Anda di halaman 1dari 10

E_Journal Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Volume 8, Nomor 2 (2017)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED


LEARNING(PjBL) BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR
TERHADAP HASIL BELAJARTEKNIK DASAR TANGKISAN PENCAK
SILAT PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKASDA TAHUN
PELAJARAN 2017/2018
Pt Dena Ariesma Wahyudi, I.K. Budaya Astra, I.G. Suwiwa
Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

Email: (denaariesma99@gmail.com, astra_budaya@yahoo.com,


suwiwagede@gmail.com)@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) berbantuan media kartu bergambar terhadap hasil belajar teknik tangkisan pencak
silat tahun pelajaran 2017/208. Penelitian eksperimen menggunakan rancangan the randomized
pretest-postest control group the same subject design. Jenis penelitian sungguhan (true
experimental). Populasi yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran
2017/2018 dengan jumlah keseluruhan 203. Sampel menggunakan simple random sampling,
diperoleh kelas X MIA 1 dengan jumlah keseluruhan 24 orang (13 putri, 11 putra) sebagai kelompok
control dan kelas X MIA 3 dengan jumlah keseluruhan 26 orang (8 putri, 18 putra) sebagai kelompok
eksperimen. Data hasil belajar dikumpulkan dengan cara tes essay dan unjuk kerja siswa. Analisis
data menggunakan Uji-t dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Nilai rata-rata kelompok
eksperimen 0.73, nilai rata-rata kelompok kontrol 0.40. hal ini menunjukkan bahwa 0.73 > 0.40.
Signifikan pada uji hipotesis melalui Uji t adalah 0.000yaitu p<0,05.Disimpulkan bahwa model
pembelajaran project based lerning berbantun media kartu bergambar berpengaruh signifikan
terhadap hasil belajar teknik dasar tangkisan dalam pencak silat. Disarankan pada guru PJOK dapat
menerapkan model pembelajaran project based learning berbantuan media kartu bergambar karena
terbukti berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.

Kata-kata kunci: PjBL, kartu bergambar, hasil belajar, teknik tangkisan,pencak silat

Abstract

This study aims to determine the effect of learning model of Project Based Learning (PjBL)
media-assisted picture cards on the results of learning techniques martial arts lesson 2017/208 school
year. The experimental study used the randomized pretest-posttest control group design of the same
subject design.The type of real research (true experimental). The population is all the students of
class X SMA Negeri 1 Sukasada academic year 2017/2018 with total 203. Samples using simple
random sampling, obtained class X MIA 1 with total of 24 people (13 daughter, 11 son) as control
group and class X MIA 3 with a total of 26 people (8 daughters, 18 sons) as the experimental
group.Learning result data collected by essay test and student performance. Data analysis using t-
Test with the help of SPSS 16.0 for Windows. the value of the experimental group 0.73 the control
group average score 0.40. this shows that 0.73>0.40. Significant on hypothesis test dug Test t is
0.000 that is p<0,05 It was concluded that the model of learning based project lerning berbantun
media of pictorial card has significant effect on the result of learning basic technique of tangkisan in
pencak silat. It is suggested that PJOK teachers can apply project based learning model of assisted
picture cards as they have significant effect on students' learning outcomes.

Keywords: PjBL, picture cards, learning outcomes, countermeasures, martial arts


E_Journal Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Volume 8, Nomor 2 (2017)

PENDAHULUAN kesalahan 5%. (3) Wina Triani (2015) Hasil


penelitian menunjukkan bahwa adanya
Pembelajaran merupakan proses perbedaan signifikan terhadap hasil belajar
transfer ilmu pengetahuan antara pendidik siswa di mana hasil belajar siswa yang
dengan peserta dan sumber belajar pada diberi perlakuan PJBL lebih tinggi dari hasil
ruang lingkung belajar yang meliputi guru belajar siswa yang diberi perlakuan model
dan siswa yang saling berinteraksi. Dalam konvensional dan adanya pengaruh model
dunia kependidikan, guru memiliki peranan pembelajaran PjBL terhadap hasil belajar
sangat penting dalam proses pembelajaran, siswa pada mata pelajaran geografi.
tidak hanya mendidik tetapi guru juga Sebagai proses alat bantu untuk
sebagai fasilitator untuk peserta didik mentrasfer ilmu, guru diharapkan mampu
sebagai tujuan untuk memperlancar proses membuat desain atau media pembelajaran,
pembelajaran. Guru yang bermutu dapat media ini akan digunakan oleh guru supaya
memberikan bekal kepada peserta didik dalam proses pembelajaran, peserta didik
agar di masa yang akan datang peserta jauh lebih mengerti materi yang diberikan
didik dapat mengimplementasikan ilmu oleh guru. Saat ini, dalam proses transfer
pengetahuannya di hadapan masyarakat. belajar, peserta didik lebih menginginkan
Kualitas hasil belajar menentukan hasil guru yang menjelaskan materi lewat media
belajar. Oleh karena itu, guru harus pembelajaran ketimbang guru menjelaskan
merancang proses pembelajaran secara materi dengan metode ceramah,
efektif dengan tujuan mampu dikarenakan peserta didik jauh lebih
mengembangkan hasil belajar yang peserta mengerti saat guru menggunakan media
didik. pembelajaran sebagai alat untuk
Hasil belajar yang yang bagus adalah mentransfer atau memberikan ilmu
hasil belajar yang memiliki dimensi jangka pengetahuan kepada peserta didik.
panjang yang dapat membekali peserta Model pembelajaran konvesional
didik dalam kehidupan dan dapat yang diterapkan guru dalam proses belajar
menanamkan kemampuan hasil belajar mengajar tidak mampu menarik perhatian
tersebut hinggan sepanjang hayat.Proses siswa, dengan model ini guru cenderung
pembelajaran dikatakan berhasil apabila tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam
ada perubahan yang nampak pada siswa, pembelajaran. Media bantu yang digunakan
yang awalnya tidak bisa menjadi bisa dan guru selama pembelajaran hanya sebatas
yang awalnya baik menjadi semakin baik. text book dan tidak mampu menarik
Oleh karena itu guru diharapkan mampu perhatian siswa sehingga proses
memilih model pembelajaran yang tepat pembelajaran cenderung akan menjadi
dan sesuai dengan kebutuhan siswa serta bosan. Kurangnya motivasi dan perhatian
juga guru diharapkan mampu mendesain siswa serta rendahnya prestasi hasil belajar
media pembelajaran agar nantinya peserta tersebut menunjukan bahwa terjadi
didik dapat memahami penjelasan guru hambatan dalam proses pembelajaran yang
melalui media pembelajaran. menimbulkan terganggunya informasi yang
Berdasarkan penelitian tentang model seharusnya diterima oleh siswa. Hasil
pembelajaran PJBL yang sudah dilakukan belajar peserta didik pada mata pelajaran
oleh peneliti sebelumnya dengan hasil yang dipelajari merupakan persiapan mata
penelitian sebagai berikut: (1) Muhamad pelajaran penjasorkes berikutnya. Dengan
Romdoi (2017) menyimpulkan bahwa kata lain, untuk membantu kelancaran
terdapat pengaruh model pembelajaran proses belajar mengajar guru dapat
PJBL terhadap hasil belajar siswa MAN 13 menggunakan model atau metode
Jakarta kelas X pada konsep ekosistem. (2) pembelajaran dan media bantu, seperti
Tri Prabowo (2015) memutuskan bahwa dapat berupa gambar, vidio, media berbasis
terdapat perbedaan yang signifikan belajar komputer dan lainnya.
kelas eksperimen yang menggunakan Berdasarkan hasil observasi di SMA
metode pembelajaran PjBL dengan kelas Negeri 1 Sukasada muncul permasalahan
kontrol yang menggunakan strategi yang di identifikasi sebagai faktor penyebab
pembelajaran konvesional pada taraf rendahnya hasil belajar siswa antara lain :
E_Journal Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Volume 8, Nomor 2 (2017)

(1) dalam mengajar, guru masih bergambar yang sengaja disediakan untuk
menggunakan model pembelajaran meningkatkan minat belajar siswa,
konvesional sehingga proses pembelajaran menambah ketertarikan siswa untuk
agak cenderung mebosankan, (2) kurang mengikuti pembelajaran PJOK.
sigapnya guru akan memakai model Menggunakan model pembelajaran
pembelajaran, (3) kurang kreativnya guru merupakan suatu kewajiban yang harus
untuk memakai media pembelajaran diterapkan oleh guru. Pentingnya guru
sebagai proses pembelajaran. sehubungan menggunakan model pembelajaran ketika
dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk sedang meyampaikan bahan ajar,
memecahkan masalah tersebut dengan dikarenakan model pembelajaran model
melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran adalah salah satu upaya agar
pembelajaran berbasis proyek dengan tercapinya tujuan pembelajaran yang
berbantuan media kartu bergambar. dirumuskan dan sebagai untuk
Dari observasi yang peneliti lakukan menggairahkan minat belajar siswa.
dengan guru PJOK di SMA Negeri 1 Untuk mencapai hasil belajar yang
Sukasada, jadi terungkap bahwa hasil baik dalam kegiatan belajar PJOK, guru
belajar PJOK dalam mempelajari materi PJOK perlu mengupayakan peningkatan
pencak silat belum dicapai oleh siswa kualitas efektivitas model pembelajaran.
sesuai standar ketuntasan minimal yang Model yang dimaksud adalah model
telah ditetapkan KKM 65. Dapat dilihat dari pembelajaran yang menghasilkan atau
hasil yang peneliti peroleh langsung oleh mencipatakan suatu proyek, dengan tujuan
guru PJOK yang mengampu kelas X.MIA.1 agar siswa lebih aktif bergerak serta
yang berjumlah 24 orang, kelas X.MIA.2 berpikir. Aktivitas dalam proses
yang berjumlah 24 orang, kelas X.MIA.3 pembelajaran sangat mempengaruhi
yang berjumlah 26 orang, kelas X.IPS.1 prestasi belajar siswa, karena itu siswa
yang berjumlah 30 orang, kelas X.IPS 2 secara aktif berusaha mengetahui apa yang
yang berjumlah 30 orang, kelas belum diketahui oleh siswa. Penerapan
X.BAHASA.1 yang berjumlah 33 orang dan model pembelajaran yang efektif dan
kelas X.BAHASA.2 yang berjumlah 36 efisien pada setiap mata pelajaran,
orang dengan total keseluruhan berjumlah termasuk mata pelajaran PJOK maka hasil
199 orang siswa. Di temukan nilai kelas X belajar siswa menjadi meningkat.
yang tidak tuntas 52,94 % dan nilai kelas X Melihat kenyataan tersebut maka
yang tuntas 47,05 %bahwa masih banyak peran guru PJOK sebagai pendidik perlu
siswa yang belum memenuhi kriteria mendapat perhatian khusus dalam
ketuntasan minimum (KKM) yang telah di memimilih model serta menggunakan
tentukan. Rendahnya hasil belajar tersebut media pembelajaran, karena dengan
dikarenakan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran yang
masih bersifat konvensional dan belum ada tepat serta menggunakan media
media untuk membantu proses pembelajaran akan dapat memacu
pembelajaran pencak silat. semangat peserta didik dalam mengikuti
Proses belajar mengajar agar proses belajar serta mendorong siswa
pembelajaran efektif maka diperlukan suatu untuk aktif dan mengembangkan
media. Tujuan penggunaan media pengetahuan yang mereka miliki. Dalam
pembelajaran untuk mempermudah proses meningkatkan kualitas pembelajaran teknik
pembelajaran di kelas dan membantu dasar tangkisan dalam materi pencak silat,
konsentrasi pembelajar dalam proses guru PJOK diharapkan mampu menguasai
pembelajaran, sehingga mata pelajaran dan menerapkan macam model
yang disampaikan oleh guru kepada siswa pembelajaran serta mampu mendesain
dapat dimengerti oleh prserta didik melalui media pembelajaran yang akan nantinya
media pembelajaran. dapat mendorng minat belajar siswa,
sehingga siswa pun tidak merasa jenuh
Media yang penulis rancang untuk saat mengikuti proses pembelajaran. Salah
meningkatkan proses pembelajaran dalam satu pembelajaran inovatif yang dapat
materi pencak silat yaitu media kartu mendorong siswa untuk menciptakan suatu
E_Journal Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Volume 8, Nomor 2 (2017)

hasil proyek yaitu Project Based Learning Rancangan penelitian the posttest only
sebagai alternatif yang tepat untuk control group design, dan (d) Rancangan
meningkatkan hasil belajar, dimana proses penelitian the randomized Solomon four
pembelajaran ini siswa diharapkan lebih group design” (Kanca, N. 2010 : 87). Dalam
aktif sehingga diharapkan hasil belajar penelitian ini rancangan penelitian yang
teknik tangkisan pencak silat meningkat. digunakan adalah rancangan the
Penelitian tentang model randomized pretest-posttest control group
pembelajaran Project Based Learning ini the same subjecdesign.
juga dikuatkan oleh hasil penelitian dari Pada dasarnya penelitian ini
para peneliti sebelumnya : (1) Ida ayu bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Kadek Sastrika (2013) menemukan bahwa model pembelajaran Project Based
terdapat pengaruh yang signifikan model Learningberbantuan media kartu
pembelajaran berbasis proyek terhadap bergambar terhadap hasil belajar teknik
pemahaman konsep kimia dan pukulan pencak silat pada siswa kelompok
keterampilan berpikir kritis, (2) berdasarkan eksperimen sedangkan kelompok kontrol
hasil penelitian pengembangan yang sudah diberikan pembelajaran dengan model
diteli oleh pande aryaguna tahun 2017 konvensional. Rancangan pada penelitian
terdapat langkah pengembangan meliputi : ini adalah rancangan the randomized
konsep, desain, pengumpulan bahan, pretest-posttest control group the same
pembuatan, uji coba, dan distribusi. subjec design. Penelitian ini dilakukan di
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti SMA Negeri 1 Sukasada, Jalan Jelantik
ingin mencoba melakukan penelitian Gingsir, Sukasada, Kecamatan Buleleng,
experimen untuk mengetahui apakah model Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali pada
pembelajaran PJBL dengan menggunakan tahun pelajaran 2017/2018, untuk
media kartu bergambar dapat berpengaruh pengambilan data dilakukan pada hari dan
terhadap hasil belajar teknik tangkisan tanggal Selasa 17 April, 21 April, 24 April
dalam pencak silat. untuk mengantisipasi dan 28 April 2018.
terjadinya kejenuhan dan kebosanan yang Penelitian eksperimen ini
terjadi pada siswa, pembelajaran tidak lagi menggunakan dua kelompok yaitu
berpusat kepada guru melainkan harus kelompok eskperimen dan kelompok
berpusat kepada siswa serta guru harus kontrol. Perlakuan pada masing-masing
mampu menerapkan model pembelajaran kelompok di rancang dalam waktu dan porsi
yang inovatif dan mampu memilih media yang sama, kelompok eksperimen
pembelajaran yang kreatif. menggunakan model pembelajaran Project
Berdasarkan latar belakang di atas Based Learning (PjBL) dengan 2 kali
maka di ajukan penelitian yang berjudul perlakuan. Sedangkan pada kelompok
“Pengaruh Model Pembelajaran Project kontrol tidak di berik perlakuan.
Based Learning (PjBL) Berbantuan Media Dalam penelitian ini yang menjadi
Kartu Bergambar Terhadap Hasil Belajar populasi penelitian adalah seluruh kelas X
Teknik Tangkisan Dalam Pencak Silat Pada SMA Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sukasada 2017/2018 yang terdiri dari tujuh kelas.
Tahun Pelajaran 2017/2018” Seluruh kelas tersebut akan di undi untuk
menetapkan kelas yang menjadi kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.Menurut
METODE PENELITIAN Soeharto dalam MahiM.Hikmat (2011:61)
sampel adalah objek dari populasi yang
Jenis penelitian yang akan digunakan diambil melalui teknik sampling, yakni cara-
dalam penelitian ini adalah eksperimen cara mereduksi objek penelitian dengan
sungguhan (true eksperimental). Adapun mengambil sebagian saja yang dapat
rancangan eksperimen sungguhan (true dianggap representatif terhadap populasi.
experimental), yaitu “(a) Rancangan the Berdasarkan hasil pengundian di peroleh
pretest-postest control groupdesign, (b) sampel penelitian untuk masing-masing
Rancangan the randomized pretest-posttest perlakuan yaitu untuk kelompok eksperimen
control group the same subjec design, (c)
E_Journal Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Volume 8, Nomor 2 (2017)

adalah kelas X MIA 3 sedangkan kelompoki Sesuai dengan hipotesis penelitian


kontrol adalah kelas MIA . yang telah diajukan sebelumnya, dapat
Pada penelitian ini, data yang dirumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis
diperoleh adalah berdasarkan hasil alternatif (Ha) berikut.
penilaian asesmen teknik dasar tangkisan H0:1=2 melawan
pencak silat dan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditentukan di
Ha : 1  2 (Sudjana, 2004)
SMA Negeri 1 Sukasada yaitu 65 yang diisi a. Ho : 1 =  2 , yaitu hasil
oleh 2 orang evaluator dari guru belajar teknik dasar tangkisan pencak
penjasorkes SMA Negeri 1 Sukasada. silat siswa yang dibelajarkan dengan
Prosedur pengumpulan data dilakukan model pembelajaran (PJBL) tidak
dengan memberikan pretest dan posttest memiliki perbedaan dengan hasil
setelah perlakuan. belajar teknik dasar tangkisan pencak
Sebelum dilakukan pengujian untuk silat siswa yang dibelajarkan dengan
mendapatkan simpulan, data yang pembelajaran konvensional.
diperoleh perlu diuji normalitas dan
b. Ha : 1  2 , yaitu hasil
homogenitasnya. Analisi data pada
penelitian ini akan menggunakan program belajar teknik dasar tangkisan pencak
silat siswa yang dibelajarkan dengan
SPSS 16.0 for Windows.
model pembelajaran (PJBL) berbeda
dari hasil belajar teknik dasar pukulan
Uji normalitas digunakan untuk
pencak silatsiswa yang dibelajarkan
menentukan data dalam kelompok sampel
dengan pembelajaran konvensional.
berdistribusi normal atau tidak. Apabila
data berdistribusi normal, maka uji hipotesis
Keterangan:
dapat dilakukan. Pengujian normalitas
1: rata-rata skor hasil
sebaran data dengan menerapkan teknik
belajar teknik dasar pukulan pencak
Kolmogorov-Smirnov.Uji normalitas untuk
silatsiswa kelompok eksperimen.
hasil belajar teknik pukulan pencak silat
siswa digunakan uji Kolgomorov Smirnov 2: rata-rata skor hasil
pada taraf signifikansi 5%. Apabila nilai teknik dasar pukulan pencak
signifikansi lebih besar nilainya dari atau silatsiswa kelompok kontrol.
sama dengan 0,05 maka 𝐻0 yang Jika dari hasil uji normalitas dan
menyatakan bahwa data berasal dari homogenitas varians, diketahui bahwa data
populasi yang berdistribusi normal dapat berdistribusi normal dan variansnya
diterima homogen, maka untuk menguji hipotesisnya
digunakan Independent Sample T-
Uji homogenitas varian antara test.Kriteria pengujian pencak silat H0
kelompok belajar juga digunakan untuk ditolak jika P<0,05. Tetapi jika data tidak
memastikan bahwa perbedaan yang terjadi normal dan tidak homogen dilakukan uji
pada uji hipotesis memang benar akibat non parametric
adanya perbedaan dalam kelompok. Uji
homogenitas varian antar kelompok HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan Levene’s Test of Equality of Datahasil belajar teknik dasar
Error Variance. Kriteria pengujian yang tangkisan dalam pencak silatdiperoleh
digunakan adalah apabila angka melalui tes akhir (post test) dikurangi tes
signifikansi yang diperoleh lebih besar dari awal (pretest)yang ditunjukkan pada
atau sama dengan 0,05 maka data memiliki lampiran. Rangkuman analisis terhadap
varian yang sama (homogen). Sedangkan data hasil belajar teknik dasar tangkisan
jika angka signifikasi yang diperoleh lebih dalam pencak silat pada kelompok
kecil dari 0,05 maka varian sampel tidak eksperimen dan kelompok kontrol.
sama (tidak homogen).
E_Journal Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Volume 8, Nomor 2 (2017)

Tabel 1. Rangkuman hasil analisis data hasil belajar teknik tangkisan pencak silat

Gain Score
Variabel
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Banyak Siswa (n) 26 24
Rata-rata 0.73 0.40
Standar Deviasi (SD) 0.039 0.055

prasyarat terhadap sebaran data yang


hasil gain score di kedua kelompok meliputi uji normalitas sebaran data dan
sampel diperoleh rata-rata skor kelompok uji homogenitas varians. Berikut ini
eksperimen = 0,73 sedangkan rata-rata diuraikan mengenai hasil pengujian
skor kelompok kontrol = 0,40. Standar normalitas sebaran data dan homogenitas
deviasi dari kelompok eksperimen = 0,039 varians terhadap hasil belajar teknik
sedangkan standar deviasi dari kelompok tangkisan dalam pencak silat
kontrol = 0,055
Sebelum uji hipotesis dilakukan,
terlebih dahulu dilakukan pengujian

Tabel 2. Hasil uji normalitas sebaran data

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Gainskor eksperimen .133 26 .200* .939 26 .124

Kontrol .118 24 .200* .976 24 .801

Uji normalitas yang digunakan antar kelompok dilakukan dengan bantuan


adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai SPSS 16.00 for Windows dengan
sig pada kolom Kolmogorov-Smirnov menggunakan Levene’s Test Of Equality
untuk kedua kelas lebih dari 0.05 maka Error Variance. Hipotesis statistik yang
data GSn (Gain Score yang diuji dalam pengujianhomogenitas adalah
ternormalisasi) kedua kelas berasal dari sebagai berikut.
populasi yang berdistribusi normal. Nilai Ho : variansi pada
sig untuk GSn kelas eksperimen dan setiap kelompok adalah sama
kelas kontrol adalah 0.200 dan 0.200 yaitu (homogen)
lebih dari 0.05 sehingga data GSn kedua Ha : variansi pada
kelas berasal dari populasi yang setiap kelompok tidak sama (tidak
berdistribusi normal. homogen)
Dengan kriteria pengujian yang
Uji homogenitas varian dilakukan digunakan adalah terima Ho jika nilai p>
dengan pengelompokan berdasarkan 0,05 dimana data memiliki varians yang
model pembelajaran, yaitu model sama apabila angka signifikansi yang
pembelajaran project based learning dihasilkan lebih dari 0,05.
dengan model pembelajaran
konvensional. Uji homogenitas varians
E_Journal Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Volume 8, Nomor 2 (2017)

Tabel 3. Hasil uji homogenitas varians

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence
Interval of the
Difference

Sig. (2- Mean Std. Error


F Sig. T df tailed) Difference Difference Lower Upper

Gainsk Equal variances 3.029 .088 24.108 48 .000 .32511 .01349 .29799 .35222
or assumed

Equal variances 23.788 41.25 .000 .32511 .01367 .29751 .35270


not assumed 4
E_Journal Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Volume 8, Nomor 2 (2017)

Untuk menguji homogenitas varians kedua Berdasarkan hasil analisis data


kelas, gunakan nilai sig pada kolom diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil
Levene’s Test for equality of variance.Jika belajar teknik dasar tangkisan dalam
nilai sig > 0.05 artinya tidak terdapat pencak silat antara siswa yang diberi
perbedaan varians antara GSn kelas perlakuan model pembelajaran project
eksperimen dan kelas kontrol.Nilai sig untuk based learning berbantuan media kartu
Uji Levene adalah 0.088 yaitu lebih dari bergambar dengan siswa yang diberi
0.05 sehingga tidak terdapat perbedaan perlakuan model pembelajaran
varians kedua kelompok atau varians data konvensional, ini berarti model
GSn kedua kelas homogeny. Hipotesis pembelajaran project based learning
penelitian yang telah dikemukakan dalam berbantuan media kartu
kajian teori menyatakan bahwa, terdapat bergambarberpengaruh terhadap hasil
perbedaan hasil belajar teknik dasar belajar teknik dasar pukulan dalam pencak
tangkisan dalam pencak silat pada siswa silat.
yang dibelajarkan menggunakan model Dalam penelitian ini masing-masing
pembelajaran project based learning kelompok penelitian diberikan perlakuan
dengan siswa yang dibelajarkan yang berbeda, yang mana kelompok
menggunakan model pembelajaran eksperimen diberikan perlakuan model
konvensional. Pengujian hipotesis pembelajaran project based learning
menggunakan uji t menggunakan nilai GSn berbantuan media kartu bergambaryang
dengan bantuan SPSS 16.00 for diberikan oleh peneliti dan sedangkan
Windows.Untuk uji hipotesis penelitian kelompok kontrol dengan perlakuan model
digunakan uji t dua ekor dengan asumsi pembelajaran konvensional yang diberikan
varians yang sama. Perhatikan tabel 4.3, oleh guru PJOK yang diberi pembekalan
nilai sig pada kolom sig (2-tailed) dan baris dan diuji sebelumnya. Model pembelajaran
equal variances assumed, jika nilai sig < project based learning tidak hanya unggul
0.05 artinya Ho ditolak dan H1 diterima.Nilai dalam membantu siswa memahami konsep-
sig untuk uji hipotesis adalah 0.000 yaitu konsep sulit, tetapi melibatkan siswa dalam
kurang dari 0.05 sehingga Ho ditolak dan kegiatan pemecahan masalah dan memberi
Haditerima.Hasil ini menyatakan bahwa peluang siswa bekerja secara otonom
terdapat perbedaan hasil belajar teknik mengkonstruksi belajar mereka sendiri dan
dasar tangkisan dalam pencak silat antara puncaknya menghasilkan produk karya
siswa yang diberi perlakuan menggunakan siswa bernilai realistik.
model pembelajaran project based Pendekatan ini memperkenankan
learningdengan siswa yang diberi perlakuan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam
model pembelajaran mengkonstruk (membentuk
konvensional.Berdasarkan angka rata-rata pembelajarannya, dan
gainskore dari kedua kelompok sampel mengkulminasikannya dalam produk nyata)
diperoleh rata-rata skor kelompok Dalam pembelajaran kelompok kontrol
eksperimen adalah 0.73 sedagkan rata-rata dengan perlakuan menggunakan model
skor kelompok kontrol adalah 0.40 terlihat pembelajaran konvensional menekankan
bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar pada guru sebagai pusat informasi dan
pada kelompok eksperimen lebih besar siswa sebagai penerima informasi.Situasi
daripada kelompok kontrol. Dapat kelas sebagian besar masih berfokus pada
disimpulkan bahwa hasil belajar pada siswa guru sebagai sumber utama pengetahuan,
yang dibelajarkan menggunakan model serta penggunaan model ceramah sebagai
pembelajaran project based learningdengan pilihan utama strategi belajar mengajar.
berbantuan media kartu bergambar lebih Berdasarkan pengamatan peneliti
tinggi daripada siswa yang dibelajarkan pada saat pembelajaran berlangsung di
menggunakan model pembelajaran kelompok eksperimen, pembelajaran
konvensional. diarahkan untuk memberikan perhatian
terhadap pemahaman siswa tentang teknik
Kurangnya kerjasama antara guru dasar tangkisan dalam pencak silat dalam
dengan siswa dan sesama siswa satu dan mengikuti pembelajaran. Aktivitas siswa
yang lainnya yang menyebabkan proses yang lebih positif dalam menelaah suatu
pembelajaran tidak berjalan optimal dan materi dengan ditambah pemberian media
maksimal. Model pembelajaran yang kartu gambar pada proses pembelajaran
digunakan bersifat monoton serta kurang menjadi salah satu faktor yang membuat
memerhatikan kemampuan individu siswa, rata-rata skor yang diperoleh siswa pada
padahal kemampuan setiap individu siswa kelompok eksperimen lebih besar daripada
belum tentu sama, yaitu latar belakang rata-rata skor yang diperoleh siswa pada
sosial, tingkat prestasi dan kemampuan kelompok kontrol.
setiap individu. Sehingga memerlukan Berdasarkan riset yang dilakukan oleh
inovasi pembelajaran yang sesuai, agar Wrigley (1998), Curtis (2005) dan National
hasil pembelajaran penjasorkes dapat Training Laboratory (2006) didapat hasil
berjalan sesuai dengan tujuan. bahwa Model pembelajaran berbasis proyek
(projectbased Learning model) cukup
berguna dalam mendesain pembelajaran
E_Journal Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Volume 8, Nomor 2 (2017)

yang efektif sehingga cukup potensial untuk lebih tinggi daripada rata-rata skor siswa
memenuhi tuntutan pembelajaran (Sastrika, pada kelompok kontrol.
dkk, dalam Dyah, Kristanti Yulita. 2015) Dari uraian diatas memberikan
Pembelajaran di kelompok kontrol gambaran bahwa model pembelajaran
dilakukan dengan model ceramah oleh guru (PjBL) berbantuan media kartu bergambar
dalam penyampaian materi kemudian dalam pembelajaran teknik dasar tangkisan
mendemonstrasikan materi pelajaran dan dalam pencak silat berpengaruh positif
menugaskan siswa untuk mempraktikkan terhadap hasil belajar siswa.
materi yang diajarkan.Melalui penugasan Berdasarkan riset yang dilakukan oleh
tersebut diharapkan siswa mampu Wrigley (1998), Curtis (2005) dan National
memahami dan melakukan gerakan dengan Training Laboratory (2006) didapat hasil
benar. bahwa Model pembelajaran berbasis proyek
Berdasarkan pengamatan peneliti (projectbased Learning model) cukup
pada saat pembelajaran berlangsung, berguna dalam mendesain pembelajaran
model konvensional yang diterapkan di yang efektif sehingga cukup potensial untuk
kelompok kontrol pada dasarnya telah memenuhi tuntutan pembelajaran (Sastrika,
menuntun siswa untuk dapat memahami dkk, dalam Dyah, Kristanti Yulita.
dan mempraktikan gerakan dengan 2015).Penelitian sejenis pernah dilakukan
benar.Namun dengan penggunaan model oleh Siti zakiah, Andy Usman, Busri
ceramah dalam penyampaian materi Endang (2014) dengan judul
pelajaran menyebabkan pembelajaran “Pengembangan Media Gambar Pada
berpusat pada guru dan masih banyak Pembelajaran Kontekstual Untuk
siswa yang kurang aktif. Hal ini Meningkatkan Penguasaan Konsep IPA”
mengakibatkan kurangya partisipasi siwa menemukan bahwa dengan Menerapkan
secara menyeluruh dalam proses belajar pembelajaran dengan menggunakan media
mengajar atau hanya siswa yang memiliki gambar pada model pembelajaran
kemampuan lebih saja yang mau aktif kontekstual agar pembelajaran lebih
dalam proses pembelajaran, sehingga menarik, menyenangkan, tidak
pemahaman dan keterampilan siswa dalam membosankan, dan sangat membantu
melakukan teknik dasar tangkisan dalam mempermudah siswa menguasai konsep
pencak silat menjadi terhambat dan tidak IPA. Erma Fitriana (2012) melakukan
merata. penelitian “Pengembangan Media Gambar
Hal ini berbeda dengan pembelajaran untuk Meningkatkan Kreativitas Mendesain
pada kelompok eksperimen dengan pada Mata Pelajaran Menggambar Busana
menggunakan model pembelajaran project Siswa Kelas XSMK Negeri 3 Pacitan”
based learning berbantuan media kartu dalam penelitian tersebut ini menunjukkan
bergambaryang mana model pembelajaran bahwa penggunaan media gambar dapat
(PjBL) berdasarkan tingkat perkembangan meningkatkan kreativitas mendesain pada
berfikir siswa dengan berpusat pada mata pelajaran menggambar busana.
aktivitas belajar siswa sehingga Penelitian oleh Made Agus Wijaya (2015)
memungkinkan mereka untuk beraktivitas yang berjudul “Developing Fundamental
sesuai dengan keterampilan, kenyamanan, Movement Based Cooperative Learning
dan minat belajarnya. Model ini memberikan Model In Primary School” menyatakan
kesempatan pada siswa untuk menentukan bahwa model pembelajaran gerakan
sendiri proyek yang akan dikerjakannya mendasar dengan kartu gerakan pada
baik dalam hal merumuskan pertanyaan rangkaian gerakan mendasar terbukti
yang akan dijawab, memilih topik yang akan secara empiris efektif untuk diterapkan oleh
diteliti, maupun menentukan kegiatan guru dan siswa, dan juga efektif juga dalam
penelitian yang akan dilakukan. Peran guru meningkatkan kemampuan gerakan
dalam pembelajaran adalah sebagai mendasar siswa.
fasilitator, menyediakan bahan dan Hasil penelitian ini memberikan
pengalaman bekerja, mendorong siswa implikasi bahwa terdapat perbedaan hasil
berdiskusi dan memecahkan masalah, dan belajar teknik dasar tangkisan dalam
memastikan siswa tetap bersemangat pencak silat antara siswa yang diberi
selama mereka melaksanakan proyek. perlakuan pembelajaran menggunakan
Dengan diselipkan media kartu model (PjBL) berbantuan media kartu
gambar pada saat proses pembelajaran bergambar dengan siswa yang diberi
sangat membantu pengajar dalam perlakuan pembelajaran dengan
penyampaian maksud dan pengertian ke menggunakan model pembelajaran
peserta didik, karena gambar sifatnya konvensional.
universal, mudah dimengerti, dan tidak
terikat oleh keterbatasan bahasa. Faktor- SIMPULAN DAN SARAN
faktor tersebut yang mengakibatkan
pembelajaran yang berlangsung di Materi pencak silat merupakan salah
kelompok eksperimen mendapat respon satu materi yang diajarkan kepada kelas X
yang lebih baik dari siswa sehingga rata- SMA Negeri 1 Sukasada. Melalui materi ini
rata skor siswa di kelompok eksperimen diharapkan siswa dapat mencapai hasil
belajar yang maksimal. Hasil belajar yang
E_Journal Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Volume 8, Nomor 2 (2017)

diperoleh dari nilai ulangan harian pada pembelajaran di sekolah, salah satunya
kelas X SMA Negeri 1 Sukasada dengan dengan cara mensosialisasikan penerapan
jumlah 203 orang siswa hasil belajarnya suati model pembelajaran yang inovatif,
masih rendah, sehingga dapat disimpulkan sehingga hasil belajar siswa
hasil belajar siswa belum mencapai meningkat.Disarankan kapada peneliti lain
ketuntasan belajar secara yang berminat mengadakan penelitian lebih
keseluruhan.Dengan demikian peneliti lanjut mengenai model pembelajaran
mengadakan penelitian dengan judul project based learning (PjBL) dapat
pengaruh model pembelajaran project menjadikan hasil penelitian ini sebagai
based leraning (PjBL) berbantuan media salah satu refrensi untuk meneliti dalam
kartu bergambar terhadap hasil belajar lingkup yang lebih luas, sehingga diperoleh
teknik tangkisan pencak silat pada siswa sumbangan ilmu yang lebih baik dan sesuai
kelas X SMA Negeri 1 Sukasada tahun dengan perkembangan zaman.
pelajaran 2017/2018.Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian DAFTAR RUJUKAN
eksperimen the randomized pretest-postest
control group the same subject design Kanca, I. N. 2010. Buku Ajar Metode
dimana diawal peneliti mengadakan pretest Penelitian Pengajaran Pendidikan
untuk mengetahui nilai awal siswa, Jasmani Kesehatan dan Olahraga.
kemudian diberikan perlakuan sebanyak Singaraja: Universitas Pendidikan
dua kali, selanjutnya peneliti memberikan Ganesha
posttest yang sama dengan pretest di
awal.Hasil penelitian tersebut didapatkan Mahi M. Hikmat, 2011. Metode Penelitian
bahwa hasil belajar siswa yang diberikan Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi
perlakuan dengan menggunakan model dan Sastra. Yogjakarta: Graha Ilmu
pembelajaran project based learning
dengan berbantuan media kartu bergambar
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok Tien Kartina, Model Pembelajaran
perlakuan yang diberikan model Kooperatif. Tersedia di:
pembelajaran konvensional. http://googlecendikiana.com. Di
publikasi pada tanggal 6 Agustus
Berdasarkan hasil analisis data dan 2011
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran project Sudjana, 2002. Metode Statistika. Bandung:
based learning berbantuan media kartu Tarsitp
bergambar berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan hasil belajar materi teknik
tangkisan pencak silat pada siswa kelas X
SMA Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran
2017.2018.

Saran yang dapat diajukan


berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut. Secara teoritis,
penelitian ini dapat memberikan kontribusi
pengetahuan tentang inovasi dalam teori
pembelajaran. Selain itu, terdapat beberapa
saran yang diberikan kepada pihak terkait.
Saran-saran tersebut dipaparkan dalam
penjelasan berikut.

Disarankan kepada siswa, dengan


diterapkannya model pembelajaran project
based learing diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar teknik tangkisan
pencak silat siswa serta kualitas
belajar.Disarankan kepada guru di sekolah
menengah keatas agar menggunakan
model pembelajaran project based learning
dalam melakukan pembelajaran agar siswa
lebih termotivasi untuk belajar teknik dasar
tangkisan pencak silat karena model ini
dapat membuat siswa menjadi lebih aktif
serta mendorong siswa untuk
mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.Disarankan
kepada kepala sekolah agar selalu
berusaha meningkatkan kualitas

Anda mungkin juga menyukai