Anda di halaman 1dari 37

Twitter Facebook RSS

Hot News
CORETAN
PADEPOKAN
WPAP
INTERESTING
PROJECT
KAOS Corner
Search...

RAMALAN JOYO BOYO : Bencana Alam Nusantara (1)
DesSenin,03,
Aries W

Perkembangan sejarah Jawa dan Nusantara di masa depan sudah diprediksi dalam bentuk syair
ramalan yang mendahului jamannya oleh seorang nujum abad kesebelas, Joyoboyo.

polahe wong Jawa kaya gabah diinteri
endi sing bener endi sing sejati
padha wedi ngajarake piwulang adi
salah-salah anemani pati
banjir bandang ana ngendi-endi
gunung njeblug tan anjarwani, tan angimpeni
gehtinge kepathi-pati marang pandhita kang oleh pati geni
marga wedi kapiyak wadine sapa sira sing sayekti


Sejak dulu pulau Jawa yang bisa juga berarti Nusantara memiliki alam yang subur, melimpah
bahan tambang di dalam perut bumi, penduduk yang melimpah pada suatu hari akan menghadapi
bencana terus-menerus antara lain berupa banjir bandang, letusan gunung berapi. Penyebaran
penduduk dari pulau Jawa ke wilayah Nusantara yang sangat pesat berlangsung sejak bangsa
kulit putih berkuasa di Nusantara yang membutuhkan tenaga manusia untuk membuka daerah
baru antara lain untuk perkebunan sawit, kopi, rempah-rempah. Juga sebagai tenaga administratif
pemerintah kolonial maupun sebagai anggota pasukan militer asing.

Bencana alam memang sesuatu yang lumrah bagi alam yang juga memiliki daya hidup dan
terikat dengan hukum ilmiah maupun gaib. Alam jengah dengan segala macam ulah manusia
yang berhasil mencapai puncak tertinggi dalam bidang ilmu dan teknologi sehingga
memanfaatkan alam dengan efisien dan intensif, akan tetapi sayangnya hanya untuk memuaskan
kepentingan manusia sendiri tanpa pernah menghormati sang alam.

Masa depan yang digambarkan dengan kehidupan orang Jawa yang bekerja dan hidup berputar-
putar saja dalam tampah. Tampah adalah wadah dari anyaman bambu berbentuk datar bulat
berdiameter 66 cm. Tampah bisa digunakan untuk memisahkan beras dan kulit padi maupun padi
dengan tangkai padi. Caranya dengan memutar wadah itu berlawanan arah jarum jam maupun
sebaliknya. Jika berlawanan arah jarum jam gunanya untuk mengumpulkan benda yang lebih
ringan tepat di tengah. Dan jika searah jarum jam gunanya untuk memisahkan benda yang ringan
ke bagian pinggir tampah.

Maka orang Jawa/Nusantara selalu bertebaran ke segala arah merantau dan dalam perantauan
justru berdesak-desakan akibat terbatasnya ruang hidup. Akan tetapi suatu kali pada hari raya
mereka kembali ke tanah leluhurnya. Dan begitulah seterusnya gerakan tersebut persis dengan
beras atau padi yang sedang diinteri dalam tampah agar dapat terkumpul mana yang asli
beras/pada dan mana yang benar dedak/kulit padi.

Pada jaman orde baru penyeragaman berpikir sesuai definisi yang dipaksakan penguasa terjadi
mulai dari anak sekolah dasar hingga para akademisi bergelar doktor. Tak seorang pun
mendendangkan irama lain, para alim ulama, biksu, pendeta, dan pertapa atau paranormal pun
sama saja tidak berani mengungkapkan "piwulang adi" atau ajaran atau ilmu yang sebenar-
benarnya. Karena orde baru tidak segan-segan membunuh atau memenjarakan barang siapa pun
yang mengusik keamanan dan ketertiban bertindak maupun berpikir berbeda dengan penguasa
baik langsung maupun tidak langsung. Jumlah korban orde baru berlipat kali lipat jumlah korban
penduduk setempat dalam perang Vietnam ditambah perang Korea.

Saat ini masa pemerintahan SBY terjadi "banjir bandang ana ngendi-endi......" gunung meletus
tanpa dapat diduga sebelumnya, bahkan tanpa petunjuk apapun dalam eksakta maupun dalam
impian. Juga di jaman SBY para organisasi massa begitu membenci aliran-aliran kebathinan
yang menjalani laku "pati geni" alias ngelmu dengan berbagai cara antara lain puasa berlebihan
tanpa batas waktu. Ormas tersebut bertindak sesuai pesan sponsor, sang sponsor takut jatidirinya
yang kelam terbongkar belangnya di masa orde baru "marga wedi kapiyak wadine sapa sira sing
sayekti". Pemerintahan SBY bukan sumber sebab-akibat bencana alam sekarang ini akan tetapi
orde baru lah dan semua yang masih menggendong watak kekuasaannya biang keladi semua ini
(juga lumpur Lapindo) -- sesuai syair Joyoboyo tersebut.

Para ilmuwan kolonial yang memboyong ke negerinya dan selanjutnya belajar dari kitab-kitab
kuno warisan para leluhur Nusantara memang merumuskan bahwa kekalahan berabad bangsa
Nusantara membikin orang Jawa menjalani laku siksa dan derita guna memperoleh kekuatan dan
kesaktian. Sayang sekali syarat sejarah tidaklah selengkap dan sebebas sebelum kedatangan
kaum kolonialis kulit putih, yaitu semasa Majapahit, Mataram, Demak, Kediri, Singosari,
Sriwijaya, dan seterusnya. Sehingga segala ngelmu, derita, dan siksa yang dilakukan itu selalu
membentur tembok tebal akibat beralihnya kitab-kitab kuno itu menjadi milik bangsa asing.


*******

Ramalan Joyoboyo "perang dunia ketiga"
2

Kelak akan ada perang besar melanda bumi manusia. Terjadi di belahan bumi Timur, Barat,
Selatan dan Utara. Banyak orang yang baik semakin sengsara. Orang jahat semakin tambah
senang. Tatkala itulah berbagai syair kuno ramai-ramai dikumandangkan oleh para alim ulama,
biksu, dan pendeta.
Penguasa negara adidaya saling berembug memilih negara mana yang hendak mereka
caplok. Hore! Hore! Orang kulit berwarna tinggal bersisa separo. Orang kulit putih dan orang
kulit kuning tinggal bersisa sepasang.......
(abad kesebelas, Joyoboyo)

Hingga saat ini Republik Rakyat Tiongkok tetap teguh terus mengibarkan tinggi-tinggi panji
Marxisme-Leninisme dan konsekuen menjalankan kediktaturan proletariat dalam menjalankan
sistem komunis pada garis yang benar sesuai perkembangan sejarah perjuangan kelas yang maju
terus pantang mundur. Hasilnya berupa kemakmuran dalam ekonomi, dan kemajuan ilmu
pengetahuan di Tiongkok telah mampu membuka mata lebar-lebar bagi dunia luar dan dengan
demikian membuktikan bahwa marxisme semakin berkembang maju. Dan selama Tiongkok
mempertahankan diktatur proletariat yakni partai tunggal kelas pekerja tetap memegang
kekuasaan politik tertinggi maka kehancuran sistem komunis tidak akan pernah terjadi di
Tiongkok....

Di sisi dunia lain terdapat adidaya dunia nomor satu, Amerika Serikat, sebuah negeri yang
sangat antikomunis sampai ke ubun-ubun. Mereka menjalankan sistem ekonomi kapitalis dan
menjalankan sistem liberalisme di segala bidang. Dan seluruh dunia mengakui betapa majunya
teknologi Amerika Serikat di bidang persenjataan, ruang angkasa, teknologi informasi dan
sebagainya. Dunia juga mengakui keperkasaan ekonomi Amerika Serikat. Negeri kapitalis
Amerika Serikat ini terus-menerus menggunakan kekuatan militer dan kekuatan ekonomi mereka
untuk mempertahankan pengaruh dan pamornya terhadap negara-negara lain di dunia.
Sejak kemenangan sekutu dalam perang dunia kedua dan Amerika sebagai salah satu
pemenangnya selalu mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan terutama sekali jika
negara tersebut terindikasi akan jatuh ke dalam pelukan komunisme maupun Islam
fundamentalis.
Amerika Serikat terus-menerus dan selamanya tetap antikomunis dan anti-Islam
fundamentalis. Amerika Serikat yang memiliki mesin perang terhebat di muka bumi ini juga
sangat senang sekali berperang atau memerangi negara lain yang ingin berdikari di bidang
politik, kebudayaan, dan ekonomi. Sudah barang tentu negeri sosialis semacam Korea Utara dan
negeri Syiah Islam fundamentalis Iran adalah sasaran tembak bagi Amerika Serikat begitu ada
peluang dan kesempatan untuk menyerang dengan kekuatan militer.
Dua kekuatan, dua musuh bebuyutan dalam ideologi yang saling bertentangan dan tidak
mungkin ada kompromi apapun itu suatu hari kelak akan saling mengalahkan satu sama lain dan
satu-satunya muara atau jalan keluar menyelesaikan dua kekuatan yang berlawanan secara
historis ialah bertempur di medan perang.
Ramalan Joyoboyo dari abad kesebelas yang berhubungan erat dengan terjadinya perang besar
atau perang dunia ketiga adalah sebagai berikut:Besuk yen ana peperangan.

Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor.

Akeh wong becik saya sengsara.

Wong jahat saya seneng.

Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul.
Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi.
Hore! Hore!

Wong Jawa kari separo.

Landa-Cina kari sejodho.
**********


Ramalan Joyoboyo "wolak-walik ing jaman -- J ongko J oyoboyo"
3

Abad kesebelas masehi seorang raja sekaligus nujum dari Jawa bagian Timur merumuskan
"Jongko Joyoboyo" atau "jaman Joyoboyo" yang akan terjadi pada masa depan. Tanda-tanda
datangnya Jangka/Jongko Joyoboyo tersebut sudah dekat ialah jika pada suatu masa, "terdapat
kereta yang bisa berjalan tanpa kuda atau kendaraan bermesin", "pulau Jawa berkalung besi atau
rel kereta api", "manusia berhasil menciptakan kapal yang terbang di udara atau pesawat",
"terdapat jembatan tanpa ada sungai di bawahnya atau jembatan layang", "tidak ada tawar-
menawar di pasar swalayan, sehingga sunyi-sepi sekali".
Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran.
Tanah Jawa kalungan wesi.
Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang.
Kali ilang kedhunge.
Pasar ilang kumandhang.
Iku tandha yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak.
Masa berlangsung Jongko Joyoboyo terjadi hampir berbarengan atau sebelum datangnya masa
"Wolak-walik ing jaman" atau "jaman yang terbolak-balik". Tanda-tanda manusia bakal
menemui wolak-walik ing jaman iala jika suatu masa, "bumi terasa makin sempit saja akibat
penduduk terus bertambah", "setiap jengkal tanah kena pajak", "manusia jadi kuda penarik beban
dan bahan bakarnya nasi pecel", "kaum hawa mengenakan pakaian pria".
Bumi sangsaya suwe sangsaya mengkeret.
Sakilan bumi dipajeki.
Jaran doyan mangan sambel.
Wong wadon nganggo panganggo lanang.
Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-walike jaman.
Wolak-walik ing jaman dan jongko Joyoboyo berlaku secara matematis yakni selalu dimulai
pada angka tahun khusus yang tidak bisa dibolak-balik atau jika diwolak-walik akan sama saja
jumlah angka hasilnya periodisasi berulang tiap seratus satu tahun yakni jatuhnya pada tahun
kembar dua digit dan dimulai sejak abad kedua belas - seratus tahun sejak masa kehidupan sang
nujum itu sendiri hidup di abad kesebelas. "wolak-walik ing jaman" berupa peristiwa besar yang
terjadi pada abad keduabelas dalam "jongko Joyoboyo" di tahun kembar pertama jatuh pada
1212 yakni peristiwa besar tampilnya seorang rakyat jelata bernama Arok mulai memimpin
pasukan untuk menyerang Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung. dan juga kerajaan Kediri. Dalam
sejarah peristiwa di abad keduabelas itu merupakan kudeta pertama di Nusantara. Arok kelak
marak sebagai seorang raja bergelar Sri Rajasa dan sebagai pendiri dinasti Majapahit.
Jongko Joyoboyo di tahun kembar kedua 1313 wolak-walik ing jaman yang besar ialah
terjadinya peristiwa serangan pasukan Majapahit yang dipimpin Gajahmada terhadap para
sahabat Raden Wijaya yang memberontak terhadap Majapahit tatkala Raden Wijaya wafat dan
digantikan oleh Kala Gemet. Gajahmada kelak marak sebagai mahapatih Majapahit.

Tahun kembar ketiga 1414 Majapahit dilanda perang paregreg, musuh-musuh Majapahit
dibantu oleh Cheng Ho yang mendarat dari kapal-kapal mewah berangkat dari Tiongkok tiba
pertama kali di Jawa di wilayah Semarang. Cheng Ho juga menyebarkan Islam, mengakibatkan
semakin cepat Majapahit yang beragama Hindu-Buddha meluncur menuju masa keruntuhannya.
Dan mulailah berdiri kerajaan Islam pertama di Jawa yakni Demak.
Tahun kembar keempat 1515 terjadi kedatangan bangsa Portugis dan berhasil berkuasa di
Malaka, mereka mulai bersiap-siap menyerang pulau Jawa. Kerajaan Demak yang dipimpin oleh
Pangeran Sabrang Lor atau Patiunus yang berusaha mengusir Portugis dari Malaka dengan
mengirimkan armada kapal perang gabungan Demak-Majapahit-Banten-Aceh ke wilayah yang
diduduki oleh Portugis di Selat Malaka yang sangat strategis jalur laut penting kapal yang
menuju wilayah Nusantara. Armada gabungan tersebut gagal merebut Malaka dari tangan
Portugis yang lebih unggul dari segi teknologi kapal dan persenjataan di kapal.
Tahun kembar kelima 1616 baru beberapa tahun marak sebagai raja, Sultan Agung ing
Ngalogo dari kerajaan Mataram mulai menyusun pasukan dan kekuatan militer lainnya untuk
mengusir Belanda dari wilayah Batavia. Serangan Mataran terhadap Batavia 1628-1629 tidak
berhasil mengusir Belanda dari Batavia. Sultan Agung sudah mengerahkan semua kekuatan
pasukan darat dan lautnya kira-kira duaratus ribu pasukan.
Tahun kembar keenam 1717 terjadi peristiwa Untung Suropati yang terus bertahan terhadap
serangan Belanda hingga akhirnya Untung Suropati tewas di benteng pertahanannya di daerah
Bangil. Perjuangan pasukan Untung Suropati terus dilanjutkan dengan menggabungkan diri
bersama pasukan dari Surabaya dan bersama-sama menahan pasukan penakluk Belanda yang
datang dari wilayah Mataram Jawa Tengah. Belanda tetap unggul karena lebih unggul dalam hal
persenjataan dan strategi perangnya.

Tahun kembar ketujuh 1818, perang Jawa meletus, seorang pangeran Diponegoro memimpin
perlawanan terhadap Belanda. Belanda memang sedang mengadakan serangan penaklukan di
seantero penjuru Nusantara dalam rangka menyatukan wilayah Nusantara yang tunduk takluk
pada pemerintah Hindia Belanda yang sedang berusaha untuk memenuhi kebutuhan berbagai
macam produk yang sangat dibutuhkan di pasar Eropa.
Tahun kembar kedelapan 1919 terjadilah revolusi Oktober di Rusia dan untuk pertama kalinya
berdiri sebuah negeri sosialis yang berideologi marxist-leninis/ komunis. Di Hindia Belanda
Baars, Snevliet adalah yang pertama memperkenalkan ajaran sosialisme atau marxisme dan
mendirikan ISDV pada sekitar tahun kembar tersebut. Muara daripada ISDV adalah Partai
Kamunis Indonesia yang hanya dalam dua tahun sejak berdiri mampu mengorganisir
pemberontakan di Sumatera Timur yang banyak terdapat perkebunan luas milik swasta dan
pemerintah Hindia Belanda.
Jongko Joyoboyo yang paling dekat dari 2010 saat ini adalah yang akan dimulai pada tahun
kembar kesembilan 2020. Tekone wolak-walik ing jaman dan tekone jaman Joyoboyo atau
jongko Joyoboyo sudah lengkap segala sesuatu yang menjadi pertandanya. Tanda-tanda yang
disebutkan di awal tulisan ini sudah lunas dan lengkap terbukti semuanya. Maka yang
seharusnya bakal terjadi ialah peristiwa besar paling dahsyat atau stadium tingkat lanjut pada
masa kesembilan Jongko Joyoboyo di masa wolak-walik ing jaman kali ini.
Peristiwa besar di tahun kembar mendatang adalah berhentinya wolak-walik ing jaman, atau
terhentinya jaman terbalik-balik menjadi jaman baru, perubahan itu dapat terjadi setelah terjadi
sesuatu peristiwa Yang Maha Besar.
Ada pun skenario lainnya yakni terus bersinambungnya Jongko Joyoboyo menuju masa
kesepuluh, dan itu berarti terus berlanjutnya masa "wolak-walik ing jaman" untuk seratus tahun
mendatang. Dan itu artinya penderitaan manusia golongan tertentu di jaman terbalik-balik dan
membingungkan akan berlanjut terus.
**********

Ramalan Joyoboyo "jaman edan"
4

Revolusi industri pertama kali di dunia pada abad 18 berlangsung di Inggris telah mengubah
dunia memasuki kurun jaman edan, sebagaimana diramalkan oleh Raja Kediri, Sri Aji Joyoboyo
pada abad kesebelas sesudah masehi. Mesin uap, tenaga listrik, mobil, pesawat dan sebagainya
mulai berhasil ditemukan umat manusia. Semua mesin-mesin itu mampu bergerak sendiri dan
menghasilkan tenaga segila-gilanya tak mengenal lelah. Kemajuan teknologi sejak abad 18 itu
tak dapat terbendung lagi yang puncaknya pada 1980-an komputer pribadi mulai dikembangkan
di Amerika Serikat, pengembangan terus-menerus prosesor mikro menghasilkan berbagai
perangkat mini yang praktis antara lain telepon seluler dan komputer tenteng dan jinjing.
Kemajuan lain di bidang senjata puncaknya berupa peluru kendali berproyektil nuklir yang dapat
menjangkau jarak separoh planet bumi. Kemajuan teknologi ruang angkasa ialah suksesnya
pendaratan wahana manusia di planet Mars dan keberhasilan manusia menjejakkan kaki di bulan.
Jaman edan terdiri dari bagian yang bagaikan dua sisi mata uang, sisi yang satu yakni jaman
luar biasa, jaman modern dan sisi lainnya ialah jaman gila. Manusia berjingkrak jingkrak dan
bertingkah gila menjadi tontonan di media layar kaca dan di atas panggung dengan imbalan
besar, di pihak lain para sponsor dari perusahaan besar membiayai semua yang edan-edan itu
dengan imbalan iklan bagi produk yang mereka hasilkan agar semakin dibeli banyak orang.
Jaman luar biasa atau jaman modern yang menghasilkan kemajuan di bidang komunikasi
ialah telepon seluler, di mana-mana orang bicara sendirian, tertawa sendirian, dan kadang-
kadang teriak sendirian padahal di seberang sana tidak terdengar suara sahutan dari pesawat yang
dipergunakannya.
Peperangan antarnegara, maraknya kiprah para teroris atau pejuang dan berbagai kejahatan
semakin aneh-aneh saja: membuang bayi, mutilasi, mabuk narkotika dan zat adiktif, dan
sebagainya. Juga cara berpakaian kaum lelaki memakai perhiasan kaum wanita contohnya pakai
anting-anting, atau wanita pakai celana laki-laki dan seterusnya. Juga kaum wanita kini berkat
emansipasi telah berhasil menduduki jabatan tinggi di segala bidang sehingga menggeser peran
pria yang berakibat semakin kehilangan peluangnya dalam dunia kerja.
Kemajuan teknologi pada suatu ketika akan mencapai titik kenyang sebagaimana Marx
memprediksinya, "kapitalisme sedang menggali lubang kuburnya sendiri." Untuk mengelakkan
kehancuran maka solusi yang biasanya digunakan ialah meletuskan perang dunia agar industri
senjata dapat bergiat kembali. Untuk saat sekarang Amerika Serikat menciptakan tokoh teroris
dan selanjutnya menjadi target buruannya, semua itu demi terus jayanya roda perkembangan
kapital milik mereka.
Sejak negeri sosialis pertama di dunia Sovyet Uni berdiri melalui Revolusi Oktober 1917,
maka negeri kapitalis diam-diam bekerja sama dengan fasis Jerman Hitler untuk membendung
kemajuan Sovyet Uni. Kegagalan Jerman dalam perang dunia kedua menyerang Rusia
mengakibatkan Amerika Serikat berbalik memukul Jerman bersama-sama Sovyet Uni. Dan pada
gilirannya Amerika dan sekutunya berkampanye untuk melenyapkan negeri Sosialis pertama itu
dalam perang dunia dingin. Sovyet Uni berantakan terpecah-pecah menjadi republik-republik
mandiri.
Semua itu berlangsung berkat kemajuan teknologi senjata yang luar biasa di jaman luarbiasa
(edan).
Perubahan pola berpikir dan berperilaku umat manusia terus mengalami perkembangannya
dan di satu sisi peranan agama yang dominan membendung perilaku aneh-aneh dan edan, dan di
sisi lain manusia dihadapkan pada godaan atau kebutuhan terhadap barang-barang mewah hasil
industri antara lain mobil mewah, pakaian mewah, alat-alat komunikasi mewah dan segala yang
mewah, dan semuanya itu membutuhkan dana untuk membelinya.
. Sang Buddha mengatakan, "segala sesuatu yang berupa barang berharga atau
kekayaan adalah sumber daripada penderitaan manusia di dunia."
"Pancen wolak-waliking jaman, amenangi jaman edan, ora edan ora kumanan, sing waras
padha nggagas, wong tani padha ditaleni, wong dora padha ura-ura, beja-bejane sing lali, isih
beja kang eling lan waspadha," kata Joyoboyo. Maka ramailah orang ikut-ikutan melakukan
perbuatan edan seperti mengkorup uang negara agar ikut kebagian menikmati harta dan pangkat
maupun wanita.
Di Nusantara para punggawanya di masa Orde Baru melakukan berbagai korupsi besar-
besaran yang menghasilkan trilyader dari sebagian rakyat Nusantara, dan juga menghasilkan
kaum miskin-papa dalam jumlah jutaan orang. Padahal kekayaan alam Nusantara tidak terbatas
jumlahnya dan seharusnya dapat membikin ratusan juta rakyat hidup gemah ripah loh jinawi.
Yang terjadi kemudian akibat ekonom Orde Baru berupa menggunungnya utang negara yang
harus dilunasi anak cucu sampai tujuhpuluh turunan.
Lebih lanjut lagi di era reformasi yang dimulai sejak Orde Baru ambruk di dewan perwakilan
rakyat yang terhormat terjadi perkelahian mulut dan anggota tubuh antar sesama anggota dewan
sendiri. Mereka digaji dengan uang rakyat salah satunya untuk menunjukkan perilaku yang
santun.

Untuk solusi mengakhiri jaman edan itulah sang prabu Joyoboyo menyebutkan "notonogoro"
yang artinya bisa berbagai macam, dan salah satunya antara lain, "menata kembali daripada
segala kekacauan yang terjadi di jaman edan." Siapapun yang mampu menata kembali jaman
edan yang puncaknya adalah meletusnya besar-besaran kekacauan di jagad bumi manusia dan
jagad alam semesta. Dan selanjutnya sang "notonogoro" menciptakan atmosfir baru bagi
terbentukkan tatanan dunia baru dan memimpin Nusantara memasuki "jaman baru".
Notonegoro dalam arti yang lain ialah sekumpulan suku kata nama pemimpin Nusantara yang
kelak memerintah di jaman baru yang berbentuk kerajaan. Sah-sah saja jika sukukata notonogoro
juga dipergunakan untuk akhiran nama pemimpin negara Nusantara yang berbentuk selain
kerajaan, yakni dalam negara republik saat ini.


******




Ramalan Joyoboyo "jaman Kalasuba"
5

1998 Orde Baru jatuh, bersamaan pula saat itu periode jaman kalabendu atau kolobendu
memasuki awal babak akhir, dan bersamaan dengan datangnya milenium ketiga yang sudah di
ambang pintu. Agama Islam yang sudah bertahan selama limabelas abad itu konon akan tetap
berjaya hingga akhir jaman yakni sampai hari kiamat, kini sedang menghadapi masalah dengan
negara adidaya Amerika Serikat yang sedang memburu teroris garis keras dan fundamentalis
Islam, berarti juga sama-sama sedang memasuki babak akhir jaman kolobendu seperti yang
diramalkan oleh sang prabu Joyoboyo yang hidup seribu tahun yang silam.

Pertanyaan yang selalu mengusik siapa pun ialah kapankah babak akhir jaman kolobendu itu?
Menurut sang prabu dari kerajaan Kediri itu, "Di jaman kalabendu manusia Nusantara akan
selamat jika selalu mawas diri dan tidak sekali-sekali meremehkan orang yang membela
kebenaran bagaikan manusia-dewa." Sedangkan waktu yang tepat berakhirnya kolobendu sampai
awal datangnya jaman kalasuba ialah berbeda-beda prosesnya dalam masing-masing bidang.


iki dalan kanggo sing eling lan waspada
ing zaman kalabendu J awa
aja nglarang dalem ngleluri wong apengawak dewa

Kolobendu bisa berarti jaman antitesis yakni tesis-tesis memasuki fase siklus selanjutnya,
antitesis atau pertarungan atau pertempuran dalam segala hal, sehingga jaman kolobendu berarti
jaman pertarungan dalam segala bidang, pertarungan antarnegara, persaingan kekuatan militer,
pertempuran ilmu pengetahuan dan filsafat, pertempuran budaya, pertempuran ekonomi,
pertarungan ideologi, pertikaian umat beragama, pertempuran kelas sosial, persaingan mode, dan
seterusnya. Kelak setelah berlalunya jaman antitesis atau jaman kolobendu akan memasuki
jaman kesempurnaan atau jaman sintesis yang disebut oleh sang prabu Joyoboyo sebagai jaman
kolosubo atau kalasuba.

Jaman kesempurnaan dalam soal lingkungan hidup itu bisa digambarkan kelak setelah minyak
bumi habis dan bahan bakar ramah lingkungan berhasil ditemukan umat manusia, sehingga
polusi dunia mencapai angka nol. Juga di sektor industri ditemukan bahan-bahan yang ramah
lingkungan, sampai pengelolaan sampah nuklir berhasil dikelola dengan baik. Dan seterusnya,
juga di bidang lainnya mencapai kesempurnaan.

Jadinya wajar-wajar saja sekarang ini di Nusantara terjadi gonjang-ganjing yang parah tatkala
memasuki akhir jaman kolobendu. Nusantara adalah pusat atau punjer atau pancer dunia dari
mana segala peristiwa di jagad bumi manusia berawal dan berakhir, juga hal lainnya selalu
terpicu dari tempat ini.

Kolonialisme mulai dikibarkan oleh bangsa kulit putih pada abad kelimabelas karena dipicu
untuk memburu rempah-rempah yang berasal dari Nusantara langsung dari sumbernya. Pada
awal milenium ketiga perburuan terorisme Islam fundamentalis dan garis keras yang
dicanangkan Amerika Serikat sejak gedung kembar di jantung Amerika diruntuhkan pada 2001
juga karena penduduk Nusantara merupakan muslim terbesar di jagad raya.
Nusantara yang dipimpin Perdana Menteri sosialis-komunis Amir Sjarifoeddin pada masa
awal kemerdekaan juga memicu Amerika Serikat masuk lumpur hitam kekalahan besar pada
perang Asia Timur: Perang Korea, Perang Vietnam/Indocina untuk melenyapkan negeri sosialis-
komunis.
Nusantara dan Tiongkok bagaikan dua sisi mata uang wajah dunia sejak masa silam.
Kebudayaan romawi-yunani tidak pernah berjaya di lautan dibandingkan Majapahit dan
Tiongkok. Andaikata Romawi maupun kekalifahan Islam jaya di lautan maka mereka sudah
menguasai dunia tanpa halangan apapun.

****




Ramalan Joyoboyo "Satrio Piningit"
6

Pasca goro-goro besar melanda planet bumi (antara lain terjadi kiamat bumi, perang besar,
perang dunia, serangan jatuhnya benda angkasa, bencana alam terus-menerus) dan pulihnya
jagad bumi manusia seperti sediakala menjadi normal kembali maka ratu adil alias satrio piningit
alias satrio pinandito sinisihan wahyu didampingi titisan atau reinkarnasi terbaru Sabdo Palon
akan tampil memimpin kejayaan Nusantara dan bumi selatan yang berpenduduk bangsa kulit
berwarna. Sedangkan bangsa kulit putih dan bangsa berkulit kuning bukan menjadi urusan
beliau. Demikian ucapan Sabdo Palon tatkala muncul pertama kali setelah menghilang selama
limaratus tahun sejak runtuhnya Majapahit.

Sesuai ramalan Joyoboyo bersinggungan munculnya sang ratu adil alias satrio piningit dan
juga sesuai ucapan Sabdo Palon di atas dengan sendirinya kedua tokoh pemimpin Nusantara
tersebut adalah dwi-tunggal satu sama lain saling melengkapi dan tidak saling bertentangan.
Tugas atau peran Sabdo Palon ialah mengadakan "fit and propher test" terhadap satrio piningit.
Sejak pertama muncul Sabdo Palon sudah menyediakan kursi singgasana kosong, dan barang
siapa sanggup duduk di atasnya maka dialah yang akan diangkat sebagai raja. Sebagai gambaran
struktur negara modern Sabdo Palon akan berperan sebagai "yudikatif" sekaligus "legislatif",
Satrio Piningit memegang tampuk pemerintahan "eksekutif".
Sabdo Palon memang telah muncul akan tetapi Satrio Piningit belum ada atau belum maju ke
hadapan Sabdo Palon. Mengapa? Satrio Piningit belum menerima wahyu Illahi atau pulung gaib
wahyu keprabon karena memang belum tiba saat yang tepat. Kapan dan di mana keberadaan
Sabdo Palon dan calon Satrio Piningit memang belum ditemukan selama mereka belum muncul
karena sebab besar atau goro-goro besar belum terjadi. Dalam teori revolusi mbah karl marx dan
mbah lenin, "pimpinan akan muncul tatkala segenap rakyat sudah siap untuk mengadakan
revolusi." Pemimpin revolusi tidak akan mengumumkan kapan memulai suatu revolusi,
rakyatlah yang merasa kehidupannya keterlaluan menyengsarakan dan tidak lagi mempercayai
negara. Tatkala itulah seorang pemimpin tampil maju ke depan untuk memimpin rakyat yang
sudah matang hendak berevolusi.
Berikut ini bait-bait yang menggambarkan kemunculan satrio piningit yang dilontarkan oleh
Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo dari Kediri pada abad kesebelas masehi:
selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun
sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu
bakal ana dewa ngejawantah
apengawak manungsa

Kelak menjelang tutup tahun sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu. Akan
muncul dewa turun ke bumi yang berwujud seorang manusia (satrio piningit).
****





Ramalan Joyoboyo "negarane ambane saprawolon"
7

Bangsa J awa yang paling toleran di Nusantara dalam sumpah pemuda 1928 tidak mau menuntut
Bahasa Jawa sebagai bahasa persatuan. Padahal lebih dari limapuluh prosen penduduk Nusantara
menggunakan bahasa Jawa. Mengapa? Itulah kelebihan bangsa Jawa dalam soal toleransi.
Walaupun demikian bangsa lainnya di Nusantara sering mengejek bangsa Jawa sebagai bangsa
anu, ini, dan itu.
Satu-satunya kerajaan bangsa Jawa yang cukup eksis hingga awal milenium ketiga dalam
negara kesatuan Republik Indonesia ialah Kerajaan Ngayogyokarto Hadiningrat atau Kasultanan
Yogyakarta. Hal itu sudah diprediksi oleh Sang nujum masyhur Joyoboyo dengan syairnya
sebagai berikut:

Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit
Negarane ambane saprawolon
Tukang mangan suap saya ndadra
Wong jahat ditampa
Wong suci dibenci
Timah dianggep perak
Emas diarani tembaga

Suatu masa kelak ada seorang raja yang berkharisma dan memiliki prajurit akan tetapi
wilayahnya cuma seperdelapan bagian saja. Gambaran jaman di masa itu terjadi suap-menyuap
besar-besaran dalam segala bidang. Orang yang berwatak jahat diterima di mana-mana dan
orang yang jujur malah dibenci semua orang. Timah yang putih mengkilap dianggap perak,
sebaliknya emas yang berkilauan dan berharga tampak cuma dinilai sebatas tembaga.

Kasultanan Yogyakarta yang sekarang ini dalam hal luas wilayahnya sudah demikian persis
sama sejak masa kolonial Belanda yakni pada 1755, saat itu ditandatangi perjanjian Gianti oleh
pihak kolonial dan pihak keraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Dan luas wilayah provinsi
Yogyakarta itu dibandingkan luas Pulau Jawa secara keseluruhan maka didapatkan angka satu
banding delapan atau luas Yogyakarta saprowolon Pulau Jawa, dengan demikian ramalan
Joyoboyo sudah terbukti untuk kesekian kalinya.
Jasa keraton Yogyakarta di masa proklamasi kemerdekaan dan pada masa mempertahankan
kemerdekaan tidak perlu diragukan lagi mendukung penuh Republik Indonesia yang masih bayi
merah.
Kembali pada toleransi bangsa Jawa yang sangat luarbiasa, hal demikian juga dilakukan oleh
Kasultanan Yogyakarta dalam mendukung Republik Indonesia sampai hari ini. Bahkan demi
toleransi yang itu juga prajurit Kasultanan Yogyakarta yang bersenjata tua dan juga personilnya
sudah pada berusia lanjut dan tidak dilakukan regenerasi lagi. Itulah lambang budaya wujud
kesetiaan Kasultanan terhadap NKRI, dan untuk itu bangsa Jawa tidak pernah merasa perlu
minta dihargai oleh bangsa lain di Nusantara.

****

Ramalan Joyoboyo "Hari Kiamat 2022"
8


Sri Aji Joyoboyo sejak masih dalam kandungan sudah mempersatukan dua kerajaan menjadi
Kediri, Joyoboyo buah hati daripada kisah Romeo dan Juliet dari Tanah Jawa antara Putra
Mahkota Jenggala dan Daha yakni Raden Panji (Inu Kertapati) dan Dewi Sekartaji. Semasa
Joyoboyo marak sebagai Raja Kediri, wilayah kekuasaan dan pengaruhnya meliputi separoh
Nusantara. Pada masa itu juga kebudayaan Jawa mencapai puncaknya di bidang sastra dan seni.
Kitab-kitab dari Mahabarata dan Ramayana diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno.
Sri Aji Joyoboyo juga seorang nujum masyhur yang diakui selama berabad-abad. Dan salah
satu yang dianggap tidak masuk akal karena belum terbukti kebenarannya ialah prediksi
mengenai hari kiamat pada tahun 2100 Saka atau 2022 Masehi. Sejak Tanah Jawa diisi oleh
manusia untuk kedua kalinya maka selama 700 tahun pertama, 700 tahun kedua, dan 700 tahun
ketiga akan mengalami jaman-jaman berbeda tiap seratus tahun. Jaman Kalabendu, jaman
Kalasuba, dan seterusnya akan berakhir pada 2022 dan terjadilah kiamat atau pergantian jaman
baru yang berbeda dibandingkan 2100 tahun sebelumnya. Setelah hari akhir atau kiamat atau
ganti jaman baru itu maka Pulau Jawa akan diisi manusia untuk ketiga kalinya.
Kalender Suku Maya di Amerika Latin juga akan berakhir pada Desember 2012, dan di sana
pun akan terjadi kiamat, pemurnian bumi, atau memasuki jaman baru. Juga di Eropah menurut
Nostradamus akan mengalami hal yang sama. Lain Eropa, lain Amerika Latin, dan lain pula
Pulau Jawa. Masing-masing ketiga tempat tersebut mengalami jaman baru di waktu yang
berbeda, dan karena berbeda maka yang terjadi bukanlah kiamat besar-besaran.
Hari Kiamat besar-besaran menurut ilmu pengetahuan modern akan terjadi jika bahan bakar
nuklir energi matahari habis, dan telah dihitung para ahli akan habis puluhan milyar tahun lagi.
Lain lagi dengan perhitungan Nasa (badan antariksa Amerika Serikat) bahwa kiamat tidak besar
terdekat ialah saat terjadinya badai matahari pada 2090-an atau pun terjadinya hujan meteor
sekitar tahun 2050-an. Badai Matahari dan hujan meteor memiliki dampak negatif pada
kehidupan di bumi dalam prosentasi sekitar 0,001 %.
Global warming atau pemanasan global akibat industrialisasi dan penggunaan bahan bakar
fosil bisa jadi mengubah sama sekali segala macam prediksi alamiah datangnya hari kiamat di
atas. Akibat ulah manusia yang asyik dengan teknologi modern dan pengetahuan super modern
itu maka datangnya hari kiamat bisa saja setiap waktu dan setiap tempat akan terjadi kiamat
masing-masing. Cuaca berubah menjadi ekstrim dan terjadinya bencana alam akibat habisnya
hutan-hutan di bumi. Usaha yang dilakukan oleh segala macam badan dunia mulai dari PBB
hingga Green Peace tampak jelas tidak akan mampu menghentikan global warming itu sendiri,
hingga kelak terjadinya kiamat bumi, yang otomatis akan menghentikan segala ulah manusia dan
juga memulihkan keadaan menjadi seperti sediakala kembali.

***


Ramalan Joyoboyo, "Hancurnya Bhinneka Tunggal Ika!"
9


Sejak Majapahit, persatuan atau kesatuan dalam perbedaan (Bhinneka Tunggal Ika, Unity in
Diversity) yang ditujukan bagi kerukunan umat beragama antara Syiwa dan Buddha dicetuskan
oleh pujangga masyhur Mpu Tantular di masa maraknya Hayam Wuruk pada pertengahan abad
keempat belas. Puncak kejayaan Majapahit di masa itu dapat terjadi setelah takluknya para
pembangkang Ronggolawe, Sora, dan lainnya.
Suasana kerajaan begitu damai, dua agama sekaligus menjadi agama Negara Majapahit
yakni Syiwa dan Buddha. Pejabat tinggi atau pendeta yang termulia di seluruh kerajaan duduk
sama derajat dalam melaksanakan segala kehidupan bernegara mulai pendidikan agama hingga
soal pengangkatan pegawai dari masing-masing agama. Syiwa dan Buddha duduk sama rendah
dan berdiri sama tinggi secara fungsional maupun strukturan dalam koridor Negara Majapahit.
Bahkan dalam upacara kenegaraan selalu diikutsertakan di antara kedua agama.
Sebaliknya yang terjadi di masa Orde Baru yang juga ikut-ikutan menggunakan Bhinneka
Tunggal Ika sebagai lambang negara yang dililitkan dan dicengkeram oleh burung Garuda. Di
masa Orde Baru terdapat lima agama yang diakui oleh negara. Akan tetapi cuma satu agama saja
yang selalu mendapatkan porsi lebih bahkan memonopoli penyelenggaraan upacara kenegaraan
yakni agama "Mohammedan". Bahkan agama yang dijadikan anak emas ini diberi kekuasaan
yang mirip dengan negara dalam negara. Di seluruh dunia yang pararel dengan masa Orde Baru
berlangsung tidak terdapat satu negara pun yang memiliki departemen agama.
Persatuan dan kesatuan yang didengungkan oleh rejim Orde Baru memang kelewatan batas.
Sampai-sampai berpikir pun harus seragam terutama dalam bidang politik. Barang siapa berbeda
segi pandangan politik dengan penguasa maka akan dapat hadiah "antek PKI", "GPK", "OTB",
dan lain-lainnya. Itu hanya sekadar contoh kecil saja untuk melanggengkan kekuasaan rejim
Orde Baru. Tumbangnya atau lengsernya penguasa tertinggi Orde Baru memang tidak mengubah
watak kekuasaan aparat di bawahnya yang terus memegang kekuasaan hingga hari ini. Yakni
kendaraan politik Orde Baru sampai hari ini masih tetap eksis dan terus berusaha
mengembalikan jaman keemasan masa lalu. Di sisi lain rakyat yang merasa tertekan selama
puluhan tahun merasakan udara bebas bersuara lain dan berbuat lain. Bahkan bisa memilih
sendiri pemimpinnya mulai dari lurah hingga presiden, walaupun dalam sistem pemilihan umum
tersebut belumlah sempurna.
Untuk menjaga kelestarian dan persatuan negeri jajahan seberang lautan Hindia-Belanda,
salah satu yang dipelajari oleh pemerintah Hindia Belanda untuk membikin Pribumi tetap dapat
diatur dan dikuasai kehidupannya ialah bagaimana mengendalikan "amuk" sendiri-sendiri dan
"amuk massa". Para sarjana Belanda mengambil kesimpulan bahwa energi berlebih yang dapat
muncul tatkala sedang amuk atau kesurupan adalah sisa-sisa kekuatan primitif dari kegelapan.
Untuk itulah dalam membentuk pasukan militer pribumi dipilihlah orang-orang yang kalem
untuk menghadapi pribumi lain yang punya kekuatan amuk. Dan sukseslah Belanda dengan cara
demikian. Karena orang-orang kalem dari daerah tertentu di Jawa itu dapat tetap tenang
menghadapi musuh yang begitu ganas. Sehingga mereka menguasai keadaan dan posisinya
dengan baik.
Amuk massa yang tercetus menjadi pemberontakan rakyat Aceh Merdeka, Papua Merdeka,
dan lainnya yang ditambahi dengan terorisme dan perkelahian umat beragama "dapat diduga,
bisa tidak bisa, langsung maupun tidak langsung" adalah akibat dari sistem Orde Baru yang
otoriter dan kejam terhadap lawan politiknya, maupun siapa saja yang bersuara lain dari simfoni
yang digelar Orde Baru. Buah perbuatan mereka yang buruk cara menanamnya kini mengalami
panen besar. Segala keributan pun muncul tanpa dapat diselesaikan dengan cara apapun. Dan
semakin meriah ditingkahi dengan bencana alam maupun bencana akibat ulah segelintir orang.
Dan ujung-ujungnya akan mengancam Bhinneka Tunggal Ika yang itu juga.
Ramalan Joyoboyo mengenai kehancuran persatuan dan kesatuan keluarga, sahabat, yang
akan berimbas pada negara Nusantara telah ditulis dalam bait sebagai berikut pada abad
kesebelas masehi.

Akeh bapa lali anak
Akeh anak wani nglawan ibu
Nantang bapa
Sedulur padha cidra
Kulawarga padha curiga
Kanca dadi mungsuh
Akeh manungsa lali asale

Para bapak menelantarkan anak, anak-anak berani melawan ibunya sendiri dan juga berani
menantang sang bapaknya sendiri. Sanak-saudara saling bermusuhan, sesama anggota
masyarakat satu sama lain saling curiga mencurigai. Kawan menjadi musuh dalam selimut.
Manusia sudah banyak yang melupakan asal-usulnya masing-masing.

****


Ramalan Joyoboyo "tentang agama"
10

Agama akeh sing nantang. Prikamanungsan saya ilang.
Ora ngendahake hukum Tuhan. Agama ditantang.
Akeh wong angkara murka. Nggedhekake duraka.
Ukum agama dilanggar.
(Sri Aji Joyoboyo, abad kesebelas masehi)

Agama ditentang oleh berbagai pihak yang punya kepentingan tertentu, rasa perikemanusiaam
pihak yang demikian semakin lama semakin tipis, mereka tidak lagi mematuhi aturan agama
Tuhan. Agama diadu dengan agama. Pihak tertentu melakukan angkara murka, dan menambahi
perbuatan durhaka. Aturan agama dilanggar terus.
Nujum abad kesebelas Sri Aji Joyoboyo sudah memprediksi kerusakan segala bidang segi
kehidupan termasuk tentang agama. Seirama dengan wolak-walik ing jaman maka agama tidak
luput pula dilanda jaman terbalik-balik atau jaman edan. Jadi wajar saja jika terjadi segala
keanehan perilaku yang menyimpang mengatasnamakan kelompok, ormas, ataupun pembela
agama tertentu melakukan tindakan anarki dan kejam serta biadap terhadap sesama umat
beragama lain terlepas dari umat yang dijadikan sasaran itu menganut agama yang benar atau
pun salah.
Kaum marxist sudah mengelompokkan segala macam mazhab filsafat yang ada di dunia ini
ke dalam dua kubu besar. Kubu idealis yang secara awam bisa seperti ini contohnya, "pada abad
kelimabesas umat manusia berfikir mengenai kapal laut yang dapat bergerak di udara. Mereka
merancang dalam pikiran kira-kira seperti apa benda terbang tersebut. Pada tiga abad sejak itu
pesawat udara benar-benar berhasil dibikin oleh umat manusia." Ide tentang pesawat mendahului
pesawat udarang sungguhan. Segala sesuatu bermula dan berasal dari ide. Ide lah yang menjadi
awal segalanya. Demikian pandangan kaum idealis.
Filsafat materialis yang menjadi pisau analisa kaum marxist, secara awam contohnya seperti
ini, "Matahari dalam sistem tata surya kita itu sudah ada lebih dulu dibandingkan kehadiran
manusia di bumi, maka dalam memandang matahari sebagai sebuah materi, yang dapat dilihat
dan dirasakan oleh perasaan manusia dan dapat dipikirkan seperti apa sesungguhnya matahari.
Matahari yang nyata itu lebih dulu ada daripada ide dalam kepala manusia, dan dari sini
digenalisir berdasarkan hukum kekekalan zat, bahwa materi ada lebih dulu daripada ide dalam
kepala manusia."
Sekadar contoh kecil di atas memang tidak menjelaskan dengan pantas mengenai dua kubu
filsafat di atas, untuk mengerti lebih lanjut bacalah buku sangat tebal yang mengupas hal itu.
Pertarungan sesama kaum idealis dalam kubu mereka sendiri memang tidak terbatas atau
terikat dalam ruang dan waktu, karena ide tidak terbatas, dengan demikian dapat berlangsung
terus menerus mengiringi kehidupan di bumi manusia.
Kaum materialis yang cinta damai tentu terheran-heran dan tidak habis pikir mengapa ada
sebagian ulah manusia yang menjadi khalifah di bumi menjelang abad keduapuluh satu ini masih
bertingkah anarki serupa di jaman jahiliyah.
****


Ramalan Joyoboyo, "Korupsi"
11

Semasa Orde Lama yang efektif berjalan sejak Pemilu pertama 1955, pemenang yang tampil
empat partai besar: PNI, NU, Masyumi, dan PKI. Maka semakin memuncak era demokrasi
liberal sejak 1945 membawa Republik Indonesia ke arah persaingan kekuasaan dan kekuatan
partai politik. Dimulai dari Maklumat X Hatta, "Silakan bentuk partai-partai politik", merupakan
awal dari sistem liberal/parlementer. Dan diakhiri oleh Presiden Soekarno dengan Dekrit 5 Juli
1959, sejak itu era demokrasi terpimpin konsep Angkatan Darat mulai berlaku dan berakhir pada
1998. PKI partai tersingkir dari panggung sejarah terjadi pada 1965. Maka kekuatan peta politik
yang tersisa menurut Clifford Gertz (Religion of Java, 1960) dan Frans Husken (Sebuah desa di
Jawa), Golongan Santri dan Abangan, di samping minoritas lainnya.
Seorang nujum yang hidup pada abad kesebelas Prabu Sri Aji Joyoboyo sudah menulis syair
yang menggambarkan era demokrasi liberal atau parlementer ini berikut segala macam latar
belakang panggung kekuasaan politik, padahal semasa beliau hidup di masa sistem kekeluargaan
dan gotong-royong masih sangat kuat, sebagai berikut:
Korupsi dapat dilakukan sambil duduk di belakang meja, memanfaatkan jabatan dengan jadi
calo di dalam departemen sendiri. Para pengusaha yang memanfaatkan jasa calo elite ini berani
menantang pemerintah yang syah dengan memutarbalikkan fakta bahwa calo suruhannya
menjadi kambing hitam untuk melawan negara. Para pengemplang upeti negara ini kompak satu
sama lain dan ditingkahi para koruptor lain yang solider dengan sesamanya. Kekuatan para
koruptor itu bahkan setingkat mafioso dari Italia merambah gedung dewan rakyat yang
terhormat. Di sana siapa saja yang suaranya paling lantang dan keras dia akan mendapat
pengaruh dan menentukan arah pengambilan keputusan.

Maling lungguh wetenge mblenduk.
Maling wani nantang sing duwe omah.
Begal pada ndhugal.
Rampok padha keplok-keplok.
Akeh wong dakwa dinakwa.
Sing suwarane seru oleh pengaruh.

Santri vs Abangan minus komunis di tahun 2011 ini tentu tidak akan berlanjut atau menghasilkan
demokrasi terpimpin versi baru, baik versi Soekarno maupun versi Angkatan Darat. Juga tidak
mungkin menghasilkan sistem gotong-royong yang merupakan produk asli bangsa Nusantara.
Yang bakal terjadi ialah menurunnya kinerja pemerintahan karena banyaknya gangguan-
gangguan dari partai oposisi. Pemerintahan yang kuat tentu tidak disukai oleh negeri adidaya
maupun para negara tetangga yang suka mencuri pulau, maupun yang suka mencuri SDM. Dan
kepentingan negara adidaya dan negara tetangga sebenarnya seiring dan sejalan dengan para
koruptor yakni tetap berputarnya modal mereka di sini, kalau bisa tanpa membayar pajak sesen
pun kepada negara.

Ramalan Joyoboyo, "Bangsa Tionghoa"
12

Sejak masa silam Negeri Tiongkok dikenal memiliki kebudayaan tua sekaligus tinggi di antara
bangsa di dunia, bangsa Mesir, Mesopotamia, dan bangsa Lembah Indus. Rasulullah Muhammad
s.a.w. bersabda, "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Tiongkok." Hingga kini, di awal abad
keduapuluh satu, Tiongkok telah memilih dengan mantap menjadi negeri Komunis yang
konsisten menjalankan diktatur proletariat warisan V.I. Lenin. Tentu saja doktrin itu disesuaikan
dengan perkembangan jaman dengan menambahkan doktrin lain yang mencerminkan dinamika
sistem komunis yang sesuai jamannya.
Menurut kajian ilmiah para sejarahwan modern, manusia Nusantara beserta kebudayaannya
berasal dari Indochina. Itu berarti bukan hanya bangsa Indochina yang bermigrasi ke Nusantara
akan tetapi juga bangsa Tionghoa kuno.
Dengan latar belakang semacam itulah tidak mengherankan bahwa peranan bangsa Tionghoa
sangat signifikan dan penting, juga dominan, dalam menentukan kejayaan maupun keruntuhan
negeri Nusantara sejak masa silam, baik dalam soal perbuatan yang baik maupun dalam soal
yang tidak baik alias jahat. Jangan lupa dengan peran satu orang dengan seribu nama: Sam Po
Toa Lang, Sam Po Kong, atau Ma San Pao, Cheng Ho, Dampo Awang dalam memasukkan
ajaran Islam sekaligus mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa, tentu saja setelah berhasil
menggusur kerajaan Syiwa-Buddha di Jawa. Di bidang ekonomi mereka sangat jaya, mulai dari
sektor pedagang perantara satu, dua, dan tiga alias pedangang besar. Kebaikan dan kejahatan
bangsa Tionghoa tentu setua kebudayaan mereka. Yang baik kalau bicara soal pengusaha raksasa
kadang dinamai konglomerat putih dan yang sebaliknya dinamai konglomerat hitam. Dua jenis
ini kadang juga saling bertarung adu kekuatan demi memajukan bisnis mereka, kekuatan baik
dan tidak baik. Dalam dunia politik tentu pengaruh mereka sesuai dengan pedalaman mereka
sendiri yakni pertarungan di antara mereka yang pro Tiongkok Daratan melawan mereka yang
pro Taiwan. Oleh sebab itu bagi non-Tionghoa jangan hantam kromo dan gebyah uyah bahwa
bangsa Tionghoa di Nusantara itu bersatu padu, mereka juga punya pilihan masing-masing
sesuai kebutuhan dan kehidupannya sendiri.
Maka tidaklah mengherankan bahwa Prabu Sri Aji Joyoboyo dari abad kesebelas sudah
meramalkan tentang bangsa Tionghoa jahat sebagai berikut:

cina alang-alang keplantrang dibandhem nggendring
melu Jawa sing padha eling
sing tan eling miling-miling
mlayu-mlayu kaya maling kena tuding
eling mulih padha manjing

Bangsa Tionghoa tetap berusaha berpindah-pindah akan tetapi dalam koridor wilayah
Nusantara jika dalam keadaan darurat. Mereka yang tersadar terhadap kesalahan sendiri
berusaha mendekati orang Jawa (penduduk setempat). Mereka yang tidak mau sadar akan
kesalahan terus merasa was-was bak seorang pencuri yang tertangkap basah, kemudian hidup
dalam pelarian dengan cara berpindah-pindah tempat tinggal. Mereka (bangsa Tionghoa) yang
tidak bersalah apapun dan memutuskan tetap tinggal di tempat, akhirnya dibenci oleh penduduk
sekitarnya.
Ramalan Joyoboyo "Perang Dalam Negeri Nusantara"
13

Dalam perang paregreg pertama di masa Majapahit berakhir dengan runtuhnya Kerajaan
Adidaya di bumi Selatan itu sendiri. Selanjutnya dalam perang paregreg kedua atau perang
penghancuran diri pada September 1965, berakhir dengan perang saudara yang menelan korban
lima juta jiwa penduduk Nusantara, baik dari golongan komunis maupun Soekarnois dan
golongan agama

Ramalan Joyoboyo "tentang agama


Ramalan pertama Sri Aji Joyoboyo
"Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong"

Sri Aji Joyoboyo memprediksi agama Hindu-Buddha berkembang 1000 tahun di Nusantara
beserta kejayaan bagi kerajaan yang memeluk agama tersebut. Seiring dengan perkembangan
Hindu-Buddha di Tanah Jawa dan Nusantara juga lahir pula seorang utusan-Nya pembawa Islam
pada 571 Masehi di Mecca yakni Rasulullah Muhammad s.a.w. sang penerima firman Allah
s.w.t. tersusun dalam Al-Qur'an yang mahasuci didampingi Hadist Nabi yang dimuliakan.
Usai 1000 tahun berkembang Hindu-Buddha maka sudah pada tempatnya giliran bagi yang
lain, yakni akan digantikan oleh Islam sebagai agama negara bagi kerajaan di Jawa dan
Nusantara. Sri Aji Joyoboyo juga menyatakan Dang Hyang Tanah Jawi Sabdo Palon dan
pendahulunya Noyo Genggong akan murca dari marcapada selama perkembangan agama Islam
berkembang dengan bangkitnya kerajaan Islam di Jawa. Sabdo Palon tidak akan mencampuri
Islam dan perkembangannya di Jawa dan Nusantara demi membikin manusianya jadi manusia
komplit alias sempurna.
Maka terimalah, sudah menjadi takdir kerajaan Hindu-Buddha yang gemilang Majapahit
berganti kerajaan Islam pertama di Nusantara Demak. Dan sayang sekali karena baru berdiri
kerajaan Demak yang tidak memiliki angkatan laut sekuat Majapahit harus berhadapan dengan
kekuatan unggul dari Eropa sehingga hanya dapat sedikit menahan masuknya pelaut bersenjata
Portugis, bahkan Portugis berhasil memasuki Nusantara tanpa menemui lawan tangguh di medan
laut. Dan berturut-turut bangsa Barat berikutnya Belanda bahkan sangat cerdik untuk mengadu
domba kerajaan-kerajaan sisa Majapahit sehingga saling bertempur satu sama lain. Selanjutnya
Belanda tinggal memetik hasilnya yakni menguasai kedua belah pihak dalam segala hal,
terutama mengandalkan keunggulan kekuatan laut dan persenjataan maju yang berhasil
dikembangkan Eropa, mesiu atau senjata api mulai ukuran senapan hingga meriam.
Dengan demikian kekalahan kerajaan Islam terhadap gempuran bangsa Eropa bukanlah
menjadi tanggung jawab danghyang tanah Jawi Sabdo Palon Noyo Genggong. Dan andai kata
kerajaan Islam atau negara yang menjunjung Islam memperoleh kejayaan maka itu pun bukan
melalui campurtangan sang pepunden Nusantara.
Tiap-tiap masa sebuah kerajaan bangkit dan hancur mengalami hal yang sama dengan siklus
bintang. Dan semua kerajaan di Jawa mengakui Semar sebagai penguasa gaib dari dunia gaib
dengan kemampuan khususnya mengejawantah sebagai manusia biasa. Semar bisa berperan
sebagai abdi, punakawan, dan bahkan penasihat utama negara. Tokoh ini selalu turut hadir
bersama jatuh-bangunnya kehidupan sederhana maupun sebuah pemerintahan rumit dalam
kerajaan. Dan Semar yang terakhir dalam siklus perkembangan 1000 tahun Hindu-Buddha ialah
Sabdo Palon Noyo Genggong.
Majapahit yang jaya di laut dan di bumi Selatan, sementara Tiongkok yang berada di bumi
Utara adalah pengimbang tatanan politik dunia pada masa itu. Bumi Selatan ada dalam
genggaman Majapahit dan dengan keruntuhan Majapahit maka tatanan politik dunia menjadi
jomplang dan dengan mudah pula bangsa Barat berkulit putih mengkolonisai bumi selatan mulai
dengan Afrika, Amerika Latin, dan Asia Selatan menjadi jalur tanpa ada penjagaan laut yang
kuat.
Kehancuran Majapahit oleh berkembangnya Islam yang masuk ke Jawa adalah sebuah siklus
sejarah perkembangan kelas, dan perjuangan kelas. Sabdo Palon Noyo Genggong tahu bahwa
Islam harus berkembang di Jawa dan Nusantara maka dari itu ia bersiap-siap untuk murca dari
peranannya mengawal takhta dalam kurun 1000 tahun terakhir. Dalam sumpahnya, ia akan hadir
kembali dalam jangka 500 tahun, adakah itu mengisyaratkan Islam akan menemui persoalan
rumit setelah berkembang 500 tahun di Nusantara?
"Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong" ramalan Prabu Joyoboyo yang pertama memang
menjadi kenyataan tatkala Raja Majapahit yang terakhir Brawijaya memilih meninggalkan
agama negara sendiri dan memeluk Islam. Dengan sendirinya Sabdo Palon memutuskan untuk
menghilang atau murca dengan cara baik-baik dari hadapan Sri Brawijaya, "Yang Mulia, kami
tidak akan melawan perkembangan sejarah, sejarah yang terus berkembang maju tak pernah
mundur seinci pun itu, dan di hadapan Yang Mulia maka Kami berjanji akan kembali kelak di
mana bumi manusia mengalami gonjang-ganjing dan segalanya harus dimulai dari awal lagi.
Demi melindungi Tanah Jawa dan Nusantara serta bumi selatan. Howght!" demikianlah ucapan
terakhir sebagai kata pamit Sabdo Palon. Majapahit tak pelak lagi meluncur menemui
kehancurannya, atas kehendak takdir sejarah.


Ramalan Kedua

"Semut ireng anak-anak sapi"


Marcopolo penjelajah Italia pada 1292 meninggalkan daratan Tiongkok setelah bermukim sekian
tahun membawa berita dunia menakjubkan bagi benua Eropa. Duaratus tahun kemudian 1492
Christophorus Columbus juga orang Italia mendarat di benua milik bangsa Indian Amerika Utara
dan mengabarkan bahwa dunia berbentuk bulat, bundar bola.
Bangsa Eropa berkulit putih terkenal sangat rajin dan ulet bekerja bagai semut hitam, dan
selalu meminum susu sapi sejak bayi. Mereka mulai gelisah dan menyiapkan diri dengan kapal-
kapal layar kecil gesit dan cepat begitu mengetahui kabar ada dunia besar lain penuh tantangan
petualangan. Bertahun-tahun mereka perlukan mendesign kapal yang dipersenjatai untuk
mengarungi samudera menemukan dunia baru dalam rangka mencari bahan mentah baru, dan
rempah-rempah dari sumbernya langsung di dunia Timur atau di belahan dunia lain.
Ramalan Sri Aji Joyoboyo kedua, "semut ireng anak-anak sapi" telah terbukti kebenarannya
sejak pertama kali dikumandangkan duaratus tahun yang silam dihitung sejak Marco Polo tiba
di Tiongkok bersamaan waktunya dengan berdirinya Majapahit.
Majapahit berdiri 1293 bersamaan waktunya bangsa Eropa mulai memodernisasi kapal-kapal
laut mereka dengan bantuan orang semacam Marcopolo yang kembali dari negeri Timur
terutama Tiongkok dengan membawa cerita hebat kemajuan teknologi baru dan menerapkannya
di Eropa.
Majapahit dan benua Eropa berlomba membangun kebesaran masing-masing dengan kapal-
kapal laut yang siap bertempur di tengah samudera, Majapahit berada di balik bumi daripada
benua Eropa maupun Amerika. Kelak bangsa Eropa berhasil memasuki wilayah Majapahit
Nusantara tak perlu berperang menghadapi kekuatan hebat Majapahit karena sedang mengalami
konflik intern yang menghancurkan diri-sendiri dalam perang paregreg. Kekuatan adidaya di
bumi belahan Selatan itu hancur sama sekali sehingga tidak pernah berkesempatan menghadapi
bangsa kulit putih yang datang untuk menginvasi dunia.
Hindu-Buddha Majapahit tergusur oleh kerajaan Islam yang tidak memiliki angkatan laut yang
sekuat Majapahit, akan tetapi memiliki angkatan darat yang tak kalah hebat dengan milik
Majapahit. Mereka berhimpun dengan kekuatan Islam di mana-mana yang siap siaga
menghadapi bangsa Eropa Nasrani dengan kapal perang bersenjata yang sulit ditaklukkan di
mana-mana. Siapa yang lebih unggul dalam pertarungan itu? Konflik perang salib di Eropa dan
perbatasan dengan Asia berpindah ke dunia baru, Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin, dan Asia
Tenggara serta Asia Timur. Pasukan Tiongkok yang dikirimkan ke perairan Selatan (Nan Yang)
tidak begitu kuat untuk membantu kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara menahan banjir bandang
kapal-kapal orang Eropa. Tiongkok bahkan berperan dalam merontokkan kekuatan Majapahit
sehingga tak ada tameng di perairan Selatan yang cukup disegani di masa sebelumnya. Kekuatan
Tiongkok lebih dipusatkan untuk menjaga keamanan di belahan bumi Utara. Sehingga tidak
mampu mengisi kekosongan yang ditinggalkan Majapahit.
Paus Leo X gerah dengan pertikaian sesama bangsa Eropa Nasrani memperebutkan daerah
baru di belahan dunia lain, sudah menjadi kewajiban Sri Paus untuk mendamaikan hal tersebut
dengan mengeluarkan Jus Patronatus atau Padroado pada 1514. Spanyol mendapat bagian
berlayar ke Barat dan Portugis mendapat bagian berlayar ke Timur.
Dua kekuatan Nasrani yang berlayar berlawanan arah ini akhirnya benar-benar mengelilingi
dunia dan bentrok di kepulauan Philipina, Spanyol bertahan di kepulauan tersebut, Portugis
mencelat ke Timor Timur. Dua-duanya berusaha memantau dan tetap "ndedepi" kepulauan
Maluku penghasil rempah-rempah antara lain pala, minyak kayuputih, dan cengkeh.
Sementara itu ada sebuah bangsa Eropa lain, semut ireng paling rajin bekerja: membendung
laut untuk dijadikan daratan dan memiliki sapi penghasil susu paling banyak di daerah Friesland,
dan meminum susunya lebih banyak daripada bangsa lain yakni bangsa Belanda. Cornellis de
Houtman mendarat di Batavia atau Sunda Kelapa pada 1596. Bangsa yang paling rajin dan tertib
administrasinya ini berhasil menguasai wilayah Nusantara dengan menaklukkan kerajaan Islam
dan sisa-sisa pecahan kerajaan Majapahit: Makasar, Kalimantan, Aceh, Bali, Papua, dan Nusa
Tenggara. Inilah kedatangan bangsa asing yang sudah diramalkan oleh Sri Aji Joyoboyo
limaratus tahun sebelumnya, "semut ireng anak-anak sapi".
Belanda bertahan menguasai Nusantara selama tigaratus limapuluh tahun, dan terusir
bersamaan waktunya dengan kedatangan ramalan Joyoboyo keempat, "kejajah saumur jagung
karo wong cebol kepalang" alias bangsa Jepang.


Ramalan Ketiga

"Kebo nyabrang kali"

Georgi Dimitrov salah satu petinggi Komintern atau Komunis Internasional dituduh oleh
pengadilan Jerman Adolf Hitler mendalangi sebuah aksi kerusuhan membakar reichstaat Jerman.
Pokok pangkal inilah Hitler telah merekayasa tuduhan yang tidak terbukti maka dianggap
mengumumkan genderang perang terhadap komunisme.
Dimitrov pun memaklumatkan seruan ke seluruh kubu komunis berperang terhadap fasisme.
Maka Jerman menghadapi lawan tangguh negeri-negeri sosialis dan terutama Sovyet Uni, negeri
sosialis pertama di dunia.
Semenjak krisis ekonomi 1929 Adolf Hitler tampil memimpin Nazi 1933 dan menggerakkan
Jerman dengan fokus utama industri Jerman ialah membangun kekuatan militer besar-besaran,
dan dalam tempo lima tahun 1938 kekuatan militer yang terkuat di Eropa itu menganeksasi
Austria. Sekutu yang dimotori Inggris dan Amerika Serikat belum mengambil tindakan sampai
Jerman Hitler menyerbu Ceko dengan kekuatan militer besar-besaran melancarkan dan menguji
coba blitzkriegnya yang gemilang. Akhirnya 3 September 1939 Sekutu mengumumkan perang
terhadap Jerman. Sementara itu berturut-turut balatentara Jerman berhasil menaklukkan Prancis
dan tak ketinggalan Belanda, Belgia tunduk pada keperkasaan Jerman.
Dalam bayang-bayang pasukan Hitler yang menggentarkan itu maka pemerintahan kerajaan
Belanda mengungsi ke Inggris, menyeberangi selat Channel. Sementara Belanda bergabung
dengan Sekutu berperang terhadap Jerman, negeri jajahan Hindia Belanda atau Nusantara
mengambil sikap netral terhadap Jerman. Hengkangnya pemerintah Kerajaan Belanda
mengungsi ke Inggris inilah yang telah diramalkan oleh Raja Kediri Sri Aji Joyoboyo, "Kebo
nyabrang kali."
Hindia Belanda terlalu jauh dari pasukan blitzkrieg Hitler di Eropa, akan tetapi terlalu dekat
bagi sekutu Jerman di Timur Jauh yakni Jepang. Masuknya Jepang ke Hindia Belanda pada
giliran terakhir dalam serbuan pasukan Negeri Matahari Terbit itu sekali lagi pemerintahan
jajahan seberang lautan Hindia Belanda mengungsi ke Australia. Kebo nyabrang kali untuk
kedua kalinya. Belanda mengungsi karena sudah terlalu kenyang mengeruk kekayaan di
Nusantara, kekayaan itu disetor untuk mengenyangkan negeri induk Nederland yang terbukti
tidak kuat bergerak menghadapi serbuan Jerman. Sama halnya negeri induknya Hindia Belanda
yang kekenyangan tidak mampu menghadapi pasukan Negeri Sakura yang beringas masih
kelaparan menyedot semua sumber daya alam dan kekayaan negeri yang ditaklukannya.
Hengkangnya pemerintah pusat kerajaan Belanda dan juga pemerintahan jajahan mengungsi
menyeberangi lautan itulah yang sudah diramalkan oleh Joyoboyo raja Kediri delapan ratus
tahun yang silam.
Hindia-Belanda tidak sendirian menghadapi serbuan Jepang, juga Inggris di Malaya,
Singapura, dan pasukan Prancis di Indocina serta Amerika Serikat di Filipina. Semua saja
menyeberangi lautan untuk mengungsi menyelamatkan ekor sendiri meninggalkan anak jajahan
diambil orang lain.
Seekor kerbau punya hobi mandi di kubangan yang berisi air, apalagi di sebuah sungai yang
melimpah-ruah airnya, ia tidak mungkin mau mentas dan menyeberangi sungai tanpa alasan
yang luarbiasa. Alasan agar seekor kerbau menyeberangi sungai cuma dengan dipaksa atau
terpaksa saja. Karena kerbau yang sudah kenyang makan dan kenyang berendam di air akan
cenderung bermalas-malasan saja. Dan yang memaksa kerbau Belanda hengkang ialah kekuatan
militer unggul bangsa lain. Sementara kekuatan militer sendiri tidak siap digunakan menghadapi
serbuan dari luar semacam itu, melainkan hanya dipersiapkan dan digunakan untuk menindas
pribumi jajahan yang tidak bersenjata dan lemah dari segi apapun. Pasukan militer Belanda
punya kemampuan militer hanya sekelas menundukkan kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara.
Belanda lebih menggunakan akal yang diwujudkan dengan politik pecah-belah dan kuasailah.
Dan terutama berkat bantuan Pribumi sendiri yang lebih memilih berpihak pada kekuatan asing.
Pasukan blitzkrieg Jerman akhirnya gagal menghadapi Tentara Merah di front Timur dalam
daerah Uni Sovyet. Kekalahan di Russia itu menyebabkan keruntuhan kekuatan Jerman, dan
Hitler bunuh diri atau dibunuh oleh pihak tertentu. Dengan demikian pada akhirnya pasukan
militer Jerman menyerah pada Sekutu setahun lebih dulu daripada menyerahnya kekaisaran
Jepang pada Amerika Serikat karena ledakan bom atom di jantung kota Jepang yang dijatuhkan
dari pesawat militer Amerika Serikat. Sovyet Uni atau Uni Sovyet yang berada di pihak Sekutu
ikut berhak keluar sebagai salah satu negeri pemenang Perang Dunia Kedua, dunia komunis
mendapat kehormatan dengan keunggulan pasukan Merah Uni Sovyet. Dan anugerah
kemenangan itu juga dipersembahkan bagi petinggi Komintern Georgi Dimitrov yang gagah
berani membela Komintern dan komunisme di depan pengadilan fasis Jerman Adolf Hitler atas
tuduhan palsu hasil kerja rekayasa intelijen Nazi Jerman dalam mengenyahkan hantu komunis
sejagad.

Ramalan Keempat

"Kejajah saumur jagung

karo wong cebol kepalang"


8 Maret 1942 Balatentara darat, laut, dan udara Dai Nippon dan pasukan sipil bunga Sakura yang
berani mati dan selalu menang dalam pertempuran melawan bangsa Barat mendarat di segenap
penjuru wilayah Nusantara. Lunaslah ramalan Joyoboyo keempat, "kejajah saumur jagung karo
wong cebol kepalang". Tentara Kerajaan Belanda tidak kalah gagah-berani menghadapi pasukan
dari negeri Asia yang pernah menaklukkan Manchuria, wilayah kerajaan Tsar Rusia pada 1904-
1905.
Semangat tentara kerajaan masih kalah dengan tentara kekaisaran Matahari Terbit, Dewa
Amaterasu berpihak pada sang penyerbu dari Utara. Sejak masa kuno orang-orang di Nusantara
sudah diperingatkan oleh nenek-moyang agar selalu waspada terhadap arah Utara, karena dari
sanalah musuh datang menyerang, dari Utara juga bencana bakal datang di Tanah Jawa. Oleh
sebab itu ada sedikit peninggalan warisan leluhur sejak seribu tahun silam atau masa Prabu
Joyoboyo dari kerajaan Kediri bertakhta, yakni, "jangan membikin tungku atau luweng untuk
memasak mulutnya menghadap ke Utara." Satu lagi, "jangan membuat kakus atau wc yang
posisi orang yang mendudukinya sampai menghadap ke arah Utara."
Bahkan seorang pujangga masyhur Nusantara menulis soal arus balik dari Utara yang terus
mengalir ke Selatan: ilmu pengetahuannya, budayanya dan barang-barang dagangannya.
Sebaliknya di masa keemasan Majapahit, dan bahkan sejak jaman kerajaan Srivijaya arus
mengalir ke Utara: ilmu pengetahuan, budaya, dan barang-barang produk unggulannya.
Hinomaru berkibar di seluruh Pantai Timur benua Asia sampai ke lautan Pasific di Timur
Papua. Terbentuklah garis pertahanan militer yang sangat lebar dan sulit dijaga dari serbuan
pasukan Sekutu yang dipimpin negeri Paman Sam. Berturut-turut hengkang dari wilayah koloni
atau jajahannya: Prancis di Indocina, Belanda di Hindia Belanda, Inggris di Malaya, dan
Singapura. Bangsa Jepang berhasil mengubah peta politik dunia, khususnya di Asia.
Prabu Joyoboyo sudah mengidentifikasi bangsa cebol kepalang ini seribu tahun yang lalu
bakal menjadi superpower di bidang militer. Dalam pandangan Jawa yang kecil akan
mengalahkan yang besar, rang cebol kepalang atau bertubuh pendeklah yang bakal mengalahkan
orang-orang besar dari Barat.
Pribumi Nusantara yang terpuruk melata di bahwa kaki bangsa Barat selama tigaratus
limapuluh tahun mendadak sontak dibangunkan dari tanah dengan didikan pasukan Jepang yang
keras dan tak kenal ampun. Senjata mulai diberikan kepada Pribumi yang mau berjuang bersama
Jepang untuk menghadapi bangsa Barat atau Sekutu. Korban selama masa pendidikan militer
Jepang berjatuhan, kesengsaraan hidup melanda rakyat di segenap wilayah Nusantara. Kelak
buah kesengsaraan itu yang diawali hengkangnya bangsa Barat membikin Pribumi harus berdiri
di atas kaki sendiri di atas tanah tumpah darah negeri sendiri dan memerintah bangsa sendiri,
semua itu dapat ditempuh dengan merebut kemerdekaan dan kedaulatan ibu pertiwi Nusantara.
Dai Nippon diramalkan menjajah Nusantara selama seumur benih jagung dapat disimpan, tiga
setengah tahun! Dai Nippon yang bergabung dengan Jerman Hitler masih terus berjuang sendiri
dengan ulet dan tekun. Sekutu merasa biaya militer sudah terlampau besar dikeluarkan di medan
Eropa menghadapi Jerman dan sekutunya. Untuk menaklukkan pasukan Dai Nippon yang
memiliki garis pertahanan begitu panjang di Asia Timur dan sebagian kepulauan di Pasifik pada
akhirnya Sekutu atau Amerika Serikat memilih menggunakan cara ekonomis dan praktis:
meledakkan bom nuklir di jantung wilayah Jepang. Walhasil pemenang perang dunia kedua yang
sejati adalah senjata nuklir dan bukan Amerika Serikat. Pasukan Amerika tidak mati-matian
dalam mengalahkan Jepang dengan cara yang umum dan terhormat.
Jepang tidak sepenuhnya kalah di medan peperangan akan tetapi kalah karena atas instruksi
pimpinan tertingginya Kaisar Jepang.
Bangsa cebol kepalang itu selama menduduki Jawa dan Nusantara menghadapi lawan-lawan
tangguhnya: partai komunis Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, partai sosialis, partai
nasionalis, dan orang-orang Islam progresif lainnya, dan tentu saja segenap rakyat Nusantara.
Segenap komponen perlawanan itu telah memilih pemimpin mereka: Bung Karno. Bung Karno
tidak terang-terangan memusuhi Jepang, akan tetapi mengambil taktik berpijak di dua tempat
sekaligus. Kaki kiri berada bersama pasukan Dai Nippon, sementara kaki kanannya bahu-
membahu melawan Jepang dengan berbagai cara bersama pejuang Pribumi lainnya.
Bung Karno tahu siapa-siapa yang berjasa dalam merebut kemerdekaan, orang komunis, orang
nasionalis, dan orang sosialis, dan orang Islam dan seterusnya.
Dai Nippon menyerah kepada bom nuklir milik Amerika Serikat pada 14 Agustus 1945.
Pemenang perang dunia kedua lainnya Sovyet Uni dedengkot negeri komunis pertama di dunia
rupanya tidak dapat hidup berdampingan secara damai dengan negeri kapitalis lainnya, karena
sudah sejak manifes komunis diluncurkan pada abad kedelapan belas hantu komunis tidak
pernah ditolerir oleh paham lain di dunia ini. Sasaran tembak Amerika adalah negeri komunis
Soviet Uni dan berakibat timbulnya Perang Dunia Dingin. Dua ideologi mengelompokkan diri
masing-masing dengan memilih salah satu pihak. Slogan Amerika lebih keras lagi, "berkawan
dengan kami memusuhi komunis atau menjadi musuh besar kami." Tidak adanya pilihan netral
sama sekali.
Imbas Perang Dunia Dingin itu sangat mewarnai kemerdekaan yang akhirnya
dikumandangkan oleh Penyambung Hati Rakyat Indonesia: Soekarno didampingi M. Hatta.
Semasa pendudukan Jepang keduanya sudah sering menyusun strategi bersama menghadapi
masa depan. Mereka dalam menyikapi Perang Dunia Dingin mengambil sikap berlawanan. Bung
Karno bersikap Netral sementara Hatta memihak memusuhi komunis. Dua peran antagonis dari
kedua proklamator RI itulah yang pada akhirnya melahirkan drama-drama perang kemerdekaan
yang memilukan. Bangsa sendiri bertempur dengan sesama saudara sendiri.
Perang saudara antar bangsa sendiri sejak perang kemerdekaan ternyata terus membesar dan
puncak klimaksnya termaktub dalam ramalan Joyoboyo kelima, "pitik tarung sak kandang."



Ramalan Kelima

"Pitik tarung sak kandang"

Pada 30 September 1965 di lapisan stratosfir langit malam, pada radius tiga kilometer dari kraton
Sri Aji Joyoboyo, para penduduk menyaksikan "lintang kemukus" bergerak pelahan ke arah
utara. Benda langit cerah bersinar persis pesawat angkasa luar yang diidentifikasi selama berabad
"lintang kemukus" yang bergerak lambat di langit itu menjadi pertanda datangnya peristiwa
besar di jagad manusia.
Malam-malam perburuan 20 juta anggota komunis di Nusantara mulai dicanangkan. Partai
komunis ketiga terbesar di dunia berada dalam kepungan negeri berpenduduk muslim terbesar di
dunia. Sepuluh tahun yang silam kaum komunis berhasil menempati anak tangga keempat dalam
pemilu paling demokratis di negeri Pancasila, suatu sintesis ideologi-ideologi yang ada di
gelanggang politik dunia dicetuskan Bung Karno, penyambung hati rakyat Indonesia.
Sri Aji Joyoboyo seorang putra dari cinta sejati Dewi Sekartaji dan Inu Kertapati, kedua
remaja pilihan ini adalah putra mahkota dari dua kerajaan di tepi sungai Brantas. Perkawinan
kerajaan yang mereka jalani sebelumnya penuh dengan drama percintaan paling dikenang selama
berabad oleh penduduk Jawa bagian Timur.
Dewi Sekartaji dan Inu Kertapati yang belum bertemu satu sama lain sempat menolak
perjodohan dua kerajaan atas diri mereka. Dewi Sekartaji mengembara bertahun-tahun, demikian
pula Inu Kertapati, keduanya remaja paling cantik dan paling tampan di kerajaan Daha dan
Jenggala. Singkatnya mereka akhirnya bertemu di pulau Dewata dan saling jatuh cinta satu sama
lain. Perkawinan pun berlangsung meriah, dua kerajaan digabungkan, dan dari hasil cinta sejati
mereka lahirlah seorang manusia unggul Sri Aji Joyoboyo yang kelak marak menjadi raja
kerajaan Kediri. Dalam masa pemerintahannya sastra dan seni berkembang luar biasa pesatnya.
Perkataan yang berwujud ramalan-ramalan dari segenap cerdik-pandai di seluruh negeri
dikumpulkan dan dipilih yang terbaik untuk dipersembahkan kepada yang mulia Sri Aji
Joyoboyo. Dengan bahan melimpah itulah sang raja besar itu mempublikasikan ramalan kelima
"pitik tarung sak kandang" untuk menggambarkan perang saudara masa depan di tanah Jawa.
Gerakan september 1965 memicu pertarungan dua ideologi yang bertentangan, di satu sisi
kubu materialis, yang diwakili oleh 20 juta komunis, di sisi lain terdapat kubu idealis, yang
diwakili 60 juta muslim. Kaum komunis menggunakan sistem filsafat materialisme dialektis.
Kaum muslim masuk kubu idealis. Jika kedua sistem itu berhadapan dalam realitas kehidupan
maka yang terjadi adalah pertentangan paham, tidak kurang-kurangnya Bung Karno berusaha
mendamaikan pertentangan komunis dan Islam dalam wadah Nasakom, lebih lanjut lagi di forum
legislatif dibentuk kabinet "gotong-royong". Usaha kecil Bung Karno yang memiliki visi luar
biasa sejak 1926, berusaha menghindarkan terjadinya "pitik tarung sak kandang". Bung Karno
sangat menguasai ramalan Sri Aji Joyoboyo tersebut.
"Pitik tarung sak kandang" artinya ayam peliharaan yang setiap pagi dan petang berada dalam
ruangan yang sama. Ayam dalam satu ruangan itu setiap hari hidup rukun di luar ruangan.
Kandang di sini bukan kandang yang rapat, ayam yang dipelihara penduduk di Jawa biasanya
dibuatkan pijakan-pijakan bambu atau kayu untuk tidur si ayam. Ayam tersebut bebas keluar
masuk ruangan kapan saja atas kemauan sendiri. Mereka berada dalam rumah yang sama dan
hidup rukun. Sangat jarang terjadi ayam dalam satu "kandang" saling berkelahi di dalam
kandangnya. Bahkan tidak pernah terjadi perkelahian ayam dalam kandang bebasnya itu.
Perkelahian kecil biasanya rebutan tempat "mangkring" yang kuat, ayam dewasa, memilih
berada di depan. Ayam muda oleh pemiliknya dipisahkan, dikurung tersendiri.
Dalam kandangnya puluhan ayam itu tidak pernah berkelahi karena mereka hanya berkumpul
pada petang hari untuk mulai tidur malamnya yang berlangsung hingga subuh. Saat mereka
terbangun dan keluar kandang itulah sang pemilik menjamu santapan pertama, selanjutnya
terserah anda mau cari makan di mana.
Dalam enam bulan saja komunis dibantai lawan-lawannya, segenap peranan mereka telah
disingkirkan dari pemerintahan, pers, dunia pendidikan dengan memenjarakan tanpa proses
pengadilan. Jutaan pegawai aparat pemerintah Bung Karno tidak perlu dibayarkan pensiun
mereka, walau sudah bekerja sejak perang kemerdekaan. Sangat ekonomis!
Pembantaian kaum komunis yang tengah terjadi itu adalah hasil provokasi oleh oknum yang
dimaksud dalam ramalan keenam sri Aji Joyoboyo: "kodok ijo ongkang-ongkang", yang
berkuasa tepat selama empat windu. "Kodok ijo ongkang-ongkang" dibantu oleh pihak asing
yang tengah menjalankan doktrin McCarthy, membasmi komunis dari muka bumi.
Komunis Indonesia musnah tak bersisa yang tersisa onggokan arang yang mengepulkan asap
tipis. Di musim penghujan bakal tumbuh tunas baru di tumpukan berwarna hitam itu, karena
negeri Nusantara sangat subur untuk mengubah kegersangan menjadi hijau kembali dengan
tumbuhnya beraneka tanaman baru, termasuk yang sudah dianggap musnah.


Ramalan Keenam

"Kodok ijo ongkang-ongkang"


Partai Komunis Indonesia hancur berantakan dalam semalam, bahkan tanpa seorang pun pasukan
Amerika Serikat nongol di sini untuk turun tangan langsung. Di Vietnem sana di waktu yang
bersamaan pasukan Amerika Serikat sudah lebih dari setengah juta pasukan bekerja keras turun
tangan langsung dalam membasmi orang-orang komunis Vietcong. Usaha Amerika itu tidak juga
berhasil mengatasi terowongan tikus orang Vietnam yang tersohor itu. Tidak cukup dengan
pasukan militer, juga ikut diterjunkan ke medan pertempuran Vietnam segala jenis senjata
modern, senjata kimia, senjata biologi semua saja ditujukan untuk membasmi manusia komunis
Vietnam. Amerika gagal menghadapi pasukan komunis Vietnam, karena orang-orang komunis
Vietnam lebih unggul daripada orang-orang komunis Indonesia yang masih dibangunkan oleh
Bung Karno nasion dan character rakyatnya. Paman Ho atau Ho Chi Minh lebih berhasil
membangun character dan nation rakyat Vietnam. Paman Ho mendapat bantuan dari tetangga
akrabnya Republik Rakyat Tiongkok yang dikomandani Kawan Mao Dze Dong yang masyhur
dalam memimpin Tentara Merah Tiongkok berhasil mengalahkan pasukan Chiang Kaishek,
Kuomintang dukungan Amerika Serikat.
Jangan dilupakan peran sentral Zhou Enlai, Perdana Menteri Tiongkok yang disebut-sebut
lebih dulu menjadi anggota PKT daripada sang ketua Mao sekitar 1921. Kawan Zhou dan Paman
Ho dekat sekali hubungannya terutama tatkala Vietnam membutuhkan sokongan moril maupun
materil dalam menahan serangan pasukan militer Amerika Serikat pemenang perang dunia
kedua, kekuatannya tak diragukan lagi.
Ramalan keenam Joyoboyo, "Kodok ijo ongkang-ongkang" bisa berarti berkuasanya kaum
hijau yang juga bisa berarti hijau daun atau hijau berlian. Hijau berlian berarti simbol pakaian
militer angkatan darat. Hijau daun berarti bendera salah satu negeri di jazirah Arab, Saudi Arabia
simbol dunia Islam.
Kodok ijo mengeluarkan suara dari kantung udaranya dan terdengar, "oooong....kaaaang,
oong... kang.....ong....kang.". Suara sang kodok itu di musim banjir penghujan sangat riuh-
rendah, bahkan ribuan kodok ijo berkumpul menjelang hari mulai gelap untuk melantunkan
orchestra simfoni, "ong-kang-ong-kang" mengisi keheningan malam basah oleh banjir atau hujan
terus-menerus. Sang kodok begitu riuhnya memperdengarkan kemerduan suaranya dengan satu
tujuan menarik lawan jenisnya untuk dikawininya.
Tanpa ada air melimpah ruang di kebun atau di halaman rumah atau di tegalan, maka tak akan
datang kodok ijo dan riuh-rendah sepanjang malam bersimfoni ria. Banjir darah akibat gerakan
September 1965 mengundang militer angkatan darat turun ke arena untuk mengambil alih
kekuasaan di Nusantara dari tangan Bung Karno yang berusaha membikin keseimbangan antara
PKI dan AD.
Dengan sendirinya AD yang hijau itu menjadi kekuatan dominan di Nusantara dan
mendukung penguasa baru Jendral Suharto yang fasis dan otoriter sehingga berhasil berkuasa
selama empat windu untuk membikin rakyat Nusantara seragam berfikir dan berbuat dalam
hidupnya. Mau coba pikiran dan suara lain, hadiahnya penjara. Kalau agak ringan kesalahannya
akan mendapatkan hadiah "diponggal-panggil" koramil atau kodim. Di sana dapat bogem mentah
atau tidak itu lain perkara lagi.
Masa rejim "kodok ijo ongkang-ongkang" tidak berarti militer terutama AD hanya ongkang-
ongkang kaki saja, tidak. Justru AD bekerja keras untuk tetap menjaga bahaya laten komunis
yang baru saja dikalahkan oleh AD sendiri. Komunis yang tumpas sampai ke akarnya berkat
mantra sakti Jendral Soeharto, "tumpas habis sampai tujuh turunan" siapa saja yang terlibat
komunis, selalu bekerja keras mencegah bangkitnya komunis di negeri Nusantara yang berubah
menjadi negeri tergantung sejak masuknya modal asing akibat dibukanya keran modal oleh
Jendral Besar Soeharto yang membikin sebagaian rakyat memujanya mampu membikin rakyat
sejahtera.
Akan tetapi sayang sekali slogan "awas bahaya laten komunis" itu terlalu berlebihan dikoar-
koarkan selama Jendral Soeharto berkuasa. Padahal sudah jelas bin gamblang komunis sudah
hancur tak punya kekuatan apapun, eeeeh kok menakuti rakyat banyak akan bahaya komunis
yang cuma pepesan kosong itu. Eiit itu bicara waktu itu lho. Entah kekuatan mereka saat ini
2010. Ujung-ujungnya intimidasi dan teror kepada rakyat, dan ujung-ujungnya lagi Bapak
Pembangunan itu terus terpilih dan terpilih lagi jadi Raja eh Presiden RI.
Prabu Joyoboyo hampir seribu tahun yang silam sudah meramalkan datangnya penguasa
militer baru berbusana hijau, yakni AD. Ceritanya sang penguasa itu muncul setelah terjadinya
perang saudara di Nusantara dalam, "Pitik tarung sak kandang". Setelah sang kodok tidak
berkuasa lagi tampillah rejim baru yang disebut rejim reformasi. Apa yang terjadi, "kodok ijo,
kodok bangkak, kodok percil, dan kodok pohon, dan lainnya ramai-ramai memperdengarkan
suaranya tanpa hambatan lagi datang dari manapun. Dan ujung dari kebebasan itu ialah eyel-
eyelan untuk menonjolan pendapat sendiri yang belum tentu benar


Ramalan Ketujuh
"Tikus Pithi anoto baris"

Ramalan ketujuh Sri Aji Joyoboyo (1145-an): Tikus pithi anoto baris interpretasinya tikus merah
menyusun barisan! Merah tatkala masih bayi belum tumbuh bulu, dan kelak menjadi hitam oleh
bulunya sendiri. Sifat utama tikus phiti antara lain: gesit, semau sendiri, susah diatur, dan lucu.
Tikus phiti pandai menyembunyikan diri akan tetapi belum mampu bikin persembunyian sendiri,
yakni berupa lubang-lubang dalam tanah, atau membikin sarang dari bahan yang ada di
sekitarnya. Manusia tanpa alat bantu susah untuk menangkap dan memburu makhluk yang satu
ini.
Tikus yang satu ini benar-benar menyusun barisan bila pemimpin besarnya (induknya)
dibunuh atau melarikan diri karena diuber-uber. Jika keadaan biasa tanpa gangguan maka ia
bergerak tanpa formasi alias kocar-kacir tanpa tujuan semua gerakannya.
Tikus-tikus pithi menyusun barisan bila mereka sedang kelaparan hebat, karena musim
paceklik atau sarangnya diobrak-abrik dan digusur, dan juga berubah agresif tatkala mereka
mendapat mangsa empuk.
Semasa Sri Aji Joyoboyo memerintah di Kediri tikus pithi sebagai julukan pada anak-anak
remaja yang beranjak dewasa, tidak lagi merah tapi sudah bersemu kehitaman. Tikus dalam
konteks ramalan bisa sebagai perlambang kaum muda, angkatan muda, atau pemuda dalam
lingkup pusat kerajaan Kediri. Sri Aji Joyoboyo sangat membutuhkan pasukan laut terutama
bertugas sebagai prajurit dan paling dapat dipercaya tentu pemuda setempat dan di samping itu
suara mereka benar-benar diperhitungkan dalam percaturan politik kerajaan.
Kerajaan laut tapi berpusat di pedalaman itu menguasai daerah pengaruh meliputi Jambi di
pulau Sumatra, Kalimantan, Bali, dan Tidore, sehingga selalu memperkuat pasukan laut demi
keperluan menjaga wibawa kerajaan di wilayah pengaruhnya. Angkatan muda mendapat porsi
lebih untuk diterima sebagai abdi negara. Dengan strategi sedemikian rupa membuka peluang
bagi pemuda, maka tidak ada gerakan pemuda yang berusaha untuk menggalang persatuan
merongrong kekuasaan sang Prabu Joyoboyo.
Sejarah kemudian mencatat pada 1222, seratus tahun sejak kekuasaan Sri Aji Joyoboyo di
mana angkatan mudanya sudah kurang mendapatkan porsi dalam pemerintahan, tiba-tiba dari
suatu daerah kurang lebih limapuluh kilometer arah ke Timur kerajaan Kediri, gerakan pemuda
pimpinan Arok membariskan pasukannya menggempur Kediri. Panglima perang kerajaan Kediri
Mahesa Wulung adik dari raja Dandang Gendis atau Krtajaya tewas di Ganter sehingga pasukan
Kediri menelan kekalahan dalam pertempuran melawan pasukan Arok.
Arok tercatat sebagai orang pertama yang memimpin pemberontakan atau kudeta dengan hasil
gemilang dalam sejarah Nusantara.
Kembali ke tahun 2010, adanya ramalan tikus pithi anoto baris ditafsirkan sebagai
pemberontakan bersenjata rakyat dari segenap penjuru Nusantara adalah mustahil, kecuali
dilakukan oleh unsur militer yang menguasai senjata. Rakyat jelata jelas tidak punya senjata api
dalam jumlah cukup untuk mengadakan pemberontakan skala besar.
Kaum muda memang mulai mengorganisir diri akan tetapi terpecah-pecah dan berorientasi ke
berbagai jurusan, masing-masing berkutat di dalam kelompok sendiri. Mereka berwarna-warni
idealismenya ada merah, hijau, biru, kuning, dan merah jambu serta mengelompokkan di sebagai
kiri, tengah, dan kanan. Ibarat dalam jejer wayang mereka saling berseberangan sehingga mudah
diadu-dombakan.
Angkatan muda memang selalu tampil dalam setiap goro-goro dalam pemerintahan RI, dan
keberhasilan mereka selalu berpindah tangan dan diambil alih pihak lain. Peranan mereka
kembali cuma penggembira yang tidak mampu memfoloup hasil gerakannya yang berhasil.
Sepertinya mereka mulai menyadari hal demikian, dan mulai memasang strategi baru. Demo
damai yang berubah anarkis mudah sekali ditumpas, atau mengambil jalan parlementer yang
memerlukan waktu panjang dalam meraih kemenangan. Hingga pada akhirnya yang paling
mudah bagi angkatan muda dengan jalan mengumpulkan opini massa menggunakan jejaring
sosial digital.
Jadi "tikus phiti anoto baris" berarti angkatan muda menyusun barisan. Bukan barisan
pemberontakan bersenjata, bukan demo anarchi, dan bukan menunggu waktu generasi tua
menyerahkan kekuasaan kepada angkatan muda. Sehingga angkatan muda menjadi angkatan tua.
Pemuda maju lain lagi masih memiliki kekuatan kecil dalam mendukung gerakan perubahan
sistemik, dalam pada itu idealisme pilihan mereka belum mampu mempersatukan kekuatan dari
berbagai elemen. Idea-idea pemersatu yang sudah tersedia antara lain Bhinneka Tunggal Ika,
Pancasila, atau Nasakom, sejak era Majapahit hingga Kemerdekaan RI dan pasca kemerdekaan.
Sekarang idea terakhir itu sudah pincang, karena salah satu kakinya buntung. Sedangkan idea
yang lain diselewengkan menurut kepentingan penguasa sendiri. Adalah tugas angkatan muda
membikin utuh dan memurnikan kembali seperti sediakala semua idea yang dicetuskan dan
diajarkan oleh para pemimpin Nusantara sesuai jamannya itu.
Kelak dengan berhasilnya angkatan muda menyusun barisan bersama untuk tujuan bersama
memurnikan semua idea pemersatu dan mampu mewujudkannya dalam aksi, maka makna
sesungguhnya ramalan Joyoboyo ketujuh itu terbuktilah kebenarannya.


Ramalan Kedelapan

"Reinkarnasi Noyo Genggong Sabdo Palon"

Dua pendeta penasihat sekaligus punakawan kerajaan Majapahit ini memang bukan tokoh
sembarangan. Selama ini ditafsirkan sebagai makhluk halus. Wadag atau tubuhnya memang
sebagaimana lazimnya orang biasa. Roh halus atau roh gaibnya yang luarbiasa, ia mampu
bereinkarnasi ribuan kali sejak manusia pertama tinggal di bumi.
Sebagai pendeta Buddha Jawa (Jowo Sanyoto, agama negara Majapahit) utama di kerajaan
Majapahit ilmu agamanya sempurna bahkan lebih sempurna dibanding para pengikut utama
Dalai Lama di Tibet. Dari jaman ke jaman Sabdo Palon* terus-menerus berganti raga (wadag),
yakni pada saat raganya memang sudah tua dan meninggal dunia.
Wadag baru pilihan itu tidak atas kemauan pribadi roh Sabdo Palon akan tetapi atas kehendak
Sang Hyang Wenang ing Jagad.
Jadi sebenarnya walau Majapahit runtuh, Sabdo Palon dan pendahulunya Noyo Genggong
tidak pernah murca atau hilang, dia hidup sebagai manusia biasa di bumi manusia ini. Silsilah
Sabdo Palon dalam 2500 tahun terakhir mengayomi tanah Jawa, dan bumi bagian Selatan (Man
Yang) adalah sbb.: Semar, Humarmoyo, Manikmoyo, Ismoyo, Noyo Genggong, Sabdo Palon, Ki
K, WS, dan pada 2010 ini ......???!
Ramalan Sri Aji Joyoboyo kedelapan bahwa Sabdo Palon akan kembali ke Nusantara, tentu
ditafsirkan Sabdo Palon kelak berkiprah kembali sebagai pendamping dan penasihat daripada
pemimpin negeri suatu kerajaan.
Tatkala Majapahit pada era keruntuhannya sekitar 1478, di hadapan Prabu Brawijaya yang
berganti haluan memeluk Islam sedangkan Sabdo Palon tetap bertahan sebagai titah dengan
Jowo Sanyoto sebelum murca (lenyap) Sabdo Palon berjanji, "Yang Mulia, kita ditakdirkan
untuk berpisah, tetapi harap Yang Mulia ingat limaratus tahun lagi aku akan kembali ke
marcapada bumi Nusantara untuk menjalankan titah-Nya."
Tepat waktu sebagaimana dijanjikan Sabdo Palon maka pada 1978 (500 tahun sejak Majapahit
runtuh berikut murcanya Sabdo Palon) seorang penduduk biasa Jawa Tengah wadagnya
dipergunakan oleh Sabdo Palon lengkap dengan Jowo Sanyoto-nya, lelaki tua itu menyebut
dirinya Ki K. Pada awal 1990-an sosoknya yang sudah sepuh itu masih berstamina dan memiliki
energi besar ditambah daya intelijensinya masih sangat kuat. Bicaranya menyihir barangsiapa
saja yang mendengarkan. Sabdo Palon yang satu ini membawa ajaran dalam kitab "suci" Adam
Makna(bukan Betaljemur Adam Makna). Salah satu isi kitab itu ialah penjabaran daripada abjad
huruf Jawa ho no co ro ko do to so wo lo po dho jo yo nyo mo nggo bo tho ngo (yang bagi orang
Sunda sangat penting sekali, ilmu tertinggi dalam dunia kebathinan dan falsafah di Nusantara).
Beliau meninggal sekitar pertengahan 1990-an. Sabdo Palon berganti wadag lagi, dan kali ini
dalam diri WS (65 tahunan) tangan kanan dan orang dekat Ki K sendiri. Kehadiran kembali
Sabdo Palon dengan melalui reinkarnasi berabad pada sosok manusia pilihan itu atas kehendak
dan kuasa Sang Hyang Wenang ing Jagad.
WS meninggal sekitar 2006, (bersamaan waktunya dengan meletusnya Gunung Merapi),
sepak-terjang beliau semasa hidupnya mirip tokoh misterius yang gerakannya juga misterius, ia
pernah mencoba memberikan nasihat kepada Presiden Suharto yang di masa itu dikelilingi
tokoh-tokoh spiritual tingkat tinggi dan sulit didekati siapapun, konon hasilnya kurang
memuaskan; dan beliau di samping itu juga mencoba memberi nasihat atau petuah pada berbagai
petinggi militer maupun sipil. Sepak-terjangnya tidak pernah membikin heboh karena setiap
lakunya dikerjakan tanpa menarik perhatian. Dan tentu saja ia tidak pernah mengumumkan
jatidirinya kepada siapapun. Sosoknya biasa saja, keistimewaannya ialah stamina tubuhnya
luarbiasa apalagi saat ia berbicara seolah menyihir para pendengarnya. Dan keberaniannya
berbicara menghadapi tokoh manapun sangat luarbiasa.
Semasa jaman Majapahit dalam wasiatnya Sabdo Palon mengatakan, "Hanya atas kehendak
Sang Hyang Wenang ing Jagad yang maha menentukan manusia pilihan sebagai wadag baru
Sabdo Palon." Prosesnya perpindahan Sabdo Palon ke wadag baru berbeda dengan reinkarnasi
pendeta Buddha Tibet. Sabdo Palon memasuki tubuh remaja atau dewasa yang telah ditakdirkan
Sang Hyang Wenang ing Jagad meninggal dunia dan atas kehendakNya pula tubuh tersebut
hidup kembali sebagai reinkarnasi Sabdo Palon baru dengan nama baru. Pada reinkarnasi
pendeta Tibet terjadi sejak dalam kandungan ibunya, hingga lahir ke dunia sebagai bayi
reinkarnasi pendeta si A atau si B.
Menurut penuturan Ki K, pada jaman Jepang, Sabdo Palon sebelumnya -- yang kini
bersemayam dalam dirinya -- turut bersama balatentara Dai Nippon menyerbu Jawa,
membebaskan tanah Jawa dari bangsa kulit putih. Akan tetapi naas di Singapura pesawat tempur
Zero yang ditumpangi Sabdo Palon tertembak oleh musuh, seluruh awak tewas, tatkala itulah
meloncatlah roh Sabdo Palon dari tubuh seseorang yang tewas dalam pesawat tersebut (orang
Jepang!). Sabdo Palon yang memang hendak ke tanah Jawa konon mendarat seorang diri di kaki
Gunung Merapi. Pesawat naas itu berangkat dari salah satu kota Jepang.
Kejayaan Nusantara dalam ramalan Sri Aji Joyoboyo akan terjadi tatkala munculnya kembali
Sabdo Palon dan Noyo Genggong. Sabdo Palon alias Ki K pada 1980 mengatakan, "Kejayaan
Nusantara yang lebih dahsyat daripada kerajaan Majapahit terwujud bila dunia mengalami goro-
goro besar semacam perang dunia dahsyat atau bencana alam berskala besar, misalnya jatuhnya
benda angkasa, meletusnya gunung berapi, dan lain-lain. Usai goro-goro terjadi maka dunia akan
kembali seperti sediakala. Pada saat itulah tatanan politik dunia baru akan terbentuk dan jauh
berbeda dari peta dunia modern sebelumnya. Pasca goro-goro itulah di Nusantara akan muncul
Ratu adil dan Sabdo Palon berdampingan menentukan nasib Nusantara dan bumi bagian selatan
(Man Yang) dalam satu tata pusat pemerintahan baru," demikian ucapan orisinil Sabdo Palon
pada 1980.
Kapankah terjadinya goro-goro besar dan munculnya ratu adil? Pertanyaan itu akan terjawab
setelah ada jawaban atas pertanyaan berikut, "Siapakah yang kini dipilih oleh Sang Hyang
Wenang ing Jagad menjadi manusia pilihanNya sebagai wadag terbaru daripada reinkarnasi
Sabdo Palon?"
Beliaulah sumber jawabannya.


0 komentar: (+add yours?)
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
About Me

Aries W
Penulis setengah GILA dan sepenuhnya SEMANGAT. Everything must be measured. I
Love to Create and I always work with Trust.
Lihat profil lengkapku
Ramalan JOYOBOYO
1. Bencana Alam Nusantara
2. Perang Dunia Ketiga
3. Wolak - walik ing jaman | Jongko Joyoboyo
4. Jaman Edan
5. Jaman Kalasuba
6. Satrio Piningit
7. Negarane Ambane Saprawolon
8. Hari Kiamat 2022
9. Hancurnya Bhineka Tunggal Ika
10. Tentang Agama
11. Korupsi
12. Bangsa Tionghoa
13. Perang Dalam Negeri Nusantara
CATEGORY
KAOS POP ART
KAOS METAL
KAOS SEPULTURA
Bisnis Wholesale Dropship / Dropshipping
Followers
Jadilah SAHABAT lewat Facebook
Coretan Maz Aries

Promosikan Halaman Anda Juga
Share to Facebook
Tweet it
ARTIKEL TERKAIT
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Archive
2012 (36)
o Desember (24)
Isi Ramalan Joyoboyo
Ramalan Notonegoro Prabu Joyoboyo
The first prediction Joyoboyo : "Murcane Sabdo Pal...
Divination second Joyoboyo : "Semut ireng anak - a...
Third Divination of Joyoboyo : "Kebo nyabrang kali...
Joyoboyo forecast fourth : "Kejajah saumur jagung ...
The fifth prediction Joyoboyo : Pitik tarung sak k...
Divination Sixth Joyoboyo : Kodok Ijo Ongkang - On...
Divination seventh Joyoboyo : Tikus Pithi Anoto Ba...
Divination Eighth Joyoboyo : Reincarnation Noyo G...
Sejarah Kepemimpinan di Nusantara.
Ramalan JOYOBOYO : Perang Dalam Negeri Nusantara (...
Ramalan JOYOBOYO : Bangsa Tionghoa (12)
Ramalan JOYOBOYO : Korupsi (11)
Ramalan JOYOBOYO : Tentang agama (10 )
Ramalan JOYOBOYO : Hancurnya Bhinneka Tunggal Ika ...
Ramalan JOYOBOYO : Hari Kiamat 2022 (8)
Ramalan JOYOBOYO : Negarane Ambane Saprawolon (7)
Ramalan JOYOBOYO : Satrio Piningit (6)
Ramalan JOYOBOYO : Jaman Kalasuba (5)
Ramalan JOYOBOYO : Jaman Edan (4)
Ramalan JOYOBOYO : "Wolak - walik ing jaman | Jong...
Ramalan JOYOBOYO : Perang Dunia ketiga (2)
RAMALAN JOYO BOYO : Bencana Alam Nusantara (1)
o November (2)
o Agustus (4)
o April (1)
o Februari (1)
o Januari (4)
2011 (9)
aries' corner
Aries Corner

Buat Lencana Anda

Copyright 2010 Coretan Maz Aries
Icons & Theme by Maz Aries | Blogger Templates by Blog and Web

Anda mungkin juga menyukai