Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156

Menjadi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


Di Abad 21
I Nyoman Kanca
Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha
E-mail: nyoman.kanca@undiksha.ac.id

Abstrak— Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) merupakan suatu proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,
pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pembelajaran PJOK memiliki
karakter pembelajaran yang unik (khas), yaitu dalam waktu yang bersamaan dapat membelajarkan dan mendidik
peserta didik di bidang kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga menuntut adanya keahlian khusus bagi seseorang
yang berprofesi sebagai guru PJOK. Keunikan dan kompleksitas pembelajaran PJOK ini menuntut adanya
tingkatan kualitas guru PJOK yang mumpuni di abad 21.

Kata Kunci—Guru, PJOK, abad 21

PENDAHULUAN komprehensif dan berkelanjutan kepada guru PJOK


Di era Abad 21 saat ini, seluruh lingkup profesi tidak dilakukan.
menuntut adanya dedikasi dan kualitas kerja yang Mencermati fenomena tersebut di atas, upaya riil
lebih sempurna, sehingga dapat dan implementatif yang perlu dilakukan adalah
dipertanggungjawabkan secara penuh pada melalui upaya pengembangan profesionalisme guru
organisasi profesi dan masyarakat luas. Profesi PJOK yang terprogram, komprehensif dan
merupakan suatu jabatan atau pekerjaan tertentu berkesinambungan. Tingkat profesionalisme guru
yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan penjasorkes diyakini akan dapat merefresh dan
khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis mengupgrade kemampuan guru PJOK ke level yang
yang terprogram dan intensif. Jadi, profesi adalah lebih baik. Guna meningkatkan profesionalisme guru
suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut PJOK, maka tidak cukup berkualifikasi sarjana,
pengetahuan, keahlian dan keterampilan tertentu. namun lebih dari itu harus mendapatkan asupan
Guru merupakan profesi yang tugas utamanya ’vitamin-vitamin’ lainnya, seperti belajar sepanjang
membelajarkan dan mendidik peserta didik agar hayat secara mandiri, mengikuti seminar, workshop,
memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan penataran, focus group discution (FGD), dan
sehingga pada saatnya nanti berguna bagi nusa dan pelatihan-pelatihan bidang PJOK, dan aktif dalam
bangsa. Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan organisasi keilmuan, seperti; kelompok kerja guru
Kesehatan (PJOK) merupakan salah satu profesi olahraga (KKGO), musyawarah guru bidang studi
yang lingkup tugasnya membelajarkan dan mendidik (MGBS), mengikuti sertifikasi profesi guru, dan ikut
peserta didik di bidang PJOK. aktif dalam organisasi profesi guru dan organisasi
Pembelajaran PJOK merupakan proses kemasyarakatan guru, seperti; Ikatan Sarjana
pendidikan yang kompleks melalui medium aktivitas Olahraga (ISORI), Ikatan Sarjana Pendidikan (ISPI),
fisik yang fokus pada pencapaian seluruh ranah Peratuan Guru republik Indonesia (PGRI, dan lain
tujuan belajar yang terdiri dari ranah kognitif, afektif, sebagainya.
dan psikomotor, secara simultan dikembangkan
dalam sebuah rancangan belajar yang berkualitas. Di PEMBAHASAN
lain pihak, permasalahan-permasalahan dalam Karakteristik Pembelajaran PJOK
pembelajaran PJOK hingga saat ini tidak pernah PJOK bertujuan untuk mengembangkan aspek
surut dan multidimensi, sebut saja terkait kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan
kemampuan guru dalam membelajarkan peserta didik berpikir kritis, keterampilan sosial, emosional, etika
yang masih minim, ketersediaan sarana dan moral, dan aspek pola hidup sehat. Oleh karenanya
prasarana PJOK yang sangat terbatas, serta ketidak PJOK memiliki kedudukan sangat penting (vital)
sesuaian kualifikasi guru pengampu bidang PJOK, dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM).
seperti masih banyak guru PJOK yang berkualifikasi Keberadaan PJOK telah diakui oleh pemerintah
pendidikan bukan sarjana dan bahkan dibeberapa melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
sekolah bidang PJOK diampu oleh guru yang tidak 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
berkualifikasi guru PJOK. Permasalahan tersebut bahwasannya mata pelajaran PJOK wajib diberikan
tidak akan pernah surut jika pembenahan secara mulai tingkat SD hingga SMA/SMK dan sederajat.

Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi KEY. 21


Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156

Hakikat penjasorkes sebenarnya tercipta dari dan orang lain, h) mengetahui dan memahami konsep
sebuah rancangan pembelajaran yang berorientasi aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai
pada gerak, permainan, dan olahraga. [1] kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat, i) mampu
berpendapat bahwa pendidikan jasmani adalah satu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang
fase dari proses pendidikan keseluruhan yang bersifat rekreatif.
menggunakan kemampuan gerak individu secara Kompleksitas pembelajaran yang tertera di atas
sukarela, tetapi bermakna langsung terhadap melalui karakteristik pembelajarannya menuntut guru
perkembangan mental, emosional, dan sosial. Urutan penjasorkes untuk selalu mempersiapkan diri dengan
pembelajaran PJOK dirancang dengan cermat dan meningkatkan kemampuan teoritis maupun praktis,
hati-hati untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan, sehingga profesionalisme guru penjasorkes menjadi
perkembangan, dan perilaku setiap peserta didik. sebuah keniscayaan.
Pembelajaran yang dirancang dalam aktivitas PJOK
berorientasi pada tahap perkembangan usia Karakteristik Guru Abad 21
kronologis dan karakteristik keterampilan untuk Perubahan karakter masyarakat secara
membentuk perkembangan kemampuan-kemampuan fundamental sebagaimana terjadi dalam abad 21
yang mengarah pada kecerdasan kognitif, afektif, dan berimplikasi terhadap karakteristik guru. Dalam
psikomotor. pandangan progresif, perubahan karakteristik
PJOK merupakan pendidikan melalui medium masyarakat perlu diikuti oleh transformasi budaya
aktivitas fisik yang memfokus pada pencapaian (kultur) guru dalam proses pembelajaran. Jadi jika
seluruh ranah tujuan belajar yang terdiri dari ranah masyarakat sudah berubah ke masyarakat digital,
kognitif, afektif, dan psikomotor, secara simultan maka guru juga segera mentransformasikan diri, baik
dikembangkan dalam sebuah rancangan belajar yang secara teknik maupun sosio-kutural. Oleh karena itu
standar [2]. PJOK juga merupakan proses pendidikan perlu mengindentifikasi karakteristik guru yang
yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang mampu mentransformasikan diri pada era digital
direncanakan secara sistematik bertujuan untuk pada abad 21 seperti sekarang ini.
mengembangkan dan meningkatkan individu secara Pada era abad 21, guru harus mampu
organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, afektif, memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain
psikomotor, dan emosional dalam kerangka sistem pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Kemampuan
pendidikan nasional. para guru untuk mendidik pada era pembelajaran
PJOK juga merupakan suatu proses pembelajaran digital perlu dipersiapkan dengan memperkuat
melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk pedagogi siber (era digital) pada diri guru. Guru yang
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan lebih banyak berperan sebagai fasilitator harus
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada
hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan untuk mendesain pembelajaran kreatif dan inovatif
emosi. Lingkungan belajar diatur secara cermat dan yang membuat peserta didik aktif dan berpikir kritis.
seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan Karakteristik guru dalam abad 21, yaitu: (1) Guru
perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, disamping sebagai fasilitator juga harus menjadi
kognitif, dan afektif setiap peserta didik. motivator dan ispirator. (2) Guru mampu
Di lain pihak, PJOK adalah: a) meletakkan mentransformasikan diri dalam era pedagogi siber
landasan karakter yang kuat melalui internalisasi (era digital). (3) Guru harus memiliki kemampuan
nilai dalam PJOK, b) membangun landasan untuk menulis. (4) Guru harus kreatif dan inovatif
kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap dalam mengembangkan metode/strategi/model
sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan belajar atau mencari pemecahan masalah-masalah
budaya, etnis dan agama, c) menumbuhkan belajar, sehingga meningkatkan kualitas
kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran berbasis TIK. (5) Guru harus mampu
pembelajaran penjasorkes, d) mengembangkan sikap melakukan transformasi kultural.
sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas Karakteristik Peserta Didik Abad 21
jasmani, e) mengembangkan keterampilan gerak dan Situasi abad 21 seringkali diidentikkan dengan
keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan masyarakat informasi yang ditandai oleh munculnya
dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, fenomena masyarakat digital. Karakteristik peserta
aktivitas ritmik, aquatik (aktivitas air) dan didik abad 21 dalam proses pembelajaran berbeda
pendidikan luar kelas (outdoor education), dengan karakteristik peserta didik jaman dahulu.
f) mengembangkan keterampilan pengelolaan diri Jaman dahulu peserta didik praktis hanya memiliki
dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan peluang belajar pada lembaga sekolah, tetapi
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui sekarang sumber belajar ada di mana-mana dan
berbagai aktivitas jasmani, g) mengembangkan bahkan terbawa kemana-mana. Melalui smartphone
keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri berbasis android misalnya; peserta didik jaman

Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi KEY. 22


Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156

sekarang bisa dengan mudah belajar sesuai dengan peserta didik yang dapat mengatur diri
yang diinginkan. Sebuah mesin yang begitu populer sendiri.
yaitu google, peserta didik sekarang bisa c) Interaksi sosial dan budaya: peserta didik
mendapatkan berbagai informasi pembelajaran sesuai mampu berinteraksi dan bekerja secara
dengan kebutuhan. Prilaku peserta didik sekrang efektif dengan kelompok yang beragam.
sangat bergantung atau bahkan menggantungkan diri d) Produktivitas dan akuntabilitas: peserta
pada mesin pencari yaitu google tersebut. didik mampu mengelola projek dan
menghasilkan produk.
Keterampilan Abad 21 e) Kepemimpinan dan tanggungjawab; peserta
Di abad 21, pendidikan berada di masa didik mampu memimpin teman-temannya
pengetahuan (knowledge age) dengan percepatan dan bertanggungjawab kepada masyarakat
peningkatan pengetahuan yang luar biasa yang luas.
didukung oleh penerapan media dan teknologi 2) Keterampilan belajar dan berinovasi, meliputi;
informasi. Pada saat ini, pendidikan menjadi semakin berpikir kritis dan mengatasi masalah,
penting untuk menjamin peserta didik memiliki komunikasi dan kolaborasi, kreativitas dan
keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan inovasi.
menggunakan teknologi informasi serta dapat bekerja a) Berpikir kritis dan mengatasi masalah:
dan bertahan dengan menggunakan kecakapan hidup. peserta didik mampu mengunakan berbagai
Bagi guru yang bertugas membelajarkan dan alasan (reason) seperti, induktif atau
mendidik peserta pendidik, kondisi ini menjadi deduktif untuk berbagai situasi dan kondisi,
perhatian tersendiri, sehingga dampak hasil menggunakan cara berpikir bersistem,
membelajarkan dan mendidik tidak melenceng dari membuat keputusan dan mengatasi masalah.
perkembangan globalisasi saat ini terkait dengan b) Komunikasi dan kolaborasi: peserta didik
kualitas SDM. Paradigma pembelajaran abad 21 mampu berkomunikasi dengan jelas dan
menekankan pada kemampuan peserta didik untuk melakukan kolaborasi dengan anggota
berpikir kritis, mampu menghubungkan ilmu kelompok lainnya.
pengetahuan dengan dunia nyata, menguasai c) Kreativitas dan inovasi: peserta didik
teknologi informasi, berkomunikasi dan mampu berpikir kreatif, bekerja secara
berkolaborasi [3][4]. Pencapaian hal tersebut kreatif, dan menciptakan inovasi baru.
dilakukan dengan penerapan 3) Keterampilan media teknologi dan informasi,
pendekatan/metode/strategi/model pembelajaran meliputi; literasi informasi, literasi media, dan
yang sesuai dengan situasi dan kondisi guna literasi ICT.
penguasaan materi dan keterampilan. a) Literasi informasi; peserta didik mampu
Salah satu landasan utama dalam perkembangan mengakses informasi secara efektif (sumber
pembelajaran abad 21 adalah perkembangan media informasi) dan efisien (waktunya);
teknologi dan informasi. Penggunaan media mengevaluasi informasi yang akan
teknologi informasi menjadi hal wajib dalam digunakan secara kritis dan kompeten,
kehidupan sehari-hari, sehingga kebutuhan akan mengunakan, dan mengelola informasi
media teknologi dan informasi saat ini menjadi salah secara akurat dan efektif untuk mengatasi
satu kebutuhan yang utama. Menurut [5], masalah.
keterampilan abad 21 terdiri dari; (1) Keterampilan b) Literasi media: peserta didik mampu
hidup dan berkarier (life and career skills), (2) memilih dan mengembangkan media yang
Keterampilan belajar dan berinovasi (learning and digunakan untuk berkomunikasi .
innovation skills), dan (3) keterampilan media c) Literasi ICT: peserta didik mampu
teknologi dan informasi (Information media and menganalisis media informasi, komunikasi
technology skills). dan teknologi, serta menciptakan media
1) Keterampilan hidup dan berkarier, meliputi; yang sesuai untuk melakukan komunikasi.
fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif dan Sebagai seorang guru dan pendidik, pemahaman
mengatur diri sendiri, interaksi sosial dan atas tuntutan kebutuhan keterampilan SDM di abad
budaya, produktivitas dan akuntabilitas dan 21 patut dijadikan pijakan untuk mencapai
kepemimpinan dan tanggungjawab. profesionalisme guru, termasuk guru penjasorkes
a) Fleksibilitas dan adaptabilitas: peserta didik saat ini.
mampu mengadaptasi perubahan dan
fleksibel dalam belajar dan berkegiatan Kompetensi Guru Profesional
dalam kelompok. Peningkatan kualitas SDM merupakan fokus
b) Inisiatif dan mengatur diri sendiri; peserta utama dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
didik mampu mengelola tujuan dan waktu, [6]. Guru PJOK sebagai pembelajar dan pendidik
bekerja secara independen dan menjadi memiliki tanggungjawab untuk mengembangkan

Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi KEY. 23


Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156

kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik. Dalam berkomunikasi lisan dan tulisan, menggunakan
melaksanakan tanggungjawab tersebut guru sebagai teknologi komunikasi dan informasi secara
pembelajar dan pendidik memiliki peran sangat fungsional, bergaul secara efektif dengan
penting di dalam menentukan pencapaian tujuan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
pendidikan secara holistik [7]. Oleh karena itu, kependidikan, orangtua/wali peserta didik,
kualitas guru sebagai pembelajar dan pendidik harus bergaul secara santun dengan masyrakat
diupayakan untuk terus ditingkatkan secara sekitar.
terprogram dan berkesinambungan. Kompetensi tersebut merupakan kebulatan
Guru PJOK sebagai pembelajar dan pendidik penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
harus menunjukkan kompetensi yang meyakinkan yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Kompetensi
dalam segi pengetahuan, keterampilan, penguasaan juga merupakan seperangkat tindakan cerdas dan
kurikulum, materi pelajaran, penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas-
metode/pendekatan/strategi/model pembelajaran, tugas sesuai dengan pekerjaannya. Pencapaian
teknik evaluasi, dan menilai, komitmen dan dedikasi profesionalisme guru dapat terjadi, jika keempat
terhadap tugas serta memiliki disiplin yang tinggi. kompetensi ini dapat dipahami dan
Kompetensi guru PJOK tersebut perlu terus diimplementasikan oleh setiap guru termasuk guru
dikembangkan secara terprogram, berkelanjutan PJOK.
melalui suatu sistem pembinaan yang dapat
meningkatkan kualitas profesional guru PJOK. Pengembangan Guru PJOK Abad 21
Standar kompetensi guru adalah suatu ukuran Peningkatan profesionalisme guru PJOK
yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk sebenarnya ditentukan oleh guru itu sendiri. Jika
penguasaan pengetahuan, sikap, dan perilaku seorang guru ingin mengembangkan
perbuatan bagi seorang guru PJOK agar profesionalismenya, Ada beberapa hal yang perlu
berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional diperhatikan, yaitu:
sesuai bidang tugas, kualifikasi dan jenjang 1). Memahami standar tuntutan profesi guru, yaitu
pendidikan. Di dalam [8] tentang Standar Nasional upaya memahami tuntutan standar profesi guru
Pendidikan dijelaskan bahwa kompetensi pendidik yang ada di Indonesia dan yang berlaku di
terdiri dari kompetensi: 1) pedagogik, 2) kepribadian, dunia harus ditempatkan sebagai prioritas
3) profesional, 4) sosial. utama sebab, persaingan global sekarang
1) Kompetensi pedagogik, merupakan kemapuan memungkinkan adanya mobilitas guru secara
mengelola pembelajaran peserta didik yang lintas negara, sebagai profesional seorang guru
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi
pengembangan silabus/perangkat pembelajaran, secara global dan tuntutan masyarakat yang
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, menghendaki pelayanan yang lebih baik.
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan 2). Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang
peserta didik untuk mengaktualisasikan dipersyaratkan, yaitu upaya mencapai
berbagai potensi yang dimilikinya. kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan
2) Kompetensi kepribadian, merupakan merupakan suatu keharusan bagi guru. Dengan
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang
dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia, memadai, maka guru memiliki posisi yang kuat.
menjadi teladan bagi peserta didik dan Peningkatan kualitas dan kompetensi guru
masyarkat, mengevaluasi kinerja sendiri dan dapat dilakukan melului pelatihan, seminar,
mengembangkan diri secara berkelanjutan. FGD, workshop, penataran, dan berbagai upaya
3) Kompetensi profesional, merupakan untuk memperoleh sertifikasi.
kemampuan penguasaan materi pembelajaran 3). Membangun kesejawatan melalui organisasi
secara luas dan mendalam yang meliputi; keilmuan dan organisasi profesi. Upaya
memahami konsep, struktur dan metode membangun hubungan kesejawatan yang baik
keilmuan/teknologi/seni yang dan luas dapat dilakukan guru dengan menjalin
menaungi/koheren dengan materi ajar, hubungan kerja dan komunikasi. Guru harus
memahami materi ajar yang ada dalam berusaha mengetahui apa yang telah dilakukan
kurikulum sekolah, memahami hubungan oleh sejawatnya yang sukses. Sehingga bisa
konsep antar mata pelajaran terkait, belajar untuk mencapai sukses yang sama atau
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam bahkan bisa lebih baik. Melalui jaringan kerja
kehidupan sehari-hari, mampu berkompetisi dan komunikasi inilah guru dapat memperoleh
secara profesional dalm konteks global dengan akses terhadap inovasi-inovasi di
tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. bidang profesinya.
4) Kompetensi sosial, merupakan kemampuan 4). Mengembangkan etos kerja yang
guru sebagai bagian dari masyarakat untuk mengutamakan pelayanan bermutu tinggi.

Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi KEY. 24


Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156

Upaya membangun etos kerja yang dapat disimpulkan bahwa, profesi adalah suatu
mengutamakan pelayanan bermutu tinggi jabatan, sedangkan profesional adalah kemampuan
kepada masyarakat merupakan suatu keharusan. atau keahlian dalam memegang suatu jabatan
Semua bidang dituntut untuk memberikan tertentu, sedangkan profesionalisme adalah jiwa dari
pelayanan prima. Untuk itu Guru harus dapat suatu profesi dan profesional.
memberikan pelayanan prima kepada peserta Berdasarkan [14] tentang Guru dan Dosen Pasal 7
didik, orang tua dan sekolah. dinyatakan bahwa prinsip-prinsip profesionalitas
5). Mengadopsi inovasi dan mengembangkan adalah: (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa,
kreativitas, upaya untuk peningkatan dan idealisme, (b) memiliki komitmen untuk
profesionalisme guru adalah melalui adopsi meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
inovasi atau pengembangan kreatifitas dalam ketakwaan, dan akhlak mulia, (c) memiliki
pemanfaatan tekhnologi komunikasi dan kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
informasi. Upaya-upaya guru untuk sesuai dengan bidang tugas, (d) memiliki kompetensi
meningkatkan profesionalismenya tersebut pada yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas, (e)
akhirnya memerlukan adanya dukungan dari memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas
pemerintah dan masyarakat, organisasi keprofesionalan, (f) memperoleh penghasilan yang
keilmuan guru (MGBS, KKGO, ISPI, PGRI, ditentukan sesuai dengan prestasi kerja, (g) memiliki
ISORI) dan organisasi profesi guru. kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat,
Profesionalisme Guru PJOK (h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
Profesionalisme berasal dari profession yang melaksanakan tugas keprofesionalan, dan (i)
berarti pekerjaan. Menurut [9], profession memiliki organisasi profesi yang mempunyai
mengandung arti yang sama dengan kata occupation kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang tugas keprofesionalan guru.
diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus. Di sisi lain, T. Raka Joni dalam [15], menyatakan
Sedangkan [10], menyebutkan bahwa bahwa status profesional tidak dapat dicapai hanya
profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya dengan mengeluarkan persyaratan bahwa tenaga
suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni pendidik adalah tenaga profesional, meskipun sudah
oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu ditentukan di dalam bentuk perundang-undangan,
jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan melainkan melalui tahap perkembangan yang
pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh berlangsung terus-menerus. Tahap perkembangan
dari pendidikan akademis yang intensif. Di sisi lain, tersebut meliputi: Pertama, jenis layanan unik yang
menurut [11], profesi mempunyai pengertian diberikan harus ditentukan secara tegas lebih dulu.
seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan [16], Pasal 1 Ayat (6) menyebutkan bahwa pendidik
keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
berlandaskan intelektualitas. Pengertian profesi ini sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
tersirat makna bahwa di dalam suatu pekerjaan widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
profesional diperlukan teknik serta prosedur yang lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
bertumpu pada landasan intelektual yang mengacu berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
pada pelayanan yang ahli. Berdasarkan definisi di Dengan demikian, jenis layanan yang diberikan oleh
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi masing-masing harus ditentukan secara jelas,
adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang sehingga tampak perbedaan antara yang satu dengan
mensyaratkan kompetensi pengetahuan, yang lainnya. Begitu pula standar mutu layanan perlu
intelektualitas, sikap, dan keterampilan tertentu yang ditetapkan sehingga merupakan semacam jaminan
diperolah melalui proses pendidikan secara bagi konsumen. Hal ini memang masih merupakan
akademis. pekerjaan rumah yang berat bagi para pemikir
Guru penjasorkes sebagai profesi berarti guru pendidikan dan pemerintah, sehingga layanan yang
PJOK sebagai pekerjaan yang mensyaratkan dilakukan oleh pendidik itu dapat dilakukan secara
kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam efektif.
pembelajaran dan mendidik agar dapat melaksanakan Kedua, kelompok profesi dan lembaga
pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta pendidikan tenaga kependidikan harus mempunyai
berhasil guna di bidang PJOK. standar untuk melakukan seleksi dan penyiapan
Bertalian dengan itu, [12][13], menjelaskan pula pendidikan yang bersifat prajabatan. Dengan
bahwa seorang profesional menjalankan demikian dapat diyakini pemerolehan tingkat
pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesinya. kompetensi minimal bagi para pendatang baru dalam
Seorang profesional akan terus-menerus kelompok. Ketiga, adanya pengakuan resmi terhadap
meningkatkan mutu karyanya secara sadar, melalui program pengadaan tenaga kependidikan yang
pendidikan dan pelatihan. Dari penjelasan di atas mempunyai wewenang untuk menghasilkan anggota

Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi KEY. 25


Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156

– anggota baru. Pengakuan resmi ini diberikan tindak kelas terintegrasi berbasis kompetensi. (6)
berdasarkan penilaian terhadap kelayakan program, Uji sertifikasi guru.
baik mengenai isi program dan fasilitas serta Berdasarkan hal tersebut, profesionalisme guru
personalia yang memadai dalam jumlah maupun PJOK dapat dicapai melalui upaya-upaya
mutunya, oleh badan yang dibentuk bersama antara komprefensif dan terus menerus dengan penguasaan
pemerintah dan organisasi profesi. Pengakuan resmi bidang penjasorkes yang mumpuni, dan kebutuhan
ini disebut akreditasi. Keempat, adanya mekanisme akan keterampilan abad 21 serta kompetensi yang
untuk memberi pengakuan resmi kepada memadai.
perseorangan yang telah memiliki kompetensi
minimal sebagai pekerja profesional. Hal ini disebut PENUTUP
prosedur sertifikasi. Prosedur sertifikasi ini biasanya Upaya yang dapat dilakukan untuk menjadi guru
diikuti dengan pemberian izin praktik untuk PJOK abad 21, adalah (1) memahami standar
melindungi kepentingan masyarakat terhadap praktisi tuntutan profesi yg ada, (2) mencapai kualifikasi dan
yang kurang kompeten atau kurang memegang nilai– kompetensi yg dipersyaratkan, (3) memahami
nilai etika profesional. Ini berarti mereka yang karakteristik pembelajaran PJOK, (5) memahami
melakukan kesalahan dalam praktik profesional karakteristik guru PJOK abad 21, (6) memahami
(malpraktik) biasanya dikenakan sanksi oleh karakteristik peserta didik abad 21, (7) menguasai
organisasi profesional sesuai dengan kode etik yang keterampilan abad 21, (8) memahami kompetensi
telah ditentukan. Kelima, secara perseorangan atau guru profesional, (9) memahami standar kompetensi
kelompok, tenaga profesional bertanggung jawab guru PJOK, (9) pengembangan guru PJOK abad 21.
terhadap segala aspek tugasnya. Oleh karena itu, agar (10) pendidikan penyetaraan atau studi lanjut, (11)
tenaga profesional dapat memanfaatkan keahliannya uji sertifikasi, (12) kaji tindak kelas terintegrasi
di dalam tugasnya, maka ia diberi kebebasan untuk berbasis kompetensi, (13) membangun dan membina
mengambil keputusan sendiri secara bertanggung kesejawatan yg baik dan luas, (14) mengembangkan
jawab. Tanpa kebebasan ini, dikhawatirkan tidak etos kerja dengan pelayanan bermutu tinggi, (15)
akan ada penilaian secara bebas berdasarkan mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreatifitas
pertimbangan keahlian, dan tanpa kebebasan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan
penilaian sulit diharapkan pengembangan komunikasi, (16) inovasi sarana-prasarana
profesionalisme. Keenam, kelompok profesional pembelajaran PJOK, (17) mengembangkan
memiliki kode etik yang merupakan dasar untuk kreatifitas, (18) inovasi berbagai
melindungi para anggotanya yang menjungjung strategi/model/metode/pendekatan pembelajaran
tinggi nilai–nilai etika profesional dan merupakan dalam PJOK, (19) upaya-upaya komprefensif dan
sarana untuk mengambil tindakan terhadap mereka terus menerus melalui; belajar mandiri, aktif dalam
yang melakukan praktik yang tidak sesuai dengan kegiatan organisasi keilmuan, dan organisasi profesi.
kode etik tersebut.
Pada dasarnya pengembangan profesionalisme DAFTAR PUSTAKA
guru penjasorkes dapat dilakukan melalui [1] Nixon, J.E. & Jewett, A.E., 1990. An Introduction to
serangkaian kegiatan yang komprefensif dan Physical Education. Philadelphia: Saunders College
berkelanjutan yaitu; (1) Belajar secara mandiri (self- Publishers.
[2] Frost, R.B., 1995. Physical Education: Foundations,
directed leraning) dengan menyusun rencana belajar
Practices and Principles. Reading: Addison Wesley
sendiri (self planning of learning activities) Publishing Company.
mengenai apa yang dipelajari (what), bagaimana [3] Beatrice Avolos, 2011, Teacher Professional Development
mempelajarinya-membaca, mengerjakan, praktik in Theaching and Teacher Education Over ten Years,
Theaching and Theacher Education Volume 27, Issue 1,
(how-reading, doing, practicing), kapan (when),
January 2011 Pages 10-20.
siapa-individual atau kelompok (whom-individual or [4] Jan H, Van Driel, Amanda Berry, 2012, Teacher
group), di mana-di rumah, di sekolah, di Professional Development Focusing on Pedagogical
perpustakaan, di lab (where-at home, school, library, Content Knowledge, AERA (American Education Research
Association), January 1, 2012
laboratory); dan memantau serta menilai sendiri [5] Trilling, Bernie and Fadel, Charles (2009) 21st Century
hasil belajar atau berdiskusi (self monitoring and Skills: Learning for Life in Our Times, John Wiley & Sons,
evaluation of learning output through self quest 978-0-47-055362-6.
strategy or discussion). (2) Kegiatan organisasi [6] Yoon, Kwang Suk, Duncan, Teresa, Lee, Sivia Wen Yu,
Searioss Beth, Shapley, Kathy L, 2007, Reviewing the
keilmuan, seperti; KKGO, MGMP, MGBS. (3)
Evidance on How Teacher Professional Development
Kegiatan organisasi kemasyarakatan, seperti; PGRI, Affects Student Achievement, Regional Educational
ISPI, ISORI secara terprogram dan berkelanjutan. (4) Laboratory Shouthwesik (NJ1), Issue Answers REL 2007-
Kegiatan ilmiah ekstern, seperti; seminar, lokakarya, No. 033.
[7] Linda Darling Hmmond, Maria E Hyler, Madelyn Gardner,
FGD, workshop, penataran, dan lain sebagainya. (4)
2017, Effective Teacher Professional Development,
Pendidikan penyetaraan atau studi lanjut. (5) Kaji Learning Policy Institute Reaseach, Action, Impact, Jun
052017.

Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi KEY. 26


Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156

[8] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun [12] Tilaar, H.A.R. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional,
2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
[9] John M. Echols dan Hassan Shadili, 1996, Kamus Inggris [13] All Star Staff, 2018, Professional Development Option for
Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia. Teachers, All Education School. Com, Mar 9, 2018.
[10] Kunandar, 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum [14] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan tentang Guru dan Dosen
Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo [15] Rindjin, K. 2007. Pengembangan Profesi Guru, Jurnal
Persada Pendidikan dan Pengajaran, Edisi Khusu XXXX, ISSN
[11] Yamin, Martinis, 2007. Profesionalisasi Guru dan 0215-8250
Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press. [16] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi KEY. 27

Anda mungkin juga menyukai