Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penanganan sampah yang belum optimal menjadi masalah dalam pembangunan
di daerah. Meningkatnya laju pembangunan, pertambahan penduduk dan tingkat
sosial ekonomi masyarakat telah memicu terjadinya peningkatan jumlah timbulan
sampah. Semuanya membutuhkan anggaran yang semakin besar dari waktu ke waktu,
yang bila tidak tersedia akan menimbulkan banyak masalah operasional seperti
sampah yang tidak terangkut, fasilitas yang tidak memenuhi syarat, cara
pengoperasian fasilitas yang tidak mengikuti ketentuan teknis,serta berkurangnya
lahan pembuangan. Apabila hal ini dibiarkan dapat berdampak pada lingkungan
karena pengelolaan sampah yang tidak baik akan menyebabkan sampah menjadi
polutan bagi lingkungan.

Sampah adalah masalah yang harus dihadapi oleh masyarakat karena sampah
merupakan buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia yang tidak terpakai.
Jumlah sampah ini setiap tahun terus meningkat sejalan dan seiring meningkatnya
jumlah penduduk dan kualitas kehidupan masyarakat atau manusianya dan
disertaijuga kemajuan ilmu pengetahuan teknologiyang menghasilkan pula
pergeseran pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif.

Kecamatan Syiah Kuala merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota
Banda Aceh dengan luas wilayah 14,24 Km2 yang terdiri atas 10 gampong dengan
jumlah penduduk mencapai 38850 jiwa (BPS Kota Banda Aceh, 2016). Pertambahan
jumlah penduduk diikuti pertambahan tingkat konsumsi yang berakibat semakin
bertambahnya sampah yang dihasilkan.Pengelolaan sampah yang ada di Kecamatan
Syiah Kuala saat ini masih menggunakan metode lama yaitu sampah dikumpulkan
dari sumbernya, diangkut ke TPS (Tempat Penampungan Sementara) selanjutnya
dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sehingga mengakibatkan sampah
tertimbun dan tidak dimanfaatkan kembali.

Kondisi penimbunan sampah yang ada di TPA Gampong Jawa yaitu dengan
Open Dumping yang dimana sistem pengelolaannya masih kurang baik karena masih
juga dapat kita lihat dengan menggunakan open dumping. Untuk mengatasi hal
tersebut dibutuhkan optimalisasi pengelolaan sampah. Penanganan sampah tersebut
harus segera ditanggulangi. Pengelolaan sampah berbasis 3R yaitureduce, reuse,
recycleatau 3M (Mengurangi, Menggunakankembali, dan MendaurUlang) merupakan
pendekatan sistem yang patut dijadikan sebagai solusi pemecahan
masalahpersampahan.
Masyarakat Indonesia saat ini masih berpaku pada cara pembuangan sampah
secara konvensional yaitu kumpul-angkut-buang,permasalahan yang ada di Indonesia
tersebut juga merupakan permasalahan yang ada di Kecamatan Syiah Kuala,

Kecamatan Syiah Kuala dipilih sebagai salah satu tempat pembangunan TPST-
3R(Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce-Reuse-Recycle) karena kondisi
wilayahnya memiliki banyak lahan kosong sehingga mendukung untuk pembangunan
TPST-3R tanpa mengganggu kenyamanan masyarakat.Lokasi yang mendukung
terletak di Gampong Tibang Jl. Tgk. Meurah, Karena jaraknya yang jauh dari
pemukiman dan dekat dengan jalan. Data sensus penduduk masyarakat Gampong
Tibang, mayoritas masyarakat Gampong Tibang masih tergolong kedalam ekonomi
rendah. Dengan adanya pembangunan TPST-3R di Gampong Tibang akan sangat
membantu dalam hal perekonomian karena dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat setempat.
Di dalam Undang-undang No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
disebutkan bahwa setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara
yang berwawasan lingkungan. Untuk mengantisipasi permasalahan sampah dan
bahaya pencemaran lingkungan yang semakin parah dikemudian hari, perlu
dikembangkan pengelolaan sampah dengan konsep pengolahan sampah secara
terpadu berbasis 3R. Pengelolaan sampah terpadu dengan konsep 3R diharapkan
dapat memenuhi konsep pengelolaan sampah menuju zero waste. Konsep 3R yang
berprinsip mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah dapat
mereduksi timbulan sampah, sehingga dengan diterapkannya sistem pengelolan
sampah terpadu berbasis 3R diharapkan dapat menciptakan kondisi kebersihan,
keindahan, dan kondisi kesehatan masyarakat, yang akhirnya berpengaruh pada
perkembangan fisik perkotaan Kawasan Kecamatan syiah kuala.

Permasalahan inilah yang mendorong diperlukannya perencanaan Tempat


Pengolahan Sampah Terpadu-Reduce-Reuse-Recycle (TPST-3R) di Kecamatan
Syiahkuala. Konsep perencanaanTPST-3Rmeninjau pengelolaan sampah terhadap
pemanfaatan kembali yang didalamnya terdapat fasilitas untuk merubah sampah
menjadi bentuk yang lebih berguna yang teknik pengolahan sampahnya seperti
pemilahan sampah, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan dan
pemprosesan akhir sampah (Menteri Hukum dan HAM, 2008). Diharapkan dengan
adanya TPST-3R dapat menghemat lahan, membuka lapangan kerja baru bagi
masyarakat sekitar, serta memberikan nilai tambah ekonomi dan nilai guna terhadap
sampah dari proses daur ulang.

1.2 Tujuan Perencanaan


Adapun tujuan yang hendak dicapai dari perencanaan ini adalah
1. Mengetahui bagaimana Perencanaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
- Reduce-Reuse-Recylce(TPST-3R) di Kecamatan Syiah Kuala.
2. Mengetahui berpa anggaran biaya yang di di lakukaan dalam perencanaan
TPS 3R
3. Mengetahui layak atau tidaknya suatu rencana pembangunan TPS 3R
terebut,

1.3 Manfaat Perencanaan


Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari ini adalah hasil kajian dapat
dijadikan sebagai bahan acuan dalam perencanaan Tempat Pengolahan Sampah
Terpadu 3R Kecamatan Syiah Kuala.

1.4 Dasar Hukum


a. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
b. Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
c. Undang-undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Perbendaharaan Negara;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2013 tentang Tata cara Pelaksanaan
APBN;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga;
f. Permen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Minimal;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 29 Tahun
2016 tentang Pembentukan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerjasama
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 3 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam
Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga;
i. PMK 173 tahun 2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 24 Tahun
2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah di
Direktorat Jenderal Cipta Karya;
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 tahun 2006 tentang Kebijakan
Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
(KSNP-SPP);
l. Peraturan Mengeri Dalam Negeri Nomor 33 tahun 2010 tentang Pedoman
Pengelolaan Sampah;
m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penataan Kelembagaan Kemasyarakatan;
n. SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Faktor
Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan;
o. Peraturan Perundangan di Daerah yang terkait penyelenggaraan TPS 3R.

Anda mungkin juga menyukai