Anda di halaman 1dari 14

Radio dan Perkembanganya

Makalah

Oleh
Chamidah Alfa Syauqi (4103131021)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MULTIMEDIA DAN


BROADCASTING
DEPARTEMEN MULTIMEDIA KREATIF
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya bagi
kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sejarah dan
Perkembangan Radio ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Citra Kusuma Widayat, selaku dosen pembimbing mata kuliah Studio
Radio 2 yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian makalah ini.
2. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dan mendukung dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh Karena
itu kami sangat berterima kasih apabila ada kritik atau saran yang membangun untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dan nantinya dapat bermanfaat bagi penyusun
serta kalangan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 10 Maret 2014

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman judul

Kata Pengantar...........................................................................................................1

Daftar Isi.....................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................3

1.3 Tujuan................................................................................................3

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Radio......................................................................................4

2.2 Sejarah Radio...........................................................................................4

2.3 Perkembangan Radio 6............................................................................5

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan....................................................................................................12

3.2 Saran...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pada dasarnya radio dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem


gelombang suara yang dipancarkan dari suatu  stasiun dan dapat diterima oleh
pesawat-pesawat penerima di rumah, di mobil, di kapal dan sebagainya. (Palapah
& Syamsudin, 1983:107). Jadi, yang pertama-tama dimaksud dengan istilah radio
bukan perbedaannya, bukan pula bentuknya, akan tetapi mencakup bentuk fisik
dan kegiatan radio yang saling menjalin dan tidak terpisah satu sama lain.
(http://deniborin.blogetery.com/2010/05/24/radio-sebagai-medium-komunikasi-
massa/)

Radio siaran merupakan salah satu  bentuk dari komunikasi massa.


Melalui  radio siaran suatu komunikasi yang akan disampaikan oleh komunikator
kepada kahalayak banyak dapat berlangsung dalam waktu yang singkat dan 
komunikan akan menerima komunikasi secara bersamaan walaupun di tempat
yang berbeda dan terpencar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud radio?
2. Bagaimana sejarah munculnya radio sebagai sebuah media massa?
3. Bagaimana perkembangan radio hingga saat ini?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan radio di Indonesia dan dunia
pada umumnya.
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai radio.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN RADIO

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan


cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).
Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat
ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan
medium pengangkut (seperti molekul udara) ( http://id.wikipedia.org/wiki/Radio)
Menurut Peraturan Pemerintah No : 55 tahun 1977 , Radio Siaran adalah
pemancar radio yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan
mempergunakan gelombang radio sebagai media. (Effendy, 1983:187)
Pengertian “Radio” menurut ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian
informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki
frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm).
Sedangkan istilah “radio siaran” atau “siaran radio” berasal dari kata “radio
broadcast” (Inggris) atau “radio omroep” (Belanda) artinya yaitu penyampaian
informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan
memanfaatkan gelombang radio sebagai media.
Sedangkan menurut Versi Undang-undang Penyiaran no 32/2002 :
kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana
transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum
frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima
secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima
siaran, yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.

2.2 SEJARAH RADIO


2.2.1 Sejarah Radio di Dunia

Sejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang
menggunakan gelombang radio. Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui
gelombang data yang kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi

5
frekuensi (FM). Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring
perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian
mengubah cara transmisi sinyal radio
Rata-rata pengguna awal radio adalah para maritim, yang menggunakan radio
untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan darat.
Salah satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada
Rusia saat Perang Tsushima pada tahun 1901. Salah satu penggunaan yang paling
dikenang adalah saat tenggelamnya RMS Titanic pada tahun 1912, termasuk komunikasi
antara operator di kapal yang tenggelam dengan kapal terdekat dan komunikasi ke stasiun
darat. Radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan
Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II; Jerman menggunakan
komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh
Britania. Amerika Serikat menyampaikan Program 14 Titik Presiden Woodrow Wilson
kepada Jerman melalui radio ketika perang. Siaran mulai dapat dilakukan pada 1920-an,
dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran,
siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer
pada 1920-an dan 1930-an Penggunaan radio dalam masa sebelum perang adalah untuk
mengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan penggunaan
radar. Sekarang, radio banyak bentuknya, termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi
bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio. Sebelum televisi terkenal, siaran radio
komersial termasuk drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya; tidak
hanya berita dan musik saja.

2.3 PERKEMBANGAN RADIO


2.3.1 Jenis-jenis Siaran Radio
Jenis-jenis siaran radio dapat dibagi ke dalam empat kategori, yaitu
ditinjau dari segi frekuensi, gelombang, dari penyelenggara, dan dari
perkembangannya.
1. Berdasarkan Frekuensi
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam
selang waktu yang diberikan.
a. Amplitudo Modulasi (AM)
Saluran AM merupakan saluran yang pertama kali digunakan
dalam teknologi penyiaran. Menurut ketentuan internasional, saluran

6
AM berada pada blok frekuensi 300-3000 KHz. Pada sistem AM,
sinyal informasi mengubah-ubah amplitude gelombang pembawa,
namun frekuensinya tetap. Dalam memancarkan sinyal, saluran AM
memanfaatkan gelmbang elektromagnetik bumi atau yang disebut
dengan ground waves dan juga gelombang udara atau sky waves.
Kedua jenis gelombang ini dapat membawa sinyal ke wilayah yang
sangat jauh. Itu sebabnya mengapa radio Am mampu menyampaikan
siarannya hingga ke tempat yang sangat jauh.

b. Frekuensi Modulasi (FM)


Saluran FM ditetapkan secara internasional berada pada blok
frekuensi VHF (very high frequency), yaitu 30-300 MHz. Di
Indonesia, rentang pita frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM
berada diantara 87,5 – 108 MHz. Pada wilayah frekuensi ini secara
relatif, bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang
tidak diharapkan. Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak sejauh, jika
dibandingkan pada sistem modulasi AM dimana panjang
gelombangnya lebih panjang.
Luas wilayah yang dapat dicakup siaran FM merupakan kombinasi
dari daya watt dan tinggi tiang pemancar. Semakin tinggi daya watt
stasiun FM, semakin tinggi tiang pemancar, maka semakin kuat sinyal
yang dipancarkan.
Keunggulan saluran FM dibandingkan AM adalah pada kualitas
suara yang sangat bagus. Saluran ini nyaris bebas dari gangguan udara.

2. Berdasarkan Gelombang
a. Gelombang panjang ( long wave )
Gelombang jenis ini memiliki signal yang panjang sehingga
mampu menjangkau range area yang sangat luas.

7
b. Gelombang pendek ( short wave )
Gelombang yang menggunakan udara sebagai mediator.
Gelombang ini mempunyai ruang frekuensi yang sangat lebar yaitu
dari 1600 KHz sampai 30.000 KHz.
c. Gelombang medium (medium wave)
Gelombang yang menggunakan permukaan bumi sebagai mediator.
Gelombang ini berada pada jalur 540 sampai 1600 KHz. Secara umum
kebanyakan gelombang yang dipakai oleh stasiun radio. Jenis yang
dipakai oleh gelombang ini adalam AM (amplitude modulation) dan
FM (frequency modulation).

3. Berdasarkan Penyelenggara:
a. Radio milik Negara
Sebelum menjadi Lembaga
Penyiaran Publik sejak tahun 2000,
Radio Republik Indonesia (RRI)
berstatus sebagai Perusahaan Jawatan
(Perjan) yaitu badan usaha milik
negara (BUMN) yang tidak mencari
untung. Dalam status Perusahaan Jawatan RRI telah menjalankan
prinsip-prinsip radio publik yang independen. Perusahaan Jawatan
dapat dikatakan sebagai status transisi dari lembaga Penyiaran
Pemerintah menuju Lembaga Penyiaran Publik pada masa reformasi.
Sejak tahun 2005, RRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik,
repositioning dari Institusi Pemerintah ini juga ditandai dengan adanya
komitmen menyeluruh karyawan RRI diseluruh Indonesia, penulis
turut aktif berpartisipasi dalam melakukan diskusi-diskusi internal
maupun eksternal, termasuk mengikuti berbagai pelatihan tentang
Public Service Broadcasting di dalam dan luar negeri.

8
b. Radio publik
Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, Radio terdiri dari Dewan
Pengawas dan Dewan Direksi. Dewan Pengawas yang berjumlah 5
orang terdiri dari unsur publik, pemerintah dan perusahaan. Dewan
Pengawas yang merupakan wujud representasi dan supervisi publik
memilih Dewan Direksi yang berjumlah 5 orang yang bertugas
melaksanakan kebijakan penyiaran dan bertanggung jawab atas
penyelenggaraan penyiaran. Status sebagai Lembaga Penyiaran Publik
juga ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 tahun
2005 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang Undang
Nomor 32/2002.
Sebagai radio publik RRI memberi kesempatan yang seluas-
luasnya kepada publik untuk turut merencanakan, melaksanakan,
mengawasi dan mengevaluasi operasional siaran RRI melalui dialog
interaktif dan pertemuan-pertemuan yang diadakan Dewan dan Direksi
serta kepala-kepala stasiun dengan kelompok-kekompok pemerhati
RRI dan “citizen journalism” (jurnalisme warga). Sebagai media massa
yang independen, RRI dalam menyajikan informasi, berita terutama,
menganut prinsip cover both sides untuk ungkapan kebenaran.

c. Radio swasta/komersial
Radio siaran swasta FM dan AM yang dapat digunakan untuk
penyampaian informasi  ini dapat dikemas dalam bentuk acara khusus
maupun dengan memasukkan pesan ke dalam acara tertentu,  akhirnya
memilih radio sebagai sarana untuk mendapatkan finansial, mereka
selanjutnya mengemas pelaksanaan siaran dengan konsep ekonomi
yang diharapkan akan memperoleh kemanfaatan finansial setelah
melakukan kegiatan penyiaran.
Pengelolaan radio swasta berdasarkan hasil rating oleh surveyor
dan juga selera/kreativitas pengelola. Kepentingan radio swasta
diarahkan kepada segmen pasar yang disasar. Dalam siarannya radio
swasta mengikuti keinginan dan selera pasar. Bahasa penyiar dalam
radio swasta cenderung mengikuti gaya bicara orang kota (Jakarta).

9
d. Radio komunitas
Radio komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki,
dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah
komunitas. Pelaksana penyiaran (seperti radio) komunitas disebut
sebagai lembaga penyiaran komunitas.
Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio
pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio komunitas adalah “dari,
oleh, untuk dan tentang komunitas”.
Ada beberapa perbedaan antara radio komunitas dengan radio
swasta yaitu, pengelolaan radio Komunitas berdasarkan hasil diskusi
dan kesepakatan bersama warga sedangkan pengelolaan radio swasta
berdasarkan hasil rating oleh surveyor dan juga selera/kreativitas
pengelola. Radio komunitas mengutamakan kepentingan dan
kebutuhan warga di wilayah tempat radio tersebut sedangkan radio
swasta diarahkan kepada segmen pasar yang disasar. Dalam siarannya
radio komunitas menyajikan tema-tema yang dibutuhkan warga
setempat sedangkan radio swasta mengikuti keinginan dan selera pasar.
Bahasa penyiar dalam radio komunitas mengikuti dialek lokal dan
kebiasaan berbicara setempat sedangkan radio swasta cenderung
mengikuti gaya bicara orang kota (Jakarta).
Radio Komunitas sebetulnya muncul untuk mengisi keterbatasan
dari lembaga penyiaran lain yang belum mampu memberikan dan
memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang mereka
butuhkan.
Secara nyata Radio Komunitas di Indonesia mulai menampakkan
keberadaannya kurang lebih tahun 1993 atau 11 tahun sebelum
disahkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran
yang secara eksplisit menyebutkan Lembaga Penyiaran Komunitas
sebagai bagian dari sistem Penyiaran Indonesia.
Radio komunitas sampai saat ini masih menghadapi kesulitan di
regulasi. Setelah mendapat pengakuan dari UU Penyiaran tahun 2002,
regulasi yang berada di bawahnya seperti Peraturan Pemerintah yang

10
mengatur lebih detail soal perizinan atau frekuensi masih belum
mendukung perkembangan radio komunitas.
Adapun keberadaan radio komunitas semakin marak dewasa ini di
Indonesia setelah di deklarasikannya Jaringan Radio Komunitas
Indonesia (JRKI), pada tahun 2002 atau 3 bulan sebelum UU Penyiaran
di sahkan. Sejak itu bermunculan radio komunitas di beberapa daerah.
Selanjutnya mereka membentuk jaringan-jaringan wilayah seperti,
Jawa Barat, Yogyakarta, Lombok – Nusa Tenggara Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Jabotabek, Banten, Lampung, Bali, Padang,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Irian Jaya (Sorong). Agenda
utama JRKI adalah advokasi terhadap penyiaran komunitas di
Indonesia menuju demokratisasi penyiaran.

e. Radio asing
Radio luar negeri yang bisa didengar di Indonesia, biasanya
menggunakan jaringan satelit. Biasanya pemancar radio ini
menggunakan daya listrik yang jauh lebih tinggi dari stasiun radio
lainnya.

4. Berdasarkan Perkembangannya

a.  Radio Internet
Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming
dan e-radio) bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara
lewat internet. Prinsip kerjanya hampir sama dengan radio
konvensional yang gelombang pendek (short wave), yaitu dengan
menggunakan medium streaming berupa gelombang yang kontinyu.
Sistem kerja ini memungkinkan siaran radio terdengar ke seluruh dunia
asalkan pendengar memiliki perangkat internet

b. Radio Satelit

Radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan


sinyal digital. Berbeda dengan sinyal analog yang menggunakan
gelombang kontinyu, gelombang suara ditransmisikan melalui sinyal

11
digital yang terdiri atas kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini
ditransmisikan ke daerah jangkauan yang jauh lebih luas karena
menggunakan satelit. Hanya saja siaran radio hanya dapat diterima
oleh perangkat khusus yang bisa menerjemahkan sinyal terenkripsi.
Siaran radio satelit juga hanya bisa diterima di tempat terbuka
dimana antena pada pesawat radio memiliki garis pandang dengan
satelit pemancar. Radio satelit hanya bisa bekerja yang tidak memiliki
penghalang besar seperti terowongan atau gedung

c. Radio Berdefinisi Tinggi (HD Radio)

Radio yang dikenal juga sebagai radio digital ini bekerja dengan
menggabungkan sistem analog dan digital sekaligus. Dengan begitu
memungkinkan dua stasiun digital dan analog berbagi frekuensi yang
sama. Efisiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan pada posisi
yang sama. Kualitas suara yang dihasilkan HD radio sama jernihnya
dengan radio satelit, tetapi layanan yang ditawarkan gratis. Namun
untuk dapat menerima siaran radio digital pendengar harus memiliki
perangkat khusus yang dapat menangkap sinyal digital.

5. Jenis Program Radio


1. Berita radio
2. Iklan radio: ad-lib, spot, dan program khusus
3. Jingle radio
4. Talkshow interactive
5. Infotainment radio: info-entertainment, infotainment, information dan
entertainment, dan sajian informasi.

12
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Radio sebagai salah satu media massa memiliki karakteristik cepat dalam
menyampaikan pesan, luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan, tidak
terikat waktu, ringan dan dapat dibawa kemanapun, murah dan tidak memerlukan
banyak konsentrasi karena radio hanya untuk didengarkan.

Ciri khas berita radio selain menyajikan uraian fakta dan pendapat yang
disampaikan reporter, juga terselip pendapat yang diucapkan sendiri oleh narasumber.
Dengan demikian, reporter radio dan penyusun naskah berita radio dituntut memiliki
keterampilan di dalam mengkombinasikan uraian fakta, uraian pendapat, dan
pendapat narasumber yang berhasil direkam. Pendapat narasumber ini tidak perlu
seluruhnya dimasukkan, tetapi dipilih secara tepat, khususnya yang ada relevansi
dengan alur topik bahasan.

Radio dapat dibedakan menurut jenisnya diantaranya:


 Berdasarkan Frekuensi : Amplitudo Modulasi (AM) dan Frekuensi
Modulasi (FM)
 Berdasarkan Gelombang : Gelombang panjang ( long wave ), Gelombang
pendek ( short wafe), Gelombang medium (medium wave)
 Berdasarkan Penyelenggara : Radio milik Negara, Radio public, Radio
swasta/komersial, Radio komunitas

3.2 SARAN

Demikian materi Radio dan Perkembangannya yang penulis sampaikan, semoga


makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis tetapi juga bagi pembaca. Dan
penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam informasi maupun penulisan. Karena tiada
gading yang tak retak.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Radio diakses tanggal 8 Maret 2014


http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/10/pengertian-radio.html diakses tanggal
8 Maret 2014
http://nurhasanahnana.wordpress.com/2010/04/12/produksi-siaran-radiojenis-jenis-siaran-
radio/ diakses tanggal 8 Maret 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_radio diakses tanggal 8 Maret 2014
http://pertekomdaniv.wordpress.com/2011/07/26/sejarah-radio-dan-radio-di-indonesia/
diakses tanggal 10 Maret 2014
http://berkasmakalah.blogspot.com/2012/11/makalah-sejarah-radio-di-indonesia.html
diakses tanggal 10 Maret 2014

14

Anda mungkin juga menyukai