Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

“KOMUNIKASI INTAPERSONAL/KONSELING”

Dosen Pengampu:

Disusun oleh:

1. Puspita Indahmawarni (P17124018030)


2. Riska Amalia (P17124018033)
3. Santi Medika Sela (P17124018036)

JURUSAN KEBIDANAN 1A

POLTEKKES JAKARTA 1

Jalan Wijaya Kusuma Raya No.47-48

Cilandak Barat.Cilandak.Jakarta Selatan.RT 09/RW 02

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KOMUNIKASI

INTAPERSONAL/KONSELING”. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis


memperoleh banyak bimbingan, saran, dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan


2. Kepada dosen pembimbing
3. Dan rekan-rekan yang bekerja sama dalam pembuatan makalah ini

Penulis menyadari bahwa isi dari karya tulis ini jauh dari kata sempurna, untuk itu
penulismengharapkan saran dan kritik untuk membangun karya tulis selanjutnya.

Jakarta, 23 Agustus 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................I

DAFTAR ISI.........................................................................II

BAB I......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1

D. Manfaat Penulisan.........................................................................................1

E. Sistematika Penulisan....................................................................................2

BAB II....................................................................................3
A. Pengertian Urine............................................................................................3

B. Komposisi Urine.............................................................................................3

C. Proses Terbentuknya Urine..........................................................................4

BAB III...................................................................................6
A. Kesimpulan.....................................................................................................6

B. Saran...............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA............................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kemampuan dalam komunikasi interpersonal atau konseling merupakan salah


satu keterampilan yang wajib dimiliki oleh seorang bidan. Di dalam komunikasi
interpersonal atau konseling terdiri dari pemahaman diri, pengetahuan keterampilan
dan sikap yang dimiliki oleh konselor dimana konselor disini maksudnya adalah
seorang bidan dan yang terakhir adalah pengaruh pemahaman diri terhadap
komunikasi interpersonal atau konseling (KIP/K).
Dari fakta di lapangan, masih ditemui bidan yang memiliki kepribadian yang
kurang ramah atau judes, kurang sabar,dan tidak berhati-hati dalam bertindak ataupun
mengambil keputusan. Hal ini sangat disayangkan sekali jika ada bidan yang memiliki
kepribadian seperti itu. Karena bidan merupakan salah satu profesi mulia dan
seharusnya memiliki kepribadian yang baik terhadap pasiennya. Jika ada beberapa
bidan yang memiliki kepribadian tersebut maka pandangan masyarakat terhadap
profesi bidan akan jelek dan citra bidan yang telah melakukan tugas dengan baik akan
tercoreng.
Kepribadian bidan yang tidak patut untuk dicontoh tersebut timbul karena
kurangnya pemahaman terhadap diri sendiri, tidak mengetahui apa saja keterampilan
dan sikap yang harus dimiliki saat menjadi konselor dan pengaruh pemahaman diri
terhadap komunikasi interpersonal atau konseling tersebut.

Hal itulah yang melatarbelakangi penulis untuk membuat makalah dengan


judul “ Komunikasi Interpersonal atau Konseling (KIP/K)” ini.

2.1 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana konsep pemahaman diri?
2. Bagaimana pengetahuan keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh konselor?
3. Bagaimana pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K?
3.1 TUJUAN PENULISAN
1. Mampu mengetahui dan memahami konsep tentang pemahaman diri.
2. Mampu mengetahui dan memahami keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh
konselor.
3. Mampu mengetahui dan memahami pengaruh pemahaman terhadap KIP/K.
4.1 MANFAAT PENULISAN
1. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami konsep tentang pemahaman diri.
2. Pembaca juga dapat mengetahui dan memahami keterampilan dan sikap yang
dimiliki oleh konselor.
3. Supaya pembaca juga dapat mengetahui dan memahami pengaruh pemahaman diri
terhadap KIP/K.
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Pengertian Konsep Diri


Konsep diri sangat erat hubungan nya dengan dii individu,baik secara fsik maupun
psikis. Konsep diri merupakan hal-hal yang berkaitan dengan ide,pikiran,perasaan dan
keyakinan yang dimengerti, dan di pahami oleh individu itu sendriri.hal ini akan
memnaruhi kemampuan dan keterampilan individu untuk membina hubungan
interpersonal dalam kehidupan bermasyaakat
Menurut para ahli konsep diri adalah semua ide,pikiran,kepercayaan,dan pendirian
yang di ketahui seseorang mengenai dirinya sendiri serta dapat memengaruhi orang
dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998). Kemudian ada yang
menyatakan bahwa konsep diri adalah cara seseorang memandanag dirinya sendiri
secara utuh, baik secara fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual.
3.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konsep Diri
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) ada beberapa factor yang memengaruhi
perkembangan konsep diri yaitu teori perkembangan, orang yang terpenting atau yang
terdekat (significant other), dan persepsi diri sendiri (self perception).
a. Teori perkembangan
Teori ini menyatakan bahwa konsep diri belum ada ketika lahir kemudian
berkembang secara bertahap, seperti mulai mengenal dan membedakan antara dirinya
dan orang lain. Individu dalam berinteraksi memiliki batasan diri yang awalnya terpisah
dari lingkungan kemudian berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan
sehingga dapat megenali tubuhnya, mengetahui nama panggilannya, memiliki
pengalaman budaya, dan pengalaman dalam hubungan interpersonal.
b. Orang yang terpenting atau yang terdekat(significant other)
Konsep diri di pelajari melalui interaksi dan pengalaman dengan orang lain.
Belajar mempelajari diri sendiri melalui cermin orang lain yakni dengan memandang
orang lain sebagai interpretasi diri, dan meminta pandangan orang lain mengenai diri
sendiri. Seorangan atau remaja sangat di pengaruhi orang terdekat atau orang yang
terpenting sepanjang siklus hidup, dan juga di pengaruhi oleh kebudayaan dan sosial.
c. Persepsi diri sendiri (self perception)
Merupakan persepsi individu dan penilaian nya terhadap dirinya sendiri serta
persepsi individu terhadap pengalaman nya pada situasi tertentu. Telah di sampaikan
bahwa konsep diri dapat di bentuk secara bertahap antara lain melalui pandangan diri
dan pengalaman yang positif. Konsep diri juga merupakan aspek yang kritikal dan
dasar dari perilaku individu.
4.2 Pembagian Konsep Diri
Konsep diri terdiri atas beberapa komponen yaitu:
a. Gambarandiri (body image)
Gambaran diri (body image) berhubungan dengan kepribadian. Cara pandang
individu terhadap dirinya mempunyai dampak yang penting bagi aspek psikologis
individu tersebut. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi gambaran diri individu
adalah timbulnya stresor yang dapat mengganggu integrasi gambaran diri.Adapun
stresor-stresor adalah sebagai berikut:
1. Gangguan fungsi tubuh
2. Tindakan operasi
3. Waham yang berhubungan dengan bentuk dan fungsi tubuh
4. Perubahan tubuh
5. Bergantung pada alat bantu
6. Hubungan interpersonal yang negatif
7. Standar sosial budaya
Beberapa gangguan gambaran diri di tunjukkan dengan tanda gejala antara lain
sebagai berikut:
1. Syok
2. Menarik diri
3. Penerimaan secara bertahap
b. Ideal diri
Orang yang berhubungan dengan tipe orang yang di inginkan karena adanya
sejumlah aspirasi, cita-cita, dan nilai-nilai yang ingin di capai. Ideal diri adalah
persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standar,
aspirasi, tujuan, atau penilaian personal tertentu (Stuart dan Sundeen, 2003).
Budi Anna Keliat (1992) menyebutkan ada beberapa faktor yang memengaruhi ideal
diri yaitu sebagai berikut:
1. Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya
2. Faktor budaya akan memengaruhi individu menetapkan ideal diri
3. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis,
keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasaan cemas, dan rendah diri.
4. Kebutuhan yang realistis
5. Keinginan untuk menghindari kegagalan
6. Perasaan cemas dan rendah diri
c. Harga diri
Frekuensi terhadap suatu pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang
rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering mengalami kegagalan, maka
harga dirinya cenderung rendah. Harga diri di peroleh dari diri sendiri dan orang
lain.
Harga diri sangat rentan terganggu pada usia remaja maupun usia lanjut. Harga diri
yang tinggi terkait dengan asietas yang rendah, keefektifan dalam kelompok, dan
penerimaan oleh orang lain. Sementara itu, harga diri yang rendah terkait dengan
hubungan interpersonal yang buruk. Beberapa ahli mengemukakan bahwa faktor-
faktor yang memengaruhi gangguan harga diri adalah sebagai berikut:
1. Perkembang individu
2. Ideal diri tidak realistis
3. Gangguan fisik dan mental
4. System keluarga yang gagal
5. Pengalaman traumatik yang berulang
d. Peran
Peran ialah sikap dan nilai perilaku serta tujuan yang di harapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat (Keliat, 1992). Peran yang di tetapkan ialah
peran di mana seseorang tidak mempunyai pilihan lain, sedangkan peran yang di
terima adalah peran yang terpilih atau di pilih oleh individu.
Faktor-faktor yang memengaruhi seseorang dalam menyesuaikan diri dengan
peran menurut Stuart dan Sundeen (1998) adalah sebagai berikut:
1. Kejelasan perilaku dan pengahargaan yang sesuai dengan peran
2. Konsistensi respons orang yang berarti atau dekat terhadap peranannya
3. Kesesuaian dan keseimbangan antara peran yang di emban
4. Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran
5. Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidaksesuaian perilaku peran
e. Identitas
Identitas merupakan kesadaran diri nya sendiri yang bersumber dari observasi dan
penilaian individu serta hasil sistensi semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu
kesatuan yang utuh (Stuart dan Sundeen,1991). Seseorang yang mempunyai
perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang
lain. Perasaan dan perilaku yang kuat akan identitas diri ditandai dengan adanya hal-
hal sebagai berikut:
1. Memandang dirinya adalah unik
2. Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain
3. Merasa otonomi, percaya diri, menghargai diri, mampu menerima diri, dan dapat
mengendalikan diri
4. Mempunyai persepsi tentang gambaran, peran, dan konsep diri
5.2 Pengetahuan, Keterampilan, Sikap yang Dimiliki Konselor
Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator maupun konselor
dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif.
1. Aspek Kognitif (Pengetahuan)
Meliputi pengetahuan tentang kesehatan, ilmu kebidanan dan kandungan, masalah
yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca persalinan dan upaya
pencegahan serta penatalaksanaannya, keyakinan akan adat-istiadat, norma tertentu,
alat/metode kontrasepsi, hubungan antar manusia, komunikasi interpersonal dan
konseling, psikologi, dan sebagainya.
2. Aspek Keterampilan (Psikomotrik)
Harus terampil dalam membantu proses persalinan dan berbagai masalah kesehatan,
menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien, melakukan komunikasi
interpersonal dan konseling, menggunakan alat bantu visual untuk membantu
pemberian informasi kepada klien, mengatasi situasi genting yang di hadapi klien,
membuat keputusan, dan sebagainya.
3. Aspek sikap (Afektif)
Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain, bersikap ramah,sopan, dan
santun, menerima klien apa adanya, berempati terhadap klien, membantu dengan
tulus, terbuka terhadap pendapat orang lain.
Sebagai seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya akan bergantung pada ketiga
aspek tersebut. Tanpa pengetahuan yang cukup semua yang di lakukan tidak akan
mempunyai dasar ilmu yang benar, selain itu bila seorang bidan tidak mempunyai
keterampilan yang baik juga akan membahayakan jiwa pasiennya. Sikap yang baik
akan mendukung pekerjaan bidan dalam memberikan pelayanan. Untuk itu ketiga
aspek tersebut harus seimbang dan terintegrasi sehingga akan mendapatkan hasil
sesuai harapan baik bagi bidan maupun klien.
Pengetahuan yang harus dimiliki bidan tidak hanya pengetahuan kebidanan saja
tetapi dalam semua bidang ilmu. Antara lain pengetahuan dalam bidang psikologi,
kesehatan reproduksi, kebidanan dan kandungan, keluarga berencana, kesehatan
neonatus, bayi dan balita, ilmu sosial budaya, pengetahuan tentang hubungan antar
manusia, pengetahuan interpersonal, pengetahuan tentang konseling dan
sebagainya.
6.2 pemahaman diri terhadap proses komunikasi interpersonal dalam konseling
Menurut model johari window, setiap individu tahu benar dan menyeluruh tentang
dirinya sendiri.untuk meningkatkan komunikasi interpersonal, kuadran 1 perlu dibuka
lebar-lebar diantaranya dengan cara membuka diri sehingga kuadran 3 lebih mengecil,
terbuka, jujur dan mau menerima krtik (umpan balik) dari orang lain dan kuadran 2
menjadi lebih kecil. pemahaman diri diperluka dengan tujuan mengetahui dan
mengenal diri sendiri, apakah mempunyai persepsi yang sama dengan orang lain.
pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang siapa aku, apa kelemahan ku dan
kelebihan ku, bagaimana perasaanku, apa keinginanku, dan lain sebagainya.
pemahaman diri meliputi kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan dan
kemampuan menjadi model.

7.2 Klarifikasi nilai

meskipun hubungan anatara bidan dengan klien merupakan hubungan timbal balik
tetapi kebutuhan klien selalu diutamakan.bidan sebaiknya mempunyai sumber
kepuasaan dan rasa aman nyaman yang cukup,sehingga tidak mengunakan klien untuk
kepuasaan,maka sebaiknya bidan menyadari dan mengklarifikasikan avgar tidak
memengaruhi keberhasilan hubungan anatara bidan dengan klien.dengan menyadari
sistem nilai yang dimiliki bidan (misalnya kepercayaan,seksual,dan ikatan
keluarga)bidan akan siap mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan sistem
nilai yang dimiliki.

8.2 Eksplorasi perasaan

Bidan perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya dan mengontrolnya agar dapat
menggunakan dirinya secara terapeutik.jika bidan terbuka pada perasaannya,maka ia
mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana responya pada klien dan
bagaimana penampilannya pada klien.sewaktu berbicara dengan klien,bidan harus
menyadari responsnya dan mengontrol penampilannya.
9.2 Kemampuan menjadi model

Bidan yang mempunyai masalah pribadi,seperti hubungan interpersonal tyang


terganggu,akan memengaruhi hubungannya dengan klien.bidan mungkin menolak dan
mengatakan ia datapat memisahkan hubungan profesional dengan kehidupan
probadi.bidan yang efektif adalah bidan yang dapa memenuhi dan memuaskan
kehidupan pribadi serta tidak didonimasi oleh konflik,distres atau pengingkaran dan
memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat.bidan diharapkan bertanggung
jawab atas perilakunya serta sadar akan kekurangan dan kelemahannya

Alasan penting nya pemahaman diri adalah karena bidan bekerja berhadapan dengan
berbagai pengalaman dan biologis,psikologis dan sosiologis dari kliennya.bidan perlu
memahami bagaimana menghadapi kecemasan,kemarahan,kesedihan dan kegembiraan
klien.bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri bersikap,apakah mudah cemas atau
mudah tersinggung,sehingga bidan tahu keterbatasan diri sewaktu melayani klien.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi interpersonal adalah interaksi orang ke oang,dua arah,vebal dan non vebal.saling
berbagi informasi dan peasaan antara individu atau antar-individu di dalam kelompok
kecil.komunikasi interpersonal merupakan das dari pemberian kecil.komunikasi interpersonal
meupakan dasar dari pemberian konsling.untuk dapatmelakukan komunikasi
interpersonal,bidan harus bisa mengatasi hambatan-hambatan dalam berkomunikasi dan
bidan harus memahami akan diri sendiri dengan mempunyai kesadaran yang tinggi.

3.2 Saran

1) Uraian/penjelasan diatas kiranya bisa untuk menyadari bahwa dengan berkomunikasi itu
sangat penting untuk bersosialisai kepada semua orang yang kita temui baik keluarga teman
atau siapapun itu,maka dengan itu kita sebagai mahluk sosial haus selalu berkomunikasi
dengan baik dan sopan terhadap semua orang.

2) Dalam praktek kebidanan, diharapkan bidan lebih bisa untuk berkomunikasi dengan baik
dengan pasien tanpa harus memandang derajat nya dan selalu menebar senyum untuk
komunikasi yang baik dan selalu menjaga sopan santun terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2012. Komunikasi dan konseling dalam kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai