Kata Pengantar
Kata Pengantar
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugrahNya
penulisan essai ini dapat terselesaikan dengan baik.
Essai ini saya susun berdasarkan pengetahuan yang saya peroleh dari media
elektronik dengan harapan orang yang membaca dapat memahami tentang isu-isu yang
terjadi tentang keamanan manusia di kawasan Asia Tenggara, dan usaha kerjasama yang
telah dilakukan negara – negara di Asia Tenggara dalam menangani masalah tersebut.
Akhirnya, saya menyadari bahwa penulisan essai ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
penerbitan essai ini di masa mendatang.
Penulis
1
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi saat ini, eksploitasi manusia menjadi fenomena yang sangat
kompleks dan saling tumpang tindih satu dengan yang lainnya. Konflik dalam hal ini
menyangkut persoalan ketenagakerjaan, migrasi, kemiskinan, kekerasan, dan kejahatan.
Perempuan dan anak menjadi korban paling banyak jual beli manusia di era globalisasi,
dengan tujuan untuk eksploitasi seksual untuk kepentingan industri seksual yng tentu
mengabaikan kepentingan korban dan memperlakukan mereka bukan lagi sebagai manusia
namun cenderung sebagai komoditas. Maka dari itu, perlu dipahami bahwa penanganan
masalah perdagangan manusia membutuhkan andil yang besar dari negara sebagai sebuah
sistem hukum yang berkewajiban menjamin penuh Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap
seluruh warga negaranya. Jangan sampai negara yang memiliki otoritas politik dan ekonomi
turut mengabaikan harkat dan martabat kemanusian sehingga perdagangan manusia ini
menjadi salah satu sektor pendukung pendapatan lokal.
Keamanan non-tradisional dalam era globalisasi memiliki makna yang luas dan
sifatnya non-militer, dalam arti pemikiran yang dikaitkan dengan konsep keamanan terhadap
individu, yang lebih dikenal dengan konsep human security. Konsep ini didasarkan pada dua
komponen kebebasan negatif, yakni bebas rasa takut (freedom from fear) dan bebas dari
kekurangan (freedom from want), yang merupakan bagian dari hak yang diakui oleh
2
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dengan demikian, human security mencakup berbagai
dimensi keamanan, seperti keamanan ekonomi, keamanan pangan, keamanan kesehatan,
keamanan lingkungan, keamanan personal, keamanan masyarakat, dan keamanan politik.
Dalam hal ini human security akan digunakan untuk menganalisis kasus yang berkaitan
dengan keamanan individu tentang permasalahan perdagangan manusia (human trafficking).
3
ISI
Negara – negara di Asia Tenggara masih memiliki isu menyangkut human trafficking
yang sudah terjadi sejak jaman penjajahan, seperti perbudakan dan eksploitasi manusia. Di
era globalisasi sekarang ini masih terjadi perbudakan seperti ketenagakerjaan, kemiskinan,
migrasi, kekerasan dan kejahatan.
Dalam human trafficking, HAM lah yg diambil dari orang itu, yang berarti orang itu
tidak mempunyai keamanan manusia. Pemerintah sekarang ini sudah mulai melakukan
tindakan tentang adanya pelanggaran human trafficking dan HAM. PBB juga sudah membuat
peraturan tentang hal tersebut, sehingga human trafficking tidak lagi marak terjadi. Sudah
banyak pihak yang mendukung peraturan tersebut. Tetapi masih banyak pelanggaran-
pelanggaran tentang HAM karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah akan hal itu.
1
https://www.jambur.com/hukum/20170831/6390/perdagangan-manusia-di-asean-85-melalui-jalur-resmi
4
Laos merupakan negara yang masuk dalam daftar negara yang terlibat dalam
permasalahan human trafficking di Asia Tenggara, sebagai negara sumber dan juga transit. 2
Beberapa propinsi di Laos seperti Savannakhet, Vientiane, Khammuan, dan Champassak
menjadi sumber perdagangan manusia yang bekerja secara ilegal di Thailand, dan bekerja di
pusat-pusat prostitusi di negara tersebut. Ini menjadikan Laos sebagai negara yang menjadi
rute utama perdagangan manusia bersama dengan Thailand, Kamboja, dan Myanmar. Selain
itu, Laos merupakan negara transit bagi korban trafficking yang berasal dari negara Cina,
Myanmar, dan Kamboja untuk dikirim ke Thailand dan negara-negara lain di Asia Tenggara.3
U.S State Departement Trafficking in Persons Report memasukan Laos sebagai daftar
negara yang memiliki kasus human trafficking cukup besar beserta negara lainnya seperti
Ekuador, Korea Utara, Venezuela, Bangladesh, Kuba, Guyana, Siera Leone dan Sudan.
Negara-negara tersebut diberi sanksi embargo oleh Amerika Serikat dan bantuan
kemanusiaan lainnya.4
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menangani masalah ini antara lain
dengan penetapan undang-undang dan peraturan-peraturan terkait dengan human trafficking,
bekerjasama dengan NGO (Non Government Organization) lokal, badan-badan internasional
seperti PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), INGO (International Non Government
Organization), dan negara-negara kawasan lainnya yang juga memiliki kebijakan yang sama
tentang human trafficking. Human trafficking merupakan permasalahan nyata yang harus
ditanggulangi pemerinah Laos. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah Laos haruslah
berusaha untuk membuat berbagai kebijakan untuk menanggulangi keberadaan human
trafficking. Kebijakan yang dibuat ini meliputi kebijakan internal dan eksternal yang
kesemuanya bertujuan untuk menanggulangi human trafficking ini.
2
Human Trafficking : Lao PDR, http://www.humantrafficking.org/countries/lao_pdr
3
https://www.iidh.ed.cr/multic/default_12.aspx?contenidoid=ea75e2b1-9265-4296-9d8c-
3391de83fb42&Portal=IIDHSeguridadEN
4
http://www.hrsolidarity.net/mainfile.php/2004vol114no05/2368/ “Lao PDR: Threat of Sanction Cant Stop
Human Trafficking”
5
Data International Organization for Migration (IOM) tahun 2011 menunjukkan
bahwa negara Laos menempati urutan nomor empat dalam menyumbangkan kasus
perdagangan manusia.5
KESIMPULAN
Human trafficking merupakan hal yang meresahkan banyak negara di Asia Tenggara.
Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah dan PBB untuk mengatasi hal tersebut. Kasus
yang terjadi di Laos adalah salah satu contoh human trafficking di kawasan Asia Tenggara,
5
International Organization for Migration, Counter Trafficking and Assistance to Vulnerable Migrants: Annual
Report of Activities 2011 (Geneva:IOM,2011), hal .29
6
dan pemerintah Laos pun sudah membuat cara atau peraturan untuk menanggulangi masalah
human trafficking. Kalau human trafficking dapat ditanggulangi di Laos sebagai contohnya,
maka masyarakat di Laos dapat memiliki human security mereka masing – masing, mendapat
HAM yang mereka seharusnya miliki selama ini dan terhindar dari human trafficking.