yang di pimpin oleh Tsar Nicholas di warnai oleh kejadian
pemberontakan, yang pertama yaitu terjadi pada tahun 1896-1897 pada saat Pengangkatan Tsar
Nicholas II. dan kekalahan perang, yaitu pada perang Russia melawan Jepang pada 1904-1905
di Port Arthur, perang tersebut di latar belakangi oleh perselisihan Russia dengan Jepang tentang
permasalahan wilayah Manchuria yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, kemudian juga
Russia telah membangun Pangkalan Militer Angkatan Laut di Port Arthur, permasalahan terjadi
ketika di China terjadi Pemberontakan besar yaitu pemberontakan Boxer pada tahun 1899-1901,
akhirnya Russia mengirim pasukan ke Port Arthur dengan tujuan untuk mengamankan dari para
Pemberontak tersebut namun langkah Russia tersebut ternyata membuat Jepang terancam akan
posisinya antara Russia dan Jepang memiliki kepentingan masing-masing, akhirnya secara tiba-
tiba pada malam 8-9 Februari satu Squadron Kapal Jepang meluncurkan serangan torpedo ke
kapal perang. (Stone, 2006, p. 140) Jepang menyerbu pasukan Russia di Port Arthur,
pertempuran tersebut di namakan Batle of Mukden Pertempuran Raksasa, berakhir dengan
kekalahan Russia, kemudian Armada perang Baltik Russia juga di kirimkan ke Laut Pasifik,
namun Armada mereka di hancurkan oleh jepang pada pertempuran Thusima dan berakhir
dengan kekalahan Russia, Nicholas Dengan keliru memutuskan Perang terhadap Jepang,
hasilnya adalah kekalahan yang memalukan baik darat maupun laut, kekuatan Militer Jepang
tetap menjadi Ancama bagi Russia selama empat dekade berikutnya. (Service, 1997, p. 3)
akhirnya Russia menandatangani Perdamaian dalam sebuah pertemuan yang di sebut Treaty of
Portsmouth dengan Jepang yang di tengahi oleh Presiden Amerika Serikat Theodore Rooselevt.
Berikut Peta Politik terjadinya perang Russia-Japan 1904-1905.
Revolusi 1905
Fase awal Revolusi Industri Rusia, seperti yang terjadi di Inggris seabad sebelumnya,
menciptakan kondisi yang menyedihkan bagi sebagian besar penduduk dan meningkatkan
ketegangan social, jam kerja yang panjang, eksploitasi anak-anak dan perempuan, kondisi kerja
yang tidak Hieginis dan larangan Pengorganisasian memicu pertentangan, pemogokan besar-
besaran terjadi di St. Petersburg pada tahun 1896-1897. (Zieger, 2009, p. 25) kemudian akhirnya
Pemerintah mengizinkan dan melegalkan organisasi buruh, yang di inisiasi oleh Sergei Zubatov
yaitu seorang mantan kepala Moskow Okhana, yaitu organisasi Intelijen di bawah pemerintah
Rusia,
Di ibu kota Russia St. Petersburg pada Minggu 9 Januari 1905 terjadi demonstrasi Buruh
(Revolution 1905) dan pemogokan kerja, mereka meminta hak-hak pekerja dan kebebasan
Politik mereka ingin di perlakukan sama dengan kaum bangsawan, namun demonstrasi damai ini
berakhir menjadi ricuh, Darurat Revolusioner terjadi ketika prosesi damai para demonstran, yang
dipimpin oleh Pastor Georgi Gapon di Luar Istana pada Musim dingin di Tembaki. (Service,
1997, p. 13), banyak warga sipil yang tidak berdosa seperti anak-anak, perempuan-perempuan di
bantai oleh otoritas Russia, kemudian kejadian ini di kenal dengan Minggu berdarah. Kemudian
dari aksi tersebut disini mulai muncul perlawanan-perlawana terhadap Tsar Nicholas, Pers di
Russia pada saat itu mulai berani mengkritik pemerintah, yang Otoriter dan menyembunyikan
kejadian-kejadian di Russia yang sebenarnya. Pada bulan Februari 1905 pasukan darat Russia di
hancurkan di Mukden pada bulan Mei armada Baltik di musnahkan dalam pertempuran
Tsuhsima, mitos rezim yang tak terkalahkan di hilangkan. (Service, 1997, p. 14), di Russia mulai
terjadi banyak pemberontakan-pemberontakan terhadap Tsar Nicholas II, partai-partai yang
semula di larang berdiri, mulai banyak partai berdiri, dan paham-paham Marxisme di Russia
mulai mencuat, yang oertama adalah kaum marxis yang ingin kelas pekerja kota memimpin
perjuangan melawan monarki, kemudian kaum sosialis Agraria yang berusaha menarik kaum
buruh untuk memberi kepercayaan revolusioner, kepada kaum tani, kaum liberal mulai
mendirikan partai Sosialis Demokrat pada Oktober 1905, di semua sisi Otokrasi Tsar di kepung,
pada September 1905, kaum Marxisme St Petersburg mendirikan Soviet (atau Dewan), yang
pemimpinya dari para deputi buruh mereka di pilih oleh pekerja pabrik local dan karyawan,
kemudian organisasi tersebut menjadi organ pemerintahan mandiri Revolusioner. Dan kemudian
pemogokan buruh terjadi di seluruh Rusia. Untuk meredam krisis Nicholas II membuat
kebijakan Manifiesto Oktober yang di bawah Sergei Witte, dari keputusan tersebut menjajikan
jika yang terpilih akan mendapatkan hak politik untuk berbicara, lembaga tersebut di namakan
“State Duma” atayu lembaga legislative Russia, kemudian munculah Konstitusi 1906
(Constitution of 1906) untuk pertama kalinya Tsar berbagi kekuasaan, namun Tsar Nicholas
mempunyai hak veto untuk membubarkan Duma tersebut. Lalu Sergei Witte di gantikan oleh
Stolypin yang langsung bergerak untuk mengadili revolusioner yang melakukan pemberontakan,
namun beliau di bunuh di tembak mati.
Munculnya Paham Komunisme Rusia
Sebelum paham Komunisme muncul di Rusia, di awali dengan paham Marxisme, namun
sebelum Marxisme muncul sudah ada para kaum Populis atau Narodnik, jika kita perhatikan ke
paham tersebut sama-sama ingin menggulingkan penguasa, namun cara yang di lakukan dari
ketiga paham tersebut berbeda-beda, jika kaum Populis melandaskan diri gerakanya pada kaum
petani, para orang-orang Pupulis memanfaatkan para petani sebagai senjata politik mereka
melawan penguasa, karena di Russia sendiri penduduknya di dominasi oleh para Petani, kaum
populis ini juga yang berhasil menewaskan Tsar Alexander dengan mengebomnya. Kendati
berhasil membunuh TsarAlexander II, gerakan kaum Populis belum berhasil menumbangkan
kaum feodalisme. (Imam Achmad, 2013, p. 22), di sini kemudian munculah ajaran Marxisme
yang di pelopori oleh Georgei Plekanov. Georgei Plekanov dikenal sebagai Grand Father of
Russian Marxisme, dialah yang memperkenalkan dan mengajarkan bagaimana menganalisis dan
memahami gerak serta sejarah Russia dengan menggunakan pikiean Marx. (Imam Achmad,
2013, p. 23). Gerakan Marxisme lebih mengarah kepada kaum proletar atau Buruh, sejak di
bangunya jalur-jalur kereta api di Rusia yang berdampak pada berdirinya sector-sektor industry
di sinilah kaum-kaum buruh semakin berkembang, dan Plekanov memanfaatkan situasi tersebut
melalui ajaran Marxisme nya. Menurut teori Marxisme, Revolusi di awali oleh para kaum petani
dengan dibantu oleh kaum proletar untuk menumnbangkan kaum feudal, kemudian nanti
berdirilah kaum kapitalis, setelah kapitalis berdiri barulah kaum buruh melancarkan Revolusi
untuk menumbangkan kaum Kapitalis. Namun revolusi yang dilakukan oleh Plekanov belum
berhasil karena melewati tahapan ajaran Marxisme. Yaitu Plekanov mamandang kaum buruh
lebih mampu untuk menumbangkan kaum feodal, kemudian situasi ini di manfaatkan oleh kaum
borjuis untuk memegang kendali revolusi.
Setelah paham Marxisme muncul di Rusia yang di pelopori oleh Georgei Plekanov,
dengan gagalnya gerakannya untuk menumbangkan kaum Borjuis, kemudian munculah
Vladimir Ilyich Lenin yang telah mempelajari Marxisme sejak saat Mahasiswa, beliau lulusan
Hukum pada 1891 dan pernah menjadi pengacara, kedua tokoh inilah yang kemudian nanti
bergabung untuk melawan kaum Feodalisme, keduanya kemudian mendirikan surat kabar Iskra
keduanya aktif mempropaganda masyarakat Rusia dan melalui Partai Sosialis Demokrat untuk
melawan pemerintah, namun kedua tokoh tersebut akhirnaya bersebrangan, itu terjadi saat
kongres Iskra tahun 1903, dalam kongres tersebut terjadi pemungutan suara mengenaik
keanggotaan partai Sosial Demokrat, Kelompok Lenin memenangkan pemungutan suara itu,
sehingga dinanakan kaum Bolsjewik atau kaum mayoritas, sementara kaum yang dipimpin
Plekanov dinamakan kaum Mensyewik karena kelompok minoritas. (Imam Achmad, 2013, p.
25), kelompok yang dipimpin oleh Lenin yaitu kaum Bolsjewik, yang kemudian nanti menjadi
Partai Komunis Uni Soviet yang pertama di Dunia, mereka melandaskan diri gerakanya melalui
kaum petani dan buruh maka dari itu logo dari partai Komunis adalah Palu dan Arit.
Perang Dunia I
Di Rusia setelah terjadi beberapa tindakan terosime pemogokan buruh, setelah itu pada
1913 sebelum meletus Perang Dunia I ekonomi rusia mulai tumbuh dengan cepat bahkan
pertumbuhanya paling cepat di Eropa 1914 di Sarajavo seorang Nasionalis bangsa Slav
menembak mati pewaris tahta Austria-Hongaria yaitu Pangeran Archduke Franz Ferinand, atas
kejadian tersebut Austria-Hongaria menyatakan perang terhadap Serbia, Pada saat yang sama,
Tsar Nicholas II dan pemerintahanya menyetujui Russia untuk mengekspansi daerah Balkan dan
memang kredibilitas Nicholas II harus melindungi Serbia. (Stone, A Military History of Russia :
From Ivan the Terrible to the War in Chechnya, 2006, p. 157), Rusia secara resmi mendukung
Serbia untuk melindungi serangan dari jerman, Rusia langsung memobilisasi tentaranya ke
Serbia untuk mendukung bangsa Slav, kemudian Jerman sebagai sekutu Austria-Hongaria
merasa terancam dengan mobilisasi tersebut akhirnya Jerman menyatakan perang terhadap
Rusia, seluruh kekuatan aliansi Eropa mulai bergabung, Perang Dunia pertama di mulai. Di
Rusia semangat Patriotik masyarakatnya masih terasa dan mendukung penuh Rusia untuk
berperang, bahkan ibu kota nya St Petersburg dui ganti namanya menjadi Petrogard untuk men
cap anti Jerman. Serangan pertama Russia mengalami kekalahan di Tannenberg, yang memaksa
Russia menarik pasukanya kembali, pada tahun 1915, pada tahun berikutnya 1916 Rusia
melakukan serangan balik melawan pasukan Austria-Hongaria salah satu serangan yang berhasil
mengalahkan lawanya, namun kendati demikan serangan tersebut menyebabkan tentara Rusia
banyak yang gugur.

Revolusi dan Runtuhnya Dinasti Romanov


Setelah banyak tentara yang gugur, dan menyebabkan Rusia tidak bisa melancarkan
serangan besar kembali, dan mengalami kerugian yang cukup besar akibat serangan tersebut,
perang tersebut telah menimbulkan krisis ekonomi di Rusia, mulai dari kenaikan harga yang
sangat tinngi banyak masyarakat kekurangan makanan dan manajemen ekonomi yang buruk dari
pemerintahan, kemudian di ibu kota demonstrasi dan pemogokan buruh memuncak mengepung
istana, kemudian di dalam sebuah perjalanan kerata kekasiasaran Politisi Senior dan Jendral
mengatakan kepada kaisar, turun dari tahta atau Rusia terjadi Anarkisme dan kekacauan di mana-
mana. Kemudian Nicholsd II pun menerima saran tersebut dan meninggalkan Tahtanya demi
saudaranya Grand Duke Micheal Tsar Nicholas. 300 tahun kekasirana Romanov berdiri
akhirnya Runtuh di masa Nicholas II. Sementara Pemerintahan kekuasaan mengambil alih
kekuasaan dan memerintahkan pasukanya untuk meredam aksi tersebut. Sementara itu para
pekerja tentara dan petani memilih dewan mereka sendiri yaitu Soviet.
Sementara Lenin mendesak Proletariat Internasional untuk memulai perang Saudara di
seluruh Eropa, dengan tujuan membawa revolusi social lainya, menurut teori Marxis Revolusi
Buruh harus dalam lingkup Internasional. (Stone, A MILITARY HISTORY OF RUSSIA : From
Ivan the Terrible to The War in Chechnya, 2006, p. 66) kemudian kaum Bolsjewik melakukan
kudeta terhadap Istana namun gagal, Beberapa pemimpin Bolsjewik, termasuk Trojsky, di
tangkap. Namun Lenin berhasil Lolos dan lari ke Finlandia, Jendral Rusia Kornilov Panglima
bersenjata bekas Tsar Nicholas mengirimkan Pasukan untuk mendisiplinkan tentara rusia yang
telah kacau. (Imam Achmad, 2013, p. 27) sementara Alexander Kerebsky mantan Revolusi
Sosialis yang telah mengepalai pemerintahan sementara sejak Juli tidak dapat membendung
keruntuhan masyarakat. (Stone, A Military History of Russia : From Ivan the Terrible to the War
in Chechnya, 2006, p. 66). Karensky cemas terhadap Kornilov jikalau menjatuhkan
pemerintahan Sementaranya dan kemudian mendirikan kediktatoran militer di Rusia. Lalu
karensky memerintahkan untuk membebaskan tahanan-tahanan kaum Bolsjewik dan
mengizinkan memiliki angkatan bersenjata, kemudian kaum Bolsjewik tersebut di organisir oleh
Trotsky, angkatan bersenjata inilah cikal bakal tentara Merah. Selama tahun 1917 partai
Bolsjewik lebih militan lagi dan meluas pengikutnya secara dramatis dan mempengaruhi
Petrogard Soviet tumbuh. Kemudian Lenin kembali lagi dari Rusia pada Juli 1917 dan tidak
lama berselan pada bulan oktober Lenin meyakinkan komite Sentral untuk mengorganisir
pengambil alih kekuasaan dengan angkatan bersenjata. Trotsky sebagai pimpinan kekuatan
bersenjata mengambil alih gerakan buruh tersebut. Dan bergerak melakukan gerakan Kudeta
merebut gedung-gedung penting di Petogard, kudeta tersebut di lakukan pada malam 6 november
1917. Kemudian para pekerja buruh, tentara, petani mendukung dan bergabung dengan Soviet,
Soviet Petogard adalah pemerintah tandingan dari pemerintahan sementara. Bolsjewik yang di
pimpin oleh Vladimir Lenin terus mendapat reaksi dukungan dari masyarakat Rusia dan
melakukan tindakan lebih radikal lagi terhadap pemerintahan sementara tersebut.
7 November 1917 setelah serangan kudeta dari Pasukan Trotsky pemerintahan sementara
di bubarkan, kemudian seluruh Dewan Soviet mengadakan kongres untuk memilih pemimpin
soviet. Bolsjewik menjadi Mayoritas dalam kongres dengan memiliki 390 kursi dari jumlah 65o
kursi. Tanggal 8 November 1917 kongres menghasilkan keputusan mengesahkan aksi Bolsjewik
dan di tetapkan berdirinya pemerintah Soviet dengan Lenin sebagai ketua dewan komisioner
rakyat, revolusi untuk mendirikan Soviet pun kini terwujud. (Imam Achmad, 2013, p. 29)
DAFTAR PUSTAKA

References
Imam Achmad, D. W. (2013). Marxisme dan Kehancuran PKI. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Service, R. (1997). A History Of Modern Russia From Tsarism to The Twenty-First Century. United
Kingdom: Allen Lane, The Penguin Press.

Stone, D. R. (2006). A Military History of Russia : From Ivan the Terrible to the War in Chechnya. london:
Praeger Security International.

Zieger, C. E. (2009). The History Of Russia. California: Greenwood Press.

Anda mungkin juga menyukai