Anda di halaman 1dari 10

JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No.

2, Desember 2017

HUBUNGAN MOTIVASI DIRI DAN PENGETAHUAN GIZI TERHADAP


KEPATUHAN DIET DM PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II
RAWAT JALAN DI RSUD KARANGANYAR

Khairunnisa Nadya Risti1, Farida Nur Isnaeni2


1,2
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Jl. A. Yani, Pabelan, Kartasura, Surakarta.
Email: 1dheanadya97@gmail.comEmail, 2farida.n.isnaeni@ums.ac.id

ABSTRAK
Faktor pendukung keberhasilan menjalankan terapi diet bagi penderita
diabetes mellitus yaitu motivasi diri dan pengetahuan gizi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi diri dan
pengetahuan gizi terhadap kepatuhan diet DM pada pasien diabetes
mellitus tipe II rawat jalan di RSUD Karanganyar. Penelitian ini
adalah penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan
Cross Sectional. Jumlah subjek sebanyak 52 responden yang
diperoleh dengan cara accidental sampling. Data motivasi diri,
pengetahuan gizi, dan kepatuhan diet didapatkan dari hasil kuesioner.
Analisis pada penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square.
Sebagian besar responden memiliki motivasi diri baik (51,7%),
memiliki pengetahuan gizi baik (48,1%), dan patuh menjalankan diet
(57,7%). Ada hubungan antara motivasi diri dengan kepatuhan diet
DM pada pasien DM tipe II rawat jalan di RSUD Karanganyar,
dengan nilai p=0,002 (OR= 6,222; 95% CI= 1,836-21,090). Tidak ada
hubungan antara pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet DM pada
pasien DM tipe II rawat jalan di RSUD Karanganyar, dengan nilai
p=0,376 (OR= 1,651; 95% CI= 0,543-5,020).

Kata kunci: Diabetes mellitus, kepatuhan diet, motivasi diri,


pengetahuan gizi.

ABSTRACT
Factors supporting the success of diet therapy for people with diabetes
mellitus that is self-motivation and nutritional knowledge. This study
aimed to determine the relationship between self-motivation and
knowledge of nutrition on DM diet compliance in patients with type II
diabetes outpatient in RSUD Karanganyar. The research was an
observational research using Cross-sectional approach. The number of
subjects was 52 respondents obtained by accidental sampling. Data on
self-motivation, nutritional knowledge, and dietary compliance were
obtained from the questionnaire. The Chi-square was used in
statistical analysis. The results showed that most of the respondents
had has self-motivation with good category (51,7%), had has a good
nutrition knowledge (48,1%), and diet compliance were 57,7%. There
was a relationship between self-motivation and DM diet adherence in
patients with type II DM outpatient in RSUD Karanganyar, with p =
94
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 2, Desember 2017

0.002 (OR = 6.222; 95% CI = 1.836 - 21.090). There was no


correlation between nutritional knowledge with DM dietary
compliance in patients with type II DM outpatient in RSUD
Karanganyar, with p = 0.376 (OR = 1.651; 95% CI = 0.543 - 5.020).

Keywords: Diabetes mellitus, dietary adherence, self-motivation,


nutrition knowledge,

PENDAHULUAN berpengaruh buruk bagi tubuh dan


menyebabkan komplikasi (retinopati,
Diabetes Mellitus (DM) atau yang neuropati, nefropati, penyakit kardio
sering dikenal sebagai penyakit gula darah vaskuler dan komplikasi lain) sehingga
merupakan penyakit gangguan dibutuhkan terapi untuk menurunkan
metabolisme yang disebabkan karena kemungkinan terjadinya komplikasi
kelenjar pankreas tidak dapat (Buckman et al., 2010).
memproduksi cukup hormon insulin atau Terdapat empat pilar
karena tubuh tidak dapat menggunakan penatalaksanaan DM untuk mencegah
hormon insulin dengan baik (Kemenkes terjadinya komplikasi yaitu : edukasi ,
RI, 2014). Menurut International Diabetes terapi gizi medis (diet), latihan jasmani,
Federation (IDF) (2014) prevalensi intervensi farmakologis (Perkeni, 2011;
penyakit diabetes mellitus di dunia Diabetes Care, 2015). Dalam Brunner &
mencapai 8,3 % atau 387 juta orang di Suddarth (2002), salah satu faktor untuk
dunia hidup dengan penyakit diabetes dan mencegah terjadinya komplikasi adalah
jumlahnya akan meningkat sebanyak 205 patuh menjalankan diet. Terdapat
juta pada tahun 2035. Kejadian tersebut beberapa hal yang mempengaruhi
merupakan hal yang perlu diperhatikan keberhasilan kepatuhan diet yaitu
bagi masyarakat. Prevalensi diabetes di pengetahuan, motivasi, persepsi,
Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 1,5 dukungan keluarga dan keikutsertaan
%, sedangkan untuk prevalensi penyakit penyuluhan gizi (Lestari, 2012).
diabetes mellitus di Jawa Tengah sendiri Pasien penyandang DM diharuskan
memiliki prevalensi sebesar 1,6 % untuk menjalankan diet untuk mengontrol
(RISKESDAS, 2013). kadar gula darahnya. Terapi diet yang
Penyakit diabetes Mellitus (DM) efektif pada pasien diabetes mellitus
diklasifikan berdasarkan penyebab, tergantung bagaimana motivasi penderita
perjalanan klinik dan terapinya menjadi melakukan diet DM. Mengubah gaya
DM Tipe I atau DM yang tergantung hidup dengan menjalankan diet teratur
insulin (IDDM), DM tipe II atau DM yang (mengubah apa yang dimakan dan
tidak tergantung dengan insulin diminum) dapat mengendalikan kadar
(NIDDM), DM gestasional dan DM tipe glukosa darah (Buckman et al., 2010).
lain. Total penderita DM, kurang lebih Tanpa motivasi, pasien diabetes mellitus
90%-95% diantaranya menderita diabetes akan kesulitan untuk memenuhi hal
mellitus tipe II. Diabetes Mellitus Tipe II tersebut. Selain faktor motivasi,
disebabkan karena terjadinya resistensi pengetahuan juga dibutuhkan untuk
insulin atau penurunan jumlah produksi mendukung keberhasilan menjalankan
insulin, sehingga kadar glukosa di dalam terapi diet (Kasznicki et al., 2016).
darah meningkat (Brunner & Suddarth, Pengetahuan dapat diperoleh dari
2002). Peningkatan kadar glukosa dalam pendidikan, pengalaman diri sendiri
darah secara terus menerus dapat maupun pengalaman orang lain dan
95
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 2, Desember 2017

lingkungan. Sehingga pengetahuan dinyatakan lolos etik dari Komisi Etik


(kognitif) merupakan hal yang sangat Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas
penting dalam membentuk tindakan atau Kedokteran Universitas Muhammdiyah
perilaku seseorang (Kholid, 2012), begitu Surakarta dengan No:341/B.1/KEPK-
juga dalam perilaku menjalankan diet. FKUMS/X/2016. Subjek penelitian ini
Semakin tinggi pengetahuan seseorang adalah setiap pasien DM Tipe II rawat
akan semakin banyak informasi dan jalan yang memenuhi syarat ketentuan
pengetahuan yang didapat, sehingga tahu dengan jumlah sebanyak 52 orang.
cara memilih makanan yang baik dan Pengambilan subjek penelitian dilakukan
tepat untuk penderita diabetes mellitus dengan teknik accidental sampling, yaitu
dan menjaga agar tetap berperilaku hidup teknik penentuan sampel berdasarkan
sehat. kebetulan (siapa saja yang secara
RSUD Kabupaten Karanganyar, kebetulan bertemu dengan peneliti dan
merupakan rumah sakit terbesar yang ada memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
di Kabupaten Karanganyar, sehingga dapat digunakan sebagai sampel). Data
menjadi rumah sakit rujukan dengan motivasi diri, pengetahuan gizi dan
berbagai daerah di Kabupaten kepatuhan diet diperoleh dari hasil
Karanganyar. Pada tahun 2015, di RSUD wawancara dengan menggunakan
Karanganyar, penyakit diabetes mellitus panduan kuesioner yang telah disediakan
masuk dalam 10 besar penyakit rawat peneliti. Analisis data dalam penelitian ini
jalan dan menempati urutan ke-5, dengan disajikan dalam bentuk tabel dan
jumlah pasien yang datang menjalani persentase. Uji statistik yang digunakan
rawat jalan pada tahun 2015 sebanyak dalam penelitian ini adalah uji Chi
91.485 pasien. Selain itu, pasien DM Tipe Square.
II yang melakukan rawat jalan di RSUD
Karanganyar mengalami peningkatan dari HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun 2010-2015 sebanyak 43,01 %.
Berdasarkan data penelitian terdahulu, Distribusi Karateristik Responden
sebanyak 70,2% pasien DM Tipe II berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,
memiliki pengetahuan yang baik akan Pendidikan dan Pekerjaan
tetapi memiliki tingkat kepatuhan diet
yang kurang. Berdasarkan pemaparan di Subjek yang digunakan dalam
atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini adalah Pasien DM tipe II
penelitian tentang “Hubungan Motivasi rawat jalan di RSUD Karanganyar, sesuai
Diri dan Pengetahuan Gizi Terhadap dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang
Kepatuhan Diet DM Pada Pasien Diabetes telah ditentukan oleh peneliti.
Mellitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
Karanganyar”. data penelitian meliputi distribusi
berdasarkan jenis kelamin, usia,
METODE PENELITIAN pendidikan dan pekerjaan.
Distribusi karateristik responden
Jenis penelitian ini adalah penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia,
observasional dengan menggunakan pendidikan dan pekerjaan dapat dilihat
pendekatan Cross Sectional, yaitu pada Tabel 1 berikut.
penelitian dimana semua variabel diukur
dalam waktu yang bersamaan. Penelitian
ini dilakukan pada bulan Oktober 2016 di
RSUD Karanganyar. Penelitian ini
96
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 2, Desember 2017

Tabel 1. Distribusi Karakteristik dari laki-laki. Berdasarkan jenis


Responden Berdasarkan Usia, Jenis pekerjaan, sebanyak 18 orang responden
Kelamin, Pekerjaan dan Pendidikan memiliki pekerjaan IRT (Ibu Rumah
Usia (tahun) Jumlah (n) Persentase Tangga). Menurut Mongisidi (2014),
(%) pekerjaan memiliki andil terhadap
45-50 7 13,46 kejadian DM, karena dengan memiliki
51-55 7 13,46
56-60 14 26,92 pekerjaan, maka seseorang akan secara
61-70 24 46,15 rutin melakukan aktifitas fisik sedangakan
Jumlah 52 100 orang yang tidak memiliki pekerjaan,
Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase
(%)
cenderung lebih sedikit melakukan
Laki-Laki 16 30,8 aktifitas fisik. Aktifitas fisik yang kurang
Perempuan 36 69,2 akan menyebabkan pembakaran kalori
Jumlah 52 100 atau proses metabolisme tubuh tidak
Pekerjaan Jumlah (n) Persentase
(%) optimal hal tersebut dapat mempengaruhi
Buruh 3 5,8 kadar gula darah. Berdasarkan pendidikan
IRT 18 34,6 menunjukkan bahwa sebagian besar
Pensiunan 8 15,4
PNS 6 11,5
responden memiliki pendidikan terakhir
Tani 6 11,5 SD (Sekolah Dasar) yaitu sebanyak 20
Tidak Bekerja 2 3,8 responden atau 38,5%.
Wiraswasta 9 17,3
Jumlah 52 100
Pendidikan Jumlah (n) Persentase Distribusi Karakteristik Responden
Terakhir (%) berdasarkan Kepatuhan Diet
SD 20 38,5 Distribusi karakteristik responden
SMP 10 19,2
SMA 11 21,2 berdasarkan kepatuhan diet dapat dilihat
Perguruan Tinggi 11 21,2 pada Tabel 2.
Jumlah 52 100
Tabel 2. Distribusi Karakteristik
Pada Tabel 1 dapat diketahui Responden berdasarkan Kepatuhan Diet
bahwa persentase DM Tipe II paling
Kepatuhan Diet Jumlah (n) Persentase
banyak terjadi pada rentang umur 61-70 (%)
tahun sebanyak 24 orang (46,15%), sesuai Patuh 30 57,7
dengan pernyataan dari Mansjoer,dkk. Tidak patuh 22 42,3
(2000) bahwa kelompok usia > 40 tahun Jumlah 52 100
merupakan kelompok usia dengan resiko
tinggi terkena DM, dan sesuai dengan Berdasarkan Tabel 2 didapatkan
Depkes RI (2005) populasi penderita hasil sebanyak 30 responden (57,7%)
diabetes mellitus tipe II terjadi pada umur patuh dalam menjalankan diet DM dan 22
> 45 tahun. Berdasarkan Tabel 2 (42,3%) responden tidak patuh
menunjukkan bahwa persentase menjalankan diet yang seharusnya
perempuan penderita Diabetes Mellitus dilakukan di rumah setiap harinya.
tipe II lebih besar dibandingkan dengan Dilihat dari persentasenya, pasien yang
responden laki-laki yaitu sebanyak 36 menjalankan diet dengan patuh bisa
orang (69,2%) hal tersebut sesuai dengan dikatakan masih sedikit jika dibandingkan
pendapat Irawan (2010) yang menyatakan dengan jumlah total responden. Hal ini
bahwa kejadian diabetes mellitus tipe II dapat terjadi karena, terdapat berbagai
yang lebih banyak terjadi pada wanita faktor yang dapat mempengaruhi
dikarenakan wanita memiliki peluang seseorang untuk dapat patuh
peningkatan masa tubuh yang lebih besar melaksanakan diet.
97
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 2, Desember 2017

Distribusi Karakteristik Responden Tabel 4. Distribusi karakteristik responden


berdasarkan Motivasi Diri berdasarkan pengetahuan gizi
Distribusi karakteristik responden Pengetahuan Jumlah Persentase
berdasarkan Motivasi Diri dapat dilihat Gizi (n) (%)
Baik 25 48,1
pada Tabel 3.
Kurang 27 51,9
Jumlah 52 100
Tabel 3. Distribusi karakteristik responden
berdasarkan Motivasi diri Sebagian besar responden (51,9%)
Motivasi Jumlah Persentase
memiliki pengetahuan yang kurang. Hasil
Diri (n) (%)
Baik 27 51,9 tersebut dapat terjadi karena pengetahuan
Tidak Baik 25 48,1 dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu
Jumlah 52 100 faktor internal dan faktor eksternal.
Pengetahuan dapat diakumulasikan
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat melalui internalisasi maupun
hasil analisis distribusi responden menurut eksternalisasi. Pengetahuan bisa bersifat
motivasi diri, terdapat 27 (51,9%) formal maupun informal (Al-Busaidi,
responden yang mempunyai motivasi diri 2010). Faktor yang mempengaruhi
yang baik, sedangkan responden dengan pengetahuan, diantaranya adalah
motivasi diri yang tidak baik sebanyak 25 pendidikan yang didapatkan melalui
orang (48,1%). Motivasi diri pada pendidikan formal maupun non formal,
dasarnya berasal dari dalam diri setiap media masa atau sumber informasi, sosial
individu, akan tetapi banyak faktor budaya dan ekonomi, lingkungan, serta
yang mepengaruhinya. Pada prinsipnya, pengalaman. Dilihat dari pemaparan
seseorang yang memiliki motivasi yang Notoadmodjo (2010).
tinggi, akan berusaha mewujudkan apa
yang tengah diinginkannya, misalnya Hubungan Motivasi Diri dengan
pada penderita DM yang diharuskan Kepatuhan Diet
menjalankan kepatuhan diet DM, motivasi
yang tinggi mempengaruhi fikiran Hasil uji hubungan Motivasi Diri
untuk melaksanannya dan kemudian dengan Kepatuhan Diet dapat dilihat
diaplikasikan dengan terbentuknya suatu pada tabel 5. Dari tabel 5 dapat dilihat
perbuatan (menjalankan diet DM), apabila bahwa Data persentase responden
berhasil orang yang bersangkutan akan dengan motivasi diri baik dan patuh
merasa puas (Notoadmodjo, 2010). dalam menjalankan diet sebesar 77,8%,
sedangkan responden dengan motivasi diri
Distribusi Karakteristik Responden tidak baik tetapi tetap patuh dalam
berdasarkan Pengetahuan Gizi menjalankan diet DM sebanyak 36,0%.
Distribusi karakteristik responden
berdasarkan pengetahuan gizi dapat dilihat
pada Tabel 4.

Tabel 5. Hubungan Motivasi Diri dengan Kepatuhan Diet DM


Kepatuhan Diet
Motivasi Total Nilai p OR 95% CI
Patuh Tidak Patuh
Diri
N % N % N %
Baik 21 77,8 6 22,2 27 100 1,836-
0,002 6,222
Tidak Baik 9 36,0 16 64,0 25 100 21,090
Jumlah 30 57,7 22 42,3 52 100

98
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 2, Desember 2017

Persentase responden yang memiliki kepada pasien dengan benar, motivasi dari
motivasi yang baik namun tidak patuh dalam diri pasien akan semakin kuat dan
dalam menjalankan diet DM sebesar pasien akan lebih mandiri menjalankan
22,2% lebih sedikit dibandingkan dengan diet dengan baik dan benar (Austin, S., et
responden yang memiliki motivasi al, 2013). Hal ini sesuai dengan
tidak baik dan tidak patuh menjalankan pernyataan responden bahwa kebanyakan
diet DM 64,0%. Hasil uji korelasi dengan dari mereka menyadari dan memiliki
menggunakan chi-square menunjukan semangat untuk hidup lebih sehat, dengan
hasil p= 0,002 ( p= <0,05) dengan (OR= cara salah satunya menumbuhkan
6,222; 95%CI= 1,836-21,090). Dari hasil motivasi dalam diri mereka sendiri dan
uji korelasi tersebut menyatakan bahwa selalu menerima saran dari petugas
Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan kesehatan. Sesuai dengan penelitian
antara motivasi diri dengan kepatuhan diet Oftedal, B.F. (2011), ketika seseorang
DM pada pasien DM tipe II rawat jalan termotifasi dengan adanya Rangsangan
di RSUD Karanganyar, dengan dari stimulus (dukungan keluarga,
OR= 6,222 yang berarti pasien DM tipe II lingkungan, sosial) akan membentuk suatu
yang memiliki motivasi diri yang baik ekspektasi (harapan) yang mempengaruhi
mempunyai peluang untuk patuh respon (motivasi) sehingga menghasilkan
menjalankan diet DM sebesar 6,222 kali sikap/perilaku (kepatuhan dalam diet)
dibandingkan dengan pasien DM tipe II yang akan bertahan lama atau bersifat
dengan motivasi diri yang tidak baik. continue.
Dapat dilihat dari analisis diatas Analisis korelasi diatas sejalan
bahwa responden yang memiliki motivasi dengan penelitian Indarwati dkk. (2012)
diri baik cenderung lebih patuh yang mengatakan bahwa terdapat
menjalankan diet DM yang harus hubungan yang signifikan antara motivasi
dijalaninya. Sedangakan responden yang terhadap diet DM dan responden yang
memiliki motivasi diri tidak baik akan mempunyai motivasi tinggi berpeluang 7
cenderung tidak patuh dalam menjalankan kali untuk patuh menjalankan diet
diet DM. Hasil ini dikarenakan individu dibandingkan dengan responden dengan
yang memiliki motivasi diri yang baik motivasi rendah. Dalam penelitian
akan memiliki keyakinan bahwa dirinya Purwanti (2014) juga menyatakan bahwa
mampu untuk melakukan tugas atau individu yang memiliki motivasi yang
tindakan tertentu. Individu yang bertindak tinggi, akan terlihat dalam tindakan dan
berdasarkan motivasi diri (intrinsik) akan prilakunya.
lebih bertahan dibandingkan dengan
individu yang berprilaku berdasarkan Hubungan Pengetahuan Gizi dengan
motivasi dari luar diri (ekstrinsik) Kepatuhan Diet DM
(Lestari, 2012). Sehingga, ketika petugas Hasil uji hubungan pengetahuan gizi
kesehatan (dokter, perawat dan ahli gizi) dengan kepatuhan diet DM dapat dilihat
memberikan dorongan dan pengetahuan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diet DM


Kepatuhan Diet
Pengetahuan Total Nilai p OR 95% CI
Patuh Tidak Patuh
Gizi
N % N % N %
Baik 16 64,0 9 36,0 25 100 0,543-
0,376 1,651
Kurang 14 51,9 13 48,1 27 100 5,020
Jumlah 30 57,7 22 42,3 52 100

99
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 2, Desember 2017

Persentase responden dengan pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet


pengetahuan gizi baik dan patuh DM dikarenakan selain pengetahuan, ada
menjalankan diet DM sebesar 64,0%, beberapa hal yang mempengaruhinya.
kemudian responden dengan pengetahuan Hal-hal yang dapat mempengaruhi
gizi kurang tetapi tetap patuh menjalankan kepatuhan diet diantaranya adalah
diet yaitu sebesar 51,9%. Hasil analisis lamanya responden dalam menjalankan
juga menyimpulkan bahwa responden terapi DM, karena selang waktu yang
dengan pengetahuan gizi baik tetapi tidak lama dengan otomatis pasien DM tipe II
patuh dalam menjalankan diet DM yaitu telah banyak menerima edukasi dari
sebesar 36,0% dan responden dengan petugas kesehatan di rumah sakit sehingga
pengetahuan gizi kurang tetapi juga tidak dapat mempengaruhi pengetahuannya.
patuh menjalankan diet DM lebih besar
persentasinya dibanding dengan KESIMPULAN
responden dengan pengetahuan gizi yang
baik tetapi tidak patuh menjalankan diet 1. Responden yang memiliki motivasi diri
DM, persentase sebesar 48,1%. baik sebesar 51,7% dengan kata lain
Dapat dilihat dari hasil analisis sebanyak 27 responden memiliki
diatas bahwa uji korelasi chi-square motivasi diri yang baik, dari total
menghasilkan nilai p = 0,376 (p ≥ 0,05) keseluruhan responden sebanyak 52
(OR=1,651; 95%CI=0,543-5,020) dengan orang.
kata lain Ho diterima, tidak terdapat 2. Responden yang memiliki pengetahuan
hubungan yang signifikan antara gizi baik, yaitu sebanyak 25 orang
pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet responden (48,1%) dari total responden
DM pada pasien DM tipe II rawat jalan di 52 orang.
RSUD Karanganyar dan hasil OR pada 3. Responden yang menjalankan
anlisis ini, pengetahuan gizi bukan kepatuhan diet dengan patuh pada
merupakan faktor resiko peluang untuk pasien DM Tipe II rawat jalan di
melakukan kepatuhan diet DM. RSUD Karanganyar sebanyak 30 orang
Hasil analisis yang menunjukan responden dengan persentase sebesar
tidak adanya hubungan yang signifikan, 57,7%.
sesuai dengan penelitian Manan (2011) 4. Ada hubungan antara motivasi diri
yang mengatakan bahwa tidak terdapat dengan kepatuhan diet DM pada pasien
hubungan antara pengetahuan dengan DM tipe II rawat jalan di RSUD
kepatuhan diet. Selain itu, juga sejalan Karanganyar, dengan nilai p=0,002
dengan penelitian Astuti dkk. (2015) yang (OR= 6,222; 95% CI= 1,836-21,090).
mengatakan bahwa tidak ada hubungan 5. Tidak ada hubungan antara
antara pengetahuan dengan kepatuhan pengetahuan gizi dengan kepatuhan
responden dalam menjalani diet DM tipe diet DM pada pasien DM Tipe II rawat
II. jalan di RSUD Karanganyar dengan
Analisis hasil yang menunjukan nilai p=0,376 (OR= 1,651; 95% CI=
tidak adanya hubungan antara 0,543-5,020)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Busaidi K.A., , Olfman, L., Ryan, T., dan Leroy, G., 2010, Sharing Knowledge to A
Knowledge Management System: Examining the motivators and the benefit in
an omani organization, Journal of Organization Knowledge Management, Vol.
2010.
100
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 2, Desember 2017

American Diabetes Association (ADA). 2015. Classification and Diagnosis of Diabetes


Mellitus. Diabates Care. 31 (1):8-13,42-44.

Astuti, S., Paratmanitya, Y., Wahyuningsih., 2015, Tingkat Pengetahuan dan Dukungan
Keluarga Tidak Berhubungan dengan Kepatuhan Menjalani Terapi Diet
penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Kasihan II Bantul
Yogyakarta, Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia, Vol. 3, No. 2, Mei 2015: 105-
112.

Austin, S., Guay, F., Senecal, C., Fernet, C., Nouwen, A.,., 2013, Longitudinal testing
of a dietary self-care motivational model in adolescents with diabetes, Journal
of Psychosomatic Research 75 (2013) 153–159.

Brunner dan Suddarth., 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah , Edisi 8., EGC,
Jakarta.

Buckman, R dan Mc Chris., 2010, Apa Yang Seharusnya Anda Ketahui Tentang Hidup
Dengan Diabetes, PT Citra Aji Parama, Yogyakarta.

Departemen Kesehatan RI., 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes


Mellitus, Depkes RI, Jakarta.

IDF., 2014, IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation 2014
Update.

Indarwati, D., Rusmariana, R.A., dan Hartanti, R.D., 2012, Hubungan Motivasi dengan
Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Pada pasien Diabetes Mellitus di Desa
Tangkil Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan,
Skripsi, Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Pekajangan Pekalongan.

Irawan, D., 2010, Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007), Tesis.
Universitas Indonesia.

Kasznicki, J. Glowacka, A., Drzewoski, J., 2016, Type 2 diabetic patients compliance
with drug therapy and glycaemic control, Diabetologia Doswiadczalna i
Kliniczna, Vol. 7, No. 4.

Kementerian Kesehatan RI., 2014, Situasi dan Analisis Diabetes, Kemenkes RI, Jakarta.

Kholid, A., 2012, Promosi Kesehatan, Rajawali Pers, ISBN 978-979-464-7, Jakarta.

Lestari, T. S., 2012, Hubungan Psikososial dan Penyuluhan Gizi Dengan Kepatuhan
Diet Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan Di RSUP Fatmawati Tahun 2012,
Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.

101
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 2, Desember 2017

Manan., 2011, Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Dalam Upaya


Mengontrol Gula Darah Di Poliklikik RS, Immanuel Bandung, Skripsi,
STIKES Santo Borromeus.

Mansjoer, A., 2000, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I, Media Aesculapius, Jakarta.

Mongisidi., 2014, Hubungan Antara Status Sosio-Ekonomi dengan Kejadian Diabetes


Mellitus Tipe 2 di Poliklinik Interna BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado, Skripsi, Fakultas kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi.

Notoatmodjo, S., 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Oftedal, B.F., 2011, Motivation for Self-management Among Adults with Type 2
Diabetes, Tesis, Faculty of Social Sciences University of Stavanger.

PERKENI., 2011, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes MellitusTipe 2 di


Indonesia, PERKENI. Hlm. 14-29, Jakarta.

Purwanti, L. E., 2014, Hubungan Motivasi Dengan Efikasi Diri Pasien DM Tipe 2
Dalam Melakukan Perawatan Kaki Di Wilyah Kerja Puskesmas Ponorogo
Utara, Vol. 11 No. 2.

Riskesdas., 2013, Laporan Nasional Riskesdas 2013, hhtp://litbag.depkes.go.id/. diakses


tanggal 22 Mei 2015.

102
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 2, Desember 2017

103

Anda mungkin juga menyukai