Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA

UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN SANTRIWATI DALAM


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI PONDOK PESANTREN
BUMI SHOLAWAT SIDOARJO

BIDANG KEGIATAN
PKM ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan Oleh :
Uliffianita Al Fatikhah 1130016155 Angkatan 2016
Halimatus Sa’diyah 1130016032 Angkatan 2016
Farrah Fatati 1130017076 Angkatan 2017

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA


SURABAYA
2020
UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN SANTRIWATI DALAM
BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI PONDOK
PESANTREN BUMI SHOLAWAT SIDOARJO
Uliffianita Al Fatikhah, Halimatus Sa’diyah , Farrah Fatati
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Jalan Raya Smea No.57, Wonokromo Surabaya 60243 email : Uliffianita Al
fatikhah, uliffianitaa@gmail.com. Halimatus sa’diyah, halimatussd3@gmail.com,
farrah fatati, fitafatati12@gmail.com

ABSTRAK
Perilaku sehat ini merupakan perilaku yang digunakan untuk memelihara,
meningkatkan kesehatan, menghindari, atau mencegah terjadinya penyakit,
melindungi diri dari berbagai macam penyakit, dan keikutsertaan dalam
meningkatkan kualitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana cara berperilaku hidup bersih dan sehat, dengan cara cuci tangan yang
benar dan Meningkatkan pengetahuan pada santriwati di Pondok Pesantren Bumi
Sholawat Sidoarjo. Metode yang digunakan yaitu metode pengkajian, penyuluhan,
observasi dan pengumpulan data hasil pre test dan post test dari setiap pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh Mahasiswa Praktek di Pondok Pesantren Bumi
Sholawat Sidoarjo sebanyak 24 santriwati dengan teknik pengambilan sampling
yaitu Random Sampling. Hasil yang diharapkan dapat menghindari atau mencegah
penyakit yang di akibatkan karena kurang perilaku bersih dan Hasil pre test
didapatkan sebanyak 4% santri memiliki tingkat pengetahuan baik, 40% memiliki
tingkat pengetahuan cukup baik, dan 12% memiliki tingkat pengetahuan kurang.
Sedangkan hasil post test didapatkan Pengetahuan santriwati di Pondok Pesantren
Bumi Sholawat yang bertempat di Sidoarjo mengenai cuci tangan 6 langkah dan
dipraktikkan untuk mencegah penularan penyakit. Responden 23% dikategorikan
kurang pengetahuannya dan sebesar 77% dikategorikan sangat baik
pengetahuannya.

Kata kunci : Perilaku hidup bersih, Cuci tangan, Santriwati Pondok Pesantren.
ABSTRACT
This healthy behavior is a behavior that is used to maintain, improve health,
avoid, or prevent the occurrence of diseases, protect themselves from various
diseases, and participate in improving the quality of health. This study aims to
find out how to behave cleanly and healthily, by proper hand washing of female
students at Pondok Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo. The method used is the
method of assessment, counseling, observation and data collection of pre-test and
post-test results of each health service provided by Practical Students in Sidoarjo
Islamic Boarding School as many as 24 students with random sampling
techniques, namely Sampling. The expected result can avoid or prevent illness
caused by lack of celan behavior and pre test result obtained as many as 4% good
level of knowledge, 4% have a fairly good level of knowledge and 12% have a
level of lack of knowledge. Result post test 23% categorized as lacking
knowledge and 77% categorized as very good knowledge.

Keywords: Clean living behavior, Hand washing, Santriwati Pondok Pesantren.


PENDAHULUAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga mampu menolong dan mampu mempraktekan PHBS
(Kemenkes RI, 2011).
Upaya mewujudkan PHBS di pondok pesantren mempunyai manfaat yang
besar dalam meningkatkan status kesehatan santri yakni, terwujudnya pondok
pesantren yang bersih dan sehat, sehingga santriwati, pengajar, pengurus dan
masyarakat lainnya terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit,
selain itu dapat meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak
pada prestasi belajar santri (Kemenkes RI, 2011).
Indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS ditingkat
pendidikan yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun,
mengkosumsi jajanan kantin, menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
olahraga terukur dan teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok,
membuang sampah pada tempatnya. (Kemenkes RI, 2011).
Pondok pesantren di Indonesia banyak memiliki masalah yang begitu
klasik yaitu tentang kesehatan santri dan masalah terhadap penyakit. Masalah
kesehatan dan penyakit di pesantren sangat jarang mendapat perhatian dengan
baik dari warga pesantren itu sendiri maupun masyarakat dan juga pemerintah.
Pesantren sendiri merupakan sebuah sub-kultur dimana pondok pesantren
mempuyai kultur tersendiri yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya
(Efendi, 2010).
Menurut Notoatmodjo (2010), perilaku sehat dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari orang itu sendiri, pengaruh orang lain
yang mendorong untuk berperilaku baik atau buruk dan juga kondisi lingkungan
sekitar yang dapat menolong mendukung terhadap perubahan perilaku.
Di Sidoarjo jawa timur terdapat kurang lebih 200 pondok pesantren baik
salafiah maupun modern. Salah satunya pondok pesantren bumi sholawat, seperti
pondok lainnya, pondok pesantren ini juga merupakan tempat umum yang dihuni
banyak orang santriwati dan merupakan bentuk kelompok masyarakat kecil yang
hidup akan tinggal bersama dan memiliki tujuan yang sama.
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting baik untuk individu maupun
komunitas, terutama pada komunita-komunitas yang memiliki jumlah anggota
yang banyak, kesehatan bagi suatu komunitas sangat berperan aktif dalam segala
kegiatan dan kelangsungan dari komunitas tersebut. Pentingnya kesehatan
tersebut mendorong kami melakukan pengabdian masyarakat dalam
meningkatkan pengetahuan tentang penyakit yang terjadi dikomunitas, khususnya
komunitas pondok pesantren. Pondok pesantren dimana tempat memperoleh
pendidikan yang bersifat umum dan spiritual menjadi salah satu tempat yang
rentan terhadap terjadinya cedera maupun terjadinya penyakit. (Depkes RI,2011)
Prevelensi PHBS dari tahun ke tahun meningkat diindonesia menunjukkan bahwa
proporsi penduduk umur > 10 tahun yang berperilaku cuci tangan dengan benar di
Indonesia meningkat dari 23,2% pada tahun 2007 menjadi 47,0 persen pada tahun
2013, dan 60% pada tahun 2018. (Riskesdas, 2018)
Menkes (2015) mengingatkan perilaku mencuci tangan yang benar adalah
jika mencuci tangan dengan sabun. Adapun waktunya adalah sebelum
menyiapkan makanan, setiap kali tangan kotor seperti : setelah memegang uang,
binatang, berkebun, setelah buang air besar, setelah menceboki bayi/anak,setelah
menggunakan pestisida/insektisida.
Perilaku hidup bersih dan sehat dipondok pesantren jarang sekali diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal ini telah kami buktikan dengan
melakukan observasi dan survei di pondok pesantren bumi sholawat sidoarjo,
dimana ditemukan faktor yang menyebabkan lingkungan yang tidak bersih dan
sehat seperti lingkungan yang masih kotor dan kumuh, pola hidup santriwati yang
kurang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan yaitu dalam menggantungkan
pakaian terutama pakaian kotor, juga sampah yang diangkut setiap 1minggu sekali
membuat sampah menimbun dan berserakan.
Dari hasil Observasi awal terdapat 10% dari 24 responden santri yang
kami pilih pengetahuannya kurang tentang berperilaku hidup bersih dan sehat,
dengan cara cuci tangan yang benar, membuang sampah tidak sembarangan. Hal
ini semakin mendorong kami untuk memberikan pendidikan tentang pengetahuan
dan keterampilan berperilaku hidup bersih dan sehat dengan cara cuci tangan yang
benar dalam upaya mencegah terjadinya suatu penyakit.
Ajakan gerakan PHBS (Mencuci tangan dengan benar) merupakan hal positif
yang dapat diharapkan bagi para santri untuk mendukung progam pemerintah
tersebut. Setidaknya derajat kesehatan dalam tatanan pesantren dapat menigkat
karena kesehatan seseorang mempengaruhi kenyamanan dan keberhasilan dalam
menuntut ilmu dan bekerja. Keberhasilan PHBS sangat ditentukan oleh individu
serta upaya kesehatan masyarakat (Proverawati, 2012)
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun menurut Pusat Data dan
Informasi (2014) terbukti dapat mengurangi infeksi hingga 25%. Cuci tangan
dengan sabun dapat menurunkan kejadian diare (31%) dan ISPA (21%). Hasil
riset global juga menunjukkan bahwa kebiasaaan mencuci tangan dengan
benarbahkan dapat mencegah kejadian diare hingga 50% dan ISPA hingga 45%
(Fazriyati, 2013).

Berdasarkan permasalah mitra tersebut, dapat diketahui bahwa setiap


pesantren memiliki tiga masalah utama yaitu masalah kesehatan ingkungan,
masalah gizi dan masalah sarana. Untuk itu perlu upaya kesehatan yang berbentuk
promotif, preventif dan kuratif sesuai dengan Fungsi Poskestren.
TUJUAN
Tujuan utama penelitian ini untuk Mengetahui perbedaan tingkat
pengetahuan santriwati pondok pesantren bumi sholawat antara hasil pre dan post
test tentang bagaimana untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) salah
satunya cara mencuci tangan benar yang sangat berpengaruh dengan pola hidup
bersih dan sehat.

METODE
Penelitian ini dilakukan pada santriwati di Pondok Pesantren Bumi
Sholawat Di Sidoarjo pada bulan Oktober-Desember 2018. Penelitian ini
menggunakan adalah metode observasi, pengumpulan data hasil pre test dan post
test dari setiap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Mahasiswa Praktek di
Pondok Pesantren Bumi Sholawat Di Sidoarjo yang kemudian dilakukan
penyuluhan dan pencegahan kepada santriwati Bumi Sholawat Sidoarjo.
Responden dalam penelitian ini adalah santriwati Pondok Pesantren Bumi
Sholawat yang berjumlah keseluruhan adalah 493 santri dan di pilih secara
random yang melibatkan 24 santri dengan teknik pengambilan sampling yaitu
Random Sampling. Saat penyuluhan peserta di berikan lembar pretest berupa
quisioner untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan santriwati dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah peserta berdasarkan tingkat pendidikan


SMA SMP

46%
54%

Diagram 1,1 Distribusi Jumlah Peserta Berdasarkan Tingkat Pendidikannya.

Berdasarkan diagram lingkaran diatas jumlah responden yang mengikuti


rangkaian kegiatan pendidikan kesehatan dan Praktik cuci tangan yang benar,
perilaku hidup bersih dan sehat yaitu berjumlah 24 yang terdiri dari 13 santri SMP
(54%) dan 11 santri SMA (46%).. Responden disini adalah santri putri di Pondok
Pesantren Bumi Sholawat Sebanyak 24 responden yang telah terpilih akan
mengikuti rangkaian kegiatan yang kami lakukan selama kurang lebih satu bulan.
Hasil dari penelitian ini meliputi gambaran karakteristik responden yang berupa
data demografi dan analisis

Jumlah pengetahuan santriwati sebelum


penyuluhan (pre test)

5% 4%
12%
5 (sangat baik)
39% 4 (baik)
3 (cukup)
40%
2 (kurang)
1 (sangat kurang)

Diagram 1.2 Persentase Distribusi Pengetahuan Santri sebelum dilakukan


penyuluhan kesehatan (pre test)

Sebelum memberikan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,


kami mengukur tingkat pengetahuan peserta dengan memberikan pre-test
sebanyak 10 soal yang harus dijawab oleh responden dengan waktu yang telah
ditentukan. Berdasarkan diagram diatas menunjukan sebanyak 4% santri memiliki
tingkat pengetahuan baik, 40% memiliki tingkat pengetahuan cukup baik, dan
12% memiliki tingkat pengetahuan kurang, meskipun rata rata tingkat
pengetahuan santri adalah cukup baik, namun adanya beberapa faktor penyebab
lingkungan yang tidak bersih dan sehat sehingga perlu adanya peningkatan
pengetahuan agar berperilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren Bumi
Sholawat Sidoarjo dapat meningkat.
Jumlah pengetahuan santriwati setelah
penyuluhan (post test)

10% 1% 4%
5 (sangat baik)
4 (baik)
32%
53% 3 (cukup)
2 (kurang)
1 (sangat kurang)

Diagram 1.3 Presentase Distribusi Pengetahuan Santriwati Setelah dilakukan


penyuluhan kesehatan (post test)

Setelah memberikan penyuluhan mengenai Perilaku hidup bersih dan sehat


(PHBS), kami mengukur tingkat pemahaman responden dengan memberikan
post-test sebanyak 10 soal yang harus dijawab oleh responden dengan waktu yang
telah ditentukan. Berdasarkan diagram distribusi nilai post test diatas menunjukan
sebanyak 32% santri memiliki tingkat pengetahuan cukup baik, 53% memiliki
tingkat pengetahuan baik, dan sebesar 5% memiliki tingkat pengetahuan yang
sangat baik, sehingga dengan implementasi pendidikan kesehatan yang telah
diberikan kepada santri di pondok pesantren bumi sholawat sidoarjo sangat efektif
dalam meningkatkan pengetahuan tentang Perilaku hidup bersih dan sehat beserta
keterampilan praktik mencuci tangan dengan benar. Dengan meningkatnya
pengetahuan santri tersebut diharapkan akan berpengaruh terhadap meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat nya dalam kehidupan sehari-hari.
KESIMPULAN

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku yang


dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga mampu menolong dan mampu mempraktekan PHBS.
Berdasarkan penlitian menganai perilaku hidup bersih dan sehat santri di Pondok
Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil
pre test didapatkan sebanyak 4% santri memiliki tingkat pengetahuan baik, 40%
memiliki tingkat pengetahuan cukup baik, dan 12% memiliki tingkat pengetahuan
kurang. Sedangkan hasil post test didapatkan Pengetahuan santriwati di Pondok
Pesantren Bumi Sholawat yang bertempat di Sidoarjo mengenai cuci tangan 6
langkah dan dipraktikkan untuk mencegah penularan penyakit. Responden 23%
dikategorikan kurang pengetahuannya dan sebesar 77% dikategorikan sangat baik
pengetahuannya.
Mencuci tangan harus dilakukan dengan sabun dan air bersih yang mengalir untuk
membunuh kuman penyakit yang ada ditangan serta mencegah penularan
penyakit. Mencuci tangan dapat dilakukan setelah buang air besar dan kecil,
sebelum makan/minum, setelah memegang benda, dll. Karena tangan merupakan
bagian tubuh yang paling sering terkontaminasi dengan debu maupun kotoran
pada benda yang kita sentuh.
Santri hendaknya senantiasa membiasakan dirinya untuk menjaga kesehatanya
dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat agar penularan segala
macam penyakit bisa dicegah dan rantai penularan bisa dihentikan terutama
dengan melakukan cuci tangan dengan benar dan menjaga kebersihan lingkungan
agar tetap terlihat bersih dan sehat.

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimahkasih kepada Ibu Khamidah,S.Kep.Ns., selaku dosen pembimbing
keperawatan komunitas pesantren kami. KH.Agoes Ali Mashur selaku pendiri
Pondok Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo, Dan Kepala sekolah SMP-SMA Bumi
Sholawat Sidoarjo beserta jajaran stafnya, atas diperkenankannya serta bimbingan
dan pengarahan yang diberikan kepada penulis selama pelaksanaan Kerja Praktik
di Pondok Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo yang dimulai pada tanggal 05
Oktober sampai dengan 21 Desember 2018.
DAFTAR PUSTAKA

Anik. M (2013). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Jakarta: Trans Info
Media
Zulfa, H.K. (2012). Pengetahuan dan sikap perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)Di Pondok Pesantren. Jurnal Nursing Studies, Edisi 1.

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil kesehatan indonesia.Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI. Diakses dari: www.depkes.go.id/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-ndonesia-2015.pdf.pada tanggal 22
Desember 2018

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2018.Hasil Utama Riskesdes


2018.Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Proverawati, A. & Rahmawati, E. (2012). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.


Yogyakarta: Nuha Medika
KUISIONER PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS)

1. IDENTITAS RESPONDEN
NAMA :

UMUR :

KELAS :

1. Apakah diponpes ustad dan santri terbiasa mencuci tangan dengan


sabun dan air yang mengalir?
A. YA
B. TIDAK
2. Apakah diponpes terdapat warung/kantin yang sehat?
A. YA
B. TIDAK
3. Apakah diponpes ustadz dan santri menggunakan jamban/WC yang
bersih?
A. YA
B. TIDAK
4. Apakah diponpes guru dan santri terbiasa melakukan olahraga secara
teratur?
A. YA
B. TIDAK
5. Apakah diponpes melakukan gerakan PNS dengan 3M?
A. YA
B. TIDAK
6. Apakah diponpes tidak ada guru yang merokok?
A. YA
B. TIDAK
7. Apakah diponpes menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
setiap 6 bulan sekali?
A. YA
B. TIDAK
8. Apakah diponpes guru dan santri membuang sampah pada tempatnya?
A. YA
B. TIDAK
9. Apakah guru dan santri (80%) kukunya pendek dan bersih?
A. YA
B. TIDAK
10. Apakah guru dan santri memakai alas kaki?
A. YA
B. TIDAK
11. Apakah diponpes terdapat ruang UKS dan alat P3K?
A. YA
B. TIDAK
12. Apakah diponpes terdapat kader kesehatan remaja?
A. YA
B. TIDAK
13. Apakah diponpes guru dan santri menggunakan air bersih?
A. YA
B. TIDAK

Anda mungkin juga menyukai