Anda di halaman 1dari 18

A.

Judul
Pemisahan dan Pemurnian

B. Tujuan
1. Memisahkan zat-zat padat dari zat cair dengan cara penyaringan
2. Memurnikan zat padat dengan cara penguapan

C. Dasar Teori
Pemisahan dan pemurnian adalah satu cara yang dilakukan untuk
memisahkan atau memurnikan satu senyawa maupun sekelompok
senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan.
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau
lebih yang bercampur, sedangkan pemurnian dilakukan untuk
mendapatkan satu zat dari satu zat yang tercampur (Petrucci. 1987 : 31-
33).

Pemisahan Campuran

Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa Fisika dan Kimia.


Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan
secara kimia satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain
sehingga dapat dipisahkan. Jika komponen berwujud padat dan cair
misalnya pasir dan air dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan
bermacam-macam mulai dari porinya yang besar sampai yang sangat
halus, contohnya kertas saring dan permiabel kertas saring digunakan
untuk pemisahan endapan atau padatan dari pelarut. Sedangkan semi
permiabel dingunakan untuk memisakan suatu koloid dari pelarutnya
(Syukri, 1999 : 15 ).

1
Menurut Keenan (1999 : 29) Campuran yang digunakan untuk
pemisahan dan pemurnian dapat digolongkan menjadi 3 yaitu :

1. Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih yang
dapat berfariasi. Komponen-komponen yang terdapat pada larutan
yang tidak dapat dipisahkan melalui penyaringan contohnya air
dan gula, larutan yang terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Pada
umumnya, komponen yang jumlahnya terbanyak yang dianggap
sebagai pelarut misalnya sirup, yaitu campuran yang mengandung
lebih banyak gula dari pada air.
2. Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak
pada campuran kasar dan larut secara makropis bersifat homogen,
tapi secara micropis koloid bersifat heterogen. Oleh karena itu,
koloid di golongkan kedalam golongan heterogen. Campuran
koloid pada umumnya bersifat stabil dan tidak disaring.
3. Suspensi adalah campuran kasar yang bersifat heterogen. Antara
komponennya masih terdapat bidang batas dan sering kali dapat di
bedakan tanpa menggunan microskop. Supensi tampak keruh dan
tidak stabil zat suspensi lambatlaun akan terpisah karna grafitasi
(Mengalami sedimentasi). Suspansi dapat di pisahkan melalui
penyaringan. Contoh campuran suspensi terigu atau kapur dengan
air.

Menurut Syukri (1999 : 15-17) Campuran homogen seperti alkohol


dalam air, tidak dapat di pisahkan dengan saringan karena partikelnya
lolos dalam pori-pori kertas saringan dan selaput semipermiabel.
Campuran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu: destilasi,
reklitalisasi, eksraksi dan kromatografi.

1. Destilasi
Dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik
didi dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka

2
komponen yang titik didihnya yang lebih rendah akan menguap
lebih dulu dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat
menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi
komponen secara berahap.
2. Reklistalisasi
Teknik pemisahan dengan cara rektalisasi berdasarkan
perbedaan titik beku kompenen. Perbedaan itu harus cukup besar
dan sebaliknya komponen yang akan dipanaskan berwujud padat
dan yang lainnya cair. Pada suhu kamar contohnya garam dapat
dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air gaam bila
dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka, maka air akan
menguap sediki demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan
tepat jenuh jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal gram.
3. Ekstraksi
Pemisahan canpuran dngan cara ekstraksi berdasarkan
perbedaan larutan komponen dalam pelarut yang berbeda
campuran dua komponen (misalkan A dan B) dimasukkan
kedalam pelarut x dan y. Syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat
bercampur seperti air dan minyak. Smuanya dimasukkan kedalam
corong pisah dan kocokagar bercampur sempurna dan kemudian
diamkan sampai pelarut x dan y memisah kembali. Kini zat A dan
B berada dalam kedua pelarut x dan y, tetapi perbandingannya
tidak sama.
4. Kromatografi
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran dalam
berbagai wujud baik padat, cair, maupun gas. Cara ini dipakai
jika campuran tidak dpat dipisahkan dengan cara yang lain. Dasar
kromatografi adalah perbedaan daya serap satu zat dngan zat yang
lainnya. Kromatografi berdasarkan jenis eluen dan adsorbennya
dibedakan menjadi empat cara yaitu kromatografi kolom, kertas,
lempeng tipis, dan gas.

3
1) Kromatografi kolom adalah kromatografi yang
adsorbennya dimasukkan kedalam tabung pipa kaca
2) Kromatografi kertas adalah jenis kromatografi yang
menggunakan kertas sebagai adsorbennya dan zat cair
sebagai eluennya.
3) Kromatografi lempeng tipis (KLT) menggunakan
lempeng tipis (seperti lempeng kaca atau lempeng logam)
yang dilumuri padatan sebagai adsorbennya.
4) Kromatografi gas adalah kromatografi yang menggunakan
gas sebagai eluennya sedangkan komponen didalam akan
diubah jadi gas dan mengalir bersama eluen.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk pemisahan


ion logam. Salah satunya menggunakan membran cair, teknin membran
cair telah menarik perhatian peneliti karena selektualitasnya yang tinggi
dengan adanya senyawa pembawa (carrier) yang terdapat dalam membran.
Telah banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui pengguna membran
cair pada berbagai proses pemisahan dan pemurnia industri.
Ketidakpastian dikarenakan oleh hilangnya pelarut dan senyawa pembawa
(carrier) kedalam larutan melalui pembntukan tetesan emulsi atau adanya
perbedaan komponen yang terdapat dalam membran (Djunaidi, 2017 :
120-121)

4
D. Alat dan Bahan
1. Alat

5
No Nama Alat Kategori Gambar Fungai

Sebagai wadah dari suatu


1 Kelas Kimia 1
larutan

Memudahkan pemindahan
larutan dari tempat lain dan
2 Corong 1
digunakan juga untuk
penyaringan

Cawan Sebagai wadah untuk


3 1
penguapaan menguapkan larutan

Sebagai penyangga ketika


4 Kaki Tiga 1 proses pemanasan dan sebagai
penatian kawat kasa

Batang Digunakan untuk mengaduk


5 1
pengaduk larutan

Digunakan sebagai sendok


6 Spatula 1
untuk mengambil larutan

Untuk menghaluskan dan


7 Mortal & Alu 1 mengerus suatu zat yang
berbentuk padat atau kristal

Sebagai alas atau untuk


8 Kasa Asbes 1 menahan beaker atau labu
6 ketika pemanasan bunsen
2. Bahan

No Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia


- Berwujud padat - Larut dalam air
- Berwarna putih - Merupakan elektron
- Rasa : Asin kuat karena
1 Garam Dapur Umum
- Tidak bisa terionisasi dalam air
melewati selaput
semipermeabel
- Wujud padat kristal - Mudah larut dalam
putih air panas
- Bau karamel - Memiliki kehadiran
2 Gula Pasir Umum berkarakteristik kelompok yang
- Rasa : manis penting dan mineral
- Titik didih : 160- (K, Ca, P, Mg, Na,
186o C (320-367 F) Fe)
- Tidak berwarna - Pelarut yang baik
- Tidak berbau - Memiliki pH netral
- Titik didih 100oC - Tidak beracun
3 Aquadest Umum
- Titik Beku 0oC
- Tidak bersifat
korosif
- Berbentuk butiran- - Tidak dapat larut
4 Pasir Umum butiran kasar dalam air
- Tidak mudah rapuh
5 Naftalena Umum - Berbentuk dua - Upaya mudah
cincin benzena terbakar
yang bersatu - Dihasilkan dari
- Berbau khas destilasi terbatu bara
- Berbentuk padatan - Senyawa Aromatik
berwarna putih
- Titik didih 218oC
- Kelarutan dalam air

7
30 mg/L
- Bersifat kuat - Dapat larut dalam
pelarut organik
6 Kertas saring Umum misalnya CHCl3 atau
CCl4

- Titik didih relatif - Oksidasi alkohol


tinggi polimer
- Larut dalam air - Oksidasi alkohol
7 Alkohol 70% Umum
- Bersifat polar sekunder
- Membentuk ikatan - Oksidasi alkohol
hidrogen tersier

E. Prosedur Kerja
a. Percobaan 1 (proses dekantasi)

Pasir
8
Memasukkan ± 1 sendok kedalam gelas kimia yang berisi
aquadest 25 ml
Mengaduk larutan pasir
Membiarkan pasir mengendap
Menuangkan larutan bagian atas

Filtrat (air keruh) Residu (endapan pasir)

b. Percobaan 2 dan 3 (proses filtrasi dan kristalisasi)

Garam dapur dan Gula pasir

Memasukkan ± 1 sendok kedalam gelas kimia

9
Mengaduk campuran

Menambahkan 25 ml alkohol 70% kedalam


campuran tersebut

Menyiapkan corong dan kertas saring

Menyaring campuran larutan tersebut

Mengamati larutan yang telah tercampur tersebut

Filtrat Residu

Memasukkan kedalam cawan penguapan

Memanaskan diatas pembakar bunsen

Menunggu kira-kira 10 menit

Mengamati larutan tersebut

Kristal Gula

c. Percobaan 4 (proses sublimasi)

Bubuk Naftalena
Menambahkan ± 1 sendok kedalam gelas kimia

10
Menambahkan tanah secukupnya
Mengaduk campuran tersebut
Menutup dengan kaca arloji yang berisi bongkahan
es batu
Memansakan dengan pembakar bunsen
Mengamatinya

Pembentukan Kristal

11
F. Hasil Pengamatan

NO Perlakuan Pengamatan
1 - Memasukan ± 1 sendok pasir - Pasir berada dalam gelas kimia
kedalam gelas kimia
- Menambahkan air - Pasir berada dalam air
- Mengaduk menggunakan batang - Pasir mengendap
pengaduk
- Memisahkan air dengan pasir - Air berada dalam gelas kimia
- Mengamati - Air berubah warna menjadi keruh
2. - Memasukan ±1 sendok garam - Di masukkan kedua larutan dalam gelas
dan gula kimia
- Mengaduk campuran bahan - Bahan di campur masih dalam keadaan
padat
- Menambahkan 25 ml alkohol - Setelah ditambahkan alkohol 70% gula
70% larut dalam alkohol
- Menyiapkan corong dan kertas - Di angkat gelas kimia yang berisi dalam
saring larutan di tuangkan larutan di atas
corong yang di lapisi kertas saring
- Melakukan penyaringan - Hasil dari penyaringan ialah filtrat
dalam bentuk larutan dan residu dalam
bentuk garam
3. - Memasukkan kedalam cawan - Filtrat masih dalam bentuk larutan
penguapan
- Memanaskan di atas pembakar - Masih dalam bentuk larutan hasil filtrat
bunsen
- Menunggu kira-kira 10 menit - Menunggu hingga larutan sampai
sedikit
- Mengamati hasil dari proses - Hasil dari pemanasan berbentuk kristal
pemanasan

4. - Memasukkan kedalam cawan - Bubuk naftalena berada dalam cawan

12
penguapan penguapan
- Menutup dengan kaca arloji yang - Memasukkan bongkahan es batu pada
berisi bongkahan es kacaarloji
- Memanaskan dengan pembakar - Terjadi pengkristalan
bunsen

G. Pembahasan

13
Pemisahan dan pemurnian merupakan suatu cara yang dilakukan
untuk mendapatkan zat murni dengan cara memisahkan dan memurnikan
suatu senyawa atau kelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia
yang berikatan. Pada dasarnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan
dua zat atau lebih. Sedangkan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan
zat murni dari suatu zat yang telah tercampur oleh zat lain.
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari teknik
pemisahan dan pemurnian zat dari campurannya. Terdapat berbagai cara
untuk memisahkan dan memurnikan zat dari campurannya yaitu dengan
proses dekantasi, filtrasi, kristalisasi dan sublimasi.
Pada percobaan pertama, yaitu menggunakan proses pemisahan
dan pemurnian dekantasi. Dekantasi (pengendapan) adalah proses
pemisahan zat padat dari zat cair dengan melewatkan campuran melalui
penghalang yang berpori. Penghalang ini dapat berbentuk kertas yang
berpori (kertas saring), kain, tisu dan lain-lain. Prinsip kerja dekantasi
yaitu perlakuan karena perbedaan partikel, massa dan wujudnya yang
cukup besar. Pada percobaan kali ini, dilakukan proses pemisahan dan
pemurnian menggunakan bahan pasir secukupnya dan aquadest 25 ml.
Campuran antara aquadest dan pasir dapat dipisahkan dengan cara
diendapkan. Hasil dari proses dekantasi terlihat bahwa air menjadi keruh
disebabkan oleh materi-materi lain yang berada pada pasir ikut larut atau
disebut dengan hasil fltrat dan terbentuk endapan (residu) pasir yang
mengendap. Hal ini membuktikan bahwa partikel pasir tidak dapat larut
pada aquadest dan partikel pasir mengendap terlebih dahulu. Karena
ukuran pertikel pasir lebih besar dari pada massa jenis air. Dalam
percobaan ini, pasir adalah suspensi kasar berupa koloid dan aquadest
merupakan dispersi koloid, sedangkan debu yang terkandung di dalam
pasir merupakan koloid. Dua jenis campuran suspensi kasar dan dispersi
koloid bersifat heterogen sehingga dapat dipisahkan secara mekanis.
Pada percobaan kedua, yaitu menggunakan proses pemisahan dan
pemurnian filtrasi. Filtrasi (penyaringan) adalah pemisahan campuran

14
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Prinsip dari filtrasi adalah
perbedaan ukuran partikel yang lebih besar dari air sehingga dapat
tersaring. Di percobaan ini menggunakan bahan garam, gula pasir dan
pelarutnya alkohol 70%. Alkohol bertindak sebagai pelarut semi polar.
Ketiga bahan tersebut di campurkan dalam satu wadah gelas kimia dan
diaduk. Garam dapur (Senyawa Ion) larut dalam pelarut air tetapi tidak
larut dalam pelarut organik seperti alkohol. Sedangkan gula pasir larut
dalam air dan alkohol. Pada umumnya, senyawa ion tidak larut dalam
pelarut organik, tetapi larut dalam air walaupun ada juga yang kurang
bahkan tidak larut dalam air. Pada percobaan ini, gula pasir (C 12H22O11)
dapat larut dalam air dan alkohol itu disebabkan karena gula pasir
termasuk senyawa kovalen polar dan alkohol juga merupakan senyawa
kovalen polar. Pada umumnya senyawa kovalen polar akan larut dalam
pelarut polar, sedangkan senyawa kovalen nonpolar akan larut dalam
pelarut yang juga nonpolar. Sedangkan garam dapur tidak larut dalam
alkohol dikarenakan garam termasuk senyawa kovalen nonpolar dan
alkohol termasuk dalam senyawa kovalen polar dan juga disebabkan oleh
sifat alami pelarut. Dimana garam anorganik tidak larut dalam pelarut
organik seperti alkohol. Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut
organik dapat dipergunakan untuk memisahkan campuran antara dua zat.
Setiap pelarut memiliki kapasitas yang berbeda dalam melarutkan suatu
zat, begitu juga dengan zat yang berbeda memiliki kelarutan yang berbeda
pada pelarut tertentu. Setelah terlihat bahwa gula pasir larut dalam alkohol
70% dan garam dapur tertinggal sebagai residu, kemudaian dilakukan
penyaringan menggunakan tissue. Hasil dari percobaan ini terdiri dari
filtrat berupa campuran larutan alkohol dan gula dan residu atau endapan
berupa garam.

Pada percobaan ketiga menggunakan proses pemisahan dan


pemurnian kristalisasi. Kristalisasi adalah pemisahan campuran dengan
cara menguapkan larutannya. Prinsip dari kristalisasi adalah bahwa

15
senyawa padat akan mudah terlarut dalam pelarut panas bila dibandingkan
dengan pelarut yang lebih dingin. Jika suatu larutan senyawa tersebut
dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian didinginkan, senyawa
tersebut akan kurang kelarutannya dan mulai mengendap membentuk
kristal yang murni dan bebas dari pengotor. Kemurnian zat ini disebabkan
oleh pertumbuhan kristal zat terlarut, sehingga zat-zat ini dapat dipisahkan
dari pengotornya. Pada percobaan ini, dilakukan percobaan pengkristalan
menggunakan hasil dari percobaan kedua. Yang diambil dalam percobaan
kedua adalah hasil dari filtratnya yang akan di kistalkan. Kemudian
dimasukkan kedalam cawan penguapan untuk dilakukan proses pemanasan
agar mendapatkan kristal dari gula pasir. Dari hasil penguapan terbentuk
gula yang mengental dan pada keadaan lewat jenuh akan terbentuk suatu
pola kristal gula. Proses kristalisasi dijaga pada suhu rendah karena
molekul sukrosa akan mudah rusak pada suhu tinggi.
Percobaan yang terakhir ialah proses pemisahan dan pemurnian
sublimasi. Sublimasi adalah proses perubahan zat dari fasa padat menjadi
uap, dan uap dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair.
Prinsip pemisahan ini adalah perbedaan titik uap naftalena yang lebih
rendah sehingga menyublim terlebih dahulu. Pada percobaan ini
menggunakan bahan bubuk naftalena, yang bertujuan untuk memurnikan
naftalena dari pengotornya dengan metode sublimasi. Bubuk naftalena
dimasukkan kedalam cawan penguapan untuk dipanaskan dengan menaruh
kaca arloji dibagian atas yang berisi bongkahan es batu. Bongkahan es
batu ini bertujuan agar mempercepat pembentukan kristal. Dari proses
pendinginan ini, didapatkan kristal yang lebih banyak dan terkumpul
dibawah kaca arloji. Penggunaan es sebagai pendingin atau kondensor
sehingga mengkondensasi gas dari bubuk naftalena harus menjadi
padatannya kembali. Padatan yang dihasilkan inilah berupa kristal.
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
Pemisahan adalah proses untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling

16
bercampur. Pemisahan zat padat dan zat cair dapat dilakukan dengan
berbagai cara tergantung pada bahannya. Untuk bahan yang tidak dapat
larut dalam air dapat dipisahkan dengan cara dekantasi dan filtrasi
sedangkan pada bahan yang dapat larut dalam pelarut pemisahannya dapat
dilakukan dengan cara penguapan dan kristalisasi.

17
Daftar Pustaka

Djunaidi, Muhammad, dkk. 2017. Pemisahan Krom (VI) dari limbah


elektroplating menggunakan metode polimer inclusion membrane (PIM).
Departemen Kimia Fakultas Sains dan Matematika : Universitas
Diponegoro

Keenan, Charles w, dkk. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Petrucci. 1987. Kimia Dasar. Bogor: Erlangga

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB

18

Anda mungkin juga menyukai