Disusun oleh:
OLEH:
Muhammad Sonny Iskandar NIM. 1213020025
Wildan Muholad NIM. 1213150034
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diperiksa pada tanggal ………… 2016
dan telah sesuai dengan ketentuan
Engineer BOP
ii
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH:
Muhammad Sonny Iskandar NIM. 1213020025
Wildan Muholad NIM. 1213150034
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diperiksa pada tanggal …………. 2016
dan telah sesuai dengan ketentuan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
kita semua diberi kesehatan dan perlindungan dari-Nya sehingga dapat
dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada semester VI ini. PKL ini
dilaksanakan bagi mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Mesin
Program Studi Teknik Konversi Energi yang bertempat pada Unit PLTUCirebon.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi baik bagi peserta PKL
maupun orang yang membaca laporan PKL ini. Laporan ini tidak akan selesai tanpa
bimbingan dan bantuan dari pihak Politeknik Negeri Jakarta serta pihak Unit PLTU
Cirebon. Maka dari itu kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
industri, staf mechanical maintenancemeliputi staf bagian boiler, staf bagian turbin,
staf bagian Balance of Plant, danstaf bagian Coal Handling, serta para staf
administrasi yang membantu kelancaran proses PKL ini. Kami selaku peserta
maupun penyusun laporan PKL ini sangat bersyukur atas terselesaikannya laporan
kegiatan PKL ini. Kami sangat menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
laporan ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan,
agar dapat menjadi masukan untuk penyusunan laporan-laporan di kemudian hari.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.3. Cooling towerinduced draft dengan aliran berlawanan ……. .11
Gambar 3.4. Cooling tower induced draft dengan aliran melintang …….... 12
Gambar 3.5Gambar teknik cooling tower PLTU Kanci Cirebon ………... ..15
Gambar 3.7 Rim and Face Dial Indicator (memutar kedua poros) ………. 23
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I PENDAHULUAN
1
Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan melakukan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) pada perusahaan atau industri yang berguna sebagai bekal ketika para
lulusan memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
2
1.3.Tujuan dan Manfaat PKL
3
2. Bagi Penyelenggara Program
3. Bagi Perusahaan/Industri
4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.Profil Perusahaan
5
PLTU Cirebon sendiri kurang lebih memiliki luas lahan sebesar
41,7 Hektar, meliputi Area Power Block (± 16,2 Ha), Area Water
Treatment (± 0,5 Ha), Area Penyimpanan Batu Bara (± 7,2 Ha), Area
Pembuangan Abu (± 6,5 Ha), serta Are Jetty ditambah fasilitas lain (±
16,2 Ha).
6
tampung di Coal Silo terlebih dahulu sebelum masuk ke Coal Feeder,
Coal Feeder berperan untuk mengatur seberapa besar aliran massa batu
bara yang akan digunakan untuk proses pembakaran pada Furnace.
Keluar dari Coal Feeder batu bara akan dihaluskan di Pulverizer dan
dialirkan ke dalam Furnace memanfaatkan dorongan dari Primary Air
Fan menuju6 tingkat burneryang terdapat pada keempat sudut
Furnace, di Furnace inilah terjadi proses pembakaran yang digunakan
untuk memanaskan uap. Udara yang digunakan untuk proses
pembakaran pada Furnace disuplai menggunakan dua unit Forced
Draft Fan dimana sebelum masuk ke dalam Furnace udara dipanaskan
terlebih dahulu menggunakan Air Heater.
8
BAB III DASAR TEORI
Cooling tower atau menara pendingin sering atau banyak kita jumpai di
Pabrik-pabrik, mall, pembangkit atau sejenisnya. Apakah fungsi cooling
tower, cara kerja, dan jenis-jenisnya? Di uraian singkat berikut ini akan
dijelaskan:
9
Jenis-jenis Cooling tower
1. Cooling tower Forced Draft
Prinsip kerjanya adalah udara dihembuskan ke menara oleh sebuah fan yang
terletak pada saluran udara masuk sehingga terjadi kontak langsung dengan
air yang jatuh, berikut gambarnya:
10
2. Cooling tower induced draft dengan aliran berlawanan
Prinsip kerjanya:
Air masuk pada puncak dan melewati bahan pengisi (filler).
Udara masuk dari salah satu sisi (menara aliran tunggal) atau pada sisi yang
berlawanan (menara aliran ganda).
Fan mengalirkan udara melintasi bahan pengisi menuju saluran keluar pada
puncak menara
berikut gambarnya:
11
3. Cooling tower induced draft dengan aliran melintang
Prinsip kerja :
Air panas masuk pada puncak menara, melalui bahan pengisi (filler).
Udara masuk dari samping menara melewati filler, sehingga terjadi kontak
langsung dengan air (pendinginan) dan keluar menuju puncak
Berikut gambarnya:
12
Mengapa Perlu ada Cooling tower?
Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk system AC sentral
dengan system kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi
(perubahan tekanan) dan evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup
yang menggunakan media berupa refrigerant yang mengalir dalam system
pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke komponen lainnya. Untuk
mendinginkan refrigran, Kondensor menggunakan air sebagai media untuk proses
pendinginannya. Uap refrigeran panas mengalir dalam pipa yang berada di dalam
tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigeran panas berubah fase
dari fase gas menjadi cair, yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat
ekspansi (perubah tekanan) , sementara air yang keluar dari kondensor memiliki
temperatur yang lebih tinggi. Karena air ini akan digunakan lagi untuk proses
pendinginan kondensor maka temperaturnya harus diturunkan kembali atau
didinginkan pada cooling tower.
13
Alur kerja Cooling tower
Langkah pertama adalah air panas di pompa dari kondensor menuju menara
cooling tower melalui system pemipaan yang pada ujungnya memiliki
banyak nozzle untuk tahap spraying atau semburan.
Air panas yang keluar dari nozzle (spray) secara langsung melakukan
kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh
fan yang terpasang pada cooling tower.
Kemudaian air yang sudah mengalami penurunan temperature ditampung
dalam bak/basin untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor
Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan
ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air jika terjadi kehilangan
air ketika proses evaporative dan blowdown.
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan
“approach”, dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati
cooling tower dan approach adalah selisih antara suhu udara wet-bulb dan
suhu air yang keluar. (Lihat Lampiran 3.1)
Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke
udara tak jenuh. Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu
perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara.
14
3.2.Desain cooling tower PLTU Kanci Cirebon
15
a. Data sheet dari cooling tower PLTU Kanci Cirebon.
i. DESAIN & KONDISI OPERASI
Sirkulasi aliran air, total, [m3/hr] ……………… 97,400 (2 unit)
Temperatur air Inlet (hot) [˚C] ………………… 42.8
Temperatur air outlet (cold)[˚C] ……………… 34.8
Temperatur bula basah, inlet, [˚C] ……………. 31.4
Relative humadity [%] ………………………… 80
Total fan B.H.P., (output) [kw] …………........... (150.1 x 24 cells)
Drift loss, dari sirkulasi aliran [%] …………….. 0.001
Evaporation loss [%] ………………………… .. 1.15
ii. DETAIL STRUKTURAL
Jumlah sell …………………………………........ 24 (12 sell x 2 unit)
Fan setiap sell …………………………………… 1
Total fan ………………………………………… 24
Dimensi sell [m] ………………………………... 16 x 14 (P x L)
Dimensi keseluruhan tower [m] ………………… 192.448 x 14.148
(P x L) 1 unit
Tinggi fan stack [m] …………………………….. 2.5
Jumlah pipa distribusi …………………………… 21 buah (1 sell)
Jumlah spray nozzle ……………………………... 24 buah
(1 pipa distribusi)
16
3.3.Komponen-komponenpada cooling tower
17
5 Spray nozzle 24 sell x
(21 x 24)
buah
6. Expansion 24 Buah
Joint
7. Emergency 24 buah
stop motor fan.
18
3.4.Troubleshooting pada fan cooling tower
19
3.5. Alignment
20
Berdasarkan peralatan kerja yang dipakai, alignment bisa dilakukan
dengan 4 cara atau metode, yaitu:
1. Metode Penggaris
2. Metode Dial Indicator
3. Metode Laser
4. Metode Level Precision
Karena pada pekerjaan ini kita menggunakan metode dial indicator, maka kita
hanya akan membahas mengenai metode ini. Berikut ini adalah pembahasanya.
Metode ini paling sering dipakai dalam pekerjaan alignment karena hasilnya akurat
(teliti) juga karena harganya relatiflebih murah dibandingkan optical/laser.
Cara ini dilakukan jika salah satu poros sulit untuk diputar atau salah satu poros
tidak cukup ruang untuk dial. Perhatikan gambar berikut:
21
Dengan memasang dua pasang dial seperti gambar diatas adalah cara yang sangat
cerdik untuk menghemat waktu. Dengan sekali putar menghasilkan dua
penunjukan.
Keuntungan:
1. Cukup satu poros-shaft yang perlu di putar, sehingga sangat baik untuk me-align
pasangan mesin dimana salah satunya sulit diputar ataupun mesin yang tidak
memiliki thrust bearing.
2. Baik untuk alignment motor listrik tidak memiliki bearing aksial, tidak perlu
diputar, karena jika diputar dapat menimbulkan kesalahan penunjukan dial-
indicator.
3. Cukup cocok untuk kopling dengan diameter besar, karena ada ruang untuk
penempatan dial-indicator
Kerugian:
1. Sulit mendapatkan data yang akurat pada muka kopling jika rotor mempunyai
thrust bearing yang hydrodinamis, karena permindahan aksial.
2. Sulit juga untuk motor listrik yang tidak mempunyai thrust bearing, karena jika
di putar akan lari kearah aksial atau maju-mundur.
22
2. Rim and Face Dial Indicator (memutar kedua poros)
Metode ini dilakukan dengan cara memutar kedua poros secara bersamaan dan
searah dan jangan lupa selalu tandai titik awal dari plunjer (jarum penunjuk) pada
kedua poros agar bacaan angka tidak berubah-ubah dalam setiap putaran.
Perhatikan gambar:
Gambar 3.7 Rim and Face Dial Indicator (memutar kedua poros)
Keuntungan:
4. Dapat dilakukan untuk kedua poros yang dapat diputar ataupun hanya satu
23
Kerugian:
3. Jika permukaan kopling tidak rata atau run-out nya besar, maka penunjukan dial
indicator menjadi tidak sebenarnya, sehingga selanjutnya perhitungan-perhitungan
menjadi salah.
Membaca dial merupakan hal yang paling dasar yang harus dipahami dan
dimengerti oleh pelaksana, hasil bacaan salah akan mengakibatkan hasil salah &
fatal.
- Pemasangan dial tidak kokoh: kendor, tidak sejajar, posisi tidak tepat
24
BAB IV PELAKSANAAN PKL/MAGANG
Pada minggu pertama, kita mengikuti segala aktivitas yang ada di bagian
mechanical boiler. Seperti penambahan grease pada shoot blower, pembersihan
serpihan rontokan besi dari heat exchanger yang terbawa oleh FD Fan.
gambar
Minggu kedua, kita mengikuti segala aktivitas yang dikerjakan oleh bagian
mechanical Turbin. Seperti pembersihan condensate polisher plant dari butiran
resin anion dan kation.
gambar
Pada minggu ketiga, kita mengikuti segala kegiatan yang ada di bagian
mechanical Balance of Plant (BOP). Kegiatan yang kami lakukan diantaranya;
mengganti catridge pada Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), membersihkan
screen pada CW Pump dari kotoran yang terbawa air laut.
Gambar
Minggu keempat, mengikuti bagian mechanical coal handling. Kegiatan yang
dilakukan yaitu; menambahkan grease pada GTSU, dan mengganti roler cary
pada BC-02.
Gambar
Kegiatan setiap harinya dijelaskan di formulir 7 lembar asistensi. (lihat lampiran
4.1)
25
4.1.1. Pengertian Balance of Plant
Merupakan salah satu area di PLTU. Area ini dimulai dari pengambilan air laut oleh
Sea water make up pump sampai ke demineralisasi air, kemudian pengleolaan air
untuk fire fighter, air untuk konsumsi PLTU, kemudian pengolahan limbah yang
berasal dari Water Treatment Plant.
Ruang lingkup dari mechanical maintenance di area BOP adalah segala peralatan
mekanik yang ada. Misalnya penggantian catridge pada sea water reverse osmosis,
kemudian pembersihan screen basin pada inlet condensate water pump (CWP),
perawatan untuk pompa-pompa, penggantian pipa.
26
4.2.Prosedur Kerja PKL/Magang
4.2.1. Alignment drive shaft fan dengan motor pada cooling tower cellA5
Pada kegiatan ini metode yang dipakai adalah metode dial indicatortipe
Rim and Face Dial Indicator (memutar kedua poros). Metode ini
dilakukan dengan cara memutar kedua poros secara bersamaan dan
searah dan jangan lupa selalu tandai (marking) titik awal dari plunjer
(jarum penunjuk) pada kedua poros agar bacaan angka tidak berubah-
ubah dalam setiap putaran.
27
Menggunakan scaffholding apabila melakukan pekerjaan dengan
ketinggian diatas dua meter.
Bisa menolak pekerjaan yang diberikan apabila dirasa tidak aman
dengan alasan yang sesuai.
Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP dan safety procedure. Serta
semua pekerjaan harus mendapat permit to work terlebih dahulu.
Tidak sembarangan menyentuh alat apapun di lapangan yang tidak
sesuai dengan pekerjaan.
Merapikan alat dan membersihkan area pekerjaan apabila pekerjaan
telah selesai.
2. Palu karet
28
No. Nama Gambar
3. WD - 40
4. Palu besi
29
No. Nama Gambar
5. Shim set
6. Kunci inggris
7. Kunci shock no 19
8. Obeng minus
30
No. Nama Gambar
9. Trecet (kunci
momen)
10. Kunci L
12. Meteran
31
Tabel 4.2.2. langkah kerja
No. Kegiatan Daftar Gambar
1. Pemasangan Hub.
Gunakan palu karet untuk
mendorong
2. Pemasangan Spacer
Masukan spacer
Luruskan lubang kecil
pada spacer dengan
lubang pada shaft dan
gearbox.
3. Menyelaraskan pusat
Geser poros pada sisi
yang satunya hingga
sesuai dengan jarak yang
telah ditentukan pada
buku manual.
32
No. Kegiatan Daftar Gambar
5. Pengukuran celah
Mengukur celahspacer
pada sisi gearbox dan
motor
Menggunakan sigmat
digital.
Ukur pada sudut 0˚,
90˚,180˚, dan 270˚.
Sesuaikan jarak gap
dengan standar.
33
No. Kegiatan Daftar Gambar
6. Pasang dial incicator di
sisi atas coupling flange
pada sisi gearbox. Atur
posisi 0 pada dial untuk
sisi atas flange.
Pengukuran kali ini
adalah untuk mengetahui
alignment secara axial.
34
No. Kegiatan Daftar Gambar
7. Putar shaft dan perhatikan
dial pada sudut 90˚,180˚, dan
270˚. Apabila pada sudut 90˚
dial berputar searah jarum
jam telah melewati satu
putaran dan menunjukkan
angka 10, artinya posisi
flange pada sudut 90˚ tidak
sejajar/ mengalami
kemiringan sebesar 1 mm
dan tindakan yang dilakukan
adalah mengendorkan baut
pada sisi sudut 90˚ sebesar
0,5 mm. agar tidak perlu lagi
mengencangkan baut pada
sisi sudut 270˚.
8. Setelah proses dial selesai,
maka selanjutnya
mengencangkan semua baut.
Power yang diberikan untuk
mengencangkan baut harus
sama untuk setiap bautnya.
Agar tidak merubah posisi
coupling yang sudah di dial.
Untuk itu sebaiknya
Cukup satu orang saja yang
mengencangkan baut.
35
No. Kegiatan Daftar Gambar
9. Final gap check.
mengecek / pengukuran
kembali celah spacer pada
ke-dua sisi (gear box dan
motor) dengan menggunakan
jangka sorong pada ke empat
sisi (sudut 0˚,
90˚,180˚,270˚).
10 Membersihkan area
Membersihkan area dari
sampah, alat-alat kerja, serta
material lain yang mungkin
akan mengganggu /
menyebabkan kecelakaan
kerja.
36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Cooling tower dalam sistem PLTU berfungsi untuk mendinginkan air
pendingin kondenser. Agar air di buang kelaut sudah sesuai dengan suhu
laut yaitu ±34˚ C
Kerja cooling tower dipengaruhi suhu lingkungan, apabila suhu lingkungan
luar dan kondenser turun, maka hanya diaktifkan 22 cellcooling tower.
Sebaliknya apabila suhu lingkungan luar dan suhu di kondenser menaik,
maka 24 cell cooling tower harus bekerja.
Alignment merupakan kegiatan mensimetriskan kedua sisi yaitu pada sisi
shaft dan sisi motor. Alignment dapat meminimalisir kemungkinan
terjadinya proses memperpendek umur mesin.
Penyebab terjadinya kesalahan saat menggunakan dan membaca dial
indicator bisa disebabkan karena:
-Pemasangan dial tidak kokoh: kendor, tidak sejajar, posisi tidak tepat
-Kesalahan pada alat (plunjer tidak lancar naik-turun)
-Pemahaman membaca dial salah, terbalik-balik, pemahaman skala salah
sehingga hasil perhitungan atau penggambaran salah
37
5.2.Saran
38