Anda di halaman 1dari 3

ORDE LAMA

soekarno sebagai presiden pertama pernah mengingatkan akan jas merah.


Yang artinya kita tidak boleh sekali-kali melupakan sejarah. Entah sejarah
baik ataupun sejarah kelam harus diingat oleh suatu bangsa jika ingin belajar
dari pengalaman. Berikut ini kita akan membahas sejarah awal mula korupsi
yang terjadi saat orde lama pada pemerintahan Soekarno.

Di Era Orde Lama, antara 1951–1956, isu korupsi mulai diangkat oleh koran
lokal seperti “Indonesia Raya” yang dipandu Mochtar Lubis dan Rosihan
Anwar. Pemberitaan dugaan korupsi Ruslan Abdulgani menyebabkan koran
tersebut kemudian di bredel.

Kasus 14 Agustus 1956 ini adalah peristiwa kegagalan pemberantasan korupsi


yang pertama di Indonesia, dimana atas intervensi Perdana Menteri Ali
Sastroamidjoyo, Ruslan Abdulgani, sang menteri luar negeri, gagal ditangkap
oleh Polisi Militer.

Sebelumnya Lie Hok Thay mengaku memberikan satu setengah juta rupiah
kepada Ruslan Abdulgani, yang diperoleh dari ongkos cetak kartu suara
pemilu.

Dalam kasus tersebut mantan Menteri Penerangan kabinet Burhanuddin


Harahap (kabinet sebelumnya), Syamsudin Sutan Makmur, dan Direktur
Percetakan Negara, Pieter de Queljoe berhasil ditangkap.

Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar yang mengangkat isu korupsi di koran
lokal mereka, justru kemudian dipenjara tahun 1961 karena dianggap sebagai
lawan politik Sukarno.

Nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda dan asing di Indonesia tahun


1958 dipandang sebagai titik awal berkembangnya korupsi di Indonesia.

Upaya Jenderal AH Nasution untuk mencegah kekacauan dengan


menempatkan perusahaan-perusahaan hasil nasionalisasi dibawah Penguasa
Darurat Militer justru melahirkan korupsi di tubuh TNI.

Jenderal Nasution sempat memimpin tim pemberantasan korupsi pada masa


ini, namun kurang berhasil. Pertamina adalah suatu organisasi yang
merupakan lahan korupsi paling subur mulasi saat ini.

Kolonel Soeharto, yang menjabat sebagai Panglima Diponegoro saat itu,


diduga terlibat dalam kasus korupsi gula. Akhirnya ia diperiksa oleh:
Mayjen Suprapto S Parman MT Haryono, dan Sutoyo

Mereka semua dari Markas Besar Angkatan Darat. Sebagai hasilnya, jabatan
panglima Diponegoro yang diduduki oleh Kolonel Soeharto, akhirnya diganti
oleh Letkol Pranoto, Kepala Staffnya.

Proses hukum Suharto saat itu dihentikan oleh Mayjen Gatot Subroto, yang
kemudian mengirim Suharto ke Seskoad di Bandung. Kasus ini membuat D.I.
Panjaitan menolak pencalonan Suharto menjadi ketua Senat Seskoad (sumber:
wikipedia).

Dari sinilah sebagian masyarakat sudah tahu sejak dulu, bahwa plot Gerakan
30 September 1965 yang sebenenarnya dibuat untuk membunuh para dewan
Jenderal pada masa lalu itu sebagai dendam, memiliki dampak yang akhirnya
meluas dan menguntungkan bagi satu pihak. Bahkan plot ini memiliki
beberapa keuntungan lainnya.

Sambil menyelam minum air, sekali kayuh, dua tiga pulau terlampaui.
Hasilnya adalah sejarah kelam Indonesia, dengan bantuan Amerika Serikat,
Inggris dan sekutunya, yang pada masa itu memiliki musuh ideologi:
Komunisme, yang mana pada masa sebelumnya musuhnya adalah Nazi, dan
pada masa kini musuhnya adalah ISIS yang ternyata buatan mereka juga dan
termsuk dalam Operation False Flag untuk memerangi musuh terakhir
mereka: Islam.

Namun dalam hal ini, khususnya Indonesia pada masa itu, CIA memiliki
operasi khusus yang dinamakan The Black Operation untuk menumbangkan
Orde Lama.

Operasi menggulingkan Orde Lama oleh CIA dengan cara propaganda media
pada masa itu tak mempan. Maka CIA menggunakan cara lain, yaitu pecah
belah rakyat indonesia dengan cara menghasut. Hal ini pun berhasil.

Pada masa itu hasutan sangat dipercayai, apalagi juga yang menghasut orang
yang terpandang dan disegani. Hal ini berhasil karena pada masa itu belum
ada media seperti sekarang yang mana bisa dicari sumber kebenaran berita
itu secara langsung ke sumbernya dan secara real time.

Kala itu kambing hitam dibuat, terjadilah pembunuhan ratusan ribu nyawa
setelah Orde Lama tumbang, bahkan ada yang meyakini jutaan rakyat
Indonesia dicabut nyawanya oleh penguasa Orde Baru tak lama setelah Orde
Lama berhasil ditumbangkan.
Jadi sejatinya, semua itu berawal dari korupsi, dan pihak yang membasminya,
dianggap sebagai musuh, dan harus ditumbangkan untuk merebut kekuasaan,
karena ideologi AS adalah faham Kapitalisme, dan musuh Kapitalisme adalah
Nazi dan Sosialis Komunisme yang mana ideologi tersebut tidak
memperbolehkan orang atau sekelompok orang menjadi sangat kaya raya.

Ideologi pembagian harta secara lebih adil merata kepada warga lain yang tak
punya ini pastinya tidak disukai oleh para kapitalis elit dunia, seperti keluarga
dinasti Rothschild, Rockefeller, JP Morgan, Oppenheimer dan beberapa dinasti
ultra kaya dunia, yang selama ini membuat revolusi, peperangan dan pecah
belah sepanjang sejarah dunia.

Keberhasilan membuat pecah belahnya masyarakat Indonesia dengan


membuat taktik tersebut, akhirnya digunakan CIA di banyak negara hingga
kini yang mana semuanya meraih sukses, termasuk di Timur Tengah yang
menyebabkan “Arab Springs” yang juga berhasil. Taktik adu domba ini juga
akan terus digunakan oleh CIA pada masa yang akan datang.

Mengingat sejarah kelam praktik korupsi dan bagimana adanya campur


tangan asing kala itu. Semestinya menjadi pelajaran berharga bagi
pemerintah dan generasi penerus. Nanti akan ada artikel susulan awal
korupsi di era orde baru dan orde lama. Ingat akan sejarah berarti kita belajar
untuk lebih dewasa dalam menghadapi tantangan ke depan.

Anda mungkin juga menyukai