Anda di halaman 1dari 22

LAPORANPRAKTIK KERJA INDUSTRI

“PERAWATAN CATALYTIC CONVERTER ”

Laporan Praktik Kerja Industri disusun sebagai syarat mengikuti

Ujian Prakerin Tahun Pelajaran 2022/2023

Disusun Oleh :

Nama :Rizal Wakhyu P.

Kelas : XI TKR 1

Jurusan : TeknikKendaraanRingan

SMK MA’ARIF NU 03 LARANGAN- BREBES

Jalan RayaRengaspendawa KM 7,5 Kec. LaranganKab. Brebes 52262

2021

1
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan Prakerin dengan judul “PERAWATAN CATALYTIC CONVERTER ”

jurusan Teknik Kendaraan Ringan, SMK Ma’arif NU 03 Larangan Brebes karya :

Nama : Rizal Wakhyu P.

NISN : 21010035

Telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke Panitia Ujian Prakerin.

Pembimbing I

Asri Yuliatmoko, A.Md.T


NIPY 03170719111

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan prakerin dengan judul“PERAWATAN CATALYTIC CONVERTER" jurusan

Teknik Kendaraan Ringan, SMK Ma’arif NU 03 Larangan Brebes karya:

Nama : Rizal Wakhyu P.

NISN : 21010035

Telah disetujui Pembimbing untuk diajukan ke Panitia Ujian Prakerin

Larangan,…..Maret 2023

Penguji I

Akbarul Huda, S.T


NIPY 03170714101

Mengetahui;Kepala SMK Ma’arif NU 03

Larangan Ka.Prodi TKR

Ahmad Jabidi, S.T.,M.Pd Muhamad Zaenudin, M.T


NIPY 0317071472 NIPY 0317071363

iii
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil praktik kerja industri yang

dilaksanakan selama dua bulan di “IVAN MOTOR”. Laporan praktik kerja industri ini

disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk mengikuti Ujian Praktik Kerja Industri Tahun

Pelajaran 2022/2023

            Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja Industri ini tidak dapat tersusun

dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Ahmad Jabidi, S.T.,M.Pd selaku Kepala SMK Ma’arif NU 03Larangan yang

telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis sehingga dapat melaksanakan

prakerin.

2. Bapak Muhamad Zaenudin, M.T selaku Kepala Program Teknik Kendaraan Ringan.

3. Bapak Asri Yuliatmoko, A.Md.T sebagai pembimbing I Prakerin dari sekolah.

4. Bapak Jumeri disebagai pembimbing dari “IVAN MOTOR” Larangan Brebes

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan prakerin ini.   

Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan

penguasaan ilmu rekayasa teknik kendaraan ringan SMK Ma’arif NU 03 Larangan Brebes.

Penulis

(Rizal Wakhyu P.)

iv
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................iii

KATA PENGANTAR...............................................................................................................iv

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................

1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Industri (Prakerin)........................................................

1.2. Tujuan Praktik Kerja Industri (Prakerin).....................................................................

1.3. Manfaat Praktik Kerja Industri.....................................................................................

1.4. Tujuan Penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin)...................................

BAB II PROFIL BENGKEL....................................................................................................

2.1. Profil Bengkel..............................................................................................................

2.2. Struktur Organisasi.......................................................................................................

2.3. Lingkup Pekerjaan Praktik Kerja Industri (Prakerin)..................................................

BAB III LANDASAN TEORI...................................................................................................

3.1. Pengertian Sistem Pengapian Konvensional................................................................

3.2. Cara KerjaSistem Pengapian Konvensional.................................................................

3.3. Komponen Sistem Pengapian Konvensional...............................................................

BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................11

4.1. Pengantar Sistem Pengapian Konvensional...............................................................11

4.2. Klasifikasi Sistem Pengapian.....................................................................................11

4.3. Pemeriksaan, Perawatan, Perbaikan dan Penyetelan Sistem Pengapian


Konvensional Sepeda Motor (AC dan DC)...........................................................................15

BAB V PENUTUP..................................................................................................................24

5.1. Simpulan.....................................................................................................................24

5.1. Saran...........................................................................................................................25

v
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................26

LAMPIRAN..............................................................................................................................27

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bengkel Ivan Motor

Gambar 3.1 Alternator

Gambar 3.2 Baterai

Gambar 3.3Koil Pengapian (AC)

Gambar 3.4Kunci Kontak Pengapian AC

Gambar 3.5Kunci Kontak Pengapian DC

Gambar 3.6Patina

Gambar 3.7Kondensor

Gambar 3.8Bagian-bagian Busi

Gambar 3.9Kode Busi Menurut NGK

Gambar 4.1Skema Sistem Pengapian Magnet Konvensional

Gambar 4.2Saat Kontak Platina Menutup

Gambar 4.3 Saat Kontak Platina Membuka

Gambar 4.4Skema Sistem Pengapian Baterai Konvensional

Gambar 4.5Posisi Kabel/Konektor Stator Alternator

Gambar 4.6 Pemeriksaan Kumparan Stator Alternator

Gambar 4.7Pemeriksaan Rotor Alternator

Gambar 4.8Perawatan Baterai

Gambar 4.9 Tes Percikan Api Pengapian

Gambar 4.10Keausan Kontak Platina

Gambar 4.11Pemeriksaan Kondensor

Gambar 4.12 Warna Hasil Pembakaran Pada Busi

Gambar 4.13Pembersihan dan Celah Elektroda Busi

Gambar 4.14Penyetelan Kontak Platina

Gambar 4.15 Pemeriksaan Waktu Pengapian Dengan Lampu20

Gambar 4.16Waktu Pengapian Tepat

Gambar 4.17Waktu Pengapian Voor dan Naa

Gambar 4.18 Penggunaan Timing Light

vii
Gambar 4.19Waktu Pengapian Advance

Gambar 4.20Menyetel Waktu Pengapian Baterai

Gambar 4.21 Penyetelan Waktu Pengapian AC

viii
BAB  I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Industri (Prakerin)

          Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam


dua tempat yaitu di sekolah dan dunia usaha atau dunia industri. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam rangka peningkatan keterampilan dan penerapan disiplin ilmu yang
telah diperoleh di dunia sekolah yang diperuntukkan untuk siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) khususnya SMK Ma’arif NU 03 Larangan dalam mencapai tujuannya
sebagai siswa berketerampilansesuai dengan bidang atau keahlian masing-masing
               Harapan utama dari penyelenggaraan Praktik Kerja Industri atau Prakerin ini
adalah agar siswa dapat memiliki setidaknya:
1. Kemampuan dalam bekerja di perusahaan.
2. Memiliki inisiatif yang luas.
3. Memilikikuantitas dalam dunia kerja.
4. Dapat menghasilkanpekerjaan yang berkualitas dan benilai.
5. Disiplin dalam belajar maupun disiplin waktu.
6. Mematuhiperaturan dan tata tertib yang berlaku.
7. Mengembangkanketerampilan di duniausaha.

1.2. Tujuan Praktik Kerja Industri (Prakerin)

Kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) memiliki tujuan :


1. Meningkatkan pengalaman siswa pada aspek-aspek usaha potensial dalam kerja,
yang meliputi : struktur organisasi usaha, jenjang karier, dan asosiasi usaha yang
potensial dalam lapangan kerja.
2. Meningkatkan, memperluas serta memantapkan proses penyerapan teknologi baru
dari lapangan kerja ke sekolah.
3. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap profesionalisme yang diberlakukan
oleh siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan jurusan atau bidangnya.
4. Memberikan kesempatan siswa untuk memasyarakatkan baik sebagai pekerja
penerima upah (employe) maupun pekerja terutama yang berkenaan dengan disiplin
kerjalapangan yang sedang dilaksanakan.
5. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah untuk diterapkan di lapangan kerja
atau dunia industri.

1
6. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan selama pelaksanaan praktik kerja
lapangan, maupun dapat mengembangkan ide-ide baru yang dapat diterapkan untuk
kemajuan usaha.
7. Memperoleh masukan dari dunia usaha yang belum diberikan dibangku sekolah
tentang keterampilan dalam bekerja maupun berorganisasi dalam berusaha.
8. Mampu menyesuaikan diri dan bersikap baik atau disiplin selama pelaksanaan
praktik kerja lapngan.

1.3. Manfaat Praktik Kerja Industri

1. Siswa mempunyai pengalaman kerja di lapangansesuai dengan keahlian yang


dimiliki yang nantinya akan bermanfaat sebagai bekal ketika lulus sekolah.
2. Mempunyai keterampilan/kompetensi tertentudisamping pengetahuan atau
keterampilan yang diberikan di sekolah.
3. Membentuk etos, sikap, budaya kerja bagi siswa.
4. Merupakan peran aktif dari DU/DI pada peningkatan kualitas SMK dan
mencerdaskan kehidupan siswa.

1.4. Tujuan Penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin)

1. Siswa mampu memahami dan mengembangkan pelajaran yang diperoleh selama di


sekolah maupun di lapangan (pelaksanaan praktik kerja industri).
2. Menambah perbendaharaan perpusatakan sekolah dan menunjuangpeningkatan
pengetahuan siswa angkatan selanjutnya.
3. Mengumpulkan data guna keperluan sekolah dan diri sendiri.
4. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian prakerin.
5. Siswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan sesuai dengan
program studi dipilihnya dari karya tulis yang disusun.

2
BAB II

PROFIL BENGKEL

2.1. Profil Bengkel

1. Sejarah Bengkel “IVAN MOTOR”


Bengkel "IVAN MOTOR" didirikan pada tahun 2008.Asal mula berdirinya bengkel
tersebut dari bekerja sebagai seorang montir selama 2 tahun,kemudian atas
pengalaman tersebut berdirilah bengkel "IVAN MOTOR" yang saat ini
diwariskan/diturunkan kepada bapak Jumeri dan bengkel tersebut sudah dikenal oleh
semua orang diwilayah Larangan dan sampai sekarang banyak diminati oleh orang-
orang.
2. BidangUsaha :
Bengkel Ivan Motor menjalankan usaha dibidang :
1. Melayani servicemobil.
2. Ganti oli.
3. Tune Up.
4. Dan lain-lain.

2.2. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI
BENGKELIVAN MOTOR

Pimpinan
Jumeri

Karyawan
Sendi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bengkel Ivan Motor

3
2.3. Lingkup Pekerjaan Praktik Kerja Industri (Prakerin)

Lingkup pekerjaan selama pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di


Bengkel Ivan Motor pada periode pelaksanaan Prakerin bulan Januari-Maret adalah
sebagai berikut :
a. Penempatan pekerjaan di Bengkel Ivan Motor.
b. Melaksanaan pekerjaan service mobil, ganti oli, tune up dan pekerjaan lainnya.
c. Membantu menganalisis kerusakan kendaraan.

4
BAB III

LANDASAN TEORI

Pengertian Perawatan Catalytic Converter

Catalytic converter adalah alat yang diciptakan untuk mengurangi emisi gas buang
karbon dari kendaraan. Khususnya untuk kendaraan pribadi seperti mobil. Ada berbagai jenis
emisi gas buang yang merupakan polutan. 
Seperti hidrokarbon, karbon monoksida, nitrogen oksida dan sejenisnya. Alat catalytic
converter ini sendiri memiliki bentuk mirip dengan sarang lebah. Sebelum akhirnya emisi gas
buang dikeluarkan melalui knalpot akan melewati komponen ini. Posisi alatnya sendiri tepat
berada di dalam knalpot sehingga mampu menyaring polutan sebelum gas dikeluarkan ke
udara. Alat ini baru diperkenalkan pada mobil di Indonesia pada tahun 2007. 
Pada tahun tersebut standar Euro 2 memberlakukan soal gas buang, di mana harus
memenuhi standar yang ditetapkan. Semua kendaraan dengan mesin diesel serta bensin wajib
menggunakan komponen ini. 

Cara Kerja Catalytic Converter Mobil 


Bagaimana catalytic converter mobil bisa bekerja untuk menyaring polutan? Cara kerjanya
sendiri adalah saat gas buang menyentuh katalisator yang terbuat dari logam, maka akan
terjadi reaksi kimia. 
Reaksi tersebut akan menghilangkan kandungan atau senyawa berbahaya dalam gas buang.
Oleh karena itulah gas buang yang keluar dari knalpot menjadi lebih ramah lingkungan.
Sedangkan katalisator dari bahan logam juga tidak akan berubah sifatnya. 
Hanya saja, logam yang digunakan dalam catalytic converter memiliki usia pakai. Logam
lama kelamaan akan mengalami penurunan kemampuan. Misalnya ketika kendaraan sudah
digunakan sampai 100.000 km maka kemampuan menyaringnya menurun 35%. 
Namun itu belum termasuk dengan ketika mobil berhenti atau sering mengalami macet. Maka
logam pada CC akan berkurang kemampuannya sampai 70%. Oleh karena itulah, jika ingin
logam pada katalisator awet, sebaiknya gunakan bahan bakar yang tepat.
Katalisator sendiri akan bekerja dengan maksimal apabila terdapat suhu di atas 400 derajat
Celcius. Ketika mesin masih dingin atau suhunya masih di bawah 400 derajat Celcius, maka
katasliator tidak akan bekerja maksimal.

Gejala Kerusakan pada Catalytic Converter Mobil


Demi mengurangi polusi, komponen catalytic ini harus dijaga performanya. Mulailah dengan
menggunakan jenis bahan bakar oktan tinggi. Biasanya adalah di atas 90 sehingga kandungan
timah juga semakin sedikit. 

5
Cara ini cukup efektif dalam meminimalisir kerusakan logam katalisator. Namun karena
memiliki usia pakai sekitar 10 tahun, Anda harus mengetahui kapan komponen ini mengalami
kerusakan. Pada saat rusak ada beberapa gejala yang bisa dideteksi. 
Berikut ini beberapa gejala kerusakan pada catalytic converter yang bisa Anda amati. 

 Tenaga Mesin Mobil Berkurang

Gejala pertama yang sering dirasakan adalah mesin mobil tidak bertenaga. Alasannya karena
sirkulasi gas buang yang seharusnya terjadi pada katalisator tidak bekerja. Akhirnya mesin
akan menimbulkan getaran berlebih. 
Apabila Anda membiarkan gejala ini terus menerus atau justru tidak merasakannya, maka
akan membuat mesin overheat dan mati. 

 Daya Akselerasi Mobil Menghilang

Apakah Anda merasa laju mobil semakin menurun? Khususnya pada saat melewati jalanan
menanjak. Ketika Anda merasakan hal ini, maka efek lain yang muncul adalah bahan bakar
semakin boros. 
Karena tidak ada penyaringan emisi gas buang, maka bahan bakar yang digunakan akan
berlebihan. Masalahnya bisa berada pada catalytic converter yang mengalami penyumbatan. 
Cara mengeceknya pun mudah, nyalakan mesin mobil dan biarkan transmisi di posisi netral.
Kemudian tekan pedal gas hingga ke angka sampai 2000. Kemudian cek pada ujung knalpot.
Jika terasa sangat panas, maka terjadi penyumbatan. 

 Muncul Bau Busuk dan Asap Knalpot Pekat

Pada saat Anda mengecek bagian knalpot, bukan hanya gas buang terasa panas. Anda juga
akan mencium bau busuk yang keluar. Asap kendaraan yang seharusnya berwarna putih juga
akan berubah menjadi lebih hitam. 
Artinya tidak ada penyaringan yang baik terhadap gas buang dari ruang pembakaran mesin.
Jika sampai bau sudah muncul, dapat dipastikan masalahnya adalah pada catalytic. 
Boros bahan bakar, muncul bau pada knalpot, dan asap pekat. Dilihat dari tiga hal ini saja
sudah membuat Anda harus segera membawa mobil ke bengkel Suzuki terdekat. Tujuannya
supaya teknisi bisa langsung mengecek kerusakan. 
Sehingga Anda tidak mengalami kerugian untuk mengganti catalytic converter dengan yang
baru. Mengingat harganya yang sangat mahal tentu akan lebih baik melakukan perawatan
daripada membeli baru.
Tiga Jenis Sistem Catalytic Converter Mobil 
Sistem yang berfungsi besar dalam menyaring polutan ini juga terdiri dari tiga jenis yang
berbeda. Masing-masing jenis dan penjelasannya adalah sebagai berikut. 

 Oxidation Catalyst

Pada tipe yang pertama ini atau disebut juga dengan CCO. Di mana bekerja dengan
mereaksikan Karbon Monoksida (CO) dan Hidrokarbon (HC) dengan oksigen. Hasilnya
adalah gas buang berupa CO2 dan H20 yang tidak memiliki potensi polusi besar. 

6
Oksidasi akan terjadi dengan efisien ketika terdapat kelebihan oksigen pada bagian exhaust
manifold. Harus selalu ada udara murni yang masuk ke converter. Hanya saja tipe ini tidak
mengurangi Nitrogen Oksida (NOx) dalam kapasitas besar.   

 Three Way Catalyst

Tipe yang kedua adalah yang paling ideal karena semua polutan dari CO, HC dan juga NOx
dapat diubah menjadi zat non polusi. Hanya saja supaya alat ini bisa bekerja dengan
maksimal, harus ada syarat yang perlu dipenuhi. 
Syaratnya adalah udara serta bensin harus memiliki nilai yang sedekat mungkin. Apabila
berhasil, maka akan membuat purification rate yang cukup tinggi. 

 Three Way Catalyst dan Oxidation Catalyst

Tipe catalytic converter yang ketiga ini adalah kombinasi dari sistem pertama dan kedua.
Sistem ini mampu menghasilkan lebih banyak polusi udara karena mengandalkan sistem
emission control dan sistem oxidation catalyst. 

7
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Cara Mengatasi Catalytic Converter Bermasalah

Pada saat catalytic converter sudah bermasalah, bagi para pemilik kendaraan roda 4 harus
segera mungkin untuk melakukan perbaikan. Untuk tiga cara mengatasi permasalahan
catalytic converter bermasalah adalah:
1. Mencopot Catalytic Converter yang Lama
Cara pertama yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan catalytic converter
bermasalah adalah melakukan pencopotan pada komponen lama terlebih dahulu. Untuk
beberapa langkah yang harus dilakukan pada cara kali ini adalah:
 Parkir mobil pada tempat yang posisinya datar dan dongkrak dari keempat roda mobil
tersebut pada jackstand. Untuk proses pencopotan catalytic converter ini tidak seperti
mengganti ban yang bisa dilakukan tanpa mengangkat keseluruhan mobil.
 Biarkan knalpot mobil sampai dengan mendingin. Untuk memeriksa suhu sistem
pembuangan, Anda bisa menggunakan sarung tangan industri terlebih dahulu.
 Mencari posisi catalytic converter terlebih dahulu. Mau tidak mau Anda harus masuk
ke bagian bawa mobil dan mencari lokasi pipa knalpot terlebih dahulu. Untuk
menemukan komponen tersebut, tentunya tidak sulit ditemukan.
 Lepaskan sensor oksigen dari komponen catalytic converter. Pada catalytic converter
model modern sudah dilengkapi dengan sensor oksigen guna melakukan monitor
efisiensi pembuangan gas mobil. Ketika catalytic converter sudah mempunyai sensor
oksigen, Anda bisa melepas terlebih dahulu.
 Apabila, komponen tersebut posisi baut bisa disemprotkan minyak penetralan terlebih
dahulu. Pada komponen catalytic converter yang posisinya dibaut, kemungkinan besar
mengalami karatan dan susah dilepaskan. Maka dari itu, langkah yang bisa dilakukan
adalah menyemprotkan minyak penetralan dan diamkan beberapa menit supaya
cairan tersebut bisa dilepaskan.
 Melepaskan baut pada bagian depan dan belakang. Pada saat proses pelepasan
komponen catalytic converter harus menggunakan kunci yang pas dan sesuai.
 Ketika catalytic converter yang mempunyai posisi sudah dilas, lebih baik langsung
dipotong saja. Untuk proses pemotongan besi menggunakan gergaji besi yang
mempunyai tingkat ketajaman sangat tinggi.

8
2. Memasang dan Menguji Catalytic Converter yang Baru
Cara mengatasi catalytic converter bermasalah yang paling akhir adalah memasang dan
menguji catalytic converter baru. Beberapa cara yang harus dilakukan dalam memasang
catalytic converter baru saat atasi catalytic converter bermasalah adalah:
 Memasukkan gasket pada bagian catalytic converter yang baru. Pada beberapa jenis
konverter yang kondisinya baru harus dipasang baut, untuk memastikan pemasangan
bisa benar-benar rapat.
 Pasang sensor oksigen pada tempatnya kembali. Ketika proses pemasangan
komponen tersebut harus benar-benar tepat. Di saat kesalahan dalam pemasangan
sensor oksigen bisa menyebabkan lampu check engine menyala.
 Memeriksa kebocoran pada knalpot. Pastikan jangan sampai terdapat kebocoran
pada bagian komponen knalpot mobil tersebut. Supaya lebih pasti lagi, Anda bisa
mendengarkan suara dari knalpot.
 Melakukan pengetesan dengan menggunakan palu plastik. Untuk catalytic converter
yang sudah berumur, pastinya sudah mulai keropos atau mudah rapuh.

9
BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Mobil sebagai kendaraan yang mengandalkan bahan bakar minyak sebagai


bahan bakar pastinya menghasilkan gas karbon. Seiring dengan meningkatnya jumlah
mobil di jalanan, maka gas karbon yang terekspos ke udara pun kian banyak. Maka di
situlah catalytic converter mobil memainkan perannya.
Komponen yang terpasang di jalur pipa knalpot ini bertugas untuk menekan
emisi gas buang sebelum keluar dari ujung muffler. Polutan seperti Nitrogen Oksida
(NOx), Hidrokarbon (HC), Karbon monoksida (CO) dan masih banyak lagi akan
disaring oleh Catalytic.
Gas buang yang menyentuh logam katalisator akan mengalami reaksi kimia dan
mengakibatkan hilangnya zat polutan. Dengan adanya proses tersebut maka gas yang
keluar lebih bersih dan tidak lagi mengandung polutan berbahaya.
Dengan demikian tugas dari catalytic converter mobil tentu cukup vital. Dengan
disaringnya polutan berbahaya pada gas buang maka bisa dikatakan bahwa komponen
ini jadi sahabat lingkungan.
Karena letaknya agak tersembunyi, yakni di kolong mobil, catalytic converter
kerap terabaikan. Bahkan komponen ini rentan rusak karena kena benturan dan
semacamnya.
Perangkat ini mulai digunakan di setiap mobil baru di Indonesia sejak tahun
2007. Saat itu, standar regulasi emisi Euro2 mulai diberlakukan untuk emisi gas buang.
Untuk memenuhi standar tersebut, setiap kendaraan bermesin diesel dan bensin harus
menggunakannya.
Kondisi dari catalytic converter wajib selalu diperhatikan. Tidak ada perlakukan
atau pantangan khusus pada komponen ini. Saat mobil dicuci dengan alat angkat, tidak
masalah untuk membersihkan catalytic converter mobil dengan sabun dan air.
Namun saat mobil Anda telah menempuh jarak hingga di atas 60 ribu km atau
sekitar 3 tahunan pemakaian sebaiknya selalu perhatikan komponen sahabat lingkungan
ini secara berkala.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://auto2000.co.id/berita-dan-tips/catalytic-converter-mobil#
https://otoklix.com/blog/catalytic-converter/

11
LAMPIRAN

12
Gambar. Mencopot kopel

Gambar. Memasang van belt

13
Gambar. Memasang vilter solar

Gambar. Mengganti oli

14

Anda mungkin juga menyukai