Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN JURNAL PEMBANDING

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

Disusun Oleh:
1. Priska Naomi B (2443013101)
2. Putri Anggraini K (2443013140)
3. Ainun Anugerah (2443013178)
4. Siti Hafidatul (2443013182)
5. Cyntia Dorma (2443013183)
6. Maria (2443013196)
7. Ainur Rochma (2443013201)
8. Firencia Graciana (2443013203)
9. Claudia F.R.Moda (2443013207)
10. Damiana Laritembun (2443013224)
11. Sonda Tabita (2443013242)
12. Sutrasena Arwita (2443013293)
13. Loviena Veronica (2443013319)
14. Resita Hijrin F (2443013321)
15. Diah Intan (2443013326)
I. Pendahuluan
Penyakit infeksi saluran cerna dapat disebabkan oleh virus, bakteri, dan protozoa.
Disentri basiler disebabkan oleh bakteri, sedangkan Disentri amuba disebabkan oleh
Protazoa. Adapun yang dimaksud dengan penyakit infeksi saluran pencernaan yang
menyebabkan Buang Air Besar ( BAB) dengan tinja yang berbentuk lunak atau cair,
.Ddengan frekuensi tiga kali sehari dalam 24 jam. Penyebab yang terpenting dan tersering
adalah Shigella, khususnya S.flexseri dan S.dynsentriae., sSedangkan penyebab disentri
pada anak-anak usia di atas lima tahun Entamoeba histolytica. Bakteri Entamoeba
histoplytica merupakan mikroorganisme yang an-aerob yang bersel tunggal dan bersifat
pathogen (Jurnal 1).

Sistem pencernaan pada manusia merupakan salah satu organ vital bagi tubuh,
sehingga kesehatan sistem pencernaan sangatlah penting untuk dijaga. Mengingat fungsi
dari sistem pencernaan sebagai tempat atau alat untuk mencerna setiap makanan dan
minuman yang masuk ke dalam tubuh manusia. Kesadaran akan kesehatan masyarakat
yang masih rendah, kebiasaan hidup dari masyarakat yang selalu ingin hidup praktis,
perilaku dan pola pikir yang cenderung mengarah bergaya hidup tidak sehat, pengetahuan
masyarakat yang sedikit akan gejala-gejala awal dari suatu penyakit merupakan salah
faktor-faktor penyebab penyakit menjadi parah ketika penderita ditangani oleh tenaga
paramedis, sehingga perlu adanya suatu sistem untuk mendiagnosa penyakit pada saluran
pencernaan beserta saran atau solusi yang diperlukan sesuai medis. Penyakit pencernaan
adalah semua penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan. Penyakit ini merupakan
golongan besar dari penyakit pada organ esofagus, lambung, duodenum bagian pertama,
kedua dan ketiga, jejunum, ileum, kolon, kolon sigmoid, dan rectum (Jurnal 2).

KesSimpulan : Sistem Pencernaan merupakan salah satu organ yang sangat vital
bagi tubuh., tetapi dalam kenyataan kesadaran masyarakat akan kesehatan masyarakat
yang masih rendah. Salah satunya Ppenyakit pada saluran cerna, yang disebabkan oleh
bakteri, protozoa, virus. Salah satu contoh penyebabnya yaitu bakteri Entamoeba
histoplytica yang menyebabkan disentri.
II. Kajian Pustaka
a. Penelitian
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi nasional
diare (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan responden) adalah 9%. Ada 14
provinsi yang prevalensinya di atas prevalensi nasional, tertinggi adalah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (18,9%) dan terendah adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (4,2%).
Distribusi berdasarkan kelompok umur, prevalensi diare tertinggi terdapat pada Balita sebesar
16,7%. Prevalensi diare 13% lebih banyak terdapat di daerah perdesaan dibandingkan dengan
daerah perkotaan. Dalam hal mortalitas, penyebab kematian karena diare dengan proporsi
kematian untuk seluruh kelompok umur sebesar 3,5%, berada dalam urutan 13 dari 22 penyebab
kematian baik penyakit menular atau pun penyakit tidak menular. Jika dikelompokkan
berdasarkan kelompok penyakit menular maka proporsi kematian karena diare adalah sebesar
13,2% yang berada pada urutan ke 4 dari 10 penyebab kematian. Penyebab kematian karena
diare tertinggi pada kelompok usia 29 hari - 11 bulan (31,4%) dan usia 1-4 tahun (25,2%). 4
Selama tahun 2008 dilaporkan telah terjadi KLB diare pada 15 provinsi dengan jumlah penderita
sebanyak 8.443 orang, meninggal 209 orang (Case Fatality Rate/CFR = 2,48%).5 Dari data
tersebut di atas; tampak bahwa diare, baik yang disebabkan oleh virus, bakteri dan protozoa;
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang perlu penanganan dan kajian
dariberbagai aspek. Penyebab kesakitan dan kematian akibat diare di lndonesia tidak dapat
diketahui secara spesifik apakah disebabkan oleh virus, bakteri atau protozoa. Hal ini
dikarenakan, sebagian besar diagnosis yang dilakukan oleh tenaga medis tidak berbasiskan hasil
pemeriksaan laboratorium tetapi hanya berdasarkan diagnosis klinis (Jurnal 1).
Penyakit pada saluran pencernaan merupakan penyakit yang berbahaya dan
banyak menyebabkan kematian. Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization),
penyakit pada saluran pencernaan, diantaranya kanker usus merupakan penyakit yang paling
banyak menyebabkan kematian nomor 6 di dunia, dan penyakit diare merupakan penyakit yang
menyebabkan kematian nomor 7 di dunia. Sistem pakar tersebut menggunakan metode pelacakan
forward chaining, akan tetapi pada sistem pakar ini tidak didukung faktor kepastian dalam
bentuk nilai probabilitas kepastian hasil diagnosa yang diperoleh sehingga dapat menimbulkan
ketidakpastian jika terdapat penambahan atau perubahan pada pengetahuannya.
Berdasarkan Pembagiannya :
1. Sistem Pakar
Secara umum, sistem pakar (Expert System) adalah sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti
yang biasa dilakukan oleh para ahliTujuan pengembangan sistem pakar sebenarnya tidak
untuk menggantikan peran para pakar, namun untuk mengimplementasikan pengetahuan
para pakar ke dalam bentuk perangkat lunak, sehingga dapat digunakan oleh banyak
orang dan tanpa biaya yang besar. Untuk membangun sistem yang difungsikan untuk
menirukan seorang pakar manusia harus bisa melakukan hal-hal yang dapat dikerjakan
oleh para pakar.

2. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)


Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, tentu
saja didalam domain tertentu. Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat
umum digunakan, yaitu:
 Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning)
Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan
aturan berbentuk: IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah
pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan pakar dapat menyelesaikan
masalah tersebut secara berurutan.
 Penalaran berbasis kasus (Case-Based Reasoning)
Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah
dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi
sekarang (fakta yang ada).
3. Mesin Infrensi
Ada dua cara untuk menggunakan Mesin Infrensi yaitu :
 Forward Chaining (Pelacakan Ke depan )
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata
lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji hipotesis.
 Backward Chaining (Pelacakan Ke depan )
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN dulu).
Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan untuk menguji
kebenaran hipotesis tersebut, harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan.

4. Metode Dempster Shuffer


Secara umum teori Dempster Shafer ditulis dalam suatu interval:
(Belief, Plausibility) Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu
himpunan preposisi. Jika bernilai (nol) maka mengidentifikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika
bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian . Plausibility (Pl) dinotasikan sebagai : Pl(s) = 1 – Bel(¬s)
Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika kita yakin akan ¬s, maka dapat dikatakan bahwa
Bel(¬s)=1, dan Pl(¬s)=0. Pada teori Dempster Shafer mengenal adanya frame of discernment yang
dinotasikan dengan θ. Frame ini merupakan semesta pembuicaraan dari sekumpulan hipotesis.
Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen θ. Tidak semua evidence secara
langsung mendukung tiap-tiap elemen (Jurnal 2).

b. Metode Penelitian
Berdasarkan dari studi pustaka atau artikel ilimiah dapat berupa :
 Artikel ilmiah hasil penelitian dan artikel ilmiah populer yang ditulis dalam majalah
jurnal ilmiah atau ilmiah populer.
 Laporan hasil penelitian dan survey
 Buku teks yang terkait dengan disentri amoeba (epidemiologi dan pengobatannya) (Jurnal
1)
Subjek penelitian yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah “Sistem Pakar Untuk
Mendiagnosa Penyakit Saluran Pencernaan Menggunakan Metode Dempster Shafer” untuk
mendiagnosa 19 jenis penyakit yang diimplementasikan dalam bahasa pemograman Microsoft
Visual Basic 6.0. Desain sistem yang dibuat ini diharapkan dapat membantu pasien atau user
dengan cara memasukkan gejala-gejala yang dirasakannya dan kemudian dari hasil proses sistem
akan memberikan hasil diagnosa berupa nama penyakit, definisi penyakit, penyebab, solusi dan
persentase penyakit yang diderita pasien dan juga sebagai sarana konsultasi langsung untuk
masyarakat umum ( jurnal 2).
c. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan yang disajikan dalam tulisan ini dipilah berdasarkan
morfologi dan siklus hidup serta gejala klinik dari amuba, aspek epidemiologi
(distribusi penyakit), pengobatandan pencegahan ( jurnal 1).

Analisis Kebutuhan Sistem


Analisis kebutuhan sistem yang akan dirancang disesuaikan dengan analisis kebutuhan
user (Jurnal 2).

Daftar Pustaka

\
Pembahasan kurang mendalam, seharusnya bisa Anda jelaskan mengapa yang meninggal lebih
banyak balita? Apakah sistem pakar ini bisa digunakan untuk balita juga? Apakah sistem pakar
ini bisa membantu tingkat mortalitas akibat gangguan sistem pencernaan? Pembahasan Anda
juga kurang sistematis karena tiba-tiba sudah simpulan, dan hasil dan pembahasan hanya sedikit
padahal di sana harusnya Anda bisa bercerita banyak

Anda mungkin juga menyukai