CSS-YESTI PARAMITA - Benda Asing Pada Saluran Cerna
CSS-YESTI PARAMITA - Benda Asing Pada Saluran Cerna
REFERAT
BENDA ASING DI SALURAN PENCERNAAN PADA ESOFAGUS
Oleh:
Yesti Paramita
G1A219001
Pembimbing
dr. Angga Pramuja, Sp.THT-KL**
Disusun Oleh :
Yesti Paramita
G1A219001
Pembimbing
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Benda asing di suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Dari semua kasus benda asing yang masuk
kedalam saluran cerna dan pernapasan anak-anak, sepertiganya tersangkut di saluran
pernapasan. Peristiwa tertelan atau tersangkutnya benda asing merupakan masalah utama
anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, dan dapat terjadi pada semua umur pada tiap lokasi di
esophagus, baik ditempat penyempitan fisiologis maupun patologis dan dapat pula
menimbulkan komplikasi fatal akibat perforasi.1,2
Benda asing esofagus adalah benda yang tajam maupun tumpul atau makanan yang
tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak
disengaja. Angka kejadian tertelan benda asing mengakibatkan 1500 kematian di Amerika
Serikat. Sebanyak 80-90% benda asing esofagus akan melewati saluran pencernaan selama 7-
10 hari tanpa komplikasi, sedangkan 10-20% sisanya membutuhkan tindakan endoskopi dan
1% membutuhkan pembedahan. Sebanyak 75% benda asing saluran cerna berada di esofagus
saat terdiagnosis.Benda asing di esophagus merupakan masalah klinis yang memiliki
tantangan tersendiri, meskipun belakangan ini telah terjadi kemajuan besar dalam teknik
anestesi dan instrumentasi, ekstraksi benda asing saluran cerna bukanlah merupakan suatu
prosedur yang mudah dan tetap memerlukan keterampilan serta pengalaman dari dokter yang
melakukannya. Oleh karena itu, kasus ini diangkat pada diskusi kasus mengenai benda asing
di saluran pencernaan pada esofagus.1,2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tempat penyempitan pertama adalah pada 15 cm dari gigi insisivus atas, di mana
esofagus dimulai pada sfingter krikofaringeal; ini adalah bagian tersempit dari esofagus dan
sekitar sesuai dengan vertebra C6, 2. Tempat penyempitan kedua adalah pada 23 cm dari
gigi insisivus atas, di mana ia dilintasi oleh arkus aorta dan kiri bronkus utama, dan 3.
Tempat penyempitan ketiga adalah 40 cm dari gigi insisivus atas, di mana ia menembus
diafragma; Lower Esophageal Sphincter (LES) terletak pada tingkat ini. 2,3
1) Pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang baik, 2) Upaya sfingter
mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan, 3) Mempercepat masuknya bolus
makanan ke dalam faring pada saat respirasi, 4) Mencegah masuknya makanan dan minuman
ke dalam nasofaring dan laring,5) Kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk
mendorong bolus makanan ke lambung. Dan 6) Usaha untuk membersihkan kembali
esofagus. Proses menelan di mulut, faring, laring, dan esofagus secara keseluruhan akan
terlibat secara berkesinambungan.2,3
Uvula terangkat dan menekan bagian belakang tenggorokan, menutup saluran hidung
atau nasofaring dari faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung.Makan dicegah masuk
ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara di pintu masuk laring
atau glotis.Faring dan laring bergerak ke arah atas oleh kontraksi m.stilofaring,
m.salfingofaring, m.tirohioid dan m.palatofaring. Aditus laring tertutup oleh epiglotis,
sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan plika
vokalis tertutup karena kontraksi m.ariepiglotika dan m.aritenoid obligus. Bersamaan dengan
ini terjadi juga pengentian aliran udara ke laring karena refleks yang menghambat
pernapasan, sehingga bolus makanan tidak akan masuk ke dalam saluran napas. Selanjutnya
bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus, karena valekula dan sinus piriformis sudah
dalam keadaaan lurus.5,6
Tahap esofagus dari proses menelan kini dimulai. Pusat menelan memicu gelombang
peristaltik primer yang menyapu dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus di
depannya menelusuri esofagus untuk masuk ke lambung. Gelombang peristaltik memerlukan
waktu sekitar 5 sampai 9 detik untuk mencapai ujung bawah esofagus. Perambatan
gelombang dikontrol oleh pusat menelan, dengan persarafan melalui saraf vagus. Sewaktu
gelombang peristaltik menyapu menuruni esofagus, sfingter gastroesofagus melemas secara
refleks sehingga bolus dapat masuk ke dalam lambung. Setelah bolus masuk ke lambung,
proses menelan tuntas dan sfingter gastroesofagus kembali berkontraksi.5,6
2.2.2 Epidemiologi
Kasus benda asing pada esofagus lebih banyak terjadi pada anak-anak daripada orang
dewasa. Umumnya, anak-anak sekitar 6 bulan sampai 5 tahun lebih sering menelan benda
asing. Pada orang dewasa sekitar 50 – 70 tahun juga ditemukan kasus benda asing pada
esofagus walaupun tidak sebanyak pada anak-anak. Tertelannya benda asing dapat menjadi
kondisi yang serius dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitasnya. Pada tahun 1999,
American Association of Poison Control mendokumentasikan sebanyak 182.105 kejadian
tertelannya benda asing pada pasien dibawah 20 tahun. Terdapat 1500-1600 insidensi
kematian per tahun akibat komplikasi yang terjadi karena benda asing pada esofagus di
Amerika.5,6
2.2.3 Etiologi
Benda asing pada esofagus dapat dibagi menjadi golongan anak dan dewasa. Pada anak-anak
dapat disebabkan oleh anomali kongenital termasuk stenosis kongenital, web, fistel
trakeoesofagus, dan pelebaran pembuluh darah. Belum tumbuhnya gigi molar untuk dapat
menelan dengan baik, koordinasi proses menelan dan sfingter laring yang belum sempurna
pada usia 6 bulan sampai 1 tahun, retardasi mental, gangguan pertumbuhan, dan penyakit
neurologik juga. dapat menjadi faktor predisposisi pada anak-anak. Pada orang dewasa,
tertelannya benda asing sering dialami oleh pemakai gigi palsu, pemabuk, dan pada pasien
gangguan mental.Pemakaian gigi palsu merupakan hal yang paling sering terjadi pada orang
dewasa karena menurunnya sensasi pada rongga mulut. Pada orang dewasa, penyakit-
penyakit medis juga sering menjadi penyebab tertelannya benda asing. Striktur esofagus
merupakan penyebab tersering dikarenakan oleh penyakit medis. Keganasan pada esofagus
dan akalasia juga dapat menyebabkan impaksi benda asing pada esofagus.5,6
2.2.8 Penatalaksanaan
Tertelannya benda asing dapat melewati saluran perncernaan tanpa kesulitan.
Sehingga, terapi konservatif dapat dilakukan pada beberapa kasus benda asing dengan
melalukan observasi. Terapi ini dilakukan pada kasus benda asing tumpul, pendek (panjang <
6cm), dan kecil (diameter < 2,5cm). Benda asing akan berlalu dengan spontan dalam waktu
4-6 hari. Pada beberapa kasus, dapat bertahan hingga 4 minggu. Pasien harus selalu
mengobservasi feses nya sampai benda asing tersebut keluar. Tidak perlu ada perubahan pola
makan dalam hal ini. 7,8
Benda asing di esofagus dapat dikeluarkan dengan tindakan endoskopi yaitu
esofagoskopi dengan menggunakan cunam yang sesuai dengan benda asing tersebut. Benda
asing tajam yang tidak berhasil dikeluarkan dengan esofagoskopi harus segera dikeluarkan
dengan pembedahan, yaitu servikotomi, torakotomi, atau esofagotomi, tergantung lokasi
benda asing tersebut . Esofagoskopi memiliki dua tipe dasar. Tipe satu adalah tuba logam
kaku dengan suatu lumen berbentuk oval dimana dapat digunakan untuk melihat langsung
gambaran esofagus dan berbagai alat untuk biopsi dan pengeluaran benda asing.
Esofagoskopi kaku juga dapat melindungi esofagus dari bagian yang tajam pada benda asing.
Tipe kedua adalah esofagoskopi fleksibel yang memiliki saluran kecil untuk melihat
gambaran mukosa, aspirasi sekresi dan memasukkan forsep kecil untuk biopsi dan
pengeluaran benda asing.7,8
2.2.9 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat benda asing yang tersangkut di esofagus menimbulkan
perasaan tidak nyaman dan batuk . Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah edema, laserasi
esofagus, erosi atau perforasi, hematoma, jaringan granulasi, abses paraesofageal,
mediastinitis, sampai pada kematian . Terlalu lama nya benda asing di dalam esofagus dapat
menyebabkan terjadinya perforasi oleh karena edema pada dinding sekitar esofagus.
Sehingga, di dalam pelaksanaan bronkoskopi diperlukan kehati-hatian yang cukup.9,10
BAB III
KESIMPULAN
Benda asing di suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Peristiwa tertelan atau tersangkutnya benda
asing merupakan masalah utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, dan dapat terjadi pada
semua umur. Benda asing di esofagus sering ditemukan di daerah penyempitan fisiologis
esofagus, lokasi tersering benda asing tersangkut di esofagus adalah pada sfingter
krikofaringeus dikarenakan pada daerah tersebut adalah daerah yang sempit dan terdiri dari
otot kriko faring yang akan membuka disaat bolus melewatinya. Namun apabila bolus atau
makanan tidak sempurna diolah dimulut akan menyebabkan makanan tersebut tersangkut,
apalagi untuk suatu benda asing yang cukup besar. Gejala benda asing esofagus adalah rasa
nyeri didaerah leher bila benda asing tersangkut di servikal . bila benda asing tersangkut di
esofagus distal, timbul rasa tidak enak di substernal atau nyeri di punggung. Tindakan yang
dapat dilakukan adalah endoskopi kaku dan endoskopi fleksibel. Benda asing dapat
menimbulkan laserasi mukosa, perdarahan , perforasi lokal dengan abses leher dan
mediastinitis.1,2
DAFTAR PUSTAKA
1. Dharmawan.Benda Asing di saluran nafas.[diunduh tanggal 10 April 2020 dari
http://D:/tht/corpus _alienum.htm.2009]
2. Efiaty A.S.; Nurbaiti I, Jenny B. Ratna D.R.; Mariana Y.; eds.-, Buku Ajar Ilmu
Kesehatan THT-KL: Benda Asing di Esofagus, edisi ke-6, 2007, FKUI, halaman
299-302.
3. Soepardi, Efianty Arsyad, dkk.2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & leher. Balai penerbit FKUI.Jakarta.
4. American society For Gastrointestinal Endoscopy, Guidline for the management
of ingested foreign bodies. Volume 73, No.6 :2011
5. Junizaf, Mariana H. 2007. Benda Asing Di Esofagus: Buku Ajar Ilmu Kesehatan
tenggorok Kepala Leher.Ed. Keenam.FKUI.
6. Herawati S Rukmini S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok.
Jakarta:EGC, 2003.P:54-55
7. Conners, G.P., 2014. Pediatric Foreign Ingestion, University of Missouri-Kansas
City School of Medicine. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/801821-overview. [Accessed 10 April
2020]
8. Asif M, Tahir H, Zakir K, Raza M, Sohail M, Farida K (2013). Foreign Body
Esophagus : Types and Site of Impaction. Gomal Journal of Medical Sciences,
11(2): 163-66.
9. Asroel HA (2007). Ekstraksi Benda Asing di Bronkus dan Esofagus. Majalah
Kedokteran Nusantara, 40(2): 156-59
10. Klarisa C & Elvie Z (2014). Benda Asing Tengorokkan. Dalam: Kapita Selekta
Kedokteran Edisi 4. Jakarta: 1072-75
dapat menjadi faktor predisposisi pada anak-anak. Pada orang dewasa, tertelannya benda
asing sering dialami oleh pemakai gigi palsu, pemabuk, dan pada pasien gangguan mental
(Yunizaf, 2011). Pemakaian gigi palsu merupakan hal yang paling sering terjadi pada orang
dewasa karena menurunnya sensasi pada rongga mulut (Rathore et al., 2009).
Pada orang dewasa, penyakit-penyakit medis juga sering menjadi penyebab
tertelannya benda asing. Striktur esofagus merupakan penyebab tersering dikarenakan oleh
penyakit medis. Keganasan pada esofagus dan akalasia juga dapat menyebabkan impaksi
benda asing pada esofagus (Ambe et al., 2012).