Anda di halaman 1dari 8

PRO SIDING SEMINAR

PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR


~
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
batan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013

METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS PENGUJIAN KADAR


TITANIUM DAN ALUMINIUM DALAM ZIRKO NIL KLORIDA

Purwanto A dan Farida Emawati


Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan - BATAN
a.purwanto@batan.go.id

ABSTRAK
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS PENGUJIAN KADAR TITANIUM DAN
ALUMINIUM DALAM ZIRKO NIL KLORIDA. Telah dipelajari analisis Ti dan Al dalam
zirkonil klorida (ZrOCI2.8 H20) dengan metode spektrofotometri. Analisis Ti
berdasarkan terbentuknya kompleks berwarna kuning dari reaksi Ti(lV) dengan H202
dalam suasana asam sulfat. Analisis AI menggunakan pereaksi eriokrom sianin R
dalam bufer asetat pH 6,0. terbentuk kompleks berwarna merah. Dipelajari pengaruh
zirkonium, penentuan batas deteksi, uji presisi dan akurasi. Spektrofotometri analisis
Ti diperoleh kondisi optimum : panjang gelombang (A) 400 nm, waktu kestabilan
kompleks 5-15 menit, konsentrasi pengompleks H202 0,3%, konsentasi asam sulfat
1,0 M, batas deteksi 0, 103 pg/mL Kurva standar Ti konsentasi 1,0 - 30,0 pg/mL, linier
dengan r = 0,999, adanya zirkonium konsentrasi 20 kalinya mengganggu. Kadar Ti
dalam ZrOCI2.8 H20 produk lokal rerata 0,0048 ~ 0,0002 %. Uji presisi Ti diperoleh
koefisien variasi 4,8 % dan akurasi 91,4 %. Kondisi optimum analisis Al diperoleh A
536 nm, kompleks stabil 7-10 menit, konsentrasi eriokrom sianin 3,73.10- M, asam
askorbat 0,02%. Kurva standar AI konsentasi 10-50 ng/mL linier dengan r = 0,999.
Zirkonium dengan konsentrasi 10 kalinya belum mengganggu. Larutan cuplikan dalam
H2S04 0,5 M, diekstraksi dengan 30% trioktilamin-kerosin, fase air dianalisis kadar AI-
nya. Kadar AI dalam ZrOCI2.8 H20 produk lokal rerata 0,0030 ~ 0,0001%. Uji presisi
diperoleh 2,48 % dan akurasi 89,3%.
Kata kunci : titanium, aluminum, zirconil klorida

ABSTRACT
UV-VIS SPECTROPHOTOMETRY METHOD FOR THE DETERMINATION OF
TITANIUM AND ALUMINUM IN ZIRCONYL CHLORIDE. Analysis of Ti and AI in
zirconyl chloride (ZrOCI2.8 H20) with a spectrophotometric method has been studied.
Analysis of Ti based on the formation of a yellow complex from the reaction of Ti (IV)
with H202 in sulfuric acid solution. Studied the influence of zirconium, the
determination of detection limits, precision and accuracy test. Spectrophotometric
analysis of Ti obtained optimum conditions: wavelength (A) 400 nm, while the stability
of complexes is 5-15 minutes, the concentration of complexing H202 is 0.3%, sulfuric
acid concentrations is 1.0 M, the detection limit is 0.103 flg/mL. Standard curve was
linear in the range of concentrations from 1.0 to 30.0 flg/mL with r = 0.999. Zirconium
with 20 times concentration of Ti is interference. Content of Ti in ZrOCI2.8 H20 local
products obtained average 0.0048 ± 0.0002%. Testing precision of Ti with coefficient
variation is 4.8% and accuracy is 91.4%. Analysis of AI obtained optimum
conditions are : A. 536 nm, stable complexes is 7-10 minutes, the
concentration of eriokrom cyanine is 3,73.10-5 M, ascorbic acid 0.02%.
Standard curve AI with the range concentrations of 10-50 ng/mL is linear with r
= 0.999. Zirconium with a concentration of 10 time is not interference.
Samples solution in 0.5 M H2S04, extracted with 30% trioctylamine-kerosene,
water phase was analyzed. Contents of AI in ZrOCI2.8 H20 local products
obtained average 0.0030 .:!: 0.0001%. The precision is 2.48% and accuracy is
89.3%.

Purwanto A, dkk. ISSN 1410 - 8178 Buku I hal. 39


PRO SIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
@>
Yogyakarta, Rabu 11 September 2013 batan

Key words: titanium, aluminum, zirconyl chloride

PENDAHULUAN diaplikasikan untuk analisis pengotor dalam ZrOClz


8.H20 produk lokaI.
P asir zirkon dari
mengandung sumber daya
zirkonium, alammengandung
banyak lokal selain
unsur-unsur antara lain Hf, Si, Ti, AI, Cr, Fe dan
TAT A KERJA

logarn tanah jarang. Mineral zirkon banyak Bahan kim ia :


dijumpai sebagai hasil sarnping dari pabrik timah Larutan standar Ti 999 ± 5 mg/L dari
Bangka dan dari tarnbangmineral Kalimantany,z,3) (NH4)2TiF6, larutan standar Al 1000 ± 5 mg/L dari
Pembuatan zirkonil klorida (ZrOClz 8 H20) dari AI(N03h, hidrogen peroksida, H202, asam askorbat,
bahan baku pasir sirkon tahap awal adalah proses C2Hg06, asam klorida, HCI., asam nitrat, HN03,
peleburan pasir zirkon menggunakan N aOH, asarn fosfat H3P04, eriokrom sianin R,
menghasilkan NaZZr03 sebagai produk antara yang C23HISNa309S, natrium asetat CH3COONa, asam
selanjutnya diproses dengan pelindian air dan asetat CH3COOH, asam askorbat, natrium
pelarutan menggunakan HCl menghasilkan ZrOCh, hidroksida, NaOH., trioctylamine C24Hs1N, kerosen,
dengan persarnaan reaksi berikut : zirkonil klorida, ZrOCh.8 H20. Semua bahan
ZrSi04 + 4 NaOH ~ Na2Zr03 + Na2Si03 + H20 buatan Merck berkualitas p.a. akuabides dan
Na2Zr03 + 8 H20 + 2 HCI -7 ZrOCI28 H20 + 2 NaOH cuplikan ZrOCh.8 H20 buatan lokaI.
Zirkonia merupakan salah satu bahan Peralatan
industri yang cukup potensial untuk dikembangkan. Seperangkat alat spektrofotometer Genesys,
Zirkonium mempunyai sifat tahan suhu tinggi, kuvet, pH meter "WTW", neraca analitik digital
tahan korosi, mempunyai tarnpang lintang serapan "Mettler", kompor pemanas dengan pengaduk
netron termal yang kecil, yaitu 0,18-0,2 barn, dan magnet, mikro pipet "Transferpette" kapasitas 10-50
menaikkan sifat fisis terhadap logarn paduannya.
ilL, 50-250 ilL, 100--1000 ilL, sentrifuge
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, zirconium sering
"Labofuge", alat-alat gelas dan peralatan
digunakan dalam berbagai bidang industri. Dalam laboratorium lainnya (labu takar 10 mL, dan pipet
bidang industri nuklir digunakan sebagai bahan ukur).
struktur reaktor maupun kelongsong bahan bakar
nuklir dan sebagai bahan bakar reaktor suhu tinggi Cara kerja
dalam bentuk zirkon karbida (ZrC).
Optimasi analisis Ti
Uji kualitas terhadap hasil produksi ZrOCh
8.HzO dari bahan lokal perlu dilakukan untuk Panjang gelombang (A.) optimum Ti dan
mengetahui tingkat kemurnian hasiI. Penentuan waktu kestabilan kompleks
kadar unSUf pengotor antara lain Ti dan AI, unsUf- Larutan standar Ti 1000 ppm dipipet 250
unsur ini dalam bahan dasar konsentrasinya cukup ilL dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL.
tinggi. Sehingga dalarn penelitian ini dipelajari Ditarnbah berturut-turut 0,5 mL H2S04 5 M, 2 mL
analisis kadar Ti dan AI dalarn ZrOCh 8 H20 H3P04 1,8 M, dan 0,5 mL HZ02 6%, ditambah
produk lokal buatan PT APB dengan metode akuabides volume ditepatkan tanda tera dan reaksi
spektrofotometri. Analisis AI menggunakan ditunggu 10 menit. Larutan di scan dari panjang
pereaksi eriokrom sianin R dalam media bufer gelombang (A.) 390 - 450 nm, dan dikoreksi
asetat pH 6,0 dengan pereaksi ini kepekaannya terhadap larutan blangko. Dari kurva serapan
tinggi dan batas deteksinya rendah.(4,S,6) terhadap panjang gelombang, ditentukan (A.) pada
Metode ini mempunyai keuntungan antara
serapan maksimum.
lain adalah sensitif, batas deteksinya rendah,
Larutan standar Ti 1000 ppm dipipet 250
mudah, akan tetapi memerlukan perlakuan awal
ilL dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL.
untuk mengurangi atau menghilangkan unsUf-unsUf
Ditarnbah 0,5 mL H2S04 5 M, 2 mL H3P04 1,8 M,
penganggu, dan diperlukan beberapa bahan kimia
dan 0,5 mL pengompleks H202 6%, stop watch
sebagai pereaksi. Untuk mendapatkan data
dihidupkan. Larutan ditambah akuabides volume
pengujian yang valid, diperlukan validasi metode
analisis antara lain : akurasi, presisi, batas deteksi, ditepatkan. Larutan diukur serapannya pada A. 400
nm selang waktu reaksi 2 hingga 30 menit,
selektivitas, linieritas, kisaran konsentrasi. Sehingga
dievaluasi kestabilan serapan terhadap waktu reaksi.
tujuan penelitian ini adalah mendapatkan validitas
metode spektrofotometri analisis Ti dan AI untuk Optimasi konsentrasi H2S04

Buku I hal. 40 ISSN 1410 - 8178 Purwanto, dkk


PRO SIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
~
Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan
batan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013

Optimasi konsentasi asarn sulfat terhadap Uji presisi dan akurasi (uji recovery)
larutan Ti (IV) 25 mgfL., dengan variasi konsentrasi Presisi ditentukan dari koefisien varlaSl
0,25 0,50 0,75 1,0 1,25 1,50 1,75 dan 2,0 M. (KV) dengan menghitung simpangan baku (0-)
Serapan dicatat untuk setiap variasi volume pada A. pengulangan pengujian larutan contoh uji minimal 7
400 nm. Dibuat kurva konsentrasi H2S04 (M) kali pengulangan, dihitung dengan rumus : % KV =
terhadap serapan.
~ x 100. Untuk menentukan uji recovery dibuat
Optimasi konsentrasi pengompleks H202 X
kurva standar Ti konsentrasi 1,0 sid 5,0 ppm,
Variasi konsentrasi pengompleks terhadap
persarnaan garis regresi dari kurva kalibrasi ini
larutan Ti(IV) 25 mgfL., dengan konsentrasi H202 :
digunakan untuk menentukan kadar Ti dalarn
0,15 0,30 0,45 0,60 0,75 0,90 1,05 1,20 % dan
cuplikan. Selanjutnya ke dalarn larutan contoh
serapan dicatat untuk setiap variasi volume H202
tersebut di spike dengan larutan standar Ti
6% pada A. 400 nm. Dibuat kurva konsentrasi
konsentrasi 2,5 llg/mL dan dihitung konsentrasi Ti.
pengompleks H202 (%) terhadap serapan.
Selisih antara konsentrasi Ti hasil uji (sarnpel
Pengaruh zirkonium I uji selektivitas ditarnbah standar Ti) dengan harga sesungguhnya
terhadap analisis Ti. dikalikan 100 merupakan prosen recovery.
Dibuat 3 buah larutan Ti 25,0 mg/L dalarn Optimasi analisis AI
labu takat 10 mL, dibuat 10 buah larutan Ti 25,0
mg/L ditarnbah matriks zirkonium 25,0 mg/L, 50 Penentuan panjang gelombang (A.) optimum
mg/L hingga 500 mg/L, dilanjutkan hingga 2500 dan waktu kestabilan kompleks
mg/L. Larutan standar Ai 10 ppm dipipet 250 ilL
Dibuat seri larutan standar Ti 5-25 mg/L, diukur dimasukkan ke dalarn labu takar 10 mL, ditarnbah
serapannya pada A. 400 nm. Dengan persarnaan berturut-turut 2 mL larutan bufer asetat pH 6,0, 200
garis kurva standar, dihitung konsentrasi Ti 25 ilL asarn askorbat 1 % 200 ilL larutan H2S04 0,02
mg/L murni dibandingkan dengan konsentrasi Ti N, 200 ilL pereaksi eriokrom sianin 0,13 %.
dengan adanya pengaruh unsur matriks Zr, Larutan ditarnbah akuabides volume ditepatkan dan
dievaluasi penyimpangannya. reaksi ditunggu 10 menit. Diukur absorbansinya
dari A. 400 hingga 600 nm, dan dikoreksi terhadap
Preparasi sam pel untuk pengujian Ti
larutan blangko. Dari kurva serapan terhadap
Pemisahan zirkonium dengan titanium
panjang gelombang, ditentukan (A.) pada serapan
dilakukan dengan cara titanium direaksikan dengan maksimum.
H202 terjadi kompleks TiO(OHh berwarna kuning,
Larutan standar Ai 10 ppm dipipet 250 ilL
sedangkan zirkonium diendapkan dengan H3P04,
ditarnbah berturut-turut : 2 ml bufer asetat pH 6, 200
kemudian dipisahkan dengan disaring atau
ilL asarn askorbat 1 % 200 ilL larutan H2S04 0,02
disentrifuge. Titanium berada dalam filtrat, diukur
N, 200 ilL pereaksi eriokrom sianin 0,13 %.
absorbansinya pada panjang gelombang 400 nm
dikoreksi terhadap blanko. Apabila asarn fosfat Larutan ditambah akuabides volume ditepatkan dan
ditambahkan terlebih dahulu ke dalarn larutan stop watch dihidupkan. Diukur serapannya pada A.
cuplikan, baru kemudian ditambahkan H202 maka 534 nm setiap selang waktu 1 hingga 30 menit,
yang terjadi Ti dan Zr akan mengendap bersama- dievaluasi kestabilan serapan terhadap waktu.
sarna sehingga tidak terpisah antara Ti dengan Zr. Dilakukan pula optirnasi konsentrasi pengompleks
eriokrom sianin dan konsentrasi asam askorbat
Ketika kedua campuran H202 dan Na-fosfat
0,02%.
ditambahkan ke dalarn larutan yang mengandung
zirkonium, yang membentuk endapan fosfat adalah Pengaruh zirkonium
zirkonium.
a. Dibuat larutan Ai murni tanpa adanya zirkonium.
Cuplikan zirkonil klorida ditirnbang tepat
b. Dibuat larutan AI dengan adanya zirkonium
0,500 g, dirnasukkan ke dalam beker gelas kapasitas
berbagai variasi konsentrasi.
50 mL dilarutkan dengan 4,0 mL akuabides, ditambah
2,0 mL H2S04 5 M dan 0,5 mL H202 6%, terjadi Pembuatan kurva standar AI
kompleks Ti dengan H202 berwama kuning. Larutan Disiapkan 6 labu ukur 10 mL, 1 untuk
mengandung zirkonium ditarnbah 2 mL H3P04 1,8 M larutan blangko dan 5 untuk larutan standar. Lima
dan akuabides hingga volume tepat 10 mL. Terbentuk labu ukur tersebut ditambahkan larutan standar Al
endapan putih dari Zr(HP04h atau ZrO(H2P04)2,(7) 10 ppm dengan variasi volume: 20 ilL; 40 ilL; 60
endapan disaring filtrat diukur absorbansinya pada A. ilL; 80 ilL; 100 ilL. Ditambahkan berturut-turut 2
400 run, ditentukan kadar Ti dengan plot kurva mL larutan bufer asetat pH 6,0, 200 ilL asam
standar.
askorbat 1 % 200 ilL larutan H2S04 0,02 N,

Purwanto A, dkk. ISSN 1410 - 8178 Buku I hal. 41


PRO SIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan
@>
Yogyakarta, Rabu 11 September 2013 batan
kemudian ditambah 200 ilL pereaksi eriokrom konsentrasi H2S04 (M) terhadap serapan
sianin 0,13 %. Larutan ditambah akuabides volume ditunjukkan pada Gambar 2.
ditepatkan, didiamkan 7 menit kemudian diukur Dari percobaan diperoleh bahwa pada
absorbansinya pada A. 536 nm. Dibuat kurva konsentrasi H2S04 0,25-0,75M, serapan masih naik,
konsentrasi terhadap absorbansi, dihitung slope (b), sedangkan pada 1,0 dan 1,25 M serapannya
intersep (a) dan koefisien. korelasi (r) terbesar, sehingga diperoleh konsentrasi H2S04
optimum 1,0 M.
Preparasi cuplikan untuk analisis AI. Serapan
0,380
Cuplikan zirkonil klorida dipanaskan dalam
0.375
oven pada suhu 80°C selama 1 jam. Setelah dingin
ditimbang tepat 0,400 gram, dimasukkan ke dalam 0,370
labu takar 10 mL, ditambah 1 mL H2S04 5 M,
diencerkan dengan akuades hingga tanda. Larutan
yang terjadi konsentrasi Zr 10,0285 g/L dalam asam
0,365
0.360 :::~::::
0,355
sulfat 0,5 M. Larutan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer, ditambah 10 mL 30% Tri-n-oktilarnin- 0,350 I. ", .. I
0.00 0.15 0,30 0,45 0,60 0,75 0,90 1.05 1,20 1,35
70% kerosen diekstraksi 15 menit, dipisahkan H..o, (%)
antara fase organik dan fase air. Fase air
diperkirakan masih mengandung sedikit zirkonium Gambar 1. Variasi konsentrasi pengompleks H202
dipisahkan dengan diendapkan menggunakan (%) terhadap Ti 25 Ilg/mL
NaOH berlebihan. Zirkonium mengendap sebagai
Zr(OH)4 yang tidak larut dalam kelebihan pereaksi.
Sedangkan Al ikut mengendap sebagai AI(OHh,
tetapi larut dalam kelebihan pereaksi, ini merupakan 0,400 T~~~~~~~~~~
0,390 ~~~~~~~~~~~: ~:~:~: ~~~:~:~: ~:~:~]
perbedaan antara Zr dengan AI(7).Fase air dipipet 5
mL ditambah 3 mL NaOH 10% diaduk sambil
dipanaskan, terbentuk endapan putih, kemudian
disaring., filtrat ditambah akuades hingga 10 mL,
0.380

0.370 ::::~::::.
0,360
dianalisis kadar Al-nya.
0,350 I , , , " , :
HASIL DAN PEMBAHASAN 0,00 0,25 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00 2,25
Konsentrasi H2S04 (M)
Penentuan titanium secara kolorimetri
dengan pengompleks hidrogen peroksida Gambar 2. Serapan kompleks Ti-H202 pada variasi
berdasakan terbentuknya senyawa kompleks konsentrasi asam sulfat
berwama kuning yang diperkirakan adalah
Uji selektivitas pengaruh Zr terhadap
[Ti02(S04h]2+ atau [Ti(H202ht+·(6,7) Dilakukan analisis Ti
optimasi metode analisis unsur Ti dan validasi
metode analisis. Validasi metode dengan Selektivitas suatu metode adalah
menentukan batas deteksi, uji selektivitas dengan kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu
mempelajari pengaruh unsur mayor zirkonium, saja secara cermat dan seksama dengan adanya
penyiapan larutan sampel dengan pelarutan, komponen-komponen lain yang mungkin ada dalam
pemisahan zirkonium dengan unsur pengotor. matriks sampel. Dalam percobaan ini unsur mayor
adalah zirkonium, sehingga dipelajari pengaruh
Optimasi konsentrasi pengompleks H202 zirkonium terhadap Ti 25 ppm. Selektivitas
Variasi konsentrasi pengompleks terhadap ditentukan dengan membandingkan hasil analisis Ii
larutan Ti(IV) 25 mg/L., dengan konsentrasi H202 : yang mengandung matriks Zr dengan tanpa matriks.
0,15 0,30 0,45 0,60 0,75 0,90 1,05 1,20 % dan Penyimpangan hasil merupakan selisih dari hasil uji
serapan dicatat untuk setiap variasi volume pada A. keduanya. Pengaruh matriks zirkonium terhadap
400 nm. Kurva konsentrasi pengompleks (%) pengujian Ti 25,0 ppm, data percobaan ditunjukkan
terhadap serapan ditunjukkan pada Gambar 1. T abel 1.

Optimasi konsentrasi H2S04


Optimasi asam sulfat terhadap larutan Ti 25
llg/mL., dengan variasi konsentrasi 0,25 0,50 0,75
1,01,25 1,50 1,75 dan 2,0 M. Serapan dicatat untuk
setiap variasi konsentrasi pada A. 400 nm. Kurva

Buku I hal. 42 ISSN 1410 - 8178 Purwanto, dkk


PRO SIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
~
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
batan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013

Tabel1. Serapan Ti 25 ppm tanpa adanya mengandlll1g zirkonium, yang membentuk endapan
zirkonium dan dengan adanya zirkonium fosfat adalah zirkonium. Endapan disaring filtrat
Ti 0,367
0,363
0,368
-10,373
25,0 2500
25,0
25,0 1000
250
500
750
125
Zr
1250 Bias
Kons.Ti
A 8,644
0,384
0,402
5,186
0,426
17,288
29,088
0,393
0,396
26,730
26,944
7,779
26,087
27,373
0,383
26,015
4,898
-1,655
24,586
-0,226
24,944
-0,512
24,872
0400
(ppm) (ppm)
(%)nm dianalisis pada A400 nm ditentukan kadar Ti
No
dengan teknik plot kurva standar, hasil analisis
kadar Ti disajikan pad a Tabel 2.
Tabel2. Hasil analisis kadar Ti dalam zirkonil
klorida lokal
Kans.
0,032
0,0312,3072
0,0461
0,0475
0,654
Serapan
..... Kadar
47,451
46,144
0,0047
0,0046
0,0007
0,00468
0,0472
0,00005
47,124
2,3725
·Kons.
(0
~04L
(0
g!.Q~.??
(mg/g) Ti
Kans.Ti Ti
Tireg
(%)gIg)
g/mL)
.....
No
2 400 nn Sd =
143
o
Rerata =

Larutan mengandlll1g Ti 25,0 ppm dengan adanya


Zr 250 ppm Tabel 1. menyebabkan penyimpangan
hasil sebesar 5 %, jadi adanya zirkonium 10 kalinya
*Konsentrasi.Tireg dihitlll1g dengan persamaan Y =
mulai menganggu. 0,0153 X - 0,0043 r= 0,99951
Kurva standar Ti Kadar Ti dalam zirkonil klorida produk lokal rata-rata
KUlVastandar Ti dibuat kisaran konsentrasi 1,0-5,0 0,0472 ± 0,007 mg/g.
Ilg/mL. Diamati serapannya pada A 400 nm Uji presisi analisis Ti
terhadap blanko, dibuat kurva antara konsentrasi Ti Uji presisi dilakukan dengan menghitlll1g
terhadap serapan ditlll1jukkan pada Gambar 3. koefisien variasi (KV) dari standar deviasi terhadap
Serapan analisis tujuh larutan cuplikan, data percobaan
0,060 ditlll1jukkan pada tabel3.
Y = 0,0105 X + 0,0017
0,050
R = 0,9997
Tabel3. Uji presisi analisis kadar Ti
0,040 Kans.Ti Kons. Ti Kadar Ti
Na. Serapan Kans.regr
0,030 000 u/mL o I m I
_1 0,028 2,505 50,0952.9.!9_~91 ~50 .__
0,020

0,010
2
3
0,025
0,026
2,219
2,314
44,3810
46,2857
0,0444
... "-.
0,0463
---- 0,0044
0,0046
0,000 4 0,027 2,410 48,1905 0,0482 0,0048-
---
.............. .

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 50,0952 --_.-


0,0501 0,0050
-.-------
.•.•.........

Konsentrasi Ti (mg/L
C'-
6 0,028
:::0:028
•••_ ••••• _·••_ •••••__ H. _
2,505
2,S05 ---
50,0952 0,0501
~_._ _ ..__ - 0,0050
- -- ••......•.. - .

Gambar 3. KUlVa standar Ti 1,0 - 5,0 llg/mL 7 0,026 2,314 46,2857 0,0463 0,0046
dalam suasana asam sulfat Rerata 2,3959 47,918 ~047~ .. 0,0048
Dari kurva standar Ti diperoleh hubungan Sd ~ 9.!.QQ?~.. Q,oogL
%KV 4,830
linier antara konsentrasi (X) terhadap serapan (Y)
dengan persamaan garis Y = 0,0 105 X + 0,0017, Uji perolehan kembali (recovery)
koefisien korelasi (r) = 0,9999
Uji akurasi dilakukan dengan cara
Analisis Ti dalam zirkonil klorida. menganalisis kadar Ti dibuat 7 buah larutan.
Cuplikan zirkonil klorida ditimbang tepat Masing-masing ditambah dengan 250 ilL larutan
0,500 g, dilarutkan dengan 4,0 mL akuabides, standar Ti 1000 mg/L (2,50 llg/mL), dilakukan
ditambah 2,0 mL H2S04 5 M dan 0,5 mL H202 6%, preparasi seperti pada pembuatan kurva standar.
terjadi kompleks Ti dengan H202 berwarna klll1ing. Dihitung konsentrasi Ti da\am sampe\ sebe\um dan
Larutan mengandung zirkonium ditambah 2 mL setelah diadisi menggunakan persamaan regresi dari
H3P04 1,8 M dan akuabides hingga volume tepat 10 kurva standar, data percobaan ditunjukkan pada
mL. Terbentuk endapan putih dari Zr(HP04)2 atau Tabel4.
ZrO(H2P04h,(7). Ketika kedua campuran H202 dan
asam fosfat ditambahkan ke dalam larutan yang

Purwanto A, dkk. ISSN 1410 - 8178 Buku I hal. 43


PRO SIDING SEl\1INAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan @>
Yogyakarta, Rabu 11 September 2013 batan
Tabel4. Uji perolehan kembali Ti dalam sampel
---
---.
-------
- -.-
-_.-
---
------ yang
, -
diadisi
""
dengan
- .. 2,50 )..lg/mL
-..--., -----. --- 0.800
Serapan

-- -
.....................................
........ .................
............... ...... ............
......... ...
.. .... ... ...

No. =9,695
0,048
0,050
0,053
0,055
0,049
0,052Hasil
Serapan
(0 Tiadisi
2,6803
2,2041
2,0136
88,16
4,6000
4,4095
2,3959
=91,43
107,21
2,1088
2,3946
95,78
99,59
4,8857
5,0762
4,5048
4,7905
2(%) Uji
dalam
,3959
80,54
2,4898
84,35
ecovery
ons.reg
sampel
g/mL)
ID o/mL\
...".......
.. .....·
............
·M......... 0.600 ... -----------.---
/mU
1 Rerata
Sd
_____________________________
II
0,400

0.200
----------====~~:;:--=::::::;::::==-~1,
.---~----------------------------------------------I
0.000 ii
0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Vol. Eriokrom 0,01% (mL)

Gambar 5. Pengaruh konsentrasi pengompleks


eriokrom sianin 0,01 % terhadap serapan
AI 250 )..lg/L
Dari Gambar 5, diperoleh bahwa pada
penambahan pengompleks 0,5 hingga 1,5 mL
serapan masih naik, ligan belum cukup
mengompleks logam AI. Setelah penambahan 2,0
mL serapan naik dan jumlah ligan telah
Optimasi am11isis AI
mengompleks seluruh logam AI, sehingga direroleh
pengompleks optimum 2,0 mL atau 3,73.10- M.
Panjang gelombang maksimum dan waktu
kestabilan kompleks Kurva standar AI
Penentuan panjang gelombang kompleks Kurva standar Al dibuat dengan kisaran
AI dengan eriokrom sianin dalam larutan bufer konsentrasi 20-100 )..lg!L.Diamati serapannya pada
asetat pH 6,0 dengan mengukur serapan pada A 400 A 534 nm terhadap larutan blanko, dibuat kurva
nm hingga 600 nm, spektra ditunjukkan Gambar 4, antara konsentrasi AI ()..lg!L) terhadap serapan
dari spektra diperoleh puncak serapan tertinggi pada ditunjukkan pada Gambar 6.
A 534 nm.
0.300
$erapan
0.450 0.250
0.400
0.200 -- ----
- .-~~~~=--=~~~------~-~-=---.---.-J....,
__. u_.
0.350---.--.-.--~\-----.-----
0.150

~.~:~
-:~~:::-=-~--·-:~i~~=:~::.:~==~~~~~-
~:::~
==--=ii~==--\\.~==--
0.100

0.050 __ _Z
--==----T~-·--====~·~·~·~_·
~=o',~~~~~:
---.-.-. Y = 0 ---.----- --·-- ..· .. 1

0,050 /'"" ~ -~ _ 0.000


MOO +-~-"':,...,~~+_~~+_~~ .•.....
- ......•
,.......~'__I o 20 40 60 80 100
460 500 520 540 560 560 600 Konsentrasi (ppb)
Panjang Gelombang 10m ~

Gambar 4. Spektra kompleks AI-eriokrom Gambar 6. Kurva standar aluminium 20 - 100 )..lg/L
sianin R dalam bufe asetat pH 6,0 dalam bufer asetat pH 6,0

Waktu kestabilan kompleks diamati dari Dari kurva standar AI diperoleh hubungan
menit ke 2 hingga 30 menit dari saat direaksikan linier antara konsentrasi (X) terhadap serapan Y,
dengan pengompleks eriokrom sianin. Dari dengan persamaan garis regresi Y = 0,003 X -
beberapa kali percobaan diperoleh bahwa serapan 0,009, koefisien korelasi (r) = 0,9999
stabil sesaat yaitu pada 7-10 menit, setelah ini Penentuan batas deteksi AI
serapan kurang stabil, semakin turun dengan
Kurva standar Al konsentrasi 0,10 hingga
bertambahnya waktu ..
0,30 ppm diperoleh persamaan regresi linier Y=
Optimasi konsentrasi pengompleks 1,8211 X + 0,00234 r = 0,998. Batas deteksi Al
Dilakukan variasi volume pengompleks yang ditentukan dengan cara kurva standar didapat
eriokrom sianin 0,01%, terhadap larutan Al 0,020 ppm, dengan cara pengukuran delapan buah
konsentasi 250 0 g/L. Volume pengompleks (mL) : larutan blanko diperoleh 0,027 ppm.
0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 dan 3,0 serapan dicatat untuk
setiap variasi volume pada A 534 nm. Kurva antara
volume pengompleks (mL) terhadap serapan
ditunjukkan pada Gambar 5.

Buku I hal. 44 ISSN 1410 - 8178 Purwanto, dkk


PRO SIDING SEMINAR

@ PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLffi.


Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
batan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013

Analisis kadar AI dalam fase air dari presisi ditentukan dengan menghitung koefisien
ekstraksi larutan cuplikan zirkonil klorida. variasi dari sirnpangan baku (0') pengulangan 7 kali
Tabel 5. Hasil analisis kadar AI dalam zirkonil pengujian, diperoleh konsentrasi AI rerata 0,028 ±
0,0012 mg/g, sehingga koefisien variasi (KV) =

3
7 2
-.-
0,060
0,065
0,068
0,066
0,067
klorida produk lokal
---.
......
Kons.AI
1,20 Kons.
0,0012
0,0001
(ppm)
0,0293
0,0283
0,0266
0,0028
0,0027
0,0287
0,0290
0,0029
Serapan 0,0266
28,26
26,59
0,0283
28,31
0,0287
0,0293
0,0290
28,65
29,34
28,99
'Kons.
Kadar)
(D
(mq/q) AI
reg
(%q/q) 0,0012 x 100 = 4,29 %.
=
No 0,028

KESIMPULAN

Serapan maksimum kompleks Ti dengan


H202 pada panjang gelombang (A.) 400 nm, waktu
kestabilan kompleks 5-30 menit, konsentasi H202
optimum 0,3%. Larutan mengandung Ti 25,0 ppm
dengan adanya Zr 150 ppm menyebabkan
penyimpangan sebesar 1,7%, konsentrasi zirkonium
10 kalinya mulai menganggu menyebabkan
penyimpangan 5 %. Pemisahan zirkonium dengan
titanium dengan cara Ti dikompleks dengan H202 dan
zirkonium diendapkan dengan H3P04, dipisahkan
*Kons.regdihitung dengan persamaan : dengan disaring. Kadar Ti dalam zirkonil klorida
Y = 2,9129 X - 0,0175 Kadar AI dalam zirkonil adalah 0,048 ± 0,002 mg/g. Uji presisi analisis Ti
klorida 0,0283 ± 0,0012 mg/g. terhadap 7 larutan sampel diperoleh 4,8% dan uji
recovery diperoleh 91,43 ± 9,70 %.
Uji akurasi AI (recovery) Serapan maksimum kompleks AI dengan
Perolehan kembali (recovery) dilakukan eriokrom sianin dalam larutan bufer asetat pH 6,0
dengan menganalisis AI dalam filtrat, dipipet 0,5 pada panjang gelombang (A.) 536 nm, konsentrasi
mL dibuat 8 buah larutan. Masing-masing ditambah eriokrom sianin 3,73.10-5 M. Cuplikan zirkonil
dengan 50 ~L larutan standar AI 10 mg/L (0,050 klorida 0,400 g dalam 10 mL asam sulfat 0,5 M,
mg/L), dilakukan preparasi seperti pada pembuatan diekstraksi dengan 30% TNOA-kerosen, fase air
kurva standar. Dihitung konsentrasi AI dalam dianalisis, kadar AI dalam zirkonil klorida rerata
sampel sebelum dan setelah diadisi menggunakan 0,0283 ± 0,0012 mg/g. Uji presisi analisis Al
persamaan regresi dari kurva standar, data percoba- terhadap 7 larutan cuplikan diperoleh 4,29 % dan
an uji perolehan kembali ditunjukkan pada Tabel 6. recovery 89,27 ± 2,36 %.
Tabel 6. Uji recovery terhadap 0,05 mg/L AI yang
DAFT AR PUST AKA
diadisikan ke dalam cuplikan
0,191
D0,195
0,197
0,198
0,194
0,189
0,199
0,196
534nm Perolehan
Adisi
AI
Kembali
0,0283 dalam
0,0716
0,0433
85,24
86,61
(%)88,67
89,36
86,61
90,73
91,42
92,10
90,04
Sampel
".9-,Q?~§_.
"Q,Q'?'?§"..
"..9..!Q..~.~.3
....
9!Q4.~.?,,"
__Qi~.??~_
._Q,!M.?O
...Q,Q46L_
.9..t91.R_
0,0743
0,0709
Hasil
_.Q.9:!~
"Q,Q1.4.9..
""
....
_
_.. .Q,Q4.4~._
(mg/L)
(mqlL)
.Q,Q~_.
0,04?6
Recoveryuji* __ I. MAIRODI., Proses Pembuatan Bahan Sodium
Serapan
= 89,27 ~ 2,36 % Zircon ate Dari Zircon Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Zirconia. Theses From JBPTITBTF,
Program Teknik Fisika ITB, Maret 2007.
http://digilib. tf.itb. ac
2. DWI RETNANI SUDJOKO, Pembuatan
Zirkonia Kestabilan Parsial Dengan Cara
Pengendapan., Prosiding PPI PDIPTN, PT APB,
BAT AN Yogyakarta, 2008.
3. POERNOMO H., Informasi Umum Zirkonium,
Pusat Teknologi Akseleator dan Proses Bahan,
BAT AN, Yogyakarta, April 2012.
4. ANONIM; Standard Method for The
Examination of Water arid Waste Water, APHA
*) Dihitung dengan persamaan Y = 2,9129 X - 0,0 175 Standard Methods, 18th Edition, 1992.
Konsentrasi AI dalam sampel rerata 0,0283 5. WOOD D.F., JONES J.T., Spectrophotometric
mg/L. Larutan standar AI yang ditambahkan ke determination of small amounts of titanium in
dalam sampel adalah 0,050 mg/L (0,05 mL AI 10 zirconium alloys, hafnium, niobium and other
mg/L dalam volume akhir 10 mL). Dari Tabel 6. metals, with diantipyrinylmeth. Analvtica
diperoleh bahwa uji recovery terhadap 8 buah Chimica Acta Vo1.47. Issue 2, September 1969
larutan standar Al 0,05 mg/L yang ditambahkan ke
dalam sampel adalah 89,27 ± 2,36 %. Sedangkan

Purwanto A, dkk. ISSN 1410 - 8178 Buku I hal. 45


PRO SIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
~
Pusot Teknologi Akselerotor don Proses Bahan
Yogyakarta, Rabu 11 September 2013 batan
6. SANDEL, E.B., and ONISHI, H., "Photometric MV Purwani
Determination of Trace of Metals General ~ Pada tata kerja sebaiknya dibuat dalam blok
Aspects ", Fourth edition, Part I, Thon Willey and diagram
Sons Publishers, Inc., New York 1978. ~ Apa kegunaan ekstraksi?
7. VOGEL'S., Textbook of Quantitative Inorganic ~ Bagaimana ketelitian dan ketepatannya analisis
Analysis, Fourth Edition 1978. , ISBN 0-582- Ti jika dibanding dengan AAS?
40710-9 Purwanto A
8. RUSYIDI, S., Metoda Analisis Titanium Dalam Analisis Al dalam Zirkonil klorida
Ilmenit Bangka Dengan Pereaksi Perhidrol <} Dilakukan ekstraksi dengan tujuan
Secara Spektrofotometri. Prosiding Seminar memisahkan Zr dari unsur-unsur pengotornya.
Geologi Nuklir dan Sumber Daya Tambang, Logam pengotor (AI) berada pada fase air,
P2BGGN BATAN, 2004, ISBN 979-8769-12-D, untuk dianalisis sedangkan zirconium berada
http://www.dbriptek.ristek.go.id dalam fase organik. Meskipun Zr tidak
9. YOKY EDY SAPUTRA., Verifikasi dan Validasi terekstraksi 100% ke fase organic, masih ada
Metoda di Laboratorium, Juli 2009,
sebagian yang tinggal dalam fase air bersama
http://en,wikipedia.org/wiki/accuracy and precision.
dengan AI, namun masih ada toleransi saat zr
10. ANONIM., Validasi Metode Pengl!iian,
mengganggu dalam analisis AI.
hUp://ivakuvagava.
wordpress.com diakses02/12/2009
<} Analisis Ti dengan UV- VIS ini dilakukan tahun
2012, saat itu AAS belum dapat menganalisis
Ti karena tidak ada lampu Ti. Belum dilakukan
evaluasi hasil analisis Ti antara AAS dengan
TANYA JAWAB UV- Vis.
Anna R
~ Terbentuk warna kuning pada analisis Ti
disebabkan oleh apa?
~ Apakah nantinya warna kuning tersebut
permanen?
~ Apakah timbulnya warna kuning adalah yang
diinginkan ?
Purwanto A
<} Pada analisis titanium dengan pereaksi H2 O2
terbentuk kompleks berwarna kuning dari
senyawa [Ti02(S04)d2+ atau [Ti(H20~d4+
<} Pada analisis spektrofotometri, memang
diperlukan/dibuat menjadi senyawa berwarna
(chromophor) agar menyerap sinar pada
daerah panjang gelombang UV atau visible.
<} Bila unsur yang akan dianalisa dalam larutan
tidak berwarna, maka ditambah zat pembentuk
warna (dye agent) agar terjadi kompleks
senyawa berwarna. Keuntungan penggunaan
pengompleks warna sensitivitasnya menjadi
tinggi dan batas deteksinya menjadi rendah.

Buku I hal. 46 ISSN 1410 - 8178 Purwanto, dkk

Anda mungkin juga menyukai