Anda di halaman 1dari 46

HALAMAN JUDUL

ALIGNMENT DRIVE SHAFT FAN DENGAN


MOTOR PADA COOLING TOWER CELL A5 DI
PLTU KANCI KABUPATEN CIREBON

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
SEMESTER VI

Disusun oleh:

Muhammad Sonny Iskandar NIM. 1213020025

Wildan Muholad NIM. 1213150034

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2016
i
HALAMAN PENGESAHAN

ALIGNMENT DRIVE SHAFT FAN DENGAN


MOTOR PADA COOLING TOWER CELL A5 DI
PLTU KANCI KABUPATEN CIREBON

OLEH:
Muhammad Sonny Iskandar NIM. 1213020025
Wildan Muholad NIM. 1213150034

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diperiksa pada tanggal ………… 2016
dan telah sesuai dengan ketentuan

Teknisi BOP Supervisor BOP

Gita Arfian Yohanes Iwan Prasetyo Adi

Engineer BOP

Tedy Hasan Prabowo

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2016

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ALIGNMENT DRIVE SHAFT FAN DENGAN


MOTOR PADA COOLING TOWER CELL A5 DI
PLTU KANCI KABUPATEN CIREBON

OLEH:
Muhammad Sonny Iskandar NIM. 1213020025
Wildan Muholad NIM. 1213150034

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diperiksa pada tanggal …………. 2016
dan telah sesuai dengan ketentuan

Pembimbing Jurusan Kepala Program Studi

Drs. Suyitno Gatot,M.Kom. Ir. Benhur Nainggolan, M.T.


NIP. 19560219 198603 1 001 NIP. 19610625 199003 1 003

Ketua Jurusan Teknik Mesin

Drs. Belyamin, MSc. Eng, B.Eng (Hons)


NIP. 19630116 199303 1 001

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2016

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
kita semua diberi kesehatan dan perlindungan dari-Nya sehingga dapat
dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada semester VI ini. PKL ini
dilaksanakan bagi mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Mesin
Program Studi Teknik Konversi Energi yang bertempat pada Unit PLTUCirebon.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi baik bagi peserta PKL
maupun orang yang membaca laporan PKL ini. Laporan ini tidak akan selesai tanpa
bimbingan dan bantuan dari pihak Politeknik Negeri Jakarta serta pihak Unit PLTU
Cirebon. Maka dari itu kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
industri, staf mechanical maintenancemeliputi staf bagian boiler, staf bagian turbin,
staf bagian Balance of Plant, danstaf bagian Coal Handling, serta para staf
administrasi yang membantu kelancaran proses PKL ini. Kami selaku peserta
maupun penyusun laporan PKL ini sangat bersyukur atas terselesaikannya laporan
kegiatan PKL ini. Kami sangat menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
laporan ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan,
agar dapat menjadi masukan untuk penyusunan laporan-laporan di kemudian hari.

Cirebon, Maret 2016

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang PKL .............................................................................................. 1
1.2. Ruang Lingkup PKL .............................................................................................. 2
1.3. Tujuan dan Manfaat PKL ..................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................................................... 5
2.1. Profil Perusahaan ................................................................................................ 5
2.2. Struktur Organisasi............................................................................................. 8
BAB III DASAR TEORI ........................................................................................................... 9
3.1. Pengertian Cooling tower ................................................................................... 9
3.2. Desain cooling tower PLTU Kanci Cirebon ........................................................ 15
3.3. Komponen-komponenpada cooling tower ....................................................... 17
3.4. Troubleshooting pada fan cooling tower .......................................................... 19
3.5. Alignment .......................................................................................................... 20
BAB IV PELAKSANAAN PKL/MAGANG ............................................................................... 25
4.1. Bentuk Kegiatan PKL/Magang ........................................................................... 25
4.2. Prosedur Kerja PKL/Magang ............................................................................. 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 37
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 37
5.2. Saran ................................................................................................................. 38

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.3 Komponen-komponen pada cooling tower ………………………..17

Tabel 3.4. Troubleshooting pada fan cooling tower…………………………..29

Tabel 4.2.1 Peralatan kerja untuk alignment. ……………………………… ..22

Tabel 4.2.2. Langkah kerja alignment ………………………………………..25

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Basic Structure Proyek PLTU Cirebon ……………………………. 5

Gambar 2.2 Struktur organisasi …………………………………………… 8

Gambar 3.1. Proses pendinginan air dengan cooling tower ………………. 9

Gambar 3.2. Cooling tower Forced Draft ………………………………… 10

Gambar 3.3. Cooling towerinduced draft dengan aliran berlawanan ……. .11

Gambar 3.4. Cooling tower induced draft dengan aliran melintang …….... 12

Gambar 3.5Gambar teknik cooling tower PLTU Kanci Cirebon ………... ..15

Gambar 3.6. Reverse Dial Indicator (memutar satu poros) ………………. 21

Gambar 3.7 Rim and Face Dial Indicator (memutar kedua poros) ………. 23

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 2.1.5 Siklus utama PLTU Kanci Cirebon 1x660

Lampiran 3.1 kurva performa cooling tower untuk 24 cells

viii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang PKL

Indonesia merupakan Negara berkembang, dimana tingkat pertambahan


penduduk di negara berkembang lebih tinggi dari negara maju. Kebutuhan
masyarakat Indonesia akan energipun menjadi sangatlah besar dan terus
meningkat. Diantara berbagai sumber energi yang dimanfaatkan, energi listrik
memegang peranan yang sangat vital tehadap berbagai sektor kehidupan di
Indonesia. Kebutuhan energi listrik yang terus meningkat ini menuntut
kehadiran tenaga ahli yang handal serta profesional di bidang energi.

Program Diploma Teknik Konversi Energi merupakan salah satu


program studi di Politeknik Negeri Jakarta, yang berada di dalam naungan
jurusan Teknik Mesin. Tujuan dari program studi ini adalah untuk menciptakan
tenaga ahli yang handal dan profesional dalam bidang energi, khususnya bidang
energi di perusahaan dan industri. Sehingga dapat memenuhi permintaan
lapangan pekerjaan di perusahan dan industri yang membutuhkan tenanga ahli
di bidang energi.

Tenaga-tenaga ahli lulusan program studi Teknik Konversi Energi yang


handal haruslah memenuhi dan mengerti standar-standar keahlian di bidang
energi. Untuk memenuhinya, diwujudkan dengan pemberian materi-materi
dalam bentuk teori, yang kemudian diaplikasikan melalui praktikum-praktikum
yang hampir sama atau setidaknya mendekati dengan yang terdapat dalam
perusahaan dan industri. Untuk mengembangkan teori dan praktikum yang telah
dipelajari di bangku kuliah, pengalaman pekerjaan di lapangan yang
sesungguhnya amat sangatlah penting. Hal ini bertujuan agar mahasiswa
Politeknik Negeri Jakarta terutama jurusan Teknik Mesin program studi Teknik
Konversi Energi lebih memahami sistem kerja pada perusahaan dan industri.

1
Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan melakukan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) pada perusahaan atau industri yang berguna sebagai bekal ketika para
lulusan memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

1.2.Ruang Lingkup PKL

Ruang lingkup PKL meliputi bagian mechanical maintenance, dimana


pada bagian ini dibagi lagi menjadi empat bagian, yaitu bagian pemeliharaan
boiler, bagian pemeliharaan turbin, bagian pemeliharaan Balance of Plant, dan
bagian Coal Handling. Pada bagian pemeliharaan Boilerdiperhatikan berbagai
siklus utama pada Boiler, yakni meliputi siklus uap, siklus udara, dan siklus
bahan bakar. Selanjutnya mahasiswa dijelaskan mengenai komponen-
komponen yang terdapat pada Boiler. Di bagian pemeliharaan turbin,
mahasiswa dijelaskan mengenai berbagai komponen serta sistem yang terdapat
pada bagian turbin secara langsung. Pada bagian pemeliharaan Balance of
Plant, pekerjaan yang dilakukan meliputi water treatment dan pengelolaan
limbahpada sistem PLTU, serta close cooling cycle yang digunakan untuk
proses pertukaran panas di kondenser. Pada bagian Coal Handling, pekerjaan
meliputi penyuplaian batu bara yang merupakan bahan bakar utama PLTU dari
Jetty hingga ke Boiler. Pemeliharaan dilakukan baik secara preventive
maintenance maupun corrective maintenance. Di semua bagian mechanical
maintenance, mahasiswa mengikuti Work Order (WO) sesuai dengan arahan
teknisi di setiap bagian pemeliharaan.

2
1.3.Tujuan dan Manfaat PKL

1.3.1. Tujuan PKL


 Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui, memahami, dan
mengembangkan pelaksanaan aplikasi teoritis ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan ke dalam praktik nyata di dunia industri sehingga
mahasiswa mampu menyerap dan berasosiasi dengan dunia kerja secara
utuh.
 Mengenal lebih jauh tentang dan pengoperasian serta perawatan sistem
pembangkitan.
 Memperoleh data-data akurat yang akan digunakan untuk pembuatan
laporan atau presentasi mata kuliah PKL.
 Melihat relevansi antara mata kuliah yang diajarkan di bangku kuliah
dengan kebutuhan teori dan praktik di dunia kerja.
 Membuka kesempatan perusahaan terkait untuk dapat melihat,
memberikan koreksi dan masukan secara langsung tentang kemampuan
mahasiswa dalam prosesnya menjalani PKL.

1.3.2. Manfaat PKL


1. Bagi Mahasiswa

 Memberi pengalaman kerja serta gambaran kepada mahasiswa


mengenai pengaplikasian ilmu yang didapat dibangku perkuliahan
dengan dunia kerja, khususnya di bidang konversi energi.
 Memberikan wawasan yang lebih luas mengenai ilmu yang
berkaitan dengan teknik konversi energi.
 Menjadikan mahasiswa berpotensi, kompetitif, dan profesional yang
siap untuk memasuki era dunia kerja.

3
2. Bagi Penyelenggara Program

 Sebagai bahan evaluasi atas kurikulum yang selama ini diterapkan


dengan kebutuhan teori dan praktik di dunia kerja.
 Untuk memperlihatkan kualitas para mahasiswa jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Jakarta.

3. Bagi Perusahaan/Industri

 Sebagai salah satu cara untuk menentukan kualifikasi tenaga kerja


yang dibutuhkan oleh perusahaan/ instansi.
 Merupakan sarana alih ilmu terutama di bidang konversi energibagi
kemajuan perusahaan/instansi.
 Merupakan sarana untuk melakukan suatu jalinan kerja sama yang
baik antara perusahaan/instansi dengan perguruan tinggi.

4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.Profil Perusahaan

2.1.1. Tentang PT. Cirebon Power Services

PT. Cirebon Power Services (CPS) merupakan perusahaan yang


bergerak di bidang jasa pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit
listrik. Perusahaan ini berlokasi di Kabupaten Cirebon, tepatnya di Jl.
Raya Cirebon – Tegal Km 8,5 Kanci Kulon, Astanajapura.

Dalam hal ini, proyek pembangkit listrik yang dioperasikan oleh


CPS merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan
teknologi supercritical boiler yang dimiliki oleh PT. Cirebon Electric
Power, dikenal juga sebagai PLTU Cirebon. PLTU Cirebon memiliki
kapasitas sebesar 1 × 696 MW, dimana kapasitas sebesar 660 MW
dijual kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui Jaringan Listrik
Jawa-madura-Bali (Jamali) melalui Gardu Induk Sunyaragi, Gardu
Induk Cirebon, dan Gardu Induk Brebes. 36 MW sisanya digunakan
untuk pemakaian sendiri. Bahan bakar yang digunakan PLTU ini
berupa batu bara yang disuplai oleh Adaro Kideco. Berikut adalah basic
structure dari proyek ini.

Gambar 2.1 Basic Structure Proyek PLTU Cirebon

5
PLTU Cirebon sendiri kurang lebih memiliki luas lahan sebesar
41,7 Hektar, meliputi Area Power Block (± 16,2 Ha), Area Water
Treatment (± 0,5 Ha), Area Penyimpanan Batu Bara (± 7,2 Ha), Area
Pembuangan Abu (± 6,5 Ha), serta Are Jetty ditambah fasilitas lain (±
16,2 Ha).

2.1.2. Visi PT. Cirebon Power Services


Visi dari PT. Cirebon Power Services yaitu
“The Best Power Company in Indonesia”

2.1.3. Misi PT. Cirebon Power Services


Misi dari PT. Cirebon Power Services yaitu
“Cost Effective & Environtment Friendly Operation”

2.1.4. Kepemilikan Saham


Saham dari proyek ini dimiliki oleh beberapa perusahaan yaitu
Komipo Global PTE.LTD (27,5 %), Axia Power Holdings (32,5 %),
Cirebon Power Holdings Co., LTD (20 %), Indika Power Investments
PTE.LTD (15 %), dan PT Indika Infrastruktur Investindo (5%).

2.1.5. Proses Produksi Energi Listrik


Energi primer yang dimanfaatkan oleh PLTU Cirebon untuk
memproduksi listrik yaitu Batu Bara yang disuplai oleh Adaro Kedeco
ke Jetty, Jetty sendiri merupakan dermaga atau tempat merapatnya
kapal laut pengangkut batu bara pada PLTU. Dari Jetty, selanjutnya
batu bara diangkut menggunakan Jetty Conveyor langsung ke area
Boiler dan ada pula yang disuplai menuju Coal Yard untuk
penyimpanan stok batu bara, di Coal Yard batu bara disusun
menggunakan Stacker. Batu bara yang menuju area Boiler akan di

6
tampung di Coal Silo terlebih dahulu sebelum masuk ke Coal Feeder,
Coal Feeder berperan untuk mengatur seberapa besar aliran massa batu
bara yang akan digunakan untuk proses pembakaran pada Furnace.
Keluar dari Coal Feeder batu bara akan dihaluskan di Pulverizer dan
dialirkan ke dalam Furnace memanfaatkan dorongan dari Primary Air
Fan menuju6 tingkat burneryang terdapat pada keempat sudut
Furnace, di Furnace inilah terjadi proses pembakaran yang digunakan
untuk memanaskan uap. Udara yang digunakan untuk proses
pembakaran pada Furnace disuplai menggunakan dua unit Forced
Draft Fan dimana sebelum masuk ke dalam Furnace udara dipanaskan
terlebih dahulu menggunakan Air Heater.

Siklus uap pada PLTU dimulai dari air kondensat hasil


kondensasi Exhaust Steam di Condenser, dimana selanjutnya air
kondensat akan dialirkan menuju Condensate Polisher Plant untuk
memperbaiki kualitas air, lalu air dipanaskan secara bertingkat
menggunakan Low Pressure Heater No.1 hingga No.4 dan menuju ke
Deaerator. Pada Deaerator kandungan gas pada air akan dibuang ke
atmosfer, sehingga air telah berada dalam kondisi layak untuk
digunakan sebagai air pengisi. Dari Deaerator air akan dipompa
menggunakan Boiler Feed Pump melewati tiga tingkat High Pressure
Heater menuju Economizer. Dari Economizer air yang telah berubah
fasa menjadi uap akan menuju Water Wall,diteruskan ke Low
Temprature Superheater, Superheater Division Panel, dan Final
Superheater untuk mengubah fasa uap menjadi uap superheated. Uap
superheated ini akan gunakan untuk memutar High Pressure Turbine,
uap keluaran dari High Pressure Turbine akan dipanaskan kembali
pada Reheater, dan uap hasil pemanasan kembali ini akan digunakan
untuk memutar Intermediate Pressure Turbine. Uap keluaran dari
Intermediate Pressure Turbine akan langsung digunakan untuk
memutar dua unit Low Pressure Turbine. Semua Turbine terpasang
dalam satu poros yang ter-kopel dengan generator, sehingga generator
7
akan menghasilkan listrik dengan arus 3 fasa, frekuensi 50 Hz, dan
tegangan 23 kV.Selanjutnya tegangan ini akan dinaikkan melalui step-
up transformer dan dihubungkan dengan sistem penyaluran Jawa-
Madura-Bali.

Exhaust steam keluaran dari turbin akan didinginkan


menggunakan condenser kontak tidak langsung yang terpasang di
bawah turbin.Exhaust steamakan kontak dengan tube-tube yang
didalamnya mengalir fluida pendingin berupa air laut, sehingga
Exhaust steam akan berubah fasa kembali menjadi air. Agar turbin
bekerja dengan lebih efisien, maka exhaust steam yang keluar dari
turbin harus berada dalam keadaan vakum. Air kondensat hasil
kondensasi tersebut akan digunakan kembali ke dalam siklus seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. (lihat lampiran 2.1.5)

2.2. Struktur Organisasi

Gambar 2.2 struktur organisasi

8
BAB III DASAR TEORI

3.1.Pengertian Cooling tower

Cooling tower atau menara pendingin sering atau banyak kita jumpai di
Pabrik-pabrik, mall, pembangkit atau sejenisnya. Apakah fungsi cooling
tower, cara kerja, dan jenis-jenisnya? Di uraian singkat berikut ini akan
dijelaskan:

 Fungsi Cooling tower adalah sebagai alat untuk mendinginkan air


panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara
secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas. Berikut gambar
Cooling tower dengan sistem kerjanya:

Gambar 3.1. Proses pendinginan air dengan cooling tower

9
 Jenis-jenis Cooling tower
1. Cooling tower Forced Draft
Prinsip kerjanya adalah udara dihembuskan ke menara oleh sebuah fan yang
terletak pada saluran udara masuk sehingga terjadi kontak langsung dengan
air yang jatuh, berikut gambarnya:

Gambar 3.2. Cooling tower Forced Draft

10
2. Cooling tower induced draft dengan aliran berlawanan
Prinsip kerjanya:
Air masuk pada puncak dan melewati bahan pengisi (filler).
Udara masuk dari salah satu sisi (menara aliran tunggal) atau pada sisi yang
berlawanan (menara aliran ganda).
Fan mengalirkan udara melintasi bahan pengisi menuju saluran keluar pada
puncak menara
berikut gambarnya:

Gambar 3.3. Cooling towerinduced draft dengan aliran berlawanan

11
3. Cooling tower induced draft dengan aliran melintang

Prinsip kerja :
Air panas masuk pada puncak menara, melalui bahan pengisi (filler).
Udara masuk dari samping menara melewati filler, sehingga terjadi kontak
langsung dengan air (pendinginan) dan keluar menuju puncak

Berikut gambarnya:

Gambar 3.4. Cooling tower induced draft dengan aliran melintang

12
Mengapa Perlu ada Cooling tower?

Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk system AC sentral
dengan system kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi
(perubahan tekanan) dan evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup
yang menggunakan media berupa refrigerant yang mengalir dalam system
pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke komponen lainnya. Untuk
mendinginkan refrigran, Kondensor menggunakan air sebagai media untuk proses
pendinginannya. Uap refrigeran panas mengalir dalam pipa yang berada di dalam
tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigeran panas berubah fase
dari fase gas menjadi cair, yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat
ekspansi (perubah tekanan) , sementara air yang keluar dari kondensor memiliki
temperatur yang lebih tinggi. Karena air ini akan digunakan lagi untuk proses
pendinginan kondensor maka temperaturnya harus diturunkan kembali atau
didinginkan pada cooling tower.

13
Alur kerja Cooling tower

Berikut adalah alur kerja Cooling tower:

 Langkah pertama adalah air panas di pompa dari kondensor menuju menara
cooling tower melalui system pemipaan yang pada ujungnya memiliki
banyak nozzle untuk tahap spraying atau semburan.
 Air panas yang keluar dari nozzle (spray) secara langsung melakukan
kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh
fan yang terpasang pada cooling tower.
 Kemudaian air yang sudah mengalami penurunan temperature ditampung
dalam bak/basin untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor
 Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan
ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air jika terjadi kehilangan
air ketika proses evaporative dan blowdown.
 Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan
“approach”, dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati
cooling tower dan approach adalah selisih antara suhu udara wet-bulb dan
suhu air yang keluar. (Lihat Lampiran 3.1)
 Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke
udara tak jenuh. Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu
perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara.

14
3.2.Desain cooling tower PLTU Kanci Cirebon

Gambar 3.5. Gambar Teknik Cooling tower PLTU Kanci Cirebon.

15
a. Data sheet dari cooling tower PLTU Kanci Cirebon.
i. DESAIN & KONDISI OPERASI
Sirkulasi aliran air, total, [m3/hr] ……………… 97,400 (2 unit)
Temperatur air Inlet (hot) [˚C] ………………… 42.8
Temperatur air outlet (cold)[˚C] ……………… 34.8
Temperatur bula basah, inlet, [˚C] ……………. 31.4
Relative humadity [%] ………………………… 80
Total fan B.H.P., (output) [kw] …………........... (150.1 x 24 cells)
Drift loss, dari sirkulasi aliran [%] …………….. 0.001
Evaporation loss [%] ………………………… .. 1.15
ii. DETAIL STRUKTURAL
Jumlah sell …………………………………........ 24 (12 sell x 2 unit)
Fan setiap sell …………………………………… 1
Total fan ………………………………………… 24
Dimensi sell [m] ………………………………... 16 x 14 (P x L)
Dimensi keseluruhan tower [m] ………………… 192.448 x 14.148
(P x L) 1 unit
Tinggi fan stack [m] …………………………….. 2.5
Jumlah pipa distribusi …………………………… 21 buah (1 sell)
Jumlah spray nozzle ……………………………... 24 buah
(1 pipa distribusi)

16
3.3.Komponen-komponenpada cooling tower

Tabel 3.3 komponen-komponen pada cooling tower

No. Nama Jumlah Gambar


1. Axial Fan 24 Buah

2. Fan Motor 24 Buah

3. Speed reducer 24 Buah

4. Drive Shaft 24 Buah

17
5 Spray nozzle 24 sell x
(21 x 24)
buah

6. Pipa distribusi 24 sell x


(21) buah

6. Expansion 24 Buah
Joint

7. Emergency 24 buah
stop motor fan.

18
3.4.Troubleshooting pada fan cooling tower

Tabel 3.4. Troubleshooting pada fan cooling tower

Gejala Penyebab Tindakan


Blade pitch angle Periksa dan seting
berubah ulang jika diperlukan
Aliran udara lemah
Aliran udara Bersikan semua
atau meningkat atau
terhambat system
konsumsi daya
Temperatur lebih Naikkan blade pitch
meningkat.
tinggi dari angle (sampai 3
temperatur desain. derajat).
Blade pitch angle Periksa dan seting
tidak termasuk ulang jika diperlukan
dibatas toleransi 0,5
Level Vibrasi tinggi derajat.
Misalignment Realignment
Unbalance dari satu Hubungi pihak
atau lebih blade produsen (Cofimco)
Fan tidak berada Tengahkan fan
Gesekan diantara ditengah.
blade dan ring fan. Baut dan mur dari Kencangkan baut
fan kendur dan mur.

19
3.5. Alignment

Alignment adalah suatu pekerjaan atau proses mensimetriskan kedua


objek atau sumbu poros sehingga sentris antara poros penggerak dengan
sumbu poros yang digerakan dengan dua tumpuan saling berkaitan.
Tetapi dalam kenyataannya pengertian lurus tidak bisa didapatkan 100%
sehingga harus diberikan toleransi kurang dari 0,05 mm, untuk
mendapatkan kesentrisan antara kedua poros pemutaran dan poros yang
diputar hingga tidak menimbulkan gesekan, getaran, dan faktor-faktor
lainnya.

Alignment dapat meminimalisir atau menghindari kemungkinan


terjadinya proses memperpendek umur sebuah mesin yang tentu akan
mengurangi beban operasional perbaikan mesin anda. Kehandalan unit
produksi suatu perusahaan yang didalamnya terdiri dari berbagai macam
unit mesin sangatlah didambakan oleh seluruh pengelolanya dan
ownernya, agar hasil produksi selalu mencapai target yang telah
ditentukan.

Kerugian - kerugian misalignment antara lain:


 Konsumsi energi (listrik, bahan bakar, steam) penggerak
meningkat sekitar 5 -10%.
 Beban yang derita mesin bertambah
 Kerusakan premature pada bearing, poros, seal, kopling dll.
 Temperatur tinggi pada casing, bearing atau minyak lubrikasi.
 Kebocoran pada seal-nya bearing, mechanical seal.
 Kopling menjadi panas dan cepat rusak.
 Baut kopling mudah kendor
 Vibrasi tinggi kearah radial dan axial.

20
Berdasarkan peralatan kerja yang dipakai, alignment bisa dilakukan
dengan 4 cara atau metode, yaitu:

 1. Metode Penggaris
 2. Metode Dial Indicator
 3. Metode Laser
 4. Metode Level Precision

Karena pada pekerjaan ini kita menggunakan metode dial indicator, maka kita
hanya akan membahas mengenai metode ini. Berikut ini adalah pembahasanya.

Metode Dial Indicator

Metode ini paling sering dipakai dalam pekerjaan alignment karena hasilnya akurat
(teliti) juga karena harganya relatiflebih murah dibandingkan optical/laser.

Metode Dial Indicator ada 2 cara yaitu:

1. Reverse Dial Indicator (memutar satu poros)

2. Rim and Face Dial Indicator (kedua poros diputar bersamaan)

1. Reverse Dial Indicator (memutar satu poros)

Cara ini dilakukan jika salah satu poros sulit untuk diputar atau salah satu poros
tidak cukup ruang untuk dial. Perhatikan gambar berikut:

Gambar 3.6. Reverse Dial Indicator (memutar satu poros)

21
Dengan memasang dua pasang dial seperti gambar diatas adalah cara yang sangat
cerdik untuk menghemat waktu. Dengan sekali putar menghasilkan dua
penunjukan.

Keuntungan:

1. Cukup satu poros-shaft yang perlu di putar, sehingga sangat baik untuk me-align
pasangan mesin dimana salah satunya sulit diputar ataupun mesin yang tidak
memiliki thrust bearing.

2. Baik untuk alignment motor listrik tidak memiliki bearing aksial, tidak perlu
diputar, karena jika diputar dapat menimbulkan kesalahan penunjukan dial-
indicator.

3. Cukup cocok untuk kopling dengan diameter besar, karena ada ruang untuk
penempatan dial-indicator

4. Dengan mudah bisa melihat/menggambarkan posisi poros.

Kerugian:

1. Sulit mendapatkan data yang akurat pada muka kopling jika rotor mempunyai
thrust bearing yang hydrodinamis, karena permindahan aksial.

2. Sulit juga untuk motor listrik yang tidak mempunyai thrust bearing, karena jika
di putar akan lari kearah aksial atau maju-mundur.

3. Biasanya memerlukan melepas spool kopling.

4. Sedikit sulit digambar untuk kalkulasi perpindahan.

22
2. Rim and Face Dial Indicator (memutar kedua poros)
Metode ini dilakukan dengan cara memutar kedua poros secara bersamaan dan
searah dan jangan lupa selalu tandai titik awal dari plunjer (jarum penunjuk) pada
kedua poros agar bacaan angka tidak berubah-ubah dalam setiap putaran.

Perhatikan gambar:

Gambar 3.7 Rim and Face Dial Indicator (memutar kedua poros)

Keuntungan:

1. Metode ini cukup akurat.

2. Cukup efisien untuk poros berdiameter besar maupun kecil

3. Dengan menggambar atau mudah melihat posisi kedua poros

4. Dapat dilakukan untuk kedua poros yang dapat diputar ataupun hanya satu

5. Alat cukup murah dibanding alat lacer atau alat lain,

6. Mudah di gambar, dibuat perhitungan-perhitungan, sehingga pekerjaan dapat


diselesaikan lebih cepat.

7. Cukup sesuai untuk mesin-mesin besar, putaran tinggi.

23
Kerugian:

1. Mengerjakanya harus sangat teliti / hati-hati, pemasangan dial harus kokoh,


sehingga dapat dihindari salah baca / salah penunjukan.

2. Toleransi, run-out, sag harus diketahui atau di cek terlebih dahulu.

3. Jika permukaan kopling tidak rata atau run-out nya besar, maka penunjukan dial
indicator menjadi tidak sebenarnya, sehingga selanjutnya perhitungan-perhitungan
menjadi salah.

4. Aksial clearence sangat mempengaruhi kesalahan.

Membaca dial merupakan hal yang paling dasar yang harus dipahami dan
dimengerti oleh pelaksana, hasil bacaan salah akan mengakibatkan hasil salah &
fatal.

Mengapa penunjukan bisa salah?

Hal itu bisa disebabkan karena:

- Pemasangan dial tidak kokoh: kendor, tidak sejajar, posisi tidak tepat

- Kesalahan pada alat ada histiris, tidak lancar naik-turun plunjer.

- Pemahaman membaca dial salah, terbalik-balik, pemahaman skala salah, sehingga


hasil perhitungan atau penggambaran salah.

24
BAB IV PELAKSANAAN PKL/MAGANG

4.1. Bentuk Kegiatan PKL/Magang

Penempatan kerja pada saat dilakukanya PKL adalah bagian pemeliharaan


mesin yang meliputi pemeliharaan pada sistem boiler, pemeliharaan pada sistem
turbin, pemeliharaan pada sistem BOP (Balance of Plant), pemeliharaan pada
sistem coal handling. Pada laporan kegitan PKL ini kami mengambil kegiatan PKL
pada saat penanganan pemeliharaan BOP pada sistem cooling tower.

Pada minggu pertama, kita mengikuti segala aktivitas yang ada di bagian
mechanical boiler. Seperti penambahan grease pada shoot blower, pembersihan
serpihan rontokan besi dari heat exchanger yang terbawa oleh FD Fan.

gambar

Minggu kedua, kita mengikuti segala aktivitas yang dikerjakan oleh bagian
mechanical Turbin. Seperti pembersihan condensate polisher plant dari butiran
resin anion dan kation.

gambar

Pada minggu ketiga, kita mengikuti segala kegiatan yang ada di bagian
mechanical Balance of Plant (BOP). Kegiatan yang kami lakukan diantaranya;
mengganti catridge pada Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), membersihkan
screen pada CW Pump dari kotoran yang terbawa air laut.

Gambar
Minggu keempat, mengikuti bagian mechanical coal handling. Kegiatan yang
dilakukan yaitu; menambahkan grease pada GTSU, dan mengganti roler cary
pada BC-02.
Gambar
Kegiatan setiap harinya dijelaskan di formulir 7 lembar asistensi. (lihat lampiran
4.1)
25
4.1.1. Pengertian Balance of Plant

Merupakan salah satu area di PLTU. Area ini dimulai dari pengambilan air laut oleh
Sea water make up pump sampai ke demineralisasi air, kemudian pengleolaan air
untuk fire fighter, air untuk konsumsi PLTU, kemudian pengolahan limbah yang
berasal dari Water Treatment Plant.

Ruang lingkup dari mechanical maintenance di area BOP adalah segala peralatan
mekanik yang ada. Misalnya penggantian catridge pada sea water reverse osmosis,
kemudian pembersihan screen basin pada inlet condensate water pump (CWP),
perawatan untuk pompa-pompa, penggantian pipa.

Di area BOP dipimpin seorang engginer, kemudian seorang supervisor yang


bertugas menyampaikan tugas ke teknisi, dan 5 teknisi yang bertugas menjalankan
pekerjaan dengan dibantu helper (pekerja outsourcing).

26
4.2.Prosedur Kerja PKL/Magang

4.2.1. Alignment drive shaft fan dengan motor pada cooling tower cellA5

Pada kegiatan ini metode yang dipakai adalah metode dial indicatortipe
Rim and Face Dial Indicator (memutar kedua poros). Metode ini
dilakukan dengan cara memutar kedua poros secara bersamaan dan
searah dan jangan lupa selalu tandai (marking) titik awal dari plunjer
(jarum penunjuk) pada kedua poros agar bacaan angka tidak berubah-
ubah dalam setiap putaran.

4.2.2. Latarbelakang Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan akibat penggantian bearing yang dilakukan


sehari sebelum pekerjaan alignment. Pekerjaan ini harus segera
diselesaikan agar cooling tower dapat bekerja dengan maksimal kembali.
Karena apabila suhu dilingkungan tinggi dan suhu di kondenser tinggi
maka ke-24 sell harus bekerja.

4.2.3. Peraturan Kerja

Peraturan kerja yang berlaku pada saat melakukan pemeliharaan di


lapangan antara lain:
 Menggunakan safety helmet yang disediakan.
 Menggunakan safety glases yang sesuai standar.
 Menggunakan gloves yang telah disediakan.
 Menggunakan safety shoes.
 Menggunakan earplug pada area tertentu.
 Mengikuti instruksi dari teknisi terkait yang membimbing di lapangan.

27
 Menggunakan scaffholding apabila melakukan pekerjaan dengan
ketinggian diatas dua meter.
 Bisa menolak pekerjaan yang diberikan apabila dirasa tidak aman
dengan alasan yang sesuai.
 Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP dan safety procedure. Serta
semua pekerjaan harus mendapat permit to work terlebih dahulu.
 Tidak sembarangan menyentuh alat apapun di lapangan yang tidak
sesuai dengan pekerjaan.
 Merapikan alat dan membersihkan area pekerjaan apabila pekerjaan
telah selesai.

Tabel 4.2.1 Peralatan kerja untuk alignment.

No. Nama Gambar


1. Kunci pas-ring no
19(kombinasi)

2. Palu karet

28
No. Nama Gambar
3. WD - 40

4. Palu besi

29
No. Nama Gambar
5. Shim set

6. Kunci inggris

7. Kunci shock no 19

8. Obeng minus

30
No. Nama Gambar
9. Trecet (kunci
momen)

10. Kunci L

11. Dial indicator

12. Meteran

13. Caliper (jangka


sorong)

31
Tabel 4.2.2. langkah kerja
No. Kegiatan Daftar Gambar
1. Pemasangan Hub.
Gunakan palu karet untuk
mendorong

2. Pemasangan Spacer
Masukan spacer
Luruskan lubang kecil
pada spacer dengan
lubang pada shaft dan
gearbox.
3. Menyelaraskan pusat
Geser poros pada sisi
yang satunya hingga
sesuai dengan jarak yang
telah ditentukan pada
buku manual.

4. Masukan baut coupling,


ring dan mur secara
perlahan (jangan terlalu
kencang).
Lakukan kegiatan tersebut
pada kedua sisi motor dan
gearbox.

32
No. Kegiatan Daftar Gambar
5. Pengukuran celah
Mengukur celahspacer
pada sisi gearbox dan
motor
Menggunakan sigmat
digital.
Ukur pada sudut 0˚,
90˚,180˚, dan 270˚.
Sesuaikan jarak gap
dengan standar.

33
No. Kegiatan Daftar Gambar
6. Pasang dial incicator di
sisi atas coupling flange
pada sisi gearbox. Atur
posisi 0 pada dial untuk
sisi atas flange.
Pengukuran kali ini
adalah untuk mengetahui
alignment secara axial.

34
No. Kegiatan Daftar Gambar
7. Putar shaft dan perhatikan
dial pada sudut 90˚,180˚, dan
270˚. Apabila pada sudut 90˚
dial berputar searah jarum
jam telah melewati satu
putaran dan menunjukkan
angka 10, artinya posisi
flange pada sudut 90˚ tidak
sejajar/ mengalami
kemiringan sebesar 1 mm
dan tindakan yang dilakukan
adalah mengendorkan baut
pada sisi sudut 90˚ sebesar
0,5 mm. agar tidak perlu lagi
mengencangkan baut pada
sisi sudut 270˚.
8. Setelah proses dial selesai,
maka selanjutnya
mengencangkan semua baut.
Power yang diberikan untuk
mengencangkan baut harus
sama untuk setiap bautnya.
Agar tidak merubah posisi
coupling yang sudah di dial.
Untuk itu sebaiknya
Cukup satu orang saja yang
mengencangkan baut.

35
No. Kegiatan Daftar Gambar
9. Final gap check.
mengecek / pengukuran
kembali celah spacer pada
ke-dua sisi (gear box dan
motor) dengan menggunakan
jangka sorong pada ke empat
sisi (sudut 0˚,
90˚,180˚,270˚).

10 Membersihkan area
Membersihkan area dari
sampah, alat-alat kerja, serta
material lain yang mungkin
akan mengganggu /
menyebabkan kecelakaan
kerja.

36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
 Cooling tower dalam sistem PLTU berfungsi untuk mendinginkan air
pendingin kondenser. Agar air di buang kelaut sudah sesuai dengan suhu
laut yaitu ±34˚ C
 Kerja cooling tower dipengaruhi suhu lingkungan, apabila suhu lingkungan
luar dan kondenser turun, maka hanya diaktifkan 22 cellcooling tower.
Sebaliknya apabila suhu lingkungan luar dan suhu di kondenser menaik,
maka 24 cell cooling tower harus bekerja.
 Alignment merupakan kegiatan mensimetriskan kedua sisi yaitu pada sisi
shaft dan sisi motor. Alignment dapat meminimalisir kemungkinan
terjadinya proses memperpendek umur mesin.
 Penyebab terjadinya kesalahan saat menggunakan dan membaca dial
indicator bisa disebabkan karena:
-Pemasangan dial tidak kokoh: kendor, tidak sejajar, posisi tidak tepat
-Kesalahan pada alat (plunjer tidak lancar naik-turun)
-Pemahaman membaca dial salah, terbalik-balik, pemahaman skala salah
sehingga hasil perhitungan atau penggambaran salah

37
5.2.Saran

 Selalu pergunakan APD pada setiap pekerjaan.


 Lakukan pekerjaan sesuai dengan SOP dan safety procedure
 Pergunakan metode alignment yang tepat agar pekerjaan cepat selesai.
Misalkan untuk mengalignment shaft pada fan di cooling tower cukup
menggunakan dial indicator.
 Dalam bekerja selalu dengarkan instruktur yang diberikan agar tidak terjadi
miss komunikasi.
 Melakukan pengencangan baut dan pengendoran baut cukup dilakukan satu
orang saja agar mengetahui seberapa kuat dia memutar baut.
 Apabila terjadi kesalahan dilakukan oleh seorang teknisi dan diketahui oleh
teknisi lain, maka wajib saling mengingatkan dan segera dilakukan
perbaikan.

38

Anda mungkin juga menyukai