Anda di halaman 1dari 10

REVOLUSI

RUSIA
01 Kailah Rahmadhani
02 Luven Geradi Z.
03 Made A. Yudhistira
ANGGOTA 04 Marcello Sehat

KELOMPO 05 Meisya Hilda


K 06 Nabila Zulaikha S.P
Revolusi Rusia pada 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak
pada tahun 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti
sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berakhir sampai
REVOLUSI RUSIA

keruntuhannya pada 1991.


Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:
• Yang pertama adalah Revolusi Februari 1917, yang mengganti otokrasi Tsar 
Nicholas II Rusia, Tsar Rusia yang efektif terakhir, dan mendirikan republik liberal.
• Fase kedua adalah Revolusi Oktober yang diinspirasikan oleh Vladimir Lenin dari
partai Bolshevik, memegang kuasa dari Pemerintahan Provinsi. Revolusi kedua ini
memiliki efek yang sangat luas, memengaruhi daerah kota dan pedesaan.
Meskipun banyak kejadian bersejarah terjadi di Moskwa dan Saint Petersburg, ada
juga gerakan di pedesaan di mana rakyat jelata merebut dan membagi tanah.
LATAR BELAKANG
REVOLUSI RUSIA
Pada masa pemerintahan Nikolas II, Rusia merupakan sebuah kerajaan dengan sistem yang tidak
demokratis yang memerintah dengan tangan besi. Corak pemerintahan Tsar pada masa Nikolas II di
antaranya melibatkan penindasan terhadap kebebasan sipil, kebebasan intelektual, dan hak asasi
manusia. Banyak masyarakat mengeluhkan kesenjangan strata ekonomi dan stratifikasi kelas sosial
mereka yang akhirnya membawa puncak kemuakan terhadap kaum borjuis yang selalu mempertahankan
dirinya dalam kemewahan dengan semena-mena mengorbankan tenaga kerja tak terbatas dengan upah
yang sangat sedikit milik kaum buruh dan petani miskin dengan populasi kaum pekerja mencapai 80% dari
total penduduk. Karena alasan ini, kelas pekerja adalah kekuatan utama untuk perubahan sosial. Dalam
jumlah yang terus bertambah, pekerja berusaha untuk mengorganisir serikat pekerja untuk memenangkan
kondisi yang lebih baik. Rezim tsar dan kapitalis sering menekan upaya reformasi mereka.Represi ini,
dikombinasikan dengan kondisi kerja dan kehidupan yang buruk, menyebabkan banyak pekerja menjadi
sangat politis dan mendukung kelompok-kelompok revolusioner.
Letusan Perang Dunia I pada tahun 1914 menghentikan perkembangan politik Rusia.
Rusia bergabung dengan Inggris, Prancis, dan negara lain dalam berperang melawan
Jerman dan Austria-Hongaria. Para elit penguasa di setiap negara dimotivasi oleh
keinginan untuk mempertahankan dan memperluas kekuatan ekonomi dan politik
mereka. Di Rusia, seperti di tempat lain, antusiasme untuk upaya perang di antara
massa dikobarkan di bawah slogan-slogan patriotik untuk menyelamatkan negara dari
penyerang asing. Lawan perang dikecam sebagai pengkhianat dan ditindas.

Patriotisme pro-perang melanda Kadet, banyak Menshevik, dan bahkan beberapa SR.
Bolshevik Lenin menentang perang, dan menghadapi isolasi dan penindasan - seperti
yang dilakukan oleh Menshevik yang berbicara menentang perang. Perang itu
merupakan bencana bagi rakyat Rusia dan rezim tsar. Industri Rusia kekurangan
kapasitas untuk mempersenjatai, melengkapi, dan memasok 15 juta orang yang dikirim
untuk berperang. Mobilisasi yang berulang-ulang mengganggu produksi industri dan
pertanian yang sudah tidak mencukupi.
Persediaan makanan turun dan transportasi menjadi
tidak teratur. Di parit, tentara kelaparan dan sering
kekurangan peralatan. Korban Rusia lebih besar
daripada yang diderita oleh tentara mana pun dalam
perang sebelumnya.

Di belakang depan, barang menjadi langka dan harga


meroket. Pada 1917, kelaparan mengancam kota-kota
besar. Ketidakpuasan menjadi marak, dan moral
tentara merosot, lebih jauh dirusak oleh serangkaian
kekalahan militer.

Saat perang berlarut-larut, kesengsaraan di kota-kota


Rusia tumbuh. Kota-kota besar juga dibanjiri
pengungsi dari depan. Meskipun terlihat tenang,
banyak yang merasa bahwa Rusia akan segera
dihadapkan pada krisis revolusioner baru.

—SOMEONE FAMOUS
DAMPAK
REVOLUSI
RUSIA(Bagi Dunia, Indonesia dan Rusia itu send
DAMPAK REVOLUSI RUSIA

Dampak revolusi Rusia ini cukup terasa bagi dunia. Salah satunya melahirkan pemahaman komunisme ke banyak negara, termasuk Cina sampai
Indonesia. Di samping itu, keberhasilan Lenin dan golongan Bolshevik mendirikan negara komunis mencetuskan gerakan revolusi di negara-negara
lainnya kala itu.

Sementara di Indonesia sendiri, paham komunis masuk karena bawaan pengaruh dari seseorang asal Belanda yang pernah menetap di Rusia. Beliau
bernama Henk Sneevliet pendiri Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). ISDV ini kemudian berganti nama menjadi Partai Komunis
Hindia.

Sementara itu, tokoh Sarekat Islam (SI) yaitu Darsono, Semaun, Alimin terpengaruh oleh ISDV sehingga SI pun memiliki dua golongan, yaitu SI Putih
dan SI Merah. Setelah meluas dampak dari revolusi Rusia ini, Partai Komunis Hindia mengubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI)
dan salah satu penganutnya SI Merah
REVOLUSI RUSIA

Bagi Kalian yang ingin mengetahui sejarah revolusi


rusia lebih dalam, kalian bisa coba menonton ketiga
video di samping.
TERIMA
KASIH
Спасибо

Anda mungkin juga menyukai