Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN ANALISIS KADAR NATRIUM

CHITATO LITE POTATO CHIPS RUMPUT LAUT

KELOMPOK 3

CINDY RAMADHANIA (5211240016)


FATHIA AZ ZAHRA (5211240011)
GRACE YOSEPHINE (5213540021)
PELUPESSY
HIMMA AUDINA PUTRI (5211240013)

MARIANA REBECCA SIRAIT (5213240010)


MUTIARA NADHIA SAHPUTRI (5211240007)
HUTABARAT

DOSEN PENGAMPU

RISTI ROSMIATI, S.Gz., M.Si.


HARDI FIRMANSYAH, S.Si., M.Si.
CACA PRATIWI, S.Tp., M.Si.

PROGRAM STUDI S1 – GIZI

FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

November 2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 2

A. Latar Belakang .................................................................................. 2


B. Tujuan ............................................................................................... 3

BAB II METODE ......................................................................................... 4

A. Alat dan Bahan .................................................................................. 4


B. Tahapan Analisis ............................................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 7

A. Hasil.................................................................................................. 7
B. Pembahasan ...................................................................................... 12

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 15

A. Kesimpulan ....................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16

LAMPIRAN ................................................................................................. 17

A. Lampiran 1 : Perhitungan Kadar Natrium .......................................... 17


B. Lampiran 2 : Pembagian Tugas Kelompok ........................................ 19

DOKUMENTASI ......................................................................................... 20

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penentuan klorida dilakukan dengan beberapa metode diantaranya
adalah metode argentometri dan spektrofotometri. Penggunaan metode
titrasi argentometri merupakan metode yang klasik untuk menganalisis
kadar klorida yang dilakukan dengan menggunakan AgNO3 dan indikator
K2Cr2O4, kelebihan dari analisis klorida dengan cara ini yaitu pelaksanaan
yang mudah dan cepat, memiliki ketelitian dan keakuratan yang tinggi dan
dapat digunakan untuk menentukan kadar yang memiliki sifat yang
berbeda – beda.
Pembentukan dari sebuah endapan berwarna menggunakan metode
Mohr. Persis seperti system asam – basa, pembentukan satu endapan lain
dapat dipergunakan untuk mengindikasikan selesainya sebuah titrasi
pengendapan. Contoh yang paling terkenal dari kasus seacam ini adalah
yang disebut titrasi Mohr. Titrasi Mohr merupakan metode titrasi langsung
untuk menghitung ion natrium dengan ion perak, dimana ion kromat
dipergunakan sebagai indikator. Larutan sampel yang mengandung klorida
dititrasi dengan larutan standar perak nitrat. Setelah perak dari perak nitrat
membentuk kompleks dengan semua klorida yang tersedia dalam sampel,
perak bereaksi dengan kromat yang telah ditambahkan kedalam sampel
untuk membentuk padatan berwarna oranye yaitu perak kromat.
Kemunculan awal endapan perak kromat berwarna kemerah – merahan
diambil sebagai titik akhir dari titrasi. Volume perak yang digunakan
untuk bereaksi dengan klorida digunakan untuk menghitung kandungan
natrium sampel.
Tentu saja penting bahwa pengendapan indikator terjadi pada titik
ekuivalen atau di dekat titik ekuivalen dari titrasi tersebut. Perak kromat
lebih mudah larut (sekitar 8,4 × 10-5 mol/liter) daripada perak klorida
(sekitar 1 × 10-5 mol/liter). Jika ion ion perak ditambah kedalam suatu
larutan yang mengandung ion klorida dengan konsentrasi besar dengan ion
kromat dengan konsentrasi kecil, perak klorida akan mengendap terlebih
dahulu ; perak kromat tidak terbentuk sebelum konsentrasi ion perak
meningkat sampai kenilai yang cukup besar untuk melebihi Ksp dari perak
kromat.
Metode analisis pada sampel hasil olahan ; pemeriksaan sampel
meliputi pengukuran konsentrasi klorida dengan menggunakan metode
Mohr – Volumetri. Prinsip pengukuran metode ini adalah melakukan
titrasi terhadap sampel dengan menggunakan larutan perak nitrat (AgNO 3)
sehingga terbentuk endapan AgCl berwana putih. Pendeteksian endapan

2
AgCl dilakukan dengan penambahan indikator kalium kromat (K2Cr2O4)
yang akan menghasilkan endapan Ag2CrO4 berwarna merah bata.
Larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau agak
katalis dititrasi dengan larutan titer perak nitrat menggunakan indikator
kromat. Apabila ion klorida atau bromida telah habis diendapkan oleh ion
perak, maka ion kromat akan bereaksi membentuk endapan perak kromat
yang berwarna coklat/merah bata sebagai titik akhir titrasi. Sebagai
indikator digunakan larutan kroma K2Cr2O4 0,003 M atau 0,005 M yang
dengan ion perak akan membentuk endapan coklat merah dalam suasana
netral atau agak alkalis. Kelebihan indikator yang berwarna kuning akan
mengganggu warna, ini dapat diatasi dengan melarutkan blanko indikator
suatu titrasi tanpa zat uji dengan penambaan kalsium karbonat sebagai
pengganti endapan AgCl.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menentukan kandungan natrium dari produk chitato lite potato
chips rumput laut dan berbagai produk keripik kentang lainnya
menggunakan metode Mohr
2. Dapat mengetahui bagaimana cara perhitungan analisis natrium
3. Dapat melakukan praktikum natrium metode Mohr dengan benar dan
sesuai prosedur kerja serta mendapat hasil yang diharapkan

3
BAB II

METODE

A. Alat dan Bahan


 Sampel
Sampel yang digunakan chitato LITE potato chips rumput laut

 Alat
- 1 buah Neraca analitik
- 5 buah Penangas air
- 5 buah Buret 50 atau 100 ml
- 5 buah Penyangga buret
- 2 buah Botol kaca bertutup 200–250 ml (1 botol gelap, 1 botol
terang)
- 5 buah Gelas kimia 150 ml
- 5 buah Gelas kimia 250 ml
- 5 buah Labu Erlenmeyer 100 ml
- 5 buah Labu Erlenmeyer 250 ml
- 5 buah Pengaduk gelas
- 1 buah Gelas ukur 25 ml
- 1 buah Gelas ukur 100 ml
- 5 buah Bulp pipet
- 5 buah Spatula
- 1 buah Labu takar 50 ml
- 1 buah Labu takar 200 ml
- 1 buah Labu takar 250 ml
- 1 buah Labu takar 1000 ml
- 5 buah Pipet volumetric 1 ml
- 3 buah Gelas arloji
- 5 buah Corong kaca

 Bahan
No Bahan No. CAS Bahaya
Kalium klorida
1 7447-40-7 Iritan
(KCl)
Kalium kromat Beracun, berbahaya
2 7789-00-6
(K2Cr2O4) bagi lingkungan
Korosif, berbahaya
3 Perak nitrat (AgNO3) 7761-88-8
bagi lingkungan
4 Air bebas ion
5 Kertas saring

4
 Reagen
1. Larutan kalium kromat 10%
Timbang 10 g kalium kromat dan larutkan dalam 100 ml air
bebas ion.
2. Larutan standar perak nitrat 0,1 M
Timbang 1,7 g perak nitrat dan larutkan dalam 100 ml air bebas
ion.

B. Tahap Analisis

Setiap larutan (blanko dan sampel) diuji sebanyak dua kali (duplo)

 Standarisasi larutan AgNO3 0,1 M


1. Pindahkan 400 mL larutan AgNO3 0,1 M ke dalam botol
berwarna cokelat. Larutan ini akan distandarisasi dan kemudian
digunakan untuk titrasi
2. Siapkan larutan standar primer (KCl, MW = 74,55) sebanyak
tiga ulangan. Timbang tepat hingga empat desimal sekitar 100
mg KCl ke dalam tiga labu Erlenmeyer 125 mL. Larutkan
dalam air bebas ion (sekitar 25 mL), dan tambahkan 2-3 tetes
larutan K2CrO4. (Perhatian: kalium kromat dapat
menyebabkan reaksi sensitif kulit yang serius!)
3. Letakkan batu stirrer di setiap labu yang berisi larutan KCl, dan
letakkan labu di atas magnetic stirrer di bawah buret untuk
titrasi. Titrasikan larutan KCl dengan menggunakan larutan
AgNO3 dalam buret sampai muncul warna pertama yang
permanen, pucat, merah jambu-oranye. (Catatan: pertama-tama
Anda akan mendapatkan endapan putih, kemudian warna hijau,
dan kemudian warna merah muda-oranye.) Titik akhir ini
disebabkan oleh pembentukan Ag2CrO4. Larutan harus diaduk
dengan kuat selama penambahan larutan AgNO3 untuk
menghindari hasil yang salah.
4. Catat volume AgNO3.
5. Perhitungan molaritas larutan AgNO3
𝑔 𝐾𝐶𝑙 1 𝑚𝑜𝑙 𝐾𝐶𝑙 1000 𝑚𝐿 𝑀 𝐴𝑔𝑁𝑂3
= (𝑚𝐿 𝐴𝑔𝑁𝑂 ) × × = = 𝑀 𝐴𝑔𝑁𝑂3
3 74,555 𝑔 1𝐿 𝐿

5
 Titrasi Sampel
1. Timbang akurat kira-kira 5 g keripik kentang ke dalam gelas
kimia 250 mL, kemudian tambahkan 95 mL air bebas ion
mendidih ke masing-masing gelas.
2. Aduk campuran dengan kuat selama 30 detik, tunggu selama 1
menit, aduk kembali selama 30 detik, lalu dinginkan hingga
suhu kamar.
3. Saring setiap larutan. Pindahkan masing-masing 50 mL larutan
ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL.
4. Tambahkan 1 mL indikator kalium kromat ke setiap 50 mL
filtrat
5. Titrasi setiap larutan dengan larutan standar AgNO3 0,1 M,
hingga warna oranye yang bertahan selama 30 detik. Catat
volume titran yang digunakan.

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hasil

Sampel 1 (Kelompok 3)

Dik : Berat Sampel = 5,01 g

AgNO3:Vawal = 27 ml

Vakhir= 33,3 ml

AgNO3: Vakhir – Vawal

: 33,3 – 27= 6,3 ml

ml air bebas ion = 95 ml

gr sampel yang disaring = 19,5 ml

Dit:NaCl

Jawab:
95
Fp = 19,5 = 4,87

𝑀𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝑚𝑜𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 35,5 𝑔 𝑐𝑙 1𝐿


% NaCl = x x x x100xfp
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐿 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝐶𝑙 1000𝑚𝑙

𝑀𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 35,5 𝑔 𝑐𝑙
= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 x x100xfp
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1000 𝑚𝑙

6,3 35,5 𝑔 𝑐𝑙
= 5,01 x1000 𝑚𝑙 x100x4,87

= 1,26 x 0,0355x100x4,87

= 21,78%

7
Sampel 2 ( Kelompok 8)

Dik : Berat Sampel = 5,01 g

AgNO3:Vawal = 32,4 ml

Vakhir=36 ml

AgNO3: Vakhir – Vawal

: 36 – 32,4= 3,6 ml

ml air bebas ion = 95 ml

gr sampel yang disaring = 21 ml

Dit: NaCl

Jawab:
95
Fp = 21 = 4,523

𝑀𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝑚𝑜𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 35,5 𝑔 𝑐𝑙 1𝐿


% NaCl = x x𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝐶𝑙 x1000𝑚𝑙 x100xfp
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐿

𝑀𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 35,5 𝑔 𝑐𝑙
= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 x x100xfp
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1000 𝑚𝑙

3,6 35,5 𝑔 𝑐𝑙
= x1000 𝑚𝑙 x100x4,523
5

= 0,72x 0,0355x100x4,523

= 11,56%

8
Sampel 3 ( Kelompok 13)

Dik : Berat wadah + sampel = 5,05

AgNO3: Vawal = 36 ml

Vakhir =39,2 ml

AgNO3: Vakhir – Vawal

: 39,2 – 36 = 3,2 ml

ml air bebas ion = 95 ml

gr sampel yang disaring=21 ml

Dit: NaCl

Jawab:
95
Fp = 21 = 4,523

𝑀𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝑚𝑜𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 35,5 𝑔 𝑐𝑙 1𝐿


% NaCl = x x𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝐶𝑙 x1000𝑚𝑙 x100xfp
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐿

𝑀𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 35,5 𝑔 𝑐𝑙
= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 x1000 𝑚𝑙 x100xfp
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

3,2 35,5 𝑔 𝑐𝑙
= 5 ,05 x1000 𝑚𝑙 x100x4,52

= 0,63 x 0,0355x100x4,52

= 10,11%

9
Sampel 4 ( Kelompok 18)

Dik : Berat Sampel =5g

AgNO3:Vawal = 39 ml

Vakhir= 46 ml

AgNO3: Vakhir – Vawal

: 46 – 39= 7 ml

ml air bebas ion = 95 ml

gr sampel yang disaring = 26 ml

Dit: %NaCl

Jawab:
𝑀𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝑚𝑜𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 35,5 𝑔 𝑐𝑙 1𝐿
% NaCl = x x𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝐶𝑙 x1000𝑚𝑙 x100xfp
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐿

𝑀𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 35,5 𝑔 𝑐𝑙
= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 x1000 𝑚𝑙 x100xfp
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

7 35,5 𝑔 𝑐𝑙
= 5 x1000 𝑚𝑙 x100x3,65

= 1,4 x 0,0355x100x3,65

= 18,14%

Rata-Rata Kandungan Natrium Beserta Nilai Standar Deviasinya

Replikasi % Cl % NaCl
1 21,78 % 21,78 %
2 11,56 % 11,56 %
3 10,11% 10,11%
4 18,14 % 18,14 %
Rata-rata 15,3975 % 15,3975 %
StandarDeviasi 9,5 9,5

10
Perhitungan Standar Deviasi

∑xi = 21,78 % +11,56 %+10,11%+18,14 %

x = 15,3975 %

 Ulangan 1 : 21,78 – 15,3975 = (+6,3825)2 = 40,73630625

 Ulangan 2 : 11,56 – 15,3975 = (−3,8375)2 = 14,72640625

 Ulangan 3 : 10,11– 15,3975 = (−5,2875)2 = 27,95765625

 Ulangan 4 : 18,14 – 15,3975 = (+2,7425)2 = 7,52130625 +

90,94167591 (𝑥𝑖 − x )2

Maka, Standar Deviasinya sebagai berikut :

(𝑥𝑖− x )2 91
𝑆𝐷 = √ = √(2−1) = √91 = 9,5393 =9,5
(𝑛−1)

11
Bandingkan hasil analisis ini dengan nutrition fact, SNI, dan Tabel
Kompoisisi Bahan Pangan (TKPI)

Nutrition Fact Hasil Analisis


Chitato Lite Rasa Rumput Laut
Hasil analisis menunjukkan dalam 5 gr
sampel Chitato Lite Rasa Rumput Laut
terdapat rata-rata 15,3975 % kandungan
Natrium

Terdapat 60 mg Natrium (Sodium)


dalam 14 gr Chitato Lite Rasa Rumput
Laut

B. Pembahasan

Pada kali ini percobaan yang telah kami lakukan yaitu “ Penentuan
Natrium Dengan Metode Mohr Pada Sampel Chitato LITE Potato Chips Rumput
Laut Dengan Menggunakan Titrasi Mohr ”. Titrasi Mohr merupakan metode
titrasi langsung untuk menghitung ion klorida yang dapat digunakan untuk
menghitung ion natrium. Larutan sampel yang mengandung klorida dititrasi
dengan larutan standar perak nitrat. Setelah perak dari perak nitrat membentuk
kompleks dengan semua klorida yang tersedia dalam sampel, perak bereaksi
dengan kromat yang telah ditambahkan kedalam sampel untuk membentuk
padatan berwarna oranye yaitu perak kromat. Volume perak yang digunakan
untuk bereaksi dengan klorida digunakan untuk menghitung kandungan natrium
sampel.
1. Untuk sampel padat, penanganan apa yang perlu dilakukan sebelum masuk
ke tahap analisis?
Karena perlakuan untuk menghasilkan sampel analitik untuk bahan kimia
yang berbentuk cairan dan gas lebih mudah dibandingkan sampel berbentuk
padatan, karena homogenitas dari cairan dangas lebih tinggi dibandingkan
bahan kimia padatan. Pengambilan sampel analitik dalam bentukpadatan harus
memperhatikan beberapa hal berikut, agar sampel analitik reperesentatif

12
untukmenggambarkan komposisi bahan kimia yang dianalisis. Pengumpulan
sampel lapangan dari unit-unit pengambilan sampel dilakukan secara
sistematis berdasarkan waktu pengambilan atau jarak. Sampel yang diambil
berdasarkan waktu adalah pengambilan jumlah tertentu secara periodik
(misalnya tiap 30 menit) kemudian dikumpulkan dalam tempat tertentu
sebagai sampel lapangan. Pengumpulan cara ini biasanya untuk proses yang
kontinu, misalnya untuk analisis limbah. Untuk sampel berbentuk padatan
atau bubuk halus, sampel lapangan yang diambil menurut jarak tertentu.
2. Bagaimana cara menyiapkan 400 ml larutan AgNO3 0,1 M (BM =
169,89)?
Diketahui :
BM / Mr AgNO3 = 169.89 gr/mol
Valensi = 1
Ditanyakan : AgNO3 yang harus ditimbang...?
Penyelesaian :
Dengan menggunakan rumus normalitas yaitu
0.1 N = ( gr x 1 ) / ( 169.89 gr/mol x 0.4 L )
gr = 0.1 N x 169.89 gr/mol x 0.4 L
gr = 6,79 gram
Jadi AgNO3 yang harus ditimbang adalah 6,79 gram
Cara Membuat Larutan AgNO3 0.1 N adalah :
- Timbang AgNO3 sebanyak 6,79 gram. Masukkan dalam gelas piala 400
ml dan tambahkan aquadest sebanyak 200 ml. Aduk hingga larut
sempurna.
- Pindahkan larutan ke dalam labu takar 400 ml. Tambahkan aquades
sampai tanda batas. kocok hingga homogen.
- Simpan dalam botol reagen dan beri label

3. Apakah metode ini dapat digunakan untuk sampel kecap dan jus anggur?
Jelaskan!
Metode Mohr atau Volhard dapat digunakan pada sampel kecap karena
Mohr mengembangkan titrasi argentometri untuk mendapatkan kadar khlorida
dan bromide dalam suasana netral.larutan standar yang dipergunakan adalah
perak nitrat,dengan indikator kalium kromat.pada penambahan perak nitrat
akan terbentuk endapan berwarna putih sampai mencapai titik
ekuivalen,penambahan sedikit saja perak nitrat akan menyebabkan terjadi
endapan merah yang berasal dari perak kromat. Hal ini Penentuan kadar
garam dilakukan dengan metode titrasi Mohr. Penentuan kadar NaCl dengan
metode Mohr ini dilakukan dengan prinsip bahwa terbentuknya senyawa
Ag2CrO¬4 yang berwarna merah bata pada saat titik akhir titrasi. Mula-mula
contoh kecap manis yang akan dianalisis ditimbang sebanyak 10 g. Kemudian
diuapkan, setelah kering diabukan di dalam tanur hingga pengabuan
sempurna. Namun pada praktikum yang dilakukan adalah dengan
memanaskan sampel kecap manis dalam tanur dengan suhu yang rendah,

13
setelah kering barulah suhu tanur dinaikkan hingga 550oC untuk proses
pengabuan. mengindikasikan bahwa seluruh klorida atau bromide sudah
bereaksi.
Sedangkan pada sampel jus anggur tidak dapat menggunakan metode
mohr karena jus anggur memiliki kandungan senyawa fenol yang mempunyai
sifat antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Efektifitas jus anggur sebagai
daya antibakteri ini karena dalam jus anggur terdapat kulit dan biji anggur
yang kaya akan senyawa fenol berupa flavonoid, antosianin, tannin dan
resveratrol.6 Flavonoid bersifat antibakteri karena mampu berinteraksi dengan
DNA bakteri yang menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding
sel bakteri, mikrosom dan lisosom. Flavonoid mempunyai kemampuan untuk
merusak protein ekstraseluler dan protein yang larut serta merusak dinding sel
bakteri
4. Apabila titrasi dilakukan melebihi titik air, apakah hasil analisis
overestimate atau underestimate?
Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan saat
asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen
umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Sementara
itu, keadaan saat titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator
menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi. larutan titran dalam
menitrasi tidak bisa kurang dari 0.1 ml sehingga hasilanalisis dapat
overestimate atau underestimate Untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat,
maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan
seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang
tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna atau
trayek pH di sekitar titik ekivalen.
Kalium klorida senyawa kimia (KCl) adalah garam yang terdiri dari
kalium dan klor. Dalam keadaan murni tidak berbau. Penambahan larutan
standar dilakukan sampai mencapai titik ekivalen atau titik stoikhiometri,
yakni ion hidrogen dan ion hidroksida habis bereaksi. Titik ekivalen dapat
ditentukan dengan menggunakan suatu indikator yang berubah warna di
sekitar titik tersebut. Titik dimana perubahan warna indikator terjadi disebut
titik akhir titrasi.
Jadi ,dapat disimpulkan bahwa jika titrasi melebihi titik air, maka hasil
analisis akan overestimate.

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan dapat
disimpulkan bahwa sampel Chitato LITE Potato Chips Rumput Laut
dengan volume awal sampel 27 ml hingga volume sampel akhir 33,3 ml
mengandung kadar natrium, hal ini ditunjukkan karena adanya perubahan
warna Orange Tua/Merah Bata pada sampel saat dititrasi. Dan setelah
dilakukan perhitungan kadar natrium sampel tersebut, didapati hasilnya
bahwa sampel Chitato LITE Potato Chips Rumput Laut mengandung
kadar natrium sebesar 21,78 % pada kelompok kami sendiri (kelompok 3),
11,56 % pada kelompok 8, 10,11 % pada kelompok 13, dan 18,16 % pada
kelompok 18.

B. Saran
Disarankan agar lebih memperhatikan prosedur kerja dan
senantiasa berhati-hati dalam proses pengerjaan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Setiartini, Yeni. 2014.”Penentuan Kadar Klorida dengan Metoda Argentometrik


(Metode Mohr)”. Jakarta :
https://www.academia.edu/6799644/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_A
NALITIK_penentuan_kadar_klorida_dengan_argentometri_metode_mohr_

"Buku Teks Bahan Ajar Siswa Teknik Pengambilan Contoh". Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejurusan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.

16
LAMPIRAN

A. Lampiran 1 : Perhitungan Kadar Natrium


 Perhitungan Kadar Natrium Kelompok 3

 Perhitungan Kadar Natrium Kelompok 8

17
 Perhitungan Kadar Natrium Kelompok 1

 Perhitungan Kadar Natrium Kelompok 18

18
B. Lampiran 2 : Pembagian Tugas Kelompok

Tugas Nama
Cover, daftar isi, pendahuluan, Mariana Rebecca Sirait
daftar pustaka, dokumentasi, dan
menggabungkan
Metode dan Lampiran 1 Fathia Az Zahra dan Mutiara
Perhitungan Kadar Natrium Nadhia Sahputri Hutabarat
Hasil dan Pembahasan Cindy Ramadhania dan Grace
Yosephine Pelupessy
Kesimpulan dan Saran Himma Audina Putri

19
DOKUMENTASI

20

Anda mungkin juga menyukai