Anda di halaman 1dari 58

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sanjung sajikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan program PKL
(Kerja Praktek Lapangan) di PLTU Nagan Raya 2x 110 MW, selama 2 bulan
terhitung dari tanggal 01 Juli sampai dengan 31 Agustus 2014. Shalawat beserta
salam kepada Rasulullah Muhammad SAW yang membawa ajaran kebenaran dan
pedoman kepada sahabat serta seluruh umat manusia.

Kerja prakte k:ini merupakan mata kuhah wajib bagi setiap mahasiswa
jurusan Teknik Elektro, Prodi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan gamabaran langsung tentang
ilmu yang telah diperoleh di bangku kuhah dan menambah pengalaman yang
berhubungan dengan ilmu keteknikan secara khusus. Pada pembuatan laporan ini
penulis mengambil judul "Pengecekan, Perbaikan Dan Perawatan Valve Di
Area Wtp (Water Treatment Plant) Pltu Nagao Raya 2x110 Mw" sebagai tugas
khusus.

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis mendapatkan banyak bantuan


dan bimbingan, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
bapak Andi Makkasau selaku manajer di PLTU Nagan Raya, bapak Herry Aidil
selaku supervisor har listrik di PLTU Nagan Raya, bapak Dheka Bakti
Krisnamukti.W selaku supervisor har kontrol instrumen di PLTU Nagan Raya,
bapak Andre Pranoto selaku staf har kontrol instrumen PLTU Nagan Raya, bapak
Zia Ul Auha selaku staf har listrik PLTU Nagan Raya, bapak Taufik, ST., MT
selaku ketua Jurusan Teknik Elektro Pohteknik Negeri Lhokseumawe, bapak
Subhan, ST., MT selaku ketua Prodi Teknik Listrik Politeknik Negeri
Lhokseumawe, bapak Suherman, S.Si., M.Si selaku dosen pernbimbing PKL, dan
seluruh rekan-rekan di kampus yang turut memberikan dukungan kepada penulis
dalam melaksanakan Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PLTU Nagan
Raya.
Penulis menyadari bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih
terdapat banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
bagi yang membacanya.

Buketrata, 02 Oktober 2014

Penulis

ii
ABSTRAK

PENGECEKAN, PERBAIKAN DAN PERAWATAN VALVE DI AREA


WTP (Water Treatment Plant) PLTU NAGAN RAYA 2xll O MW

Oleh Hendri
Cahyono NIM:
1220403037

Untuk menjaga kehandalan suatu pernbangkit listrik yang berkapasitas besar harus
memiliki manajemen perawatan yang tepat. PLTU adalah salah satu jenis
pembangkit yang berkapasitas besar, salah satu PLTU (Pernbangkit Listrik
Tenaga Uap) berkapasitas besar yang dimiliki PT.PLN (Persero) adalah PT.
PLTU Pambangkitan Sektor Nagan Raya 2xl 10 MW. Pada sebuah PLTU
memiliki bagian-bagian utama dan bagian-bagian penunjang untuk kelancaran
kinerja PLTU dalam membangkitkan energi listrik yang berkualitas dan
berkehandalan tinggi. WTP (Water Treatment Plant) adalah salah satu bagian
penunjang yang sangat penting pada sebuah PLTU, pada bagian ini terjadi proses
pengolahan air laut menjadi air pengisi boiler pada PLTU. Untuk
mengontol/mengatur laju air laut yang akan diproses menjadi air pengisi boiler
digunakan pompa, pipa, dan valve. Karena masa pembangunan PLTU ini
memakan waktu yang cukup lama sehingga valve dan pipa-pipa di area WTP ini
berkarat dan menyebabkan valve tidak berfungsi dengan normal. Oleh karena itu
dilakukan pengecekan dan perbaikan pada valve tersebut.

Kata kunci: PLTU, WTP, Perawatan, Pengecekan dan Perbaikan Valve.

3
DAFTARISI

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN .

LEMBAR PENILAIAN PERUSAHAAN .

LEMBAR PENGESAHAN POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE .

LEMBAR PENILAIAN POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE .

KATA PENGANTAR i

ABSTRAK iii

DAFfAR ISi

iv DAFfAR GAMBAR

vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang l

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan Penulisan 2

1.5 Tempat dan Waktu PKL (Praktek Kerja Lapangan) 3

BAB II SEJARAH PERUSAHAAN 4

2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2xllOMW 4

2.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2xllOMW 5

2.3 Logo PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya


2xllOMW 5

2.4 Lokasi PT. PLN (Persero) Pernbangkit Ssektor Nagan Raya


2xllOMW 6
2.5 Ketenagakerjaan 7

2.6 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2xllOMW 9

BAB Ill DAS AR TEORI 10

3.1 Pengertian PLTU 10

3.2 Bagian -Bagian PLTU 12

3.2.1 Bagian Utama 12

3.2.2 Peralatan Penunjang 12

3.3 Pengertian Valve 13

3.4 Bagian-bagian Utama Pada Valve 14

3.4.1 SeatdanDisc 15

3.4.2 Steam dan Handwheel 15

3.4.3 Bonnet dan Packing 16

3.4.4 Gland dan Gland Nut 16

3.5 Klasifikasi ValveBerdasarkan Kegunaan/Fungsinya 16

3.5.1 Valve Buka /Tutup (Start I Stop Valve) 16

3.5.1.1 Sliding valve 16

3.5.1.2 Rotating Valve 18

3.5.2 Valve Pengatur Banyaknya Aliran Fluida (globe valve) 21

3.5 .3 Valve Pencegah Aliran Balik I Check Valve 23

3.5.4 Relieve Valve Dan Safety Valve (Valve Pengaman) 25

BAB IV PENGECEKAN, PERBAIKAN DAN PERAWATAN VALVE DI


AREA WTP ( Water Treatment Plant) PLTU NAGAN RAYA
2xllOMW 26

4.1 Pengertian dan Tujuan Umum Manajemen Perawatan 26

5
4.2 Tujuan Pengecekan dan Perawatan Valve - Valve Di Area WTP
(Water Treatment Plant) PLTU Nagan Raya 2x 110 MW 27

4.3 Perencanaan dan Penjadwalan Perawatan 28

4.4 Jenis - Jenis Perawatan 28

4.5 Penggerak Valve Di Area WTP (Water Treatment Plant) Pada PLTU
Nagan Raya 2xl 10 MW 30

4.6 Pengecekan dan Perbaikan Valve - Valve Di Area WTP


(Water Treatment Plant) PLTU Nagan Raya 2x 110 MW 31

BAB V PENUTUP 42

5.1 Sirnpulan 42

5.2 Saran 43

DAFfAR PUSTAKA 44

ABSENSI KEHADIRAN .
DAFTAR
GAMBAR

Gambar 2.1 Logo PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya 5
Gambar 3.1 Poses konversi energi dada PLTU 10
Gambar 3 .2 Siklus kerja fluid a sederhana pada PLTU 11
Gambar 3.3 Bagian - bagian Valve 15
Gambar 3.4 Gate valve 17
Gambar 3.5 Piston valve 17
Gambar 3.6 Plug valve 19
Gambar 3.7 Ball valve 20
Gambar 3.8 Butterfly valve 20
Gambar 3.9 Globe valve 22
Gambar 3.10 Perbedaan gate dan globe valve 22
Gambar 3.11 Angle valve 23
Gambar 3.12 Needle valve 23
Gambar 3.13 Swing check valve 24
Gambar 3.14 Lift Check Valve 24
Gambar 3.15 Ball check valve 25
Gambar 3.16 Relieve dan sefty valve 25
Gambar 4.1 Tampilan monitoring valve di area WTP (water Treatment plant) 31
Gambar 4.2 Pengecekan inlet dan outlet instrument valve air 32
Gambar 4.3 Pengecekan pneumatic valve 32
Gambar 4.4 Perbaikan filter system outlet valve switch 33
Gambar 4.5 Pengecekan pada flush drain mmf 34
Gambar 4.6 Pelepasan pneumatic actuator 34
Gambar 4.7 Perbaikan server unit 1 A 35
Gambar 4.8 Perbaikan electromotion motor 36
Gambar 4.9 Pembongkaran globe valve 37
Gambar 4.10 Perbaikan multi medium filter back wash inlet valve switch 38
Gambar 4.11 Perbaikan electric filter discharge valve for occw 39
Gambar 4.12 Pemasangan piping instrument dan pneumatic actuator 39
Gambar 4.13 Pemasangan kembali piping instrument dan pneumatic actuator 40

vii
BABI
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin pesatnya perkernbangan iptek dan disusul


dengan kenaikan harga BBM (khususnya minyak HSD/solar) dan semakin
meningkatnya kebutuhan energi listrik yang tinggi bagi para konsumen. Hal ini
mendorong PT. PLN (Persero) untuk membangun pembangkit listrik yang
ekonomis dengan energi primer yang melimpah. Salah satunya adalah PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dengan energi primer yang digunakan adalah
batubara.

PLTU adalah pembangkit dengan biaya operasionalnya ekonomis


akan tetapi investasi awalnya mahal, untuk menjaga keoptimalan
pengoperasian PLTU maka perlu dilakukan perawatan pada semua komponen
- komponen PLTU agar memiliki umur yang maksimal. Perawatan juga
dapat disebut sebagai sistern manajemen aset yang menjaga kondisi
peralatan atau komponen - komponen PLTU selalu optimal, salah satu
contoh komponen yang sangat penting pada sebuat PLTU adalah valve.

Valve yang digunakan pada PLTU terdiri dari berbagai jenis dan
berbagai macam fungsi yang sistem kerjanya berkesinambungan saru sama
lain. Akan tetapi valve - valve ini sangat rentan dengan gangguan -
gangguan baik dari faktor dalam maupun dari faktor luar valve yang
mengakibatkan valve - valve ini tidak dapat bekerja secara optimal dan
dapat mengganggu sistem pada sebuah PLTU.

Untuk menghidari terjadinya gangguan pada saat PLTU sedang


beroperasi yang disebabkan oleh valve yang tidah berfungsi secara optimal,
maka harus dilak:ukan pengecekan dan perawatan/perbaikan pada valve - valve
tersebut. Hal inilah latar belakang yang membuat penulis membuat judul
Pengecekan, Perbaikan Dan Perawatan Valve Di Area WTP (Water
Treatment Plant) Pltu Nagao Raya 2x110 Mw.
1.2 Rumusan l\tlasalah

Pada saat melakukan kerja praktek lapangan (PKL) penulis diternpatkan


pada bagian pemeliharaan kontrol instrumen. Dalam masa pembangunan
pembangkit ini memakan waktu yang cukup lama sehingga pada sebagian valve
yang telah terpasang mengalami gangguan (macer) tidak dapat dioperasikan
secara maksimal dan pada sebagian pipa - pipa penyulingan air laut menjadi air
tawar mengalami pengkaratan (korosi).

1.3 Batasan l\tlasalah

Dalam hal ini, agar pembahansan tidak terlalu melebar maka penulis
membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan ini.
Permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini adalah mencakup pengecekan
dan perbaikan valve di area WPT (Water Treatment Plant) pada PLTU Nagan
Raya 2xl 10 MW dan sedikit menyinggung bagaimana cara pengontrolan valve
tersebut.

1.4 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam pelaksanaan praktek
kerja lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut:

Mahasiswa dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah


dipelajari oleh mahasiswa ke dalam dunia kerja.
Mahasiswa ingin mengetahui siklus kerja yang ada di PLTU Nagan
Raya 2x 110 MW.
Mahasiswa ingin membandingkan disiplin ilmu yang di dapat dari
bangku kuliah dengan kenyataan dilapangan serta meningkatkan
keahlian di bidang masing - masing.
Mahasiswa ingin mengetahui fungsi dan cara perbaikan valve - velve
yang ada di area WTP (Water Treatment Plant).

2
1.5 Tempat dan Waktu PKL (Praktek Kerja Lapangan)
Tempat PT. PLN (Persero) pembangkit Sektor Nagan Raya 2x 110
MW
Alamat Jalan Raya Meulaboh - Medan Km 8.5, Desa Suak Puntong,
Kee. Kuala Pesisir Kab. Nagan Raya, NAD
Waktu 01 Juli -31 Agustus 2014
BABU SEJARAH
PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagao


Raya
2x110MW

PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya atau PLTU


Nagan Raya berawal dari cikal bakal pembangunan proyek 10.000 MW
penugasan pemerintah ke pada PT PLN (Persero) pada tahun 2006 sesuai
Perpres RI No. 17
Tahun 2006 tanggal 5 Juli 2006, proyek tersebut terletak di Desa Suak
Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, pada akhir
tahun 2011 menjelang direncanakan Comersial On Date baru di buat
Kepdir PT PLN pembentukan pusat listrik di bawah PT PLN (Persero)
Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Lueng Bata yang terletak di ibu
kota provinsi Banda Aceh.

Kepumsan Direksi Selanjutnya muncul pada bulan Juni 2012


yang mengubah pusat listrik Nagan Raya menjadi Sektor Nagan Raya dan
Sektor Lueng Bata menjadi Pusat listrik sesuai SK Dir No
285.K/DIR/2012 dan No.287.K/DIR/2012, pada saat perubahan status
tersebut PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Lueng Bata baru saja
menerima pelimpahan PLTD sewa di Grid 150 KV dari PT PLN (Persero)
Wilayah Aceh dalam proses masa transisi dari PT PLN Sektor Lueng Bata
menjadi PT PLN Sektor Nagan Raya terjadi pelimpahan aset kembali dari
PT PLN (Persero) Wilayah Aceh ke PT PLN (Persero) KITSBU sehingga
bertambah dua lokasi lagi yakni PLTD Pulo Pisang dan PLTD Cot Trueng.
Proyek-proyek yang digabungkan menjadi satu kedalam induk Unit Bisnis
PT. PLN (Persero) Unit lnduk Pembangunan Pembangkitan Sumatera I
diantaranya terdiri dari :

• PLTU Nanggroe Aceh Darussalam (Nagan Raya) 2xl 10 MW;


• PLTU Sumatera Utara (Pangkalan Susu) 2x220 MW;
• PLTU 1 Riau (Bengkalis) 2x 10 MW;
• PLTU 2 Riau (Selat Panjang) 2x7 MW;
• PLTU Kepulauan Riau (Tanjung Balai Karimun) 2x7 MW.
2.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagao Raya
2x110MW

Adapun visi dari PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya
2x 110 MW adalah "diakui sebagai pengelola pernbangkit listrik CFB terbaik
di indonesia dengan tatakelola ekselen yang berwawasan lingkungan dan
bertumpu pada potensi insani".

Sedangkan misi dari PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya
2x 110 MW adalah sebagai berikut :

)"- Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efisiensi, andal,


dan berwawasan lingkungan;
)"- Menerapkan tata kelola dengan mengimplementasikan EAM dan OPI;
)"- Mengembangkan SDM dengan budaya saling percaya, integritas, peduli
dan pembelajar dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

2.3 Logo PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagao Raya 2x110 MW

Setiap perusahan besar pasti akan merniliki sebuah lambang atau logo
untuk menandakan identitas perusahan tersebut, berikut ini logo PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sektor nagan Raya :

Gambar 2.1 Logo PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya

5
2.4 Lokasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Ssektor Nagao Raya
2x110
MW

Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten baru di


Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 4
Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten
Gayo
Lues,Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh
Tamiang.

Secara geografis Kabupaten Nagan Raya terletak pada posisi 03°.40'


-
04°.38' Lintang Utara (LU) dan 96°.11· - 96°.48' Bujur Timur (BT) dengan
luas wilayah 3.363,72 Km2 (336,372 Hektar) atau 5,86 % dari luas Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Batas wilayah Kabupaten Nagan Raya adalah :

Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Baral dan Aceh Tengah.

Sebelah Selatan : Samudera Hindia.

Sebelah Timur : Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Baral Daya.

Sebelah Baral: Kabupaten Aceh Baral.

Pembagian secara administratif, Kabupaten Nagan Raya terbagi atas :


5
Kecamatan dan 213 kelurahan. Sedangkan secara keseluruhan di
Kabupaten
Nagan Raya terdapat 11 Kecamatan,27 Kemukiman dan 222 Desa.
Kecamatan•
kecamatan tersebut adalah sebagai
berikut:

)"'° Kecamatan Beu tong )"'° Kecamatan Kuala Pesisir

)"'° Kecamatan Darul Makmur )"'° Kecamatan Suka Makmue

)"'° Kecamatan Kuala )"'° Kecamatan Tripa Makmur

)"'°
Kecamatan Seunagan )"'° Kecamatan Beu tong
Ateuh
)"'°
Banggalang
Kecamatan Seunagan
Timur )"'° Kecamatan
Seuneuam

)"'° Kecamatan Tadu Raya

Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Beu tong


yaitu
1.323,06 Kni2 atau sebesar 39,33 %. Kemudian diikuti Kecamatan Darul
Makmur
2
dengan luas 1.050,26 Km atau sebesar 31,22 % dan Kecamatan Kuala 559 ,09
Knl atau 16,62 %. Sedangkan dua kecamatan lagi yaitu Kecamatan Seunagan
dan Seunagan Timur mempunyai luas masing-masing kurang dari 10 % dari
luas Kabupaten Nagan Raya.

Sedangkan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya berdiri di


Kecamatan Kuala Pesisir tepatnya di Desa Suak Puntong, berbatasan langsung
dengan Kabupaten Aceh Barat.

2.5
Ketenagakerjaan

Tenaga kerja produktif sementara ini yang dimiliki oleh PLTU Nagan
Raya 2xl 10 MW merupakan bagian ahli sistem kerja pada PLTU,
adapun beberapa tenagan kerja di PLTU Nagan Raya 2xll0 MW yang
berasal dari beberapa perusahaan outsourcing yaitu PT. Tanduk Perkasa, PT.
Sukur Nikmat, PT. Araims, di tambah dengan pegawai PT. PLN (Persero)
Pembangkit Sektor Nagan Raya/PLTU Nagan Raya 2xll0 MW. Dengan
demikian jurnlah pekerja keseluruhan yang ada di PLTU Nagan Raya 2x 110
MW seperti yang terlampir pada table di bawah ini:

Tabel 2.1 Jumlah karyawan/i (pekerja) di PLTU Nagan Raya 2x 110 MW

Nama Perusahaan Status Pegawai Jumlah


PT. Tanduk Perkasa Outsourcing 91 Orang
PT. Sukur Nikmat Outsourcing 101 Orang
PT. Araims Outsourcing 8 Orang
PT. PLN (Persero) Kit Sektor Nagan Raya Tetap 108 Orang
Total Keseluruhan Pekerja 308 Orang

Hari kerja para tenaga kerja PLTU Nagan Raya 2x 110 MW adalah 5
(Iima) hari kerja dalam seminggu yaitu hari senin samapai dengan hari jum'at,
kecuali operator dan karyawan piket akan tetap bekerja pada setiap harinya
dengan menggunakan sistem shif yaitu pergantian pekerja dengan waktu yang
telah ditentukan secara bersama. Adapun jam kerja tenaga kerja PLTU Nagan
Raya 2xl 10 MW seperti yang terlihat pad a table 2.2 di bawah ini :

Tabel 2.2 Hari dan jam kerja tenaga kerja PLTU Nagan Raya 2x 110 MW
Hari Jam Kerja

Masuk : 08.00 - 12.00


Senin Istirahat: 12.00 - 14.00
Masuk : 14.00-17.00

Masuk : 08.00 - 12.00


Selasa Istirahat: 12.00 - 14.00
Masuk : 14.00-17.00
Masuk : 08.00 - 12.00
Rabu Istirahat : 12.00 - 14.00
Masuk : 14.00-17.00
Masuk : 08.00 - 12.00
Karnis Istirahat: 12.00 - 14.00
Masuk : 14.00-17.00
Masuk : 08.00 - 12.00
Jum'at Istirahat: 12.00 - 14.00
Masuk : 14.00-17.00
2.6 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagao
Raya 2x110 MW

Struktur Organisasi
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya

MANAGt:ll St:ICJ'Oll

Senior Specialist/Analyst/
Assistant Analysl Quality
Assurance. K inerja..
Management Rcsiko

I C
I I I
CIII&�


.......... SDM.
Engtneenng 1 Pemehharaan
A.-MIMjo,- Ali.-
Aslsten ManaJer Asrslen ManaJer ASISlen Manlyer

Operas don Admiaisttui

Engmeev
Supervisor Eng111ccr/
Assistam I ng,nc..'t/ Assistant Sup..'f\'1sor tu
- l:ng1nc,.'I/ - Operas, Coal & t Engmeeulumor
>---
Umun
Junior Ash Handling Assistan
t:ng,nccr l:.ng111'.'Ct/Ju111or Cng1ncer
Engineer Perencanaan dan
Pcrcncanaan dan l','llgi!ndahan
Supervisor - r�ngcndalion Supcrv ISO<
Pemehharaan Pemeliharaan
- Coal& Ash
Operasi, >--- Anggaran dan
l.mgkungan dan Keuangan
llandl ing Kesetamatan Super\ ISOT
Kct..--nagahsmLa >--- Pemeliharaan

-
Supervisor n I.loller
Supervisor
- Pcngclctnan
Log1s11L
Bahan l.laLar
Supen isor
- Supervisor Shill >--- Pemehharaan
AIBICID
Turbin

Supervisor

-
Supervisor
- l'emel
Anasisa kirnia tharaan
Lrstnk

Supervisor
- l'emel
tharaan
Kontrol
Instrumen
BAB ill
DASARTEORI

3.1 Pengertian PLTU

PLTU (Pernbangkit Listrik Tenaga Uap) adalah pembangkit


yang mengandalkan energi kinetik dari uap yang bertekanan tinggi untuk
menghasilkan energi listrik. PLTU adalah jenis pernbangkit listrik tenaga
thermal yang banyak digunakan, karena efesiensinya baik dan bahan bakarnya
mudah didapat sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis.

PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi


kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik, PLTU pada umumnya
menggunakan bahan bakar batu bara minyak residu/solar (MFO) untuk
start awal. Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahap
yaitu :

1. Energi kirnia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas


dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi menggunakan boiler.
2. Energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur
tinggi
diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
menggunakan turbin uap.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi Iistrik menggunakan
generator.

Uap

Bohan bakar Poros GENERATOR L/strlk

Energl Energf Panas Energl


Kim/a menfadf Mekanlk
menJadl Energl menjodl
Energl Panos Mekonlk Energ/ L/sutk

Gambar 3.1 Poses konversi energi dada PLTU


PLTU menggunakan tluida kerja air uap yang bersirkulasi secara
tertutup. Siklus tertutub berarti menggunakan fluida yang sama secara
berulang-ulang, siklus ini juga sering disebut dengan siklus rankine. Urutan
sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

1. Air diisikan ke boiler hingga memenuhi seluruh permukaan


pemindah panas. Didalam boiler air dipanaskan dengan gas
panas hasil pembakan bahan bakar hingga air berubah
menjadi uap panas bertekanan dan temperatur tingggi.
2. Uap panas bertekanan dan temperatur tingggi tersebut diarahkan
untuk memutar turbin uap yang kemudian menghasilkan energi
mekanik berupa putaran.
3. Generator yang terkopel langsung dengan poros turbin akan
ikut berputar dan menghasikan energi listrik sebagai hasil dari
perputaran medan magnet dalam kumparan yang dikeluarkan dari
terminal output generator.
4. Uap yang keluar dari turbin masuk ke kondensor untuk
didinginkan
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang
disebut air kondensat, dan kemudian air ini digunakan kembali
untuk mengisi boiler. Dernikian siklius ini berlangsung terus
menerus dan berulang•
ulang.

eon,bustlon
IHOduc:ts
(to floe gas stick, fuel and air
Boiler

w._._e, s1earn
f\J
P11m11 T111hl1te
Elec11 k:a\l
GeoOtillOI

I�i�
Conde11se1 ": ;
water
nlakeup
water

<:oolinu cooling
water water
in out

Gambar 1.2 Siklus kerja fluida sederhana pada PLTU


11
3.2 Bagian - Bagian PLTU
3.2.1 Bagian Utama

Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu:

a. Boiler, berfungsi untuk mengubah air menjadi uap panas berternperatur


dan bertekanan tinggi yang digunakan untuk memutar turbin uap.
b. Turbin uap, berfungsi untuk mengubah uap panas bertemperatur dan
bertekanan tinggi menjadi energi mekanik yang kemudian digunakan
untuk memutar generator.
c. Generator, berfungsi untuk mengubah energi mekanik yang dihasilkan
oleh turbin menjadi energi Iistrik.
d. Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasikan uap panas yang
keluar dari turbin menjadi air dan kemudian digunakan kembali.

3.2.2 Peralatan Penunjang

Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya


adalah:

a. Desalination Plant (Unit Desai), berfungsi untuk mengubah air laut


menjadi air tawar dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi
dan kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut yang korosif,
sehingga jika air laut langsung masuk kedalam peralatan utama, maka
dapat menyebapkan kerusakan pada peralatan PLTU.
b. Reverse Osmosis (RO), memiliki fungsi yang sama dengan
desalination plant namun metode yang digunkan berbeda, pada
peralatan ini menggunakan membran semi permeable yang dapat
menyaring garam-garam yang terkandung pada air laut.
c. Pre Treatment (PLTU yang menggunakan air tanah/sungai), berfungsi
untuk menghilangkan endapan, kotoran dan mineral yang terkandung
dalam air tersebut.
d. Demineralizer Plant (Unit Demin}, memiliki fungsi yang sama seperti
pre treatment, unit demin ini terdapat pada PLTU yang mengunakan
air laut sebagai fluida kerjanya.
e. Hidrogen plant (Unit Hidrogen), berfungsi sebagai pendingin
generator.
f. Chlorination Plant (Unit Chlorin), berfungsi untuk menghasilkan
senyawa natriun hipoclorit (NaOCL) yang digunakan untuk
melemahkan mikro organisme laut pada area water intake.
g. Auxiliary Boiler (Boiler Bantu), pada umumnya merupakan boiler
berbahan bakar minyak yang berfungsi unuk menghasilkan uap panas
yang digunakan pada saat boiler utama start up maupun sebagai uap
bantu.
h. Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara), yaitu unit yang melayani
pengolahan batubara dari proses bongkar muat kapal (ship unloading)
di dermaga, penyaluran ke stock area sampai penyaluran ke banker
unit.
1. Ash Handling (Unit Pelayanan Abu), yaitu unit yang melayani
pengolahan abu baik abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly
ash) dari EP (Eelectrostatic Precipitator) hopper dan SDCC
(Submerged Drag Chain Conveyor) pada unit utama smapai ke tempat
penampungan abu (ash valley).

Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan


sistem-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut.
Gangguan atau malfunction dari salah satu bagian komponen utama akan dapat
menyebapkan terganggunya seluruh sistem PLTU tersebut.

3.3 Pengertian Valve

Valve atau juga disebut katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran
suatu fluida dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya
aliran. Contoh yang mudah adalah keran air.
Valve atau biasa juga disebut dengan kerangan, sangat berperan penting
dalam sistem pipa di suatu pabrik, cargo pump dan lain-lain guna menjaga
kestabilan proses operasional, valve bertugas mengatur aliran (fluida) dalam suatu
proses pembongkaran dan pemuatan cargo. Secara tidak langsung, maka valve
dapat diandalkan untuk mengatur besar kecil nya flow, rendah tingginya level,
rendah tingginya temperatur ataupun tekanan.

Ketika valve telah dipasang dalam suatu rangkaian pipa. Pada saat valve di
buka, fluida mulai mengalir, dan ketika valve ditutup maka fluida pun berhenti
mengalir. Valve seperti ini bertugas untuk menutup penuh (fully closed) ataupun
membuka penuh (fully opened) suatu aliran. Karena tugasnya hanya untuk
membuka atau menutup maka valve sejenis ini dinamakan dengan ON/OFF
valves atau Isolation valve.

Selain untuk membuka dan menutup atau fully opened dan fully
closed, ada juga valve yang berfungsi untuk mengatur (regulate) aliran
(fluida). Valve sejenis ini sering disebut sebagai Throttling valve.

Ada juga valve yang tugas nya mengatur agar aliran berjalan ke satu arah
saja ataupun agar tidak terjadi reversed flow atau backjlow. valve seperti ini
disebut check valve atau one way valve.

Beberapa valve ada juga yang dirancang untuk melepaskan (release)


kelebihan pressure untuk menjaga keamanan alat ataupun operator. Valve yang
berfungsi untuk melepaskan kelebihan pressure iru senng disebut
sebagai pressure relieve valve ataupun pressure safety valve (kedua jenis valve ini
mempunyai fungsi yang sama tetapi prinsip kerjanya berbeda).

3.4 Bagian-bagian Utama Pada Valve

Pada dasarnya, valve mempunyai bagian-bagian dasar yang sama. Seperti


terlihat pada gambar dibawah ini. Bagian-bagian utama valve adalah: body, seat,
disc, bonnet, gland, packing, stem dan handwheel.
Stem Nut

Oacks.eat Oush
--- DOn:nec/"Yok�
H@."K NV"C

Gambar 3.3 Bagian - bagian Valve

3.4.1 Seat dan Disc

Seat adalah bagian pada valve yang mantap/diam. Disc adalah bagian
yang bergerak, bertugas sebagai pengontrol aliran. Disc akan bergerak keatas
sehingga memberikan ruang lebih banyak agar fluida dapat mengalir, bergerak
kebawah jika akan menutup dan menekan seat dengan rapat. Banyak valve yang
berbeda namanya karena perbedaan disc dan seat ini. Seperti Ball Valve, Plug
Valve, Needle Valve.

3.4.2 Steam dan Handwheel

Jika kita telusuri bagian valve dari bawah keatas setelah seat, disc lalu
stem dan handwheel yang semuanya tergabung jadi satu. Stem berbentuk
batang yang sebagian berulir sebagian tidak, Handwheel digunakan oleh
operator untuk memutar stem, sehingga dapat menggerakkan disc keatas dan
kebawah. Khusus saat pengoperasian Handwheel, jika diputar searah jarum
jam maka valve akan menutup, sebaliknya jika diputar berlawanan jarum jam
maka valve akan membuka. Namun, ketika hendak menutup valve, hendaknya
jangan memaksa putaran handwell terlalu keras dan kencang, karena akan
menyebabkan kerusakan pada disc dan seat hingga masa pakai valve menjadi
lebih cepat.
3.4.3 Bonnet dan Packing

Bonnet memberikan ruangan bagi disc untuk bergerak keatas saat


valve dalam posisi membuka. Sedangkan packing, berfungsi sebagai
material isolasi agar tak ada kebocoran fluida melalui stem.

3.4.4 Gland dan Gland Nut

Berfungsi untuk mengencangkan posisi packing terhadap stem. Jika


ada kebocoran fluida melalui bagian uu maka dapat diantisipasi
dengan mengencangkan Gland Nut. Jika tidak bisa juga, maka valve
kemungkinan besar harus diganti.

3.5 Klasifikasi Valve Berdasarkan Kegunaan/ Fungsinya


3.5.1 Valve Buka I Tutup (Start I Stop Valve)

Valve buka tutup juga dapat di bedakan berdasrkan pergerakan dan


jenis katupnya, valve ini dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu:

3.5.1.1 Sliding valve

(valve yang mempunyai katup yang berbentuk datar dan


memotong aliaran). Sliding valve digunakan untuk membuka dan
menutup aliran dan pengatur debit dengan akurasi yang rendah. Contoh dari
jenis valve ini adalah:

a. Gate valve

jenis valve ini mempunyai Bentuk penyekat piringan, atau sering


disebut wedge, yang digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan
menutup. Biasa digunakan untuk posisi buka atau tutup sempurna dan tidak
disarankan untuk posisi sebagian terbuka.

valve (Katup) ini disebut katup gate karena mengandung unsur


penutupan disebut gate yang berhenti mengalir. Pintu gate bertindak seperti
sebuah rana yang memisahkan bagian dalam rumah dari luar atau pintu
yang memisahkan dua kamar. Sebuah disk vertikal berternpat di katup
tubuh slide gerbang atas dan
bawah pada sudut kanan ke arah aliran dalam pipa, menutup atau membuka katup.
Arus diblokir dengan menggunakan efek wedge-lock disc karup/valve itu.

Gambar 3.4 Gate valve

b. Piston valve

Piston valve adalah valve yang bekerja dengan cara bergeser (translasi)
mengggunakan tekanan fluida untuk membuka dan menutup katupnya. Adapun
prinsip kerjanya adalah:

Mula - mula air suplay tertutup


Kemudian air suplay di buka dan fluida menekan Piston hingga piston
bergeser hingga membentur Valve Seat, dilanjutkan dengan
mengalirkan fluida dari celah piston menuju Accumulator Tank.
Langkah berikutnya adalah langkah balik yaitu: Fluida dari
Accumulator Tank menekan Piston kembali dan membunag fluida
melewati Barrel. Dan fluida di belakang piston di buang melewati
celah.

..r=.�- ;,,,1 -
--- P1,t<MJ /
--- ---.... \\'thAHOI< ... _,
Tti,01.1,;fl rt
�\;� Up ;ir,d l.)o�

Gambar 3.5 Piston valve


3.5.1.2 Rotating Valve

Rotating valve adalah jenis valve yang membutuhkan 1,4 putaran untuk
membuka dan menutup penuh dan arah sisi muka katub sejajar dengan arah aliran.
Karena konstruksi katup valve ini sangat penting kuat, maka jenis valve ini biasa
digunakan untuk fluida yang mengandung partikel padat. Contoh dari valve dari
jenis ini adalah:

a. Plug Valve

Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola,


melainkan silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka
cocok untuk fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur.
Secara urnum, kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan fully close
(isolation atau on/offcontrol).

Bagian - bagian utama plug valve sama saja dengan gate valve ataupun
globe valve. Yaitu body, stem, packing bolt, seal, plug. Seal sama fungsinya
dengan packing, packing bolt sama fungsinya dengan gland nut atau gland,
sedangkan plug sama fungsinya dengan disc tapi bentuknya berbeda.

Plug ini digunakan untuk mengontrol (membuka dan menutup) aliran pada
plug valve, plug mempunyai celah atau lubang tempat aliran lewat. Saat handle
diputar menuju open position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat
dan bagian yang bercelah akan melewatkan aliran. Namun pada saat handle
diputar pada close position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat
dan bagian yang tak bercelah akan menahan aliran, sehingga aliran pun akan
berhenti.

Plug hams rapat dengan body, agar tidak terjadi kebocoran ( leaking ) atau
passing. Antara plug dan body akan terjadi gesekan (friction), maka untuk
menimalkan efek gesekan tersebut, pada daerah sentuhan plug dan body diberikan
pelumas.

Karena itu ada type plug valve yang mempunyai tempat pengisian pelumas
diatas stem, ada juga yang sudah diberikan pelumas dari pabrik pembuatnya, ada
juga yang yang tidak membutuhkan pelumas namun pada daerah sentuhan sudah
dilapisi material teflon, jenis ini dinamakan selflubricating.

Jenis - jenis valve yang lain yang masih termasuk plug valve adalah:

Three way plug valve, yaitu jenis plug valve yang mempunyai 3
port (sambungan), 1 untuk inlet dan 2 untuk outlet. Dengan
menggunakan valve ini maka dengan mudah kita dapat mengarahkan
outlet kearah aliran/pipa yang dikehendaki.
Four way plug valve, biasa digunakan pada fluida cooling water
yang
melewati heat exchanger, dimana aliran cooling water bisa dengan
mudah dibalikkan arahnya dengan tujuan untuk membersihkan heat
exchanger tersebut dari kotoran-kotoran (fouling, sediment, solids).

Gambar 3.6 Plug valve

b. Ball Valve

Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos


ditengahnya.Secara sederhana, Ball valve sama saja dengan plug valve, tetapi
bentuk disc nya berbeda. Dinamakan Ball valve karena bentuk disc nya ini bulat
seperti bola, dan bentuk body nya silinder.

Ball valve digunakan juga sebagai on/off valve, fully opened atau
fully closed valve, dan handal untuk aliran fluida yang mengandung partikel-
partkel solid (slurry).

Sama seperti plug valve, ball valve juga membuka dan menutup dengan
cara rotasi pada disc sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Ball
valve juga mempunyai handle yang sama dengan plug valve, dimana pada posisi
valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika
posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa,
melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.

Gambar 3.7 Ball valve

c. Butterfly Valve

Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di


tengahnya. jenis valve ini Menurut disainnya, dapat dibagi menjadi concentric dan
eccentric. Eccentric merniliki disain yang lebih suht tetapi memiliki fungsi yang
lebih baik dari concentric. Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan
dibandingkan valve lainnya.

Gambar 3.8 Butterfly valve

Butterfly valve digunakan untuk mengontrol (trhottling/regulate valve)


aliran fluida yang bertekanan rendah.

Bagian-bagian utama pada valve ini sama saja dengan valve-valve yang
diatas, yaitu body, disc, seat, dan handle. Disc nya berbentuk piringan yang tipis.
Seat nya, mehngkar mengikuti bentuk disc. Handle nya berbeda dengan type plug

20
valve dan ball valve, karena mempunyai lever yang harus kita tekan apabila ingin
membuka dan menutup valve dan kita lepaskan apabila telah sampai ke posisi
yang kita inginkan. Lever inilah yang akan membantu disc untuk mengunci rapat.
Di bagian bawah handle dan lever terdapat skala (scale) yang digunakan untuk
pembacaan posisi valve opening atau valve closing.

Butterfly valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc
sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat, Dan mernpunyai handle yang
sama dengan plug valve, dimana pada posisi valve fully open maka handle akan
searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi
handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90
derajat dengan aliran atau pipa.

3.5.2 Valve Pengatur Banyaknya Aliran Fluida (globe valve)

Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk
mengatur besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling). Pada
dasamya bagian utama dari Globe valve ini sama saja dengan Gate valve. Yaitu
terdiri dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan gland.

Globe valve dengan gate valve bentuknya hampir sama, tetapi ada ciri-ciri
tertentu yang dapat di jadikan acuan untuk membedakan antara keduanya, yaitu :

1. Pada bagian dalam valve, disc dan seat nya berbeda. Perbedaan
disc dan seat ini menyebabkan terjadi profil (pola) aliran yang
berbeda. Bentuk dari disc dan seat inilah yang menyebabkan globe valve
dapat diandalkan sebagai throttling valve. Aliran fluida saat melewati
globe valve akan mengalami sedikit hambatan sehingga akan terjadi
pressure drop yang lebih besar dari gate valve, pertama aliran akan
mengenai seat lalu membelok keatas melewati dan mengenai seluruh
bagian disc, lalu aliran akan dibelokkan lagi ke arah yang sama. Seperti
yang terlihat dibawah ini :
---:';.a, \!!! Profil
Diagram Allran Globe
Globe Valve Valve

Gambar 3.9 Globe valve

2. Pada bagian luar, body dari globe valve terlihat lebih menggelembung.
Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini :

Gate Valve Globe Valve

Gambar 3.10 Perbedaan gate dan globe valve

Khusus untuk globe valve yang menangani fluida steam, maka


biasanya valve akan dilengkapi dengan back seat yang terletak berhadapan
dengan seat. Back seat ini berperan sebagai pelapis pelindung bagian atas globe
valve mencegah steam untuk menerobos masuk. Beberapa contoh valve yang
termasuk dalam jenis Globe valve adalah sebagai berikut:

a. Angle valve

Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengubah aliran sebesar 90


derajat, valve ini bisa digunakan juga sebagai pengganti elbow. Contoh gambar
angel valve sebagai berikut:
Gambar 3.11 Angle valve

b. Needle valve

Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengatur secara lebih


akurat aliran yang bertekanan rendah. Bentuk disc nya panjang dan kecil
seperti paku. Contoh gambar needle valve sebagai berikut :

Gambar 3.12 Needle valve

3.5.3 Valve Pencegah Aliran Balik I Check Valve

Check valve digunakan untuk mernbuat aliran fluida hanya


mengalir kesatu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow.
Bentuk check valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini
tidak mempunyai handwell/handle maupun stem.

Secara umurn ada 3 macam check valve yang cara kerjanya sama
saja namun aplikasi nya terhadap material fluida yang berbeda. yaitu: Swing
check valve, Lift check valve, dan Ball check valve.

a. Swing check valve, berfungsi untuk mengatur fluida gas ataupun


liquid yang tidak mengandung partikel padat (solid). Katup bergerak
berayun
teratur untuk membuka atau menutup. Jika sering terjadi arus balik,
benturan disc dan cairan berpasir akan merusak seat. Bila katup terbuka
penuh valve ini mempunyai kecendrungan membuka terus dan ams tluida
mengalir , bila kecepatan arus berubah pelan-pelan, katup akan tertutup
kembali dengan gaya gravitasi.

Gambar 3.13 Swing check valve

b. Lift check valve, berfungsi untuk mengatur fluida steam, gas, maupun
liquid yang mempunyai flow yang tinggi. Pada dasarnya valve ini
prinsipnya sama seperti pistonvalve. Batang disc berfungsi sebagai
penuntun (guide). Posisi awal disc kontak dengan seat. Bila ada pressure
pada disc, disc akan terangkat, disk akan kembali kontak dengan seat
secara gravitasi. Valve ini juga berfung si untuk mengatur liquit (bebas
benda-benda padat).

Gambar 3.14 Lift Check Valve

c. Ball check valve, berfungsi untuk mengatur fluida liquid yang


mengandung partikel padatan. Valve cocok untuk segala pemakaian, untuk
gas, uap air dan cairan lain yang dapat membentuk deposit lengket. Ball
bergerak berputar, bila ada pressure ball akan terangkat. Dan kembali
secara gravitasi.

24
Gambar 3.15 Ball check valve

3.5.4 Relieve Valve Dan Safety Valve (Valve Pengaman)

Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan (pressure)


pad a suatu sistem agar tidak membahayakan alat ( equipment), pekerja
yang sedang bekerja, dan untuk kepentingan proses itu sendiri.

Antara kedua valve ini terdapat penggunaan istilah yang seringkali tertukar
satu sama lain. Kadang Relieve valve dianggap Safety valve dan kadang juga
Safety valve dianggap Relieve valve. Namun, sebenarnya perbedaan mendasarnya
adalah cara kerjanya itu sendiri, Relieve valve akan membuka perlahan-lahan
apabila terjadi kelebihan (excess) pressure dan akan menutup kembali apabila
pressure telah kembali normal. Relieve valve lebih cocok diaplikasikan ke fluida
liquid. Sedang Safety valve, akan membuka secara sangat cepat langsung 60%
opening apabila terjadi excess pressure. Dan akan menutup kembali hanya apabila
pressure telah berada dibawah pressure normal (set point). Safety valve sangat
cocok diaplikasikan ke fluida gas.

Gambar 3.16 Relieve dan sefty valve

25
BAB IV
PENGECEKAN, PERBAIKAN DAN PERAWATAN VALVE DI
AREA WTP (Water Treatment Plant) PLTU NAGAN RAYA 2x110
l\tlW

4.1 Pengertian dan Tujuan Umum Manajemen Perawatan

Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja


dan sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat
diterirna dan diinginkan. Dari pengertian ini jelas bahwa kegiatan perawatan
itu adalah
kegiatan yang terprogram mengikuti cara untuk
tertentu hasil/kondisi yang disepakati. Perawatan mendapatkan
merupakan usaha/kegiatan
yang

dilakukan secara rutin agar peralatan atau sistem selalu dalam keadaan siap
pakai.

Sistem Perawatan mempunyai fungsi yang sangat penting di


suatu perusahaan guna kelancaran proses produksi. Perawatan yang bersifat
pencegahan pada saat ini masih kurang mendapat perhatian kecuali pada
perusahaan yang sudah merasakan dan mengetahui pentingnya sistem
perawatan untuk menunjang kelancaran proses produksi. Pada umumnya
perusahaan hanya melakukan tindakan yang bersifat perbaikan (Corrective
Maintenance). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya
perhatian dari kalangan perusahaan akan arti pentingnya sistem perawatan
sebagai berikut :

Belum dirasakannya pengaruh kerusakan peralatan terhadap


kelancaran proses produksi, karena kemacetan produksi juga akibat
dan kemacetan pada bagian fungsi produk lainnya.
Belum dipahaminya tujuan dari aktivitas perawatan dan manfaat
dari
penerapan sistem
perawatan.
Belum dimengerti sebab akibat terhadap kerusakan mesm pada
proses produksi.
Perawatan merupakan kegiatan untuk memelihara atau menjaga
fasilitas (peralatan) pabrik dan mengadakan perbaikan atau penggantian yang
diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan
sesuai dengan
rencana sehingga mencegah terjadinya kerusakan selama proses produksi
berlangsung atau sebelum tercapainya rencana dalam jangka waktu tertentu.

Adapun tujuan utama dari kegiatan sistem perawatan ini diantaranya


adalah sebagai berikut:

1. Untuk mencapai tingkat biaya perawatan (Maintenance) seoptimal


mungkin, dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan
efisien.
2. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
rencana produksi.
3. Mesin dan peralatan produksi (fasilitas produksi) yang ada di dalam
perusahaan tersebut akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu
yang Jebih lama.
4. Mengontrol setiap mesm agar tetap terjaga pemakaiannya dari
kerusakan.
5. Menjarnin keselamatan operator yang menggunakan saran dan alat
tersebut.
6. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat mambahayakan
keselamatan pekerja.
7. Menjaga kualitas produk pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa
yang dibutuhkan oleh produk itu sehingga kegiatan produksi tidak
terganggu.

4.2 Tujuan Pengecekan dan Perawatan Valve - Valve Di Area WTP


(Water Treatment Plant) PLTU Nagao Raya 2x110 MW

Dalam masa pembangunannya, PLTU Nagan Raya 2x 110 MW ini


memakan waktu yang cukup Jama sehingga banyak valve - valve di water
treatment plant yang digunakan untuk mengontrol aliran air Jaut yang akan di
suling menjadi air pengisi boiler mengalami kemacetan atau tidak dapat
dioperasikan dengan normal yang akhirnya mengganggu proses penyulingan air
Jaut tersebut. Pengecekan dan perawatan pada valve - valve ini bertujuan untuk
memaksimalkan pengoperasian PLTU Nagan Raya 2x 110 MW.

27
4.3 Perencanaan dan Penjadwalan Perawatan

Tujuan perencanaan dan perawatan ini ada untuk memudahkan dalam


melaksanakan perawatan yang akan dilaksanakan.

Sebelum pekerjaan perawatan dilaksanakan perlu adanya perencanaan


yang jelas seperti pembagian wewenang, tugas yang jelas, serta jumlah pekerja
yang terlibat dalam melakukan perawatan. Dengan adanya perencanaan maka
dapat diketahui apa yang harus dikerjakan dan oleh siapa. Setelah perencanaan
kerja disusun, maka barulah diatur jadwal kerja sehingga tidak terjadi tumpang
tindih pekerjaan yang akan dilaksanakan. Semua pekerjaan perbaikan atau
perawatan ini akan dikomandoi oleh satu komando yaitu kordinator lapangan atau
supervisor yang bertanggungjawab menangani bidang pekerjaan tersebut.

4.4 Jenis - Jenis Perawatan

Dalam melakukan perawatan ada beberapajenis sifat perawatan yang akan


dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perawatan Preventif (Preventifmaintenance)

Perawatan ini bersifat pencegahan, yaitu perawatan yang dilakukan sebelum


terjadi kerusakan pada saat peralatan sedang. Perawatan preventif atau
pencegahan dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

Ranning Maintenance, yaitu melakukan perawatan pada saat peralatan


sedang beroperasi. Perawatan ini juga harus dilakukan dengan
mengutamakan keselamatan para pekerja yang melakukan perawatan
terhadap peralaran tersebut.
Turning Around Maintenance, yaitu melakukan perawatan terhadap
peralantan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya.

2. Perawatan korektif (corrective maintenance)

Merupakan perawatan/pemeliharaan yang telah direncanakan, yang


didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku
petunjuk alat tersebut. Perawatan ini merupakan "general overhaul" yang meliputi
pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian alat yang
tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi
yang telah ditentukan.

3. Perawatan Predictive

Perawatan ini bersifat prediksi, dalam ha! ini merupakan evaluasi dari
perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi
dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat dan juga dapat
melakukan pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan tindakan
perbaikan selanjutnya.

4. Perawatan darurat (Emergency Maintenance)

Perawatan yang harus segera dilakukan tanpa adanya perencanaan terlebuh


dahulu, jika perawatan I perbaikan ini tidak segera di lakukan maka proses
produksi akan terganggu.

5. Breakdown Maintenance

Jenis perawatan ini hanya bisa di lakaukan apabila mesin/peralatan secara


keseluruahan mati karena ada kerusakan atau kelainan dan tidak mungkin dapat di
operasikan. Untuk dapat memperbaikinya maka prinsip kerja dari peralatan yang
bersangkutan hams dapat di kuasai. Dengan di kuasainya prinsip kerja peralatan
tersebut maka diagnosa terhadap kerusakan dapat di lakukan dengan cepat dan
tepat. Sifat Breakdown dapat di bedakan menjadi :

Sporadic, yatu breakdown yang terjadi mendadak, kerusakan - kerusakan


alat yang tidak terduga, breakdown maintenance jenis ini bisa terjadi dan
mudah di tanggulangi.
Kronis, yaitu minor breakdown tetapi frekuensi kejadiannya tinggi.
Breakdown jenis ini sering di abaikan atau di lupakan setelah beberapa
kali usaha pengulangan yang gaga!.

Breakdown akan menyebabkan beberapa kerugian baik yang langsung


maupun yang tidak langsung:
Kerugian langsung mencangkut biaya perbaikan, biaya
pencegahan, kerugian cacat produk, dan lain sebagainya.
Kerugian tidak langsung mencakup penurunan produksi,
menurunnya kinerja karyawan, menurunkan atau merusak citra
perusahaan.

6. Modification Maintanance

Perawatan/perbaikan yang dilakukan oleh pekerja yang


memiliki kemampuan yang behubungan dengan desain suatu peralatan atau
unit, modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah
tingkat produksi, kualitas pekerjaan, dan menambah tingkat keamanan para
pekerja yang lainnya.

4.5 Penggerak Valve Di Area WTP (Water Treatment Plant) Pada


PLTU Nagao Raya 2x110 MW

penggerak valve adalah suatu alat yang digunakan untuk


menggerakkan valve mengatur aliran air laut yang akan diproses menjadi air
pengisi boiler diarea water treatment plant pada sebuah PLTU. Penggerak valve
ini ada beberapa jenis, di area water treatment pland PLTU Nagan Raya
2xll0 MW Jenis penggerak valve yang digunakan adalah sebagai berikut:

l. 1/P (Current To Pneumatic)


Prinsip kerja 1/P adalah keseimbangan gaya, ketika operator
memberikan input/perintah yang ditransmisikan melalui DCS
yang kemudian menghasilakan perpindahan rotasional dari batang
yaitu berupa tekanan udara (3-15 psig) yang akan merubah posisi valve
dari open menjadi close dan sebaliknya.
2. MOV (Motor Operater Valve)
MOV adalah Valve dengan penggeraknya motor yang
dikombinasikan dengan electronik yang mentrigger untuk mernutar
gear2 yang ada pada unit valve tersebut. Kemudian untuk menstop
motor yang bergerak dipasang limit switch (sebagai pemutus power ke
motor).

30
Secara keseluruhan valve - valve yang mengatur laju aliran air laut yang
akan di suling dan di proses menjadi air pengisi boiler di water treatment plant

31
kebanyakan berjenis butterfly valve yang pengoperasiaannya dapat
dilakukan dengan dua mode oleh operator, yaitu mode remote dan mode lokal.

Gambar 4.1 Tampilan monitoring valve di area WTP (water Treatment


plant)

4.6 Pengecekan dan Perbaikan Valve - Valve Di Area WTP (Water


Treatment Plant) PLTU Nagao Raya 2x110 lVIW

Selama penulis melaksanakan praktek kerja Japangan di PLTU


Nagan Raya 2x 110 MW penulis melakukan beberapa pekerjaan
pengecekan dan perbaikan bersama dengan pembimbing Japangan di area
WTP (Water Treatment Plant) dan beberapa pekerjaan di lokasi lainnya.
Berikut ini beberapa uraian pekerjaan yang dilakukan selama melaksanakan
praktek kerja lapangan di PLTU Nagan Raya 2x 110 MW:

1. Pengecekan inlet dan outlet instrument valve air pada


OOGBB17AA002, OOGBB17AA008, dan OOGBB17AA010, ha! ini
dilakukan karena pada saat valve di operasikan terjadi kebocoran
pada piping valve tersebut. Berikut ini urutan proses pengerjaannya :
Membuka piping inlet dan outlet instrument air yang bocor
dengan menggunakan kunci Inggris.
Melepas ring yang melekat pada piping tersebut dengan
menggunakan
kunci
Inggris.
Kencangkan baut pada pneumatic valve jika baut hanya longgar,
atau ganti baut pada pneumatic valve jika sudah rusak/bocor
dengan menggunakan kunci Inggris.
Pasang kembali ring yang menempel pada piping jika baut
hanya
longgar, atau pasang secara direct piping tersebut jika dilakukan
proses penggantian baut dengan menggunakan kunci Inggris.

Gambar 4.2 Pengecekan inlet dan outlet instrument valve


air

2. Pengecekan seluruh pneumatic valve yang ada pada Multi Medium Filter
#1 hingga Multi Medium Filter #7 dengan mode remote dan mode
local. Pengecekan ini minimal harus dilakukan oleh dua orang, ketika
pengecekan dilakukan dengan mode remote maka salah satu orang harus
berada di ruang operator dan saru orang lagi harus berada di
lokal yang saling berkomunikasi menggunakan HT. Hal ini
bertujuan agar perintah yang diberikan oleh operator sama dengan
indikasi yang terjadi di lokal.
Gambar 4.3 Pengecekan pneumatic
valve
3. Pengecekan dan perbaikan pada FILTER SYSTEM OUTLET VALVE
SWITCH (KKS : OOGBPl 1AA002) yang dikarenakan tidak dapat
beroperasi. Berikut urutan proses pengerjaannya:
Membuka piping inlet dan outlet instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L
dan selanjutnya dilakukan uji coba pneumatic tanpa terhubung ke shaft
butterfly valve. Ternyata pneumatic beroperasi dengan normal.
Selanjutnya dilakukan proses pelumasan pada shaft butterfly dan
membuka tutup shaft butterfly valve secara manual agar tidak lengket
kembali dengan menggunakan kunci Inggris.
Selanjutnya dilakukan pemasangan pneumatic actuator pada mounting
menggunakan kunci L.
Kemudian dilakukan pengujian pneumatic valve dengan mode local,
dan dapat beroperasi dengan normal.

Gambar 4.4 Perbaikan filter system outlet valve switch

4. Pengecekan pada FLUSH DRAIN MMF #1 yang dikarenakan valve


tersebut tidak dapat dioperasikan. Berikut urutan proses pengerjaannya:
Membuka piping inlet dan outlet instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L
dan selanjutnya dilakukan uji coba pneumatic tanpa terhubung ke shaft
butterfly valve. Ternyata pneumatic tidak dapat beroperasi dengan
normal.
Selanjutnya memasang kembali pneumatic actuator tersebut ke shaft
butterfly valve dengan menggunakan kunci L.
Kemudian membuka cover yang berisikan terminal pada pneumatic
actuator dengan menggunakan kunci pas.
Dilakukan pemeriksaan pada limit switch dan dilakukan penggantian,
dengan membuka terminal dengan menggunakan obeng ( +).
Selanjutnya menutup kembali terminal tersebut menggunakan obeng
(+) dan dilakukan pengujian dengan mode local.
Pneumatic valve tersebut dapat beroperasi dengan normal kembali.

Gambar 4.5 Pengecekan pada flush drain mmf

5. Pelepasan pneumatic actuator OOGBB14AA003, OOGBB14AA006,


OOGBB14AA008, OOGBB15AA003, OOGBB15AA006, dan
OOGBB 15AA008 di area Water Treatment Process hal ini dikarenakan
akan dilakukan proses pengecetan pada pipa di Multi Medium Filter karena
pipa - pipa tersebut sudah mulai berkarat. Berikut urutan proses
pengerjaannya:
Membuka piping inlet dan outlet instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L.
Kemudian meletakkan pneumatic actuator tersebut pada kondisi yang
aman.

Gambar 4.6 Pelepasan pneumatic actuator


6. Perbaikan server unit 1 A yang dikarenakan terindikasi error pada display.
Berikut urutan proses perbaikan yang dilakukan :
Melepas kabel LAN yang terhubung ke jaringan dan kabel video yang
terhubung ke PC monitor dari server unit 1 A.
Memasangkan kabel LAN dan kabel video yang dilepas tersebut ke
server unit 1 B.
Dilakukan penggantian posisi Hard Disk yang ada pada server unit 1 A.
Selanjutnya melepas server tersebut dari cabinet.
Metakkan server tersebut pada posisi yang aman, untuk dilakukan
proses pembukaan pada komponen dalamnya.
Selanjutnya melakukan pengecekan mounting HD, cooling fan dan
komponen lainnya.
Selanjutnya metakkan kembali server unit 1 A di cabinet.
Kemudian melepas kembali kabel LAN dan kabel video yang
terhubung ke server unit 1 B.
Selanjutnya memasangkan kembali kabel LAN dan kabel video yang
dilepas tersebut ke server unit 1 A.
Kemudian melakukan pengoperasian dengan menggunakan server unit
1 A.

Gambar 2.7 Perbaikan server unit 1 A

7. Perbaikan ELECTROMOTION MOTOR (KKS: OOPUS22AA402)


dikarenakan MOV tersebut tidak dapat beroperasi dalam memback up flow
seawater pada hypochlorite generator. Berikut urutan proses pengerjaannya :
Menutup manual valve seawater filter di kedua sisi.
Membuka cover terminal MOV dengan menggunakan obeng ( +)
dan memeriksa bagian terminal kabel dengan pradugaan sementara
kabel ada yang longgar atau terlepas dari terminalnya.
Selanjutnya menutup kembali cover terminal tersebut aman
dengan menggunakan obeng (+).
Membuka MOV dari mounting valve dengan menggunakan
kunci
Inggris.
Selanjutnya menepatkan posisi shaft valve agar dapat beroperasi
selaras dengan pergerakan MOV.
Memasang kembali MOV tersebut ke mounting-nya
dengan
menggunakan kunci
Inggris.
Membuka manual valve seawater filter di kedua
sisi.
Kemudian dilakukan pengoperasian MOV dan dapat beroperasi
dengan normal kembali.

Gambar 4.8 Perbaikan electromotion motor

8. Pembongkaran globe valve dengan kode No. 4 DOWNCOMER


PERIODIC BLDN SEV (KKS: 20HAN74AA401), No. 3
DOWNCOMER PERIODIC BLDN SEV (KKS: 20HAN73AA402), No.
4 DOWNCOMER PERIODIC BLDN PV (KKS: 20HAN74AA402),
W.W HDR DRAIN PIPE 2
PERIODIC BLDN SEV (KKS: 20HAN76AA402), W.W HDR
DRAIN
PIPE 3 PERIODIC BLDN SEV (KKS: 20HAN77AA402), W.W
HDR DRAIN PIPE 4 PERIODIC BLDN SEV (KKS:
20HAN78AA402), dan W.W HDR DRAIN PIPE 5 PERIODIC
BLDN SEV (KKS:
20HAN79AA402) yang dikarenakan akan dilakukan penggantian
globe valve yang telah berkarat. Berikut urutan proses pengerjaannya:
Milakukan pembongkaran isolasi pipa yang berisikan glasswool, untuk
memperbaiki globe valve didalamnya.
Memadamkan power supply pada MOV tersebut.
Selanjutnya membuka cover power supply dan terminal signalling data,
untuk selanjutnya diamankan dari daerah yang lembab atau lingkungan
yang merusak.. Proses pembukaan cover ini menggunakan kunci L.
Melakukan pelepasan MOV dari mounting globe valve dengan
menggunakan kunci Inggris.

Gambar 4.9 Pembongkaran globe valve

9. Pengecekan RTD yang menunjukkan temperature generator iron core 4,


generator iron core 5 dan generator iron core 6 di DCS module. Pengecekan
ini dilakukan untuk memastikan pengukuran di local dan penunjukkan HMI
sama. Berikut urutan proses pengerjaannya :
Menggunakan rumus RTD 100: R = 100 + (T x 0.385).
Mengecek alamat RTD yang ada pada DCS module berdasarkan HMI
di PCEWS.
Mengecek resistansi pada DCS module menggunakan Ohm Meter
dengan menghitung nilai resistansi terlebih dahulu, dan pastikan
perhitungan local dan penujukkan HMI sama.

10. Perbaikan # 1 MULTI MEDillM FILTER BACK WASH INLET VALVE


SWITCH (KKS: OOGBB l 1AA006 ) yang dikarenakan POV tersebut tidak
dapat beroperasi. Berikut urutan proses pengerjaannya :
Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L
dan selanjutnya melakukan uji coba pneumatic tanpa terhubung ke shaft
butterfly valve. Ternyata pneumatic beroperasi dengan normal.
Selanjutnya melakukan proses pelumasan dan membuka tutup shaft
butterfly valve secara manual agar tidak lengket kembali dengan
menggunakan kunci Inggris.
Setelah dilakukan pelumasan, maka selanjutnya dilakukan pemasangan
kembali pneumatic actuator tersebut pada shaft butterfly valve dengan
menggunakan kunci L.
Pada proses pemasangan ini harus disinkron terlebih dahulu antara
posisi shaft butterfly valve dan indikasi pneumatic actuator agar tidak
terjadi kerusakan saat POV beroperasi.
Melakukan uji coba POV dengan mode local dan dapat beroperasi
dengan normal kembali.

Gambar 4.10 Perbaikan multi medium filter back wash inlet valve switch

11. Perbaikan ELECTRIC FILTER DISCHARGE VALVE FOR OCCW


dikarenakan MOV tersebut tidak dapat dioperasikan. MOV ini hanya dapat
dioperasikan melalui mode local. Berikut urutan proses pengerjaannya :
Melakukan uji coba MOV dengan mode local, yang tidak dapat
beroperasi tersebut.
Selanjutnya memadarnkan power supply MOV.
Membuka cover display MOV dengan menggunakan kunci L.
Menyalakan kembali power supply MOV.
Selanjutnya mengecek kondisi power supply dan fuse, dan kedua
komponen tersebut normal.
Kerusakan/gangguan yang terjadi disebabkan oleh penempatan posisi
selector switch LOCAL STOP REMOTE yang tidak tepat, untuk dapat
beroperasi selector switch harus tepat menghadap LOCAL.
Setelah dilak:ukan uji coba kembali, MOV tersebut dapat beroperasi
normal.
Kemudian melakukan penutupan kembali MOV dengan menggunakan
kunci L.
Melak:ukan uji coba MOV dengan mode local, MOV dapat beroperasi
dengan normal.

Gambar 4.11 Perbaikan electric filter discharge valve for occw

12. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator pada
OOGBB15AA002, OOGBB15AA003, OOGBB15AA006, OOGBB15AA008,
OOGBB15AA01 l, dan pada #4 MULTI-MEDIUM FILTER FLUSH
OUTLET VALVE SWITCH (KKS: OOGBB15AA010) yang dikarenakan
pipa pada #5 MMF telah selesai dilakukan proses pengecatan. Berikut
urutan proses pengerjaannya :
Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan kunci
Inggris.
Memasang kembali pneumatic actuator dengan menggunak:an kunci
Inggris.

Gambar 4.12 Pemasangan piping instrument dan pneumatic actuator


13. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator pada
#6 MULTI-MEDIUM FILTER COM AIR INLET VALVE SWITCH
(KKS: OOGBB 16AA008) yang dikarenakan pipa pada #6 MMF telah selesai
dilakukan proses pengecatan. Berikut urutan proses pengerjaannya :
Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan kunci
Inggris.
Memasang kembali pneumatic actuator dengan menggunakan kunci
Inggris.
Namun dikarenakan indikasi pneumatic actuator yang tidak tepat, maka
dilakukan pembukaan cover pneumatic actuator.
Proses pembukaan ini cukup sulit dikarenakan terdapat 2 baut yang
tidak bisa dilepas, sehingga harus dilakukan proses pemaksaan dalam
pembukaannya dengan cara menggrinda kepala baut agar
dapat dilakukan proses pembukaan dengan menggunakan obeng (-).
Setelah digrinda, baut tersebut dapat dibuka dan ditemukan titik air di
dalam cover-nya. Kemudian titik air ini harus dikeringkan terlebih
dahulu sebelum memasang cover tersebut kembali pada pneumatic
actuator.
Dugaan munculnya titik air didalam cover disebabkan oleh isi WD40
yang sudah habis saat dispray pada cover pneumatic actuator sehingga
yang tersisa hanya alkohol yang telah berkondensasi menjadi air.

Gambar 4.13 Pemasangan kembali piping instrument dan pneumatic actuator

14. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator pada
OOGBB16AA002, OOGBB16AA003, OOGBB16AA011, yang dikarenakan
pipa pada #6 MMF telah selesai dilakukan proses pengecatan. Berikut
urutan proses pengerjaannya :

40
Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan kunci
Inggris.
Memasang kembali pneumatic actuator dengan menggunakan kunci
Inggris.

15. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator pada
#6 MULTI-MEDIUM FILTER FLUSH OUTLET VALVE SWITCH (KKS:
OOGBB16AA010) yang dikarenakan pipa pada #6 MMF telah selesai
dilakukan proses pengecatan. Berikut urutan proses pengerjaannya:
Memasang piping instrument air dengan menggunakan kunci Inggris.
Memasang pneumatic actuator dengan menggunakan kunci Inggris.
Dikarenakan terjadi keteledoran dalam pemasangan maka dilakukan
proses pembukaan kembali.
Melepas kembali piping instrument arr dengan menggunakan kunci
Inggris.
Melepas kembali pneumatic actuator dari mounting-nya dengan
menggunakan kunci L.
Memasangkan kembali mounting yang lupa dipasang tersebut.
Memasang kembali pneumatic actuator pada mounting-nya dengan
menggunakan kunci L.
Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan kunci
Inggris.
BABV
PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah selesai melaksanakan praktek kerja lapangan di PT. PLN (Persero)


pembangkit Sektor Nagan Raya 2x 110 MW Sehingga dapat diambil kesimpulan:

a. Perawatan/perbaikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja


sistematis terhadap peralatan hingga mencapai kondisi yang selalu optimal
dalam beroperasi.
b. Pengecekan dan perbaikan pada valve - valve ini bertujuan untuk
mengoptimalkan pengoperasian PLTU Nagan Raya 2xl 10 MW.
c. Dalam melakukan perawatan, ada beberapa jenis perawatan yang harus
dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :
Perawatan preventif (pencegahan);
Perawatan korektif (pemeliharaan/perbaikan);
Perawatan Predictive;
Perawatan darurat (Emergency Maintenance);
Breakdown Maintenance;
Modification Maintanance.
d. Valve- valve yang mengatur aliran air laut yang akan di proses menjadi air
pengisi boiler digerakkan oleh 1/P (Current To Pneumatic) dan MOV
(Motor Operater Valve).
e. Dalam melaksanakan pengecekan dan perbaikan ditemukannya masalah
yang menyebabkan valve - velve tidak bekerja secara optimal,
permasalahan tersebut adalah valve lengket/macet sehingga tidak dapat
digerakkan dengan normal dan mengalami kebocoran pada piping valve
tersebut.
5.2 Saran

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi para
pekerja dan peralatan di PT. PLN (Persero) pembangkit Sektor Nagan Raya 2x 110
MW maka dapat disarankan :

a. Diharapkan pada saat melakukan perawatan I perbaikan harus sesuai


dengan prosedur yang telah ditetapkan.
b. Ketika melakukan perbaikan, jangan membongkar I memasang peralatan
dengan cara paksa sehingga dapat menyebapkan kerusakan pada peralatan
tersebut.
c. Kedisiplinan dan rasa tanggung jawab dalam bekerja harus dimiliki oleh
setiap pekerja.

43
DAFTAR
PUSTAKA

1. http://www.engineeringtoolbox.com/api-valve-standards-d
378.html di akses pad a tanggal 25-08-2014
2. http://fuelpunps.tpub .comffM-10-3835-219-24P/cssffM- l0-3835-219-
24P 45.htn1l
di akses pada tanggal 25-08-2014
3. http://ucak-ucakenginer.blogspot.com/2011/ 12/valve-dan-
perbaikannaya.html di akses pad a tanggal 25-08-2014
4. http://www.scribd.com/doc/l 12771524/Gate-Valve
di akses pad a tanggal 25-08-2014
5.
http://zetra.praktek.blogspot.com/2012/04/praktek.klerja.lapangan.ht
ml di akses pad a tanggal 25-08-2014
6. http://obbyl 909. blogspot.con112009/ 1 O/macan1-macam-valve. htn1l
di akses pad a tanggal 25-08-2014
7. Arifin Fatahul, 2012 "J\1ENE]EMEN BANGKELPERAWATAN DAN
PERBAIKAN" Penerbit Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sriwijaya.
8. http://syae007.wordpress.com/2010/01/ 16/apa-itu-standard-code/
di akses pad a tanggal 25-08-2014

Anda mungkin juga menyukai