Anda di halaman 1dari 2

JAWABAN UTS

MATA KULIAH PEDAGOGIK


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI 2C

NAMA : WILDAN MADANI


NIM. : 1903549

Langsung pada jawaban :


1. Untuk menjawab soal ini saya ingin menjelaskan terlebih dahulu apa yamg
saya tonton dan apa yang saya ketahui tentang eksperimen ini.
Jadi, dalam eksperimen ini masing-masing anak ditinggalkan dalam satu
ruangan tertutup tanpa ada TV, majalah, atau apapun yang bisa mengalihkan
perhatian mereka. Pada ruangan tersebut diletakkan sebuah marshmallow
(nama sejenis snack) di atas meja. Oleh pengawas eksperimen, masing-
masing anak tersebut diberi tahu terlebih dahulu, singkatnya beginu “kamu
bisa makan marshmallow ini sekarang, tapi kalau kamu mau menunggu dan
tidak memakannya, kamu akan dapat satu marshmallow lagi.” Anak-anak itu
reaksinya bermacam-macam, ada yang sabar menunggu sampai beberapa
puluh menit untuk mendapatkan 1 marshmallow lagi, ada yang
cepat menyerah lalu memakan marshmallow-nya. Ada yang mencoba
bertahan beberapa menit tapi akhirnya tidak kuat menahan godaan akhirnya
makan juga. Nah percobaan ini dilakukan pada tahun 1960an, hasilnya : Dari
600 anak yang mengikuti percobaain ini, sepertiga dari anak-anak tersebut
memakan marshmallow dengan segera, sepertiga lainnya menunggu hingga
pengawas kembali dan mendapatkan dua marshmallow dan sisanya
berusaha menunggu tetapi akhirnya menyerah setelah waktu yang berbeda-
beda.
Pada awalnya percobaan ini hanya bertujuan untuk mengetahui proses
mental anak-anak untuk dapat menunda kepuasannya, atau istilah
psikologinya “delay gratification“. Proses mental ini juga kita ketahui melalui
peribahasa populer:
“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang tepian. Bersakit-sakit dahulu,
bersenang-senang kemudian.”
Jadi, pada intinya sejauh mana seseorang bisa menunda kepuasan sesaat
dan bisa bertahan mengontrol dirinya untuk mendapatkan kepuasan yang
lebih besar kemudian.
Percobaan ini sebenarnya tidak sampai disitu saja tapi berlanjut dalam waktu
jangka panjang, dan hasil yang mengejutkan dari percobaan ini didapatkan
setelah anak-anak yang ikut dalam percobaan beranjak dewasa dan telah
masuk SMA.
Beberapa tahun kemudian, Peneliti yang memiliki tiga orang anak perempuan
yang dulu juga bersekolah di TK pada saat penelitian, dia secara sengaja
menanyakan bagaimana nilai sekolah teman-teman anaknya yang dulu
sekolah di TK tersebut. Dari iseng-iseng bertanya ke anaknya ini, peneliti
kemudian menyadari bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara anak-
anak yang berhasil menunggu dan yang tidak berhasil terhadap nilai
akademis mereka. Karena makin penasaran, peneliti mengirimkan kuesioner
kepada orang tua, guru dan pembimbing akademis dari anak-anak yang dulu
ikut berpartisipasi dalam percobaannya. Hasilnya sangat mengejutkan karena
rupanya hasil test marshmallow itu berkorelasi sangat kuat terhadap variabel
lainnya, seperti nilai SAT (semacam test SBMPTN), pencapaian non-
akademis, lingkungan pergaulan, kecenderungan perilaku (nakal/tidak),
tingkat kebahagiaan, dan lain-lain.
Percobaan ini akhirnya menjadi populer banget di kalangan psikolog dan
beberapa psikolog lagi penasaran untuk mencoba eksperimen hal
serupa. Hasil percobaan lain yang serupa ini semakin memperkuat
korelasinya terhadap berbagai variabel lain. Para psikolog menyimpulkan
bahwa mereka yang berhasil menunggu marshmallow kedua berhasil
mencapai berbagai hal positif dalam perkembangan kehidupan remaja.
Sebaliknya mereka yang tidak berhasil menunggu (terutama yang cepat
menyerah), ternyata cenderung bermasalah dalam kehidupan remajanya, dari
yang nilai sekolahnya jelek, sampai ada yang bermasalah dengan minuman
terlarang, bahkan pada beberapa kasus tindakan kriminal.
Eksperimen ini unik, terlihat sepele tapi bisa melihat korelasi perkembangan
anak hingga masa dewasanya.

2. Sebagai seseorang yang sudah mempelajari pedagogik, penting untuk


mengetahui betapa berpengaruhnya kemampuan mengontrol diri pada anak
dan remaja, maka dari itu penting sekali untuk mengajarkan dan
menanamkan kesabaran, sikap untuk menunda dan kesenangan karena
salah satu kemampuan yang berperan sangat signifikan terhadap berbagai
banyak hal positif dalam kehidupan remaja adalah kemampuan mengontrol
diri sendiri (self control) untuk bisa menunda kepuasan (delaying gratification).
Kemampuan self control ini banyak sangat berpengaruh ke hal-hal kecil
dalam hidup terutama dalam kehidupan remaja, dari mulai masalah
kedisiplinan, bisa cepat sadar untuk menghindari pengaruh negatif dari
lingkungan, bisa menentukan prioritas dengan bijak, mampu mengendalikan
diri dari berbagai hal yang bisa mengalihkan fokus, dsb.
Itulah mengapa seperti hasil eksperimen tadi, anak-anak yang berhasil
menunggu marshmallow kedua atau memilik kemampuani self control yang
baik cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik di masa-masa
berikutnya, sementara anak-anak yang tidak tahan menunggu, cenderung
memiliki banyak masalah dalam kehidupan remajanya.

Anda mungkin juga menyukai