Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PANCASILA

WILDAN MADANI

1903549

1. Apa yang dimaksud dengan Demokrasi Pancasila dan apa tujuannya?


Demokrasi pancasila merupakan sistem demokrasi yang dilaksanakan
dengan mengutamakan asas musyawarah mufakat untuk kepentingan
bersama yang bersumber pada falsafah hidup dan kepribadian bangsa
Indonesia tujuannya untuk mewujudkan nilai-nilai moral dan sosiokultural
yang terkandung dalam Pancasila.

2. Latar belakang Demokrasi pancasila?


Banyaknya berbagai penyelewengan dan permasalahan yang dialami bangsa
Indonesia pada masa berlakunya demokrasi parlementer dan demokrasi
terpimpin, dianggap karena kedua jenis demokrasi tidak cocok diterapkan di
Indonesia yang bernapaskan kekeluargaan dan gotong-royong. Sejak
lahirnya Orde Baru diberlakukan Demokrasi Pancasila sampai saat ini.
Secara konsepsional, demokrasi pancasila masih dianggap dan dirasakan
paling cocok diterapkan di Indonesia. Demokrasi Pancasila bersumberkan
pada pola pikir dan tata nilai sosial budaya bangsa Indonesia, dan
menghargai hak individu yang tidak terlepas dari kepentingan sosial.
Misalnya, “kebebasan” berpendapat merupakan hak setiap warga negara
yang harus dijunjung tinggi oleh penguasa. Dalam demokrasi Pancasila hak
tersebut tetap dihargai, tetapi harus diimbangi dengan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/ perwakilan; yang
berketuhanan Yang Maha Esa; yang berkemanusiaan yanng adil dan
beradab; yang berpersatuan Indonesia; serta yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Berdasarkan rumusan tersebut terkandung arti
bahwa dalam menggunakan hak-hak demokrasi haruslah disertai tanggung
jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut keyakinan agama masing-
masing; menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan martabat
dan harkat manusia; haruslah menjamin persatuan dankesatuan bangsa;
serta harus dimanfaatkan untuk mewujutkan keadilan sosial. Jadi demokrasi
pancasila berpangkal tolak dari kekeluargaan dan gotong royong

3. Cara mencapai tujuan demokrasi pancasila?


1. Selalu berpikir dan bersikap kritis adalah salah satu prasarat penting
dalam demokrasi. Tanpa disertai dengan sikap dan pikiran yang kritis
dan selalu waspada maka gagasan sejati tentang demokrasi akan sulit
direalisasikan. Sikap yang masa bodoh dan tidak peduli akan sangat
membahayakan kehidupan demokrasi.
2. Meng-elaborasi sistim pemerintahan lokal yang independen seperti
dewan kelurahan dan organisasi2 lokal yang memperjuangkan
kepentingan-kepentingan masyarakat lokal. Tanpa kesadaran yang
kuat dari masyarakat untuk membentuk dan mendukung organisasi2
lokal yang independen, merupakan cacat besar dalam proses
demokrasi. 4.
3. Rasa kesadaran berwarga-negara yang tinggi sangat diperlukan dalam
kehidupan demokrasi. Warga negara harus nempunyai minat yang
tinggi dalam kehidupan publik dan menginginkan suatu pelaksanaan
administrasi pemerintahan yang baik. Salah satunya ikut berpartisipasi
dalam even2 politik yang penting seperti menyuarakan kepedulian
dalam media2 yang tersedia.

4. Sikap toleransi yang tinggi diperlukan dalam  rangka melahirkan pikiran


kritis yang konstruktif dan diskusi yang sehat. Pemerintahan yang
demokratis adalah pemerintah yang didukung oleh mayoritas.
5. Kebebasan berbicara, berasosiasi dan kebebasan pers adalah
persyaratan mutlak dalam demokrasi. Kebebasan individual adalah inti
demokrasi. Kebebasan ini memberikan kesempatan ekspansi
personalitas individu secara tepat dan pas. Pembatasan kebebasan
individu akan mencederai personalitas msnusia dan pada gilirannya
mencederai kehidupan demokrasi.
6. Konstitusi tertulis juga merupakan esensi yang penting dalam
menyukseskan kehidupan demokrasi. Konstitusi tertulis menjaga dan
memelihara kebebasan individual. Konstitusi tertulis juga berperan
dalam menjaga organ2 pemerintahan bertindak sesuai dengan
kewenangan yang didelegasikan kepada mereka. Dengan konstitusi
yang dirumuskan dengan baik dan bijak, akan mengurangi turbulensi
dalam kehidupan demokrasi dan memelihara ketenangan seperti
tenangnya air di danau.

7. Perbedaan kesenjangan yang tajam antara si kaya dan si miskin,


adalah hambatan atau halangan yang utama bagi suksesnya
kehidupan demokrasi. Hasil penelitian dari beberapa pakar, kesetaraan
politik tidak mungkin akan dapat tercapai tanpa adanya kesetaraan
kesempatan dibidang ekonomi. Karl Marx berpendapat bahwa agen2
pemerintahan sulit mengambil posisi netral. Mohammad Hatta, mantan
wakil presiden Soekarno, juga berpendapat bahwa kombinasi
kebebasan individu (liberalisme) dengan demokrasi, akan menciptakan
kesenjangan ekonomi yang pada gilirannya akan mencederai
demokrasi. Oleh karena itu, beliau datang dengan konsep koperasi,
untuk mencapai kesetaraan ekonomi. Tulisan saya sebelumnya,
seperti: Demokrasi telah mati, Demokrasi telah terbeli dan Demokrasi
tersandera, adalah bentuk2 kekhawatiran bahwa demokrasi yang
berjalan saat ini telah keluar dari khittah-nya.

Anda mungkin juga menyukai